Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DISPARITAS DAN PRODUKTIVITAS KERJA

DISUSUN OLEH :

ANDI AQRAM HAQ (201902042)


RASNIANTI (201902018)

EKONOMI PEMBANGUNAN 6A
EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU
TAHUN AKADEMIK 2021-2022

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Disparitas ekonomi ....................................................................... 3
2.1.1 Disparitas Antar Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi ....... 3
2.2.2 Disparitas Distribusi Pendapatan ...................................... 4
2.2 Produktivitas kerja......................................................................... 4
2.2.1 Aspek-aspek Produktivitas Kerja ........................................
2.2.2 Faktor Produktivitas Kerja ................................................... 4
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 7
3.2 Saran ............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 8
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada segenap pihak yang turut
berpasrtisipasi dalam penyelesaian tugas ini, terkhusus kepada dosen mata kuliah
Ekonomi Sumber Daya Manusia atas bimbingan dan arahannya.

Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan berfikir yang dimiliki dalam


penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
mengarah kepada kesempurnaan penyusunan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas
segala amal bakti yang dilakukan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat dan
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mamuju, 26 April 2022


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Disparitas produktivitas tenaga kerja merupakan fenomena yang dialami
Indonesia selama periode 1987{2011. Prediksi terjadinya konvergensi dalam hal ini
diharapkan dapat mengurangi ketimpangan tersebut. Hal ini memerlukan
dipenuhinya kondisi di mana provinsi dengan produktivitas tenaga kerja yang
rendah untuk dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan provinsi dengan
produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi. Pengukuran disparitas produktivitas
tenaga kerja regional di Indonesia menggunakan ukuran koe_sien variasi
tertimbang yang merupakan modi_kasi indeks Williamsons seperti yang digunakan
Akita dan Kataoka (2003) dilakukan agar dapat memberikangambaran kondisi
disparitas produktivitas tenaga kerja regional di Indonesia yang lebihreliabel.
Disparitas di kawasan yang lebih maju relatif lebih rendah karena lebih dapat
memanfaatkan kesempatan dan peluang dari proses pembangunan ekonomi yang
tersedia secara lebih merata antardaerah di kawasan tersebut. Daerah yang relatif
tertinggal kurang mampu memanfaatkan kesempatan dan peluang tersebut karena
dipengaruhi oleh keterbatasan sarana dan prasana pembangunan, serta rendahnya
kualitas sumber daya manusianya.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas kami menarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian disparitas ekonomi?


2. Apa pengertian produktivitas kerja?
3. Apa aspek-aspek produktivitas kerja ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui pengertian disparitas ekonomi


2. Untuk mengetahui pengertian produktivitas kerja
3. Untuk mengetahui aspek-aspek produktivitas kerja.
4. Untuk mengetahui faktor produktivitas kerja.
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Disparitas ekonomi


Menurut Amstrong dan Taylor (2000) ada suatu daerah yang mengalami
pertumbuhan output yang rendah tetapi dalam waktu yang bersamaan mengalami
pertumbuhan output per tenaga kerja yang tinggi jika ada migrasi keluar dari yang
bukan pekerja. Kutipan tersebut memiliki arti bahwa setiap tenaga kerja akan
semakin besar beban pekerjaannya (output) ketika tenagan kerja lain yang tidak
bekerja harus keluar dari pekerjaan tersebut. Secara umum, ada kecenderungan
adanya korelasi yang tinggi antara pertumbuhan output dan pertumbuhan output
per kapita tetapi ada hubungan yang lebih rendah antara output per pekerja dan
ukuran lainnya. Permasalahannya adalah ukuran mana yang lebih tepat digunakan
dalam suatu analisis. Hal ini sangat tergantung pada untuk apa ukuran tersebut
digunakan. Pertumbuhan output digunakan sebagai indikator pertumbuhan
kapasitas produktif yang tergantung pada faktor apa daerah tersebut lebih menarik
dalam bidang modal atau tenaga kerja dibandingkan dengan daerah lainnya.
Pertumbuhan output per tenaga kerja sering digunakan sebagai suatu indikator
perubahan pada tingkat persaingan daerah tersebut dibandingkan dengan daerah
lainnya, sedangkan pertumbuhan output per kapita digunakan sebagai suatu
indikator perubahan-perubahan kesejahteraan ekonomi. Dalam hal ini pendekatan
pertumbuhan output per kapita yang digunakan dalam kajian ini yang secara
umum dikenal sebagai pendapatan regional per kapita.Masalah ketimpangan
ekonomi antar daerah tidak hanya tampak pada wajah ketimpangan perekonomian
Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa melainkan juga antar Kawasan Barat Indonesia
dan Kawasan Timur Indonesia Katimin). Berbagai program yang dikembangkan
untuk menjembatani ketimpangan antar daerah selama ini ternyata belum
mencapai hasil yang memadai.
Disparitas ekonomi adalah Suatu ukuran atas pendapatan yang diterima
oleh setiap masyarakat. Salah satu cara dalam meningkatkan distribusi
pendapatan adalah dengan adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi.

2.1.1 Disparitas Antar Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi

Berbicara tentang disparitas antar wilayah, berarti berbicara tentang


distribusi pendapatan. Dan isu tentang distribusi pendapatan menjadi sorotan
dalam debat politik sejak abad 19. Jika diasumsikan bahwa setiap individu di suatu
wilayah mempunyai fungsi kepuasan yang sama dan konkaf, artinya bahwa
equality pendapatan akan memaksimalkan kesejahteraan sosial (Bigsten, 1983).
Iskandar (1993) menjelaskan pula betapa pentingnya pemeratan terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi
terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan dan perubahan
distribusi pendapatan. Tetapi peningkatan pendapatan tidak akan banyak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.Sedangkan
peningkatan pendapatan dalam arti meningkatkan pemerataan pendapatan akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nyata.Ketertarikan tentang disparitas
antar negara dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh Kuznet (1955) dalam
Bhinadi (2003) yang mengembangkan hipotesis bahwa pada awalnya disparitas
akan meningkat dan selanjutnya akan menurun sejalan dengan proses
pembangunan. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa pada pertumbuhan
pada awal pembangunan, akan terkonsentrasikan di wilayah-wilayah yang sudah
modern. Atau dengan kata lain pertumbuhan di wilayah yang sudah modern akan
lebih cepat dibandingkan dengan wilayah lain. Pada negera-negara berkembang
dimana sektor pertanian masih mendominasi, tingkat disparitas sangat kecil.
Ketika kemudian pada awal pembangunan terjadi industrialisasi, menyebabkan
tingkat disparitas akan meningkat.
2.1.2 Disparitas Distribusi Pendapatan
Pendapatan penduduk tidak selalu merata, bahkan yang sering terjadi justru
sebaliknya. Manakala pendapatan terbagikan secara merata kepada seluruh
penduduk di wilayah tersebut, maka dikatakan distribusi pendapatannya merata,
sebaliknya apabila pendapatan regional tersebut terbagi secara tidak merata (ada
yang kecil, sedang dan besar) dikatakan ada ketimpangan dalam distribusi
pendapatannya. Semakin besar perbedaan pembagian pendapatan regional
tersebut berarti semakin besar pula ketimpangan distribusi pendapatan. Terdapat
berbagai ukuran kesenjangan regional mulai

2.2 Produktivitas kerja

Produktivitas kerja adalah suatu ukuran perbandingan kualitas dan


kuantitas dari seorang tenaga kerja dalam satuan waktu untuk mencapai hasil atau
prestasi kerja secara efektif dan efisien dengan sumber daya yang digunakan.
Produktivitas kerja merupakan sebuah kemampuan menghasilkan barang dan jasa
dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu
perusahaan. Produktivitas bertujuan menghasilkan atau meningkatkan hasil
barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara
efisien.

Produktivitas kerja memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah


kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang
berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi selanjutnya adalah
efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Berikut definisi dan pengertian produktivitas kerja dari beberapa sumber buku:

 Menurut International Labour Organization (ILO), produktivitas kerja adalah


perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah
setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung (Hasibuan,
2005). 
 Menurut Mathis dan Jackson (2001), produktivitas kerja adalah ukuran dari
kuantitas dan kualitas dari pekerja yang telah dikerjakan dengan
mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut. 
 Menurut Sedarmayanti (2009), produktivitas kerja adalah suatu ukuran atas
penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan
sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang
digunakan. 
 Menurut Sinungan (1997), produktivitas kerja adalah jumlah output yang
dihasilkan seseorang secara utuh dalam satuan waktu kerja yang dilakukan
meliputi kegiatan yang efektif dalam mencapai hasil atau prestasi kerja
yang bersumber dari input dan menggunakan bahan secara efisien. 
 Menurut Nasution (2001), produktivitas kerja adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara mereka (jumlah barang dan jasa yang,
diproduksi) dengan sumber (yang jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi,
dll) yang digunakan untuk menghasilkan hasil.

2.2.1 Aspek-aspek Produktivitas Kerja 


Menurut Siagian (2014), aspek-aspek produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan terus-menerus. Salah satu implikasinya adalah bahwa seluruh


komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus.
Hal tersebut dikarenakan suatu pekerjaan seluruh dihadapkan pada tuntutan
yang terus-menerus berubah seiring dengan perkembangan zaman. 
2. Tugas pekerjaan yang menantang. Dalam jenis pekerjaan apapun akan
selalu terdapat pekerjaan yang menganut prinsip minimalis, yang berarti
sudah puas jika melaksanakan tugasnya dengan hasil yang sekedar
memenuhi standar minimal. Akan tetapi tidak sedikit orang justru
menginginkan tugas yang penuh tantangan. 
3. Kondisi fisik tempat bekerja. Telah umum dikatakan baik oleh pakar maupun
praktisi manajemen bahwa kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan
diperlukan dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan
produktivitas kerja.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Menurut Sulistiyani dan


Rosidah (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah
sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge) 
Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh
secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang di
dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang
tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan
produktif.

b. Ketrampilan (skills) 
Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai
bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Ketrampilan diperoleh melalui proses
belajar dan berlatih. Ketrampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan
ketrampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan
pekerjaan secara produktif.
c. Kemampuan (abilities) 
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh
seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah
kompetensi. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk
kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai