Anda di halaman 1dari 8

ESSAY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KONSEP, SEJARAH, DAN FAKTA-FAKTA SAINTIFIK


SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

Afifuddin Abror Riza (22012010304)


Tyaga Tustika Mendra (22012030305)
Lailil Maqfiroh (22012030315)
Dheannisa Navyta Wijaksono (22012010244)
Marina Nora Amanda (22012010328)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2022
Perkataan Tuhan sendiri ialah terjemahan dari Bahasa Arab yaitu Rab yang
merujuk pada termaktum nya kalimat Ilah yang artinya Tuhan. Menurut Ibnu
Taimiah, definisi dari kalimat Illah adalah yang di sembah dengan segenap hati,
tunduk kepadanya dan menjadikannya tempat berserah diri ketika kesulitan.
Sebagai orang beriman kita meyakini agama berasal dari tuhan. Namun,
Agama juga mengambil bentuk sebagai agama manusia, setelah berpindah dari
khazanah ketuhanan kepada wilayah kemanusiaan. Artinya, manusia tidak pernah
bisa bicara tentang agama kecuali dalam konteks kemanusiaan. Menyadari hal itu,
maka seorang pengikut agama mestinya siap untuk menerima kenyataan bahwa di
kalangan agama yang sama memiliki beragam perbedaan pendapat. 1
Agama diturunkan Tuhan untuk manusia. Yang berarti, akan salah jika kita
mengembangkan pemahaman atas agama yang dilepaskan dari kebutuhan manusia.
Oleh karena itu sudah seharusnya agama diartikan sejalan dengan kepentingan
perkembangan manusia kedepannya.
Konsep Tuhan sendiri menurut para ahli berbeda beda. Menurut pemikiran
Barat definisi dari tuhan sendiri berangkat dari teori Evolusionisme yang pada awal
mulanya dikemukakan oleh Max Muller, EB. Tailor, Robertson Smith, Lubboc dan
Jevens. Menurutu teori ini berangkat dari kepercayaan: Dinamisme, Animisme,
Politeisme, Henoteisme, Monoteisme.
Pada dasarnya, konsep Tuhan dalam perspektif agama-agama menuju pada
satu titik temu bahwa Tuhan merupakan satu dzat yang menjadi tujuan terakhir setiap
umat manusia. Krakteristik yang membedakan antara konsep Tuhan menurut agama
Islam dengan agama lainnya yaitu terletak pada syariat-nya.2
1
SHI, M.E.I, M. H. (None, None None). Konsep Ketuhanan Dalam Islam.
Retrieved from fib.unair.ac.id:
https://www.fib.unair.ac.id/jdownloads/Materi%20Kuliah/MKWU/Materi%20Agama
%20Islam/kuliah_i_konsep_ketuhanan_dalam_islam_ok.ppt

2
Priatna, T., Wahyudin, D., & Nurhamzah. (2018, May 22). Konsep Tuhan Dalam Paradigma
Pendidikan. A Hibernator Against Sleepwalkers, p. 18.

1
Menurut pemikiran umat Islam sendiri bahwa yang wajib disembah dan
dipertuhankan adalah Allah SWT, tiada lain selain Allah. Permasalahan muncul di
seputar cara manusia mengetahui adanya Tuhan dan keberadaan sifat sifat tuhan.
3
Permasalahan ini dalam perkembangan selanjutnya melahirkan kajian keagamaan
sendiri, seperti yang kita kenal adanya ilmu tauhid dan ilmu kalam. Sedangkan dalam
Al-Quran, konsep Tuhan menjadi pangkal semua makna Al-Quran itu sendiri.
Toshihiko Izutsu memaknai konsep Allah melalui ungkapannya, yaitu :
“Allah adalah kata fokus tertinggi dalam sistem Al-Quran, yang nilai penting
dan kedudukannya tidak ada yang melebihi. Weltanschuung Al-Quran pada
hakikatnya adalah teosentrik, dan tentu saja dalam sistemini konsep Allah menguasai
keseluruhannya, dan mendesakkan pengaruhnya secara mandalam pada struktur
semantik semua kata kunci”.4
Dengan sangat tegas Al-Quran mengungkapkan kebenaran mengenai konsep
Allah, kebenaran yang menentang sifat bebal manusia yang selalu mencari-cari
sesuatu yang mereka definisikan sebagai Tuhan.
Pada awalnya manusia menjadikan satu tuhan yang merupakan penyebab
pertama bagi suatu penguasa langit dan bumi, begitulah setidaknya salah satu teori
yang di populerkan oleh Wilhelm Schmidt dalam salah satu buku nya yang berjudul
“THE ORIGIN OF THE IDEA OF GOD” yang diterbitkan pada tahun 1912. Buku
itu menyatakan bahwa telah ada suatu monoteisme primitive sebelum manusia mulai
menyembah banyak dewa pada mulanya, mereka hanya mengakui adanya satu tuhan
tertinggi yang telah menciptakan semesta dan isinya, yang telah menciptakan takdir
hidup manusia. Kepercayaan tersebut sampai sekarang masih ada dalam suku-suku
pribumi Afrika.

3
Pari, F. (2011, 1 1). Pengalaman Rasional Eksistensi Tuhan Pengantar Ontoteologi. Kanz
Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism, pp. 111-128.
4
Toshihiko Izutsu, God and Man in the Koran: Semantics of the Koranix Weltanchauung, terj. Agus
Fahri, Relasi Tuban dan Manusia: Prndekatan Semantik terhadap Al-Qur’an, Cet, I.

2
Mereka percaya bahwa tuhan memberi, mengawasi dan menghukum setiap
dosa mereka. Namun demikian, dia (tuhan) anehnya tidak hadir dalam kehidupan
sehari mereka. Warga suku suku pribumi Afrika menyatakan, bahwa dia (tuhan) tidak
bisa di ekspresikan dan tidak dapat di cemari oleh dunia manusia sedangkan Sebagian
5
orang beranggapan bahwa dia (tuhan) telah pergi begitu pula menurut Schimdt 6
selanjutnya, di zaman kuno, Tuhan tertinggi digantikan oleh tuhan tuhan kuil yang
lebih rendah dan lebih mudah di jangkau.
Adalah mustahil untuk membuktikan hal ini dengan cara apapun, sudah
banyak teori mengenai teori asal usul agama sendiri. Namun, tampakanya
menciptakan tuhan tuhan telah sejak lama dilakukan oleh umat manusia ketika ide ide
agama sudah tidak efektif maka akan di gantikan dengan ide ide agam yang baru.
Dalam era kita sekarang ini banyak orang akan mengatakn bahwa tuhan yang telah di
sembah berabad abad oleh umat Yahudi, umat Kristen, dan Islam telah menjadi
sejauh Tuhan langit bahkan Sebagian lainnya mengklaim bahwa tuhannya sendiri
telah mati.
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat mengalami kemajuan pesat
setelah masa Renaissance dan Revolusi Industri selesih antara masa filsafat Yunani
yang dianggap sebagai bapak pelopor ilmu pengetahuan Barat dengan masa
Renaisance 2200 tahun. Masa Renaisance dan Revolusi Industri di dahuli dengan
masa modern yang pada abda 15 masehi, sedangkan masa Yunai terjadi pada 5 SM,
sehingga selisih nya 2000 tahun, dan masa Renaisance di mulai pada abad 17 masehi,
yang berarti 200 tahun setelah masa modern.
Selama 2000 tahun dengan dikembangkan rasionalitas saja dengan bersifat
bastrak, sementara kehidupan sehari hari tidak berubah mislanya, dalam berkendara
manusia tetap menggunakan kaki sendiri utnuk berjalan dan manusai bekerja hanya
5
Ihsan, H., & Nur. (2022, Maret 27). Hubungan Agama dan Sains: Telaah Kritis Sejarah
Filsafat Sains Islam dan Modern. Intizar, pp. 97-111.
6
Arifin, H. (1985). Mengenal Tuhan. Inonesia: Bina Ilmu.

3
dengan menggunakan kaki dan tangan saja. Ada pun ada masa Revolusi Industri di
temukan kendaraan bermesin yang mempunyai kecepetan melebehi hewan manapun,
pekerjaan manusia yang menggunakan tangan dan kaki diganti dengan mesin mesin
pabrik yang juga mempunyai kecepatan jauh jika dilakukan manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini juga berdampak pada
pembicaraan tentang keberadaan Tuhan, para ilmuwan cenderung menolak,
diantaranya Auguste Comte pengembang positivisme, Charles Darwin (1809-1882)
yang terkenal dengan teori evolusi dalam biologi, Emile Durkheim (1858-1917) yang
terkenal daalam ilmu pengetahuan ilmu sosiologi, Sigmund Freud (1856-1939) dalam
ilmu psikologi, dan perdebatan mengenai keberadaan tuhan jika di bicarakan oleh
789
tokoh fisikawan dalam prospektif ilmu fisika diantaranya Albert Einstein (1879-
1955) yang menemukan teori relatifitas, atau Stephen Hawking (1942) yang masih
hidup dalam bidang kosmologi.
Beradasarkan uraian diatas faktanya adalah tuhan tidak bisa di buktikan
langsung, karena hal itu bukan berarti tuhan tidak bisa di buktikan sama sekali tetapi
hal itu juga menunjukan bahwa :

1. Keberadaan tuhan juga tidak dapat dibuktikan secara langsung ketidka


beradaan nya ataupun dengan kata lain keberadaan tuhan tidak dapat di tolak
ataupun di kukuh kan.
2. Keberadaan tuhan dapat di buktikan secara tidak langsung.
3. Oleh karena itu keberadaan tuhan dapat di terima oleh akal.
4. Konsekuensi dari poin ketiga adalah bahwa keberadaan tuhan menjadi dapat
di akui ataupun ditolak.

7
Jidi, L. (2013). Peranan Sains Dalam Mengenal Tuhan. Jurnal Dakwah Tabligh, 217-226.
8
Syarif, E. (2020). Pergulatan Sains Dan Agama. Laporan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 1-14.

4
Penolakan keberadaan tuhan membuktikan bahwa tuhan dapat di terima akal
sehingga akal dapat menolak. Karena tidak mungkin seseorang dapat menolak
sesuatu 10jika sesuatu yang ditolak nya tersebut tidak dapat diterima oleh akal terlebih
dahulu sehigga ia dapat menolak.11
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Tuhan merupakan Dzat
yang patut disembah dan merupakan pencipta dari alam semesta serta manusia yang
ada di muka bumi ini. Kepercayaan terhadap Tuhan bukanlah hal yang baru, karena
kepercayaan ini muncul bersamaan dengan munculnya manusia di bumi. Eksistensi
Tuhan sudah dibuktikan oleh banyak sumber, salah satunya adalah kitab suci umat
Islam yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an telah banyak membuktikan sejarah-sejarah silam
yang bisa dibuktikan keasliannya.

Kita sebagai manusia dapat melihat sesuatu secara nyata dan tentunya
memiliki batasan dalam pengelihatan itulah mengapa manusia disebut sebagai
makhluk yang tidak sempurna. Berbeda halnya dengan Tuhan, dimana Tuhan
memiliki kesempurnaan dan tidak memiliki batasan dalam hal apapun. Oleh sebab
itu, kita tidak bisa melihat Tuhan, karena Tuhan adalah Dzat yang ghaib untuk kita.
Seseorang yang belum memiliki pengetahuan tentang Tuhan dan belum bisa
meyakini adanya Tuhan apabila orang tersebut memikirkannya maka akan bertambah

10 9
El Fadl, K. A. (2003). Atas Nama Tuhan. Oxford: OneWorld Publication.
11

5
bingung, sebab seseorang yang ingin mengetahui tentang Tuhan haruslah orang yang
12

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2013). Konsep Ketuhanan Dalam Islam. Gorontalo: Universitas Negri


Gorontalo.
Arifin, H. (1985). Mengenal Tuhan. Inonesia: Bina Ilmu.
Armstrong, K. (2011). Kronik Zaman Baru. Bandung: PT Mizan Pustaka.
El Fadl, K. A. (2003). Atas Nama Tuhan. Oxford: OneWorld Publication.

12 10
Armstrong, K. (2011). Kronik Zaman Baru. Bandung: PT Mizan Pustaka.

6
Ihsan, H., & Nur. (2022, Maret 27). Hubungan Agama dan Sains: Telaah Kritis
Sejarah Filsafat Sains Islam dan Modern. Intizar, pp. 97-111.
Jidi, L. (2013). Peranan Sains Dalam Mengenal Tuhan. Jurnal Dakwah Tabligh, 217-
226.
Pari, F. (2011, 1 1). Pengalaman Rasional Eksistensi Tuhan Pengantar Ontoteologi.
Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism, pp. 111-
128.
Priatna, T., Wahyudin, D., & Nurhamzah. (2018, May 22). Konsep Tuhan Dalam
Paradigma Pendidikan. A Hibernator Against Sleepwalkers, p. 18.
SHI, M.E.I, M. H. (None, None None). Konsep Ketuhanan Dalam Islam.
Retrieved from fib.unair.ac.id: https://www.fib.unair.ac.id/jdownloads/Materi
%20Kuliah/MKWU/Materi%20Agama%20Islam/
kuliah_i_konsep_ketuhanan_dalam_islam_ok.ppt
Syarif, E. (2020). Pergulatan Sains Dan Agama. Laporan Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1-14.

Anda mungkin juga menyukai