Oleh :
TALITHA PUSPA AMBARWATI
NIM 15010044059
The ability of mentally retardation children in mastering learning the material of animal breeding was
still difficult so that it influenced the learning result value which was less satisfied with the average value
50 or under KKM value. This research had purpose to know the influence of the project of hatching
chicken eggs toward learning science result to mild mentally retardation students. This research used
quantitative approach, pre-experiment kind with One group pre test – post test design. The average value of
pre test result indicated score 37.5 and the average value of post test result got 76.2. The treatment was
done 8 times meeting. Student ADT got the highest value and student SI got the lowest value. The
research result obtained stated that there was influence of the project of hatching chicken eggs toward
learning science result to mild mentally retardation students significantly with the result: Z counted =
2,52 was greater than Z table = 1,64, critic value 5%. In this way, the project of hatching chicken eggs
could be effective to be applied to support the learning result of mild mentally retardation students.
Keywords: learning science result, the project of hatching chicken eggs, mild mentally retardation
ayam terhadap hasil belajar IPA pada siswa eksperimen untuk menerangkan
tunagrahita ringan. hubungannya dengan apa yang telah di
observasi. Variabel bebas dalam
Metode penelitian ini adalah Project Penetasan
A. Desain Penelitian Telur Ayam
Penelitian ini menggunakan rancangan pre b. Menurut Margono (2010:21)Variabel
eksperimen dengan jenis penelitian one-grup pr Terikat merupakan variabel yang
test – posttest. Menurut Sugiyono (2013 : 109) menjadi akibat karena adanya variabel
merupakan desaign penelitian yang masih bebas variabel ini biasa disebut dengan
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh Depedent Variable. Sejalan dengan
terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi pemikiran Zainal Arifin (2011:188)
desaign penelitian ini dapat dikatakan desaign variabel terikat merupakan kondisi
penelitian yang belum sungguh sungguh. dimana akan berubah ketika peneliti
merubah variabel. Variabel terikat
O1 X O2 dalam penelitian ini adalah Hasil
Belajar IPA siswa tuna grahita ringan
Keterangan : 2. Devinisi Operasional
O1 = nilai yang didapat sebelum pembelajaran a. Project Penetasan Telur Ayam
X = Proses pembelajaran Project Penetasan Telur Pengertian Project Penetasan Telur
Ayam yang dilakukan selama 8 kali pertemuan.
ayam menurut Agustira (2017) suatu
kegiatan yang mengamati dan
X Kegiatan
melakukan langkah – langkah mulai
X1 Pengenalan alat mesin tetas
dari masa pengeraman telur hingga
X2
menetas menjadi inividu baru (ayam
X3 Penataan telur tetas pada mesin
inkubator kecil). Adapun langkah – langkah
X4 Project Penetasan Telur dapat diuraikan
X5 Peneropongan telur tetas untuk sebagai berikut :
X6 melihat perkembangan embrio 1. Membersihkan telur yang akan
X7 Pemindahan anak ayam ke ruang ditetaskan menggunakan lap basah
X8 lain saat masa penetasan dan air hangat secara perlahan
O2 = nilai yang did apat sesudah proses pembelajaran 2. Siapkan dan panaskan inkubator
berlangsung. penetas telur dengan suhu 38 derajat,
24 jam sebelum telur tetas
B. Lokasi Penelitian dimasukkan.
Penelitian ini berlokasi di SLB Widya Tama 3. Masukkan telur tetas dengan posisi
Surabaya
tegak atau miring dan bagian tumpul
telur diatas.
C. Subjek Penelitian
4. Tutup rapat ventilasi hingga hari ke
Subjek penelitian yang digunakan adalah 8
siswa tunagrahita ringan 4
5. Lakukan pengontrolan suhu dan
D. Variabel dan Devinisi Operasional Variabel tambahkan air jika air dalam bak
1. Variabel mulai berkurang.
a. Menurut Margono (2010:21) Variabel 6. Lakukan pembalikan telur setiap
Bebas atau adalah variabel penyebab harinya, minimal 3x dalam sehari
dari adanya variabel terikat variabel ini (jika memungkinkan)
biasa disebut juga dengan Indepedent 7. Pada hari ke 4 lakukan pengontrolan
Variable. Sejalan dengan pemikiran suhu dan mulai meneropong telur di
Zainal Arifin (2011:188) Variabel bebas tempat yang gelap untuk
adalah suatu kondisi yang terbentuk mengetahui telur tersebut sudah
karena pemanipulasian pelaku mati atau masih hidup.
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan
8.Hingga hari ke 18 lakukan 2. Lembar soal pre – test dan post- test
penambahan sedikit suhu hingga untuk mengetahui hasil belajar siswa
38,5 sampai 39 derajat celcius. Dan sebelum dan sesudah diberi treatmen
lakukan peneropongan kembali 3. Kisi – kisi soal pre test dan post test
untuk mengetahui perkembangan 4. Rubrik Penilaian pengumpulan nilai
embrio 5. Tabel penilaian Pre Test dan Post Test
9. Pada hari ke 21 – 22 telur menetas 6. Lembar tabel kegiatan harian Project
biasanya pada malam hari penetasan telur
10. Anak ayam yang sudah menetas
lakukan pemindahan ke tempat yang F. Teknik Pengumpulan Data
lebih longgar Setelah selesai, inkubator 1. Teknik Tes
dibersihkan kembali. 2. Teknik Observasi
kesulitan dalam memahami pembelajaran project penetasan telur telah usai yakni pada
materi perkembangbiakan hewan. tanggal 04 April 2019.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Tabel 4.2
diperoleh, menunjukkan bahwa adanya Rekapitulasi Hasil Nilai tes tulis dan kinerja
pengaruh project penetasan telur ayam terhadap sesudah pembelajaran
hasil belajar IPA pada siswa tunagrahita ringan. No Nama Nama Nilai Rata -
Adapun hasil penelitian diperoleh selama 8 kali Siswa Tes Rata
(21 hari pembelajaran). Kegiatan pembelajaran 1 ADT Tulis 90 91,8
yang dilakukan adalah dengan mengenal alat Kinerja 93,7
2 WI Tulis 70 75,6
alat yang digunakan dalam kegiatan penetasan
Kinerja 81,2
telur ayam serta tata laksana kegiatan penetasan
3 RI Tulis 80 82,7
setiap harinya. Adapun penyajian data hasil Kinerja 85,4
penelitian dan proses tata laksana penetasan 4 AY Tulis 80 84,7
telur ayam adalah sebagai berikut : Kinerja 89,5
1. Pre Test 5 AK Tulis 70 75,6
Pre Test dilakukan dengan tujuan untuk Kinerja 81,2
mengetahui kemampuan pengetahuan siswa 6 ADI Tulis 80 85,8
diawal terhadap pembelajaran melalui tes tulis Kinerja 91,6
7 SI Tulis 50 64,5
dan tes kinerja yang diberikan oleh peneliti yang
Kinerja 79,1
berupa soal soal dan kegiatan yang terkait
8 ATK Tulis 90 87,5
dengan indikator pembelajaran. Pre Test
Kinerja 91,6
dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 8
Maret 2019 pukul 09.30 seusai jam istirahat di Dari hasil tabel 4.2 yang telah dipaparkan
ruang kelas. hasil nilai tersebut menyatakan adanya
Tabel 4.1 peningkatan daripada hasil pre test yang
Rekapitulasi Hasil Nilai tes tulis dan dilaksanakaan sebelumnya. Sebagian sampel
kinerja sebelum pembelajaran. siswa memiliki nilai yang rata rata tinggi
No Nama Nama Nilai Rata – sebagai hasil pengetahuan mereka selama
Siswa Tes Rata
pembelajaran berlangsung. Hasil yang dicapai
1 ADT Tulis 60 57
Kinerja 54,1 pre test memiliki rata rata nilai 37,5 dan setelah
2 WI Tulis 50 46,8 pembelajaran atau pos test memiliki rata rata
Kinerja 43,7 76,2.
3 RI Tulis 20 30,8
Kinerja 41,6 I. Teknik Analisis Data
4 AY Tulis 40 42,9 Berdasarkan hasil nilai tes yang didapat
Kinerja 45,8 saat pre test dan post test, kemudian langkah
5 AK Tulis 40 41,8 selanjutnya adalah dengan menganalisis data
Kinerja 43,7
yang diperoleh menggunakan uji statistik non
6 ADI Tulis 30 40
parametrik wilcoxon match pair test dengan
Kinerja 50
hasil adanya pengaruh project penetasan telur
7 SI Tulis 20 30,8
Kinerja 41,6 ayam terhadap hasil belajar IPA.
8 ATK Tulis 40 45 Data dianalisis disesuaikan dengan langkah
Kinerja 50 – langkah yang sudah di rumuskan sebelumnya
sebagai berikut :
2. Post Test
Hasil penilaian Post test memiliki tujuan
untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah
dilakukkannya kegiatan project penetasan telur
ayam. Post Test dilaksanakan setelah kegiatan
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan
bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta hasil belajar ipa yang didapat melalui tes tulis
keterampilan lifeskill. dan tes kinerja, tiap siswa mendapat hasil rata
Pembelajaran Project penetasan telur ini rata yang meningkat dari tes tulis dan kinerja
memberikan dan memfasikitasi siswa dengan sebekum dilakukannya pembelaajaran.
sumber belajar, media pembelajaran serta Pembelajaran dilaksanakan selama 21 hari
pengetahuan secara konkrit. Menurut djohar proses masa inkubasi. Serta pre test dan pos tes
(1984: 5) proses pembelajaran yang yang dilaksanakan sesudah dan sebelum
menggunakan media dan sumber belajar pembelajaran.
konkrit dan nyata maka tingkat keberhasilan
tersebut lebih tinggi dibandingan dengan cara PENUTUP
belajar yang abstrak. Pembelajaran secara A. Simpulan
konkrit ini memiliki keuntungan tersendiri Hasil penelitian yang didapat,
yakni :suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyimpulkan bahwa adanya pengaruh
produktif, memberikan mereka pengalaman peningkatan nilai hasil belajar ipa SLB widya
belajar secara langsung melalui pembelajaran tama surabaya. Berdasarkan hasil post tes dan
yang konkrit, memberikan kepada siswa untuk hasil kinerja siswa mengalami peningkatan
belajar secara individual dan mengeksplor dibandingkan dengan hasil pre tes yang
pengalamannya melalui pengamatan. dilakukan sebelum dilaksanakannya
Dengan demikian pembelajaran dengan pembelajaran. Selain itu, hasil analis data
project penetasan telur ayam ini dapat menjadi menunjukkan bahwa hasil Zhitung = 2,52 dan
proses input yang nantinya akan menghasilkan Ztabel = 1,64 maka Zhitung > Z tabel. Hal tersebut
output peningkatan hasil belajar siswa, menurut menunjukkan bahwa project penetasan telur
A.J Romizowski dalam (Jihad, Asep 2008: 14) ini memiiliki pengaruh yang signifikan pada
hasil belajar adalah hasil keluaran (output) yang hasil belajar siswa. Namun penelitian ini tak
dihasilkan melalui proses masukan atau yang luput dari adanya keterbatasan temuan
disebut dengan (inputs). penelitian yakni menempelnya kerabang telur
Penelitian ini tak luput dari adanya pada badan anak ayam yang disebabkan oleh
hambatan yang dialami oleh peneliti selama jadwal pemutaran telur harian yang tidak
penelitian berlangsung. Hambatan yang teratur.
dialami antara lain yakni, terbatasnya waktu B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
peneliti disekolah sehingga telur tidak diputar
dilaksanakan oleh peneliti bahwasannya project
sesuai dengan rentang waktu yang tepat. hal
penetasan telur berpengaruh terhadap hasil
tersebut mengakibatkan menempelnya selaput
berlajar ipa siswa tunagrahita ringan di SLB
yang ada pada cangkang telur menempel pada
widyatama surabaya. Oleh sebab itu peneliti
bagian badan anak ayam sehingga anak ayam
berupaya memberika saran sebagai berikut :
tersebut sulit untuk keluar dari cangkangnya.
1. Bagi guru
Hal ini didukung oleh pendapat Daulay et al.,
Pengajaran IPA Project Penetasan Telur
(2008). Proses pemutaran telur yang tidak
dilakukan dengan menggunakan prosedur
teratur menjadi tidak merata sehingga embrio
dan tata laksana dengan tepat sehingga
akan lengket pada kerabang dan akhirnya
menghasilkan pemahaman siswa maksimal.
menyebabkan kematian embrio. Tak hanya itu
Pengajaran IPA Project Penetasan Telur
telur yang terdapat pada inkubator tidak dapat
dilakukan dengan menggunakan prosedur
menetas secara keseluruhan namun hanya
dan tata laksana dengan tepat sehingga
berjumlah 4 telur. Hal ini disebabkan oleh
menghasilkan pemahaman siswa maksimal
kelembapan yang terlalu berlebihan sehingga
serta hasil penetasan yang baik.
embrio tidak dapat keluar dari cangkang telur.
Namun keterbatasan penelitian tersebut
2.Bagi peneliti selanjutnya
dapat diatasi oleh peneliti sebagaimana dengan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
adanya hasil yang menyatakan keberhasilan
refrensi untuk melakukan penelitian
Hasil menunjukan adanya pengaruh terhadap
Project Penetasan Telur Ayam Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Tunagrahita Ringan