Anda di halaman 1dari 19

Referat

PARTOGRAF

Oleh
Aurelia Regine Onibala
210141010012
Masa KKM 1 Agustus – 9 Oktober 2022

Supervisor Pembimbing:
dr. Rudy A. Lengkong, Sp.OG(K)

Residen Pembimbing:
dr. Joanna Faithy Kapojos

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Referat yang berjudul

“PARTOGRAF”

Telah dikoreksi, disetujui, dan dibacakan pada tanggal September 2022


untuk memenuhi syarat tugas Kepaniteraan Klinik Madya
di Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT Manado

Oleh:
Aurelia Regine Onibala
210141010012
Masa KKM 1 Agustus – 9 Oktober 2022

Mengetahui,
Residen Pembimbing

dr. Joanna Faithy Kapojos

Mengetahui,
Supervisor Pembimbing

dr. Rudy A. Lengkong, Sp.OG(K)

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
A. Definisi Partograf..........................................................................................3
B. Penggunaan Partograf...................................................................................3
C. Sejarah Partograf...........................................................................................3
D. Bagian-bagian Partograf...............................................................................4
E. Cara pengisian Partograf...............................................................................8
BAB III..................................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses alamiah yang harus dilewati oleh seorang
ibu. Persalinan dibagi menjadi empat kala. Kala I merupakan proses saat
persalinan dimulai dan diakhiri dengan dilatasi dan penipisan serviks penuh. Kala
II dimulai dengan pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya janin.
Kala III dimulai setelah janin lahir dan berakhir saat plasenta lahir. Kegiatan ini
menguraikan tahapan-tahapan persalinan dan relevansinya dengan tim
interprofessional dalam mengelola perempuan dalam persalinan. Kala IV
merupakan kala pemulihan atau stabilisasi yang dimulai dari lahirnya plasenta
sampai uterus melakukan penyesuaian kembali pada keadaan tidak hamil.1,2,3

Setiap ibu hamil diharapkan memiliki kehamilan yang sehat, persalinan yang
aman dan melahirkan bayi yang sehat. Namun, persalinan yang abnormal
mungkin terjadi pada salah satu kala persalinan, dimana persalinan menunjukkan
adanya faktor penyulit atau komplikasi persalinan. Selama kala pertama, ibu
mungkin mengalami persalinan lama. Komplikasi kala dua meliputi berbagai
komplikasi yang berhubungan dengan trauma proses persalinan baik pada janin
maupun ibu. Janin dapat menderita distosia bahu, patah tulang, kelumpuhan saraf,
hematoma kulit kepala. Demikian pula, ibu dapat mengalami sejumlah komplikasi
traumatis mulai dari ruptur uteri, laserasi vagina, laserasi serviks, perdarahan
uterus, emboli cairan ketuban, dan kematian. Kala ketiga persalinan dapat
mengalami komplikasi dari perdarahan, avulsi tali pusat, retensio plasenta, atau
pelepasan plasenta yang tidak lengkap. Kala keempat persalinan dapat berisiko
terjadi perdarahan pasca persalinan.2,4,5,6

Komplikasi persalinan merupakan masalah kesehatan yang penting, jika tidak


ditanggulangi dapat menyebabkan kematian ibu. Salah satu komplikasi atau faktor
penyulit persalinan adalah partus lama. Partus lama merupakan salah satu dari
beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir, partus lama rata-rata di

1
dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8%. Partus lama dapat menyebabkan
kegawatdaruratan pada ibu dan bayi. Pada ibu dapat terjadi infeksi, kehabisan
tenaga, dehidrasi, perdarahan dan syok. Pada bayi dapat terjadi fetal distress,
asfiksia dan cedera.1,7

Salah satu cara dalam mencegah partus lama adalah asuhan persalinan normal
mengandalkan penggunaan partograf. Partograf merupakan lembar berupa grafik
yang digunakan untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses
persalinan. Partograf dapat digunakan sebagai pencegahan dan deteksi dini adanya
gangguan proses persalinan atau komplikasi agar penolong persalinan dapat
membuat keputusan klinik dan memberikan tindakan yang paling tepat serta
memadai. Pemantauan dan pencatatan keadaan ibu dan janin pada proses
persalinan dengan menggunakan partograf merupakan upaya penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).8,9

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Partograf
Partograf adalah alat bantu berupa catatan grafik yang digunakan selama
persalinan. Partograf telah ditetapkan sebagai alat pemantauan persalinan “gold
standard” secara universal dan telah direkomendasikan oleh World Health
Organization (WHO) untuk digunakan dalam persalinan kala aktif. Partograf
merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memantau kemajuan persalinan,
keadaan ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
sehingga dapat mengidentifikasi adanya penyulit persalinan secara dini dan
melakukan intervensi atau keputusan klinik pada kasus persalinan abnormal yang
sesuai dan tepat waktu. Dengan demikian, dapat juga dilaksanakan deteksi secara
dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.6,10,11

B. Penggunaan Partograf
Modifikasi partograf menjadi lebih sederhana oleh WHO sehingga lebih
mudah digunakan. Pencatatan pada partograf dimulai pada fase aktif ketika
pembukaan serviks sudah 4 cm dan fase laten telah dihilangkan. Kegunaan
partograf membantu, memantau dan mengidentifikasi jika ada hambatan atau
penyulit serta pengambilan keputusan klinik pada persalinan ibu dalam fase aktif
kala I sampai kelahiran bayi.

C. Sejarah Partograf
Friedman (1954) adalah ahli kebidanan yang pertama kali mengidentifikasi
secara grafis 4 fase dari dilatasi serviks, diteliti dari 100 wanita dalam kehamilan
pertamanya. Fase laten, fase akselerasi, fase dilatasi maksimum dan fase
deselerasi. Kemudian grafik yang mencatat pertambahan dilatasi serviks tersebut
dikenal sebagai servikograf. Philpott dan Castle (1972) mengembangkan

3
servikograf ini dengan mengikutsertakan informasi intrapartum lainnya, seperti,
presentasi janin dan kontraksi uterus yang kemudian dikenal sebagai partograf
pertama. Setelah itu keduanya memperkenalkan garis waspada dan bertindak
sebagai upaya untuk mengelola persalinan disaat tidak tersedianya dokter fasilitas
kesehatan tersebut. Pada tahun 1987, Konferensi Keselamatan Ibu (Safe
Motherhood Conference) di Nairobi, Kenya yang diselenggarakan WHO,
merefisi, menyetujui dan mempromosikan penggunaan partograf untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Setelah beberapa tahun
penggunaannya, WHO mengembangkan partograf yang lebih sederhana dengan
menghilangkan fase laten dan penurunan presentasi janin. Saat ini, kebanyakan
fasilitas kesehatan menggunakan versi sederhana (kedua) partograf dibandingkan
versi pertamanya. Pada tahun 1994 WHO mempublikasi 4 bagian cara
penggunaan partograf. Bagian pertama adalah dasar penggunaan, bagian II cara
penggunaan, bagian III panduan fasilitator dan bagian IV adalah panduan yang
tersedia untuk penelitian lebih lanjut. Publikasi ini mulai dikembangkan pada
sejak 1988 dan diperbaharui tahun 1994 yang didasari oleh penelitian yang
dilakukan oleh WHO. 11,12

D. Bagian-bagian Partograf

1. Lembar depan partograf


Lembar depan partograf (Gambar 1) mencantumkan informasi-
informasi yang berisikan hasil observasi yang dimulai pada persalinan fase
aktif, dan juga tersedia lajur dan kolom untuk mencatat setiap hasil
pemeriksaan selama persalinan fase aktif. Informasi-informasi pada
lembar partograf depan terdiri atas:6
a. Informasi tentang ibu
1) Nama, umur
2) Gravida, Para, Abortus
3) Nomor catatan medik/nomor puskesmas
4) Tanggal dan waktu mulai dirawat
b. Waktu pecahnya selaput ketuban

4
c. Kondisi janin
1) Denyut jantung janin
2) Warna dan adanya air ketuban
3) Penyusupan (molase) kepala janin
d. Kemajuan persalinan
1) Pembukaan serviks
2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
3) Garis waspada dan garis bertindak
e. Jam dan waktu
1) Waktu mulai fase aktif persalinan
2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
f. Kontraksi uterus: Frekuensi dan lamanya kontraksi
g. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1) Oksitosin
2) Obat-obatan lainnya dari cairan I.V yang diberikan
h. Kondisi ibu
1) Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh
2) Urin (volume, aseton, atau protein)
i. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam
kolom tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).

2. Lembar belakang partograf


Lembar belakang partograf (Gambar 2) berisikan catatan-catatan
informasi mengenai hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan
kelahiran, dan juga tindakan-tindakan yang dilakukan mulai kala I sampai
kala IV. Pengisian lembar belakang partograf akan dilengkapi setelah
seluruh proses persalinan selesai. Informasi-informasi pada lembar
partograf belakang terdiri atas:6,13
a. Data dasar
b. Kala I
c. Kala II
d. Kala III

5
e. Bayi baru lahir
f. Kala IV

Gambar 1. Lembar depan partograf

6
Gambar 2. Lembar belakang partograf

7
E. Cara pengisian partograf

I. Lembar depan partograf

1. Informasi tentang ibu


Catat informasi-informasi pada bagian atas partograf dengan teliti saat
asuhan persalinan akan dimulai.6
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
a. Denyut jantung janin (DJJ)
Setiap kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit.
Skala angka pada kolom paling kiri menandakan DJJ. Lakukan
penilaian dan pencatatan pada bagian DJJ setiap 30 menit sesuai
dengan skala angka DJJ pada kolom paling kiri. Catat hasil DJJ
dengan memberi tanda titik kemudian hubungkan tanda titik yang
satu dengan tanda titik lain dengan menarik garis yang tidak
terputus. Penolong persalinan harus segera waspada apabila
rentang DJJ di bawah 120 atau di atas 160.6
b. Warna dan adanya air ketuban
Setiap kali pemeriksaan dalam dikerjakan, lakukan penilaian
terhadap air ketuban dan juga warnanya jika ketuban sudah pecah.
Catat hasil penilaian pada kotak dengan menggunakan lambang
berikut.6
U: Ketuban utuh (belum pecah)
J: Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M: Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur meconium
D: Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K: Ketuban sudah pecah dan air ketuban sudah tidak ada (kering)
c. Molase
Molase atau penyusupan tulang kepala janin merupakan
indikator penilaian penting tentang seberapa jauh kepala janin
dapat menyesuaikan dengan bagian keras panggul dari ibu. Tulang
kepala yang saling menyusup menunjukkan adanya kemungkinan
disproporsi tulang panggul (cephalo pelvis disproportion – CPD).6

8
Setiap kali pemeriksaan dalam dikerjakan, lakukan penilaian
terhadap molase pada kotak dibawah lajur air ketuban. Catat hasil
penilaian pada kotak dengan menggunakan lambang berikut.6
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih
dapat dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan
3. Kemajuan persalinan
Skala angka nol sampai sepuluh pada kolom paling kiri
menunjukkan besarnya dilatasi serviks. Skala angka satu sampai lima
juga menunjukkan seberapa jauh penurunan kepala janin. Setiap kotak
pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit.6
a. Pembukaan serviks
Pembukaan serviks dilakukan penilaian dan pencatatan setiap 4
jam. Saat ibu memasuki fase aktif persalinan, setiap hasil
pemeriksaan dalam dicatat pada partograf. Tanda “X” harus ditulis
pada garis waktu dan lajur pembukaan serviks yang sesuai. Tanda
“X” pertama diberi tanda di garis waspada. Semua tanda “X”
dihubungkan dengan garis yang tidak putus.6
b. Penurunan bagian terendah janin atau presentasi janin
Setiap kali pemeriksaan dalam dikerjakan, lakukan penilaian
dan pencatatan mengenai turunnya bagian terbawah atau presentasi
janin. Presentasi janin diukur dengan seberapa jauhnya dari
simfisis pubis. Hasil pemeriksaan dibagi menjadi 5 kategori
dengan emper 5/5 hingga 0/5. Simbol 5/5 menunjukkan bagian
terbawah janin belum memasuki tepi atas simfisis pubis,
sedangkan 0/5 menunjukkan bagian terendah janin sudah tidak
dapat dipalpasi di atas simfisis pubis. Hasil pemeriksaan dicatat
pada kolom yang sudah tersedia, yang tertera di sisi yang sama

9
dengan angka pembukaan angka pembukaan serviks. Berikan tanda
“O” pada angka dengan garis yang sesuai. Contohnya, jika hasil
pemeriksaan menunjukan 4/5 maka tanda “O” dituliskan pada
nomor 4. Semua tanda “O” harus dihubungkan dengan garis yang
tidak putus.6
c. Garis Waspada dan Garis Bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi
jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan dilakukan ketika
persalinan memasuki fase aktif dan harus dimulai pada garis
waspada. Apabila pembukaan serviks terlihat mengarah ke sisi
kanan garis waspada maka penolong persalinan harus
mempertimbangkan tindakan intervensi yang sesuai. Garis
bertindak tertera sejajar dengan garis waspada dan dipisahkan 8
kotak ke kanan atau kotak yang berjarak 4 jam. Apabila hasil
pembukaan serviks melewati garis bertindak, maka harus segera
dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.6
4. Jam dan waktu
a. Waktu mulainya fase aktif persalinan
Berada di bagian bawah dari hasil pembukaan serviks dan
penurunan presentasi janin memiliki kotak-kotak yang memiliki
angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu 1 jam sejak
dimulainya fase aktif persalinan.6
b. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Tepat dibawah kotak-kotak fase aktif, terdapat kotak-kotak
untuk pencatatan waktu aktual pemeriksaan. Ketika ibu masuk
dalam fase aktif persalinan, dicatat pembukaan serviks di garis
waspada dan catat waktu aktual pada kotak waktu yang sesuai.6
5. Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus dicatat pada kotak-kotak yang berada di bagian
bawah lajur pencatatan waktu. Setiap kotak menyatakan 1 kontraksi.
Setiap 30 menit, lakukan raba dan catatlah jumlah kontraksi dalam 10

10
menit beserta lamanya setiap kontraksi dalam satuan detik. Catat hasil
pemeriksaan lamanya kontraksi pada kotak dan harus sesuai dengan
lambang berikut.6

A B C
Gambar 3. Lamanya kontraksi.

Lambang A: beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan


kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik
Lambang B: beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya 20-40 detik
Lambang C: isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi
yang lamanya lebih dari 40 detik
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
a. Oksitosin
Lakukan pendokumentasian setiap 30 menit terhadap jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V dan dalam satuan
tetesan (drip) per menit ketika oksitosin sudah mulai diberikan.6
b. Obat-obatan lain pada cairan I.V.
Lakukan pencatatan semua pemberian obat-obat tambahan
dan/atau cairan I.V pada kotak yang sesuai dengan kolom
waktunya.6
7. Kesehatan dan kenyamanan ibu
a. Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh6
1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai
2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
persalinan. Beri tanda panah (↕) pada kolom waktu yang
sesuai. Tanda panah atas menandakan tekanan darah sistolik,
sedangkan tanda panah bawah menandakan tekanan darah
temperatur

11
3) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap 2 jam dan catat
temperatur tubuh di kotak yang sesuai.
b. Volume urin, protein, atau aseton
Lakukan pengukuran dan pencatatan terhadap jumlah produksi
urin ibu dilakukan setiap 2 jam, apabila memungkinkan lakukan
juga pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin.6
8. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya
Asuhan seperti jumlah cairan per oral yang diberikan, keluhan
sakit, konsultasi dengan penolong persalinan lain, persiapan rujukan,
upaya rujukan, hasil pengamatan dan keputusan klinik dibuat catatan
terpisah serta waktu dan tanggal saat pembuatan catatan.6

II. Lembar belakang partograf

1. Data Dasar
Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan. Data dasar mulai
dari nomor 1 – 8 dibagian belakang partograf. Untuk nomor 5,
lingkarilah jawaban yang sesuai dan untuk pertananyaan nomor 8, bisa
memilih lebih dari satu jawaban.6
2. Kala I
Kala I berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai partograf saat
melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi,
penatalaksanaan dan hasil penatalaksanaan. Untuk nomor 9,
lingkarilah jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya hanya dijawab
apabila ada masalah dalam proses persalinan.6
3. Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi persalinan, gawat janin, distosia
bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Untuk
pertanyaan nomor 13 jika jawabannya “Ya” sertakan indikasinya.
Untuk nomor 14 bisa terdapat lebih dari satu jawaban. Untuk nomor 15
dan 16 apabila jawabannya “Ya” sertakan jenis tindakan yang
dilakukan.6

12
4. Kala III
Kala III terdiri atas lamanya Kala III, pemberian oksitosin,
penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir
lengkap, plasenta tidak lahir lebih dari 30 menit, laserasi, atonia uteri,
jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.
Untuk nomor 25, 26, dan 28 lingkarilah jawaban yang sesuai.6
5. Bayi Baru Lahir
Informasi mengenai bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang
badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI,
masalah penyerta, tatalaksana dan hasilnya. Untuk jawaban nomor 36
dan 37, lingkarilah jawaban yang sesuai, sedangkan untuk nomor 38
jawaban bisa lebih dari 1.6
6. Kala IV
Kala IV berisi informasi seperti tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Informasi
yang diterima pada kala IV sangat penting untuk menentukan apakah
bisa terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian informasi pada kala
IV dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama setelah melahirkan
dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Bagian yang digelapkan
tidak usah diisi.6

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Partograf merupakan lembar berupa grafik yang digunakan sebagai
alat bantu untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses
persalinan. World Health Organization (WHO) mempublikasikan
partograf yang telah dimodifikasi dan menjadi lebih sederhana serta
mudah digunakan. Pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika
pembukaan serviks sudah 4 cm yang juga menyediakan ruang untuk
merekam penurunan kepala janin, kondisi ibu, kondisi janin dan obat-
obatan yang diberikan.
Partograf sangat bermanfaat pada upaya persalinan dalam hal
membantu, memantau dan mengidentifikasi jika ada hambatan atau
penyulit serta pengambilan keputusan klinik pada persalinan ibu sehingga
bisa mencegah terjadinya komplikasi dan dapat memberikan penanganan
yang tepat.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Sulyastini NK, Armini LN. Komplikasi Persalinan Dengan Riwayat


Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Gerokgak I Tahun 2020. Semin
Nas Ris Inov [Internet]. 2020;424–30. Available from:
https://eproceeding.undiksha.ac.id/index.php/senari/article/view/2157
2. Hutchison J, Mahdy H, Hutchison J. Stages of Labor. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544290/
3. Sharma R. Stages of Labor and Nursing Care. Res Gate. 2019;(August):1–
39.
4. Astutik W, Dasuki D, Dasuki D, Dasuki D, Kurniawati HF, Kurniawati HF,
et al. Factors Influencing Maternal Labor Complication in Kutai
Kartanegara Region. Belitung Nurs J. 2018;4(5):510–7.
5. Nurlisis N. Faktor Ibu yang Mempengaruhi Partus Abnormal di RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau. J Kesehat Komunitas. 2012;2(1):14–9.
6. Keman K. Partograf. Diakses dari: Ilmu Kebidanan Prawiroharjo S. Editor:
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Edisi Keempat Cetakan
ketiga. 2010;315-32
7. Rositawati. Hubungan paritas dan Usia Ibu Bersalin dengan Kejadian
Partus Lama. Artik Penelit. 2019;9(1):12–7.
8. Sidik M, Kusrini. Persalinan Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Arvita Bunda
Hasil dan Pembahasan. J Dasi. 2012;13(2).
9. Yusuf RN. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengisian Partograf
Secara Lengkap Oleh Bidan Praktek Mandiri Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lubuk Buaya Padang. J Kesehat Med Saintika [Internet]. 2016;7(1):21–32.
Available from:
http://ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/JAV1N1/article/view/130
10. Widhiardani N. Evaluasi Penggunaan Partograf Dalam Monitoring Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018 Karya Tulis Ilmiah Niluh Litta
Widhiardani. Eval Pengguna Partograf Dalam Monit Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018 Karya Tulis Ilm Niluh Litta Widhiardani [Internet].
2018; Available from: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/510/1/NILUH

15
LITTA WIDHIARDANI.pdf
11. Dalal AR, Purandare AC. The Partograph in Childbirth: An Absolute
Essentiality or a Mere Exercise? J Obstet Gynecol India. 2018;68(1):3–14.
12. Sucitawati PD, Winata IGS. Perbandingan Kurva Friedman Dan Partograf
Who Sebagai Monitoring Persalinan Di Era Pandemi Covid 19. Jambi Med
J [Internet]. 2021; Available from:
https://online-journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/11486
13. Kurniawati EY. Evaluasi Penggunaan Partograf Oleh Bidan Dalam
Monitoring Persalinan Pada Bidan. 2018;

16

Anda mungkin juga menyukai