Pendahuluan
Pada dasarnya hati manusia itu lemah dan berbolak-balik. Maka butuh penguat agar seorang dai
menjadi orang yang tangguh dan teguh dalam berdakwah.
Salah satu cara agar seorang dai menjadi kuat adalah dengan berdoa. Doa dan dzikir dapat
menguatkan ma'iyatullah dalam setiap langkah perjuangan. Maka hendaklah seorang pendakwah
senantiasa membasahi lisannya dengan doa dan dzikir.
Doa juga merupakan senjata yang paling ampuh para nabi dan rosul ketika menghadapi
tantangan dan kesulitan.
Kita ketahui dalam sejarah bahwasanya rasulullah ketika menghadapi kaumnya yang
membangkang senantiasa beliau berdoa kepada allah.
Dalam doa rasulullah selalu menggambarkan betapa lembutnya hati beliau. Penuh kasih sayang
terhadap orang yang didakwahi. Dalam sejarah disebutkan ketika beliau berdakwah ke thaif
mereka tidak menerima dakwah beliau bahkan sampai menyakiti secara fisik. Maka malaikat
penjaga gunung menawarkan untuk menghancurkan kaum itu. Namun beliau tetap bersabar dan
berdoa agar kelak keturunannya memeluk islam.
Bahwasanya taqwa merupakan bekal yang harus dipersiapkan oleh setiap muslim,
terutama bagi para da’i yang berdakwah dijalan Allah mereka lebih pantas untuk
menghiasi diri mereka dengan bertaqwa kepada Allah baik itu dikala ia sendiri
berfirman:
B. Pengertian Taqwa
Menurut imam ar-Raghib al-Asfahan, taqwa adalah terjaganya jiwa dari perbuatan
yang membuat seseorang berdosa, yaitu dengan meninggalkan apa yang dilarang,
adapun imam an-Nawawi mengartikan taqwa sebagai menta’ati perintah dan larangan
Allah, yaitu menjaga diri dari hal-hal yang mendatangkan azab dan kemurkaan Nya
(Almanhaj, 2016). Oleh karena itu ketika seseorang tidak menjaga diri dari dosa-dosa
memberi nashihat biasanya beliau membuka dengan Khutbatul hajjah (IU, 2021).
seseorang bertaqwa kepada Allah, yang berbunyi: Segala puji bagi Allah, kepadaNya
kita memuji, memohon pertolongan, memohon ampunan, dan memohon perlindungan
dari bahaya diri kita dan buruknya amal-amal perbuatan kita. Barang siapa yang
diberi petunjuk oleh Allah ta’ala maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang
siapa yang sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk kecuali atas izin
Allah. Dan bahwasanya saya bersaksi tiada ilah yang berhak disembah dengan benar
kecuali Allah ta’ala semata, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba
dan utusanNya.
benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
“Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu (adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (hawa) dari (diri)nya;
banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung.” (QS. Al ahzab: 70-71)
Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kitab Allah (Al qur’an) dan sebaik-
buruk perkara (dalam urusan agama) adalah yang diada-adakan, dan semua yang
diada-adakan itu adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat, dan semua kesesatan
tempatnya di neraka.
D. Cara-cara Agar Seseorang Mencapai Taqwa yang Hakiki
Para ulama’ berpendapat satu-satunya cara agar terwujudnya taqwa dalam hati setelah
berdoa kepada Allah Ta’ala, yaitu dengan melakukan tazkiyatun nafs (pensucian jiwa
atau pembersihan hati), sebab ketaqwaan tidak akan bisa dicapai kecuali dengan usaha
hamba untuk dekat kepada Allah Ta’ala (Taslim, 2018). SebagaimanaAllah Ta’ala
berfirman:
َ ﺲ َﻭ َﻣﺎ َﺳﻮَّﺍﻫَﺎ ﻓَﺄ َ ْﻟﻬَ َﻤﻬَﺎ ﻓُﺠُﻮ َﺭﻫَﺎ َﻭﺗَ ْﻘ َﻮﺍﻫﺎ ﻗَ ْﺪ ﺃَ ْﻓﻠَ َﺢ َﻣ ْﻦ َﺯ َّﻛﺎﻫَﺎ َﻭﻗَ ْﺪ ﺧ
َﺎﺏ َﻣ ْﻦ َﺩﺳَّﺎﻫَﺎ ٍ َﻭﻧَ ْﻔ
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan, Sesungguhnya beruntunglah orang
yang mensucikan jiwa itu (dengan ketakwaan), dan sesungguhnya merugilah orang
Admin. (2016, July 21). Bekal Dai Ketika Berdakwah - majalah Islam Asy. Syariah.
berdakwah/
a.html
Nashifa, oleh I. U. (2021, June 23). Pesan taqwa Dalam Khutbatul Hajah Rasulullah
from https://muslimah.or.id/4098-pesan-taqwa-dalam-khutbatul-hajah-rasulullah-
shalallahu-alaihi-wasallam.html
Abdullah Taslim, L. (2018, May 15). Takwa, Semudah Itukah? Muslim.or.id. Retrieved
Selain bekal ketakwaan yang harus dimiliki oleh seorang da’i, doa juga merupakan bekal
yang tak kalah pentingnya. Kesuksesan seorang da’i dalam berdakwah tidak semata-mata
hanyalah Allah semata. Tidak ada daya dan upaya melainkan dari Allah. Ketika seorang
manusia berdoa maka dia sedang mengakui kelemahan dirinya dan sedang mengakui bahwa
Doa merupakan sebuah bentuk komunikasi seorang hamba kepada Rabb-Nya. Seringnya
apa yang menjadi keinginannya, sebagaimana seringnya seseorang yang mengetuk pintu
rumah tetangga memberikan kemungkinan dia dibukakan pintu dan dipersilahkan masuk.
Seorang da’i adalah seorang yang sedang mengajak manusia untuk beribadah dan berbuat
ketaataan kepada Allah. Oleh karena itu sangat penting baginya memohon kepada dzat yang
Pengertian doa
Doa juga merupakan bentuk ibadah seorang hamba kepada Rabb-Nya. Setiap kali seorang
hamba mengangkat tangan dan melantunkan doa “Wahai Rabb-ku, Wahai Rabb-ku”dan
bersungguh-sungguh dalam do’anya maka Allah akan memberikan pahala atas doa tersebut,
baik doa’ itu dikabulkan atau tidak. Karena hal ini termasuk ibadah sebagaimana sholat dan
Manfaat doa yang bisa dirasakan oleh seorang hamba yang dinyatakan oleh Yazid (2015)
diantaranya yaitu :
6. Menghidupkan hati
Semua manfaat doa di atas penting bagi seorang da’i . Karena dalam aktivitas dakwahnya
seorang da’i butuh keridhoan Allah , mengharapkan aktivitas dakwahnya dapat mencapai
kecintaan Allah dan membuahkan kedekatan kepada Allah. Serta mengharapkan ketundukan
Salah satu contoh doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wassalam agar
kaumnya menerima dakwahnya adalah doa sewaktu di Thaif. Saat itu Rasulullah datang dari
Mekkah menuju ke Thaif untuk mendakwahkan Islam pada kaumnya. Bukannya menerima,
namun penduduk Thaif justru melempari beliau dengan batu sehingga beliau terluka. Atas
perlakuan kaum Thaif tersebut, Rasulullah bukan marah namun justru mendoakan mereka .
“Apakah engkau pernah mengalami satu hari yang lebih berat dibandingkan dengan saat
perang Uhud?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku telah mengalami
penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling berat yang aku rasakan, yaitu saat ‘Aqabah,
saat aku menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalil bin Abdi Kulal, tetapi ia tidak
memenuhi
permintaanku. Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali ketika
di Qarn Ats-Tsa’alib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba aku berada di bawah awan yang
sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril ‘alaihis salam,
lalu ia memanggilku dan berseru, ‘Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah mendengar
perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah ‘azza wa jalla
telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja
yang engkau mau atas mereka.’ Malaikat penjaga gunung memanggilku, mengucapkan salam
lalu berkata, ‘Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan Al-Akhsyabain
berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka ada orang-orang yang
beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua.” (HR.
Sebelum masuk Islam Umar bin Khattab radiallahu ‘anhu adalah seorang yang dengan
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shalllah ‘alahi wassalam berdoa,
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai, yaitu
Al Hakim juga meriwayatkan dari Ibnu abbas, bahwa Nabu salallahu ‘alaihi wassalam juga
berdoa,
Berkat doa dari Rasulullah shalallahu ‘alahi wassalam ini Allah melembutkan hati Umar
bin Khattab untuk menerima cahaya Islam dan berjihad demi agama ini.
Doa Nabi Musa ketika menghadapi Fir’aun
Setiap da’i pasti menghadapi rintangan dalam dakwahnya. Begitu pula dengan Nabi Musa
fir’aun yang telah melampaui batas, nabi Musa mendapat ancaman hendak dibunuh. Alih-alih
menyerah, Nabi Musa tetap tegar dan sabar menjalaninya dengan senantiasa memohon dan
“Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani
yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
Maksud doa di atas adalah agar nabi Musa dilapangkan dadanya dan dimudahkan dalam
setiap urusan dan setiap jalan yang ditempuh untuk mengharap ridho-Mu. Di antara
dimudahkan suatu urusan yaitu seseorang yang memohon diberikan berbagai kemudahan dari
berbagai pintu, ia dimudahkan untuk berbicara dengan setiap orang dengan tepat, dan ia
mendakwahi seseorang melalui jalan yang membuat orang lain mudah menerima. (Tuasikal,
2010)
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, M.(nd). Keutamaan dan Kemuliaan Doa. almanhaj.or.id. Diakses pada November 18,
Saifudin (2017). Doa Adalah Ibadah. Muslim.or.id. Diakses pada November 18, 2022, dari
https://muslim.or.id/29861-doa-adalah-ibadah-01.html
Tuasikal (2010). Dao Nabi Musa minta dimudahkan Urusan dan Ucapan.diakses pada
https://rumaysho.com/1425-doa-nabi-musa-minta-dimudahkan-urusan-dan-ucapan.html
Yazid. (2015). Do’a dan wirid . Cet. Ke-29 Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi’i