Anda di halaman 1dari 10

Adi Junjunan Mustafa Cari di sini...

Masuk Buat Tulisan

News Entertainment Food & Travel Buzz Tekno & Sains Bola & Sports Mom Otomotif Woman Bisnis Lainnya
Trending kumparanplus Opini & Cerita Peringkat Penulis Berlangganan kumparanplus Informasi Kerja Sama Cara Menulis di kumparan

Beranda Tekno & Sains

Berpikir Strategis dan Tata Kelola


Pemerintahan Dinamis
Adi Junjunan Mustafa
Bekerja pada Deputi Bidang SDM Aparatur, KemenPANRB. Wakil Ketua Umum IABIE
Bidang SDM dan Pemerintahan. Penulis buku Energi Cinta untuk Keluarga.

Konten dari Pengguna


1 2
18 Januari 2021 22:26

Tulisan dari Adi Junjunan Mustafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perbesar

Ilustrasi berpikir. Foto: Pixabay

Apa yang membuat pemerintah efektif? Banyak studi menyoroti


pentingnya efisiensi; studi lain meyakini bahwa struktur organisasi
tertentu lebih baik dalam mendukung tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance). Hampir seluruh studi menerima bahwa
kepemimpinan yang baik sangat diperlukan. Akan tetapi dalam
sebuah iklim di mana perubahan amat cepat dan ketidakpastian
tinggi, pemerintah yang efektif juga mensyaratkan kemampuan untuk
belajar dan beradaptasi, kemampuan yang membuat institusi
pemerintah dapat terus tetap relevan ketika kondisi berubah.
ADVERTISEMENT
Kebijakan publik menjadi usang dan tidak relevan terutama karena
sifat permanen pemerintah secara alami. Kebanyakan institusi
pemerintah berfungsi secara monopoli dan tidak menghadapi disiplin
kompetisi pasar dalam menghasilkan luaran/output dan pelayanan
publik.

Seringkali tidak ada harga pasar untuk pelayanan publik, yang dapat
disediakan dengan gratis (free of charge) atau dengan tingkat subsidi
yang tinggi. Aktivitas pemerintah seringkali tidak memiliki patokan
biaya; sebagai gantinya aktivitas tersebut didanai dari alokasi
anggaran yang dipengaruhi proses politik.

Para pimpinan institusi memiliki hanya sedikit insentif untuk


memperbaiki keadaan, karena banyak organisasi sektor publik
beroperasi tanpa ukuran kinerja objektif, atau juga tanpa kedisiplinan
keuangan yang biasanya diharapkan para investor yang menuntut
keuntungan finansial yang memadai.
ADVERTISEMENT

Pada waktu yang sama, perubahan yang konstan membuat perumusan


kebijakan yang adaptif dan responsif amat penting agar instansi
pemerintah dapat bertahan. Setumpuk prinsip, kebijakan dan praktek,
capaian kebijakan masa lalu dan saat ini bukan merupakan jaminan
efektivitas di masa depan. Ketika lingkungan berubah, tata kelola
pemerintahan memerlukan kemampuan untuk meremajakan dan
memperbaharui prinsip-prinsip, kebijakan-kebijakan, dan praktik-
praktiknya. Perencanaan yang hati-hati bukan substitusi bagi
pembangunan kemampuan untuk belajar, berinovasi, dan beradaptasi
ketika lingkungan berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi. Oleh
karenanya organisasi-organisasi perlu memiliki kemampuan belajar
dan berinovasi: untuk membangun dan membuka ide baru,
membangun persepsi-persepsi segar, melakukan aksi cepat dan
peningkatan berkelanjutan untuk mencapai adaptasi fleksibel. Pendek
kata, mereka perlu memiliki kemampuan-kemampuan sebagai
organisasi dinamis.
ADVERTISEMENT
Apa saja kemampuan-kemampuan ini? Kami mengidentifikasi tiga
kemampuan organisasi dinamis berdasarkan studi kami dari
pengalaman Singapura: thinking ahead, thinking again, dan thinking
across. Thinking ahead adalah kemampuan untuk melihat secara dini
tanda-tanda perkembangan yang dapat mempengaruhi misi dan
efektivitas sebuah institusi. Kemampuan untuk berpikir ke depan
akan memungkinkan organisasi itu untuk memahami strategi-strategi
dan kebijakan-kebijakan untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang
berubah. Thinking again adalah pertimbangan ulang dan menemukan
ulang kebijakan-kebijakan dan proses-proses yang saat ini berfungsi
ketika lingkungan berubah untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Thinking across adalah kemampuan untuk melewati batas-batas
dalam belajar dari pengalaman pihak lain, mengakui bahwa gagasan-
gagasan, sistem-sistem dan pengalaman-pengalaman pihak lain dapat
mengandung pelajaran yang dapat diadaptasi untuk satu negara atau
organisasi untuk mencapai hasil yang baru atau berbeda.
ADVERTISEMENT

Kemampuan-kemampuan ini diwujudkan dalam orang, tertanam


dalam proses, dan dimanifetasikan dalam strategi-strategi dan
kebijakan-kebijakan. Maka apakah satu organisasi dinamis atau tidak,
dimulai pertama kali dan terutama dari orang-orangnya, khususnya
dari para pemimpinnya. Para pemimpin dapat memulai perubahan,
akan tetapi agar perubahan ini berlanjut, proses-proses organisasi
mesti di didesain agar bergerak cepat, langgeng, dan mendukung
adaptasi terus-menerus.

Thinking Ahead

Thinking ahead adalah kemampuan untuk mengidentifikasi


perkembangan-perkembangan lingkungan di masa depan, dan
memahami bagaimana perkembangan tersebut dapat mempengaruhi
pencapaian hasil yang diinginkan organisasi. Membangun
kemampuan thinking ahead dilakukan dengan membuat peka orang-
orang untuk mengenal tanda-tanda perubahan sejak dini.
Organisasi yang dapat berpikir ke depan mampu untuk melihat
bagaimana ketidakpastian lingkungan eksternal akan mempengaruhi
hasil-hasil yang diinginkan. Hal ini melibatkan pada pembuat
keputusan dan mendorong mereka untuk menyampaikan gagasan-
gagasannya tentang bagaimana lingkungan dapat berubah.
ADVERTISEMENT

Pada saat tidak ada organisasi dapat secara penuh mempersiapkan


diri untuk masa depan, proses thinking ahead membantu organisasi
dan para pemimpinnya membangun perspektif tentang serangkaian
masa depan yang masuk akal, mengenal keterbatasan-keterbatasan
pada strategi saat ini saat dihadapkan pada kemungkinan masa depan,
serta menyiapkan pilihan-pilihan dan kebijakan-kebijakan baru.

Yang lebih penting, thinking ahead menciptakan suatu budaya di


mana orang-orang secara terus menerus menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan tentang seperti apa ujud masa depan, dan apa yang perlu
dilakukan organisasi sekarang untuk menempatkan diri secara tepat
untuk masa depan tersebut.

Berpikir dalam ketidakpastian ke depan dengan kondisi sekarang


menciptakan kesiapan mental dan fleksibilitas, serta menanamkan
keyakinan lebih besar untuk menanggapi kejadian-kejadian saat
muncul. Inilah mengapa thinking ahead merupakan kemampuan
dinamik kritikal bagi organisasi-organisasi dalam menghadapi
perubahan lingkungan yang cepat.
ADVERTISEMENT

Membangun kemampuan untuk berpikir ke depan pada sektor publik


memerlukan pemimpin-pemimpin sektor publik yang mereka
waspada terhadap tanda-tanda terkait isu-isu yang muncul dan
perkembangan dalam lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, dan
politik.

Mereka perlu memahami bagaimana kecenderungan-kecenderungan


dapat berkembang menjadi skenario masa depan yang masuk akal,
dan mampu mengartikulasikan bagaimana dan mengapa skenario-
skenario ini akan membutuhkan seperangkat strategi dan kebijakan
yang berbeda.

Tentunya mereka perlu memiliki kredibilitas untuk meyakinkan pada


pengambil keputusan untuk menguji ulang asumsi-asumsi mereka
sendiri tentang masa depan dan untuk menimbang ulang sasaran-
sasaran dan tujuan-tujuan untuk menyiapkan diri menghadapi masa
depan yang masuk akal.

Thinking Again

Thinking again adalah kemampuan untuk melihat keluar dari warisan


kebijakan atau program tertentu untuk mempertanyakan relevansinya
ketika keadaan berubah. Berbeda dengan berpikir ke depan yang
berbasiskan pertimbangan tentang masa depan yang masuk akal,
thinking again berbasiskan fakta – ia menggunakan data,
pengukuran-pengukuran aktual, dan umpan balik lain untuk
mempertanyakan penyebab yang mendasari dari hasil-hasil yang
diamati.
ADVERTISEMENT

Suatu organisasi yang secara reguler berpikir ulang adalah organisasi


yang memiliki orang-orang yang terus-menerus bertanya mengapa
mereka mengamati hasil-hasil yang mereka lakukan, dan apa yang
dapat mereka lakukan untuk meraih hasil-hasil yang lebih baik atau
berbeda. Thinking again mempercepat para pemimpin dan
organisasi-organisasi untuk secara reguler menantang (challenge)
kinerja dari kebijakan dan program yang ada, dan bertanya tentang
kelayakan dari sasaran dan strategi yang ada.

Berpikir ulang bisa jadi dipicu oleh keberhasilan dan kegagalan –


kuncinya adalah bagaimana hasil-hasil dirasakan, diinterpretasi, dan
dikomunikasikan untuk mendorong suatu pemikiran ulang dari
kebijakan sebelumnya.

Konsekuensi tidak sengaja atau tidak terpikirkan dari kesuksesan bisa


juga memicu satu pemikiran ulang kebijakan. Kemampuan untuk
berpikir ulang memerlukan pemimpin-pemimpin yang mau
membenturkan realitas yang ada dan tantangan status-quo.
ADVERTISEMENT
Mereka mesti memiliki kemampuan-kemampuan analitis dan
memecahkan masalah untuk menggali lebih dalam kebijakan dan
program secara lebih rinci, mengapa hasil-hasil dicapai dari cara
mereka bekerja, dan harus memiliki keterampilan untuk mendesain
ulang kebijakan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Ketika perubahan apa pun tidak mudah dilakukan, lebih berat bagi
seorang pemimpin untuk ‘think again’ apa yang sebelumnya ia inisiasi
atau sebelumnya diubah, dan untuk diubah lagi. Pemimpin yang kuat
dan sukses cenderung untuk mengisi organisasi dengan orang-orang
yang berbagi visi dan nilai-nilai yang dianutnya, dan organisasi
membangun kompetensi-kompetensi untuk mendukung visi saat ini.

Akan tetapi kompetensi memiliki dua-sisi – keterampilan


mengerjakan sesuatu dengan baik bisa menjadi satu-satunya cara
melakukan sesuatu. Cara berpikir kolektif terbentuk. Meskipun tim
tersebut bisa jadi melihat ini sebagai kohesi dan kerja tim, ia bisa
menjadi penyebab bahwa mereka kehilangan kapasitas untuk melihat-
ulang dan mempertanyakan kebijakan dan program yang ada dengan
objektif.
ADVERTISEMENT

Pembaharuan kepemimpinan – merekrut orang baru dengan latar


belakang, keterampilan, dan pandangan berbeda dari pemimpin yang
ada – justru kritikal dalam membangun kemampuan untuk berpikir
ulang.

Thinking Across

Thinking across adalah kemampuan untuk melewati batas-batas


untuk belajar dari pengalaman pihak lain untuk mengumpulkan ide-
ide baru dan membangun solusi. Kemampuan untuk berpikir lintas
batas muncul dari penerimaan bahwa ide-ide dan solusi-solusi bagus
tidak selalu datang dari dalam, bahwa pengalaman dari organisasi,
industri, atau negara lain dapat memberi pelajaran.

Thinking across menerima bahwa inovasi-inovasi terobosan sering


dihasilkan dari paparan pengalaman-pengalaman menarik pada
komunitas-komunitas lain, membongkar ide-ide ini, dan membangun-
ulang semuanya dalam kombinasi baru. Kemampuan ini didukung
oleh keyakinan bahwa keunikan dari satu konteks atau peristiwa
bukanlah alasan yang bisa diterima untuk tidak mempelajari
pendekatan-pendekatan yang lain.
ADVERTISEMENT

Sebaliknya, keunikan satu konteks semestinya memfokuskan pikiran


untuk bahkan lebih dalam dalam belajar, sehingga prinsip-prinsip
utama dan sebab-dan-akibat logis dari praktik tertentu mungkin
disaring dan diaplikasikan dengan bijaksana pada keadaan-keadaan
lokal.

Thinking across menolong orang untuk mengidentifikasi dan


mencegah blind-spot, hal-hal yang luput dari perhatian mereka,
memungkinkan mereka untuk melihat kebijakan-kebijakan mereka
sendiri di bawah cahaya lain, mempertanyakan praktik-praktik
mereka sendiri, dan memberanikan diri mereka untuk melihat
bagaimana hubungan-hubungan baru dapat dibuat dan bagaimana
ide-ide bisa dikombinasikan untuk menciptakan pendekatan-
pendekatan dan solusi-solusi inovatif. Yang dimaksud bukan
sesederhana meniru praktik-praktik terbaik.

Thinking across yang efektif memerlukan proses pembangunan suatu


pemahaman yang dalam dari mengapa pihak lain melakukan
pendekatan lain untuk isu-isu serupa, dan bagaimana sejarah atau
latar belakang dan keadaan mereka mempengaruhi pemilihan
kebijakan dan desain program. Thinking across bukan sekadar
mengetahui “apa”; ia juga mencakup pemahaman “mengapa” –
mengapa opsi-opsi tertentu bekerja dan mengapa yang lain tidak.
ADVERTISEMENT

Thinking across adalah suatu kemampuan dinamis yang


menghantarkan ide dan inovasi segar pada sebuah organisasi,
memungkinkan organisasi untuk berubah dan beradaptasi terhadap
lingkungan.
Pendiri Singapura, Perdana Menteri Lee Kuan Yew memperkirakan
bahwa 70% dari ide-ide tata kelola pemerintahan yang
diimplementasikan di Singapura dipelajari dan diadaptasi dari tempat
lain.

Untuk dapat berpikir lintas batas secara efektif, para pemimpin perlu
mengambil peran-peran inovasi baru, seperti antropolog, seorang
yang bereksperimen, seorang penyerbuk silang, seorang desainer, dan
seorang pendongeng.

Mereka harus merasa yakin dan cukup nyaman untuk pergi dari
domain yang familiar untuk mencari ide-ide berbeda, memahami
pola-pola dan membangun hubungan intelektual dan sosial, sehingga
ide-ide baru ini tidak ditolak terlalu dini dan terlalu gampang.
ADVERTISEMENT

Para pemimpin dengan kemampuan berpikir lintas batas menjadi


broker pengetahuan yang bisa menjangkau batas-batas, membangun
hubungan-hubungan terhadap komunitas yang jauh, dan
menumbuhkan jaringan sosial untuk belajar dan berinteraksi. Secara
ringkas, mereka menjadi saluran dari aliran pengetahuan baru bagi
institusinya.

Informasi dan pengalaman dari jaringan sosial para pemimpin ini


memberi mereka pengetahuan dari pendekatan-pendekatan yang
telah dicoba, meskipun itu dari negara, domain, atau budaya berbeda.

----------------------------------------------------------------------

Penulis: Prof. Neo Boon Siong, Lee Kuan Yew School of


Public Policy. National University of Singapore, e-Mail:
sppnbs@nus.edu.sg, dengan judul asli Strategic Thinking
and Dynamic Governance

Diterjemahkan oleh: Adi Junjunan Mustafa, Wakil Ketua


Umum IABIE Bidang SDM dan Pemerintahan, Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM),
Pemerintah Kota Bandung, e-Mail: adijm2007@gmail.com

· Laporkan tulisan

Tim Editor
Baca Lainnya
Tanpa Sebut Joe Biden, Trump Berdoa untuk Pemerintahan Baru
kumparanNEWS

1 2 20 Jan 2021

SPONSORED

Pameran Virtual Makin Lama Makin Fenomenal!


Millennial

Pemprov Kepri Alokasikan Rp 398 Miliar untuk 78 Proyek Strategis


Tahun Ini
Media Partner kepripedia

0 0 20 Jan 2021

SPONSORED

Pentingnya Investasi Nutrisi bagi Ibu Hamil


kumparanMOM

kumparan Empat Tahun


Life at kumparan

4 2 20 Jan 2021

Trending di Tekno & Sains

Ade Armando Trending Twitter, Ini yang Terjadi Sebenarnya


kumparanTECH

2 3 9 jam

Fosil Dinosaurus yang Mati saat Asteroid Hantam Bumi Ditemukan


kumparanSAINS

1 0 12 jam

Alasan Mengapa Nyamuk Tak Bisa Hidup di Negara Islandia


Kiriman Pengguna Berita Viral

0 0 12 jam

Mengenal Dengue Shock Syndrome, Infeksi DBD yang Bisa


Sebabkan Kematian
kumparanSAINS

0 0 10 jam

Cara Membersihkan Layar TV LED dengan Minyak Kayu Putih


Kiriman Pengguna How To Tekno

0 0 8 jam

kumparanplus
BARU Ziauddin Sardar Pengemis Dari Perempuan Sekarang atau
Stop Gerilya 3 dan Jebakan 7 Konten Saya Belajar Selamanya
Periode Jokowi Romantisasi Menjadi Lelaki 25 Konten
3 Konten 6 Konten
Masa Lalu
2 Konten

Anda mungkin juga menyukai