Anda di halaman 1dari 3

REINFORCEMENT NEGATIF UNTUK MENGATASI

PERILAKU TANTRUM SAAT MEMINTA BARANG


PADA ANAK AUTIS
Penulis: Aida Cahyaning Artanto

E-mail: aida.20043@mhs.unesa.ac.id
Dosen Pengampu: Dr. Hadi Warsito W, M.Si,.Kons, Ari Khusumadewi, S.Pd., M.Pd.
E-mail: arikhusumadewi@unesa.ac.id, hadiwarsito@unesa.ac.id

Prodi Pendidikan Luar Biasa


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak: Latar belakang dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui tentang konsep datar dari
modifikasi perilaku tantrum pada anak autis saat meminta barang dengan metode atau teknik
reinforcement negatif. Tujuan dari penulisan artikelini adalah untuk mengetahui efektivitas teknik
yang dipilih yaitu teknik reinforcement negatif dalam memodifikasi perilaku target berupa
menghilangkan perilaku yaitu perilaku tantrum pada anak autis saat meminta barang. Dengan
meninjau atau mengamati artikel penelitian yang berhubungan dengan judul yang dipilih oleh penulis.
Kata Kunci: Modifikasi Perilaku, Perilaku Tantrum, Reinforcement Negatif

Abstract: The background of writing this article is to find out about the flat concept of modifying
tantrum behavior in autistic children when asking for goods with negative reinforcement methods or
techniques. The purpose of writing this article is to determine the effectiveness of the selected
technique, namely negative reinforcement techniques in modifying the target's behavior in the form of
eliminating behavior, namely tantrum behavior in autistic children when asking for goods. By
reviewing or observing research articles related to the title chosen by the author.

Keywords: Behavior Modification, Tantrum Behavior, Reinforcement Negative


PENDAHULUAN bagi siswa yang melakukan perilaku
menyimpang.
Autisme adalah gangguan
perkembangan kompleks yang gejalanya harus Dalam artikel ini penulis akan
sudah muncul sebelum anak berusia 3 tahun. menjelaskan tentang konsep dasar reinforcement
Gangguan neurologi pervasif ini terjadi pada negatif untuk mengatasi perilaku tantrum pada
aspek neurobiologis otak dan mempengaruhi anak autis saat meminta barang. Penulisan artikel
proses perkembangan anak. Akibat gangguan ini ini juga didukung dan diperkuat oleh artikel yang
sang anak tidak dapat secara otomatis belajar tehubung dan sudah diamati oleh penulis.
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan METODE
lingkungan sekitarnya, sehingga ia seolah olah
hidup dalam dunianya sendiri (Yayasan Autisma Metode yang digunakan dalam penulisan
Indonesia, 2008). Autis diklasifikasikan menjadi artikel ini adalah kuantitaif berupa telaah artikel
tiga tingkatan yaitu, ringan, sedang hingga berat. yang berkaitan sebagai analogi penerapan teknik
Stigma orang normal pada anak autis adalah reinforcement negatif pada perilaku target yaitu
anak dengan gangguan jiwa yang tidak bisa tantrum dengan subjek anak autis. Tujuan
berteman atau memiliki hubungan baik dengan penelitian ini juga sebagai pengukuan efektivitas
orag lain. Hal ini disebabkan oleh kesibukan teknik reinforcement negatif untuk mengatasi
anak autis dengan dunianya sendiri sehingga, perilaku tantum pada anak autis saat meminta
menyebabkan anak mengisolasi diri dari barang.
lingkungan yang tidak sesuai dengan dunianya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tandry (2010), tantrum adalah perilaku
menangis, berteriak, atau bisa juga dikatakan Literatur yang dipelajari oleh penulis
sebagai luapan frustasi yang ekstrim yang berjudul KEEFEKTIFAN DALAM PENERAPAN
tampak seperti kehilangan kendali. Perilaku ini REINFORCEMENT NEGATIF UNTUK ANAK
dapat dicirikan dengan gerak tubuh yang kasar TANTRUM oleh penulis Nabilla Waviroh dan
atau agresif seperti membuang barang, berguling Ari Purnomo Endah Aflahani. Penulis
dilantai, membenturkan kepala dan melakukan intervensi dengan tahapan A-B-A.
menghentakan kaki ke lantai. Pada anak yang Dengan subjek penelitian berumur 4 tahun.
lebih kecil (lebih muda) biasanya sampai Anak selalu marah dan meluap-luapsaat apa
muntah, pipis, atau bahkan nafas sesak karena yang diminta tidak diberikan. Untuk tahap 1.
terlalu banyak menangis dan berteriak. 13 tahap A dilakukan observasi pada anak untuk
Dalam kasus tertentu, ada pula anak yang menentukan perilaku target. Penulis
sampai menendang atau memukul orang tua atau memanfaatkan waktu saat subjek bermain
orang dewasa lainnya misalnya pada baby sitter. dengan temannya. Observasi dilakukan dengan
Perbendaharaan kata yang terbatas dan kondisi cara anectocal record (pencacatan) dengan
kemampuan sosial yang kurang bagus alasan agar lebih jelas dalam menentukan
menyebabkan anak autis sulit untuk perilaku target. 2. Tahap B. Pada tahap ini
menyampaikan apa yam diinginkan sehingga, penulis sudah mentukan perilaku target yang
membuat emosi anak meluap-luap karena orang akan diubah atau dihilangkan yaitu perilaku
lain tidak mengerti apa yang dimaksud. Inilah tantrum pada anak saat meminta suatu barang.
hubungan tantrum dengan anak autis. Teknik yang digunakan adalah reinforcement
Menurut skinner (dalam Bradley T. negatif berupa omelan yang akan muncul atau
Erford 2016:376), Penguatan negatif (negative menjadi konsekuensi perilaku yang dilakukan
reinforcement) adalah segala sesuatu yang secara terus menerus oleh orangtua setiap kali
meningkatkan perilaku yang diharapkan dengan perilaku muncul. Penulis berpendapat bahwa
mengurangi atau mengeliminasi stimulus aversif respon atau penguatan negtaif ini dapat
(tidak menyenangkan) diinginkan. Penguatan memberikan efek jera pada anak sehingga
negatif sering disalah artikan sebagai hukuman. perilaku dapat menurun seiring berjalannya
Namun, ada perbedaanyang esensial dari kedua proses. Penulis tidak langsung memberikan
hal tersebut yaitu tujuan dari masing-masing penguatan. Namun, orangtualah yang
teknik tersebut. Wujudan dari kedua teknik memberikan penguatan negatif tersebut dan
tersebut berbeda. Penguatan negatif memberikan penulis hanya mengarahkan orangtua dalam
perlakuan berupa pepmberian tugas tambahan memberikan penguatan. 3. Tahap A. Pada tahap
ini hampir sama dengan tahap A yang pertama
yaitu menganalisis kembali perilaku target mau dan kemudian memberikan omelan nasehat
apakah masih muncul setelah diberikan kepada anak agar anak bisa diam. Da untk hasil
penguatan negatif atau hanya mengalami dari penelitian membuktikan bahwa teknik
penurunan pada frekuensi perilaku target. tersbut berhasil dan membuahkan hasil yang
Setelah seluruh proses sudah dilewati penulis bagus.
mengungkapkan bahwa adanya perubahan
perilaku tantrum pada anak. Memang tantrum DAFTAR PUSTAKA
tidak bisa hilang namun, frekuensi munculnya Waviroh Nabilla, Aflahani Endah Purnomo Ari.
perilaku sudah menurun. 2021. “Keefektifan Dalam Penerapan
Berdasarkan hasil telaah artikel ilmiah tersebut Reinforcement Negatif Untuk Anak
dapat dibuktikan bahwa penguatan negatif untuk Tantrum.” Jurnal Lentera Anak 02(01).
mengatasi perilaku tantrum pada anak terbilang
Maimunah, Tutut. 2019. “Analisis Perkembangan
cukup efektif. Frekuensi munculnya perilaku ada
penurunan. Pemberian penguatan negatif berupa Emosi Anak Autis Usia 4-5 tahun”. Skripsi.
omelan lebih dan sangat dianjurkan Jember : Fakultas Keguruan dan Ilmu
dibandingkan dengan memberikan punishment Pendidikan Universitas Jember
pada anak berupa kekerasan atau makian yang Sunardi. 2010. “Modifikasi Perilaku”. Bandung :
justru membuat tantrum anak semakin menguat.
Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu
Hal ini dikarenakan, anak justru merasa tidak
Pendidikan UPI. : 1 -2.
terima saat ada orang yang memarahinya atau
mencaci makinya. Dan penguatan negatif dinilai Mulyati, Kaarang, Wayan, Ni. 2019. “Hubungan
lebih baik dikarenakan, penguasaan emosi Pemberian kPenguatan (Reinforcement)
orangtua lebih terjaga meskipun harusmengomeli Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar pa
anak namun, orangtua tetap dihimbau untuk Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP
menggunakan kata-kata yang baik, dan tidak
Negeri 2 Banyuwangi” Jurnal Ilmiah Ilmu
terbawa emosi. Apabila pemberian penguatan
Pendidikan Dan Sosial 8(1).
negatif pada anak dirasa kurang efektif dan
tantrum anak belum berhenti maka, dapat Riadi, Muchlisin. 2021. “Penguatan
diberikan berupa pelukan kasih sayang oleh (Reinforcement) – Pengertian, Tujuan,
kedua orangtua. Orangtua dilarang ikut emosi Prinsip, Jenis dan Teknik”.
dalam emnangani anak tantrum. Apabila perilaku
https://www.kajianpustaka.com/2021/04/
tantrum ini tidak ditangani dengan baik maka,
penguatan-reinforcement-
anak akan mengalami tantru hingga usia 5-6
tahun. Dan apabila meginjak usia tersebut pengertian.html. Diambil pada tanggal 16
mengatasi perilaku tersebut akan lebih sulit Desember 2022 pukul 22.00.
dikarenakan anak merasa perilaku tantrumnya
tersebut merupakan hal biasa dan tidak
merugikan atau menyimpang.
KESIMPULAN
Reinforcement negatif atau penguatan
negatif merupakan salah satu teknik modifikasi
perilaku yang cukup efektif dalam mengatasi
perilaku menyimpang. Penguatan negatif dapat
berupa menunda/tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan, atau menunjukan
perilaku tidak senang (mungkinn dengan ekpresi
wajah atau omelan nasehat). Pada literatur jurnal
teknik penguatan negatif berupa omelan nasehat
efektif dikarenakan orangtua berusaha untk
memberikan pemahaman kepada anak bahwa
perilaku tersebut tidak baik dan memberlakukan
“diam” sebagai syarat untuk emndapatkan apa
yang dia mau. Apabila anak tidak mau diam
orantua tidak akan memberikan apa yang mereka

Anda mungkin juga menyukai