Judul Modul : PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD.
Judul Masalah : PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ERA DIGITAL
No Komponen Deskripsi 1. Identifikasi Masalah (berbasis - Kemajuan zaman tidak berbanding masalah yang ditemukan di lapangan) lurus dengan kemajuan guru - Guru sekarang masih banyak memakai produk 80-an, sementara murid sudah memakai produk kontemporer.
2. Penyebab Masalah - Banyaknya guru yang belum
(dianalisis apa yang menjadi akar menguasai digital. masalah yang menjadi pilihan - Guru dianggap sebagai ahli yang masalah) mempunyai jawaban untuk setiap pertanyaan. - Sistem pendidikan yang masih terjebak pada otoritas struktural birokratis. - Guru era digital tidak boleh mengikuti kurikulum yang baku dan kaku tetapi kenyataannya bdari banyaknya sistem pembelajaran yang berlangsung guru masih berkutat pada apa-apa yang tengah di cetuskan oleh pemerintah. Di mana ketika mengajar gutu terpaku pada target kurikulumyang kaku dan mekanistis.
3. Solusi Bennett (1993)
a. Dikaitkan dengan teori/dalil Pada Era TIK digital ini di butuhkan yang relevan sebuah orientasi baru dalam dunia b. Sesuaikan dengan pendidikan yang menekankan pada langkah/prosedur yang sesuai konstruksi aktif siswa melalui pencarian dengan masalah yang akan sebagai macam informasi serta sumber- dipecahkan sumber lainnya yang berguna untuk kehidupan mereka dalam berbagai situasi. Orientasi ini berfokus pada kegiatan pembelajaran yang menuntut motifasi diri siswa (self motifated)dan pengaturan diri sendiri (self regulated) hal ini di perlukan dalam rangka kontruksi pengetahuan dan pengalaman yang bisa di terapkan dalam konteks-konteks tertentu yang dihadapi siswa. Lim. Cher-Ping and Tay,Lee-Yong (2006) Pembelajaran yang bersifat interaktif dan kolaboratif dihrapkan mampu memperkaya pengalaman belajar dengan menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui pemberian masalahyang nyata dengan beragam sudut pandang dari berbagai aspek dan yang terpenting adalah pengalaman berbagi dab hidup bersama dalam masyarakat. Peran tersebut dapat dijadikan landasan untuk melakukan kajian terhadap visi, tanggung jawab, sensitivitas sosial, kemampuan logis dan kejujuran guru dalam masyarakat di Era Global saat ini. - Visi guru Paragigma dalam pendidikan saat ini telah beralih dari paradigma mengajar menuju paradigma belajar, ini berarti pendidikan bukan lagi mengenai bagaiman menyampaikan pengetahuan dan informasi kepada siswa tetapi tentang bagaiman membantu siswa untuk mencari dan menemukan (seach discovery) informasi sendiri dan kemudian membantu siswa untuk mengkonstruksi dan menciptakan (Construction-Invention) pengetahuan yang bermanfaat bagi diri mereka. Guru tidak lagi bertanggung jawab atas pengetahuan yang disimpan dalam pikiran para siswa,tetapi bagaiman siswa dapt membangun pengetahuan secara mandiri (Geddis,1993) - Tanggung jawab moral guru, guru memiliki tanggung jawab dalam membangun konsep diri siswa, misaltentang moralitas dan keanekaragaman etnik.hal ini dapat di beriakan persentase norma-norma sosial dan hal-hal yang dilarang baik secara langsung melalui aspek-aspek pendidikan yang diajarkan, atau secara tidak langsung melalui contoh- contoh penerapan. - Sensifitas sosial guru,dalam komunitas berbasis pengetahuan digital terjadi penekanan pada nilai- nilai ekonomis pada pengetahuan.guru perlu menjadi orang yang literat dalam hal-hal digital sehingga mampu memahami serta siap dengan lingkungan berteknologi tinggi yang mengelilingi mereka , serta yang akan menjadi hal yang mereka sentuh langsung dalam dunia kerjanya.literasi digital guru tidak hanya berarti kemampuan untuk mengumpulkan, memilih,memperbaiki dan memproses informasitetapi juga untuk menilai kredibilitas informasi. - Reorientasi kemampuan logika dan kejujuran guru , guru harus mamou memberi alasan-alasan secara logis dalam bidang ilmu yang diajrkandengan cara membangun keahlian , dan memperbaruinya sesuai dengan perkembangan terbaru secara berkesinambungan. Dengan kat alain jika guru belum dapat sepenuhnya masuk di era digital,mereka dapat menjadi jembatan refolusiyakni dengan cara menjadikan dirinya sebagai motifator yang menggerakkan ank didik pada sumber belajar yang dapat diakses. Sebagai dinamisator, yakni memantau anak didik agar mengembangkan kreatifitas dan imajinasinya, sebagai Evaluator yakni, dapat menilai dan memberi catatan, tambahan, perbendaharaan,dan sebagainya terhadap temuan siswa. Dengan strategi ini guru tidak akan di tinggal muridnya setidaknyaguru masih mampu bertahan dengan membangun potensi dan profesionalitasnya. Sebagaiman pendapat Bennet, N. (1993) Kehidupan akan ditandai lima kecenderungan: - Adanya kecenderungan penggunaan teknologitinggi (High Technologi) kususnya teknologi informasi dan komunikasi. - Kecenderungan Inrterdependensi (kesaling ketergantungan) - Kecenderungan danya penjaajhan baru dalam bidang kebudayaan (New Colonization in cultur) Artinya pola pikir (mindset) masyarakat pengguna pendidikan mengalami pergeseran, - Cenderung untuk saling berintegrasi dalam kehidupan ekonomi dan kecenderungan untuk saling berpecah belah (Fragmentasi) dalam bidang politik. - Di tahun-tahun mendatang sebagai akibatnya akan lahir gaya hidup baru tyang mengundang akses-akses tertentu.