Anda di halaman 1dari 1

TOR SESI I GBI EFATA

“YOUTH NIGHT OUT”

Mekanisme SESI I:

Dalam Sesi I Pemuda dibagi dalam dua kelompok, yakni Pria dan wanita. Masing-masing kelompok
difasilitasi oleh seorang pelayan, yakni Ibu Tanggang untuk kelompok wanita dan Bpk. Sihombing untuk
kelompok Pria

Output/Tujuan Sesi I:

Adapun output yang ingin dicapai dari sesi ini adalah sebagai berikut:

1. Pemuda mau terbuka dan berbagi tentang kepahitan yang mereka alami;
2. Pemuda mau terbuka dan berbagi tentang ketakutan yang mereka alami;
3. Pemuda mau terbuka dan berbagi tentang pergumulan mereka selama ini;
4. Pemuda mau terbuka dan berbagi tentang tantangan rohani yang sedang dihadapi, baik dalam
pelayanan maupun dalam kehidupan sehari-hari;
5. Pemuda mau terbuka dan berbagi tentang rasa sakit hati dan kekecewaan terhadap pemuda
lainnya;
6. Pemuda mau terbuka dan berbagi tentang dosa-dosa dan keterikatan yang selama ini
membebani pemuda;
7. Pemuda mau mengakui dan meninggalkan dosa-dosa dan keterikatan mereka.

SESI I dilaksanakan dalam model kelompok gender untuk menjaga privasi pembicaraan dan membantu
pemuda agar lebih berani terbuka atas hal-hal yang mungkin selama ini dirahasiakan oleh pemuda itu
sendiri karena malu, takut dicela, dan lain sebagainya, sekaligus juga untuk menantang pemuda agar
berani saling mengakui dosa dan berkomitmen bersama-sama mengatasi dosa-dosa tersebut.

SESi I dilaksanakan sekitar pukul 7 Malam yakni setelah selesai ibadah pembuka. Panitia akan
menyampaikan kepada fasilitator ketika SESI I akan dimulai.

SESI I dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu Jam) dengan ketentuan dan cara berikut:

1. Fasilitator memulai sesi dengan mengajak pemuda dalam kelompoknya untuk berdoa bersama;
2. Fasilitator memulai dengan membagikan Firman mengenai keterbukaan untuk merangsang
pemuda agar berani untuk saling berbagi;
3. Fasilitator dibebaskan untuk mengatur jalannya diskusi dan share sesuai dengan keadaan dan
suasana kelompok tetapi tetap mengacu kepada output yang ingin dicapai, fasilitator
dibebaskan memilih cara diskusi dan sharing, seperti misalnya mengadakan tanya-jawab,
menjadikan cerita diri sendiri sebagai pemancing diskusi dan cara-cara lainnya;
4. Pada akhir sesi Fasilitator meminta pemuda untuk menuliskan dosa-dosa, keterikatan,
pergumulan maupun ha-hal lainnya yang tidak bernai di share pemuda dalam selembar kertas
dan meminta masing-masing pemuda untuk menyimpan kertas tersebut;
5. Fasilitator menutup sesi dengan berdoa bersama.

Apabila Fasilitator membutuhkan alat peraga pembantu, seperti alat tulis dan lain sebagainya dapat
meminta kepada panitia (Rizky) atau pun menyediakan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai