NIM : 2200103922097252 No UKG : 201800123183 KELAS : IPA 6 KELOMPOK B
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran zat aditif (Pengawet)
Lokasi SMP Muhammadiyah Plus Kab. Mojokerto
Lingkup Pendidikan SMP Tujuan yang ingin dicapai 1. Meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa 2. Meningkatkan kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok 3. Menigkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi pada siswa dalam pemecahan masalah 4. Melalui kegiatan diskusi dan percobaan, siswa dapat menyelidiki adanya kandungan boraks pada produk olahan makanan 5. Setelah melakukan kegiatan percobaan, siswa dapat menganalisis upaya menghindari makanan yang mengandung boraks Penulis Dewi Arum Sari Tanggal 26 November 2022 Situasi: Kondisi yang menjadi latar Kondisi yang menjadi latar belakangi: belakang masalah, Kondisi pertama yang melatarbelakangi mengapa praktik ini pelaksanaan praktik pembelajaran ini adalah penting untuk dibagikan, hasil observasi yang dilaksanakan sebelum apa yang menjadi peran pelaksanaan kegiatan. Hasil observasi dan tanggung jawab anda menunjukkan beberapa hal yaitu: dalam praktik ini. a. Rendahnya motivasi belajar IPA siswa ditunjukkan dengan beberapa sikap siswa yaitu: 1) Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi 2) Siswa mengobrol dengan temannya saat guru menjelaskan materi 3) Siswa kesulitan untuk memahami sendiri langkah-langkah pelaksanaan percobaan saat pelaksanaan praktikum b. Rendahnya kemampuan kerjasama dalam kelompok selama proses pembelajaran karena siswa cenderung pasif dan tidak mau terlibat aktuf, hanya anak-anak tertentu saja yang bersedia aktif dan pembelajaran cenderung teacher center. c. Rendahnya kemampuan berfikir tingkat tinggi/ HOTs yang ditunjukkan dengan siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan berupa soal-soal analisis. Dalam hal ini karena masih minimnya peran guru dalam memfasilitasi siswa dengan soal yang melatihkan kemampuan HOTs pada siswa.
Kondisi kedua yang melatar belakangi
pelaksanaan praktik pembelajaran ini adalah di sekolah kami banyak jajanan baik di kantin sekolah maupun pedagang jajanan di halaman sekolah yang memiliki jenis yang beragam diantaranya makanan frozen, pentol, cimol, dan bakso. Produk-produk tersebut merupakan jajanan favorit siswa. Dalam hal ini guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning /PBL pada materi zat aditif (pengawet) dengan eksperimen sederhana menggunakan produk aneka olahan bakso di sekitar sekolah, sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan diajak melakukan percobaan sederhana sehingga kerjasama sisswa dalam kelompok akan meningkat. Guru berperan sebagai fasilitator selama pembelajaran dengan memberikan arahan dan bimbingan serta fasilitas berupa LKPD dan modul ajar yang tepat sesuai model Problem Based Learning /PBL pada materi zat aditif (pengawet) pada aneka olahan bakso. Alasan pentingnya pelaksanaan praktik: 1. Siswa memiliki kesadaran mengenai pentingnya selektif dalam memilih dan mengkonsumsi bahan makanan olahan bakso 2. Siswa mampu membandingkan olahan aneka makanan yang mengandung pengawet alami atau boraks. 3. Siswa mendapat pengalaman menguji makanan mengandung boraks. 4. Siswa mengetahui dampak berbahaya boraks bagi kesehatan Tantangan : Tantangan Apa saja yang menjadi 1. Tantangan dalam pelaksanaan tantangan untuk pembelajaran adalah rendahnya motivasi mencapai tujuan dan keaktifan siswa dalam kerja sama tersebut? Siapa saja yang selama pembelajaran. Sehingga guru perlu terlibat, membangkitkan keaktifan siswa dengan pembelajaran berbasis eksperimen. 2. Siswa masih kurang mampu diajak berfikir tingkat tinggi. 3. Siswa belum mengenal boraks sebagai bahan kimia yang disalahgunakan sebagai pengawet. 4. Siswa tidak mengetahui perbedaan bakso yang mengandung boraks dan tanpa kandungan boraks. Yang terlibat dalam pembelajaran ini adalah : 1. Siswa diamati yaitu kelas VIII Ustman SMP Muhammadiyah Plus Mojokerto sebagai peserta pembelajaran 2. Rekan sejawat yang membantu proses pengambilan gambar baik offline maupun kamera sit in saat zoom. Aksi : Langkah untuk menghadapi tantangan Langkah-langkah apa Untuk menyelesaikan tantangan dilakukan yang dilakukan untuk strategi dan prosesnya sebagai berikut: menghadapi tantangan 1. Menerapkan model pembelajaran PBL tersebut/ strategi apa yang didalamnya terdapat serangkaian yang digunakan/ kegiatan yang dapat meningkatkan bagaimana prosesnya, motivasi dan keaktifan siswa dalam siapa saja yang terlibat / kerjasama kelompok. Apa saja sumber daya 2. Guru memfasilitasi pembelajaran dengan atau materi yang modul, LKPD dan kegiatan pembelajaran diperlukan untuk yang melatihkan siswa berfikir tingkat melaksanakan strategi ini tinggi terutama dalam menyelesaikan masalah terkait zat aditif (pengawet) boraks. 3. Memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi dengan kehidupan keseharian siswa seputar jajanan aneka olahan bakso dan memperkenalkan siswa tentang boraks. 4. Guru memfasilatasi siswa dengan eksperimen sederhanan untuk membandingkan aneka olahan bakso dengan cairan kunyit.
Pihak yang terlibat:
1. Kepala sekolah SMP Muhammadiyah Plus Mojokerto selaku pemberi ijin. 2. Penulis selaku Guru IPA sebagai fasilitator 3. Siswa kelas VIII Utsman di SMP Muhammadiyah Plus. Refleksi Hasil dan Dampak dari Kegiatan Aksi dampak 1. Pembelajaran yang telah dilakukan efektif Bagaimana dampak dari untuk meningkatkan motivasi dan aksi dari Langkah-langkah keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan? Apakah sehingga kelas tampak lebih hidup. hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? 2. kemampuan siswa dalam mengidentifikasi Bagaimana respon orang dan membedakan kandungan zat aditif lain terkait dengan pengawet boraks pada makanan sehingga strategi yang dilakukan, mucul kesadaran siswa untuk memilih Apa yang menjadi faktor makanan yang lebih sehat dengan keberhasilan atau kandungan pengawet alami. Hal tersebut ketidakberhasilan dari disebabkan karena adanya LKPD berbasis strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari model Problem Based Learning (PBL) yang keseluruhan proses berisi kegiatan percobaan sederhana tersebut untuk membandingkan olahan makanan mengandung boraks atau tidak yang membuat siswa terlibat aktif dan mendapat pengetahuan serta pengalaman baru selama pembelajaran. Sehingga di akhir pembelajaran siswa mampu menyajikan ide dan gagasan untuk mengurangi dampak penggunaan boraks. 3. Siswa memiliki kemampuan untuk berfikir tingkat tinggi analisis pemecahan masalah. 4. Siswa memiliki kesadaran untuk lebih selektif dalam memilih makanan produk olahan bakso
Respon orang lain
Respon yang diberikan oleh Kepala Sekolah,
rekan sejawat, dosen pembimbing, dan guru pamong terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah baik yang ditunjukkan dengan: a. Kepala Sekolah sangat mendukung terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran zat aditif (pengawet) yang dilaksanakan oleh penulis dan mendorong kepada guru yang lain untuk dapat menerapkan juga pembelajaran seperti yang dilakukan penulis. b. Respon yang diberikan dosen, guru pamong, dan teman sejawat terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah sangat baik. Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dan sudah memenuhi semua sintaks Problem Based Learning (PBL), bahkan guru menghubungkan pembelajaran dengan masalah otentik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa terkait jajanan siswa yang sering membeli aneka olahan bakso melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Guru mengorganisasi siswa di kelas sudah baik, siswa mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan antusias, dan hasil evaluasi yang dilaksanakan di akhir pembelajaran menunjukkan sebagian besar (90%) siswa dapat menguasai materi zat Aditif (Pengawet).
Faktor yang mendukung keberhasilan
Faktor pendukung keberhasilan PPL siklus 4 pada pembelajaran adalah 1. Pemanfaatan teknologi (TPACK) yang meliputi: (1) penggunaan proyektor untuk menayangkan slide power point beberapa gambar saat apersepsi dan motivasi serta orientasi masalah. (2) penayangan video tentang berita penggunaan zat pengawet berbahaya pada makanan olahan bakso. (3) Guru memberikan link artikel terkait ciri bakso boraks melalui WA grup yang bisa diakses oleh siswa. (4) Siswa melakukan evaluasi tentang zat aditif (pengawet) melalui aplikasi Quizizz yang dishare guru berupa link soal melalui WA grup. 2. Faktor lain yang mendukung keberhasilan pembelajaran adalah optimalisasi peningkatan kemampuan HOTS pada siswa yang meliputi: (1) Adanya proses perumusan masalah yang merangsang siswa untuk dapat merumuskan permasalahan yang harus diselesaikan berdasarkan permasalahan otentik melalui video dan artikel mengenai zat aditif pengawet berbahaya pada aneka olahan bakso. (2) Adanya proses analisis masalah dan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil percobaan mengenai zat aditif pengawet berbahaya pada aneka olahan bakso yang telah dilaksanakan (3) Adanya proses penyelesaian masalah yang telah diberikan pada fase orientasi masalah mengenai zat aditif pengawet berbahaya pada aneka olahan bakso berdasarkan kajian literatur pada modul ajar dan artikel yang telah diberikan (4) Pemberian soal evaluasi yang dapat merangsang kemampuan HOTS siswa. 3. Faktor media pembelajaran juga mendukung pelaksanaan pembelajaran PBL meliputi: (1) Set percobaan sederhana uji kandungan boraks mudah untuk digunakan oleh siswa. (2) LKPD zat aditif (pengawet) uji kandungan boraks dengan tampilan yang menarik perhatian siswa dan isinya mudah dipahami oleh siswa sebagai panduan pelaksaan percobaan (3) Modul zat aditif (pengawet) yang dilengkapi dengan berbagai gambar sehingga siswa merasa tertarik untuk membacanya sebagai sumber kajian literatur saat proses penyelesaian masalah. 4. Pembelajaran berbasis kontekstual dan melibatkan permasalahan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa berkaitan dengan jajanan olahan makanan bakso yang mengandung boraks.
Faktor yang menjadi penyebab ketidakberhasilan
Faktor yang menjadi penyebab ketidakberhasilan dalam pelaksanaan strategi ini secara umum tidak ada.
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses
tersebut: Pada PPL siklus 4 ini, pembelajaran yang diperoleh adalah sebagai guru kita harus profesional dalam hal berikut: 1. Guru dapat melatihkan menyusun dan menyiapkan RPP dengan menerapkan model sesuai materi zat aditif pengawet yang akan diajarkan 2. Dalam pembelajaran perlu persiapan dan memperhatikan kesiapan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan zat pengawet boraks. 3. Memaksimalkan peran guru sebagai fasilitator agar siswa lebih termotivasi dan aktif dalam kerjasama kelompok selama pembelajaran. 4. Guru dapat melatihkan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan HOTS pada zat aditif (pengawet) melalui kegiatan perumusan masalah dan kesimpulan dan analisis data hasil percobaan. 5. Set percobaan uji kandungan boraks dapat dengan mudah digunakan oleh siswa sehingga juga mudah untuk diterapkan oleh Guru lain yang ingin membelajarkan materi serupa 6. Modul ajar dan LKPD zat aditif (pengawet) yang didesain dengan menarik ternyata dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran.