Oleh:
Pembimbing/ Penilai 1 :
Penilai 2 :
Penilai 3 :
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................
DAFTAR GRAFIK........................................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................................................
2.2.3 Assesment.....................................................................................................................
2.2.4 Permasalahan..................................................................................................................
2.2.5 Planning...........................................................................................................................
4.3 Hipoalbuminemia...............................................................................................................
2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR GRAFIK
6
DAFTAR SINGKATAN
TB Tuberkulosis
OAT Obat Anti Tuberkulosis
WSD Water Sealed Drainage
HIV Human Immunodeficiency Virus
SGA Subjective Global Assesment
KEB Kebutuhan Energi Basal
KET Kebutuhan Energi Terkoreksi
BB Berat Badan
PB Panjang Badan
BBI Berat Badan Ideal
LLA Lingkar Lengan Atas
BB LLA Berat Badan berdasarkan Lingkar Lengan Atas
HCU High Care Unit
TLC Total Lymphocite Count
NLR Neutrophil Lymphocite Ratio
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
adanya faktor risiko lain, seperti hipertensi, karditis, dan penyakit katup, pada individu
dengan diabetes melitus. Kardiomiopati dilatasi juga terjadi akibat akumulasi lipid
intraseluler, perubahan pensinyalan sel, produk akhir glikasi lanjutan (AGE), dan Reactive
Oxygen Species (ROS).5
Pada pasien kardiomiopati dilatasi terkait diabetes mellitus tipe 2 dan disfungsi tiroid
disarankan untuk mengambil diet rendah lemak untuk mengontrol kadar kolesterol darahnya.
Pasien menjalani perawatan, dan diberi resep obat untuk kardiomiopati dilatasi dan untuk
komplikasi lainnya.4 Terapi obat kardiomiopati dilatasi dapat dilakukan dengan penghambat
enzim pengubah angiotensin atau penghambat reseptor angiotensin.1 Penggunaan angiotensin
receptor blocker dan neprilysin inhibitor (angiotensin-receptor neprilysin inhibitor), yaitu
sacubitril/valsartan (SAC/VAL) dianggap sebagai terapi yang manjur, aman, dan hemat biaya
yang meningkatkan kualitas hidup dan umur panjang pada pasien gagal jantung dengan
penurunan fraksi ejeksi, dan mengurangi rawat inap di rumah sakit. 6 Namun di korteks
adrenal, angiotensin II merangsang pelepasan aldosteron, yang memodulasi reabsorpsi
natrium dan ekskresi kalium di ginjal. Secara kolektif, stimulasi reseptor angiotensin II di
berbagai organ sangat penting untuk mempertahankan homeostasis air dan elektrolit, dan
untuk mengatur tonus pembuluh darah selama hipotensi. 7 Kondisi tersebut menjadi
permasalahan bagi pasien yang juga mengalami hiperkalemia yaitu kadar kalium serum atau
plasma di atas batas atas normal, biasanya lebih besar dari 5,0 mEq/L sampai 5,5 mEq/L.8
Pada kasus ini, akan dibahas mengenai seorang pasien perempuan berumur 56 tahun
dengan diagnosa ischemic dilated cardiomyopathy + gagal ginjal kronik on hemodialisa +
diabetes mellitus type II + nodul tyroid dengan penyulit hiperkalemia dan moderate protein
energy malnutrition. Pasien datang dengan keluhan sesak yang dirasakan semakin lama
semakin berat sehingga menyebabkan penurunan intake, peningkatan kadar gula darah
sewaktu, peningkatan kadar kalium, peningkatan Energi Expenditure, hiperkatabolik, dan
reaksi inflamasi sehingga memerlukan terapi nutrisi yang spesifik untuk perbaikan kondisi
klinik dan perbaikan status gizi yang menunjang pengobatan.
9
BAB II
LAPORAN KASUS
10
Gambar 1. Kondisi Pasien saat dikonsul
Anamnesis Terpimpin: Asupan makan dan minum via oral berkurang sejak 3 hari lalu
karena selera makan menurun akibat sesak dan nyeri dada. Riwayat kedua tungkai bawah
bengkak 2 minggu lalu. Saat ini bengkak hanya di tungkai bawah kiri. Batuk tidak. Mual
muntah tidak. Nyeri kepala tidak. Demam dan kejang tidak. Riwayat trauma tidak.
Riwayat penurunan berat badan ada 3.5 kg dalam 1 bulan (61.5 menjadi 58) / 5.7%
BAB : suda kemarin, normal
BAK : ± 1400ml/ 24 jam/ kateter
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Riwayat Diabetes Melitus ada sejak tahun 2006 dan berobat rutin dengan glimepiride.
Riwayat Hipertensi ada sejak 5 tahun yang lalu dan berobat rutin dengan amlodipine 55
mg. Riayat Penyakit Ginjal tidak diketahui. Riwayat benjolan pada leher dirasakan sejak
5 tahun terakhir dirasakan makin lama semakin membesar.
Riwayat Terapi:
Riwayat pengobatan rutin dengan: Glimepiride, atorvastatin 20mg, digoxin 0.25 mg,
nitrokafff 2.5 mg, candesartan 8mg
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Penyakit jantung dalam keluarga tidak ada.
Riwayat Psikososial :
Pasien seorang ibu rumah tangga, tidak merokok dan tidak minum alkohol. Pasien
merupakan perokok pasif (dari suami pasien).
11
Food History:
Saat sehat, pasien makan teratur 3 kali sehari, dengan 1 porsi nasi, 1 porsi lauk pauk dan 1
porsi sayur bervariasi setiap kali makan. Pasien jarang makan buah.
- 1 bulan yang lalu pasien makan ½ - ¾ porsi nasi dengan ½ porsi lauk pauk dan ½
porsi sayur setiap kali makan.
- 8 hari lalu pasien makan 3-4 sendok makan nasi dengan sedikit lauk pauk dan kuah
sayur setiap kali makan.
- Pantangan makanan dan riwayat alergi makanan atau susu tidak ada.
Food Recall 24 jam:
Via oral dan Parenteral
Energi = 862 kkal (45.36%)
Protein = 24.6 gram (11.11%)
Karbohidrat = 190.8 gr (80.18%)
Lemak = 8.25 gram (8.6%)
12
- Palpasi : tidak teraba massa.
- Perkusi : sonor pada kedua hemitoraks.
- Auskultasi : bronkovesikuler, ronki dan wheezing tidak ada. Bunyi jantung I/II
normal, tidak ada murmur.
Abdomen :
- Inspeksi : abdomen datar, ikut gerak napas.
- Auskultasi : peristaltik ada, kesan normal.
- Palpasi : lien dan hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi : timpani, shifting dullnes tidak ada.
Ekstremitas :
- wasting ada minimal pada seluruh extremitas, edema pitting ada.
Pemeriksaan Penunjang
C. Pemeriksaan Laboratorium
JENIS NILAI
05/07/2022 06/07/2022 07/07/2022 09/07/2022 21/07/2022 22/07/2022
PEMERIKSAAN NORMAL
Hematologi Rutin
Hb 8.1 8.7 10.6 12,3-15,3 gr/dL
MCV 79.6 78.7 78.8 80-100 fL
MCH 26.6 26.1 26.1 27-32 pg
MCHC 33.5 33.2 33.1 32-36 gr/dL
WBC 8.54 15.44 13.74 4,0-10,0.103/uL
NLR 11.06 56.3 15.53 <5
150.000-
PLT 241 268 183
400.000/mm3
TLC 270 2,0-4,0.103/uL
Glukosa
GDS 277 143 137 341 140 mg/dL
Fungsi Ginjal
Ureum 322 226 10-50 mg/dL
Kreatinin 13.41 9.21 <1,1 mg/dL
Koagulasi
6 menit
CT
30 detik
<10 menit
3 menit
BT
30 detik
1-6 menit
INR --
Elektrolit
Natrium 138 133 129 136-145 mmol/L
13
Kalium 5.4 4.1 2.9 3,5-5,1 mmol/L
Klorida 103 99 93 97-111 mmol/L
Penanda Jantung
D-dimer < 0,5 ug/ mL
Fungsi Hati
Bilirubin Total < 1,1 mg/dL
Bilirubin Direk < 0,3 mg/dL
SGOT 9 < 38 U/L
SGPT 13 < 41 U/L
Albumin 3.23 3,5 – 5,0 gr/dL
Kimia Lain
Laktat darah 0.56 0,5 – 2,2 mmol/L
Penanda Hepatitis
HBsAg Non reaktif
Anti HCV Non reaktif
Fungsi Tiroid
FT4 1.62 0.8-2.0 mg/dl
TSH 0.005 0.3-6.2 ml U/l
Tabel 2 Pemeriksaan Laboratorium saat Pasien dikonsul
USG Abdmen
(06/07/2022)
- Pielonefritis Kronis Bilateral
- Tidak tampak urolitiasis
- Kista ginjal kanan
- Hepatomegali et causa Liver Congestive
- Cystitis
Echocardiography
(08/07/2022)
- Severely abnormal LV systolic function, EF 29% (TEICH)
- Normal RV systolic function, TAPSE 24 cm
14
- Hypokinetic segmental
- Mild PR
- Mild Secondary MR
- eRap: 8
CT Scan Kepala
(08/07/2022)
- Iskemik region parietal kanan
- Suspek kalsifikasi vena jugularis kanan
2.2.3. Assesment
Status Metabolik:
(07/07/2022)
- Anemia metabolic hipokrom (8.7 8.1)
- Leukositosis (15440 8540)
- Deplesi berat system imun (270 640)
- Peningkatan NLR (56.3 11.06)
- Penurunan Fungsi Ginjal (226/4.21 322/13)
- Gangguan metabolisme karbohidrat (8.5)
- Perbaikan hiperglikemia (115 277)
- Perbaikan hiperkalemia (4.1 5.4)
- Perbaikan hiperglikemia (115 277)
(06/07/20220)
Hipoalbuminemia Ringan (3.2)
(05/07/20220)
Asidosis Metabolik Terkompensasi sebagian
15
Permasalahan :
Aktual :
1. Malnutrisi
2. Pneumothoraks spontan + TB paru relaps (Infeksi)
3. Penurunan Fungsi Ginjal
4. Peningkatan enzim transaminase
5. Hipoalbuminemia
6. Deplesi sistem imun
7. Peningkatan prokalsitonin dan CRP (Inflamasi)
Potential :
1. Fungsi sistem imun menurun sehingga memperberat infeksi dan inflamasi
2. Status Gizi semakin menurun
3. Masa Rawat memanjang
4. Meningkatkan morbiditas dan mortalitas
Perencanaan
Tujuan penatalaksanaan gizi pada pasien ini adalah:
1. Memberikan terapi nutrisi sesuai dengan kondisi umum pasien serta untuk
menjamin asupan adekuat sesuai kebutuhan pasien
2. Memperbaiki status gizi sehingga sistem imunitas pasien membaik dan dapat
membantu melawan infeksi
3. Melakukan penatalaksanaan nutrisi terhadap kondisi imbalans elektrolit, dan
hipoalbuminemia pada pasien
4. Memberikan suplementasi makro/ mikronutrien yang sesuai dengan kebutuhan
pasien
5. Melakukan edukasi terhadap pasien mengenai pentingnya nutrisi terutama pada TB
paru yang disertai komplikasi guna membantu perbaikan kondisi pasien, dan
mencegah perburukan penyakit serta mortalitas.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menentukan rencana
terapi gizi selanjutnya
7. Meningkatkan kualitas hidup pasien
Penatalaksanaan
Kebutuhan Energi menggunakan formula Harris Bennedict:
Kebutuhan Energi Basal (KEB) : 1228 kkal
16
Kebutuhan Energi Total (KET) : 1916 ~ 1900 kkal
Terapi Gizi
Terapi gizi 1900 kcal dengan komposisi makronutrien:
Protein : 1,2 gr/kgBBI/hr = 58.8 gr (12.35%)
Karbohidrat : 50% = 237,5 gr
Lemak : 35,5% = 79.5 gr
Terapi Nutrisi diberikan 60% KET (1140 kkal) via oral berupa:
Makanan lunak standar ad libitum
ONS nefrisol 3x130 kkal
Ekstra putih telur 37,5 kkal
Virgin Coconut Oil 320 kkal
Via Parenteral berupa :
Nefrosteril 250 mll/24 jam/ Intravena (TS Ginjal Hipertensi)
Jumlah, jenis dan komposisi diet dapat berubah sesuai kondisi dan toleransi pasien dan
akan ditingkatkan bertahap hingga kebutuhan energi tercapai.
Kebutuhan cairan 1000 ml/ 24 jam + produksi urin/24 jam
Suplementasi via oral:
Zinc 20mg/24 jam
B complex 2 tablet/8 jam
Onoia 2 kapsul/8 jam
Monitoring dan evaluasi:
Pemantauan dilakukan setiap hari dan secara berkala. Pemantauan dilakukan terhadap
kondisi klinis dan nilai laboratorium pasien. Kondisi klinis yang dinilai antara lain
tingkat kesadaran, tanda vital, keluhan umum, kemampuan toleransi saluran cerna,
asupan harian serta keseimbangan cairan. Hasil laboratorium dipantau secara berkala.
Untuk darah rutin dan pemantauan kimia darah dilakukan setiap 1 minggu sekali.
Pengukuran lingkar lengan atas dan kekuatan handgrip dilakukan setiap 1 minggu
sekali.
Melakukan evaluasi terhadap fungsi saluran cerna, hipoalbuminemia, gangguan
keseimbangan elektrolit, kemudian menyesuaikan dengan preskripsi yang diberikan
serta memantau keberhasilan terapi melalui gejala klinis dan parameter laboratorium.
Kerjasama dan komunikasi yang baik pada keluarga, dokter penanggung jawab
pasien, perawat, dan dietisen agar preskripsi diet dapat terlaksana.
17
Edukasi pada keluarga:
- Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
yang diberikan secara bertahap, yang disesuaikan dengan kondisi dan penyakit
pasien.
- Memberikan pengetahuan tentang peranan mikronutrien pada pasien pasien, dan
menganjurkan untuk rutin mengonsumsi suplementasi yang diberikan secara
teratur.
- Memberikan edukasi pada keluarga pasien agar dapat berperan aktif memberikan
motivasi dan dukungan moril kepada pasien.
Bagian Jantung
IVFD NaCl 0,9% 500cc/24 jam/ intravena
Cedocard 11mg/jam/Syringe pump
Lasix 40mg/12 jam/ Intravena
Digoxin 0.225mg/24 jam/ oral
Atorvastatin 20mg/24 jam/oral
Candesartan 4 mg/ 24 jam/ oral
Kalitake 1 sachet/ 12 jam/ oral
Bagian Ginjal Hipertensi
Diet rendah protein 0.6-0.8 gr/ hari
Diet rendah kalium, fosfat dan purin
Diet rendah natrium < 2 gr/ kgBB/ hari
18
Nefrosteril 250 cc/ 24 jam/ intravena
Bagian Bedah Thoraks Kardiovaskular
Insersi Double Lumen Catheter (07/07/2022)
Bagian Neurologi
Citicolin 250 mg/ 112 jam/ intravena
Mecobalamin 500mcg/ 24 jam/ intravena
Pletaal 50mg/ 24 jam/ oral
19
ENERGI
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
PROTEIN
120
100
80
60
40
20
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
20
KARBOHIDRAT
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
LEMAK
140
120
100
80
60
40
20
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
e. Antropometri
21
Monitoring antropometri yang dilakukan adalah Lingkar lengan atas. Selain itu,
dilakukan pula pengukuran handgrip untuk mengetahui kapasitas fungsional dari
pasien.
HAR HG strength
I LLA (cm) (kg)
0 28 14,2
7 23 14,4
14 28 15
21 19,8 15
28 20 16
35 20 16,3
42 20,2 18,2
Tabel 4. Pengukuran Lingkar Lengan Atas dan Handgrip Strength
Chart Title
25
20
15
10
0
0 7 14 21 28 35 42
22
f. Parameter Laboratorium
JENIS
05/07/2022 06/07/2022 07/07/2022 09/07/2022 21/07/2022 22/07/2022 23/07/2022 NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Hb 8.1 8.7 10.6 12,0-16,0gr/dl
MCV 79.6 78.7 78.8 80-100
MCH 26.6 26.1 26.1 27-32
MCHC 33.5 33.2 33.1 32-36
WBC 8.54 15.44 13.74 4,0-10,0.103/ul
NLR 11.06 56.3 15.53 <3
PLT 241 268 183 150.000-400.000
TLC 270 2,0-4,0.103/ul
GDS 277 143 137 341 140 mg/dl
SGOT 9 P<32U/I; LK<38
SGPT 13 P<31U/I; LK<41
Albumin 3.23 3,5-5,0 g/dl
Globulin 1,5-5 g/dl
Protein total 6,0-7,8 g/dl
Ureum 322 226 10-50 mg/dl
Kreatinin 13.41 9.21 <1,1 mg/dl
PT 14.1 10-14 detik
APTT 25.8 22-30 detik
INR 1.36
Natrium 138 133 129 136-145 mmol/l
Kalium 5.4 4.1 2.9 3,5-5,1 mmol/l
Klorida 103 99 93 97-111 mmol/l
D Dimer < 0.5 ug/ml
Bilirubin total < 1,1
Bilirubin direk < 0.30
23
Laktat darah 0.56 0,5 – 2,2 mmol/L
FT4 1.62 1.62 0.8-2.0 mg/dl
TSH 0.005 0.005 0.3-6.2 ml U/l
24
1. GDS
400
350
300
Kadar GDS (mg/dL)
250
200
150
100
50
0
7/5/2022 7/6/2022 7/7/2022 7/9/2022 7/21/2022
Grafik 6 Monitoring GDS
2. Kadar Natrium
160
140
120
Kadar Natrium (mmol/L)
100
80
60
40
20
0
7/5/2022 7/6/2022 7/7/2022 7/9/2022 7/21/2022
25
3. Kadar Kalium
5
Kadar kalium (mmol/L)
0
7/5/2022 7/6/2022 7/7/2022 7/9/2022 7/21/2022
4. Kadar Klorida
120
100
Kadar Klorida (mmol/L)
80
60
40
20
0
7/5/2022 7/6/2022 7/7/2022 7/9/2022 7/21/2022
26
BAB III
RESUME
Ny. AR 56 tahun, dikonsulkan ke Departemen Gizi 3 hari lalu oleh teman sejawat
IGD RS Labuang Baji diagnosis CHF NYHA III + DM type 2 + CKD grade 5 on HD regular
+ HHD + Chronic coronary syndrome + nodul tiroid.
Asupan makan dan minum via oral berkurang sejak 3 hari lalu karena selera makan
menurun akibat sesak dan nyeri dada. Riwayat kedua tungkai bawah bengkak 2 minggu lalu.
Saat ini bengkak hanya di tungkai bawah kiri. Batuk tidak. Mual muntah tidak. Nyeri kepala
tidak. Demam dan kejang tidak. Riwayat trauma tidak. Riwayat penurunan berat badan ada
3.5 kg dalam 1 bulan (61.5 menjadi 58) / 5.7%
Didiagnosa Diabetes melitus sejak 16 tahun lalu dan berobat rutin dengan glimepiride.
Riwayat Hipertensi ada sejak 5 tahun yang lalu dan berobat rutin dengan amlodipine 55 mg.
Riwayat Penyakit Ginjal tidak diketahui. Riwayat benjolan pada leher dirasakan sejak 5 tahun
terakhir dirasakan makin lama semakin membesar. Riwayat pengobatan rutin dengan:
Glimepiride, atorvastatin 20mg, digoxin 0.25 mg, nitrokafff 2.5 mg, candesartan 8 mg.
Riwayat Penyakit jantung dalam keluarga tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital tekanan darah 137/76 mmHg, nadi
74x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,7 oC. Pengukuran antropometri; PB: 160 cm, BBI:
55 kg, LLA: 28 cm, BB LLA: 58,8 kg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan rambut tidak
mudah tercabut, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, nasogastrik Tube tidak terpasang,
modalitas oksigen tidak terpasang, pembesaran kelenjar getah bening tidak ada, tampak leher
bagian kanan bengkak, wasting ada minimal pada seluruh extremitas, edema pitting ada.
Status gizi Moderate Protein Energy Malnutrition berdasarkan SGA.
Pada pemeriksaan laboratorium yang ditemukan selama perawatan yaitu anemia,
deplesi sistem imun, penurunan fungsi ginjal, gangguan keseimbangan elektrolit terutama
peningkatan kadar kalium, penurunan fungsi tiroid, dan peningkatan kadar gula darah.
Penatalaksanaan gizi diberikan dengan rumus Harris Benedict sebesar 1900 kkal dengan
komposisi makronutrien protein 1,2 gr/kgBBI/hari atau sebesar 12,35%, karbohidrat 50% dan
lemak 35,5%, kemudian dilakukan terapi Nutrisi dengan diberikan 60% KET (1140 kkal) via
oral berupa makanan lunak standar ad libitum, ONS nefrisol 3x130 kkal, ekstra putih telur
37,5 kkal, virgin Coconut Oil 320 kkal dan via parenteral berupa nefrosteril 250 mll/24 jam/
Intravena (TS Ginjal Hipertensi). Jumlah, jenis dan komposisi diet dapat berubah sesuai
27
kondisi dan toleransi pasien dan akan ditingkatkan bertahap hingga kebutuhan energi
tercapai. Kebutuhan cairan 1000 ml/ 24 jam + produksi urin/24 jam Suplementasi via oral
berupa zinc 20mg/24 jam, B complex 2 tablet/8 jam dan Onoia 2 kapsul/8 jam. Pada hari ke-9
perawatan, dilakukan operasi torakotomi. Selama 43 hari perawatan, gejala klinis dan status
metabolik membaik, kemudian pasien dipulangkan untuk selanjutnya dianjurkan kontrol
teratur ke Poliklinik Paru untuk kelanjutan terapi TB paru, dan Poliklinik Bedah Thoraks
Kardiovaskuler untuk kontrol luka post torakotomi.
28
BAB IV
DISKUSI
29
Gambar 5. Patomekanisme TB paru-pneumothoraks4
30
penurunan kadar hemoglobin. Induksi sintesis hepsidin di hati (terutama oleh interleukin-6
(IL-6), bersama dengan endotoksin). Hepsidin pada gilirannya mengikat ferroportin, yang
memungkinkan keluarnya besi dari makrofag retikuloendotelial dan dari sel epitel usus.
Pengikatan hepsidin menyebabkan internalisasi dan degradasi ferroportin; penyerapan zat
besi di dalam makrofag membatasi ketersediaan besi untuk prekursor eritroid. Penghambatan
pelepasan eritropoietin dari ginjal (terutama oleh interleukin1β (IL-1β) dan tumor necrosis
factor α (TNFα). Proliferasi hematopoietik yang dirangsang oleh eritropoietin pada gilirannya
akan berkurang. Penghambatan langsung proliferasi progenitor eritroid (terutama oleh TNFα,
interferon-γ (IFNγ) dan IL-1β. Augmentasi eritrofagositosis oleh makrofag retikuloendotelial
(oleh TNFα).6
Pemberian terapi nutrisi dengan kebutuhan energi 1900 kkal dan protein 1,2
gr/kgBBI/hari yang ditingkatkan menjadi 2 gr/kgBB/hari serta pemberian mikronutrient
berupa Sivit Zinc, curcuma dan Vitamin D dapat memperbaiki kondisi inflamasi penyebab
anemia pada pasien ini.
C. Hipoalbuminemia
Penyebab hipoalbuminemia dapat dibagi menjadi empat kategori umum: sintesis
albumin menurun, peningkatan kehilangan albumin, redistribusi albumin ke tempat di luar
ruang intravaskuler, dan pengenceran albumin dalam ruang intravaskuler. Beberapa faktor
mempengaruhi sintesis albumin, tetapi penurunan yang relevan secara klinis dalam produksi
biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut: gagal hati, inflamasi, atau malnutrisi kronis.
Sintesis albumin menurun sebanyak 50% setelah 24 jam puasa dan terutama dalam situasi di
31
mana malnutrisi protein mendominasi. Namun, penting untuk diketahui bahwa penurunan
kemampuan sintesis albumin dan penurunan bersamaan kadar serum albumin secara klinis
jelas pada malnutrisi kronis karena kapasitas hepatosit untuk mensintesis albumin dengan
cepat dinormalkan setelah refeeding. Pada beberapa pasien, malabsorpsi nutrisi dan
peningkatan kehilangan protein usus dapat berkontribusi terhadap malnutrisi protein kronis.7
Proses inflamasi meningkatkan produksi IL-l β, IL-6, TNF-α dan malondialdehid
(MDA) yang menyebabkan penurunan massa otot. Proses inflamasi mengaktivasi jalur
proteolisis ATP dependent ubiquitin protease intraselular dan selanjutnya protein
dihancurkan proteasom yang diregulasi TNF-α. Pasien TB menggunakan proporsi yang lebih
besar dari protein yang berasal dari makanan untuk oksidasi sehingga proporsi protein dari
makanan lebih besar digunakan sebagai sumber energi. Kegagalan sintesis protein makanan
menjadi protein endogen disebut "blok anabolik" yang merupakan salah satu mekanisme
untuk terjadinya wasting pada tuberkulosis dan inflamasi lainnya.8
Penyebab hipoalbuminemia pada pasien ini adalah asupan makan yang berkurang,
adanya proses inflamasi dan blok anabolik. Kadar albumin saat dikonsul adalah 2,8 gr/dl dan
pada saat pulang 3,2 gr/dL. Intervensi gizi yang diberikan pada pasien untuk mengatasi
hipoalbuminemia adalah dengan pemberian asupan tinggi protein 1.2-2 gr/kgBBI /hari sesuai
kebutuhan energi terkoreksi (100% KET) dengan target balance nitrogen +4 serta pemberian
kapsul ekstrak ikan gabus 2 kapsul/8 jam/oral. Pada pasien dengan TB, untuk mencegah
terjadinya muscle wasting, kebutuhan protein direkomendasikan adalah 15-20 % kebutuhan
energi atau 1,2-1,5 gr/kgBBI/hari.8
Pemberian ikan gabus merupakan alternatif lain sebagai sumber protein albumin karena
diketahui mengandung senyawa-senyawa penting bagi tubuh manusia diantaranya protein
yang cukup tinggi, lemak, air dan mineral (terutama zink). Zink berfungsi sebagai anti
32
oksidan yang melindungi sel-sel, mempercepat proses penyembuhan luka, mengatur ekspresi
dalam limfosit dan protein, memperbaiki nafsu makan dan stabilisasi berat badan.9
Selain itu penanganan terhadap inflamasi juga diberikan dengan memberikan
suplementasi curcuma sebagai anti inflamasi. Asupan protein pada pasien ini diperoleh dari
makanan lunak dengan lauk hewani dan nabati, susu nefrisol, putih telur dan juga dibantu
dengan pemberian parenteral suplementasi yaitu kalbamin, nutriflex lipid peri, dan gabaxa
secara bergantian.
D. Peningkatan D-dimer, CRP dan Prokalsitonin
Pada penderita TB paru dapat terjadi imunodefisiensi sekunder akibat defisiensi
mikronutrien berupa defisiensi zinc, vitamin A dan selenium. Hal ini menyebabkan
penurunan aktivitas fagositosis dan mengurangi jumlah sel T di sirkulasi. Zinc memiliki
peranan penting dalam kontribusi makrofag terhadap pertahanan tubuh di lokasi infeksi.
Defisiensi vitamin A berpengaruh terhadap fungsi normal dari limfosit B dan T, aktivasi
makrofag, pertahanan mukosa dan epitel serta respon antibodi. Vitamin A dapat menghambat
multiplikasi basil virulen pada kultur makrofag manusia. Selenium memiliki fungsi penting
dalam pertahanan proses imun dan berperan penting dalam pembersihan patogen. Selenium
juga merupakan bagian penting dari enzim antioksidatif seperti glutation peroksidase yang
berfungsi melindungi sel dari kerusakan oksidatif.10
Respons peradangan sistemik, yang terjadi sebagai akibat dari infeksi, dapat
memberikan tuntutan metabolisme tinggi pada pasien dan menyebabkan defisiensi nutrisi
penting. Sitokin pro-inflamasi mengatur respon terhadap infeksi dan sangat penting untuk
respons kekebalan normal. Namun, tingginya tingkat peradangan yang disebabkan oleh
produksi sitokin pro-inflamasi dapat memberikan efek imunosupresif.10
Pada pasien, didapatkan adanya peningkatan kadar D-Dimer, CRP kumulatif dan
prokalsitonin sebagai penanda inflamsi sebagai respon tubuh terhadap reaksi inflamasi dan
penekanan anti oksidan yang terjadi.. Hal ini menunjukkan bahwa proses inflamasi masih
berlangsung. Pemberian mikronutrien seperti vitamin B, C, D dan Zink dapat merangsang
peningkatan sistem imun sehingga dapat memperbaiki reaksi inflamasi yang terjadi.10
33
Gambar 8 Patofisiologi Deplesi Sistem Imun Pada TB Paru10
34
Adanya penurunan berat badan. Pasien mengeluhkan penurunan berat badan kurang
lebih 20 kg (33%).
Pemeriksaan Lingkar Lengan Atas 19,5 cm dimana kriteria Moderate protein energy
malnutrition lingkar lengan atas 19,5 – 21,9 cm.
Adanya kehilangan massa otot. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya minimal
LOSF dan minimal wasting pada ekstremitas.
Adanya penurunan kekuatan genggaman tangan / handgrip strength. Kapasitas
fungsional yang berkurang pada pasien ini diukur dengan handgrip dynamometry dengan
hasil 14 kg (week).
Gizi buruk dapat memperlemah kekebalan tubuh, sehingga mudah terjadi infeksi TB.
Hal ini bisa terjadi melalui beberapa jalur 1) defisiensi zat gizi menyebabkan atrofi jaringan
tymus sehingga menurunkan produksi dan maturasi sel T, 2) defisiensi zat gizi dan protein
menurunkan fungsi sel T dalam menghasilkan IL2 dan IFN-γ yang penting dalam aktivasi
makrofag, dan 3) defisiensi zat gizi terutama protein menyebabkan kompleks makrofag-
monosit cenderung meningkatkan produksi TGF-β yang bersifat immunosupresi, sehingga
meningkatkan kemungkinan TB laten berkembang menjadi penyakit aktif.10,12
Intervensi gizi yang dilakukan pada pasien ini dengan memberikan diet sesuai dengan
kebutuhan energi pasien berdasarkan rumus Harris-Benedict dengan memperhitungkan faktor
aktivitas dan faktor stres. Kebutuhan energi pasien ini 1900 kkal yang mencapai target 100 %
KET pada hari ke-11. Pemberian suplementasi mikronutrien untuk mempertahankan sistem
imun dan anti oksidan, berupa: Zivit Zinc, curcuma dan Vitamin D serta pemberian vitamin B
Comp untuk membantu proses metabolisme makronutrien.
35
Gambar 9. Patomekanisme Malnutrisi Pada Pneumothoraks TB10
36
BAB V
KESIMPULAN
1. Peningkatan kadar sitokin proinflamasi yang diturunkan dari makrofag, terutama IL-6,
selama evolusi kanker payudara, dikaitkan dengan timbulnya gejala sistemik, termasuk
anemia, anoreksia, dan kelelahan, serta gangguan perifer, jantung, dan pengecilan otot
pernapasan
2. Malnutrisi pada pasien ini disebabkan oleh kurangnya asupan, meningkatnya kebutuhan
energi, adanya proses inflamasi, dan adanya infeksi TB Paru dan paparan Covid-19
3. Nutrisi yang adekuat akan memfasilitasi proses penyembuhan serta menghindari
perburukan keadaan malnutrisi. Selain itu usaha perbaikan dan pemeliharaan status nutrisi
yang baik akan mempercepat penyembuhan, mempersingkat lama hari rawat yang berarti
mengurangi biaya rawat secara bermakna.
4. Pemberian Suplementasi mikronutrien vitamin dan mineral untuk meningkatkan sistem
imun pasien dengan pertimbangan kondisi pasien memperbaiki luaran pasien.
5. Edukasi Gizi yang sistematis dan kontinu kepada pasien dan keluarga dapat
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga akan pentingnya asupan gizi yang
optimal untuk penyembuhan luka post operasi, perbaikan kondisi klinis dan peningkatan
system imun pasien untuk melawan reaksi inflamasi yang terjadi.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Follow Up Harian Selama Perawatan
S Asupan Via Oral. Serak Asupan Via Oral. Mual Ada. Asupan Via Oral, Sesak Nafas Ada,
Berkurang. Mual Ada. Muntah Muntah Tidak. Kadang Batuk Nyeri Tempat Pemasangan WSD.
Ada 1x. Kering dan Kadang Sesak.
BAB : Belum
BAB : Kemarin Malam, BAB : Kemarin Sudah, BAK : Via Tampung
Konsistensi Keras Konsistensi Keras.
BAK : Via Tampung, ± 2000ml/ BAK : Via Tampung, ± 1200ml/
24 Jam, Kuning. Kuning Jernih.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 98/70 Mmhg
TD = 160/70 Mmhg TD = 100/60 Mmhg N = 80 X/Menit
N = 90 X/Menit N = 84 X/Menit RR = 25 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit S = 37, ᵒ C
S = 36 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C SPO2 = 98%
SPO2 = 90% Nasal Canula SPO2 = 98% Nasal Canula/ 4
Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral :
Food Recall 24 Jam Via Oral: E : 1425 Kkal (35%)
E : 775,22 Kkal (40,69%) Food Recall 24 Jam Via Oral: P : 36,8 Gr (11,37%)
P : 31,18 Gr (16,12%) E : 1302 Kkal (68.57%) KH : 209,2 Gr (62%)
KH : 123,57 Gr (63,54%) P : 33,8 Gr (10,37%) L : 43 Gr (27,3%)
L : 15,3 Gr (17,8%) KH : 203,72 Gr (67.41%) Lab : -
L : 39 Gr (26.9%)
Lab : - Lab : -
39
A Status Metakolik : Peningkatan Status Metakolik: Status Metakolik :
Fungsi Ginjal (37/1)
(18/10/21) (18/10/21)
(18/10/21) - Peningkatan Enzim - Peningkatan Enzim Transaminase
- Peningkatan Enzim Transaminase (103/140 ( 103/100)
Transaminase (103/140
T9-257) - Peningkatan diamer (3 13)
54/157)
- Peningkatan diamer (3,09 - Peningkatan Hiponatremia
- UUN = 8.8 N=-7
13) (0.16 1,84)
- Peningkatan diamer (3,09 - Hiponatremia Ringan (3,3)
- Peningkatan Hiponatremia
13) - UUN= 8 BN = -7 (Target BN
(0.16 1,84)
- Peningkatan Hiponatremia 9+1)
- Hiponatremia Ringan (3,3)
(0,16 1,84) - UUN= 8 BN = -7 (Target BN
- Hiponatremia Ringan (3,3) 0) (15/10/21)
- Hiponatremia Ringan (3,1)
P KEB (HB) = 1212,32 Kkal KEB (HB) = 1212,32 Kkal KEB (HB) = 1212,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal (1.2/1.3)
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,4 Gr/Kgbbi/Hr =
Protein = 1,3 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,3 Gr/Kgbbi/Hr = 86,25gr (18,11 %)
74,88gr (15,78 %) 74,88gr (17,76 %) KH 50 % = 217,5gr
KH 50 % = 237,5gr KH 50 % = 237,5gr Lemak 31,8 % = 67,24gr
Lemak 34 % = 72,28gr Lemak 34 % = 72,28gr
S Asupan Via oral, Sesak Asupan via oral, sesak Asupan via oral dan parenteral
berkurang, batuk sesekali, nyeri berkurang, Batuk Sesak, lendir sudah dapat OAT. Sesak berkurang.
40
tempat pemasangan WSD. ada. Mual jika malam. Riwayat minum OAT 3 tahun lalu.
BAB : Sudah tadi pagi BAB : via toilet, sudah WSD : Tidak ada
BAK : via tampung, ± 2000ml/ berkurang BAB : Sudah kemarin 1x
24 jam, kuning. BAK : via tampung ± 1800ml/ konsistensi kuning normal
24 jam, bening. BAK : via toilet, 4-5 x sehari lancar
kuning.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 100/90 Mmhg
TD = 98/70 Mmhg TD = 120/90 Mmhg N = 73 X/Menit
N = 80 X/Menit N = 84 X/Menit RR = 20 X/Menit
RR = 25 X/Menit RR = 20 X/Menit S = 36,2 ᵒ C
S = 36,7 ᵒ C S = 36,5 ᵒ C SPO2 = 98% Nasal Canula/ 4 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2
Food Recall 24 Jam Via Oral : Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral dan
E : 485 Kkal (25,52%) PN (Karbo 500ml)
P : 18,71 Gr (15,43%) Food Recall 24 Jam Via Oral : E : 175+182,26 =1939,26 Kkal
KH : 84,5 Gr (69,69%) E : 1881 Kkal (99%) (102%)
L : 7,25 Gr (73,45%) P : 51,35 Gr (10,92%) P : 12,92+45,57 =98,49Gr (17,41%)
Lab : KH : 25,32 Gr (55,14%) KH : 242,04+0 = 242,04 Gr
(22/10/21) L : 66,77 Gr (31,94%) (49,92%)
PT/INR/ADT 10,4/ 1/29.5 Lab : L : 62,45+0=62,45 Gr (31,8%)
diamer 1.05 (23/10/21) Lab :
HB 3,3 (25/10/21)
HB 11.9 WBC 8800 MCV/MCH
/MCHC 91/30/31 THC 206 NCR
PT/INR/NPT 10,8/1,04/36,9 Ur/Or
12/0,6 Bill Tot/Bill Direk 0,52/0,25
OT/AT 27/44, Aln 3,5 diamer 0.60
CRP 9,8 P 9,05 Na/K/Sl
1011/2,0/105 d diamer 68
41
(0,16 1,84) (1,05313) Diagnosis :
malnutrition + Pneumothorax,
spontan sekunder ec suspek TB
paru on WSD H+1 + AKI + TB
Paru relaps +
koaloagution ,Covid-19
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal (1.2/1.3)
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr =
Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = 86,25gr (18,11 %)
86,25gr (18,11 %) 86,25gr (18,11 %) KH 50 % = 237,5gr
KH 50 % = 237,5gr KH 50 % = 237,5gr Lemak 31,8 % = 67,24gr
Lemak 31,8 % = 67,24gr Lemak 31,8 % = 67,24gr
S Asupan via oral Mual kalau Asupan via oral. Sesak berkurang, Asupan via oral dan parental.
langsung makan banyak batuk berkurang Dahak tidak ada Lemas. Sesak berkurang. Batuk
WSD : tidak ada Mual tidak ada, Nyeri pada Insert kadang.
BAB : Via Toilet sudah tadi WSD WSD : Tidak ada
pagi WSD : tidak ada BAB : Via Toilet sudah tadi pagi
BAK : via tamping 5x per hari, BAB : Via Toilet 1x Konsistensi BAK : Via Toilet 5Xper hari
keluar lancar. Normal lancar
BAK : Via Toilet 5x per hari,
Keluar lancar.
42
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis ± 1500ml/24jam TD = 124/88 Mmhg TD = 70/80 Mmhg
TD = 134/90 Mmhg N = 84 X/Menit N = 80 X/Menit
N = 90 X/Menit RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit
RR = 18 X/Menit S = 36,5 ᵒ C S = 36,1 ᵒ C
S = 36,2 ᵒ C SPO2 = 99% Nasal Canula/ 2 SPO2 = 90% Nasal Canula/ 3 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2 Lpm
Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral :
Food Recall 24 Jam Via Oral : E : 1890+182,26= 1891,26 Kkal
Food Recall 24 Jam Via Oral : E : 10+182,26= 1897,25 Kkal (99,45%)
E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%) (99,6%) P : 52,9+45,17=48,47 Gr (20,26%)
P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr P : 50,7+45,57= 96,77 Gr KH : 250,2 Gr (52,3%)
(17,8%) (20,25%) L : 54,23 Gr (27,17%)
KH : 232,14+0= 232,14 Gr KH : 248,76 Gr (52,58%) Lab :
(48,7%) L : 55,04 Gr (26,17%)
L : 58,35 Gr (33.72%) Lab :
(27/10/21)
UUN = 2,58386
43
Covid-19
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada karna terlalu banyak Sesak masih. Batuk sesekali. Sesak berkurang. Batuk sesekali.
minum obat-obatan. Muntah 1x. WSD : Tidak ada Dahak tidak ada. Mual muntah
Sesak ada. Batuk sesekali. BAB : Via Toilet kemarin sudah tidak.
WSD : Tidak ada, Bubble+ada 1x normal. BAB : sudah tadi pagi normal.
BAB : Via Toilet sudah tadi BAK : Via Toilet 5-6x perhari BAK : via tampung 5-6 x perhari,
pagi lancar keluar lancar.
BAK : Via Toilet sudah
lancar,bening
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 110/80 Mmhg
TD = 121/86 Mmhg TD = 100/63 Mmhg N = 84 X/Menit
N = 103 X/Menit N = 90 X/Menit RR = 22 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 22 X/Menit S = 36,1 ᵒ C
S = 36,8 ᵒ C S = 36,6 ᵒ C SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 97% Nasal Canula/4
Lpm Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral :
E : 1725 + 82,26=147,6 Kkal
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral : (109,38%)
dan parenteral : E : 1470 + 36,45 = 1506,45 Kkal P : 52,3+45,57 = 98,47 Gr (29,8%)
E : 1725 + 182,26 = (79,3%) KH : 248,3+0= 248,3, Gr (13.1%)
1907,26Kkal (100,28%) P : 65,57+4,12 = 1506,45 Gr L : 50,1 Gr (26.2%)
P : 52,3+45,57 = 98,47 Gr (79,3%) Lab:
(20,8%) KH : 231,9+0= 231,9 Gr (1/11/21)
44
KH : 248,3+0= 248,3 Gr (61,4%) HB 11.6 WBC 7500 MCV/MCH
(53,1%) L : 27,84 Gr (16,6%) /MCHC 90/30/33 PLT 368000 TLC
L : 50,19 Gr (26,2%) Lab : - 2100 NCR 2,22 GDS 87 Ur/Or
Lab : 5,3/0,7 Bill Tot/Bill Direk 0,42/0,07
(20/10/21) OT/AT 25/19, Alb 3,7 CRP 7,2
HB 11.9 WBC 8900 OT/PT p < 0.05 NA/K/Cl
MCV/MCH /MCHC 91/30/33 137/4,2/100
PLT 348000 TLC 2246 NCR
2,64 QPS 80 Ur/Or 12/0,6 Bill
Tot/Bill Direk 0,52/0,25 OT/AT
27/44, Aln 3,54 CRP 13,8
(20/10/21)
PT/INR/NPT 10,8/1,04/36,9
diamer 0.60 Na/K/Sl
1141/3,9/105
45
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal (1.2/1.3)
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr =
Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = 86,25gr (18,11 %)
86,25gr (18,11 %) 86,25gr (18,11 %) KH 45 % = 213,7gr
KH 50 % = 237,5gr KH 45 % = 213,7gr Lemak 36,68 % = 77,81gr
Lemak 31,8 % = 67,24gr Lemak 36,68 % = 77,81gr
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Sesak berkurang. Batuk sesekali. Mual ada jika makan. Muntah Mual berkurang. Sesak berkurang.
Mual muntah tidak. tidak. Batuk sesekali. Sesak WSD : Berkurang Urolasi 10cm,
BAB : Sudah kemarin, masih tapi berkurang. Bubble 0,85
Konsistensi normal WSD : Bubble minimal BAB : sudah kemarin normal. Via
BAK : via tampung 6x sehari, BAB : sudah kemarin normal toilet normal
lancar Via Toilet BAK : via tampung, ±1800ml/24
BAK : Via tampung ± 2000ml jam, kuning
per hari kuning
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 120/80 Mmhg
TD = 100/72 Mmhg TD = 115/70 Mmhg N = 85 X/Menit
N = 92 X/Menit N = 80 X/Menit RR = 23 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 22 X/Menit S = 36,7 ᵒ C
S = 36,3 ᵒ C S = 36,8 ᵒ C SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 98% Nasal Canula/ 4
Lpm Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral dan
parenteral :
Food Recall 24 Jam Via Oral : Food Recall 24 Jam Via Oral E : 1459 + 182,26 = 1676 Kkal
E : 1725 + 82,26=1902 Kkal dan parenteral : (92,84%)
(109,2%) E : 1415 + 182,25 =1542,26 P : 40,7 + 45,17 = 86,27 Gr
P : 52,3+45,57 = 98,47 Gr Kkal (88,73%) (21,7%)
(29,8%) P : 42,3+45,57 = 87,87 Gr (23%) KH : 2,04,5+0= 204,5 Gr (49,1%)
KH : 248+0= 248, Gr (13%) KH : 232,14+0= 232,14 Gr L : 47,2 Gr (28,8%)
L : 50,1 Gr (26.3%) (50,2%) Lab :
46
Lab : - L : 44,14 Gr (26,3%) (5/11/21)
Lab : - PT/NC/NPT 10,7/6.03/29.4 d
diamer 0.25
paru klinis KRS tambahan status paru klinis KRS tambahan status
HIV non reaktif OAT Kategori 1 HIV non reaktif OAT Kategori 1
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) =1131,6
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1800 kkal+200 kkal
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,1 Gr/Kgbbi/Hr = 81,9gr
Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = (16,2 %)
86,25gr (18,11 %) 86,25gr (18,11 %) KH 45% = 225 kkal
KH 45 % = 213,7gr KH 45 % = 213,7gr Lemak 38,8% = 86,22gr
Lemak 36,68 % = 77,81gr Lemak 36,68 % = 77,81gr
47
07/11/21 (H-19) 08/11/21 (H-21) 10/11/21 (H-22)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada, muntah tidak, sesak Porsi makan berkurang dan Sesak berkurang. Batuk kadang.
berkurang. Batuk sesekali, malas makan. Mual ada. Muntah Mual berkurang
WSD : tidak ada, Bubble : ada tidak. Sesak berkurang, batuk WSD : produksi tidak ada
BAB : sudah tadi pagi normal kadang. Bubble : normal ada
BAK : via tampung ± WSD : produksi tidak ada BAB : sudah kemarin via toilet
1800ml/24 jam, kuning BAB : via toilet kemarin sudah normal
normal BAK : via tampung ±
BAK : via tampung ± 1400ml/24 jam, kuning
1700ml/24 jam
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 120/80 Mmhg TD = 120/77 Mmhg TD = 134/90 Mmhg
N = 85 X/Menit N = 100 X/Menit N = 90 X/Menit
RR = 23 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 18 X/Menit
S = 36,7 ᵒ C S = 36,6 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2 SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2
Lpm Lpm Lpm
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
dan parenteral : dan PN ( dan parenteral:
E : 1459 + 182,26 = 1676 Kkal E : 1270 + 182,26 Kkal = E : 1451.5 +182,26 =1633Kkal
(92,84%) 1412,26 kkal (172,6%) (84,68%)
P : 40,7 + 45,17 = 86,27 Gr P : 48,7 +45,17 = 93,17 Gr P : 62,5+45,57 = 108,08 Gr
(21,7%) (21,7%) (26,4%)
KH : 2,04,5+0= 204,5 Gr KH : 235,2+0= 235,2 Gr KH : 246,14+0= 246,14 Gr
(49,1%) (64,6%) (60,22%)
L : 47,2 Gr (28,8%) L : 15,9 Gr (47%) L : 17.35 Gr (9.56%)
Lab : Lab : Lab : -
(5/11/21) (7/11/21)
PT/NC/NPT 10,7/6.03/29.4 d NA/K/Cl 138/4/103
diamer 0.25
48
0,72)
(01/11/21) (01/11/21)
(01/11/21) - Peningkatan CRP (10,5) - Peningkatan CRP (10,5)
- Anemia mn (11,9)
- Peningkatan CRP (0,8 €148,5) - (27/10/21) - (27/10/21)
UUN = 2 BN= +TAK untuk UUN = 2 BN= +TAK untuk
target BN+4 target BN+4
Diagnosis :
Moderate, protein energi Diagnosis : Diagnosis :
malnutrition + Pneumothorax, Moderate, protein energi Moderate, protein energi
spontan sekunder ec suspek TB malnutrition + Pneumothorax, malnutrition + Pneumothorax,
paru on WSD H-23 TB Paru spontan sekunder ec suspek TB spontan sekunder ec suspek TB
Kronis Bronkhialis on oAT paru on WSD H-23 TB Paru paru on WSD H-23 TB Paru
Katergori 1 Pase intensif H-15 Kronis Bronkhialis on oAT Kronis Bronkhialis on oAT
status HIV non reasure + Katergori 1 Pase intensif H-17 Katergori 1 Pase intensif H-13
koaloagution, Covid-19 status HIV non reasure + status HIV non reasure +
koaloagution, Covid-19 koaloagution, Covid-19
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada, muntah ada kemarin Mual adaberkurang. Muntah Mual berkurang. Muntah tidak.
1x. Sesak tidak. Batuk kadang. tidak ada. Batuk sesekali. Sesak Batuk sesekali. Sesak tidak.
WSD :Bubble : ada minimal tidak. WSD : produksi tidak ada
urogulasi WSD : bubble ada minimal Bubble negatif
BAB : sudah kemarin normal urogulasi ±10cm BAB : sudah kemarin
BAK : via tampung ± BAB : sudah kemarin 1x BAK : via tampung ±
1500ml/24 jam, kuning normal 1200ml/24 jam
BAK : via pispot 4x @ 350ml=
49
± 1400ml/24 jam
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 112/82 Mmhg TD = 120/80 Mmhg TD = 111/80 Mmhg
N = 90 X/Menit N = 82 X/Menit N = 100 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit
S = 36,2 ᵒ C S = 36,5 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C
SPO2 = 99% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 98% SPO2 = 49% tanpa meclalited
Lpm
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
Food Recall 24 Jam Via Oral dan parenteral : dan parental :
dan parenteral : E : 1261,3 + 97,13 = 1352,43 E : 1231,3 + 97,13 = 1328,43
E : 480 + 362,26 = 1342,26 Kkal (67,7%) Kkal (66,41%)
Kkal ( 67,12%) P : 50,35+22,78 = 73,13 Gr P : 50,7 + 22,78 = 73,48 Gr
P : 48,41+45,57 = 134,48 Gr (21,63%) (24,59%)
(28%) KH : 230,48+0= 230,48 Gr KH : 231,5+0= 231,5 Gr
KH : 156,4+0= 156,4 Gr (52,17%) (53,7%)
(46,6%) L : 17,42 Gr (27,47%) L : 16,9+20=36,9 Gr (24,27%)
L : 36,35 Gr (24,32%) Lab : Lab : -
Lab : Alb = 3,6
UUN = 7
50
Kronis Bronkhialis on oAT
Katergori 1 Pase intensif H-14
status HIV non reasure +
koaloagution, Covid-19
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada berkurang. Muntah Mual ada bekurang. Batuk Mual tidak ada. Muntah tidak.
tidak. Batuk sesekali. Sesak sesekali. Muntah tidak. Batuk sesak tidak
tidak. WSD : tidak ada produksi WSD : produksi tidak ada
WSD : tidak produksi Bubble : bubble ada minimal Bubble minimal
ada minimal BAB : sudah tadi pagi normal BAB : via toilet kemarin sudah
BAB : sudah kemarin normal BAK : vita tampung 3-4x normal
BAK : via tampung 4x perhari ± perhari BAK : via tampung 3x lancar
1350ml/24 jam.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis ± 1500ml/24jam
TD = 110/90 Mmhg TD = 150/80 Mmhg TD = 114/85 Mmhg
N = 84 X/Menit N = 84 X/Menit N = 100 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 22 X/Menit
S = 36,8 ᵒ C S = 36,4 ᵒ C S = 36 ᵒ C
SPO2 = 98% tanpa medical SPO2 = 98% tanpa medical
51
(15,56%) Lab =
L : 38,1 + 50 = 88,1 Gr (11/11/21)
(33.63%) HB 12,8 PT/INR/NPT
Lab :- 105/1,01/30,1 WBC 8500
MCV/MCH/MCHC 89/30/34
PLT 287000 NCR 2,2 TLC
2414 CDS 33 UR/CR 2,1/0,5
OT/PT 32/24 Alb 4,5 NA/K/Cl
129/4,9/102
52
18/11/21 (H-30) 19/11/21 (H-31) 20/11/21 (H-32)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Muntah tidak. Lemas ada. Batuk Mua muntah tidak. Batuk Mual tidak ada. Muntah tidak.
sesak tidak. Kurang nafsu sesekali. Sesak tidak. Batuk sesak tidak
makan. Perut terasa penuh. WSD : tidak ada produksi WSD : produksi tidak ada
WSD : produksi tidak ada bubble ada minimal Bubble minimal
bubble ada minimal BAB : sudah kemarin via toilet BAB : via toilet kemarin sudah
BAB : sudah kemarin via toilet BAK : vita tampung normal
BAK : via tampung 4x perhari BAK : via tampung 3x lancar
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis ± 1500ml/24jam
TD = 110/90 Mmhg TD = 150/80 Mmhg TD = 114/85 Mmhg
N = 84 X/Menit N = 84 X/Menit N = 100 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 22 X/Menit
S = 36,8 ᵒ C S = 36,4 ᵒ C S = 36 ᵒ C
SPO2 = 98% tanpa medical SPO2 = 98% tanpa medical
53
(07/11/21) (07/11/21) (07/11/21)
- Anemia mn (11,5 11,6) - Anemia mn (11,5 11,6) - Anemia mn (11,5 11,6)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via parenteral
Muntah tidak. Lemas ada. Batuk Mua muntah tidak. Batuk dipuasakan sementara karena
sesak tidak. Kurang nafsu sesekali. Sesak tidak. mau operasi..
makan. Perut terasa penuh. WSD : tidak ada produksi WSD : Bubble ada urgolasi ada
WSD : produksi tidak ada bubble ada minimal BAB : belum 2 hari
bubble ada minimal BAB : sudah kemarin via toilet BAK : via tamping, ±
BAB : sudah kemarin via toilet BAK : vita tampung 1200ml/24jam kateter
BAK : via tampung 4x perhari
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 134/90 Mmhg TD = 134/90 Mmhg TD = 134/90 Mmhg
N = 90 X/Menit N = 90 X/Menit N = 90 X/Menit
54
RR = 18 X/Menit RR = 18 X/Menit RR = 18 X/Menit
S = 36,2 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C
Food Recall 24 Jam Via Oral : Food Recall 24 Jam Via Oral : Food Recall 24 Jam Via Oral :
E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%) E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%) E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%)
P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr
(17,8%) (17,8%) (17,8%)
KH : 232,14+0= 232,14 Gr KH : 232,14+0= 232,14 Gr KH : 232,14+0= 232,14 Gr
(48,7%) (48,7%) (48,7%)
L : 58,35 Gr (33.72%) L : 58,35 Gr (33.72%) L : 58,35 Gr (33.72%)
55
22/11/21 (H-34) 23/11/21 (H-35) 24/11/21 (H-36)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral sedikit.
Batuk sesekali. Sesak ada. Mual Batuk sesekali. Sesak ada. Mual Parenteral karena mual. Sesak
ada. Muntah tidak. ada. Muntah tidak. Lemas ada sesekali. Mual ada. Muntah
WSD : produksi ±100ml/24 jam WSD : produksi tidak ada tidak.
hemoraji BAB : via diapers belum 4 hari BAB : via diapers belum 5 hari
BAB : via diapers belum 3 hari BAK : via kateter ±1500ml/24 BAK : via kateter ±1400ml/24
BAK : via kateter jam kuning. jam.
1400ml/24jam kuning.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 113/85 Mmhg TD = 110/80 Mmhg TD = 100/70 Mmhg
N = 100 X/Menit N = 100 X/Menit N = 86 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit
S = 36,7 ᵒ C S = 37,5 ᵒ C S = 36,5 ᵒ C
SPO2 = 99% SPO2 = 99% Nasal Canula/ 2
Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral
Food Recall 24 Jam Via Oral dan PN :
dan parenteral : Food Recall 24 Jam Via Oral E : 118,75 + 412 = 530,71 Kkal
E : 101 Kkal (9,5%) dan parenteral: (26,53%)
P : 8 Gr (16,7%) E : 82,5 + 76 ,4 = 861,5Kkal P : 4,8+28 = 32,8 Gr (24,7%)
KH : 16 Gr (33,5%) (42,6%) KH : 23,4+75 = 98,4 Gr (65%)
L : 10 Gr (47,12%) P : 26+32 = 34 Gr (15,47%) L : 0,6+0=0,6 Gr (1,01%)
Lab : KH : 20+64= 84 Gr (74,46%) Lab :-
(21/11/21) L : 0+40=40 Gr (42,27%)
UUN= 9 =1 Lab:-
HB 11,2 WBC 14200
MCV/MCH/MCHV 94/30/32
PLT 208000 TCL 19811 NCR
5,9 PT/NR/NPT 11,1/1,07/28,9
UR/CR 13/0,75 SGOT/PT 22/14
Alb 2,8 NA/K/Cl 139/3,8/104
56
- Anemia mn (11,311,5 - Anemia mn (11,311,5 - Anemia mn (11,311,5
S Asupan via parenteral karena Asupan via oral. Muntah sedikit Asupan via oral dan Parenteral
mual. Nyeri pada luka bekas karena mual. Nyeri pada bekas Mual ada. Muntah ada. Nyeri
operasi. Mual ada. Muntah tidak luka operasi pada tempat bekas operasi
BAB : belum 6 hari BAB : belum 1 minggu BAB : belum 7 hari
BAK : via kateter BAK : via kateter ±1500ml/24 BAK : via kateter ±14500ml/24
1800ml/24jam jam kuning. jam. kuning
57
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 115/82 Mmhg TD = 130/80 Mmhg TD = 100/60 Mmhg
N = 77 X/Menit N = 88 X/Menit N = 87 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit
S = 36,9 ᵒ C S = 36,8 ᵒ C S = 36,8 ᵒ C
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
dan PN : dan PN: dan PN:
E : 2254+452 = 637 Kkal E : 225+492= 717 Kkal E : 225 + 412 = 637 Kkal
(31,01%) (35,85%) (31,85%)
P : 6,8+28 = 34,8 Gr (27,58%) P : 6,8+48 = 54,8 Gr (30,75%) P : 6,8+28 = 34,8 Gr (30,85%)
KH : 12,4+75= 87,4 Gr (64,8%) KH : 12,4+75= 87,4 Gr (60,9%) KH : 12,4+79= 87,4 Gr
L : 0,6+0= 0,6 Gr (0,84%) L : 0+6 = 6Gr (7,53%) (60,88%)
Lab :- Lab : - L : 0,6+0= 0,6 Gr (18,47%)
Lab:-
Diagnosis : Diagnosis :
Moderate, protein energi Moderate, protein energi Diagnosis :
malnutrition + thorax coromi ec malnutrition + PoH 6 Moderate, protein energi
H-3 Pneumothorax anemia Pneumothorax anemia mentor malnutrition + PoH 8
mentor sekunder ec TB paru sekunder ec TB paru clinis Pneumothorax sm sekunder ec
clinis kronis kambuh on OAT on kronis kambuh on OAT TB paru clinis kronis kambuh on
WSD + pistel. Kategarogi 1 pase intensif on OAT Kategarogi 1 pase intensif
WSD + pistel. 29 hari on WSD 43 hari +
58
furomkutosis
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan Parenteral
Mual ada. Lemas ada. Nyeri Asupan via oral mulai Mual ada berkurang. Muntah
pada luka bejas operasi. Muntah meningkat. tidak (sedikit).
tidak WSD : tidak ada produksi BAB : belum 3 hari
BAB : sudah kemarin normal BAB : belum 2 hari BAK : via diapers pispot.
BAK : via kateter BAK : via kateter ±1500ml/24
1450ml/24jam. kuning jam
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
dan perateral : dan PN : dan PN :
E : 170 + 492 = 662 Kkal E : 558,75 + 592 = 3150 Kkal E : 705 + 492= 1197 Kkal
(33,1%) (57,57%) (59,05%)
P : 2,8 + 48 =50,8 Gr (33,1%) P : 52,6+28 = 90,6 Gr (26,11%) P : 24,8+48 = 70,4 Gr (21,33%)
KH : 37,4+75= 112,4 Gr KH : 74,8+75= 149,8 Gr KH : 126,4 + 75= 204,4 Gr
(67,01%) (52,07%) (66,3%)
L : 0.6+0=0,6 Gr (0,81%) L : 24,2+20 = 44,2Gr (34.56%) L : 12,6+0=12,6 Gr (9,47%)
Lab: - Lab : - Lab :
(29/11/21)
HB 10,6 WBC 10800
59
MCV/MCH/MCHC 91/30/33
PLT 457000 NCR 3,6 TLC
2138
A Status metakolik : Status metakolik : Status metakolik :
(21/11/21) (21/11/21) (29/11/21)
- UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target - UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target - Anemia mn (10,611,3
BN +2 BN +2 11,5)
- Anemia mn (11,311,5 - Anemia mn (11,311,5
11,6) 11,6)
- Peningkatan NCR (5,9) - Peningkatan NCR (5,9)
(21/11/21)
- Hiponatremia sedang (2,8 - Hiponatremia sedang (2,8
- UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target
4,5 3,8) 4,5 3,8)
BN +2
- Hiponatremia sedang (2,8
(01/11/21) (01/11/21) 4,5 3,8)
- Peningkatan CRP (10,5) - Peningkatan CRP (10,5)
(11/11/21)
- Peningkatan CRP (10,9)
Diagnosis : Diagnosis :
Moderate, protein energi Moderate, protein energi Diagnosis :
malnutrition + PoH 10 thorax malnutrition + PoH 11 Moderate, protein energi
coromi ec H-3 Pneumothorax teracoromy + Pneumothorax malnutrition + PoH 12
anemia mentor sekunder ec TB sekunder ec TB paru clinis Pneumothorax sm sekunder ec
paru clinis kronis kambuh HIV kronis kambuh on OAT TB paru clinis kronis kambuh on
non Reactive on OAT Kategori Kategori 1 fase intensif 46 hari OAT Kategarogi 1 pase intensif
1 fase intensif 31 hari + + furokolosis 33 hari on WSD 47 hari +
furokolosis furomkutosis
60
2/12/21 (H-41)
S Asupan via oral dan parenteral. Mual
berkurang. Muntah tidak ada.
BAB : belum 4 hari
BAK : via diapers + via pispet
A Status metakolik :
(1/12/21)
- Hiponatremia (5,5)
- Hiponatremia sedang (2,9 2,8)
(29/11/21)
- Anemia mn (10,611,3 11,5)
- Lakositosis (10800 14200)
- Transkositosis (457000)
(21/11/21)
- UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target BN +2
(11/11/21)
- Peningkatan CRP (10,9)
Diagnosis :
Moderate, protein energi malnutrition +
61
PoH 13 thorax coromi ec H-3
Pneumothorax anemia mentor sekunder
ec TB paru clinis kronis kambuh HIV
non Reactive on OAT Kategori 1 fase
intensif 34 hari + furokolosis perbaikan
62