https://rilis-info.com/2021/03/bhabinkamtibmas-polsek-gantarang-kerja-bakti-bersama-warga-
binaan/
2. INTEGRASI KOERSIF
https://www.tribunnews.com/regional/2020/04/14/penertiban-pedagang-di-pasar-16-ilir-
palembang-ricuh.
3. INTEGRASI FUNGSIONAL
https://www.republika.co.id/berita/qiux2c335/petani-teluk-wondama-mulai-kirim-rumput-
laut-ke-surabaya
REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI - Petani dari sejumlah kampung pesisir di Kabupaten
Teluk Wondama, Papua Barat, mulai mengirim rumput laut ke Surabaya, Jawa Timur.
Pengiriman perdana hasil panen nelayan lokal itu dilepas secara simbolis oleh Gubernur
Papua Barat Dominggus Mandacan di Pelabuhan Manokwari, Selasa (27/10)
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Papua Barat, Charlie
Heatubun pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa ini merupakan bagian dari program
pembangunan berkelanjutan di daerah ini.
Ia menyebutkan pada pengiriman ini ada 20 ton rumput laut hasil panen petani asli Papua di
sejumlah kampung Kabupaten Teluk Wondama, antara lain Kampung Yende, Mena dan Naib
di Distrik Roon, Kampung Yembekiri dan Senebuai Distrik Rumberpon serta Kampung
Romber di Distrik Yoswar.
"Sebelumnya sudah 85,5 ton yang diproduksi dan dikirim. Harga beli di tingkat petani
Rp6.000 perkilo gram. Sedangkan harga jual di Surabaya Rp18 ribu perkilo gram," katanya,
Selasa (27/10)
Chalie mengemukakan, dari hasil transaki 20 ton rumput laut kering ini terjadi peredaran
uang sebesar Rp 120 juta di sejumlah kampung penghasil rumput laut tersebut.
Menurut Dominggus, Pemprov Papua Barat pun telah memperkuat komitmen itu dalam
bentuk peraturan daerah khusus nomor: 10 tahun 2019 tentang pembangunan berkelanjutan.
Melalui regulasi ini pembangunan ekonomi diarahkan pada pengemhangan ekonomi hijau
yang memprioritaskan komoditas unggulan daerah.
Selain rumput laut, lanjut Gubernur konoditas lain yang dikembangkan antara
lain kopi, pala, kakao serta kelapa. Pemerintah provinsi juga sedang mendorong
pengembangan ekowisata.