Disusun oleh :
SAIFATUL HUSNA RODIAH
01021244
- Mengetahui waktu sedimentasi sediaan uji dalam interval waktu yang ditentukan
a. Ukuran partikel
b. Kekentalan (Viskositas)
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
Tapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
bebas dalam ikatan lemah. Pada sistem ini peristiwa sedimentasi terjadi dengan
cepat dan partikel mengendap sebagai flok (kumpulan partikel). Sedimen tersebut
dalam keadaan bebas, tidak membentuk cake yang keras serta mudah terdispersi
kembali ke bentuk semula. Sistem ini kurang disukai karena sedimentasi terjadi
dengan cepat dan terbentuk lapisan yang jernih diatasnya (Chasanah, 2010).
lahan dan akhirnya membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali.
Pada metode ini partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang
lain, dan masing-masing partikel mengendap secara terpisah. Metode ini lebih
banyak disukai karena tidak terjadi lapisan yang bening (berkabut) dan terbentuk
suspensi, Yaitu:
1. Volume sedimentasi
𝑣𝑖
F = 𝑣𝑜
2. Derajat flokulasi
2010).
3. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas,
titikbeku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat
Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak cairan yang satu terdispersi menjadi butir-
butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini
akan bergabung dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Dalam
fase air dapat mengandung zat-zat terlarut seperti pengawet, zat pewarna, dan
perasa. Zat perasa dan pengawet yang berada dalam fase air yang mungkin larut
dalam minyak harus dalam konsentrasi cukup untuk memenuhi yang diinginkan
(Anief,1999).
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal atau
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak).
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air
sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal (Ansel,
2005).
a. Alat-alat :
- Tmbangan analitik
- Kertas perkamen
- Cawan
- Gelas ukur
- Beaker glass
- Batang pengaduk
- Lumpang dan stamfer
- Botol 60 mL
b. Bahan :
- Na-CMC
- PGA
- Tween 80
- Theofilin
- Aquades
2) Timbang Na-CMC atau PGA, theofilin, dan tween 80 sesuai perhitungan (lihat tabel
1).
3) Ukur air panas sebanyak 10x untuk Na-CMC atau air dingin 1,5x untuk PGA
masukkan kedalam gelas beker.
= 0,75 g
Air untuk PGA = 0,75 X 1,5
= 1,125 mL
Theofilin = 5% x 50 mL
5
= 100 x 50 mL
= 2,5 g
Air ad 50 mL
B. Botol 2
PGA = 2% x 50 mL
2
= 100 x 50 mL
=1g
Air untuk PGA = 1 X 1,5
= 1,5 mL
Theofilin = 5% x 50 mL
5
= 100 x 50 mL
= 2,5 g
Air ad 50 mL
C. Botol 3
Na-CMC = 1,5% x 50 mL
1,5
= 100 x 50 mL
= 0,75 g
Air untuk Na-CMC = 0,75 X 10
= 7,5 mL
Theofilin = 5% x 50 mL
5
= 100 x 50 mL
= 2,5 g
Tween 80 = 1% x 50 mL
1
= 100 x 50 mL
= 0,5 g
Air ad 50 mL
D. Botol 4
PGA = 2% x 50 mL
2
= x 50 mL
100
=1g
Air untuk PGA = 1 X 1,5
= 1,125 mL
Theofilin = 5% x 50 mL
5
= x 50 mL
100
= 2,5 g
Tween 80 = 1% x 50 mL
1
= x 50 mL
100
= 0,5 g
Air ad 50 mL
W: Putih kuning
49,7
1 2 0,3 cm 49,7 ml = 0,994 𝑚𝑙 B1: Tidak berbau
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,7
1 0,3 cm 49,7 ml = 0,994 𝑚𝑙 B1: Bau air beras
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,7
2 0,3 cm 49,7 ml = 0,994 𝑚𝑙 B1: Tidak berbau
50
B2: Terdapat endapan
2
W: Bening
49,8
3 0,2 cm 49,8 ml = 0,996 𝑚𝑙 B1: Bau minyak
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,7
4 0,3 cm 49,7 ml = 0,994 𝑚𝑙 B1: Bau antasida
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,7
1 0,3 cm 49,7 ml = 0,994 𝑚𝑙 B1: Bau air beras
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,8
3 2 0,2 cm 49,8 ml = 0,996 𝑚𝑙 B1: Tidak berbau
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening
49,9
3 0,1 cm 49,9 ml = 0,998 𝑚𝑙 B1: Bau minyak
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,7
4 0,3 cm 49,7 ml = 0,994 𝑚𝑙 B1: Bau antasida
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,7
1 0,3 cm 49,7 ml = 0,994 𝑚𝑙 B1: Bau air beras
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,8
2 0,2 cm 49,8 ml = 0,996 𝑚𝑙 B1: Tidak berbau
50
B2: Terdapat endapan
4
W: Bening
49,8
3 0,2 cm 49,8 ml = 0,996 𝑚𝑙 B1: Bau mylanta
50
B2: Terdapat endapan
W: Bening kekuningan
49,8
4 0,2 cm 49,8 ml = 0,996 𝑚𝑙 B1: Bau antasida
50
B2: Terdapat endapan
Vo = 50 ml
W = Warna
B1 = Bau
B2 = Bentuk
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang sistem dispersi yang bertujuan untuk membuat
sediaan suspensi yang baik serta mengetahui parameter evaluasi, dan prinsip yang
mendasari praktikum kali ini yaitu berdasarkan hukum stokes sedimentasi yang terjadi
berkaitan erat dengan ukuran partikel dan zat terdispersi dan bergantung pada viskositas
fase terdispersi, dilakukan pengujian volume sedimentasi pada sediaan emulsi yang
menggunakan zat aktif theofillin karena theofillin menurut litelatur memiliki kelarutan
yaitu Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam
larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam
Theofillin dan air tidak akan bercampur hal ini disebabkan karena tegangan
permukaan yang ada di antara theofillin dan air terlalu tinggi sehingga membuat kedua
senyawa tersebut tidak bisa bercampur. Zat yang tidak bercampur ini bersifat tidak
stabil. Untuk itu untuk mencampurkan theofillin dengan air atau senyawa lain yang
tidak larut dengan theofillin dibutuhkan suspending agent atau surfaktan yang bisa
menurunkan tegangan permukaan antara kedua zat sehingga dapat bercampur. Untuk
mengamati proses sedimentasi ini, dibuat terlebih dahulu keempat sediaan yang akan
digunakan. Buat suspending agent dengan cara memasukkan sejumlah zat suspending
agent kedalam mortir lalu tambahkan aquam secukupnya, gerus sampai suspending
agent terlarut. Sisihkan terlebih dahulu suspending agent dengan memindahkan ke kaca
arloji (untuk suspending agent berupa PGA dilarutkan dengan menggunakan air dingin
dan Na CMC dengan menggunakan air panas). Masukan zat aktif ke dalam mortir dan
yang sudah dibuat tadi, gerus ad homogen. Campuran bahan ini sudah siap untuk dibuat
suspensi. Pindahkan campuran bahan tersebut kedalam gelas ukur 100 ml dengan
menggunakan corong, lalu tambahkan aquadest sampai tanda batas 100 ml pada gelas
ukur.
Setelah itu, sampel didiamkan dalam interval waktu tertentu sehingga dapat
Kecenderungan ini disebabkan karena gaya van der Waals yang lemah sehingga
membentuk suatu endapan. Pada tabel pengamatan dapat dilihat bahwa ada beberapa
suspensi yang dalam interval waktu tertentu tidak mengalami peningkatan sedimentasi.
Hal ini menandakan proses sedimentasi yang terjadi sudah maksimal. Dari hasil
pengamatan, didapatkan suspensi dengan zat aktif berupa theofillin dan suspending
agent berupa PGA endapan yang lebih banyak. Sedangkan untuk suspending agent Na
Disamping itu, setelah suspensi tersebut didiamkan selama beberapa hari, pada
sediaan suspensi yang menggunakan suspending agent berupa PGA terdapat bagian
berwarna kuning diatas suspensi. Hal itu disebabkan karena terjadinya proses
Selain mengamati sedimentasi, pada percobaan kali ini juga diamati proses
endapan atau cake dapat kembali lagi terdispersi hingga membentuk sediaan yang
homogen. Untuk menguji kemampuan suspensi dalam redispersibilitas, gelas ukur yang
berisi suspensi dan terdapat endapan dikocok kembali hingga endapan yang terbentuk
Keuntungan bentuk sediaan suspensi yaitu baik digunakan untuk orang yang
sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul, terutama untuk anak anak, lalu memiliki
homogenitas yang cukup tinggi, lebih mudah diabsorpsi dari pada tablet, karena luas
permukaan kontak dengan luas permukaan saluran cerna tinggi, dapat menutupi rasa
tidak enak/pahit dari obat, dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidk stabil dalam
air. Kemudian kerugian bentuk sediaan suspensi yaitu memiliki kestabilan yang rendah,
jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenitas nya
menjadi buruk, aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang,
ketepatan dosisi lebih rendah dibandingkan sediaan larutan, suspensi harus dilakukan
pengocokan sebelum digunakan, pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan
sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat
penyimpanan.
VII. KESIMPULAN
dispersi dan penambahan supending agent yang berupa CMC Na yaitu untuk menguji
sediaan yang harus menghasilkan suatu suspensi yang stabil dan dapat didispersikan
kembali setelah ditambahkan CMC Na, agar sedian layak untuk digunakan. Dari hasil
praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil sedimentasi (endapan) yang
paling tinggi didapatkan dari botol 3, kemudian botol 2, dan setelahnya botol 1 dan 4.
sedimentasinya Formula I secara berturut-turut 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996 ml,
0,996 ml, 0,994 ml, dan pada hari ke 7 yaitu 0,994 ml . pada Formula II secara berturut-
turut yaitu 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996 ml, 0,994 ml, 0,994 ml. pada
Formula III secara berturut-turut menghasilkan sedimentasi 0,998 ml, 0,998 ml, 0,998
ml, 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996 ml. sedangkan pada Formula IV menghasilkan
sedimantasi secara berturut-turut dari 0,998 ml, 0,998 ml, 0,996 ml, 0,996 ml, 0,996
ml, 0,996 ml, 0,996 ml maka hasilnya dapat dikatakan sediaan suspensi yang telah
dibuat semuanya termasuk pada kategori flokulasi karena hasil volume sedimentasinya
<1.
University Press.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Martin, Alfred dkk. 2008. Dasar- dasar Farmasi Fisika Dalam Ilmu Farmasetika. Jakarta :UI
Press
IX. LAMPIRAN
Botol 1 Botol 2
Botol 3 Botol 4