Anda di halaman 1dari 5

04 - Kelas C - Eka Risnawati – Tugas Ujian Akhir Semester - Mata Kuliah

Pengantar Antropologi

Selama perkuliahan ini berlangsung, baik yang berada dalam kelas


(pertemuan tatap muka), maupun perjumpaan dalam ruang maya, apa yang saya
bisa dapat dari Mata Kuliah Pengantar Antropologi adalah bahwa antropologi
sabagai ilmu yang mempelajari segala aspek dari manusia dan kebudayaannya,
serta bagaimana manusia memandang the way of life (jalan hidup) mereka, yaitu
way of thingking, way of feeling, dan way of doing.

Ruang lingkup antropologi antara lain : 1). Masalah sejarah asal dan
perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara evolusi yang
dipandang dari segi biologi; 2). Masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia
dari segi ciri-ciri fisiknya; 3). Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya
beragam kebudayaan di dunia; 4). Masalah sejarah asal, perkembangan, serta
penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia; 5). Masalah mengenai asas-
asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat suku bangsa di
dunia. Sementara itu, wujud kebudayaan terbagi atas dua, antara lain :

a). Wujud kebudayaan materiil adalah kebudayaan yang mengacu pada semua
ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contohnya candi, kain batik, patung,
artefak, dan sebagainya.

b). Wujud kebudayaan inmateril adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan


dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, ideologi, religi,
kesenian, filsafat.

Masyarakat adalah sekelompok individu yang hidup di suatu tempat dan


berinteraksi satu sama lain. Masyarakat terbentuk secara manusia mempunyai
kecenderungan untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang lain untuk
memperluas wawasan dan pengetahunnya, adanya pemenuhan biologis baik itu
sandang, pangan dan papan, kemungkinan untuk bersatu dengan manusia yang
lainnya, dan lingkungannya, serta memiliki ciri sebagai makhluk hidup yang
melakukan reproduksi.

Di situasi dan kondisi saat ini, yang menjadi hangat diperbincangkan adalah
Covid-19. Setelah merebaknya kabar mengenai Covid-19, saya merasakan bahwa
perubahan kebudayaan yang terjadi di sekitar saya sangat besar, dapat dilihat dari
Ujian Tengah Semester yang kakak berikan pada pertemuan sebelumnya dan model
kuliah yang dilakukan secara online, serta Ujian Akhir Semester secara online juga.
Munculnya budaya baru, yaitu kerja, belajar, dan ibadah semuanya dilakukan dari
rumah. Perubahan yang lain yaitu sudah jarang orang yang mau pergi sholat
berjamaah di masjid. Sebab adanya himbauan dari pemerintah untuk beribadah di
rumah saja. Selain itu, kebudayaan religi seperti melayat mulai pudar, sebab orang
takut jika yang meninggal itu terjangkit Covid-19.

Saya dalam merayakan keberagaman (bertoleransi) manusia di tengah


adanya Covid-19 adalah hanya tinggal di rumah bersama keluarga, sebab
mengingat penyebaran Covid-19. Namun, daripada itu tetap harus bisa
memanusiakan manusia. Tidak cepat berprasangka buruk dan langsung
menjustifikasi orang lain bahwa ia terjangkit Covid-19 yang seketika batuk dan
bersin biasa.

Dengan adanya wabah Corona ini akan mengajarkan kita tentang sikap
hidup berhubungan secara sosial sekaligus menjadi individu yang penuh
kepedulian, empati dan toleransi sangat penting di tengah situasi saat ini. Namun,
yang menjadi perhatian khususnya dalam salah satu kajian ilmu bagian dari
antropologi, yaitu antropologi budaya dan perlu dipertanyakan adalah apakah
strategi penanganan pandemi ini telah memperhatikan aspek kebudayaan?. Atau,
apakah aspek kebudayaan dapat berperan dalam penyusunan strategi penangan
Covid-19 di Indonesia?

Oleh karena itu, disinilah peran dari antropologi sosial budaya. Penanganan
wabah penyakit harus dilakukan dengan pendekatan sosial budaya. Berbagai
catatan sejarah penanganan wabah di seluruh dunia memberikan informasi bahwa
penanganan wabah penyakit tidak bisa jika dilakukan dengan hanya melibatkan
aspek medis saja. Hal ini dikarenakan wabah penyakit dan aspek sosial-budaya
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, penyakit seringkali
disebabkan oleh budaya (cara-cara hidup) manusia, atau setidaknya penyakit
mudah menjadi wabah karena budaya tertentu dalam masyarakat. Di sisi lain,
penyakit memberikan dampak yang luar biasa dalam aspek budaya manusia.
Penyakit kolera misalnya, diketahui muncul dari budaya sanitasi yang buruk.
Penyebaran kolera dimungkinkan karena pola hidup yang tidak bersih. Sebaliknya,
sejak adanya wabah kolera masyarakat memiliki cara hidup baru, seperti
penggunaan jamban dengan sistem septic tank. Demikian juga dengan wabah
Covid-19 saat ini. Penyakit ini ditularkan antar manusia melalui kontak jarak dekat,
karena itu berbagai tradisi masyarakat seperti kenduri dan pesta untuk sementara
waktu tidak boleh dilaksanakan. Bukan tidak mungkin setelah wabah ini berakhir,
manusia memiliki suatu cara hidup yang baru.

Karena wabah terkait dengan sosial-budaya, maka penanganannya juga


harus mempertimbangkan aspek sosial-budaya. Dalam langkah penanggulangan
Covid-19 yang saat ini dilakukan, pemerintah telah memperhatikan aspek sosial
budaya. Seperti misalnya :

1. Himbauan membuat gugus tugas hingga tingkat Rukun Tetangga.

2. Mengkampanyekan penanganan Covid-19 dengan gotong royong.

3. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Kebudayaan membuat video


sosialisasi pencegahan Covid-19 dengan menggunakan konten tradisi seperti lagu
daerah, seni lakon tradisi dan sebagainya.

4. Bahkan tidak dipilihnya opsi lockdown oleh pemerintah pusat adalah suatu
bentuk perhatian pada aspek sosial.

Namun apa yang dilakukan belum memanfaatkan potensi budaya secara


maksimal. Di satu sisi pemerintah mengkampanyekan gotong royong dalam
penanganan Covid-19, tetapi di sisi lain pemerintah menghimbau agar masyarakat
menjaga jarak dan interaksi dengan sesamanya. Hal ini berpotensi menimbulkan
kebingungan di masyarakat. Selain itu, himbauan isolasi diri ini ditambah dengan
informasi tentang cara penyebaran virus dengan melakukan kontak dengan orang
lain justru berpotensi menjadikan masyarakat memiliki sifat anti sosial, paling tidak
untuk sementara waktu. Dengan mengisolasi diri, meskipun di rumah, sesama
anggota masyarakat berkemungkinan tidak mengetahui kondisi para tetangganya,
apakah mereka sehat, atau apakah mereka makan atau tidak. Apalagi jika keadaan
makin memburuk, sifat alamiah manusia untuk bertahan hidup akan mendorong
menguatnya sikap egoisme. Sikap inilah yang ditakutkan oleh pemerintah saat ini.
Jika terjadi, sikap ini akan menimbulkan penjarahan, dan kekacauan sosial karena
manusia mementingkan kepentingannya sendiri dan tidak lagi peduli dengan
kesulitan atau penderitaan orang lain.

Adapun manfaat memperlajari antropologi antara lain sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara


universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).

2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan
harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.

3. Dengan mempelajari Antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap tata


pergaulan umat manusia di seluruh dunia yang mempunyai kekhususan-kekhususan
yang sesuai dengan karakteristik daerahnya, sehingga menimbulkan toleransi yang
tinggi.

4. Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki


kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan
serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul
dalam lingkungan masyarakatnya.

Dan masih banyak manfaat-manfaat dari antropologi di era globalisasi ini,


misalnya di dunia kesehatan dan antropologi di era yang modern ini. Karena
antropologi sebagai disiplin ilmu yang dapat menyesuaikan diri terhadap zaman dan
permasalahan yang di hadapi. Karena selama di dunia ini masih ada manusia yang
mendapatkan problematika, maka disitulah antropologi akan selalu dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah, karena di setiap kehidupan manusia itu pasti akan
selalu mendapatkan permasalahan dan itu semua memerlukan pemecahan masalah
untuk mencari solusi dan untuk mengetahui akar permasalahan tersebut agar bisa
menyelesaikannya dengan seksama, sehingga diperlukan antropologi dan kita
sebagai generasi sekarang harus bisa menyesuaikan diri akan kemajuan zaman dan
dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai