Anda di halaman 1dari 5

INTEGRASI NORMATIF

Bhabinkamtibmas Polsek Gantarang Kerja


Bakti Bersama Warga Binaan

https://rilis-info.com/2021/03/bhabinkamtibmas-polsek-gantarang-kerja-bakti-bersama-warga-

binaan/

Bulukumba-Bhabinkamtibmas Polsek Gantarang Polres Bulukumba Aipda Jamaluddin ikut


kerja bakti Lurah Mariorennu Sudirman Nur S.Sos.,beserta jajarannya, Babinsa Serma Rusdi,
Karang Taruna Mabbulosibatang beserta masyarakat setempat, Selasa (02/03/2021). Kegiatan
kerja bakti ini meliputi pembersihan saluran Air Jalanan Kamangi Kelurahan Mariorennu.
Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian seorang Bhabinkamtibmas yang ikut membantu
pemerintah daerah dan Kelurahan serta Desa dalam proses percepatan pembangunan
infrastruktur di pedesaan. Aipda Jamaluddin mengatakan, bahwa hal ini dilakukan sebagai
tugas pokok Bhayangkara untuk membina keamanan dan ketertiban masyarakat dan
melindungi dan mengayomi masyarakat karena Polri dan masyarakat tidak bisa terpisahkan.
“Dengan kerja bakti seperti ini yang kita lakukan bersama warga masyarakat untuk
pembuatan talud bisa membawa kebaikan bagi warga masyarakat dan kita bisa mendapat
informasi yang terjadi, di lingkungan tempat tinggal warga” ujar Aipda Jamaluddin. Aipda
Jamaluddin juga berpesan kepada warga binaannya agar tetap menjaga situasi kamtibmas
yang kondusif.

2. INTEGRASI KOERSIF

Penertiban Pedagang di Pasar 16 Ilir Palembang


Ricuh

https://www.tribunnews.com/regional/2020/04/14/penertiban-pedagang-di-pasar-16-ilir-
palembang-ricuh.

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Penertiban pedagang di kawasan Pasar 16 Ilir oleh


tim gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Palembang bersama TNI dan
Polri, Selasa (14/4/2020) berakhir ricuh. Pedagang yang menolak penertiban bersikukuh
untuk mempertahankan dagangan mereka agar tidak diamankan oleh petugas. Saat
dikonfirmasi, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Palembang, GA Putra
Jaya membenarkan pihaknya bersama tim gabungan melakukan penertiban di kawasan
tersebut. Menurut dia, kegiatan tersebut menjadi agenda rutin mulai pukul 08.00 hingga 12.00
setiap hari, mengingat kawasan yang ditertibkan termasuk dalam jalur hijau. Sesuai dalam
Peraturan Walikota Palembang Nomor 26/2006 tentang lokasi sementara pedagang kaki lima
(K-5) Jalan Beringin Janggut 17 Ilir dan Jalan Sentot Ali Basyah 16 Ilir.m"Iya di sana
memang tidak boleh gelar dagangan karena jalur kendaraan dan jalur hijau, jadi semrawut
sehingga kita lakukan penertiban. Mereka boleh gelar dagangan di atas Pukul 12.00,"
katanya. Diungkapkan Putra, meski Satpol PP telah mengimbau agar pedagang menggelar
dagangan sesuai dengan waktu yang ditentukan, tapi nyatanya banyak pedagang yang sudah
berjualan sejak pagi hari. Bahkan tenda-tenda yang telah dipasang saat berdagang tetap
dibiarkan dan tak dibongkar. "Biasanya pedagang dari pagi sudah gelar dagangan malahan
tenda tidak dibuka lagi. Sesuai aturan tidak boleh gelar dagangan di sana, seperti depan Dika,
Culiner Night, depan Pasar 16 langsung di bawah Ampera," katanya. Namun, diakuinya
ketika penertiban dilakukan pedagang kerap kucing-kucingan dengan petugas yang bertugas.
Padahal, aturan dan sanksi tegas sudah sering disampaikan ke pedagang bila tetap melanggar
akan ada tindakan tegas yang dilakukan. "Sesuai aturan mereka yang melanggar akan
disidang tipiring dan dikenai denda yang besarannya ditentukan hakim," ujarnya. Ia
membantah jika penertiban yang dilakukan berkenaan dengan pembatasan pedagang untuk
berjualan saat pandemi Covid-19. Pemkot Palembang melalui Satpol PP kerap mengedukasi
pedagang terkait covid-19. "Tidak, malah kita edukasi covid juga disana, apalagi yang di
bawah Ampera banyak pedagang BJ, barang dari luar di gelar itu juga ga boleh," tegasnya.
Sementara itu, Mail salah seorang pedagang berdagang di kawasan depan Pasar 16 Ilir sudah
cukup lama, meski kerap harus kucing-kucingan dengan petugas, namun ini sudah menjadi
risiko dirinya. "Risiko namanya jualan di pinggir jalan. Tapi jangan juga petugas asal tarik
barang dagangan kami. Kami juga cari nafkah zaman makin susah sepi dagangan sekarang,"
ungkapnya.

3. INTEGRASI FUNGSIONAL

Petani Teluk Wondama Mulai Kirim Rumput Laut ke


Surabaya

https://www.republika.co.id/berita/qiux2c335/petani-teluk-wondama-mulai-kirim-rumput-
laut-ke-surabaya
REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI - Petani dari sejumlah kampung pesisir di Kabupaten
Teluk Wondama, Papua Barat, mulai mengirim rumput laut ke Surabaya, Jawa Timur.
Pengiriman perdana hasil panen nelayan lokal itu dilepas secara simbolis oleh Gubernur
Papua Barat Dominggus Mandacan di Pelabuhan Manokwari, Selasa (27/10)

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Papua Barat, Charlie
Heatubun pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa ini merupakan bagian dari program
pembangunan berkelanjutan di daerah ini.

Pemerintah daerah, katanya, berkomitmen mendorong pengembangan ekonomi hijau berbasis


komoditas unggulan daerah. Hal itu merupakan amanat dari deklarasi Manokwari pada
Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati, Ekowisata dan Ekonomi Kreatif di
Manokwari pada tahun 2018 lalu.

Ia menyebutkan pada pengiriman ini ada 20 ton rumput laut hasil panen petani asli Papua di
sejumlah kampung Kabupaten Teluk Wondama, antara lain Kampung Yende, Mena dan Naib
di Distrik Roon, Kampung Yembekiri dan Senebuai Distrik Rumberpon serta Kampung
Romber di Distrik Yoswar.

"Sebelumnya sudah 85,5 ton yang diproduksi dan dikirim. Harga beli di tingkat petani
Rp6.000 perkilo gram. Sedangkan harga jual di Surabaya Rp18 ribu perkilo gram," katanya,
Selasa (27/10)

Chalie mengemukakan, dari hasil transaki 20 ton rumput laut kering ini terjadi peredaran
uang sebesar Rp 120 juta di sejumlah kampung penghasil rumput laut tersebut.

Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan pada kesempatan itu menekankan


pembangunan berkelanjutan harus menjadi arus utama pembanguan di provinsi ini. Hal itu
juga harus dilakukan pada seluruh aspek kehidupan.

"Komitmen Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati Ekowisata dan Ekonomi


Kreatif dan Deklarasi Manokwari sangat jelas, untuk kita bijaksana dalam mengelola sumber
daya alam demi kepentingan generasi yang akan datang," sebut Gubernur.

Menurut Dominggus, Pemprov Papua Barat pun telah memperkuat komitmen itu dalam
bentuk peraturan daerah khusus nomor: 10 tahun 2019 tentang pembangunan berkelanjutan.
Melalui regulasi ini pembangunan ekonomi diarahkan pada pengemhangan ekonomi hijau
yang memprioritaskan komoditas unggulan daerah.

Selain rumput laut, lanjut Gubernur konoditas lain yang dikembangkan antara
lain kopi, pala, kakao serta kelapa. Pemerintah provinsi juga sedang mendorong
pengembangan ekowisata.

Anda mungkin juga menyukai