PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kegagalan dalam satu atau beberapa sistem tubuh dengan kondisi yang
terapi oksigen pada pasien kritis yang mengalami gagal nafas dalam kurun
waktu tertentu. Dampak jangka pendek yang dapat dirasakan oleh pasien
1
ini hal ini menjadi komplikasi serius bahkan terkadang fatal pada pasien
yang menjalani anestesi umum atau mengalami gagal napas akut (Messer,
2015).
setempat secara terus menerus akibat adanya penekanan pada satu area
lama diarea jaringan lunak atau, area tonjolan tulang dan pada area
nilai rata - rata tingkatan intervensi pada posisi yang miring berjumlah 300
2017). Pasien dengan imobilisasi dan istirahat di tempat tidur yang lama
memiliki risiko kerusakan kulit yang besar atau decubitus akibat kulit tidak
2
Kehadiran aktivitas fisik pada pasien kritis dalam perawatan dini
mengurangi Length Of Stay (LOS) 4,5 hari sebanyak 1,3 hari; dan
yang mengalami sakit kritis dan dirawat dengan ventilasi mekanik yang
3
memobilisasi pasien di ICU. Dalam pelaksanaannya banyak di ICU belum
sangat beresiko terjadi decubitus dan pneumonia. Dari data yang di dapat
di ruangan icu ada 58 perawat yang terdiri dari 45 orang perawat yang
B. Rumusan Masalah
Pasien kritis di ICU dengan perawatan yang lama atau bedrest total selama
pasien kritis yang terpasang ventilator. Oleh sebab itu tujuan dalam penelitian
diperlukan.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
ventilator
2. Tujuan Khusus
ventilator
ventilator
D. Maanfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
5
2. Secara Praktis
penelitian ini, harapan dari peneliti bisa menjadi bahan masukan kepada
intensif.
6
E. Penelitian Terkait
No. Penulis/Tahun Judul Artikel Jumlah Tujuan Metode Hasil Perbedaan Penelitian
/Jurnal Responden Sebelum Dan
Sekarang
1. Kate E. Klein, Sustainability Sustainabili Untuk Comparative Di antara 260 pra- Penelitian sebelumnya
James F. Bena, of a nurse- ty of a menentukan study intervensi, 377 pasca menggunakan metode
Malissa driven early nurse- dampak implementasi, dan comperative study
Mulkey, Nancy progressive driven early berkelanjuta 480 dua belas bulan untuk melihat dampak
M. Albert mobility progressive n dari pasca implementasi dari protokol
(2018) protocol and mobility protokol pasien (N = 1117) mobilisasi progresif
patient protocol mobilitas berjalan meningkat awal dan untuk
clinical and and progresif pasca-implementasi penelitian sekarang
psychologica patient awal pada dan dipertahankan di menggunakan data
l health clinical and tingkat penilaian delapan dari berkas pasien
outcomes in a psychologic mobilitas bulan, p <.001. untuk mengetahui
neurological al health dan hasil Setelah penyesuaian kejadian decubitus dan
intensive care outcomes in klinis multivariabel, lama pneumonia pada
unit. a tinggal unit di rumah pasien kritis terpasang
Intensive & neurologica sakit dan ventilator
Critical Care l tekanan psikologis
Nursing intensive berkurang
care unit. dibandingkan dengan
Intensive & program mobilitas
Critical pra-awal (semua p
<0,001).
7
Care Tidak ada perbedaan
Nursing dalam disposisi,
kematian atau
kualitas.
Kesimpulan:
Implementasi
berkelanjutan dari
program mobilitas
dini dalam
lingkungan
perawatan intensif
neurologis
menyebabkan
peningkatan
berkelanjutan dalam
tingkat mobilitas
pasien, lama rawat
inap dan rumah sakit,
depresi, dan
kecemasan.
2. Ana Sabrina Application 828 pasien Untuk Quasi Data yang terkait Penelitian sebelumnya
Sousa, José of a menilai Eksperimenta dengan karakterisasi menggunakan metode
Artur Paiva, ventilator apakah l study pasien, pedoman quasi eksperimental
Cândida associated implementa kepatuhan dan hasil study untuk menilai
Ferrito (2019) pneumonia si pedoman kesehatan dianalisis. implementasi
prevention yang Dari populasi 1970 pedoman kepatuhan
guideline disesuaikan pasien, sampel akan meningkatkan
akan hasil yang baik pada
8
and meningkatk penelitian 828 kejadian pneumonia
outcomes: A an hasil dipelajari. ventilator dan hasil
quasi- yang baik Kepatuhan terhadap perawatan intensif dan
experimental pada rekomendasi sangat untuk penelitian
study. kejadian tinggi. sekarang menggunaan
Intensive & pneumonia Teridentifikasi berkas rekam medis
Critical Care ventilator pengurangan yang pasien untuk
Nursing dan hasil signifikan dalam mengetahui kejadian
perawatan insiden decubitus dan
intensif pneumonia terkait pneumonia pada
terkait. ventilator di dua unit pasien kritis terpasang
(p = 0,020 dan p = ventilator
0,001) dan
pengurangan durasi
ventilasi invasif,
lama rawat inap unit
intensif dan
mortalitas di ketiga
unit. Kami
menemukan
hubungan antara
beberapa
rekomendasi dan
implementasi dari
serangkaian
rekomendasi
dan lama perawatan
unit perawatan
9
intensif, durasi
ventilasi invasif dan
mortalitas.
Penerapan pedoman
berbasis bukti yang
disesuaikan secara
lokal dapat
meningkatkan hasil
dari kejadian
pneumonia terkait
ventilator
3. Alessandra Early 94 pasien Untuk Quasi Selama periode Penelitian sebelumnya
Negro, RN, progressive ICU menilai eksperimenta penelitian, 482 menggunakan metode
Luca Cabrini, mobilization kelayakan l pasien dirawat di quasi eksperimental
MD, Rosalba in the dan ICU dan 94 (19,5%) untuk menilai
Lembo, MSc, intensive care keamanan dimobilisasi. Pasien kalayakan dan
Giacomo unit without protokol yang tidak keamanan protocol
Monti, MD, dedicated mobilisasi dimobilisasi lebih mobilisasi progresif
Mauro Dossi, personnel. progresif sering adalah pasien awal yang
RN, CNS, Canadian awal bedah. Kami dilaksanakan
Arianna Journal of diimplemen melakukan 356 sesi denganketerbatasan
Perduca, RN, Critical Care tasikan mobilisasi. Kami personel. dan untuk
Sergio Nursing dengan menemukan bahwa penelitian sekarang
Colombo, MD, keterbatasan ada peningkatan menggunakan berkas
Monica Personel yang signifikan dari rekam medis untuk
Marazzi, RN, dan sebagai waktu ke waktu mengetahui kejadian
HNIC, Giulia bagian dari pasien dimobilisasi decubitus dan
Villa, MScN, penatalaksa saat menggunakan pneumonia pada
10
RN, Duilio naan ventilasi mekanik. pasien kritis terpasang
Manara, ABCDE. Empat efek samping ventilator
MScN, RN, minor terjadi dalam
Giovanni tiga bulan pertama,
Landoni, MD, dan tidak ada efek
and Alberto samping setelahnya.
Zangrillo, MD Semua praktik
2018 diselesaikan segera
dan setelah
menghentikan
mobilisasi tidak ada
konsekuensi apa pun
yang terjadi.
Implementasi
protokol mobilisasi
awal dan progresif
layak dan aman,
bahkan tanpa adanya
personil yang
memadai tetapi
jumlah pasien yang
dapat dimobilisasi
rendah.
4. Karin Diserens, Early 50 pasien Untuk Quasi Delapan dari 50 Penelitian sebelumnya
Tiago Moreira, mobilization mengevalua eksperimenta pasien secara acak menggunakan metode
Lorenz Hirt, out of bed si apakah l dikeluarkan dari quasi eksperimental
Mohamed after mobilisasi analisis per-protokol untuk mengevaluasi
Faouzi, Jelena dini setelah karena transfer awal mobilisasi dini setelah
11
Grujic, Gilles ischaemic stroke ke rumah sakit lain. stroke iskemik lebih
Bieler, Philippe stroke iskemik Ada 2 (8%) baik dari mobilisasi
Vuadens and reduces akut lebih komplikasi parah yang tertunda yang
Patrik Michel severe baik pada 25 pasien berkaitang dengan
(Diserens et al., complication daripada mobilisasi awal dan 8 fungsi neurologis dan
2012) s but not mobilisasi (47%) pada 17 pasien aliran darah ke otak.
cerebral yang mobilisasi tertunda Penelitian sekarang
blood flow: a tertunda (P <0,006). Tidak menggunakan berkas
randomized sehubungan ada perbedaan dalam rekam medis untuk
controlled dengan jumlah total mengevaluasi
pilot trial. komplikasi komplikasi atau hasil sekarang untuk
Clinical medis dan klinis. Pada 26 pasien mengetahui kejadian
Rehabilitatio apakah (62%) yang decubitus dan
n Journal aman dalam menjalani pneumonia pada
kaitannya ultrasonografi pasien kritis terpasang
dengan Doppler transkranial ventilator
fungsi serial, tidak ada
neurologis perbedaan aliran
dan darah yang
aliran darah ditemukan.
otak. Penelitian
menemukan
pengurangan yang
jelas dalam
komplikasi parah dan
tidak ada
peningkatan
komplikasi total
12
dengan protokol
mobilisasi dini
setelah stroke
iskemik akut. Tidak
ada pengaruh pada
hasil tiga bulan
neurologis atau aliran
darah otak terlihat.
Mobilisasi untuk
pasien stroke harus
dimulai pada hari
pertama di tempat
tidur, diikuti oleh
mobilisasi cepat
sampai bangun dari
tempat tidur.
5. Ni Wayan Effectiveness 40 Menguji Quasy Paired t-test Penelitian sebelumnya
Rahayu Of responden efektivitas experimental menunjukkan bahwa menggunakan metode
Ningtyas, RR Progressive mobilisasi study ada perbedaan yang quasy eksperimental
Sri Endang Mobilization progresif signifikan antara study untuk menguji
Pujiastuti, Nina Level I And II tingkat I dan tekanan sistolik, efektifitas mobilisasi
Indriyawati On II pada tekanan diastolik, progresif tingkat 1 dan
(Rahayu Hemodynami status MAP, denyut 2 pada status
Ningtyas et al., c Status And hemodinami jantung, hemodinamik dan
2017) Decubitus k dan skor Braden resiko decubitus
Ulcer Risk In dan risiko setelah diberikan dengan hasil yang di
Critically Ill ulkus intervensi dengan p- dapatkan mobilisasi
Patients. dekubitus value <0,05. Namun, progresif level 1 dan 2
13
Belitung pada pasien uji anova berulang dapat mengurangi
Nursing yang sakit menunjukkan bahwa resiko decubitus.
Journal kritis tekanan diastolik untuk penelitian
memiliki nilai p> sekarang
0,05, sehingga tidak menggunakan berkas
dapat dilanjutkan ke rekam medis untuk
tes post-hoc. mengetahui kejadian
Mobilisasi progresif decubitus dan
tingkat I dan II bagi pneumonia pada
pasien kritis dapat pasien kritis terpasang
menstabilkan ventilator
tekanan sistolik
(52,46%),
menstabilkan PETA
(58,43%),
menstabilkan denyut
jantung (68,99%),
dan mengurangi
risiko
decubitus (55,03%)
selama 7 hari
intervensi berulang.
Mobilisasi progresif
level I dan II dapat
mengurangi risiko
dekubitus dan
menstabilkan status
14
hemodinamik pada
pasien kritis.
6. April Messer, Implementati 41 Untuk Retrospektif Skor setelah Penelitian sebelumnya
RN, MSN, on of a responden mengevalua study intervensi menggunakan metode
CCRN Progressive si pengaruh pendidikan secara pra eksperimental
Linda Comer, Mobilization pendidikan signifikan lebih untuk mengetahui
RN, PhD, Program in a untuk tinggi daripada skor pengetahuan dan
CNE, LPC Medical- pengetahua sebelum intervensi praktek program
Steve Forst, Surgical n dan (t = 2.02; P <.001). mobilisasi progresif
RN, MSN, Intensive praktik Mobilisasi pada area perawatan
CNE (2015) Care Unit. program keseluruhan (P = kritis pendidikan
Critical Care mobilisasi 0,04) dan sebagian (P mobilisasi dapat
Nurse progresif = 0,01) meningkat mempengaruhi
pada secara signifikan perawat dalam
perawatan setelah pendidikan. melakukan intervensi
intensif Tidak ada mobilisasi. sedangkan
peningkatan penelitian sekarang
signifikan yang menggunakan berkas
terjadi pada proses rekam medis untuk
ambulasi atau mengetahui kejadian
membuat pasien decubitus dan
berdiri. pneumonia pada
Pendidikan pasien kritis terpasang
mobilisasi efektif dan ventilator
meningkatkan
pengetahuan perawat
tentang manfaat
mobilitas untuk
15
pasien yang sakit
kritis. Program
pendidikan juga
mempengaruhi
bagaimana perawat
melakukan intervensi
mobilitas. Meskipun
pemberian
pendidikan memiliki
efek positif pada
mobilitas pasien,
kepemimpinan dan
pembinaan masih
merupakan
komponen penting
dalam menerapkan
perubahan.
7. Rene Merced Implementati 20 pasien di Untuk Retrospektif Penelitian ini Penelitian sebelumnya
Rodriguez on of an ICU mengevalua study menghasilkan menggunakan metode
(2014) Early si program penurunan 1,2 hari di retrospektif study
Progressive berbasis ICU LOS dan untuk mengefaluasi
Mobility EPM untuk pengurangan 6,7% program EPM dan
Program in meningkatk hari penggunaan maanfaat mobilisasi
the Intensive an ventilator. Sensus dini dalam
Care Units. kolaborasi harian rata-rata mengurangi
Health and interdisiplin menurun dari 16,2 kompliksasi , LOS dan
Medical er dan pada 2015 menjadi biaya perawatan.
14,7 hingga 2016. Sedangkan penelitian
16
Administratio koordinasi Penelitian ini sekarang
n Commons perawatan. mendukung manfaat menggunakan berkas
mobilitas dini pasien rekam medis untuk
ICU untuk mengetahui kejadian
mengurangi decubitus dan
komplikasi, hari pneumonia pada
ventilator, LOS, dan pasien kritis terpasang
biaya keseluruhan ventilator
untuk perawatan.
Proyek ini
menunjukkan standar
praktik klinis
berdasarkan
pedoman EBP dan
protokol yang
diterjemahkan ke
dalam kerja tim yang
ditingkatkan, hasil
pasien, dan metrik
rumah sakit.
17