Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LONELINESS(KESEPIAN)

Disusun oleh:

Nur Hasan Muchsin : 20102020032

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb

Puji dan syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kesehatan Mentali ini dengan
judul “Loneliness” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. yang telah menuntun kita dari kegelapan
menuju kehidupan yang terang benderang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, sehingga sangat diharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, Sehingga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Yogyakarta, 12 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Bab I
Pendahuluan .............................................................................................................. 1
Latar Belakang........................................................................................................... 1
Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
Tujuan........................................................................................................................ 1
Bab II
Pembahasan................................................................................................................ 2
Pengertian Loneliness................................................................................................ 2
Aspek Aspek Loneliness............................................................................................ 3
Penyebab Loneliness.................................................................................................. 4
Cara mengatasi Loneliness......................................................................................... 5
Bab III
Kesimpulan................................................................................................................
Saran...........................................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesepian atau loneliness merupakan perasaan yang umum terjadi pada
seseorang. Cherry (2013) berpendapat kesepian menyebabkan orang yang
mengalaminya merasa kosong, merasa sendiri dan tidak diinginkan walaupun
sebenarnya orang tersebut tidak sedang sendiri. Kesepian yang dialami individu dapat
disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya hubungan
sosial. Kurangnya hubungan sosial yang dipersepsikan oleh seseorang dapat
mengakibatkan kesepian (Deaux & Wrighstman dalam Sekarsari, 2009).
Sekarsari (2009) menyatakan bahwa faktor personal merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan individu rentan terhadap kesepian. Individu yang
mengalami kesepian biasanya pemalu, introvert, dan tidak punya cukup keinginan
untuk mengambil risiko dalam berhubungan sosial. Perasaan kesepian juga
mengindikasikan ada pengalaman subjektif individu akan perasaan kehilangan dan
isolasi, yang ditandai dengan adanya kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan
apa yang dirasakan individu dalam hubungan personalnya (Gieverld dalam McCourt
& Fitzpatrick, 2001).
Individu yang kesepian memiliki kecenderungan minat yang kecil untuk
menjalin relasi dengan orang lain. Mereka hanya memiliki sedikit pengalaman dalam
bersosialisasi dan merasa pesimis dengan dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan
oleh Bell (dalam Bednar, 2000) menunjukkan bahwa orang yang kesepian biasanya
mempunyai sedikit teman, hanya menjalin sedikit 2 persahabatan, melihat bahwa
dirinya berbeda dari orang-orang di sekelilingnya dan memiliki lebih sedikit
pengalaman berpacaran atau berpasangan dibanding orang lain.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kesepian (Loneliness)?
2. Apa saja aspek aspek kesepian (Loneliness)?
3. Apa penyebab kesepian (Loneliness)
4. Bagaimana cara mengatasi kesepian ?
3. Tujuan
1. Apa pengertian kesepian (Loneliness)?
2. Apa saja aspek aspek kesepian (Loneliness)?
3. Apa penyebab kesepian (Loneliness)
4. Bagaimana cara mengatasi kesepian ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lonelines
1. Berdasarkan pandangan psikologi
Nugroho & Muchji (1996) menyatakan bahwa loneliness yang dalam
bahasa Indonesia berarti kesepian, berasal dari akar kata “sepi”, yang memiliki
arti sunyi atau lenggang. Oleh karena itu, kesepian secara bahasa memiliki arti
merasa sunyi dan jauh dari teman atau kawan.
Myers (2012) memiliki pendapat bahwa kesepian adalah perasaan
menyedihkan ketika suatu hubungan sosial tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Sedangkan Weis menyatakan bahwa kesepian adalah suatu
hubungan antar manusia yang memiliki keintiman yang kurang sehingga
mengakibatkan pengalaman yang tidak menyenangkan (Pettigrew & Roberts,
2008).
Archibald dan Marx berpendapat bahwa kesepian merupakan perasaan
seseorang ketika kualitas maupun kuantitas hubungan sosial yang tengah
dialami lebih buruk dari kualitas maupun kuantitas hubungan yang diinginkan
(Baron & Byrne, 2005). Perlman dan Peplau (1984) juga memiliki pendapat
yang tidak jauh berbeda, yakni sebuah pendapat yang menyatakan bahwa
kesepian adalah keadaan menyedihkan yang dialami seseorang pada saat
jaringan hubungan sosialnya secara signifikan kurang sesuai dengan harapan,
baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.
Kualitas hubungan yang kurang terjadi apabila individu memiliki
anggapan bahwa hubungan sosial yang sedang dijalani berlangsung dangkal
atau kurang intim dan puas dirasakan. Kemudian, kuantitas hubungan yang
kurang terjadi apabila individu memiliki hubungan dengan jaringan sosial
pada ruang lingkup yang kecil, dan tidak mampu menjangkau jaringan sosial
atau teman yang diharapkan (Sears, et al., 1985). Hubungan sosial yang
dimiliki seseorang menentukan kepuasan diri seseorang tersebut. Apabila
seseorang memiliki hubungan sosial yang kurang baik maka ia akan
merasakan ketidaknyamanan atau kesepian.
Dalam kehidupan, selalu ada transisi sosial yang dapat menghambat
individu dalam menjalin hubungan antar pribadi dan dapat memicu
tumbuhnya rasa kesepian (Sears, et al., 1985). Setiap orang yang menjalani
kehidupan memiliki kemungkinan untuk merasakan kesepian. Tidak ada suatu
kelompok tertentu dalam masyarakat yang kebal terhadap kesepian, meskipun
beberapa orang ada yang memiliki resiko lebih besar dari yang lain (Perlman
& Peplau, 1984). Kesepian merupakan perasaan umum yang bisa dirasakan
oleh semua orang, terlebih dalam menghadapi transisi sosial yang menuntut
seseorang untuk sanggup menyesuaikan diri.

2
Berdasarkan beberapa pendapat terkait definisi kesepian yang telah
dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa lonelines atau kesepian
merupakan keadaan menyedihkan yang dirasakan secara subjektif oleh
seseorang akibat adanya kekurangan atau kegagalan dalam jalinan hubungan
sosial, baik dalam kualitas maupun kuantitas..
2. Berdasarkan pandangan islam
Wajar bagi semua muslim untuk mengalami kesepian kadangkala, namun jika
hal tersebut berlangsung lama, seseorang perlu mengambil tindakan nyata
untuk mengatasinya.
Apapun masalah yang kita hadapi, kembali dan berserah diri pada Allah SWT
adalah pilihan terbaik sebab semua keputusan hanya diputuskan oleh Allah
semata. Allah SWT selalu ada kapanpun dan dimanapun kita berada. Allah
SWT menjawab dengan firmannya dalam surah Ar-Ra‟d ayat 28 yang
berbunyi:
ْ ‫َط َم ِٕى ُّن قُلُوْ بُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هّٰللا ِ ۗ اَاَل بِ ِذ ْك ِر هّٰللا ِ ت‬
ۗ ُ‫َط َم ِٕى ُّن ْالقُلُوْ ب‬ ْ ‫الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوت‬

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Rad:28)
B. Aspek Aspek Kesepian
Perlman & Peplau (1981) mengemukakan bahwa loneliness atau kesepian
memiliki 4 kategori manifestasi atau aspek yang dapat diidentifikasi, yaitu: afektif,
motivasi atau kognitif, perilaku, dan masalah sosial yang terkait dengan kesepian.
a. Manifestasi Afektif
Kesepian mencakup perasaan yang kurang menyenangkan, seperti kebosanan,
ketidakpuasan, kecemasan, permusuhan, cenderung mudah marah, menutup
diri, merasa hampa, merasa aneh, pesimis.
b. Manifestasi Motivasi dan kognitif
Kebaikan yang tumbuh pada saat seseorang mengalami kesepian adalah
meningkatnya motivasi untuk menjalin hubungan, atau berinteraksi dengan
jaringan sosial. Kesepian juga menumbuhkan keburukan, yakni menurunkan
motivasi bersosialisasi, karena perasaan putus asa dan sia-sia, hilangnya
makna hidup, apatis, dan kecemasan. Motivasi bersosialisasi pada saat
seseorang mengalami kesepian dapat meningkat dan menurun, sehingga ada
ketidakstabilan yang terjadi. Motivasi pada saat seseorang mengalami
kesepian juga mengacu pada proses kognitif, seperti lebih waspada saat
menjalin interaksi. Bentuk kesepian dalam proses kognitif juga bisa berupa
sensitifitas yang meningkat, dan kurangnya konsentrasi.

3
c. Manifestasi Perilaku
Kesepian yang dialami seseorang juga termanifestasi dalam perilakunya
sehari-hari, seperti kurang tegas dan asertif, serta lebih menutup diri atau
enggan menceritakan permasalahan kepada orang lain.
d. Problem Sosial dan medis
Kesepian dapat memicu timbulnya masalah sosial, seperti bunuh diri,
penggunaan alkohol, dan berbagai penyakit serius. Kesepian juga bisa
menimbulkan gejala psikomatis, seperti pusing-pusing, menurunnya nafsu
makan, dan merasa lelah. Problem sosial dan medis merupakan akibat atau
dampak dari kesepian. Para peneliti telah menghubungkan kesepian dengan
berbagai masalah sosial seperti bunuh diri, alkoholisme, dan bahkan penyakit:
misalnya, telah dicatat bahwa tingkat kematian pasangan suami istri sangat
tinggi pada periode setelah kematian pasangan mereka; dan beberapa
pengamat menganggap ini sebagai konsekuensi dari kesepian (Perlman &
Peplau, 1981).
Kesepian merupakan keadaan menyedihkan yang terkait dengan perasaan
umum berupa ketidakpuasan, kesedihan, kebosanan, kecemasan, kegelisahan, depresi,
kekosongan, dan marginalitas. Aspek kesepian dapat diidentifikasi dari 3 kategori
utama, yakni: afektif, kognitif, perilaku. Terkait problem sosial dan medis, dalam
penelitian ini tidak dilibatkan dalam proses identifikasi kesepian, karena merupakan
dampak dari kesepian. Perlman & Peplau (1981) mengungkapkan bahwa berdasarkan
beberapa peneliti dan pengamat, problem sosial dan medis merupakan konsekuensi
atau dampak dari kesepian.
C. Penyebab Kesepian
1. Dalam Pandangan Psikologis
Orang yang mengalami kesepian, menurut Sears, et al. (1985),
cenderung memiliki sikap introvert dan pemalu, lebih sadar diri, dan kurang
asertif. Orang yang mengalami kesepian kurang memiliki keterampilan sosial.
Kesepian juga memiliki keterkaitan dengan kecemasan dan depresi.
Perlman & Peplau (1981) mengemukakan bahwa ada 3 faktor utama
yang diprediksi dapat menyebabkan kesepian, yakni faktor kepribadian, faktor
situasional, dan faktor budaya.
a. Faktor kepribadian
Kesepian memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek kepribadian yang
dimiliki seseorang, di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Shyness
Shyness atau rasa malu adalah sikap seseorang yang memiliki
kecenderungan untuk menghindari interaksi sosial dan

4
kegagalan berpartisipasi secara tepat dalam situasi sosial.
Berdasarkan penelitian, rasa malu memberikan kontribusi atas
timbulnya kesepian.
2) Self Esteem
Self esteem atau harga diri yang dapat menjadi penyebab
seseorang mengalami kesepian adalah self esteem yang rendah.
Semakin rendah tingkat self esteem seseorang, semakin rentan
mengalami kesepian.
3) Social skills
Orang dengan keterampilan sosial yang buruk cenderung
kurang mampu dalam menjalin hubungan sosial atau memiliki
ketidakpuasan dalam hubungan sosial, sehingga rentan
mengalami kesepian.
b. Faktor situasional
Situasi yang bervariasi dalam menjalin kontak sosial, serta hubungan
dengan orang baru, tidak lepas dari kendala yang bisa menimbulkan
kesepian atau perasaan tidak nyaman.
c. Faktor budaya
Budaya juga bisa menjadi pemicu timbulnya rasa kesepian. Ahli teori
yang berorientasi sosiologis telah melihat kesepian sebagai akibat dari
faktor budaya dan penstrukturan institusi sosial. Misalnya, sosiolog
berpendapat bahwa sekularisasi, mobilitas, dan/atau urbanisasi
berkontribusi pada tingginya tingkat kesepian yang dialami oleh
masyarakat Amerika (Perlman & Peplau, 1984). Dalam penelitian ini,
self-esteem atau harga diri menjadi variabel yang akan diuji
keterkaitannya dengan kesepian. Berdasarkan teori, self esteem
merupakan salah satu dari faktor penyebab kesepian. Brehm, et al.
(2002) menyatakan bahwa kesepian berhubungan dengan harga diri
yang rendah. Orang yang memiliki self esteem yang rendah cenderung
merasa tidak nyaman pada situasi yang beresiko secara sosial
(misalnya berbicara didepan umum dan berada di kerumunan orang
yang tidak dikenal). Dalam keadaan seperti ini orang tersebut akan
menghindari kontak sosial dan menghambat hubungan sosialnya. Dan
apabila dilakukan secara terus menerus, bisa berakibat pada timbulnya
kesepian.

D. Cara Mengatasi Kesepian


1. Berdzikir

5
Merasa kesepian menurut islam hal yang lumrah, hampir semua orang
merasakannya. Adapun cara mengatasinya menurut islam, yaitu dengan berdzikir
kepada Allah SWT. Sumber rasa kesepian pada dasarnya karena adanya lubang di
dalam hati.

Dimana hati kurang asupan, salah satu cara memberi asupan dengan berdzikir.
Ada banyak fadhilah berdzikir, diantaranya memberikan rasa ketenangan,
ketentraman dan kedamaian. Termasuk juga menjaga hati dan pikiran agar tidak
berpikiran ke hal-hal yang negatif.

Energi negatif akibat pikiran dan perasaan iri, dengki, ingin terlihat seperti ini
dan itulah yang membuat jiwa kita lelah. Kita sibuk mengejar dan mencari, hingga
ada satu hal yang kurang dalam diri, sehingga menimbulkan perasaan kesepian akibat
kering dan hampa.

Berikut Dzikir lisan yang sering diucapkan Rasulullah SAW: 1. Tasbih ( َ‫ُس ْب َحان‬
‫هَّٰلل‬
ِ ‫)ٱ‬, yaitu ucapan Subhanallah (Maha Suci Allah). 2. Tahmid ( ِ ‫)اَ ْل َح ْم ُد هَّلل‬, yaitu ucapan
Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah Ta'ala). 3. Takbir ( ‫)هللاُ أ ْكبَ ُر‬, yaitu ucapan Allahu
Akbar (Allah Maha Besar). 4. Tahlil (‫)ال إله إالّ هللا‬, yaitu ucapan La ilaha illalllah (Tiada

ِ ‫ر‬w‫رَّحْ َم ِن ال‬w‫)بِس ِْم هَّللا ِ ال‬, yaitu ucapan Bismillaahir-


Tuhan selain Allah). 5. Basmalah (‫َّحيم‬
Rahmanir-Rahim (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
6. Istighfar (‫)َأ ْستَ ْغفِ ُر ٱل ٰ َّل‬, yaitu ucapan Astaghfirullah (Aku memohon ampun kepada
Allah). 7. Hawqolah (‫)اَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِٱل ٰ َّل‬, yaitu ucapan La hawla wa la quwwata illa
billah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali daya dan kekuatan dari Allah).

2. Sholat Berjamaah

Merasa kesepian menurut islam dapat dipecahkan dengan sholat berjamaah.


Ketika menjalankan sholat berjamaah, selain akan dijanjikan syurga, ternyata kamu
juga akan mendapatkan manfaat selama di dunia. Salah satunya diberikan hati yang
damai dan tenang.

6
Seperti Riwayat HR Al-Bukhari bahwasanya sholat berjamaah lebih utama
dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian. Adapun manfaat lain dari sholat
berjamaah. Pasalnya tidak hanya akan dijamin kebahagiaan dan kegembiraan selama
di akhirat, tetapi juga diberikan rasa itu selama di dunia.

3. Membuat Diri Sibuk Dengan Kegiatan Yang Disukai

Kamu juga bisa mengisi kesepian hati dengan cara menyibukkan dengan hal-
hal yang disukai. Nah, cara ini juga tidak kalah efektif. Hanya saja, masalah yang
paling sering ditemukan, tidak semua orang tahu apa yang disukai.

Sementara seseorang yang tahu apa yang disukainya, lebih mudah


menghilangkan rasa sepi di dalam hatinya. Setidaknya dengan menyibukan diri
dengan kegiatan yang disukai tidak hanya melatih kamu menjadi pribadi yang lebih
produktif. Tetapi juga akan memberikan rasa kepuasan tersendiri.

4. Sholat Sunnah Dan Sholat Tahajud

Jika beberapa cara yang sudah disebutkan di atas masih juga merasa kesepian,
maka kamu bisa menambah amalan lain. Menambah sholat sunnah dan sholat tahajud.
Mungkin pertama kali praktek biasa-biasa saja, tidak ada perubahan yang signifikan.

Namun, ketika sudah dilakukan secara konsisten dalam waktu tertentu, maka
akan merasakan banyak manfaat. salah satunya hati akan menjadi tenang dan tentram.
Memang tidak mudah bagi yang sedang akan memulai. Tapi yakinlah, bahwasanya
cara yang dilakukan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT lebih baik
dibandingkan dengan cara-cara yang bersifat duniawi. Karena solusi yang bersifat
duniawi hanya bersifat sementara. Sementara jika mengembalikan dan memasrahkan
kepada Allah, sang maha kekal, akan memberikan kedamaian.

5. Berikan Salam Satu Sama Lain

Memberikan salam satu dengan yang lain juga dapat dijadikan sebagai obat
kesepian. Terdapat hadist An-Nawawi yang berbunyi

7
“… dan Allah (SWT) akan membantu hamba-Nya selama dia membantu saudaranya”.

Dari hadits di atas menegaskan bahwasanya menghulurkan tangan atau


memeluk sesama saudara seiman adalah perbuatan baik yang disukai oleh Allah
SWT. Itu sebabnya, dalam ajaran islam pentingnya menjaga silaturahmi. Silaturahmi
dalam islam menjanjikan panjang umur. Dari perspektif lain membangun relasi yang
tidak hanya memudahkan kita mendapatkan rezeki (pekerjaan) tetapi juga juga dapat
sebagai bentuk saling mengisi hati kesepian satu sama lain.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa lonelines atau kesepian merupakan keadaan
menyedihkan yang dirasakan secara subjektif oleh seseorang akibat adanya
kekurangan atau kegagalan dalam jalinan hubungan sosial, baik dalam kualitas
maupun kuantitas. Loneliness disebabkan oleh beberapa hal sebagaimana yang telah
dipaparkan di atas
2. Saran
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi penulisan, kata maupun kalimat di dalamnya. Akan tetapi kami berharap
dengan dibuatnya makalah ini bisa membantu semua dalam mempelajari kesehatan
mental berkaitan dengan loneliness. Harapan kami pembaca dapat memberikan kritik
maupun saran yang membangun untuk kami, agar kedepannya kami dapat lebih baik
dalam membuat karya tulis lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Diehl, K., Jansen, C., Ishchanova, K., & Hilger-Kolb, J. (2018). Loneliness at
Universities: Determinants of Emotional and Social Loneliness among Student. International
Journal of Environmental Research and Public Health.
Bhagchandani, R. K. (2017). Effect of Loneliness on the Psychological WellBeing of
College Students. International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 7, No. 1.
Brehm, S. S., Miller, R. S., Perlman, D., & Campbell, S. (2002). Intimate
Relationships. New York: McGraw-Hill.

10

Anda mungkin juga menyukai