Anda di halaman 1dari 5

BAB I

TUJUAN

Tujuan dari percobaan pengukuran indeks pengembangan adalah untuk memahami cara pengukuran
indeks pengembangan dan mengetahui manfaat dari pengukuran indeks pengembngan. Karena
pengembagan berhubungan dengan aktifitas farmakologis, ekstraksi, dan isolasi maka polisakarida perlu
perlakuan khusus saat ekstraksi maka oleh sebab itu perlu dilakukan uji indeks pengembangan. Karena
jika polisakarida tinggi maka dapat menggangu saat proses ekstraksi. Untuk mengetahui nilai indeks
pengembangan dari simplisia kulit pisang.
BAB II
TINJAU PUSTAKA
Indeks pengenbangan didefinisikan sebagai volume dalam ml yang diambil dari pengembangan
1 gram bahan dalam kondisi tertentu. Penelitian didasarkan pada penambahan air terhadap
simplisia (ranjang atau serbuk). Dengan menggunakan gelas ukur bersekala, bahan dikocok
selama 1 jam secara vertical dengan interval dan biarkan selama waktu tertentu. Volume
campuran dalam ml kemudian dibaca.
Banyak simplisia tumbuhan memiliki aktifitas karena kemampuan nya untuk
mengembang,terutama tumbuhan yang mengandung gom, mucilago, pektin dan hemiselulosa. 
 
 Gom
adalah polisakarida yang di hasilkan dari penyadapan getah atau eksudat tanaman. Gomakan
membentuk gel apabila bercampur dengan air, karena mempunyai kelarutan yang tinggiterhadap
air.
 Musilago
adalah polisakarida non selulosa yang di temukan tercampur dengan endosperma biji- bijian.
Musilago adalah hidrokoloid yang stabil
 Pektin
adalah segolongan polimer polisakarida yang di peroleh dari dinding sel tumbuhan darat.Wujud
pectin yang di ekstrak adalah bubuk putih hingga cokelat terang. Pectin dari sel
tumbuhanmerupakan penyusun lamella tengah, yang merupakan lapisan penyusun awal dinding
sel.
 Hemiselulosa
adalah polisakarida yang mengisi ruang antara serat-serat selulosa dalam dindingsel tumbuhan.
Hemiselulosa dapat di ekstraksi dalam larutan basa alkalis. Hemiselulosamerupakan senyawa
pembentuk selulosa. Monomer penyusun selulosa biasanya adalah rantai D-glukosa, ditambah
dengan berbagai bentuk monosakarida yang terdapat pada rantai. Baik sebagai cabang atau mata
rantai
BAB III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR

3.1 Alat dan Bahan

1. Alat:
a. Gelas ukur 25 ml berskala 0,2
2. Bahan:
a. Sampel kulit pisang
b. Aquadest

3.2 Prosedur percobaan


1. Simplisia sebanyak 3,0 gram dimasukan dalam gelas ukur 25 ml bersekala 0,2 ml.
2. Tambahkan aquades hingga volume 20 ml, tandai volume awal.
3. Kocok vertical dengan interval 10 menit selama 1 jam.
4. Biarkan selama 3 jam pada suhu kamar.
5. Ukur volume yang ditempati simplisia termasuk bagian musilago yang kental.
6. Indeks pengembangan adalah selisih volume yang diperoleh per satu gram.
7. Pengujian dilakukan duplo
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Sampel 1. Sampel 2.
Tinggi sampel dalam gelas ukur 1: 5,2 Tinggi sampel dalam gelas ukur 2: 5,1
Data pengamatan tinggi sampel 1 pada: Data pengamatan tinggi sampel 2 pada:
Jam ke-1: 15,5 Jam ke-1: 15
Jam ke-2: 15,5 Jam ke-2: 15
Jam ke-2: 15,5 Jam ke-3: 15
Indeks pengembangan ditentukan dengan Indeks pengembangan ditentukan dengan
menghitung selisih volume yang diperoleh menghitung selisih volume yang diperoleh
per 1 gram sampel. per 1 gram sampel.

Pada kulit pisang tidak terdapat Pada kulit pisang tidak terdapat
pengembangan pengembangan

4.2 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai