A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
a. Jumlah peserta 80 orang
b. Tingkat pendidikan SMP
c. Umur rata-rata 11 – 12 tahun
2. Kelas / ruangan
a.. Keadaan penerangan dan ventilasi memadai
b Prasarana yang tersedia diruangan yaitu kursi, LCD, Leaflet, dan Laptop
3. Pengajar
Fasilitator ádalah Petugas Puskesmas Sepaso ( Irayani, Amd.Keb )
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi, peserta Mampu memberi informasi tentang berbagai
masalah terkait.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian, cara penularan, patogénesis dan stadium klinik
HIV/AIDS
b. Menjelaskan mengenai pencegahan, diagnosis dan pengobatan HIV/AIDS
c. Menjelaskan bagaimana cara hidup dengan ODHA
d. Menjelaskan tentang epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia
e. Menjelaskan tentang program pengendalian HIV/AIDS
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
F. KEGIATAN PENYULUHAN
G. EVALUASI
Stándar evaluasi
a. Peserta dapat mengetahui pengertian HIV/AIDS
b. Peserta dapat menyebutkan pencegahan dan penularan HIV/AIDS
H. SUMBER KEPUSTAKAAN
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (2015). Modul pelatihan pelayana
kesehatan peduli remaja ( PKPR ) bagi tenaga kesehatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
a. Jumlah peserta 76 orang
b. Tingkat pendidikan SMA
c. Umur rata-rata 14 – 15 tahun
2. Kelas / ruangan
a.. Keadaan penerangan dan ventilasi memadai
b Prasarana yang tersedia diruangan yaitu kursi, LCD, Leaflet, dan Laptop
3. Pengajar
Fasilitator ádalah Petugas Puskesmas Sepaso ( Irayani, Amd.Keb )
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi, peserta Mampu memberi informasi tentang berbagai
masalah terkait.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu :
f. Menjelaskan tentang pengertian, cara penularan, patogénesis dan stadium klinik
HIV/AIDS
g. Menjelaskan mengenai pencegahan, diagnosis dan pengobatan HIV/AIDS
h. Menjelaskan bagaimana cara hidup dengan ODHA
i. Menjelaskan tentang epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia
j. Menjelaskan tentang program pengendalian HIV/AIDS
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
F. KEGIATAN PENYULUHAN
G. EVALUASI
Stándar evaluasi
a. Peserta dapat mengetahui pengertian HIV/AIDS
b. Peserta dapat menyebutkan pencegahan dan penularan HIV/AIDS
H. SUMBER KEPUSTAKAAN
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (2015). Modul pelatihan pelayana
kesehatan peduli remaja ( PKPR ) bagi tenaga kesehatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
a. Jumlah peserta 96 orang
b. Tingkat pendidikan SMA
c. Umur rata-rata 14 – 15 tahun
2. Kelas / ruangan
a.. Keadaan penerangan dan ventilasi memadai
b Prasarana yang tersedia diruangan yaitu kursi, LCD, Leaflet, dan Laptop
3. Pengajar
Fasilitator ádalah Petugas Puskesmas Sepaso ( Irayani, Amd.Keb )
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi, peserta Mampu memberi informasi tentang berbagai
masalah terkait.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi, peserta mampu :
k. Menjelaskan tentang pengertian, cara penularan, patogénesis dan stadium klinik
HIV/AIDS
l. Menjelaskan mengenai pencegahan, diagnosis dan pengobatan HIV/AIDS
m. Menjelaskan bagaimana cara hidup dengan ODHA
n. Menjelaskan tentang epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia
o. Menjelaskan tentang program pengendalian HIV/AIDS
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
F. KEGIATAN PENYULUHAN
G. EVALUASI
Stándar evaluasi
a. Peserta dapat mengetahui pengertian HIV/AIDS
b. Peserta dapat menyebutkan pencegahan dan penularan HIV/AIDS
H. SUMBER KEPUSTAKAAN
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (2015). Modul pelatihan pelayana
kesehatan peduli remaja ( PKPR ) bagi tenaga kesehatan
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa perokok yang
memulai kebiasaan merokoknya setiap hari sejak usia 10-14 tahun adalah sebesar 9.6 %
dan sejak usia 15-19 tahun adalah sebesar 36.3 %. Laporan BB tahun 2010 menunjukkan
bahwa prevalensi penyalahguna NAPZA dikalangan pelajar dan mahasiswa pada tahun
2009 adalah sebesar 4.7 % atau + 921.695 orang. laporan ditjen P2PL tentang kasus AIDS
menurut kelompok umur pada tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat 609 kasus pada
rentang usia 15-19 tahun (3.1 % dari total kasus AIDS yang dilaporkan), dimana kontribusi
cara penularan melalui jarum suntik pada kelompok usia ini adalah sebesar 22.2 %.
berbagai data ini menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang sangat rentan
untuk menyalahgunakan NAPZA. sekalipun remaja gemar bereksperimen tentang suatu hal,
pemberian informasi yang benar tentang NAPZA terbukti dapat meminimalisasi perilalu
penyalahgunaannya, sehingga dapat terhindar dari berbagai resiko kesehatan, psikologis
dan social.
A. Pengertian
NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainya.
secara umum, NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan kedalam tubuh
dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati atau perasaan dan perilaku seseorang
(WHO,1982).
B. Penggolongan Narkoba
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran , hilangnyaa rasa , mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan”(undang-undang nomor 22, tahun 2007 tentang Narkotika).
Psikotropika adalah “zat atau obat baik alamiah maupun sintetis , bukan Narkotika
yang berkasiat psikoaktif, melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku (Undang-undang nomor
22 tahun 1997, tentang psikotropika).
Bahan adiktif lainya adalah zat atau bahan yang tidak termasuk kedalam golongan
Narkotika atau Psikotropika , tetapi menimbulkan ketergantungan, antara lain Alkohol,
Tembakau, Sedatif-hipnotika, dan Inhalans
1. Yang tergolong Narkotika :
Opioda.
Opioda adalah sekelompok zat alamiah , semi sintetis atau sintetis yang mempunyai
khasiat farmakologi mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, meliputi:
Morfin.
Morfin adalah opioda alamiah yang mempunyai daya analgesik yang kuat, berbentuk
kristal, berwarna putih dan berubah menjadi kecoklatan dan tidak berbau. Opium
mentah mengandung 4 - 21% Morfin. Sebagian Opium diolah menjadi Morfin dan
Codein.
Codein.
Adalah alkaloida yang terkandung dalam Opium sebesar 0,7 – 2.5%, merupakan
opioda alami yang banyak digunakan untuk keperluan medis. Memiliki daya analgetik
lemah yaitu hanya seperduabelas daya analgetik Morfin. Codein di gunakan
sebagai antitusif (peredam batuk) yang kuat
Heroin/putaw
Heroin adalah opioda semi sintetis berupa serbuk putih yang berasa pahit.
Ganja, Marijuana,Cannabis sativa, Cannabis indica
Ganja adalah tumbuhan perdu liar yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan
subtropik, komponen psikoaktif ganja adalah delta-9-tetra hydrocannabinol atau delta
9-THC. Kadar THC ganja tertinggi terdapat pada pucuk bunga tanaman betina.
Selama tiga milenia orang-orang afrika dan asia menggunakan cannabis dalam
berbagai bentuk sediaan. Ada tiga bentuk sediaan yaitu Cannabis, Hashish, dan
minyak hashis.
Marijuana adalah daun dan bunga kering pada tanaman cannabis dan umumnya
memiliki dampak yang paling ringan diantara ketiga bentuk sediaan Cannabis.
Kadar THC dari berbagai jenis ganja bervariasi dan juga tergantung dari kesuburan
tanah tempat tumbuhnya, jenis ganja yang di konsumsi mengandung THC sekitar 5%
bila tanah tempat penanaman subur dan perawatan tumbuhan baik, kadar THC
dalam ganja dapat mencapai 10%.
Metadon.
Metadon adalah opioda sintetis yang mempunyai daya kerja lebih lama dan lebih
efektif daripada Morfin dengan cara penggunaan ditelan. Metadon digunakan sebagai
terapi substitusi dalam Methadon Maintenace Programe, untuk mengobati
ketergantungan pada opioda.
Kokain.
Kokain adalah alkaloida dari daun tumbuhan erthroxilon coca. Sejenis tumbuhan
yang tumbuh di lereng gunung pegunungan Andes di Amerika selatan.
Crack.
Adalah saripati kokain yang mempunyai dampak ketergantungan lebih kuat daripada
kokain. Penggunaanya dihisap seperti rokok, nama lain di sebut Coke, Snow, Flake,
dan Rock.
Ganja
1. Gejala fisik akibat penggunaan ganja psikis adalah sebagai berikut:
a. Denyut nadi meningkat
b. Mata merah
c. Mulut kering
d. Nafsu makan bertambah
e. Mengantuk
2. Gejala psikis akibat penggunaan ganja adalah sebagai berikut:
a. Hilaritas (kegaduhan)
b. Rasa khawatir
c. Perasaan tertekan
d. Gelisah
e. Agresif
f. Rasa gembiraa berlebihan
g. Banyak bicara
h. Merasa ringan pada tungkai badan.
i. Halusinasi
j. Mudah terpengaruh
k. Merasa curiga tetapi tidak menimbulkan rasa takut,
l. Merasa penampilan dirinya lebih baik meskipun sebaliknya
m. Adanya gangguan persepsi tentang waktu dan ruang seperti 1 menit dirasakan 5
menit, 5 meter dirasa 50 meter.
Kokain
Dampak fisik penggunaan kokain adalah sebagai berikut:
a. Kesadaraan kabur
b. Pernafasan tak teratur
c. Gemetaran
d. Pupil mata melebar
e. Denyut nadi meningkat
f. Tekanan darah meningkat
g. Suhu badan naik
Dampak penggunaan kokain dalam jangka waktu yang cukup lama adalah sebagai berikut:
a. Menyebabkan berat badan menurun
b. Anemi
c. Pernafasan berhenti
d. Kematian
Amphetamine.
1. Dampak fisik penyalahgunaan amphetamin adalah sebagai berikut
a. Euphoria
b. Meningkatnya rasa percaya diri
c. Rasa penampilan diri lebih baik
d. Meningkatnya daya konsentrasi pikiran
e. Tidak cepat lelah
f. Banyak bicara
g. Hidung tersumbat
h. Nafas lebih cepat
i. Tekanan darah naik
j. Jantung berdebar dan detak jantung tak teratur
k. Sakit kepala
f. Halusinogen
Dampak penggunaan LSD, Meskalin, dan Psilosibin adalah sebagai berikut:
1. Pusing
2. Badan lemas
3. Mengantuk
4. Tegang
5. Ketawa-ketawa dan berteriak
6. Ilusi pandangan perubahan persepsi dan pandangan
7. Perubahan persepsi.
8. Perasaan takut
9. Rasa kawatir berlebihan
g. Inhalansia
Dampak penyalahgunaan Inhalansia dalam jumlah sedang dan dalam jangka waktu pendek
adalah:
1. Pandangan terganggu
2. Kemampuan mempertimbangkan baik buruk berkurang
3. Refleks lambat
4. Kematian mendadak tanpa ada tanda-tanda sebelumnya
4. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba juga dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi, misalya gangguan kepribadian, kepribadian lemah, dorongan ingin
tau yang kuat, dsb.
b. Faktor pemudah, misalnya berkenalan atau berhubungan dengan pelaku
penyalahgunaan atau pengedar gelap narkoba.
c. Faktor penguat, misalnya lingkungan keluarga yang permisif.
Ada 4 jenis reseptor opiate, yaitu mu-receptor yang berkaitan dengan fungsi analgetik,
gamma-receptor, yang berhubungan dengan perilaku., kappa-receptor yang berhubungan
dengan dampak sedasi, delta-receptor yang berhubungan dengan dampak psikotomimetik.
E. Penatalaksanaan
Pendekatan pengobatan awal dapat dilakukan dengan rawat inap atau rawat jalan.
Pengobatan rawat inap di indikasikan pada adanya gejala medis atau psikiatrik yang parah,
suatu riwayat gagalnya pengobatan rawat jalan, tidak adanya dukungan psikososial atau
riwayat penggunaan zat yang parah atau berlangsung lama. Pada beberapa kasus
penggunaan obat psikotropikm mungkin di indikasikan untuk menghalangi pasien
menggunakan zat yang disalahgunakan./ untuk menurunkan efek putus zat atau untuk
mengobati suatu perkiraan psikiatrik dasar.
BAB III
PENUTUP
Bahan informasi dan pengetahuan tentang bebagai jenis narkoba, khasiat dan dampaknya
serta mengapa orang melakukan penyalahgunaan narkoba, informasi dan pengetahuan
tentang bahaya narkoba dan berbagai hal yang terkait denganya adalah penting, tetapi di
atas adalah kesadaran, kemauan keras serta tekad anda sendiri, untuk menghindarkan atau
meninggalkan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Untuk menghindarkan beban
ekonomi, serta penderitaan berkepanjangan bagi anda dan orang-orang yang mencintai
anda. Say No To Drugs