Anda di halaman 1dari 9

JARAK PANDANG HENTI

Jarak pandang henti adalah jarak yang ditempuh pengemudi untuk dapat menghentikan
kendaraan yang bergerak setelah melihat adanya rintangan pada lajur jalannya. Rintangan itu
dilihat dari tempat duduk pengemud dengan tinggi mata pengemudi 120 cm serta tinggi benda
10 cm dan setelah menyadari adanya rintangan, maka pengemudi tersebut mengambil
keputusan untuk berhenti
Jarak pandang henti terdiri dari dua elemen jarak, yaitu :
1. Jarak Tanggap
Jarak yang diperlukan suatu kendaraan sejak pengemudi melihat rintangan yang
menyebabkan ia harus berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem
2. Jarak Mengerem
Jarak yang ditempuh kendaraan dari menginjak pedal rem sampai kendaraan itu
berhenti. Faktor yang mempengaruhi jarak mengerem ini antara lain :
❖ Faktor ban
❖ Sistem pengereman itu sendiri
❖ Kondisi muka jalan
❖ Kondsi perkerasan jalan

Rumus yang digunakan pada Jarak Pandang Henti adalah :

𝑽𝟐
𝒅 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟖𝑽 𝒙 𝒕 +
𝟐𝟓𝟒𝒇𝒎
Dimana :
fm : Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang jalan
V : Kecepatan kendaraan ( km/jam )
t : Waktu reaksi = 2,5 detik

Korelasi nilai fm terhadap Kecepatan Rencana ( Vr )

Bina Marga (Luar Kota)


0.40

AASHTO

0.38

0.36
Koef. Gesek Memanjang, fm

0.34

0.32

0.30

0.28

30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Kec Rencana (Vr), km/jam


Kecepatan Kecepatan Koefisien d d
d desain,
Rencana (Vr) Jalan (Vj) Gesek Jalan Perhitungan Perhitungan
m
km/jam km/jam (fm) untuk Vr, m untuk Vj, m
30 27 0,400 29,71 25,94 25 – 30
40 36 0,375 44,60 36,63 40 – 45
50 45 0,350 62,87 54,05 55 – 65
60 54 0,330 84,65 72,32 75 – 85
70 63 0,313 110,28 93,71 95 – 110
80 72 0,300 139,59 118,07 120 – 140
100 90 0,285 207,64 174,44 175 – 210
120 108 0,280 285,87 239,06 240 – 285

❖ Untuk Jalan Datar :


𝑽𝑹 𝟐
𝑱𝒉 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝑽𝑹 𝒙 𝑻 +
𝟐𝟓𝟒 𝒙 𝒇𝒑

❖ Untuk Jalan dengan Kelandaian tertentu

𝑽𝑹 𝟐
𝑱𝒉 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝑽𝑹 𝒙 𝑻 +
𝟐𝟓𝟒 ( 𝒇𝒑 ± 𝑳)

L = kelandaian jalan dalam (%) dibagi 100

Waktu reaksi total (T) = waktu ketika pengemudi melihat rintangan sampai dengan
menginjak rem berdasarkan Teori PIEV sebagai berikut :
a. Perception time
b. Intellection time
c. Emotion time
d. Volition time

Waktu PIEV dipengaruhi :


a. Karakteristik fisik pengemudi
b. Faktor psikologis
c. Kondisi lingkungan
d. Maksud perjalanan
e. Kecepatan kendaraan

TEORI PIEV
1. Perception (Tanggapan Memahami )
Proses mengenali suatu rangsangan yang diterima melalui mata, telinga maupun
indera yang lain yang memerlukan penelaahan di otak. Waktu yang dibutuhkan
untuk proses ini disebut waktu tanggapan (perception time)
2. Intellection or Identification (pengenalan)
Proses pemikiran yang diterima otak. Proses ini disebut proses pengenalan
(intellection process). Bagi pengemudi yang berpengalaman, proses ini akan lebih
cepat

3. Emotion or Decision (emosi atau keputusan)


Keputusan untuk melakukan respon yang tepat terhadap suatu rangsangan.
Emosi mempengaruhi proses pengambilan keputusan, setelah melalui perception
dan intellection. Emosi dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin

4. Volition or Reaction
Reaksi untuk mengambil suatu tindakan dengan berbagai pertimbangan yang
diambil, seperti : menginjak pedal rem, atau membanting setir ke kiri/kanan. Waktu
untuk merespon ini disebut vollition time

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PIEV


1. Karakteristik fisik pengemudi
❖ Visual Acuity
❖ Auditory Acuity

2. Faktor Psikologis
Tata guna lahan, cuaca, rute perjalanan, karakteristik aliran lalu lintas, pejalan
kaki, hambatan samping

3. Kondisi Lingkungan
4. Maksud Perjalanan
5. Kecepatan Kendaraan

CONTOH PROSES PIEV


1. Pengemudi yang Menuju Rambu STOP
a. Pengemudi melihat rambu (perception)
b. Pengemudi mengenali rambu tersebut sebagai rambu STOP (intellection)
c. Pengemudi memutuskan untuk berhenti (emotion)
d. Pengemudi meletakkan kakinya pada pedal rem (volition)

2. Waktu total untuk melakukan proses tersebut PIEV Time = Perception – Reaction
Time

3. Jarak yang dibutuhkan untuk proses PIEV (dp) :

𝒅𝒑 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟖𝑽 𝒙 𝒕
dengan :
V = Kecepatan (km/jam)
t = PIEV time (detik)

4. Range : 0,3 – 2 detik, AASHTO = 2,5 detik

KOEFISIEN GESEK MEMANJANG (fp)


Untuk memilih nilai fp yang digunakan untuk menghitung Jh rancang, sangat kompeks.
Faktor utama yang berpengaruh terhadap gesekan adalah :
1. Kondisi Jalan
Jalan basah biasanya diasumsi untuk menentukan faktor gesekan fp
2. Kualitas Ban
Ban yang berpola diasumsi untuk menentukan fp
3. Kecepatan
Kecepatan kendaraan yang lebih tinggi mengurangi kontak ban dan perkerasan
4. Kekasaran Permukaan
Semakin kasar permukaan jalan, semakin besar nilai fp
Untuk kenyamanan kendaraan, f ≤ 0,5. Apabila kriteria utama adalah kenyamanan
pemakai kendaraan motor, maka nilai f yang > 0,5 tidak pernah digunakan pada perancangan
jalan yang normal

❖ Jh minimum untuk jalan antar kota :

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Jh min (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

❖ Jh minimum untuk jalan perkotaan :

VR (km/jam) 100 80 60 50 40 30 20

Jh min (m) 165 110 75 55 40 30 20

BEBERAPA GAMBARAN TERKAIT JARAK PANDANG HENTI


1. Ruang Bebas Tikungan
2. Persimpangan dengan Jarak Pandang yang Terbatas

3. Kendaraan Belok Kiri dari Jalan Kecil (Minor Road)

4. Kendaraan Menyebrang dari Jalan Kecil

5. Kendaraan Belok Kanan dari Jalan Kecil

RAMBU YANG DIGUNAKAN


1. Tikungan ke Kiri & ke Kanan
2. Tikungan Tajam ke Kiri & ke Kanan

3. Tikungan Garda (Tikungan Pertama ke Kiri & Tikungan Pertama ke Kanan)

4. Banyak Tikungan (Tikungan Pertama ke Kiri & Tikungan Pertama ke Kanan)

5. Pengarah Tikungan ke Kanan & ke Kiri

PENJELASAN RAMBU
Beberapa rambu diatas merupakan contoh rambu dengan jenis Rambu Peringatan.
Rambu ini digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya di jalan atau tempat
berbahaya pada jalan dan untuk menginformasikan sifat bahaya. Rambu ini memiliki warna
dasar kuning dan garis tepi dengan simbol berwarna hitam.
Rambu Peringatan ditempatkan sebelum atau pada lokasi kemungkinan ada bahaya :

Kecepatan Rencana Jarak


> 100km/j Min 180 meter
80 - 100 km/j Min 100 meter
60 - 80 km/j Min 80 meter
≤ 60 km/j Min 50 meter

METODE PEMASANGAN DIMENSI RAMBU


Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
a. Peletakkan daun rambu pada tiang rambu; daun rambu yang telah dilapisi dengan
lembaran reflektif, diletakkan pada tiang rambu dengan menggunakan baut yang
dikencangkan
b. Pembuatan pondasi dan peletakkan rambu untuk rambu tiang tunggal dengan syarat:
(1) Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang
masing – masing berukuran :
❖ Pengecoran di Luar
1. Sisi bagian atas = 250 mm
2. Sisi bagian bawah = 400 mm
3. Kedalaman = 600 mm
❖ Pengecoran Setempat
1. Sisi bagian atas = 250 mm
2. Sisi bagian bawah = 500 mm
3. Kedalaman = 500 mm

(2) Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm
(3) Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan
ketebalan 100 mm
(4) Pondasi beton kurang lebih setara dengan Beton Mutu K-175 atau dengan kata
lain mempunyai kuat tekan 175 kg/cm2
(5) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm

c. Pembuatan pondasi dan peletakkan rambu sebagaimana untuk jenis konstruksi tiang
rambu f, kupu – kupu :
(1) Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang
masing – masing berukuran :
❖ Sisi bagian atas = 600 mm
❖ Sisi bagian bawah = 600 mm
❖ Kedalaman = 1150 mm
Atau disesuaikan dengan ukuran rambu
(2) Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm
(3) Pondasi beton ukuran lebih setara dengan Beton mutu K-250 atau dengan kata
lain mempunyai kuat tekan 250 kg/cm2 dengan ukuran 600 x 600 x 100 mm
(4) Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu ukuran
400 x 400 x 12 dan panjang 600 mm
(5) Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar
disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban
yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya
(6) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan
dengan permukaan tanah dan jalan

d. Pembuatan pondasi dan peletakkan rambu sebagaimana untuk jenis konstruksi tiang
rambu portal (ukuran bentang 18 m)
(1) Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang
masing – masing berukuran :
❖ Sisi bagian atas = 800 mm
❖ Sisi bagian bawah = 800 mm
❖ Kedalaman = 1950 mm
Atau disesuaikan dengan ukuran bentang portal
(2) Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm
(3) Pondasi beton kurang lebih setara dengan Beron Mutu K-250 atau dengan kata
lain mempunyai kuat tekan 250 kg/ cm2
(4) Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu ukuran
650 x 650 x 22 mm sera 6 buah angkur baut dengan diameter 22 mm dan panjang
100 mm
(5) Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar
disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban
yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya
(6) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau dengan
permukaan tanah dan jalan

Anda mungkin juga menyukai