Anda di halaman 1dari 9

Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

PROJECT PENETASAN TELUR AYAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA


SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


Untuk memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh :
TALITHA PUSPA AMBARWATI
NIM 15010044059

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2019
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

PROJECT PENETASAN TELUR AYAM TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA


SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

Talitha Puspa Ambarwati dan Edy Rianto


Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
talitha.hadhy@gmail.com

The ability of mentally retardation children in mastering learning the material of animal breeding was
still difficult so that it influenced the learning result value which was less satisfied with the average value
50 or under KKM value. This research had purpose to know the influence of the project of hatching
chicken eggs toward learning science result to mild mentally retardation students. This research used
quantitative approach, pre-experiment kind with One group pre test – post test design. The average value of
pre test result indicated score 37.5 and the average value of post test result got 76.2. The treatment was
done 8 times meeting. Student ADT got the highest value and student SI got the lowest value. The
research result obtained stated that there was influence of the project of hatching chicken eggs toward
learning science result to mild mentally retardation students significantly with the result: Z counted =
2,52 was greater than Z table = 1,64, critic value 5%. In this way, the project of hatching chicken eggs
could be effective to be applied to support the learning result of mild mentally retardation students.

Keywords: learning science result, the project of hatching chicken eggs, mild mentally retardation

Pendahuluan perkembangbiakan hewan dengan cara bertelur


dan beranak.
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
menjadi mata pelajaran yang wajib dan penting
untuk diberikan kepada peserta didik baik
Sekolah Luar Biasa khusus nya untuk anak tuna Dengan adanya KI dan KD pendidikan
grahita. Menurut Webster dalam huzammah khusus Kurikulum 2013 yang sudah di
dkk (2016:322) IPA merupakan pengetahuan paparkan, menerangkan bahwa pembelajaran
mengenai gejala alam yang memberikan ilmu IPA sudah di terapkan disekolah luar biasa
kepada semua pembelajarnya untuk maupun sekolah inklusi dan di sudah di
mengetahui kondisi alam yang terjadi baik sesuaikan dengan kemampuan siswa
waktu dekat maupun kondisi alam dimasa Tunagrahita Ringan.
lampau. Hal ini menjadi kunci penting untuk Kemampuan yang dimiliki siswa
mengajarkan siswa untuk mengenalkan IPA tunagrahita ringan untuk memahami konsep
kepada siwa tuna grahita agar siswa memahami pembelajaran IPA berbeda dengan siswa
kejadian atau proses proses yang terjadi reguler. Keterbatasan intelegensi anak
dibumi.. pembelajaran IPA di Sekolah Luar tunagrahita Ringan mengakibatkan anak
Biasa sudah masuk kedalam kompetensi Inti mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak
dan Kompetensi Dasar kurikulum pendidikan seperti membaca, menulis dan aspek akademik
khusus 2013. lainnya. Sejalan dengan pendapat Somantri
Pada kurikulum pendidikan khusus anak (2006:111) kecepatan belajar anak tunagrahita
tunagrahita menjelaskan bahwa adanya anak jauh ketinggalan oleh anak normal. Untuk
kemampuan yang harus dicapai oleh siswa mencapai kriteria yang dicapai oleh anak
untuk memahami dan mengidentifikasi normal, anak tunagrahita lebih memerlukan
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

pengulangan tentang bahan pembelajaran telur ayam. dengan menekankan praktek


tersebut. Dengan demikian kemampuan yang tersebut akan memberikan pemahaman kepada
dimiliki anak tunagrahita masih sangat terbatas siswa tentang proses terjadinya penetasan telur
dan konsep yang diterima masih cukup secara langsung dan alamiah sehingga siswa
sederhana. mampu melihat dan memahami proses
Selain masalah – masalah yang dialami perkembangbiakan hewan ayam mulai dari
oleh anak tunagrahita ringan. Namun anak telur kemudian menetas menjadi ayam kecil,
dengan golongan ini termasuk dalam kategori ayam remaja hingga ayam dewasa.
anak mampu didik. Menurut Wantah (2007: 15) Strategi pembelajaran berbasis proyek
namun dengan keterbatasan tersebut mereka ini dirasa cocok digunakan untuk memacu
memiliki potensi yang perlu dikembangkan pehamaman siswa dan menunjang hasil belajar
seperti kemampuan untuk menulis, membaca yang lebih baik . melalui pembelajaran berbasis
serta kemampuan akademik lainnya. Sejalan project siswa mempu memahami dan
dengan pemikiran Moh Amin (1996 : 22) anak mempercayai kebenaran yang terjadi
dengan tuna grahita ringan mempunyai dibandingkan dengan menggunakan media
kemampuan yang bisa dikembangkan dalam buku yang cenderung membuat anak lebih
bidang pelajaran akademik termasuk juga mudah bosan sehingga materi ajar yang
pembelajaran IPA dengan materi digunakan tidak mampu mereka pahami.
perkembangbiakan hewan. Penelitian yang menggunakan
Menurut Wiyanto dkk (2010) pembelajaran berbasis project untuk
perkembangbiakan merupakan suatu proses meningkatkan hasil belajar siswa sudah pernah
dimana dua makhluk hidup yang memiliki jenis dilakukan oleh Andi Nurannisa Syam yang
kelamin yg berbeda (jantan dan betina) yang berjudul “Pengaruh Pengaruh pembelajaran
melakukan perkawinan kemudian berbasis proyek terhadap hasil belajar bilologi
menghasilkan individu yang sejenis dengan siswa dikelas VIII MTs Madani Alaudin
induknya. perkembang biakan tersebut Paopao”. dari hasil peneleitian tersebut dapat
dilakukan dengan tujuan untuk melestarikan disimpulkan bahwa peranan dari pembelajaran
jenis hewan tersebut agar tidak punah. berbasis proyek ini memberikan pengaruh atau
Dalam mengenali hewan berdasarkan cara peningkatan terhadap hasil belajar biologi.
perkembangbiakannya. siswa tunagrahita Karena denga menggunakan pembelajaran
mental masih sulit untuk memahami materi berbasis proyek siswa diminta untuk melakukan
dikarenakan oleh beberapa faktor hambatan suatu percobaan, kemudian mengamati proses
yang mempengaruhi. Antara lain yaitu yang terjadi dan yang terakhir menarik
hambatan intelegensi yang rendah, hambatan kesimpulan dari apa yang sudah mereka lihat
dari segi kualitas pengajaran materi yang atau coba.
berikan oleh guru, kemudian media yang Selain itu juga Skripsi dengan judul
digunakan sebagai sumber belajar masih kurang “Penerapan mesin tetas telur dari barang bekas
untuk memberikan pemahaman terkait dengan sebagai sumber belajar dan upaya
pembelajaran IPA materi perkembangbiakan. meningkatkan kesejahteraan siswa sekolah
Hal demikian yang menjadi pemicu dasar di kelurahan pleret, bantul” dari hasil
pemahaman siswa terlambat, hasil belajar yang penelitian tersebut menyatakan bahwa
kurang memuaskan serta menimbulkan adanya penerapan teknologi mesin telur dari barang
ketidak sesuaian antara kurikulum pendidikan bekas dapat digunakan sebagai sumber belajar
khusus yang telah dibuat dengan kemampuan siswa, serta dapat meningkatkan produktivitas
siswa yang sesungguhnya. Dengan adanya ternak ayam kampung dan meningkatkan
permasalahan tersebut peneliti berupaya untuk kesejahteraan siswa sekolah dasar di pleret
meneliti sebuah strategi pembelajaran berbasis bantul
proyek. Tujuan
Strategi pembelajaran yang digunakan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yaitu dengan membuat suatu project penetasan mengetahui pengaruh project penetasan telur
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

ayam terhadap hasil belajar IPA pada siswa eksperimen untuk menerangkan
tunagrahita ringan. hubungannya dengan apa yang telah di
observasi. Variabel bebas dalam
Metode penelitian ini adalah Project Penetasan
A. Desain Penelitian Telur Ayam
Penelitian ini menggunakan rancangan pre b. Menurut Margono (2010:21)Variabel
eksperimen dengan jenis penelitian one-grup pr Terikat merupakan variabel yang
test – posttest. Menurut Sugiyono (2013 : 109) menjadi akibat karena adanya variabel
merupakan desaign penelitian yang masih bebas variabel ini biasa disebut dengan
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh Depedent Variable. Sejalan dengan
terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi pemikiran Zainal Arifin (2011:188)
desaign penelitian ini dapat dikatakan desaign variabel terikat merupakan kondisi
penelitian yang belum sungguh sungguh. dimana akan berubah ketika peneliti
merubah variabel. Variabel terikat
O1 X O2 dalam penelitian ini adalah Hasil
Belajar IPA siswa tuna grahita ringan
Keterangan : 2. Devinisi Operasional
O1 = nilai yang didapat sebelum pembelajaran a. Project Penetasan Telur Ayam
X = Proses pembelajaran Project Penetasan Telur Pengertian Project Penetasan Telur
Ayam yang dilakukan selama 8 kali pertemuan.
ayam menurut Agustira (2017) suatu
kegiatan yang mengamati dan
X Kegiatan
melakukan langkah – langkah mulai
X1 Pengenalan alat mesin tetas
dari masa pengeraman telur hingga
X2
menetas menjadi inividu baru (ayam
X3 Penataan telur tetas pada mesin
inkubator kecil). Adapun langkah – langkah
X4 Project Penetasan Telur dapat diuraikan
X5 Peneropongan telur tetas untuk sebagai berikut :
X6 melihat perkembangan embrio 1. Membersihkan telur yang akan
X7 Pemindahan anak ayam ke ruang ditetaskan menggunakan lap basah
X8 lain saat masa penetasan dan air hangat secara perlahan
O2 = nilai yang did apat sesudah proses pembelajaran 2. Siapkan dan panaskan inkubator
berlangsung. penetas telur dengan suhu 38 derajat,
24 jam sebelum telur tetas
B. Lokasi Penelitian dimasukkan.
Penelitian ini berlokasi di SLB Widya Tama 3. Masukkan telur tetas dengan posisi
Surabaya
tegak atau miring dan bagian tumpul
telur diatas.
C. Subjek Penelitian
4. Tutup rapat ventilasi hingga hari ke
Subjek penelitian yang digunakan adalah 8
siswa tunagrahita ringan 4
5. Lakukan pengontrolan suhu dan
D. Variabel dan Devinisi Operasional Variabel tambahkan air jika air dalam bak
1. Variabel mulai berkurang.
a. Menurut Margono (2010:21) Variabel 6. Lakukan pembalikan telur setiap
Bebas atau adalah variabel penyebab harinya, minimal 3x dalam sehari
dari adanya variabel terikat variabel ini (jika memungkinkan)
biasa disebut juga dengan Indepedent 7. Pada hari ke 4 lakukan pengontrolan
Variable. Sejalan dengan pemikiran suhu dan mulai meneropong telur di
Zainal Arifin (2011:188) Variabel bebas tempat yang gelap untuk
adalah suatu kondisi yang terbentuk mengetahui telur tersebut sudah
karena pemanipulasian pelaku mati atau masih hidup.
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

8.Hingga hari ke 18 lakukan 2. Lembar soal pre – test dan post- test
penambahan sedikit suhu hingga untuk mengetahui hasil belajar siswa
38,5 sampai 39 derajat celcius. Dan sebelum dan sesudah diberi treatmen
lakukan peneropongan kembali 3. Kisi – kisi soal pre test dan post test
untuk mengetahui perkembangan 4. Rubrik Penilaian pengumpulan nilai
embrio 5. Tabel penilaian Pre Test dan Post Test
9. Pada hari ke 21 – 22 telur menetas 6. Lembar tabel kegiatan harian Project
biasanya pada malam hari penetasan telur
10. Anak ayam yang sudah menetas
lakukan pemindahan ke tempat yang F. Teknik Pengumpulan Data
lebih longgar Setelah selesai, inkubator 1. Teknik Tes
dibersihkan kembali. 2. Teknik Observasi

b. Pengertian Hasil Belajar G. Teknik Analisis Data


Hasil belajar adalah hasil Teknik analisis data diperlukan guna
kemampuan yang disebabkan oleh untuk menghitung dan menentukan ada atau
pengaruh proses belajar yang telah tidaknya pengaruh dari tratment yang sudah
dilakukan. Hasil tes dapat berupa angka dilakukan. Penghitungan dalam peneltiian
(nilai) dan lain lain ini menggunakan statistik non parametrik
menggunakan jenis uji wilcoxon Match pair
c. Pembelajaran IPA test.
Pembelajaran IPA suatu Rumus Wilcoxon Match Pair Test
pengetahuan yang dapat diperoleh dri Gambar 3.2
pengumpulan data dengan observsi, T - µT
eksperimen untuk menghasilkan suatu Z=
ilmu yang akurat. T

d. Tunagrahita Ringan Sugiyono (2018: 178)


Anak Tuna Grahita Ringan Keterangan :
menurut Wantah (2007 : 2) anak yang Z : nilai hasil pengujian statistik wilcoxon
memiliki keterbatasan mental dan Match Pair Test
kecerdasan dibawah rata rata anak T : Jumlah jenjang/ rangking terkecil
normal oleh karena itu anak dengan X :Hasil pengamatan langsung yakni
hambatan sulit untuk berdaptasi jumlah tanda (+) p 0.5
dengan lingkungan, berinteraksi serta µT : Mean (Nilai rata – rata ) = n (n + 1 )
juga mengalami kesulitan dalam 4
pendidikan akademik maupun T : Simpangan Baku = √𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
keterampilannya .selain itu anak tuna 24
grahita ringan memiliki IQ 50 -75 anak N : Jumlah Sampel
anak pada umumnya P : Probabilitas untuk memperoleh tanda
(+) dan (-) = 0,5 karena nilai kritis 5%
E. Instrumen Penelitian
instrumen yang digunakan dalam penelitian H. Hasil Penelitian dan Pembahasan
ini adalah sebagai berikut : Penelitian ini dilakukan di SLB Widya
1. RPP (Rencana Pelaksanaan Tama Surabaya, yang berlokasi di jalan
Pembelajaran) berdasrkan Kompetensi Bogangin Baru gang Nangka No 16 Surabaya.
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Dimulai pada tanggal 8 Maret hingga 6 April
kurikulum 2013 khusus untuk anak Tuna 2019. Pemilihan sampel pada penelitian ini
Grahita, berpusat pada 8 Tunagrahita Ringan siswa
SMPLB yang mengalami hambatan atau
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

kesulitan dalam memahami pembelajaran project penetasan telur telah usai yakni pada
materi perkembangbiakan hewan. tanggal 04 April 2019.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Tabel 4.2
diperoleh, menunjukkan bahwa adanya Rekapitulasi Hasil Nilai tes tulis dan kinerja
pengaruh project penetasan telur ayam terhadap sesudah pembelajaran
hasil belajar IPA pada siswa tunagrahita ringan. No Nama Nama Nilai Rata -
Adapun hasil penelitian diperoleh selama 8 kali Siswa Tes Rata
(21 hari pembelajaran). Kegiatan pembelajaran 1 ADT Tulis 90 91,8
yang dilakukan adalah dengan mengenal alat Kinerja 93,7
2 WI Tulis 70 75,6
alat yang digunakan dalam kegiatan penetasan
Kinerja 81,2
telur ayam serta tata laksana kegiatan penetasan
3 RI Tulis 80 82,7
setiap harinya. Adapun penyajian data hasil Kinerja 85,4
penelitian dan proses tata laksana penetasan 4 AY Tulis 80 84,7
telur ayam adalah sebagai berikut : Kinerja 89,5
1. Pre Test 5 AK Tulis 70 75,6
Pre Test dilakukan dengan tujuan untuk Kinerja 81,2
mengetahui kemampuan pengetahuan siswa 6 ADI Tulis 80 85,8
diawal terhadap pembelajaran melalui tes tulis Kinerja 91,6
7 SI Tulis 50 64,5
dan tes kinerja yang diberikan oleh peneliti yang
Kinerja 79,1
berupa soal soal dan kegiatan yang terkait
8 ATK Tulis 90 87,5
dengan indikator pembelajaran. Pre Test
Kinerja 91,6
dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 8
Maret 2019 pukul 09.30 seusai jam istirahat di Dari hasil tabel 4.2 yang telah dipaparkan
ruang kelas. hasil nilai tersebut menyatakan adanya
Tabel 4.1 peningkatan daripada hasil pre test yang
Rekapitulasi Hasil Nilai tes tulis dan dilaksanakaan sebelumnya. Sebagian sampel
kinerja sebelum pembelajaran. siswa memiliki nilai yang rata rata tinggi
No Nama Nama Nilai Rata – sebagai hasil pengetahuan mereka selama
Siswa Tes Rata
pembelajaran berlangsung. Hasil yang dicapai
1 ADT Tulis 60 57
Kinerja 54,1 pre test memiliki rata rata nilai 37,5 dan setelah
2 WI Tulis 50 46,8 pembelajaran atau pos test memiliki rata rata
Kinerja 43,7 76,2.
3 RI Tulis 20 30,8
Kinerja 41,6 I. Teknik Analisis Data
4 AY Tulis 40 42,9 Berdasarkan hasil nilai tes yang didapat
Kinerja 45,8 saat pre test dan post test, kemudian langkah
5 AK Tulis 40 41,8 selanjutnya adalah dengan menganalisis data
Kinerja 43,7
yang diperoleh menggunakan uji statistik non
6 ADI Tulis 30 40
parametrik wilcoxon match pair test dengan
Kinerja 50
hasil adanya pengaruh project penetasan telur
7 SI Tulis 20 30,8
Kinerja 41,6 ayam terhadap hasil belajar IPA.
8 ATK Tulis 40 45 Data dianalisis disesuaikan dengan langkah
Kinerja 50 – langkah yang sudah di rumuskan sebelumnya
sebagai berikut :
2. Post Test
Hasil penilaian Post test memiliki tujuan
untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah
dilakukkannya kegiatan project penetasan telur
ayam. Post Test dilaksanakan setelah kegiatan
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

tabel 4.3 Tabel Penolong uji Wilcoxon Z = T - 18


Subj Pre Pos O2 – Jen + - 7,14
ek Test t O1 jan Z = 0 – 18
Tes g 7,14
t Z = 2,52
ADT 57 91,8 34,8 3,0 3,0
WI 46,8 75,6 44,8 6,0 6,0
Berdasarkan analisis hasil pre test dan
RI 30.8 82,7 51,9 8,0 8,0
post test maka dapat disimpulkan ada atau
AY 42,9 84,7 41,8 4.0 4.0
AK 41,8 75,6 33,8 2,0 2,0 tidaknya pengaruh project penetasan ayam
ADI 40 85,8 45,8 7,0 7,0 dengan Zhitung = 2,52 dan Ztabel = 1,64.
SI 30,8 64,5 33,7 1,0 1,0
ATK 45 87,5 42,5 5,0 5,0 J. Intrepertasi Data
Jumlah W=3 T= Analisis data menggunakan uji statistik non
6 0 prarametrik wilcoxon match pair test
a. Hasil nilai tes yang diperoleh di masukkan menunjukkan hasil adanya perngaruh project
kedalam tabel pre test dan post tes. Yakni penetasan telur ayam terhadap hasil belajar IPA
hasil nilai sesudah pembelajaran dan dengan Zhitung lebih dari Ztabel dengan nilai kritis
sesudah pembelajaran 5% artinya Ha diterima dan Ho ditolak maka ada
b. Memasukkan nilai beda hasil tes tulis yang pengaruh penetasan telur ayam terhadap hasil
diperoleh kedalam kolom yang sudah belajar IPA di SLB Widya Tama Surabaya.
tersedia serta mengisi nilai jenjang/
peringkat. K. Pembahasan
c. Menghitung Zh menggunakan rumus uji Project penetasan telur ayam merupakan
wilcoxon match pair test. pembelajaran IPA yang berkaitan dengan
T - µT perkembangbiakan hewan ayam. Menurut
Z= Agustira (2017) Penetasan telur ayam di artikan
T sebagai kegiatan dari mulai pengeraman telur
agar menetas hingga menghasilkan invdividu
T - n(n+1) baru. Pada project yang telah dilaksanakan
4 dengan prosedur yang tepat sehingga terjadi
Z=
menetasnya anak ayam pada cangkang telur
√𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1) yang sudah mengalami masa inkubasi, sesuai
24
dengan hakikat IPA menurut huzamah
Nilai mean : diketahui subjek (n) (berjumlah = 8)
(2016:325) Hakikat Sains (IPA) meliputi
√𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1) timbulnya rasa ingin tahu terhadap benda,
24
fenomena, dan gejala alam melalui sebab akibat
√8(8 + 1)(2.8 + 1) yang ditimbulkan sehingga dapat di pecahkan
24
melalui prosedur yang tepat.
√(8. 9)(16 + 1) Penelitian mengenai pembelajaran project
24 penetasan telur ayam mendapatkan hasil yang
√(72) (17) memberikan peningkatan terhadap hasil belajar
24 siswa, selain itu pembelajaran mengenai project
penetasan telur ayam sekaligus memberikan
√1224 banyak manfaat bagi siswa siswi berkebutuhan
24 khusus. Selain meningkatnya hasil belajar yang
√51 dicapai oleh siswa, juga siswa dapat menjadikan
bekal dan pengalaman untuk menghasilkan
= 7,14 suatu usaha setelah lulus dari sekolah. Sejalan
Maka jika nilai mean dan simpangan baku dengan pendapat Heru nurcahyo (2006),
dimasukkan ke dalam rumus kegiatan menerapkan penetasan telur ini
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta hasil belajar ipa yang didapat melalui tes tulis
keterampilan lifeskill. dan tes kinerja, tiap siswa mendapat hasil rata
Pembelajaran Project penetasan telur ini rata yang meningkat dari tes tulis dan kinerja
memberikan dan memfasikitasi siswa dengan sebekum dilakukannya pembelaajaran.
sumber belajar, media pembelajaran serta Pembelajaran dilaksanakan selama 21 hari
pengetahuan secara konkrit. Menurut djohar proses masa inkubasi. Serta pre test dan pos tes
(1984: 5) proses pembelajaran yang yang dilaksanakan sesudah dan sebelum
menggunakan media dan sumber belajar pembelajaran.
konkrit dan nyata maka tingkat keberhasilan
tersebut lebih tinggi dibandingan dengan cara PENUTUP
belajar yang abstrak. Pembelajaran secara A. Simpulan
konkrit ini memiliki keuntungan tersendiri Hasil penelitian yang didapat,
yakni :suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyimpulkan bahwa adanya pengaruh
produktif, memberikan mereka pengalaman peningkatan nilai hasil belajar ipa SLB widya
belajar secara langsung melalui pembelajaran tama surabaya. Berdasarkan hasil post tes dan
yang konkrit, memberikan kepada siswa untuk hasil kinerja siswa mengalami peningkatan
belajar secara individual dan mengeksplor dibandingkan dengan hasil pre tes yang
pengalamannya melalui pengamatan. dilakukan sebelum dilaksanakannya
Dengan demikian pembelajaran dengan pembelajaran. Selain itu, hasil analis data
project penetasan telur ayam ini dapat menjadi menunjukkan bahwa hasil Zhitung = 2,52 dan
proses input yang nantinya akan menghasilkan Ztabel = 1,64 maka Zhitung > Z tabel. Hal tersebut
output peningkatan hasil belajar siswa, menurut menunjukkan bahwa project penetasan telur
A.J Romizowski dalam (Jihad, Asep 2008: 14) ini memiiliki pengaruh yang signifikan pada
hasil belajar adalah hasil keluaran (output) yang hasil belajar siswa. Namun penelitian ini tak
dihasilkan melalui proses masukan atau yang luput dari adanya keterbatasan temuan
disebut dengan (inputs). penelitian yakni menempelnya kerabang telur
Penelitian ini tak luput dari adanya pada badan anak ayam yang disebabkan oleh
hambatan yang dialami oleh peneliti selama jadwal pemutaran telur harian yang tidak
penelitian berlangsung. Hambatan yang teratur.
dialami antara lain yakni, terbatasnya waktu B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
peneliti disekolah sehingga telur tidak diputar
dilaksanakan oleh peneliti bahwasannya project
sesuai dengan rentang waktu yang tepat. hal
penetasan telur berpengaruh terhadap hasil
tersebut mengakibatkan menempelnya selaput
berlajar ipa siswa tunagrahita ringan di SLB
yang ada pada cangkang telur menempel pada
widyatama surabaya. Oleh sebab itu peneliti
bagian badan anak ayam sehingga anak ayam
berupaya memberika saran sebagai berikut :
tersebut sulit untuk keluar dari cangkangnya.
1. Bagi guru
Hal ini didukung oleh pendapat Daulay et al.,
Pengajaran IPA Project Penetasan Telur
(2008). Proses pemutaran telur yang tidak
dilakukan dengan menggunakan prosedur
teratur menjadi tidak merata sehingga embrio
dan tata laksana dengan tepat sehingga
akan lengket pada kerabang dan akhirnya
menghasilkan pemahaman siswa maksimal.
menyebabkan kematian embrio. Tak hanya itu
Pengajaran IPA Project Penetasan Telur
telur yang terdapat pada inkubator tidak dapat
dilakukan dengan menggunakan prosedur
menetas secara keseluruhan namun hanya
dan tata laksana dengan tepat sehingga
berjumlah 4 telur. Hal ini disebabkan oleh
menghasilkan pemahaman siswa maksimal
kelembapan yang terlalu berlebihan sehingga
serta hasil penetasan yang baik.
embrio tidak dapat keluar dari cangkang telur.
Namun keterbatasan penelitian tersebut
2.Bagi peneliti selanjutnya
dapat diatasi oleh peneliti sebagaimana dengan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
adanya hasil yang menyatakan keberhasilan
refrensi untuk melakukan penelitian
Hasil menunjukan adanya pengaruh terhadap
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan

selanjutnya dengan mempertimbangkan kesejahteraan siswa sekolah dasar di Kelurahan


kebutuhan dan kondisi siswa. Pleret Bantul. Jurnal Pendidikan Biologi.
1(1) : 1-14
Silberman, melvin. 2007. Active learning 101
DAFTAR PUSTAKA
strategi penelitian pembelajaran aktif.
Agustira. 2017. Lama Penyimpanan dan temperatur Yogyakarta: Nuansa Cendikia
penetasan terhadap daya tetas telur ayam Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi anak luar biasa.
kampung. Jurnal Ilmiah Peternakan. Vol 5 Bandung: PT Refika Aditama.
(2):14-19 Sudjana, Nana. 2009. Dasar Dasar Proses Belajar
Apriyanto, nunung. 2012. Seluk Beluk Tuna Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Grahita dan Strategi Pembelajarannya. Offset.
Yogyakarta : Javalitera. Sugiyono. 2017. Statistika untuk penelitian.
Arifin, zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta CV.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2018. Statistika non parametris untuk
Astati. 2011. Bina Diri untuk Anak Tuna Grahita. penelitian. Bandung: Alfabeta.
Bandung: Amanah Offset. Suhartati, dwi dkk. 2008. Ilmu pengetahuan Alam
Darmadi, hamid. 2011. Metode Penelitian untuk SD kelas 6. Jakarta: pusat perbukuan
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. departemen pendidikan nasional.
Daulay, A. H., S. Aris, dan A. Salim. 2008. Sulistyanto Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam
Pengaruh umur dan frekuensi pemutaran Untuk SD Dan MI. Jakarta: Pusat
terhadap daya tetas dan mortalitas telur ayam perbukuan, departemen Pendidikan
Arab (Gallus turticus). Jurnal Agribisnis. Nasional.
Tim Pengajar Ilmu Peternakan. 2015. Penuntun
Peternakan 1: 6-10.
Praktikum Pembibitan dan Penetasan.
Direktorat Pembinaan PKLK Pendidikan Dasar.
Makassar: Fakultas Sains dan Teknologi
2014. Kompetensi inti dan kompetensi dasar
UIN Alaudin
pendidikan khusus anak tuna grahita. Jakarta:
Wantah, j Maria. 2007. Pengembangan kemandirian
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
anak tuna grahita mampu latih. Jakarta:
Djohar. 1984. Usaha Peningkatan Daya Guna dan
hasil guna penggunaan sumber Departemen Pendidikan Nasional.
belajar.Yogyakarta:FMIPA, IKIP.
Florentine, Neli. 2014. Pengaruh penggunaan
modifikasi metode proyek terhadap kemampuan
mengenal sifat benda anak tunagrahita ringan
kelas VII DI SLB AC Dharma Wanita Sidoarjo.
Jurnal Pendidikan Khusus.Vol 6 (6): 1-4
Habibah Umi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan A
Hendrix G.C. 2010. From Egg to Chicken :
Hatchery Manual. Institute de Selection
Animale BV. 1(1): 1 -48.
Husamah Dkk. 2016. Belajar dan Pembelajaran.
Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Jihad, Asep dkk. 2008. Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Pressino
Margono, s. 2010. Metode penelitian pendidikan.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Moh Amin. 1996. Ortopedagogik Anak
Tunagrahita. Bandung: Dept Pendidikan
dan Kebudayaan.
Nurannisa, Andi. 2016. Pengaruh model
pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil
belajar biologi siswa dikelas VIII MTS Madani
Ulaudin Paopao.Jurnal Pendidikan Biologi:
1-12
Nurcahyo, Heru & Ciptono. 2006. Penerapan
Teknologi mesin tetas telur dari barang bekas
sebagai sumber belajar dan upaya meningkatkan

Anda mungkin juga menyukai