Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Masail
Fiqhiyyah
Disusun Oleh:
FAKULTAS USHULUDDIN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Yang Mahatahu dan Mahakuasa. Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw., utusan dan manusia
pilihanNya. Serta kepada keluarga dan para Sahabatnya. Atas berkat rahmat dan
hidayahNya, makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester tiga mata
kuliah Masail Fiqhiyyah. Adapun topik yang dibahas pada makalah ini adalah
mengenai salah satu pembahasan yang berkaitan dengan Seputar Politik
Pemerintahan, yakni Demokrasi.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang..................................................................................1
b. Rumusan Masalah.............................................................................2
c. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Demokrasi.......................................................................3
b. Jenis Demokrasi................................................................................5
c. Tujuan Demokrasi............................................................................6
d. Demokrasi di Indonesia...................................................................7
e. Prinsip Demokrasi dalam Islam.......................................................9
f. Fatwa MUI Tentang Demokrasi......................................................13
BAB III PENUTUP
a. Kesuimpulan...................................................................................16
b. Saran...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi secara sederhana dapat dipahami sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Secara sistem kenegaraaan,
kekuasaan pada pokoknya diakui yang berasal dari rakyat, karena pada
dasarnya rakyat yang menentukan dan memberi arah kehidupan bagi
kenegaraan. Dalam sebuah kondisi yang ideal, demokrasi merupakan
sesuatu yang dicita-citakan oleh banyak negara. Berakhirnya Perang Dunia
selanjutnya menjadikan demokrasi menjadi sebuah fenomena global dan
banyak diperbincangkan sebagai salah satu persoalan yang universal.
Hal tersebut di atas, menjadikan banyak negara mengadopsi sistem
pemerintahan yang demokratis. Globalisasi membuat demokrasi semakin
banyak diadopsi oleh banyak negara dan beberapa negara bertransformasi
dari sistem otoriter menjadi demokrasi penuh ditandai dengan
penyelenggaraan sistem pemilihan umum yang demokratis. Selain itu,
pemilu telah menjadi tagline serta wacana politik oleh berbagai negara
yang menganut bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan dengan
mewujudkan kedaulatan rakyat, termasuk dua negara demokrasi di Asia
Tenggara yaitu Indonesia dan Filipina.
Dalam konteks Indonesia, tiga puluh dua tahun pemerintahan
Soeharto yang mengedepankan politik dan keamanan, membuat bangsa
Indonesia hidup dalam otoritarianisme. Meskipun begitu rakyat Indonesia
hidup dalam keterjaminan dalam negri. Hal itu dibuktikan dengan
suksesnya perkembangan GDP Indonesia yang mencapai 1000 US dollar.
Capaian yang lebih tinggi pada masa Soeharto, Indonesia telah sukses
dalam swasembada pangan, bahkan pemerintah juga melakukan ekspor
beras ke luar negri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian demokrasi ?
2. Apa saja jenis demokrasi ?
3. Apa Tujuan demokrasi ?
4. Bagaimana demokrasi di Indonesia ?
5. Bagaiaman prinsip demokrasi dalam Islam ?
6. Bagaimana bunyi fatwa Mui tentang demokrasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui jenis demokrasi
3. Untuk mengetahui tujuan demkrasi
4. Untuk mengetahui demokrasi di Indonesia
5. Untuk mengetahui prinsip demokrasi dalam Islam
6. Untuk mengetahui bunyi fatwa Mui tentang demokrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Dalam hal ini, demokrasi juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk atau
pola pemerintahan yang mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat
dalam keputusan yang diambil oleh mereka yang telah diberi wewenang.
Demokrasi didasarkan pada prinsip kedaulatan rakyat yang mengandung
pengertian bahwa semua manusia mempunyai kebebasan dan kewajiban yang
sama.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana
dikemukakan para ahli sebagai berikut;
a. Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional
untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat;
Affan Gaffar memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara
normatif (demokrasi normatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi
normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah
1
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani (Jakarta: ICCE UIN
Jakarta, 2000), 110.
Negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dalam
perwujudannya pada dunia politik praktis.
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, Demokrasi memiliki 2 arti, yaitu :
e. Hannry B. Mayo
B. JENIS DEMOKRASI
Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan dalam
pelaksanaannya diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu, pembagian
jenis demokrasi dapat dilihat dari beberapa hat, sebagai berikut:
Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Temiasuk jenis
demokrasi ini terdiri dari:
a. Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam
proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini
dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
pemilu. Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi perwakilan dengan system pengawasan langsung dari
rakyat (referendum) yang dapat diklasifikasi; a) referendum wajib; b)
referendum tidak wajib; dan C) refendum fakultatif.
d. Demokrasl formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu
secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonorni.
e. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang
politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi material dikembangkan di
Negara sosialis-komunis.
f. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua
demokrasi tersebut Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan
seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap
orang.
g. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada
individu. Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak.
Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).
h. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan
kelas. Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam hukum dan
politik.
C. TUJUAN DEMOKRASI
D. DEMOKRASI DI INDONESIA
1. Periode 1945-1959
Demokrasi pada zaman ini sebut dengan sebutan demokrasi
Parlamenter. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah
kemerdekaan diproklamasikan. Namun, model demokrasi ini dianggap
kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk
mempraktikan demokrasi model Barat ini telah memberi peluang sangat
besar kepada partai-partai politik untuk mendominasi kehidupan sosial-
politik.
Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan sistem demokrasi
parlementer ini akhirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan
afiliasi kesukuan dan agama. Akibatnya, pemerintahan yang berbasis pada
koalisi politik pada masa ini jarang dapat bertahan lama. Koalisi yang
dibangun dengan sangat mudah pecah. Hal ini mengakibatkan destabilitasi
politik nasional yang mengancam intergrasi nasional yang sedang
dibangun. Persaingan tidak sehat antara faksi-faksi politik dan
pembenrontakan daerah terhadap pemerintahan pusat telah mengancam
berjalannya demokrasi itu sendiri.
Faktor-faktor disintegratif di atas, ditambah dengan kegagalan
partai-partai dalam Majelis Konstituante mencapai konsensus mengenai
dasar negara untuk undang-undang dasar bar, mendorong Presiden
Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, yang
menegaskan berlakunya sistem parlementer berakhir, dan digantikan
Demokrasi terpimpin yang memosisikan Presiden Soekarno menjadi pusat
kekuasaan Negara. 2
2. Periode 1959-1965
Periode ini disebut dengan Demokrasi Terpimpin. Ciri-ciri
demokrasi ini adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya
pengaruh komunis dan peranan tentara ABRI dalam panggung politik
nasional. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan politik melalui
pembentukan kepemimpinan personal yang kuat. Sekalian UUD 1945
memberi peluang bagi seorang presiden untuk memimpin pemerintahan
selama lima tahu, ketetapan MPRS No III/1963 mengangkat Ir Soekarno
sebagai presiden seumur hidup. Dengan lahirnya ketetapan MPRS ini
secara otomatis telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun
sebagaimana ketetapan UUD 1945. 3
3. Periode 1965-1998
Periode ini merupakan masa pemerintahan presiden Soeharto
dengan order barunya. Sebutan order baru merupakan kritik terhadap
2
Ubaedillah dan Abdul Razak. Civic Education. (Jakarta : Prenadamedia Group). Hlm : 75.
3
Ibid. Ubaedillah dan Abdul Razak. Hlm : 76.
periode sebelumnya, Orde Lama. Order Baru, sebagaimana dinyatakan
oleh pendukungnya, adalah upaya untuk meluruskan kembali
penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi dalam masa Demokrasi
Terpimpin ala presiden Soekarno telah diganti oleh elite Orde Baru dengan
Demokrasi Pancasila.
Beberapa kebijakan pemerintah sebelumnya yang menetapkan
masa jabatan presiden seumur hidup untuk Presiden Soekarno telah
dihapuskan dan diganti dengan pembatasan jabatan presiden lima tahun
dan dapat dipilih kembali melalui proses pemilu.
Demokrasi Pancasila secara garis besar menawarkan tiga
komponen demokrasi. Pertama, demokrasi dalam bidang politik pada
hakikatnya adalah menegakan kembali asas-asas negara hukum dan
kepastian hukum. Kedua, demokrasi dalam bidang ekonomi pada
hakikatnya adalah kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Ketiga,
demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya bahwa pengakuan dan
perlindungan HAM, peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Order baru ditandai oleh : (1) dominannya peranan militer
(ABRI) ; (2) birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik ;
(3) pengebirian peran dan fungsi partai politik ; (4) campur tangan
pemerintahan dalam berbagai urusan politik dan publik ; (5) politik masa
mengambang ; (6) monilitisasi ideologi negara ; (7) inkorporasi lembaga
nonpemerintah. 4
4
Ibid. Hlm : 77.
Pancasila oleh penguasa Orde Baru berdampak pada sikap antipati
sebagian masyarakat terhadap dasar negara tersebut. 5
5
Ibid. Hlm : 77.
6
Dawam Rahardjo, ‘syuro’, Jurnal Ulumul Qur’an 1, no.1(1989), 34
b. Kepeutusan yang ditetapkan pandangan minoritas.
7
Yusuf al Khardawi, Fiqh Daulah; Dalam Perspektif Al Qur’an dan sunnah, Terj. Kathur Suhardi
(Jakarta: Pustaka Al Kausar1997), hlm.184
Kebebasan dalam pandangan al-Qur'an sangat dijunjung tinggi
termasuk dalam menentukan pilihan agama sekaligus. Namun demikian,
kebebasan yang dituntut oleh Islam adalah kebebasan yang
bertanggungjawab. Kebebasan disini juga kebebasan yang dibatasi oleh
kebebasan orang lain. Dalam konteks kehidupan politik, setiap individu
dan bangsa mempunyai hak yang tak terpisahkan dari kebebasan dalam
segala bentuk fisik, budaya, ekonomi dan politik serta berjuang dengan
segala cara asal konstitusional untuk melawan atas semua bentuk
pelanggaran.
A. Kesimpulan
Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan
dimana seluruh rakyatnya ikut serta dalam memerintah, yaitu melalui
perantara wakil-wakil terpilih mereka. Konsep demokrasi tidak
sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam.
Prinsip dan konsep demokrasi yang sejalan dengan islam adalah
keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan menurunkan
pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat
wakilnya.
B. Saran
C.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf al Khardawi, Fiqh Daulah; Dalam Perspektif Al Qur’an dan sunnah, Terj.
Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al Kausar1997)