Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KE-MUHAMMADIYAHAN

URGENSI TAUHID DARI ASPEK KEHIDUPAN PRIBADI

DOSEN PENGAMPU :
Drs. H. ICHWAN HASAN, MM

OLEH KELOMPOK 1 :
1. AFIF AMRIE FACHRUDDIN (2201012264)
2. AIDA SURIYANI (2201012253)
3. AKHBILLA NASHAFA A. B (2201012256)
4. ALVIN RIYANTO (2201012308)
5. ARIFATUL MA’RUFAH (2201012223)
6. FILSYAN HABIBI (2201012298)
7. ISA MAULANA (2201012276)
8. PUTRI TANIA (2201012252)
9. RAVENDA SUWITO (2201021246)
10. SINDU DANAR WIRYAWAN (2201012306)
11. TARISA ZANJA BELLA (2201012251)

PRODI S1 MANAJEMEN KELAS SORE


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS
AHMAD DAHLAN LAMONGAN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan
Agama Islam dan Ke-Muhammadiyahan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Drs. H. ICHWAN HASAN, MM pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam
dan Ke-Muhammadiyahan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan agar bagi para
pembaca dan juga bagi penulis dapat memahami tentang URGENSI TAUHID DARI
ASPEK KEHIDUPAN PRIBADI.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. ICHWAN HASAN,
MM selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan Kemuhammadiyahan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 1
C. TUJUAN MASALAH ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
1. TAUHID SEBAGAI FONDASI PRIBADI MUSLIM ................................................. 2
2. CIRI-CIRI PRIBADI BERTAUHID ............................................................................ 3
3. LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG BERTAUHID .... 4
4. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN ................................................ 5
5. LANGKAH-LANGKAH MEMBENTUK PRIBADI YANG BERTAUHID ............. 5
6. UNTUK MEREALISASIKAN KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
YANG ADA MAKA DIPERLUKAN TIGA PROSES DASAR PEMBENTUKAN: 6
7. TUJUAN PEMBENTUK KEPRIBADIAN ................................................................. 6
8. PROFIL PRIBADI DENGAN TAUHID YANG KOKOH .......................................... 7
9. HAL YANG MERUSAK SIKAP TAUHID DAN PENERAPAN TAUHID DALAM
KEHIDUPAN .............................................................................................................. 8
a. Syahadat Tauhid ....................................................................................................... 8
b. Syahadat Risalah ....................................................................................................... 9
10. PENERAPAN TAUHID DALAM KEHIDUPAN ....................................................... 9
11. CIRI KHAS YANG HARUS MELEKAT PADA PRIBADI MUSLIM : .................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 14
B. SARAN ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam konsep islam Tauhid adalah konsep dalam aqidah islam yang menyatakan
keesaan Allah. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Esa (satu) tidak dari segi
bilangan. Maka inilah yang membedakan agama islam dengan agama lainnya dimana
islam disepakati sebagai agama modern.
Pada zaman modern ini, banyak krisis yang harus dihadapi manusia seperti, krisis
moneter, krisis faham, dan yang patut kita renungkan adalah krisis iman. Karena,
kurangnya fungsi tauhid dalam kehidupan dalam sehari-hari manusia saat ini. Selain
itu, kebanyakan manusia mementingkan kehidupan dunia dibandingkan kepentingan
akhirat, sehingga yang banyak terjadi saat ini sifat-sifat manusia yang bebau duniawi
seperti individualisme, hedonisme, dan sekularisme.
Hanya sedikit manusia yang mampu menempatkan peran tauhid secara benar dan
sesuai dengan keadaan zaman saat ini. Pada hal, jika masyarakat modern saat ini
menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari nya, akan tercipta masyarakat yang
damai dan aman.
Pada zaman apapun, pada kondisi apapun, usaha penegakan amal sholeh sebagai
pengejawatan iman seorang muslim harus digalakkan. Lebih dari itu, seorang yang
bertauhid harus melihat dunia ini sebagai arena amal sholeh. Jadi, mana saja yang perlu
ditanami amal sholeh, kita tanami pohon tauhid tadi yang kemudian membuahkan
setiap usaha yang bermanfaat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Tauhid?
2. Bagaimana Urgensi Tauhid dalam kehidupan pribadi?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui Urgensi Tauhid dalam kehidupan pribadi
2. Mengetahui apa saja tantangan Tauhid dalam kehidupan pribadi

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. TAUHID SEBAGAI FONDASI PRIBADI MUSLIM


Sebagaiman yang telah kita ketahui bahwasannya sebelum seseorang
membangun sebuah bangunan, maka hendaknya yang pertama kali di bangun adalah
fondasinya. Hal ini sangat penting karena kokoh tidaknya sebuah bangunan
diantaranya ditentukan oleh kokoh tidaknya fondasi bangunan tersebut. Karena itu,
sebelum arsitek membangun gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke
angkasa, maka langkah awal yang dilakukan adalah membangun fondasinya terlebih
dahulu. Dia harus membangun nya dengan benar dan kokoh. Jika fondasinya kuat,
maka bangunannya pun akan kuat menanggung beban diatasnya, demikian juga
sebaliknya, jika pondasinya rapuh, maka bangunan tersebut dapat dipastikan tidak akan
bertahan lama. Demikian halnya dengan Islam, Islam memiliki fondasinya sendiri.
Sebelum seseorang menegakkan keislaman pada dirinya, maka hendaknya
yang pertama kali dia bangun adalah membangun fondasi keislaman. Jika fondasi
keislaman seseorang benar dan kuat, maka dia akan menjadi seorang muslim yang
benar di mata Allah, tahan uji dan tahan banting. Dia akan menjadi seorang hamba
Allah yang memiliki kegigihan dan keistiqomahan yang luar biasa. Begitu juga
sebaliknya, jika fondasi keislaman seseorang tidak benar dan rapuh, maka
keislamannya pun tidak kuat dan tidak akan bertahan lama. Maka sebagai Muslim, kita
harus mengenal dasar dalam bangunan Islam atau disebut ma'rifatu ashlil Islam
(Mengenal Pondasi Keislman).

‫ﺎﺱ ﻭﻣﻦﺗﻠﻚ َﻭ ْﺍﻵ ِﺧ َﺮﺓ ﺍﻟ ﱡﺪ ْﻧ َﻴﺎ َﺧﺴ َِﺮ ﻭﺟ َِﻬ ِﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻧﻘﻠﺐ ﻓﺘﻨﻪ ﺃﺻﺎﺑﻨﻪ ﻭﺇﻥ ﺑﻪ ﺍﻁﻤﺎﻥ ﺧﻴﺮ ﺃﺻﺎﺑﺎﻡ ﻓﺈﻥ ﺣﺰﺏ‬
ِ ‫َﻣﻦ ﺍﻟ ﱠﻨ‬
ْ ‫ﺍﻟ ُﻤ ِﺒﻴﻦُ ﺍﻟ ُﺨ‬
‫ﺴ َﺮﺍﻥُ ﻫﻮ ﱠ‬
‫ َﻳ ْﻌﺒُ ُﺪ‬d
“Dan di antara manusia ada orang yang mengabdi kepada Allah dengan berada di
tepii (jurang). Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu,
dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, maka berbaliklah ia ke belakang. Maka
rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata”.
[QS: Al Hajj:11]
Ayat ini menggambarkan perumpamaan orang yang memiliki fondasi keislaman yang
rapuh. Ia membangun fondasi pengabdiannya kepada Allah ditepi jurang, di tanah yang
mudah longsor. Sedangkan ujian dan bencana ibarat hujan lebat. Maka ujian/bencana
yang datang akan menghantam keyakinannya laksana hujan lebat yang menghantam
bangunan tersebut. Yang menyebabkan bangunan itu akan mudah hancur karena
tanahnya longsor.
Tauhid merupakan landasan islam yang paling penting. Seseorang yang benar
tauhidnya maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Tauhid yang
tidak benar akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan. Kesyirikan merupakan

2
dosa yang akan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat An-Nisa" ayat 48, "Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan
daripada ini bagi orang-orang yang Allah kehendaki" (Al Quran Tarjamah
Tafsiriyah. 2013:101).
Secara istilah Tauhid dimaknai dengan ke-Esaan Allah dalam kita beribadah, yakni kita
menyembah Allah SWT yang maha tunggal tanpa menyekutukannya. Dengan tidak
menyamakan atau meyakini adanya Tuhan-Tuhan atau kekuasaan lain, baik berupa
nabi, malaikat, pemimpin atau penguasa suatu negri yang menyerupai kemaha kuasaan
tuhan. Dengan tauhid kita menisbatkan secara khusus segala bentuk ibadah hanya
kepada Allah SWT.

2. CIRI-CIRI PRIBADI BERTAUHID

1. Hatinya selalu mengingat Allah


Orang yang tauhidnya sudah terjiawai, maka hatinya akan selalu mengingat
Allah. Kapanpun dan dalam kondisi apapun, hatinya selalu banyak mengingat Allah.
Berbeda dengan kita yang masih banyak melupakan Allah dan lebih banyak mengingat
urusan rezeki, susah, senang dan masalah. Padahal hanya dengan mengingat Allah,
maka hati ini akan tenang,

2. Selalu merasa berdosa


Orang yang sudah bertauhid tidak akan mungkin lagi melakukan dosa-dosa
besar. Jangankan yang besar, dosa-dosa kecil pun tidak akan berani melakukannya.
Jika ada dosa kecil yang tidak sadar dilakukan, maka dia akan segera beristighfar.
Meskipun secara hakikat dia tidak melakukan dosa apapun, tapi dalam hatinya ia selalu
merasa berdosa di depan Allah. Dia merasa dosanya begitu banyak, hingga
membuatnya selalu memohon ampunan kepada Allah.

3. Jika diberi nikmat akan bersyukur dengan ucapan dan amal


Bersyukur itu jangan hanya diucapkan oleh mulut, tapi harus dibuktikan pula
oleh perbuatan.. Satu contoh perbuatan itu memberikan sebagian rezeki yang kita
dapat kepada orang-orang miskin. Ketika diberikan nikmat, orang yang bertauhid
selalu bersyukur dengan ucapan dan amal. Dia sepenuhnya yakin kalau nikmat yang
dimiliknya berasal dari Allah. Diberikan nikmat sehat, syukurilah dengan
memanfaatkan sehat untuk beribadah sungguh- sungguh. Diberikan nikmat rezeki,
manfaatkanlah rezeki di jalan Allah, itulah ciri yang benar-benar bersyukur.

3
4. Jika ditimpa musibah akan bersabar dan tetap bersyukur
Tak hanya urusan nikmat, urusan musibah dan cobaan pada hakikatnya berasal
dari Allah. Ketika diberikan nikmat kita harus bersyukur dan ketika diberikan cobaan
kita harus bersabar dan ikhlas menerimanya.

5. Selalu membalas keburukan dengan kebaikan


Jika kita ingin jadi orang yang bertauhid, kita harus menunjukkan akhlak yang
mulia. Salah satu contohnya adalah membalas keburukan dengan kebaikan. Jika ada
orang yang memfitnah kita, mencaci maki kita dan berbuat sesuatu yang buruk kepada
kita, jangan balas dengan keburukan, tapi balaslah dia dengan kebaikan dimulai dari
mendoakannya.

6. Tidak terlalu mencintai dunia


Dunia ini hanya sementara, sementara di akhirat adalah kekal. Oleh sebab itu,
sudah seharusnya kita lebih mengedepankan urusan akhirat ketimbang urusan dunia.
Namun kenyataannya tidak demikian. Karena tauhid dalam hati kita masih lemah, kita
masih terlalu mencintai dunia ini. Kita tahu akan mati, tapi kita merasa tidak akan
pernah mati, kita tahu hidup di dunia ini hanya sementara, tapi kita mencari harta
seperti akan hidup selamanya. Bagi orang yang bertauhid, dunia itu bukan untuk
mencari kekayaan atau kesenangan, tapi sebagai jembatan untuk meraih keridhoan
Allah dengan cara beramal sholeh.

3. LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG


BERTAUHID
Dalam mebentuk kepribadian yang bertauhid diperlukan beberapa langkah yang
berperan dalam perubahannya, antara lain:

1. Peran Keluarga
Keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian
yang bertauhid. Orang tua menjadi penanggung jawab bagi masa depan anak-anak nya.
maka setiap orang tua harus menjalankan fungsi edukasi. Mengenalkan islam sebagai
ideologi agar mereka mampu membentuk pola pikir dan pola sikap islami yang sesuai
dengan aqidah dan syari'at islam.

2. Peran Negara
Negara harus mampu membangun pendidikan untuk membentuk pribadi yang
memiliki karakter islami dengan cara menyusun kurikulum yang sama bagi seluruh
sekolah dengan berlandaskan aqidah islam, melakukan seleksi yang ketat terhadap
calon-calon pendidik, pemikiran diajarkan untuk diamalkan, dan tidak meninggalkan
pengajaran sains, teknologi maupun seni. Semua diajarkan tetap memperhatikan
kaidah syara'.

4
3. Peran Masyarakat
Masyarakat juga ikut serta dalam pembentuk kepribadian dalam pendidikan
islam karena dalam masyarakat kita bisa mengikuti organisasi yang berhubungan
dengan kemaslahatan lingkungan. Dari sini pembentukan kepribadian terealisasi.
Dalam masyarakat yang mayoritas masyarakatnya berpendidikan, maka baiklah untuk
menciptakan kepribadian berakhlakul karimah.
Ketiga peraran diatas sangat berperan aktif dalam pembentukan kepribadian dalam
pendidikan islam karena semua saling mempengaruhi untuk pembentukannya.
4. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN

 Faktor Internal
1. Insting (Naluri) Biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan
dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus. Maka sifat itu akan
menjadi perilaku tetap.
2. Kebutuhan Psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan
aktualisasi diri.
3. Kebutuhan Pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara
berfikir seseorang, seperti mitos, agam a, dan sebagainya
 Faktor Eksternal
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Sosial
3. Lingkungan Pendidikan
5. LANGKAH-LANGKAH MEMBENTUK PRIBADI YANG
BERTAUHID
Aspek-aspek Pembentuk Kepribadian yang bertauhid. Konsep pembentuk
kepribadian dalam pendidikan islam menurut Syaikh Hasan al-Banna ada 10 aspek:
1. Bersihnya aqidah
2. Lurusnya ibadah
3. Kukuhnya akhlaq,
4. Mampu mencari penghidupan
5. Luasnya wawasan berfikir
6. Kuat Fisiknya
7. Teratur Urusannya
8. Perjuangan Diri Sendiri
9. Memperhatikan waktunya
10. Bermanfaat Bagi Orang Lain
Disini terlihat ada dua sisi penting dalam pembentukan kepribadian bertauhid yaitu
iman dan akhlaq. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batina dalah
implikasi dari konsep itu yang tampilanya tercermin dalam sikap perilaku sehari-hari.

5
Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan yang
ditampilkan dalam lakon akhlaq mulia.
Untuk itu membentuk kepribadian dalam pendidikan islam harus direalisasikan
sesuai Al-Qur'an dan al-Sunnah nabi sebagai identitas kemuslimannya, dan mampu
mengejar ketinggalan dalam bidang pembangunan sekaligus mampu mengentas
kebodohan dan kemiskinan. Konsep kepribadian dalam pendidikan islam identik
dengan ajaran islam itu sendiri, keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling
berkaitan.

6. UNTUK MEREALISASIKAN KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN


ISLAM YANG ADA MAKA DIPERLUKAN TIGA PROSES DASAR
PEMBENTUKAN

1. Pembentukan Pembiasaan
Pembentukan ini ditujukan pada aspek jasmanian dari kepribadian yang
memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu, seperti puasa, sholat, dan
lain-lain.
2. Pembentukan Pengertian
Pembentukan yang meliputi sikap dan minat untuk memberi pengertian
tentang aktifitas yang akan dilaksanakan, agar seseorang terdorong ke arah
perbuatan yang positif.
3. Pembentukan Kerohanian yang Luhur
Pembentukan ini tergerak untuk terbentuknya sifat takwa yang mengandung
nilai-nilai luhur, seperti jujur, toleransi, ikhlas, dan menepati janji.
Proses pembentukan kepribadian dalam pendidikan islam berlangsung secara
bertahap dan berkesinambungan. Dengan demikian pembentukan kepribadian
merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan saling tergantung
sesamanya

7. TUJUAN PEMBENTUK KEPRIBADIAN


Menjadi diri sendiri harus dimulai dari nalar berpikir kearah mana tujuan hidup
individu selama dia hidup. Adapun tujuan yang diinginkan dalam membentuk
kepribadian yaitu:
a. Membentuk sikap disiplin terhadap waktu.
b. Mampu mengendalikan hawa nafsu

6
c. Memeli hara diri dari perilaku menyimpang.
d. Mengarahkan hidup menuju kepada kebaikan dan tingkah laku yang benar
e. Mempelajari perubahan-perubahan dalam gaya hidup.
f. Meningkatkan pengertian diri, nilai-nilai diri, kebutuhan diri, agar dapat
membantu orang lain melakukan hal yang sama
g. Mengembangkan perasaan harga diri dan percaya diri melalui aspek dukungan
dan tanggung jawab yang bersifat timbal balik.

8. PROFIL PRIBADI DENGAN TAUHID YANG KOKOH


Aqidah adalah pondasi untuk mendirikan bangunan kehidupan, semakin tinggi
bangunan yang akan dibuat maka harus semakin kokoh pondasi yang mendasarinya.
Jika pondasinya lemah maka bangunan itu akan mudah roboh tertiup angin atau
terhempas badai. Jika seseorang belajar ajaran Islam ke dalam sistematika Aqidah,
Ibadah, Akhlak dan Muamalah, atau Aqidah, Syariat dan Ahlak, atau Iman, Islam dan
ihsan. Maka ketiga aspek itu tidak dapat dipisahkan sama sekali, sehingga dapat
disimpulkan bahwa satu sama lain saling terikat. Seseorang yang memiliki aqidah yang
kuat, maka akan terdorong melaksanakan ibadah secara tertib, memiliki ahlak yang
mulia dan bermuamalat dengan baik. itulah sebabnya Rasulullah SAW, selama 13
tahun periode Makkah memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar
dan kokoh. Sehingga bangunan Islam dengan mudah dapat berdiri dan akan terus
bertahan hingga hari kiamat.
Tauhid merupakan landasan utama dan pertama keyakinan Islam dan
implementasi ajaran-ajarannya. Tanpa tauhid tidak ada iman, tidak ada aqidah dan
tidak ada Islam dalam arti yang sebenarnya. Akidah dalam Islam berpangkal pada
keyakinan tauhid, yaitu keyakinan tentang wujud Allah, tidak ada yang
meyckutukannya baik dalam zat, sifat maupun perbuatan-Nya.
Tauhid merupakan salah satu hal terpenting yang harus dipahami, dimiliki dan
dipegang teguh olehsetiap kader Muhammadiyah, karena dengan tauhid seseorang
dapat mengerti apa arti dari kehidupan yang dia jalani. Tauhid mempunyai peran besar
terhadap hidup manusia, karena dengan tauhid-lah manusia dapat memahami arti dan
tujuan hidup mereka. Allah telah berfirman dalam ayat-Nya:

‫ِﻟ َﻴ ْﻌﺒُﺪُﻭﻥ ﱠﺇﻻ ﻭﺍﻹﻧﺲ ﺍﻟﺠﻦ ﺧﻠﻘﺖ ﻭﻣﺎ‬


Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada
KU"(AI- " Qur'an surah az-Zariyat: ayat 56)
Tauhid sangat penting dikehidupan manusia, baik secara individu maupun
bermasyarakat. Orang yang benar-benar memahami makna tauhid pastilah memiliki
sifat yang baik. Hal ini disebabkan karena dalam tauhid memiliki turunan yang dikenal
dengan tiga prinsip dasar yaitu Islam, Iman, Ihsan dan ditambah dengan ketaqwaan.
Islam, iman dan ihsan hendaknya diaplikasikan secara komperhensif tanpa
mengabaikan satu sama lain dalam kehidupan manusia. Adanya ihsan yang berarti ia

7
beribadah seolah-olah Allah melihatnya, dan berbuat kebaikan kepada sesama makhluk
atas dasar dia menempatkan rasa takut kepada Allah setara dengan rasa cinta kepada-
Nya.
9. HAL YANG MERUSAK SIKAP TAUHID DAN PENERAPAN TAUHID
DALAM KEHIDUPAN
Sikap tauhid merupakan sikap mental hati yang kurang stabil akan menyebabkan sikap
ini mudah berubah-ubah. Adapun hal-hal yang dapat mengurangi sikap tauhid, yaitu:
1. Penyakit riya
Kelemahan ini pun disinyalir oleh Allah sendiri didalam Al-Qur'an sebagai peringatan
bagi manusia. Sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya proses terjadinya manusia
(membuatnya) tak stabil. Bila mendapatkan kegagalan lekas berputus asa. Bila
mendapatkan kemenangan cepat menepuk dada". (Al-Ma'aarij: 19-21).
2. Penyakit ananiah (egoism, keakuan)
Kemungkinan kedua bagi mereka yang belum stabil sikap pribadinya, selain sikap riya
ialah manusia menempuh jalan pintas. Rasa tidak pasti tadi diatasinya dengan
mementingkan diri sendiri. Namun sifat ini tidak akan tumbuh didalam pribadi yang
mau beribadah ihsan dan khusyu.
3. Penyakit takut dan bimbang
Rasa takut ini biasanya timbul terhadap perkara yang akan datang yang belum terjadi.
Adapun cara mengatasi rasa takut ini ialah dengan tawakal'alallah artinya mewakilkan
perkara memberikan yang kita takuti itu kepada Allah SWT, maka Allah akan
memberikan pemecahan masalah tersebut.
4. Penyakit Zhalim
artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak
semestinya.
5. Penyakit hasad/dengki
Hasad tumbuh dihati seseorang apabila ia tidak senang kepada keberhasilan orang lain.
Sikap ini biasanya didahului oleh sikap yang menganggap diri paling hebat dan paling
berhak mendapatkan segala yang terbaik, sehingga jika melihat ada orang lain yang
kebetulan lebih beruntung, la merasa tersaingi.

Para ulama sepakat bahwa inti ajaran Islam/pondasi keislaman itu ada dua,
yaitu:
a. Syahadat Tauhid, maksudnya adalah mendatangkan kalimat 'Lailahaillallah,
dengan merealisasikan syarat-syarat dan rukun-rukumnya serta komitmen dengan

8
isi kandungannya. Fondasi pertama ini menuntut seseorang memegang teguh
ajaran tauhid. Fondasi pertama ini diambil dari kalimat 'ashadu an la ila ha
illallah."
b. Syahadat Risalah, Maksudnya adalah mendatangkan kalimat Muhamad
Rosulullah', dengan merealisasikan syarat-syaratnya. Fondasi kedua ini menuntut
seseorang untuk mengikuti apa yang dibawa oleh Rosulullah Shallallahu 'Alaihi
Wassalam. Fondasi kedua ini diambil dari kalimat'asydu anna Muhammada n
Rosulullah'. Adapun alasan kenapa dua perkarat ersebut disebut Ashlul Islam/
fondasi keislaman adalah karena alasan-alasan berikut ini: Hal ini disepakati oleh
para nabi. Ajaran ta uhid ini disepakati olehsemua utu san -Nya. Dan ni adalah inti
ajaran mereka. Sebagaimana Firman Allah Ta'ala QS Al Anbiya: 25 allah SWT
berfirman:

ِ ُ‫ُﻭﻥ ﺃ َ َﻧﺎ ِﺇ ﱠﻻ ِﺇ َﻟﻪَ َﻻ ﺃ َ ﱠﻧﻪُ ِﺇ َﻟ ْﻴ ِﻪ ﻧ‬


ُ ‫ﻮﺣﻲ ِﺇ ﱠﻻ َﺭ‬
‫ﺳﻮ ٍﻝ ﻣﻦ ﻗﺘﻠﻚ ﻣﻦ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ﻭﻣﺎ‬ ِ ‫َﻓﺎ ْﻋﺒُﺪ‬
“'Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum engkau melainkan Toutom
wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak disembah) selain
Aku, maka sembahlah aku saja."
10. PENERAPAN TAUHID DALAM KEHIDUPAN
Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah :
selalu mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa,
nadzar, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan
hanya kama Allah, tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Tawakal dan
bersabar dalam menghadapi musibah.
11. CIRI KHAS YANG HARUS MELEKAT PADA PRIBADI MUSLIM :

1. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada
setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatanyang
kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang
dari jalan dan keten tuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah,
seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana
firman-Nya yang artinya: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku,
semua hagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).
Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting,
maka dalam da'wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw
mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

9
2. Shahihul Ibadah.
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw
yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan ‘shalatlah kamu sebagaimana
kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan inimaka dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang
berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq.
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap
dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap mu slim, baik dalam hubungannya kepada
Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia
akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi diakhirat. Karena begitu penting
memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW ditutus untuk
memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya
yang agung sehingga diabadikan oleh Allahdi dalam Al-Qur'an, Allah berfirman yang
artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung (QS
68:4).

4. Qowiyyul Jismi.
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim
yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh
sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat.
Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus
dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan
bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim
dan pencegahan dari penyakit jauh lebih hemffumoiom daripada pengobatan.
Meskipun demikian. sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bilahal itu
kadang-kadang terjadi. dan jangan sampai seorang muslimsakit-sakitan. Karena
kekuatan jasmani juga termasuk yang penting. maka Rasulullah Saw bersabda yang
artinya: "Mu'min yang kuat lebih aku cintai daripada mu'min yang lemah (HR.
Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-
Qur'an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpikir,

10
misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar
dan judi. Katanlah: pada keduanya itu terda pat dosa besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar darimanfaatnya. Dan mereka
bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). Di dalam Islam, tidak
ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas
berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan
yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya
Suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang
terlebih dahulu. Oleh karena itu Allahmempertanyak an kepada kita tentang tingkatan
intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katanlah: 'samakah
orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?", sesungguhnya
orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatul Linafsihi.
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan salah satu
kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki
kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada
yang baik dan menghindari yang buruk amatmenuntut adanya kesungguhan dan
kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalammelawan hawa nafsu.
Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk
pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang
dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa
(ajaran islam) (HR.Hakim).
7. Harishun Ala Waqtihi.
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi
manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari
Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur'an dengan
menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallailidan sebagainya.
Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni
24 jam sehari semalam. Bekodouwaktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung
dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itutepat sebuah semboyan yang menyatakan:
"Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu. Waktu merupakan sesuatu
yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi”.
Oleh karena itu setiap muslimat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik.
sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia.
Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima

11
perkara sebelum datang lima perka ra, yakni waktu hid up sebelum ma ti, sehat sebelum
sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi.
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian
seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu
dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah
harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu uranan ditangani secara
bersama-sama, ma ka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi
cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang
dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatiandarinya. Bersungguh-
sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu
pengetahuan merupakan diantara yang menda pat perhatian secara serius dalam
menunaikan tugas-tugasnya.

9. Qodirun Alal Kasbi.


Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri
(qodirun alal kasbi) merupakan ciri lainyang harus ada pada seorang muslim. Ini
merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian.
terutama dari segi ekonomi. Smtui sedikitseseorang mengorbankan prinsip yang telah
dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Kareitu pribadi
muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang
harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan
mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat
banyak di dalam Al-Qur'an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat
tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut
memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab
baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus
diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

10. Nafi'un Lighoirihi.


Bermanfaat bagi orang lain (nafiun lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan
kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga
dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena

12
bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan
dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berate setiap muslim itu harus selalu
berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semak simal untuk bisa bermanfaat
dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itutidak bisa
mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw
bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain (HR.Qudhy dari Jabir)

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan adanya latar belakang di atas maka kami menyimpulkan bahwa Tauhid
adalah akar dari keimanan seorang muslim. Dengan Tauhid yang kuat, maka
seorang muslim akan mampu menjalankan proses penghambaannya kepada Allah
tanpa merasa berat dan terpaksa.

B. SARAN
Kami selaku penyusun makalah ini apabila terjadi kesalahan kami mohon
maaf. Jika ada kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk
kebaikan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga materi yang telah dipaparkan
dimakalah ini bisa bermanfaat.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/489657519/MAKALAH-AQIDAH-kelompok-6-
IMPLEMENTASI-TAUHID-DALAM-LINGKUP-PRIBADI

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-prof-dr-
hamka/aqidah/makalah-tauhid/28588884

15

Anda mungkin juga menyukai