PERCOBAAN VII Pembuatan Cis Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat III
PERCOBAAN VII Pembuatan Cis Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat III
Kelompok :V (Lima)
Nama/NIM :
I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat isomer cia dan trans dari garam
kompleks kalium dioksalato diakuokromat (III)
3.1.2. Bahan
1. Asam oksalat
2. K2Cr2O7
3. Etanol
4. Akuades
5. Amonia
3.2. Skema Kerja
3.2.1. Pembuatan isomer trans-kalium diokalatodiakuaktomat (III)
6 g asam oksalat 2 g K2Cr2O7
Gelas bekker Gelas bekker
Hasil
Penetesan
Penitrasian dengan gelas arloji
Penguapan hingga volume larutan tinggal
separuh
Penguapan dengan temperatur sepertiga
penyaringan
Filtrat Kristal
Hasil
Hasil Hasil
- Penguapan, penyaringan
- Kristal + H2O
- Kristal + alkohol
- Pengeringan, Penimbangan
2
Pembuatan isomer cis kalium
dioksalatodiakuokromat (III)
0,5 gram
- Asam oksalat + K2Cr2O7 + H2O
- Larutan air + alkohol, pengaduk,
pendekantiran Kristal putih + kristal oranye timbul
gelembung gas, cairan kehitaman
- Filtrat + etanol + penyaringan
4,6 gram
V. PEMBAHASAN
Percobaan pembuatan cis dan trans kalium dioksalatodiakuokromat (III) ini
bertujuan untuk mempelajari pembuatan dan sifat kompleks Trans-
KaliumdioksalatodiakuoKromat (III) dan Cis-KaliumdioksalatodiakuoKromat
(III) dengan mereaksikan antara H2C2O4 dan K2Cr2O7. Prinsip dari percobaan ini
adalah pembentukan kristal dengan cara menguapkan reaksi kompleks. Metode
dari percobaan ini adalah metode kristalisasi dengan penguapan.
5.1 Pembuatan Isomer Trans-KaliumdioksalatodiakuoKromat (III)
Pada pembuatan isomer Trans- KaliumdioksalatodiakuoKromat (III) langkah
pertama yang dilakukan adalah mereaksikan asam oksalat dihidrat dengan sedikit
aquades dan melarutkan kalium dikromat dalam air panas. Penambahan akuades
ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi antara reaktan. Pelarutan kristal
kalium dikromat berbeda dengan kristal asam oksalat. Kristal kalium dikromat
dilarutkan dalam air panas untuk menyempurnakan kelarutannya dan untuk
mempercepat reaksi reduksi dari Cr6+ menjadi Cr3+ pada saat pencampuran
larutannya. Kristal kalium dikromat dilarutkan dalam air panas karena
kebanyakan garam kromat kurang larut dalam air pada temperatur kamar.
Struktur heksaakuokromat (III)
(Keenan, 1991)
Kemudian penambahan H2C2O4 akan menyebabkan adanya efek trans pada
senyawa kompleks. Pada reaksi ini terjadi penggantian 4 ligan monodentat aquo
oleh ligan bidentat oksalato. Hal ini terjadi karena ligan bidentat oksalato
memiliki kekuatan efek trans lebih besar daripada ligan monodentat aquo, ligan
aquo tersebut mejadi labil, sehingga mudah digantikan oleh ligan oksalato.
Reaksi pembentukan kompleks Trans-KaliumdioksalatodiaquoKromat (III):
(Keenan, 1991)
(Fessenden,1990)
Penggantian ligan oksalato oleh ligan aquo ini terjadi karena kekuatan ligan
aquo lebih besar daripada ligan oksalato. Penggantian ligan ini terjadi pada posisi
cis bukan pada posisi trans. Hal ini karena ligan aquo yang melakukan
penyerangan dan penggantian terhadap ligan oksalato memiliki kekuatan efek
trans yang kecil daripada ligan yang lain. kristal isomer cis-
KaliumdioksalatodiaquoKromat (III) ditambahkan etanol, Penambahan etanol ini
bertujuan untuk memadatkan seluruh endapan yang terbentuk hingga terbentuk
endapan yang berwarna hitam yang lebih padat, selain itu juga untuk mencuci
kristal. Pencucian dengan aquades dihindari karena kristal kompleks ini mudah
larut dalam air.
Pada percobaan ini didapatkan Kristal cis- KaliumdioksalatodiaquoKromat
(III) 4,6 gram dengan rendemen 223,25 %. Rendemen yang didapat lebih dari 100
% karena masih terdapat banyak pengotor pada kristal tersebut.
5.3 Uji kemurnian Kompleks Cis Trans-KaliumdioksalatodiaquoKromat
(III)
Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis kalium
dioksalatodiakuokromat dan isomer transnya. Kristal kompleks yang diperoleh
dari percobaan, diletakkan pada kertas saring. Lalu dilakukan penetesan ammonia
encer.
Pada isomer Cis- KaliumdioksalatodiaquoKromat (III) setelah ditambah NH 3
maka akan membentuk larutan berwarna hijau tua. Senyawa ini memiliki
kelarutan yang lebih tinggi daripada isomer trans, sehingga dengan penetesan air ,
kristal tersebut akan cepat larut. Warna hijau sendiri merupakan warna dari
senyawa kompleks dari cis diammindioksalatokromat(III). Ligan H 2O dapat
digantikan oleh ligan NH3 karena ligan H2O pada posisi cis memiliki daya tolakan
yang besar sehingga mudah di gantiakan oleh NH3.
Reaksi Kompleks Cis -KaliumdioksalatodiaquoKromat (III) dengan NH3
(Keenan, 1991)
Pada saat ditambahkan NH3 kedalam kompleks Trans-
KaliumdioksalatodiaquoKromat (III) akan membentuk larutan yang berwarna
coklat muda, yang merupakan senyawa kompleks dari trans
diammindioksalatokromat(III).
Reaksi Kompleks Trans-diammindioksalatoKromat (III):
(Keenan, 1991)
Senyawa trans yang terbentuk sangat sedikit. Hal ini dikarenakan pada
percobaan ini terdapat akuades yang berlebihan. Padahal akuades merupakan
ligan yang memiliki efek trans yang jelek, sehingga dengan banyaknya aquades
yang ada dalam larutan semakin membuat sulit untuk membentuk isomer trans.
VI. KESIMPULAN
1. Garam KaliumdioksalatodiaquoKromat (III) dapat dibuat dengan
mereaksikan asam oksalat, aquades dan kalium dikromat
2. Garam KaliumdioksalatodiaquoKromat (III) memiliki isomer geometri cis
dan trans
3. Pada penambahan NH3 untuk trans kalium dioksalatodiakuokromat terbentuk
padatan berwarna coklat muda yang tidak larut dan cis kalium
dioksalatodiakuokromat berupa padatan berwarna hijau tua yang dengan
cepat menyebar merata.
4. Berat dan rendemen kristal trans- KaliumdioksalatodiaquoKromat (III)
sebesar 0,5 g dan 12,10 %.
5. Berat dan rendemen kristal cis-KaliumdioksalatodiaquoKromat (III) adalah
4,6 gram dengan rendemen 111,38 %
DAFTAR PUSTAKA