Anda di halaman 1dari 4

Tentang Kami Program Pustaka Aksi & Informasi

chevron_rightK

AKSI-INFORMASI / WUJUDKAN CITA-CITA KEMERDEKAAN DENGAN BERANTAS KORUPSI

18 MEI 2022
    visibility 2658

Wujudkan Cita-Cita
Kemerdekaan dengan Berantas
Korupsi
Pemberantasan korupsi di Indonesia tercinta ini tidak bisa hanya dilakukan oleh
KPK, melainkan seluruh lapisan masyarakat di dalamnya. Kenapa? Karena
memberantas korupsi harus dilakukan untuk mewujudkan kepentingan bersama dan
cita-cita kemerdekaan seluruh anak bangsa.

Soal kepentingan bersama (common interest) ini kerap didengungkan oleh para
petinggi KPK, terutama Ketua KPK Firli Bahuri, dalam berbagai kesempatan.
Menurut Firli, kepentingan bersama tersebut adalah tujuan akhir dari
pemberantasan korupsi di Indonesia. 

Kepentingan bersama Indonesia ini termaktub dalam alinea keempat pada


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alinea tersebut berbunyi:

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tentang Kami Program Pustaka Aksi & Informasi
chevron_rightK

Dalam alinea tersebut disebutkan empat fungsi sekaligus tujuan negara Indonesia
setelah merdeka, yaitu: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan negara dan cita-cita Indonesia setelah merdeka itu tidak akan pernah bisa
terwujud jika korupsi masih merajalela di negeri ini. Korupsi dengan berbagai
dampak buruknya bagi berbagai sektor akan melemahkan negara ini, sehingga tidak
akan mampu melindungi segenap banganya dengan baik.

Kesejahteraan umum juga tidak akan terwujud akibat adanya korupsi.


Kesejahteraan hanya akan menjadi milik segelintir orang yang memiliki kuasa dan
akses kepada kebijakan yang memihak mereka. Korupsi bantuan sosial misalnya,
telah mencederai upaya negara untuk menyejahterakan rakyatnya di saat-saat sulit. 

Salah satu yang paling miris adalah kasus yang menjerat Menteri Sosial Juliari
Batubara tahun lalu. Juliari divonis 12 tahun penjara karena suap 17 miliar untuk
pengadaan bansos pandemi COVID-19. Rp 17 miliar uang yang luar biasa besar,
akan sangat berguna jika digunakan bagi keperluan publik. Padahal, rakyat
bergantung banyak pada Mensos untuk menyejahterakan mereka.

Korupsi semacam ini memperparah kemiskinan dan semakin melebarkan jurang


ketimpangan di negeri ini. Jika sudah begini, maka keadilan sosial hanya tinggal
mimpi. Si kaya akan semakin kaya dengan korupsinya, si miskin yang mengais-
ngais keadilan akan semakin terjerembap dalam jurang kemelaratan.
Menurut data KPK, lebih dari 30 hakim dan jaksa terjerat kasus korupsi sejak 2004
hingga 2021. Mereka
Tentangyang telah disumpah
Kami akan bertindak
Program adil malah berkhianat.
Pustaka Aksi & Informasi
Korupsi oleh hakim membuat keadilan berat sebelah. Mereka yang punya uang bisa chevron_rightK
main mata dengan penegak hukum, akibatnya rakyat kecil yang kembali jadi korban.

Mencerdaskan kehidupan bangsa juga akan mustahil jika korupsi masih di mana-
mana. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat bahwa negara merugi Rp 1,6
triliun dari korupsi di sektor pendidikan sepanjang 2016-September 2021.
Bayangkan jika uang sebanyak itu digunakan untuk perbaikan mutu pendidikan atau
prasana sekolah, pasti akan sangat berguna sekali.

Maka dari itu, KPK menegaskan bahwa alinea keempat Pembukaan UUD 1945
adalah tujuan akhir dari pemberantasan korupsi, cita-cita bangsa, idealisme yang
dipegang teguh oleh kita semua. Seluruh masyarakat harus hadir dalam upaya ini,
baik dari kamar-kamar kekuasaan maupun rakyat biasa. Dimulai dari diri sendiri
untuk mewujudkan integritas, hingga melaporkan jika melihat tindak pidana korupsi. 

Setidaknya ada empat kondisi yang akan terjadi jika Indonesia bebas dari korupsi,
yaitu pembangunan berjalan dengan lancar, pendidikan akan maju pesat, pelayanan
kesehatan akan berjalan dengan baik, dan lingkungan hidup yang terawat indah dan
bebas dari sampah. Kondisi-kondisi tersebut merupakan perwujudan dari alinea
keempat UUD 1945 yang merupakan cita-cita dari didirikannya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

"Tidak ada orang yang boleh tertinggal dari kewajiban dalam menjalankan alinea 4
Pembukaan UUD 1945. Tidak boleh ada yang melepaskan tanggung jawab ini,"
kata Firli Bahuri dalam acara Executive Briefing Politik Cerdas Berintegritas (PCB)
Terpadu 2022, Rabu (18/5).

Link Subscribe E-mail


business Gedung Pusat
Edukasi
Lainnya
Antikorupsi FAQ SUBMIT
Jl. H. R. Rasuna
Said Kav. C-1
Setiabudi, KPK
Media Sosial
Jakarta Selatan,
Mitra
12920 DKI
Strategis
Jakarta,
Indonesia Lembaga
Sertifikasi
mailaclc@kpk.go.id Profesi

Copyright Pusat Edukasi Syarat Ketentuan


Antikorupsi © 2021 Kebijakan Privasi
Tentang Kami Program Pustaka Aksi & Informasi
chevron_rightK

Anda mungkin juga menyukai