Anda di halaman 1dari 5

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian di Eropa yang dilakukan oleh Heat-Shield (2018)

menunjukkan bahwa 7 dari 10 pekerja dari beberapa industri Eropa,

dipengaruhi secara negatif oleh kegagalan menjaga keseimbangan cairan yang

menyebabkan terjadinya dehidrasi kronis. Penelitian di Afrika Selatan pada

musim dingin dengan suhu udara antara 17°C - 21°C menemukan pekerja yang

mengalami dehidrasi sebelum bekerja sebanyak 48% dan meningkat menjadi

63% setelah bekerja (Biggs et al., 2011). Di Indonesia, penelitian yang

dilakukan oleh The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) pada

tahun 2009 mengungkap bahwa hampir setengah dari penduduk Indonesia yaitu

46,1% mengalami gejala dehidrasi ringan (Hardinsyah dkk, 2010).

Dehidrasi dapat terjadi karena keseimbangan cairan tubuh yang

terganggu (Yuniastuti, 2008; Ariani, 2017). Keseimbangan cairan dalam tubuh

dapat terganggu disebabkan oleh kurangnya konsumsi cairan, peningkatan

kebutuhan cairan, atau oleh keduanya secara bersamaan (Westerterp, 2001).

Keseimbangan cairan tubuh dapat diperoleh apabila terjadi keseimbangan

antara jumlah cairan yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme

keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan di dalam tubuh setiap waktu berada

di dalam jumlah yang tetap/konstan (Yuniastuti, 2008).

1
library.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Saat seseorang mengalami dehidrasi maka akan timbul gejala seperti

bibir atau mulut kering, kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, kulit

memerah, dan pusing. Jika sudah masuk pada tahap yang parah maka akan

timbul kebingungan, kejang, dan kehilangan kesadaran (Popkin et al., 2010).

Ketika tubuh mendeteksi bahwa kebutuhan air meningkat, hal pertama yang

terjadi adalah ginjal mengurangi jumlah air yang hilang dalam urine. Hal

tersebut akan menyebabkan warna urine menjadi lebih gelap, semakin gelap

warna urine menandakan tubuh membutuhkan cairan yang lebih banyak

(British Nutrition Foundation, 2018).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang konsumsi cairan dapat

menyebabkan dehidrasi. CBS (2013) melaporkan bahwa 75% dari populasi

Amerika Serikat tidak dapat memenuhi kebutuhan cairan harian yang

ditentukan oleh Institute of Medicine (IOM), hal ini menyebabkan kebanyakan

orang di Amerika dalam keadaan dehidrasi kronis. Penelitian yang dilakukan

Andayani (2013) ditemukan pekerja mengalami pre-dehidrasi (dehidrasi ringan

37,0% dan dehidrasi sedang 15,0%), sedangkan yang mengalami dehidrasi

sebesar 19,2%. Hal ini terjadi karena hanya 2,7% subjek yang mengonsumsi

cairan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan penelitian di Semarang

menunjukkan terdapat 32,4% pekerja di lingkungan kerja dingin mengalami

dehidrasi ringan karena kurang memperhatikan asupan cairan pada tubuh

mereka (Suprabaningrum, 2017).

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka diperlukan penelitian lebih

lanjut mengenai hubungan konsumsi cairan dengan status hidrasi. Penelitian ini
library.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

dilakukan di perkebunan teh PT Rumpun Sari Kemuning yang memiliki

karakteristik khusus yakni berada di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian

mencapai 800-1540 mdpl (Bappeda Kulon Progo, 2017) dan memiliki suhu

udara relatif dingin, kelembaban udara relatif kering, serta kecepatan angin

yang tinggi. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan melakukan survei untuk

menemukan permasalahan dan indikasi beberapa faktor penyebab

permasalahan yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara dengan hasil bahwa

perusahaan tidak menyediakan fasilitas air minum untuk pekerja. Sebanyak 8

dari 10 responden penelitian yaitu pemetik daun teh PT Rumpun Sari Kemuning

tidak mencukupi kebutuhan cairan sehari dengan rata-rata konsumsi cairan

2060 mL/hari dari kebutuhan cairan 2800 mL/hari yang ditetapkan oleh

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004 (WNPG – LIPI). Survei

pendahuluan juga menemukan 9 dari 10 responden penelitian mengeluhkan

sakit yang berhubungan dengan dehidrasi diantaranya 5 orang mengeluhkan

bibir kering, 4 orang mengeluhkan perasaan lemas dan pusing, 1 orang

mengeluhkan bibir pecah, dan 2 orang mengeluhkan kesemutan. Sehingga pada

lokasi tersebut ditemukan adanya gejala dehidrasi dan konsumsi cairan yang

tidak memenuhi kebutuhan. Maka peneliti ingin mengkaji lebih lanjut tentang

hubungan konsumsi cairan dengan status hidrasi pemetik daun teh di PT

Rumpun Sari Kemuning.


library.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan konsumsi cairan dengan status hidrasi pemetik daun

teh di PT Rumpun Sari Kemuning?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan konsumsi cairan dengan status hidrasi

pemetik daun teh di PT Rumpun Sari Kemuning.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden penelitian pemetik daun teh

di PT Rumpun Sari Kemuning.

b. Untuk mengetahui konsumsi cairan pemetik daun teh di PT Rumpun

Sari Kemuning.

c. Untuk mengetahui status hidrasi pemetik daun teh di PT Rumpun Sari

Kemuning.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan sebagai pembuktian bahwa ada hubungan konsumsi

cairan dengan status hidrasi pemetik daun teh di PT Rumpun Sari

Kemuning.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Pekerja
library.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

1) Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mencukupi

konsumsi cairan.

2) Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kurangnya konsumsi

cairan.

3) Mengetahui langkah pencegahan untuk mengurangi risiko dampak

sehingga tercapai proses kerja yang sehat, aman, dan produktif.

b. Bagi Perusahaan

1) Memberikan informasi mengenai konsumsi cairan yang dibutuhkan

pekerja.

2) Memberikan informasi mengenai dampak dari kurangnya konsumsi

cairan bagi pekerja.

3) Memberikan masukan kepada pihak manajemen dalam rangka

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

c. Bagi Peneliti

Meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam

melakukan penelitian tentang hubungan konsumsi cairan dengan status

hidrasi pemetik daun teh khususnya di PT Rumpun Sari Kemuning.

d. Bagi Program D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menambah referensi, data, dan informasi kepustakaan Program

D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya mengenai hubungan

konsumsi cairan dengan status hidrasi pemetik daun teh di PT Rumpun

Sari Kemuning.

Anda mungkin juga menyukai