Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

UJI BAHAN BANGUNAN

Mata Kuliah : Teknologi Bahan Jalan dan Beton

Dosen Pengampu : 1. Ir. Arie Wardhono, S.T., M.MT., M.T., Ph.D.

2. M. Imaduddin, S.T., M.T.

Disusun oleh :

KELOMPOK 7

1. Meylioni Lay (22050724136)


2. Elvi Ofta Vianing (22050724137)
3. Muhammad Nurma R.B. (22050724138)
4. Dabiok Ahoren (22050724148)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmad dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah
Teknologi Bahan Jalan dan Beton ini dengan baik dan lancar.

Laporan ini memuat mengenai hasil Praktikum Uji Bahan Bangunan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dosen Pengajar.
Praktikum ini merupakan penerapan dari teori yang telah diberikan di dalam kuliah
Teknologi Bahan Jalan dan Beton.

Selain merupakan penerapan dari teori yang telah dipelajari sebelumnya, pelaksanaan
praktikum ini juga didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan diatas, dengan begitu
diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih mengetahui serta memahami bagaimana proses
perencanaan komposisi beton dan pembuatan beton, yang pada akhirnya dari hasil praktikum
ini mahasiswa mendapatkan ilmu yang lebih banyak untuk merencanakan beton dengan nilai
yang ekonomis serta mutu yang lebih baik terkait dengan teori yang ada.

Surabaya,15 Desember 2022

Penyusun, Kelompok 7

2 | Uji Bahan Bangunan


DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………2
Daftar isi………………………………………………………………….3
BAB I PENGUJIAN BATU BATA………………………….….……….4
1.1 Uji Fisik Batu Bata………………………………….………..4
1.2 Penyerapan Air……………………………………….………6
1.3 Uji Kuat Tekan……………………………………….………9
BAB II PENGUJIAN ADUKAN (SPESI) CAMPURAN SEMEN DAN
KAPUR……………………………………………………….…….….…12
2.1 Pengujian Geser (Lekatan)……………..……….……….……12
2.2 Uji Kuat Tekan………………………………….……….……15
2.3 Penyerapan Air………………………………….……….……17
BAB III PENGUJIAN GENTENG……………………….…………..…..20
3.1 Uji Fisik Genteng…………………………….…………….…20
3.2 Perembesan Air…………………………….………………....22
3.3 Uji Kuat Lentur…………………………….………………....24
3.4 Penyerapan Air…………………………….………………….26
BAB IV PENGUJIAN KAYU……………………….….…….………….28
4.1 Pengujian Penyusutan…………………….……….………….28
4.2 Pengujian Kadar Air…………………….……………………30
4.3 Pengujian Kuat Geser………………….……..………………32
4.4 Pengujian Kuat Lentur…………………………….…….……34
4.4 Pengujian Kuat Tekan…...……….……………….…….……36
BAB V PENGUJIAN PAVING STONE……...………………..….…….39
5.1 Pengujian Penyerapan Air……………………………...…….39
5.2 Pengujian Kuat Tekan……………………………….….……41
BAB VI PENGUJIAN KAYU LAPIS………...……………….…….….43
6.1 Pengujian Penyerapan Air………………………….…….….43
6.2 Pengujian Kadar Air…………………………..….……….…45
6.3 Pengujian Kuat Rekat…………………………...……………47
BAB VII PENGUJIAN KERAMIK………...………….….……..…..….50
7.1 Uji Fisik Keramik…………………………….….…………..50
7.2 Perembesan Air……………………………….….…………..52
7.3 Pengujian Kuat Lentur………………………….……………54

3 | Uji Bahan Bangunan


BAB I

PENGUJIAN BATU BATA

1.1 UJI FISIK BATU BATA

1.1.1 TUJUAN

TIU : Memberi petunju dan melatih cara pengujian fisik pada batu bata sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri
TIK : mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian fisik pada batu bata

1.1.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Sketmat
  2. Siku
  3. Mistar

Bahan : Batu bata

1.1.3 LANGKAH KERJA


1. 1.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. 2.Menyediakan batu bata minmal sebanyak 3 buah 
3. 3.Ukur dimensi masing-masing batubata tersebut dan catat data yang diperoleh. Dimensi
yang diukur ialan panjang (L), lebar (B), dan tinggi (T)
4. 4.Hitunglah rata-ratanya masing-masing pengukuran
5. 5.Telitilah masing-masing permukaan batu bata untuk mengetahui kualitas batubata ,
retak, rata, dan sikunya masing-masin sisi
6. 6.Interpretasikan dari data tersebut untuk menganalisis kualitas batu bata ditinjau dari
sifat fisiknya

1.1.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data hasil uji fisik batu bata :

Bata 1 : Lebar = 9,71 cm


Panjang = 19,15 cm
Tebal = 4,7495 cm
Berat = 1276 gram
Bata 2 : Lebar = 9,59 cm
Panjang = 19,1 cm
Tebal = 4,598 cm
Berat = 1158 gram
Bata 3 : Lebar = 9,58 cm
Panjang = 19,425 cm
Tebal = 4,6815 cm

4 | Uji Bahan Bangunan


Berat  = 1237 gram

Rata-rata dimensi, retak, rata, dan siku :

- Rata-rata dimensi :
Lebar = 96,267 mm
Panjang= 64,917 mm
Tebal = 46,763 mm

- Dimensi batu bata yang disyaratkan adalah:


Tabel Ukuran dan toleransi bata merah pejal untuk pasangan dinding SNI 15-2094-
2000

Modul Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm)

M-5a 65±2 90±3 190±4


M-5b 65±2 100±3 190±4
M-6a 52±3 110±4 230±4
M-6b 55±3 110±6 230±5
M-6c 70±3 110±6 230±5
M-6d 80±3 110±6 230±5

Bata ke - Kerataan Keretakan Kesikuan


1 TR TRk TS
2 TR Rk TS
3 TR Rk TS
Keterangan: R (rata), TR (tidak rata), TRk (tidak retak), Rk (retak), S (siku), TS (tidak siku).

1.1.5 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan sifat tampak bentuk bidang-bidang dan tekstur


menunjukan, bentuk kerataannya 100% tidak rata. Bentuk Keretakan permukaan
seluruh sampel menunjukkan adanya keretakan 25% dan 75% lainnya tidak retak.
Sedangkan untuk kesikuannya seluruh sampel menunjukkan tidak siku (kurang baik).
Sebagaimana disyaratkan dalam aturan tentang ukuran batu bata pada SNI 15-
2094-2000. Dari hasil pengujian dapat diperoleh rata-rata panjang batu bata : 64,917
mm, lebar : 96,267 mm, dan tinggi 46,763 mm. Sesuai dengan standar SNI batu bata
pada table diatas maka dapat disimpulkan bahwa batu bata yang diuji tidak sesuai
dengan SNI 15-2094-2000.

5 | Uji Bahan Bangunan


1.1.6 DOKUMENTASI

1.2 PENYERAPAN AIR

1.2.1 TUJUAN

TIU : Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara-cara pengujian


penyerapan air pada batubata dan mampu melaksanakan pengujian sendiri
TIK : Diharapka dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui penyerapan air pada batubata.

6 | Uji Bahan Bangunan


1.2.2 ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Timbangan
2. Dryer/kipas angin
3. Oven dengan pengatur suhu
Bahan : Batu bata

1.2.3 LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ambil dan timbang satu buah batu bata untuk mengetahui berat awal (A),
kemudian rendam sampai jenuh air atau selama ±3 jam
3. Ambil batubata yang telah direndam kemudian dibersihkan permukaan dengan kain
lap untuk mencapai kering permukaan dan setelah kering permukaan ditimbang untuk
mengetahui berat jenuh (B)
4. Kemudian keringkan dengan memasukkan dalam oven dengan temperature 110°
selama 24 jam
5. Ambil batubata dari dalam oven dan dinginkan lalu timbang beratnya untuk
mendapatkan berat batubata kering (C)
6. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada batubata

1.2.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian penyerapan air pada batu bata :
Data percobaan :
Berat batu bata awal (A) = 1,230 kg
Berat batu bata jenuh air (B) = 1,503 kg
Berat batu bata kering oven (C) = 1,224 kg

Analisa data :
Tinjauan terhadap penyerapan air bata dari pasaran
B− A
Berat air serap (D) = x 100 %
A

1,503 kg−1,230 kg
= ×100 %
1,230 kg

= 0,221 × 100%

= 22,1 %

D
Volume serap air (F) = ×A
100

0,221 %
= × 1,230 kg
100

= 0,002 Liter

7 | Uji Bahan Bangunan


Tinjauan terhadap penyerapan air bata kering oven
B−C
Berat air jenuh (E) = A ×100 %

1,503 kg−1,224 kg
= 1,230 kg
× 100 %

0,279 kg
= 1,230 kg ×100%

= 0,226 × 100%

= 22,6%

E
Volume air jenuh (G) = ×A
100

0,226
= 100 × 1,230 kg

= 0,002 Liter

Penyerapan air bata rata-rata


( F+ G)
Rata-rata =
2

(0,002 Liter+ 0,002 Liter )


=
2

=0,002 Liter

1.2.5 KESIMPULAN
Dari pengujian penyerapan batu bata yang kami lakukan diperoleh penyerapan
air sebesar 22,1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa batu bata yang diuji tidak
sesuai dengan SNI 15-2094-2000 karena batu bata melebihi standar ketentuan
penyerapan yaitu sebesar 20%.

1.2.6 DOKUMENTASI

8 | Uji Bahan Bangunan


1.3 UJI KUAT TEKAN

1.3.1 TUJUAN 
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih mahasswa cara menguji kuat tekan pada
batubat , sehingga mampu melaksanakan pengujian sendiri
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian kuat tekan pada batubata

1.3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mistas 3. Cetak
  2. Gergaji 4. Mesin test tekan

Bahan : 1. Batu bata 3. Port land cemant


  2. Pasir

1.3.3 LANGKAH KERJA 


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Ambil 3 buah bata lalu potong menjadi dua bagian yang sama pada arah
memanjang
3. Buat adukan spesi dengan perbandingan campuran 1 bagian Portland cement
disbanding bagian pasir (1PC : 1PS) dan air sebanyak 60%-70%
4. Ambil dua potongan batubata yang tadi dan susun dengan lapisan spesi setebal
1,5cm dibagian permukaan atas dan bawah ratakan pula dengan spesi setebal 1
cm. biarkan selama 24 jam

9 | Uji Bahan Bangunan


5. Kemudian direndam sampai umur 7hari atau 14 hari untuk melakukan pengujian,
ambil sehari sebelum pengujian dan dikeringkan di udara bebas
6. Letakkan benda uji pada mesin test dengan posisi tegak untuk pengujian kuat
tekan
7. Lakukan pengujian dengan member beban perlahan-lahan, kecepatan pembebanan
2kg/cm2detik
8. Catat hasil percobaan masing-masingbenda uji sebagai data untuk menentukan
tegangan pada batu bata

1.3.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian kuat tekan pasangan batubata
 Data percobaan :

Dimensi Psangan Bata I Bata II Bata III Rata-Rata


Pasangan 15,5 mm 16,25 mm 21 mm 17,583
(L)
Tinggi 108,75 120 mm 123,75 mm 117,5
(t) mm
Lebar 92,25 93,5 mm 93,75 mm 93,15
(b) mm
Tegangan terbaca 794 496 kg/cm² 893 kg/cm² 727,6
(σa) kg/cm²
                                           
7,936 4,960 8,928 7,2746
σa
N/mm² N/mm² N/mm²
Luas penampang alat 3,51 3,51 mm² 3,51 mm²
(Aa) mm²

- Besar beban (P) :


P₁ = σa x Aa = 7,936 x 3,51 = 27,85 N
P₂ = σa x Aa = 4,960 x 3,51 = 17,4 N
P₃ = σa x Aa = 8,928 x 3,51 = 31,33 N

Rata-rata besaran beban batu bata I, II, III

P 1+ P 2+ P3 27,85+17,4+31,33
P rata-rata =
3
= 3

= 76,58 N

1.3.5 KESIMPULAN

10 | Uji Bahan Bangunan


Dari pengujian kuat tekan batu bata yang kami lakukan diperoleh rata-rata kuat
tekan batu bata sebesar 76,58 N. Sesuai dengan ketentuan SNI 15-2094-1991 pada
table diatas, maka batu bata yang diuji masuk kedalam kualitas ke III.

1.3.6 DOKUMENTASI

11 | Uji Bahan Bangunan


BAB II

PENGUJIAN ADUKAN (SPESI)

CAMPURAN SEMEN DAN PASIR

2.1 PENGUJIAN GESER (LETAKAN)

2.1.1 TUJUAN 

TIU : Memberikan petunjuk dan cara-cara pengujian lekatan adukan terhadap geser
sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian dan mengevaluasi diri
TIK : Mahasiswa dengan  alat yang tersedia mampu mengevaluasi uji lekatan adukan
terhadap geser dan dapat menganalisa hasil pengujian

2.1.3 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mistar 4. Talum
  2. Gergaji 5. Mesin test tekan
  3. Cetakan

Bahan : 1. Pasir 3. Batu bata


  2. Portland cement 4. Air

2.1.4 LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Potong 3 (tiga) buah batu bata menjadi 2 bagian yang sama.
3. Buat 2 (dua) adukan spesi dengan campuran tertentu misalnya:

12 | Uji Bahan Bangunan


1 semen : 5 pasir, dengan F.A.S
1 semen : 4 pasir, dengan F.A.S dst
4. Ambil 3 buah potongan batu bata tadi, dan susun sedemikian hingga membentuk
huruf Y. Sehingga dengan 3 buah batu bata tadi dapat dibuat menjadi 2 buah
benda uji.
5. Biarkan benda uji selama kurang lebih 24 jam. Kemudian rawatlah selama 7 hari.
6. Setelah benda uji mengeras lakukan pengujian dengan memberi beban perlahan-
lahan. Kecepatan perbebanan 2 kg/cm2/detik, dengen posisi benda uji seperti
huruf “Y” tegak.
7. Catatan hasil pengujian dan lakukan pengolahan data.

2.1.5 DATA HASIL PENGUJIAN

Data pengujian gaya lekat terhadap geser adukan :


* Data percobaan :
Tabel Data pengujian gaya lekat terhadap geser adukan
Test No: 1 2 3

Campuran 1:5 1:5 1:5

F.A.S

Dimensi lekatan

Panjang (L) mm 96 96 95

Lebar (b) mm 90 95 91

Tebal (τ) mm 43 44 42

Luas penampang (A) mm2 8640 9120 8645

13 | Uji Bahan Bangunan


Tegangan terbaca (σa1) 296 296 296
kg/cm2

Luas penampang alat (Aa) = 3,51 mm2

* Analisis data :
− Bila yang terukur tegangan maka menentukan besar beban geser (V) dapat
dihitung :
σa1 = 296 kg/cm2 = 2,976 N/mm2
σa2 = 296 kg/cm2 = 2,976 N/mm2
σa3 = 296 kg/cm2 = 2,976 N/mm2
V1 = σa1 x Aa = 2,976 x 3,51 = 10,44 N
V2 = σa2 x Aa = 2,976 x 3,51 = 10,44 N
V3 = σa3 x Aa = 2,976 x 3,51 = 10,44 N
− Bila yang terukur beban geser, maka kuat geser (σ)
V 10,44
σgeser I = = = 0,000604 N/mm²
2. A 2(8640)
V2 10,44
σgeser II = = = 0,000572 N/mm²
2. A 2(9120)
V3 10,44
σgeser III = = = 0,000603 N/mm²
2. A 2(8645)

2.1.6 KESIMPULAN

− Dari hasil percobaan diketahui bahwa pasangan batu bata dengan campuran
spesi 1 : 5 memiliki kuat geser rata-rata 0,000593 N/mm2. Spesi pada batu bata
memenuhi syarat rata-rata kuat geser bila mencapai 32,95 N/mm². Pada batu
bata I,II,III tidak memiliki kualitas yang baik karena tidak mencapai rata-rata.

2.1.7 DOKUMENTASI

14 | Uji Bahan Bangunan


2.2 UJI KUAT TEKAN

2.2.1 TUJUAN 
TIU : Memberi petunjuk pada mahasiswa mengenai cara menguji kuat tekan adukan
spesi sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji kuat tekan
adukan dan dapat membandingkan dengan standart yang direncanakan.

2.2.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Cetak 3. Cetakan spesi 5. Mesin test tekan


  2. Ayakan pasir 4. Kuas

Bahan : 1. Pasir 3. Air


  2. Semen 4. Minyak pelumas

2.2.3 LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Buat kubus spesi dengan ukuran (5x5x5) cm dengan perbandingan campuran tertentu, dan
factor air semen (F.A.S) tertentu pula.
3. Olesi cetakan dengan minyak pelumas sebelum adukan dimasukkan dalam cetakan
4. Kemudian masukkan adukan dalam cetakan
5. Setelah adukan berumur 24 jam keluarkan benda uji dari cetakannya

15 | Uji Bahan Bangunan


6. Rendan selama 7 (tujuh) hari, lalu 1 hari sebelum pengujian ambil dan keringkan
7. Letakkan benda uji pada mesin test tekan spesi untuk pengujian kuat tekan, lakukan
penekanan dengan kecepatan beban 2kg/cm²/detik
8. Catat hasil pengujian sebagai data untuk menentukan tegangan tekannya

2.2.3 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian kuat tekan spesi :

Tabel Data pengujian kuat tekan spesi

Test No : I II III

Dimensi lekatan                         
Panjang (L) mm
50 50 52
Lebar (b) mm 51 50 50
Tebal (t) mm
50 50 49

Luas penampang (A) mm² 2550 2500 2600


Tegangan terbaca (σa) kg/cm2 694 595 49,6 Luas
penampang alat
(Aa) = 3,51 mm²

 Analisis data :

- Bila yang terukur tegangan maka menentukan besar beban (P) dapat dihitung :

σa1 = 694 kg/cm2 = 6,944 N/mm²

σa2 = 595 kg/cm2 = 5,952 N/mm²


σa3 = 496 kg/cm2 = 4,960 N/mm²

P1 = σa1 x Aa = 6,944 x 3,51 = 24,37 N


P2 = σa2 x Aa = 5,952 x 3,51 = 20,89 N

P3 = σa3 x Aa = 4,960 x 3,51 = 17,4 N


- Bila yang terukur beban P, maka kuat tekan spesi σat :

P1 24,37
σat1 = A
=
2550
= 0,0095 N/mm²

P2 20,89
σat2 = A
=
2500
= 0,0083 N/mm²

16 | Uji Bahan Bangunan


P3 17,4
σat3 = A
=
2600
= 0,0066 N/mm²

σat rata-rata = 0,015 N/mm²

2.2.4 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diketahui bahwa kubus spesi dengan campuran 1 : 3 dan
Memiliki kuat tekan sebesar 0,015 N/mm2 . Spesi memenuhi syarat kuat tekan spesi
apabila mempunyai rata-rata(σt) 0,018 N/mm². Spesi I,II,III tidak memenuhi syarat
karena belum mencapai rata-rata.
2.2.5 DOKUMENTASI

2.3 PENYERAPAN AIR

2.3.1 TUJUAN

17 | Uji Bahan Bangunan


TIU : Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara-cara pengujian
penyerapan air pada batubata dan mampu melaksanakan pengujian sendiri
TIK : Diharapka dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui penyerapan air pada batubata

2.3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Timbangan
  2. Dryer/kipas angin
  3. Oven dengan pengatur suhu

Bahan : 1. Pasir 2. Semen


3. Air 4. Minyak pelumas

2.3.3 LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Timbang tiga buah kubus spesi untuk mengetahui berat awal (A), kemudian
rendam sampai jenuh air kurang lebih selama ±3 jam.
3. Ambil kubus spesi yang telah direndam kemudian dilap permukaannya untuk
mencapai kering permukaan dan timbang untuk mengetahui berat jenuh (B).
4. Setelah kubus spesi dalam keadaan kering permukaan, masukkan dalam oven
dengan temperature 110℃ selama 24 jam.
5. Ambil kubus spesi dari dalam oven dan dinginkan lalu timbang beratnya untuk
mendapatkan berat batu bata kering (C).
6. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada kubus
spesi.

2.3.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian penyerapan air kubus spesi :
Data percobaan :
Berat kubus spesi awal (A) = 0,234 Kg
Berat kubus spesi jenuh air (B) = 0,258 Kg
Berat kubus spesi kering oven (C) = 0,220 Kg

- Analisa data
Tinjauan terhadap penyerapan air kubus spesi
B–A
Berat air serap (D) = x 100%
A
= 10,256

D
Volume serap air (F) = ×A
100
= 0,024 Liter

Tinjauan terhadap penyerapan air kubus spesi kering oven

18 | Uji Bahan Bangunan


( B− A)
Berat air jenuh (E) = × 100%
A
= 16,39

E
Volume air jenuh (F) = ×A
100
= 0,038 Liter

Penyerapan air kubus spesi rata-rata


( F+ G)
Rata – rata =
2
= 0,031 Liter

2.3.5 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum saya dan kelompok saya lakukan saya dapat
menyimpulkan bahwa penyerapan air rata-rata pada spesi kubus adalah 0,031 liter

2.3.6 DOKUMENTASI

19 | Uji Bahan Bangunan


BAB III

PENGUJIAN GENTENG

3.1 UJI FISIK GENTENG

3.1.1 TUJUAN

TIU : Memberi petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada genting sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian fisik pada genting.

3.1.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Sketmat 2. Siku 3. Mistar

Bahan : Genteng

20 | Uji Bahan Bangunan


3.1.3 LANGKAH KERJA :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Menyediakan genting sebanyak 3 buah
3. Ukur masing-masing genting tersebut dan catat data yang diperoleh
4. Hitunglah rata-rata masing-masing pengukuran
5. Teliti masing-masing permukaan genting untuk mengetahui kualitas genting

3.1.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian fisik genting :
● Data percobaan :
Tabel Data pengujian fisik genting

Benda uji nomor : I II III Rata-rata

Berat genting 1704 1171 1723 1532


(gram)

Tebal genting 0,5 0,7 0,6 0,6


(cm)

Lebar genting lengkung 3,9 4,1 4,1 4,03


(cm)

Lebar genting tanpa lengkung 18,9 18,5 18,4 18,6


(cm)

Panjang genting 29,5 29,5 29,5 29,5


(cm)

Keliling genting 104 104 104 104


(cm)

3.1.5 KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan uji fisik genting yang kami lakukan diperoleh data yang
berbeda pada tiap genting. Didapatkan data rata-rata yaitu berat 1532 gram, tebal
genting 0,6 cm, lebar genting lengkung 4,03 cm, lebar genting tanpa lengkung 18,6
Panjang genting 29,5 cm, keliling genting 104 cm.
Jika ditinjau dari SNI 03-2095-1998, Genting yg telah diuji tidak memenuhi
ketetapan ukuran genteng SNI 03-2095-1998.

Tabel Ketetapan ukuran genteng

21 | Uji Bahan Bangunan


Satuan : mm
Nama ukuran Jenis genteng
kecil sedang Besar
Panjang berguna (jarak reng) min. 200 250 300
Lebar berguna, min. 200 200 200
Jarak penutup memanjang, min 40 40 60
Jarak penutup melintang, min. 40 40 40
Kaitan minimum
- Panjang 30 30 30
- Lebar 10 10 10
- Tinggi 10 10 10

3.1.6 DOKUMENTASI

3.2 PEREMBESAN AIR

3.2.1 TUJUAN
TIU : Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui caracara pengujian
peresapan air pada genting dan mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui perembesan air dan kualitas dari genting.

3.2.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Mistar 3. Tolom


2. Cetak 4. Cetakan
Bahan : 1. Genting 3. Portland cement

22 | Uji Bahan Bangunan


2. Pasir 4. Air
3.2.3 LANGKAH KERJA :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Membuat adukan dengan perbandingan 1 bagian Portland cement dibanding 2
pasir.
3. Pasang adukan pada keliling genting sehingga tampak seperti bejana dengan tebal 3
cm dan tingginya 5 cm
4. Pada pemasangan spesi ini diharapkan tidak mengotori bagian tengah dari genting
dan kedap air.
5. Kemudian setelah kering isi dengan air sampai penuh.
6. Amatilah sampai bagian bawah genting sampai menetes, kurang lebih selama 3 jam
dengan melakukan pengukuran perubahan tinggi air setiap 15 menit.
7. Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan kerapatan genting terhadap
air.

3.2.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian rembesan genting :
● Data percobaan :

Tabel Data pengujian rembesan genting

Nomor Jangka waktu Tinggi muka air


(menit) (mm)

1 0 4,9

2 15 4,7

3 30 4,6

4 45 4,5

5 60 4,3

● Analisis data :
- Kecepatan rembesan (v)
S S 1
V= = = =¿ 0,066 mm/menit
t 15 15
- Waktu rembesamn (t) jika tebal genting 25 mm
S 1
V= = =¿ 15,15 menit
v 0,066
- Waktu menembus dari hasil pengamatan adalah 15,15 menit

23 | Uji Bahan Bangunan


3.2.5 KESIMPULAN

Karena waktu yang diperlukan air untuk merembes kurang dari 1 jam atau 60
Menit maka genting yang diuji mempunyai kualitas baik

3.2.6 DOKUMENTASI

3.3 PENGUJIAN KUAT LENTUR

3.3.1 TUJUAN

TIU : Memberi petunjuk dan cara-cara pengujian kelenturan pada genting sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan pengujian dan mengevaluasi sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu mengevaluasi uji
kelenturan genting dan dapat menganalisa data hasil pengujian.

3.3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Mistar 3. Talam


2. Cetak 4. Mesin test tekan
Bahan : 1. Genting 3. Portland Cement
2. Pasir

3.3.3 LANGKAH KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Buat adukan dengan perbandingan 1 bagian Portland cement dibanding 4 bagian
dan air 60-70%.
3. Pasang adukan melintang pada tepi genting bagian bawah untuk tumpuan pada
genting dimana jarak antar tumpuan sama dengan Panjang efektif genting (±14 cm)
dan melintang di tengah pada bagian atas genting untuk meratakan beban yang

24 | Uji Bahan Bangunan


bekerja pada genting, dengan tebalnya 1,5 cm sedangkan tingginya kurang lebih 2
cm.
4. Keesokan harinya (setelah 24 jam) rendam benda uji genting, kemudian sebelum
pengujian diambil sehari sebelumnya dan dikeringkan.
5. Sebelum pengujian ukurlah panjang. lebar, dan tebal dari genting untuk
mengetahui dimensi aktual.
6. Letakkan benda uji pada mesin test tekan dengan posisi merebah dan jangan
sampai ada goyangan, kemudian lakukan pembebanan dengan kecepatan
2kg/cm²/detik untuk mengetahui kuat lenturnya.
7. Catatan hasil percobaan masing-masing benda uji sebagai data untuk menentukan
tegangan lentur pada genting.

3.3.4 DATA HASIL PENGUJIAN

 Data pengujian kuat lentur genting :


- Data percobaan :
Dimensi kuat lentur Ukuran
Panjang genting (l) mm 29,50
Lebar (b) mm 22,80
Bentang (t) mm 22,5
Tebal (h) mm 0,5
Luas permukaan alat (Aa) mm² 39
Tegangan terbaca (σa) = 397 kg/cm2 = 3,968 N/mm2

 Analisa data :
- Bila yang terukur tegangan maka besar beban (P)
PI = σaI × Aa
= 2,068 N/mm2 × 854,865 mm2
= 1767,861 N

- Bila yang terukur beban P, maka kuat tekan spesi (𝜎˪) :


3 PL
𝜎˪ =
2B H2
3(294)(229)
= 2
2( 230)(6)

25 | Uji Bahan Bangunan


= 12,19N/mm²

3.3.5 KESIMPULAN

Dari hasil pengujian diketahui kuat lentur kayu yang diuji adalah sebesar
12,19 N/mm²

3.3.6 DOKUMENTASI

3.4 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR

3.4.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara-cara
pengujian penyerapan air pada genting dan mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui penyerapan air pada genting.

3.4.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Timbangan
  2. Dryer/kipas angin
  3. Oven dengan pengatur suhu
Bahan : Genting

3.4.3 LANGKAH KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Timbang satu buah genting untuk mengetahui berat awal (A), kemudian rendam
sampai jenuh air kurang lebih selama 3 jam
3. Ambil genting yang telah direndam tadi.
4. Genting diangin-anginkan dengan bantuan kipas angin (dryer) kemudian ditimbang
beratnya untuk mengetahui berat jenuh (B).
5. Setelah genting dalam keadaan kering permukaan masukkan dalam oven dengan
temperature 110℃ selama 1 hari (24 jam)
6. Ambil genting dari dalam oven selama 24 jam lalu timbang beratnya untuk
mendapatkan berat genting kering (C).
7. Catat hasil perolehan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada genting.

26 | Uji Bahan Bangunan


3.4.4 DATA PENGUJIAN REMBESAN
Data pengujian rembesan genting :
 Data percobaan
Berat genting awal (A) = 1,691 Kg
Berat genting air jenuh (B) = 1,775 Kg
Berat genting kering oven (C) = 1,684 Kg

 Analisa data
B− A
1. Tinjauan I =  x 100 %
A

( 1,775−1,691 )
Berat air serap =      ×100 %=0,049liter
1,691

2. Tinjauan II =   B-C/C x 100%

1,775−1,684
Berat air serap =      ×100 %=0,054 liter
1,684

3. Resapan genting rata-rata =         0,051 liter

3.4.5 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diketahui bahwa genting yang diuji dapat menyerap
sebesar 0,051%. Sesuai dengan SNI 03-2095-1998 tentang penyerapan air,
genteng harus mempunyai penyerapan air maksimum seperti pada tabel:

Tabel Penyerapan air genteng


Tingkat Penyerapan air maksaimum (%)
I 12
II 15
III 20
Jadi dapat disimpulkan bahwa genteng yang kami uji sesuai dengan SNI 03-2095-
1998 termasuk kedalam tingkat I dikarenakan penyerapan air hanya mencapai 0,051%

3.4.6 DOKUMENTASI

27 | Uji Bahan Bangunan


BAB IV

PENGUJIAN KAYU

4.1 PENGUJIAN PENYUSUTAN

4.1.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara mengukur penyusutan dalam kayu
sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian penyusutan pada kayu.

4.1.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mistar 4. Sketmart
2. Gergaji 5. Oven dengan pengatur suhu

28 | Uji Bahan Bangunan


3. Mesin ketam
Bahan : Kayu

4.1.3 LANGKAH KERJA


1. Persiapan alat dan bahan
2. Dengan bahan yang disiapkan bentuk kubus berukuran 2 x 2 x 2 cm, sebanyak 3
(tiga) buah
3. Kemudian cek kembali benda uji dengan schetmat lalu timbang
4. Setelah diukur dan ditimbang masukkan kayu tersebut seluruhnya ke dalam oven
dengan temperatur 110° C
5. Setelah 30 menit ukur benda uji yang di oven, ulangi terus sampai ukuran dari
sisi-sisi benda uji tersebut konstant
6. Catat masing masing kayu sebagai data untuk menentukan penyusutan dalam
kayu baik arah radial, tangensial maupun memanjang

4.1.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian penyusutan kayu :
 Data percobaan :
Tabel Data penyusutan kayu
Benda Uji No. A B C
Dimensi awal :
Radial 1,8 1,8 1,5

Tangensial 1,6 1,6 1,8

Memanjang 1,5 1,4 1,5

Dimensi akhir :
Radial 1,6 1,6 1,4

Tangensial 1,5 1,5 1,5

Memanjang 1,3 1,3 1,4

 Analisa data :
Dimensi awal−Dimensi akhir
Penyusutan = x 100%
Dimensi akhir

- Penyusutan Radial

1,8−1,6
A = 1,6 ×100 %=12,5 %

29 | Uji Bahan Bangunan


1,8−1,6
B = 1,6 ×100 %=12,5 %

1,5−1,4
C = 1,4 ×100 %=7,1 %

- Penyusutan Tangensial

1,6−1,5
A = 1,5 ×100 %=6 %

1,6−1,5
B = 1,5 ×100 %=6 %

1,8−1,5
C = 1,5 × 100 %=0,2 %

- Penyusutan Memanjang
1,5−1,3
A = 1,3 × 100 %=15,3 %

1,4−1,3
B= 1,3
×100 %=7,6 %

1,5−1,4
C = 1,4 ×100 %=7,1 %

 Penyusutan rata-rata
12,5+12,5+7,1
Penyusutan rata – rata radial = =10,7 %
3
6+6+ 0,2
Penyusutan rata – rata tangensial = 3
=12,2%

15,3+7,6+7,1
Penyusutan rata – rata memanjang = 3
=10 %

4.1.5 KESIMPULAN
Jadi penyusutan rata – rata radial ialah 10,7%,penyusutan rata – rata tangensial ialah 12,2%,
penyusutan rata – rata memanjang ialah 10%. Jadi bias disimpulkan bahwa penyusutan pada
kayu terjadi lebih besar pada substansi radial yang memiliki ukuran rata-rata penyusutan
terbesar.

4.1.6 DOKUMENTASI

30 | Uji Bahan Bangunan


4.2 PENGUJIAN KADAR AIR

4.2.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara menguji kadar air dalam kayu
sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian kadar air pada kayu

4.2.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mistar 4. Mesin ketam
2. Gergaji 5. Timbangan
3. Sketsmat 6. Oven dengan pengantar suhu
Bahan : Kayu

4.2.3 LANGKAH KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuat benda uji dari bahan yang tersedia sehingga terbentuk kubus yang
berukuran 2 x 2 x 2 cm, sebanyak 3 (tiga) buah
3. Ukur kembali dengan sketsmat dan timbanglah (Wo)
4. Setelah diukur dan ditimbang masukkan kayu tersebut seluruhnya ke dalam oven
dengan temperatur 110° C
5. Setiap 30 menit timbang sampai beratnya constant (Wb)
6. Catat berat masing-masing kayu sebagai data untuk menentukan kadar air dalam
kayu.
7. Dihitung kadar air dengan perhitungan seperti berikut :
Wb−Wo
Kadar air = x 100 %
Wo

4.2.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian kadar air dalam kayu :
 Data percobaan

31 | Uji Bahan Bangunan


Tabel Data pengujian kadar air
Benda Uji No. I II III
Dimensi :
Panjang (P) cm 1,8 1,8 1,5
Lebar (l) cm 1,6 1,6 1,6
Tinggi (t) cm 1,5 1,4 1,5

Berat kayu semula (Wb) 3 3 3


Berat kayu konstant 2,3 2,3 2,3
(Wo)

 Analisis data :
3−2.3
Kadar Air (I) = 2.3 x 100% = 0,3%

3−2,3
Kadar Air (II) = 2.3 x 100% = 0,3%

3−2.3
Kadar Air (III) = 2.3 x 100% = 0,3%

0,3+0,3+0,3
Kadar air rata – rata = 3
= 0,3%

4.2.5 KESIMPULAN
Rata – rata kadar air dari kayu yang diuji adalah 0.3% dari berat kayu kering.

4.2.6 DOKUMENTASI

32 | Uji Bahan Bangunan


4.3 PENGUJIAN KUAT GESER

4.3.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara menguji kuat geser pada kayu
sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian kuat geser pada kayu.

4.3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mistar 4. Mesin ketam
2. Gergaji 5. Mesin test tekan
3. Pahat
Bahan : Kayu

4.3.3 LANGKAH KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuat benda uji dari bahan yang tersedia yang berbentuk Y, dengan tinggi
bidang geser (A) cm, sebanyak 3 (tiga) buah benda uji.
3. Letakkan benda uji pada mesin tekan untuk percobaan kuat geser dan lakukan test
4. Lakukkan penekanan dengan aalat tekan yang tersedia dengan kecepatan
2kg/cm2/menit
5. Catat hasil percobaan masing-masing kayu sebagai data untuk menentukan kuat
geser pada kayu.

4.3.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian kuat geser kayu :
 Data percobaan :
 Dimensi benda uji
Benda Uji no : I II
Dimensi :
Panjang total (p) mm 86 90
Panjang berguna (h) mm 26 60
Lebar berguna (b) mm 40 46

33 | Uji Bahan Bangunan


Luas penampang geser (A) mm2 1.040 1.380

 Analisa data :
P
1. Kuat geser (τ g ) =
2A

86
=
2× 1040 mm2

= 0,041 N / mm2

p
2. Kuat geser (τg) = 2A

90
=
2× 1380 mm2

= 0,032 N /mm2

4.3.5 KESIMPULAN
Jadi diperoleh rata-rata kuat geser dari benda uji kayu adalah sebesar 0,0365 N /mm2

4.3.6 DOKUMENTASI

34 | Uji Bahan Bangunan


4.4 PENGUJIAN KUAT LENTUR

4.4.1 TUJUAN

TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara menguji kuat geser pada kayu sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan pengujian
sendiri.

TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian kuat geser pada kayu.

4.4.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Mistar 3. Mesin test tekan


2. Gergaji 4. Mesin ketam

Bahan : 1. kayu

4.4.3 LANGKAH KERJA


1. mempersiapkan alat dan bahan
2. membuat benda uji sebanyak 3 (tiga) buah, dimana ukurannya 4,5 x 4,5 cm dan
panjangnya 25 cm.
3. beri tanda pada benda uji dengan dibagi menjadi 2 (dua) dan dari bagian tengah
ukur sepanjang 8,5 cm pada kedua sisinya.
4. Letakkan benda uji pada mesin test tekan pada posisis tidur pada dua tumpuan,
kemudian lakukan penekanan pada tengah bentang benda uji, dengan kecepatan
2kg/cm2/menit
5. Cetak hasil percobaan masing masing benda uji sebagai data untuk menentukan
kuat lentur pada kayu.

4.4.4 DATA HASIL PENGUJIAN


35 | Uji Bahan Bangunan
 Data percobaan :
- Dimensi benda uji :
Benda Uji I II
Panjang total (mm) 246 242
Panjang berguna (L) mm 170 170
Lebar Berguna (b) mm 45 46
Tinggi (h) mm 23 21
Luas penampang alat (Aa)
390 390
mm2
Tegangan terbaca (σa) psi 800 500
Besar beban (P) N 5,51 0,34

 Analisa data :
2 PL
Tegangan lentur (ơt) I =
3 bh2
2 x 5,51 x 170
= 2
3 x (4.5)(23 )
= 0,026 Mpa
2 PL
Tegangan lentur (σt) II = 2
3bh
2 x 0,0,34 x 170
=
3 x 4. 6,212
= 0,0018 Mpa

4.4.5 KESIMPULAN

Dari hasil pengujian diketahui rata-rata kuat lentur kayu yang diuji adalah sebesar
0,0139 MPa

4.4.6 DOKUMENTASI

36 | Uji Bahan Bangunan


4.5 PENGUJIAN KUAT TEKAN

4.5.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara menguji kuat geser pada kayu sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan pengujian
sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian kuat geser pada kayu.

4.5.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mistar 3. Mesin test tekan
2. Gergaji 4. Mesin ketam
Bahan : kayu

4.5.3 LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Buat benda uji dari kayu dengan ukuran lebar 10 cm, tinggi 10 cm, dan Panjang
20 cm sebanyak 3 (tiga) buah.
3. Letakkan benda uji pada mesin press dengan posisi tegak.
4. Lakukan penekanan dengan kecepatan 2kg/cm2/menit untuk mengetahui kuat
tekan dari kayu tersebut.
5. Catat hasil praktek dan lakukan pengolahan data.

4.5.4 DATA HASIL PENGUJIAN


Data pengujian kuat tekan kayu
 Data pengujian :

37 | Uji Bahan Bangunan


Table hasil pengujian kuat tekan kayu
Benda uji No. I II
Dimensi :
Panjang (P) cm 4,1 4,2
Lebar (l) cm 3,65 3,6
Tinggi (t) cm
8,1 8

Tegangan terbaca (Ơa) kg/cm2 4464 4960


Luas penampang (A = b.h) cm2 16,81 15,12

 Analisa data :
- Menentukan kuat tekan (Ơt)
P 1 4464
Ơt1 = = = 265,55 N/mm2
A 16,81
P 2 4960
Ơt2 = = = 328,042 N/mm2
A 15,12
- Tegangan rata-rata
Ơt 1+Ơt 2 265,55+328,042
Ơ = =
2 2
= 296,796 N/mm2

4.5.5 KESIMPULAN
Dari Hasil pengujian Kuat Tekan Kayu dapat diperoleh Bahwa Benda Uji kedua
mengalami kuat tekan tertinggi yaitu 328,042 N/mm2 dan diperoleh rata-rata tegangan
dari kedua benda uji tersebut adalah 296,796 N/mm2

4.5.6 DOKUMENTASI

38 | Uji Bahan Bangunan


39 | Uji Bahan Bangunan
BAB V

PENGUJIAN PAVING STONE

5.1 Pengujian Penyerapan Air

5.1.1. TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara-cara
pengujian penyerapan air pada paving dan mampu melaksanakan.
TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui penyerapan air pada paving.

5.1.2. ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Timbangan
2. Dryer / kipas angin
3. Oven dengan pengukur suhu
Bahan : 1. Paving
2. Air

5.1.3. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Timbang sepotong paving untuk mengetahui berat awal (A)
3. Rendam paving ke dalam air minimal sampai jenuh selama ± 3 jam
4. Setelah 3 jam angkat paving dan air kemudian paving diangin-anginkan di dryer.
5. Setelah paving dalam keadaan kering permukaan paving ditimbang untuk mengetahui
berat jenuh (B) dan kemudian dimasukkan kedalam oven dengan temperatur 110°C
6. Setelah 24 jam ambil paving yang sudah kering, kemudian timbang untuk mengetahui
berat kering (C)
7. Catat hasil percobaan dan lakukan pengolahan data.

5.1.4. DATA PENGUJIAN RESAPAN PAVING


Data Percobaan :
Berat paving awal (A) = 2,957 kg
Berat paving penuh air (B) = 3,002 kg
Berat paving kering oven (C) = 2,921 kg

40 | Uji Bahan Bangunan


Analisa Data :
B− A
1. Tinjauan pada air serap = x 100%
A
3,002−2,957
Volume serap air = x 100%
2,957
= 0,015 ml
2. Tinjauan pada air jenuh = (B-C) / C x 100%
Volume air serap = 0,027 ml
3. Resapan rata-rata = 0,042 ml

5.1.5 KESIMPULAN
Data hasil percobaan dapat diketahui sepotong paving yang diuji dapat
menyerap air 0,042 ml, paving block ini sudah memenuhi spesifikasi daya serap untuk
paving block SNI–03–0691–1996 yaitu antara 3% - 10%. Karena nilai daya serap
yang sesuai, maka paving block ini direkomendasikan untuk digunakan pada taman
yang terendam air.

5.1.6 DOKUMENTASI

41 | Uji Bahan Bangunan


5.2 PENGUJIAN KUAT TEKAN

5.2.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara pengujian tekan pada paving
sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian tekan pada paving.
5.2.2 ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Mistar
2. Gergaji
3. Mesin tekan
Bahan : 1. Paving

5.2.3 LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Potong paving yang akan diuji dalam arah memanjang menjadi dua sama besar,
sehingga potongannya membentuk kubus 10x10x10 cm
3. Letakkan satu buah potongan paving tadi pada mesin press
4. Tekan tiap potongan paving pada alat tekan
5. Baca dan tulis tegangan yang timbul
6. Lakukan pengolahan data yang telah didapat.

5.2.4 DATA PENGUJIAN

Tabel Hasil Pengujian Kuat Tekan


Test no I II
Campuran
Dimensi
Panjang (L) mm 103 103
Lebar (b) mm 103 103
Tinggi (t) mm 60 60
Luas Penampang (A) mm² 106,9 1069
Tegangan terbaca (Oa) N 510000 430000
Luas Panjang Alat (Aa) = 3,51 mm²

Analisa Data :

Kuat tekan paving (σ )

F 3 510000
I. σ1 = = N/ mm² ¿ 480,72 N / mm²
A 3 1060,9

42 | Uji Bahan Bangunan


F 3 430000
II. σ2 = = N/ mm² = 402,24 N / mm2
A3 1069
σ 1+σ 2 4,80+ 4,02
σ rata-rata = = N / mm²
a1 2
8,83
= N / mm2
2
= 4,415 N / mm2
5.2.5 KESIMPULAN

Data hasil percobaan dapat diketahui paving yang diuji sebesar 4,415 N / mm2,
paving block ini tidak memenuhi spesifikasi kuat tekan untuk paving block SNI–03–
0691–1996 yaitu minimal 7,10 MPa. Karena nilai kuat tekan yang rendah, maka
paving block ini direkomendasikan tidak untuk digunakan pada konstruksi jalan.

5.2.6 DOKUMENTASI

43 | Uji Bahan Bangunan


BAB VI

PENGUJIAN KAYU LAPIS

6.1 PENGUJIAN SECARA VISUAL

6.1.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara-cara
pengujian secara visual pada kayu lapis dan mampu melaksanakan.
TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui mutu kelas kayu lapis.

6.1.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Timbangan
2. Mistar
3. Sketmart

Bahan : 1. Kayu lapis


2. Air

6.1.3 LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Ambil secara acak bagian kayu lapis
3. Lakukan pengamatan tentang warna, gambol, mata serat kayu, mata kayu, lubang,
kantong kulit, perubahan warna dan cacat teknis, seperti retak, tambalan dan
permukaan
4. Catat hasil pengamatan dan lakukan pengolahan data serta bandingkan dengan
ketentuan mutu kayu lapis.

Tabel Syarat Mutu Kelas Kayu Lapis

Karakteristik Syarat Mutu Kelas Kayu Lapis


A B C D
CACAT Asli Asli Asli boleh ada Asli boleh ada
ALAMI kelainan kelainan

44 | Uji Bahan Bangunan


Gambol Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan
asal diampelas asal diampelas asal diampelas
rata rata rata
Mata Kayu Diameter maks. Diameter maks.
Serat 20 mm, tersebar 39 mm, tersebar
Mata Kayu Tidak boleh Diameter maks. Diameter
7 mm, tersebar maks.
20 mm,
tersebar
Lubang Tidak boleh
Diameter maks. Diperkenankan Diperkenankan
6 mm, tersebar
Kantong Kulit Tidak melebihi Tidak melebihi Tidak melebihi
7x15 mm arah 13x51 mm arah 13x102 mm
serat serat arah serat
Perubahan Tidak boleh Maksimum 5% Maksimum
Warna 10%
CACAT
TEKNIS
Retak 2 buah maks. 2 buah maks. 2 buah maks.
1x16mm 2x16mm 4x16mm
didempul didempul didempul
Tambalan Tidak boleh Boleh maks. Tidak dibatasi
10x250 mm
Permukaan
Kasar
Ukuran Tebal < 6 mm ± Tebal < 6 mm ±
5% 5%
Tebal > 6 mm ± Tebal > 6 mm ±
3% 3%

6.1.4 DATA PENGUJIAN


Data Percobaan Dimasukkan Dalam Tabel
Tabel Syarat Mutu Kelas Kayu Lapis Percobaan
Karakteristik Syarat Mutu Kelas Kayu Lapis
A B C D
CACAT ALAMI - - - -
Warna - -  
Gembol    -
Mata Kayu Serat -  - -
Mata Kayu - -  -
Lubang - -  
Kantong Kulit - - - -
Perubahan Warna -  - -
Cacat Teknis - - - -

45 | Uji Bahan Bangunan


Retak - -  -
Tambalan - - - -
Permukaan Kasar - - - -
Ukuran   - -
6.1.5 KESIMPULAN

Data hasil percobaan dapat diketahui mata kayu lapis yang diuji termasuk kelas B

6.2 PENGUJIAN KADAR AIR

6.2.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk dan melatih cara pengujian kadar air kayu
lapis sehingga mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji
serta menganalisa data hasil pengujian kadar air kayu lapis.

6.2.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Mistar 3. Sketmart 5. Oven dengan pengantar suhu
2. Gergaji 4. Timbangan
Bahan : Kayu lapis

6.2.3 LANGKAH KERJA


1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Membuat benda uji dari bahan yang tersedia sehingga terbentuk kubus yang
berukuran 10 mm x 10 mm, dengan tebal tertentu sebanyak 3 (tiga) buah.
3. Timbanglah benda uji tersebut (Wb)
4. Setelah ditimbang masukkan kayu lapis tersebut seluruhnya ke dalam oven dengan
temperatur 100°C.
5. Setiap 30 menit timbang beratnya constant (Wo).
6. Catat berat masing – masing kayu sebagai data untuk menentukkan kadar air dalam
kayu lapis.
7. Dihitungkan kadar air dengan perhitungan seperti berikut :
i. Kadar air = Wb – Wo x 100%
a. Wo

6.2.4 DATA HASIL PENGUJIAN

46 | Uji Bahan Bangunan


Data pengujian kadar air dalam kayu :
 Data percobaan :

Benda Uji No. I II III

Berat Kayu Semula (Wb) 2,6 gr 2,7 gr 2,6 gr

Berat Kayu Konstant (Wo) 1,2 gr 1,2 gr 1,2 gr

6.2.5 ANALISIS DATA

Wb 1−Wo 1 2,6−1,2
- Kadar air (I) = Wo 1
x 100% = 1,2
x 100% = 1,16%

Wb 2−Wo 2 2,7−1,2
- Kadar air (II) = Wo 2
x 100% = 1,2
x 100% = 1,25%

Wb 3−Wo 3 2,6−1,2
- Kadar air (III) = Wo 3
x 100% = 1,2
x 100% = 1,16%

1,16+1,25+1,16
- Kadar air rata – rata = = 3
= 3,57%

6.2.6 KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, kadar air dari kayu lapis adalah
3,57% dari berat awal kayu kering (aturan SII tidak boleh lebih dari 14%).

47 | Uji Bahan Bangunan


6.2.7 DOKUMENTASI

6.3 PENGUJIAN KUAT REKAT

6.3.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara-cara
pengujian kuat rekat pada kayu lapis dan mampu melaksanakan.
TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui mutu kelas kayu lapis ditinjau dari kuat rekatnya.

6.3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Panci
2. Stop watch
3. Kompor pemanas
Bahan : 1. Kayu lapis
2. Air

48 | Uji Bahan Bangunan


6.3.3 LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Potong kayu lapis dengan ukuran 100mm x 100mm sebanyak 4 buah
3. Masukkan 2 buah kayu lapis tersebut ke dalam panic dan didihkan selama 4 jam
4. Setelah 4 jam ambil kayu lapis yang dididihkan tadi dan dinginkan, kemudian
tariklah lapisannya.
5. Jika lapisannya tidak terkelupas, maka kayu lapis tersebut termasuk kategori
kualitas I
6. Sisa 2 buah kayu lapis yang dipotong tadi rendam dalam air hangat pada suhu
60°C selama 3 jam
7. Kemudian ambil dan dinginkan, setelah dingin tariklah lapisannya
8. Jika tidak terkelupas lapisannya maka termasuk kategori kualitas II
9. Namun jika terkelupas, maka kayu lapis tersebut tidak memenuhi syarat
10. Catat hasil pengamatan dan lakukan pengolahan data serta bandingkan dengan
ketentuan mutu kayu lapis.

6.3.4 HASIL PERCOBAAN


Tabel Hasil Percobaan pengujian kuat rekat kayu lapis
Benda Uji No. I II
Direndam air hangat suhu 60°C selama 3 jam Tidak Tidak
terkelupas, sulit terkelupas, sulit
dikelupas dikelupas
Direndam pada air mendidih (100℃) selama 3 Mudah Mudah
jam dikelupas dikelupas

6.3.5 KESIMPULAN
Ditinjau dari kuat keratnya kayu lapis yang diujikan termasuk dalam kategori
mutu/kualitas kayu lapis yang direbus dengan suhu 100°C dalam waktu 3
jam kayu tersebut tidak memenuhi syarat, dan kayu lapis yang direndam
di suhu 60°C termasuk kategori kelaa II karena sulit terkelupas.

6.3.6 DOKUMENTASI

49 | Uji Bahan Bangunan


50 | Uji Bahan Bangunan
BAB VII

PENGUJIAN KERAMIK

7.1 UJI FISIK KERAMIK

7.1.1 TUJUAN
TIU : Memberi petunjuk dan melatih cara pengujian fisik pada keramik sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji serta
menganalisa data hasil pengujian fisik pada keramik.

7.1.2 ALAT DAN BAHAN


Alat : 1. Sketmat 3. Mistar
2. Siku
Bahan : Keramik

7.1.2 LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyediakan keramik minimal sebanyak 3 buah.
3. Ukur dimensi masing-masing keramik tersebut dan catat data yang diperoleh.
4. Hitunglah rata-rata masing-masing pengukuran.
5. Teliti masing-masing permukaan keramik untuk mengetahui kualitas ubin, yang
meliputi : kemulusan, padat, keras, kering suara, kepala keramik harus rata dan datar,
retak-retak, siku dan lain-lain.

7.1.3 DATA HASIL PENGUJIAN

51 | Uji Bahan Bangunan


Data pengujian fisik keramik :
● Data percobaan :

Tabel Data pengujian dimensi fisik keramik

Benda uji nomor : I II III Rata-


rata

Berat keramik (gram) 583 583 583 583


Tebal keramik (cm) 0,6 0,6 0,6 0,6
Lebar keramik (cm) 19,7 19,7 19,8 19,7
Panjang keramik (cm) 24,7 24,7 24,8 24,7
Keliling keramik (cm) 87,4 87,4 89,2 88

● Data pengamatan fisik :

Data Pengamatan I II III

Kemulusan   
Padat   
Keras   
Kering   
Suara Cukup keras Cukup keras Cukup keras
Kepala ubin Rata, Datar Rata, Datar Rata, Datar
Retak-retak - - -
Siku   

7.1.4 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian fisik dapat disimpulkan bahwasannya keramik yang diuji
sudah memenuhi kriteria dan layak digunakan sebagai material.

7.1.5 DOKUMENTASI

52 | Uji Bahan Bangunan


7.2 UJI KUAT LENTUR

7.2.1 TUJUAN

TIU : Memberi petunjuk dan cara-cara pengujian kelenturan pada keramik sehingga
mahasiswa mampu melaksanakan pengujian dan mengevaluasi sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat yang tersedia mampu mengevaluasi uji kelenturan k
eramik dan dapat menganalisa data hasil pengujian.

7.2.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Mistar 3. Talam


  2. Cetak 4. Mesin test tekan
Bahan : 1. Keramik 3. Portland cement
2. Pasir 4. Air

7.2.3 LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan alat dan bahan

53 | Uji Bahan Bangunan


2. Buat adukan dengan perbandingan 1 bagian Portland cement disbanding 4 bagian
pasir dan air 60-70%.
3. Pasang adukan pada ubin untuk tumpuan di bagian bawah keramik dan bagian atas
di tengah untuk memberi beban, arah adukan sejajar, dan tebalnya 2 cm, sedangkan
lebarnya kurang lebih 2 cm memanjang sisi keramik.
4. Setelah adukan mengeras dilakukan pengujian lentur set-up seperti pada gambar
kerja.
5. Sebelum pengujian ukurlah panjang, lebar, dan tebal dari keramik.
6. Letakkan benda uji pada mesin test tekan untuk percobaan pengujian kuat lentur.
7. Penekan dilkakukan secara perlahan-lahan dan bertahap besarnya beban.
8. Catatan hasil percobaan masing-masing benda uji sebagai data untuk menentukan
tegangan lentur pada keramik.

7.2.4 DATA HASIL PENGUJIAN

Data pengujian kuat lentur keramik :


● Data percobaan :
Tabel Data pengujian kuat lentur keramik

Dimensi kuat lentur Ukuran I Ukuran II


Panjang Keramik ( L ) mm 247 246
Lebar ( b ) mm 196 196
Bentang ( l ) mm 210 207
Tebal ( t ) mm 6 6

Tegangan terbaca I (σa) = 99 Kg/cm² = 0,992 N/mm²


Tegangan Terbaca II (σa ) = 694 Kg/ cm2= 6,944 N / mm2
Luas penampang alat (Aa) = 3,51 mm²

● Analisa data :
- Bila yang terukur tegangan maka besar beban (P)

P1 = σa x Aa
= 0,992 x 3,51
= 3,48 N
P2 = σa x Aa
= 6,944 x 3,51
= 24,37 N

- Bila yang terukur beban P maka tegangan lentur (σʟ)

3 PL
σʟ1 =
2 BH ²

54 | Uji Bahan Bangunan


3 ×3,48 N × 247 mm
= 2 = 0,18 N/mm
2
2× 196 mm×(6 mm)
3 PL
σʟ1 =
2 BH ²

3× 24,37 N × 246 mm
= 2 = 1,27 N/mm
2
2× 196 mm×(6 mm)

7.2.5 KESIMPULAN

Dari hasil praktikum diketahui bahwa keramik yang diuji memiliki rata-rata
kuat lentur sebesar 0,725N/mm²

7.2.6 DOKUMENTASI

7.3 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR

7.3.1 TUJUAN

TIU : Memberikan petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara-cara


pengujian penyerapan air pada keramik dan mampu melaksanakan pengujian sendiri.
TIK : Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa mampu menguji
untuk mengetahui penyerapan air pada keramik.

7.3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Timbangan
  2. Dryer/kipas angin

55 | Uji Bahan Bangunan


  3. Oven dengan pengatur suhu
Bahan : Keramik

7.3.3 LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan alat dan bahan


2. Timbang satu buah keramik, kemudian rendam sampai jenuh air, kurang
lebih selama 3 jam
3. Ambil keramik yang telah direndam.
4. Keramik bin diangin-anginkan dengan bantuan kipas angin kemudian
ditimbang beratnya.
5. Setelah keramik dalam keadaan kering permukaan masukkan dalam oven
dengan temperature 110℃ selama 1 hari (24 jam)
6. Ambil keramik dari dalam oven selama 24 jam lalu timbang beratnya
untuk mendapatkan berat kering ubin.
7. Catat hasil perolehan sebagai data untuk menentukan penyerapan air pada
keramik.

7.3.4 DATA PENGUJIAN PENYERAPAN AIR

Data pengujian penyerapan air pada keramik :


● Data percobaan
Berat keramik awal (A) = 0,583 kg
Berat keramik kering permukaan (B) = 0,658 kg
Berat keramik kering oven (C) = 0,598 kg

● Analisa data
B− A
1. Tinjauan I =  x 100 %
A

0,658 kg−0,583 kg
= × 100 %
0,583 kg

Berat air serap =  0,128        liter

B−C
2. Tinjauan II = ×100 %
C

0,658 kg−0,598 kg
= × 100 %
0,598 kg
Berat air serap =  0,1 liter

0,128liter +0,1 liter


3. Resapan keramik rata-rata =     
2
= 0,114 liter

7.3.5 KESIMPULAN

56 | Uji Bahan Bangunan


Dari hasil praktikum diketahui bahwa keramik yang diuji dapat menyerap
sebesar 0,114 liter

7.3.6 DOKUMENTASI

57 | Uji Bahan Bangunan


Assallammuallaikum wr. wb
Permisi Bu Selamat sore, sebelumnya mohon maaf sudah menganggu waktunya, izin kan
saya memperkenalkan diri nama saya Elvi Ofta Vianing ( NIM 22050724137 ) Perwakilan
Kelompok 5 dari kelas D Prodi S1 Teknik Sipil. Ingin asistensi mengenai laporan PDP,
mohon maaf apabila laporan saya belum lengkap. Terima Kasih Bu

58 | Uji Bahan Bangunan

Anda mungkin juga menyukai