Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PROBLEMATIKA PELATIHAN

Resume ini disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester (UAS) pada mata kuliah
“Manajemen Diklat”

Dosen Pengampu :

Dr. H. Mahsusi M.pd

Disusun Oleh :

Rizkya Azzahra (11200182000082)

Ira Nugraha (11200182000098)

Muhammad Yasir Habibie (11200182000102)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
Muhammad Yasir Habibie
NIM : 11200182000102

Macam-macam Masalah dalam pelatihan


Berikut macam-macam problematika pelatihan yaitu :
1. Selalu menggunakan Trainer / pelatih yang sama
Dalam pelatihan tujuannya yaitu untuk meningkatkan kinerja karyawan.Dalam hal ini, biasanya
para perusahaan akan menggunakan atau mengadakan pelatih datang, untuk melatih atau
mendidik para karyawan yang dinilai kualitas yang belum sesuai yang diingikan perusahaan.
Perusahaan cenderung menggunakan trainer yang sama, dengan metode pembelajaran yang juga
sama. Mungkin selintas tidak masalah, namun justru hal tersebut, membuat pengetahuan para
karyawan tidak berkembang dan tidak ada peningkatan, terutama dalam kinerja nya diperusahaan
tempat dia bekerja.
Untuk mengatasi masalah seperti ini, tidak masalah jika kamu menggunakan trainer yang sama,
hanya saja metode pelatihan yang berbeda, dan sesuai dengan permasalahan yang sedang
dihadapi oleh pihak karyawan itu sendiri. Secara tidak langsung hal-hal seperti ini yang akan
memberikan keuntungan dan meningkatkan kemampuan dari para karyawan dibanding
perusahaan lainnya.
2. Program pelatihan yang sukar dimengerti
Kesalahan lain yang juga sering dilakukan dalam program pelatihan dan pengembangan sdm
adalah, gaya bahasa, dan program pelatihan yang sukar dimengerti. Dalam hal ini adalah pihak
pelatih.
Banyak dari para pelatih yang memberikan materi terbilang kaku, dengan gaya penyampaian
yang tidak mudah dimengerti. Tentu saja hal tersebut, membuat proses belajar atau program
latihan jadi kurang maksimal.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya cari pihak trainer yang mampu memberikan materi
secara baik dan menarik. Sehingga membuat para peserta paham akan aneka materi yang
disampaikan.
3. Target pelatihan mempunyai kinerja yang lebih rendah
Banyak dari kamu yang tidak menyadari, mengirimkan orang atau pekerja yang mempunyai
prestasi atau mempunyai kinerja yang cukup tinggi, ke pelatihan umum. Selintas, hal seperti ini
tidak jadi masalah. Tapi justru program pelatihan dan pengembangan karyawan ini jadi masalah
bagi pekerja yang dikirim tersebut, karena dirinya ilmu yang akan diserap tidak banyak.
Untuk mengatasi masalah seperti ini, ada baiknya jika kamu memilih para pekerja yang akan
dikirim untuk melakukan program pelatihan. Mana para pekerja yang mempunyai kinerja standar
dan mana para pekerja yang mempunyai kinerja tinggi. Pilih para pekerja dengan prestasi
standar, pada program pelatihan yang lebih baik. Sebaliknya, untuk para pekerja yang
mempunyai kinerja tinggi, pada program pelatihan yang jauh lebih tinggi lagi.
4. Program pelatihan saja tidak cukup
Program pelatihan, tidak ubahnya sebuah pelajaran yang akan diberikan pada seseorang. Jadi
sudah seharusnya dilakukan secara menarik, agar siapapun yang belajar, jadi tertarik, dan mau
belajar secara lebih menyenangkan.
Adapun cakupan pelatihan dan pengembangan sdm yang ada saat ini memang cukup beragam,
namun terkadang kolot dan cenderung membosankan, sekaligus melelahkan. Kondisi seperti ini
yang membuat para karyawan tidak benar-benar terstimulasi dalam program pelatihan tersebut,
yang membuat program tersebut, jadi terkesan dipaksakan, bagi siapa saja yang mengikutinya.
Adapun solusi untuk mengatasi masalah seperti ini tidak lain adalah memilih trainer dan program
latihan yang menarik, dan pastinya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para karyawan itu
sendiri. Hasilnya para karyawan mau mengikuti program pelatihan tersebut, dan pastinya mampu
memberikan hasil, dalam hal ini, kinerja yang baik, berkat pelatihan yang didapat.
5. Program pelatihan yang dilakukan, tidak optimal untuk belajar
Hal lain yang tidak banyak orang sadari adalah, banyak program pelatihan yang dilakukan
perusahaan, dibangun atas prinsip pendidikan yang terbilang ketinggalan jaman. Dimana materi
yang diberikan, terbilang sama dan terus berulang-ulang, tentu saja, hal ini tidak akan
memberikan pengetahuan lain pada kamu atau para pekerja lain yang mengikuti program latihan
tersebut.
alah satu cara untuk meningkatkan pelatihan dan pengembangan sdm internasional, sebaiknya
mulai ubah sistem pelatihan dan program pelatihan yang dipilih, mampu mendukung karyawan
dalam mempelajari keterampilan dan ilmu baru, yang memang dibutuhkan, dan pastinya belum
pernah dipelajari sebelumnya, secara lebih menarik, dan pastinya kaya akan informasi.
6. Program pelatihan tidak sesuai kebutuhan
Adapun kesalahan lain dalam proses pelatihan dan pengembangan karyawan yang juga umum
dilakukan adalah, memberikan program pelatihan diluar kemampuan atau apa yang dibutuhkan
oleh para karyawan itu sendiri.
Hal-hal seperti ini, tentu saja akan memberikan dampak buruk bagi para karyawan itu sendiri.
Karena pastinya para karyawan tersebut tidak akan mengerti dan materi yang diberikan pun
hasilnya jadi tidak maksimal. Walau tujuannya untuk memperkaya pengetahuan dari pihak
karyawan, tapi tentu saja hal seperti ini hasilnya tidak maksimal.
Solusinya adalah, pihak organisasi, atau pihak perusahaan, seharusnya memberikan program
pelatihan yang tepat, pada masing-masing peserta sesuai dengan kemampuan dan jenis pekerjaan
yang memang digeluti. Program pelatihan yang diberikan, sebaiknya 1 level di atas pengetahuan
yang dimiliki oleh para karyawan itu sendiri.
Dari ulasan di atas, tentunya dapat disimpulkan, bahwa untuk mengatasi permasalahan dalam
pelatihan dan pengembangan sdm ini sebenarnya mudah saja. Asalkan kamu mau memeriksa
aneka kebutuhan pelatihan dan pengembangan sdm yang ada pada masing-masing karyawan, dan
memberikan pelatihan dan program pengembangan sesuai dengan yang dibutuhkan, maka hal-
hal kesalahan dan permasalahan dalam program yang dimaksud, dapat diminimalkan.
Fase-Fase Problematika Pelatihan
Pada fase-fase permasalahan dibagi menjadi 3 fase, yaitu awal,tengah dan akhir. Berikut fase-
fase permasalahan yang sering terdapat di pelatihan :
1. Fase Awal
a.Training tidak dimulai pada waktunya
Tempat dan fasilitas training belum siap, bahan dan peralatan belum tersedia, peserta belum
hadir seluruhnya dan trainer belum siapUntuk menghadapi kemungkinan tersebut, seorang
trainer dapat menempuh cara sebagai berikut :
1. Dalam merancang training disesuaikan.
2. Jika sudah diperhitungkan tapi tetap terjadi, maka rancangan bisa diubah atau dirombak
B. Sesi Pembukaan tidak jalan.Pembukaan biasanya berupa sambutan
Pembukaan biasanya berupa sambutan penyelenggara, sesi perkenalan. Biasanya trainer kurang
tegas, sesi perkenalan tidak mencapai sasaran. Akibatnya :
1. Peserta tidak mengetahui benar maksud dan tujuan
2. Trainer tidak mantap dalam perannya
3. Peserta tetap merasa asing, baik kepada peserta lain, penyelenggara ataupun
C. Sesi pemanasan tidak mencapai sasaran
1. Tidak sesuai dengan keadaan peserta
2. Peserta belum terlibat dan motivasi belum bangkit
d. Peserta tidak terlibat
1. Karena terpaksa
2. Tidak mengetahui tujuan training
3. Kurang ada kemauan/motivasi

2. Fase Tengah
A.Peserta Sebagai pribadi
1. Merasa tidak diterima, tidak mendapat tempat atau peran yang diharapkan
2. Sudah mengikuti training sebelumnya
3. Kepribadian kurang matang, sehingga melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu
(agresif, menghambat, mengacau, melucu tidak pada tempatnya)
B. Peserta Sebagai kelompok
1. Adanya konflik
2. Saling menyerang
3. Saling menolak usul,
4. Tidak mau bekerjasama
5. Partisipasi dalam training rendah
C. Trainer
1. Hubungan yang tidak baik
2. Salah paham dan kurang komunikasi
3.Hubungan dg peserta tdk serasi
D. Training
Rancangan dan susunan sesi yang diberikan tidak bagus/ideal/kurang fleksibel.
3. Fase Akhir
A.Evaluasi
Arti penting evaluasi tidak dimengertiCara pengerjaan evaluasi tidak dikuasai/cara pengerjaan
tdk dimengerti
B. Penutupan
1. Belum terselesainya konflik yang terjadi
2. Belum ada penjelasan tentang follow up training dalam kehidupan nyata

Faktor-Faktor Problematika Pelatihan


1. Kurang disesuaikan dengan kebutuhan usaha.
Program pelatihan sering kali gagal karena hal tersebut tidak dikaitkan dengan kebutuhan usaha
dan organisasi.
2. Gagal untuk mengenali solusi non-training.
Pelatihan seringkali diimplementasikan dengan maksud untuk memperbaiki masalah kinerja
meskipun hal itu bukan selalu menjadi solusi terbaik.

3. Kurangnya tujuan untuk menyediakan arahan dan fokus.


Program pelatihan kadangkala gagal karena kurangnya tujuan yang jelas.
4. Solusinya terlalu mahal.
Meskipun ROI program pelatihan adalah penting untuk mengukur efektivitas, ROI yang negatif
tidak berarti bahwa program pelatihan telah gagal.Terdapat banyak benefit yang tidak dapat
diukur dari program pelatihan yang menambah value terhadap organisasi.
5. Pelatihan sebagai suatu event.
Ketika pelatihan menjadi event yang terpisah atau terisolasi, kemungkinannya adalah kegagalan.
6. Partisipan
Ketika karyawan hanya diharapkan untuk hadir pada program pelatihan tanpa mempertanggung
jawabkan apa yang telah mereka pelajari dan lakukan setelah pelatihan, mereka sepertinya tidak
menunjukan perubahan apapun pada perilaku atau kemajuan pada kinerja.
7. Kegagalan untuk menyiapkan lingkungan kerja untuk transfer.
Rintangan dalam lingkungan kerja dapat mengacaukan keberhasilan program keja yang efektif.
8. Kurangnya Reinforcement dan dukungan Manajemen.
Jika manajemen tidak mendukung, mendorong, dan menguatkan penggunaan pengetahuan dan
keahlian baru dalam pekerjaan, program pelatihan tidak akan efektif.
9. Kegagalan untuk memisahkan efek pelatihan.
Merupakan hal yang sulit untuk dapat mendemonstrasikan perubahan atau efek pada karyawan
dan organisasi sehubungan dengan program pelatihan tertentu, dan bukan sesuatu yang lain.
Kegagalan untuk memisahkan efek dari pelatihan dapat menimbulkan pertanyaan sehubungan
dengan kebutuhan dan value dari pelatihan dan pengembangan.
10. Kurangnya komitmen dan keterlibatan dari eksekutif.
Program pelatihan dan pengembangan kemungkinan gagal tanpa adanya komitmen dan
keterlibatan dari eksekutif senior. Komitmen mereka merupakan hal yang penting untuk
efektivitas program pelatihan dan pengembangan.
11. Kegagalan untuk menyediakan feedback dan penggunaan informasi mengenai hasil.
Program pelatihan tidak dapat diperbaiki dan mencapai harapan jika berbagai stakeholder tidak
menerima feedback dan informasi mengenai hasil dari pelatihan. Feedback dan informasi
merupakan hal yang penting untuk membuat program pelatihan efektif untuk semua lapisan
stakeholder.

Anda mungkin juga menyukai