Oleh:
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................
DAFTAR GRAFIK........................................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................................................
2.2.3 Assesment.....................................................................................................................
2.2.4 Permasalahan..................................................................................................................
2.2.5 Planning...........................................................................................................................
4.3 Hipoalbuminemia...............................................................................................................
2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR GRAFIK
6
DAFTAR SINGKATAN
TB Tuberkulosis
OAT Obat Anti Tuberkulosis
WSD Water Sealed Drainage
HIV Human Immunodeficiency Virus
SGA Subjective Global Assesment
KEB Kebutuhan Energi Basal
KET Kebutuhan Energi Terkoreksi
BB Berat Badan
PB Panjang Badan
BBI Berat Badan Ideal
LLA Lingkar Lengan Atas
BB LLA Berat Badan berdasarkan Lingkar Lengan Atas
HCU High Care Unit
TLC Total Lymphocite Count
NLR Neutrophil Lymphocite Ratio
7
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumothoraks adalah suatu kondisi di mana terdapat udara di dalam rongga pleura.
Gejala klinis pneumotoraks yang biasanya muncul seperti sesak nafas yang tiba-tiba, nyeri
dada, batuk, dan gerak nafas tertinggal pada paru yang terserang. Pneumothoraks
berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas yang cukup besar, yang dapat
dikurangi dengan diagnosis, tatalaksana dan pengobatan dini. Pneumotoraks spontan dibagi
menjadi pneumothoraks spontan primer dan pneumothoraks spontan sekunder.
Pneumothoraks spontan sekunder adalah keadaan darurat medis di mana paru-paru kolaps
dengan adanya penyakit paru-paru kronis yang mendasarinya sedangkan pneumothoraks
spontan primer tidak.1
Pneumotoraks spontan sekunder lebih umum terjadi dari pada pneumotoraks spontan
primer, dengan data epidemiologi pneumotoraks spontan di Inggris baru-baru ini
menunjukkan lebih dari 60% disebabkan oleh pneumotoraks spontan sekunder. Sekitar 60 -
80% kasus pneumotoraks spontan sekunder terkait dengan PPOK atau emfisema paru.
Penyebab lain pneumotoraks spontan sekunder termasuk penyakit paru interstisial seperti
fibrosis paru idiopatik, penyakit menular seperti tuberkulosis dan pneumonia, dan kanker
paru primer/ metastasis.1
Pneumothorax yang terjadi pada pasien TB paru adalah suatu komplikasi.
Pneumothorax spontan sekunder akibat TB paru terjadi karena pecahnya bleb yang berada di
subpleura viseralis dan sering ditemukan di daerah apex lobus superior dan inferior paru.
Keadaan ini terdapat pada proses pneumothorax sekunder, dimana terjadi rupture pada lesi
paru yang terletak dekat permukaan pleura sehingga udara inspirasi memperoleh akses ke
rongga pleura. Pasien dengan pneumotoraks spontan sekunder dari MTB aman diobati
dengan drainase pleura selama rata-rata 13 hari (berkisar dari 4 - 54 hari). 28% pasien
memerlukan pembedahan salah satunya torakotomi untuk kebocoran udara yang persisten,
seperti yang dilakukan pasien ini.1
Tuberkulosis dan malnutrisi mempengaruhi dan memperparah keberadaan satu sama
lain. Dalam negara-negara berkembang, hampir sepertiga dari populasinya kekurangan gizi
dan akibatnya memiliki kekebalan yang lebih lemah, yang mengarah pada insiden penyakit
menular yang lebih tinggi. Sebagian besar pasien dengan infeksi TB aktif berada dalam
8
kondisi katabolik dan mengalami penurunan berat badan serta beberapa menunjukkan tanda-
tanda kekurangan vitamin dan mineral pada saat diagnosis.3
Efek samping obat anti tuberkulosis (OAT) yang di alami seperti mual, lemas,
muntah, gangguan pencernaan, dan nyeri sendi juga dapat menurunkan nafsu makan dan
menyebabkan malnutrisi. Tujuan pemberian tata laksana gizi pada malnutrisi pada
tuberkulosis adalah mencegah terjadinya malnutrisi pada penyakit tuberkulosis dan
mempertahankan status gizi pasien dengan penyakit tuberkulosis.2,3
Pada kasus ini, akan dibahas mengenai seorang pasien perempuan berumur 31 tahun
dengan diagnosa gizi Moderate Protein Energy Malnutrition dan pneumothoraks spontan
sekunder ec tuberkulosis paru relaps on treatment yang menjalani torakotomi. Pasien datang
dengan keluhan sesak yang dirasakan semakin lama semakin berat sehingga menyebabkan
penurunan intake, peningkatan Energi Expenditure, hiperkatabolik, dan reaksi inflamasi
sehingga memerlukan terapi nutrisi yang spesifik untuk perbaikan kondisi klinik dan
perbaikan status gizi yang menunjang pengobatan.
9
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama Ny. S
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 31 Tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Agama Islam
Status Perkawinan Menikah
Alamat Bone
Nomor Rekam Medik 949963
Tanggal Masuk Rumah Sakit 12 Oktober 2021
Tanggal Konsul 20 Oktober 2021
Tanggal Pemeriksaan 20 Oktober 2021
Tanggal dijadikan Case 23 Oktober 2021
Tanggal pasien operasi torakotomi 20 November 2021
Tanggal pasien dipulangkan 1 Desember 2021
Ruangan Infection Center Lt. 2
Diagnosis Masuk Pneumothoraks spontan sinistra + post covid
19 infection
Diagnosis Keluar Post Operasi Hari 13 Torakotomi ec
pneumothoraks sinistra spontan sekunder ec
tuberkulosis paru relaps on OAT kategori I
fase intensif hari 34 on WSD hari 42
Tabel 1. Identitas Pasien
2.2 Data Saat dijadikan Kasus
Pasien dibawa keluarga IGD RS Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan lemas
yang disertai batuk berdahak kental dan nyeri dada bila batuk. Setelah di observasi selama
2 jam dengan hasil pemeriksaan swab nasofaring “Negative”, pasien langsung dirawat di
bangsal perawatan Infection Centre lantai 2 sampai sekarang.
10
Gambar 1. Kondisi Pasien saat dikonsul
11
Riwayat dipasang WSD saat masuk Rumah Sakit. Riwayat dirawat di Infection Center
selama 5 hari. Riwayat dipindahkan ke Lontara 1 HCU 1 hari lalu. Mengkonsumsi OAT
secara rutin selama 6 bulan di RS Bone sampai tuntas 4 tahun lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi tidak ada. Diabetes mellitus tidak ada. Kontak erat dengan penderita TB paru
tidak diketahui.
Riwayat Terapi :
4 tahun lalu pasien didiagnosa TB paru dan mengkonsumsi OAT selama 6 bulan sampai
tuntas. 8 hari lalu pasien dibawa ke IGD RS Wahdiin Sudirohusodo dengan keluhan
sesak, dari hasil pemeriksaan didiagnosa pneumothoraks spontan dan dilakukan
pemasangan WSD. 7 hari lalu, dilakukan swab PCR dan didapatkan hasil positif,
sehingga pasien dipindah rawat ke bangsal Infection Center. Setelah 5 hari dirawat,
pasien dinyatakan negatif PCR dan pasien dipindah rawat ke Lontara 1 Atas Depan. Tadi
pagi, keluar hasil pemeriksaan sputum dan kultur dan pasien didiagnosa TB paru kasus
relaps. Pasien mulai menjalani terapi dengan OAT sejak hari ini.
Riwayat Psikososial :
Pasien seorang ibu rumah tangga, tidak merokok dan tidak minum alkohol. Pasien
merupakan perokok pasif (dari suami pasien).
Food History :
Saat sehat, pasien makan teratur 3 kali sehari, dengan 1 porsi nasi, 1 porsi lauk pauk dan 1
porsi sayur bervariasi setiap kali makan. Pasien jarang makan buah.
- 1 bulan yang lalu pasien makan ½ - ¾ porsi nasi dengan ½ porsi lauk pauk dan ½
porsi sayur setiap kali makan.
- 8 hari lalu pasien makan 3-4 sendok makan nasi dengan sedikit lauk pauk dan kuah
sayur setiap kali makan.
- Pantangan makanan dan riwayat alergi makanan atau susu tidak ada.
Food Recall 24 jam :
Via oral
Energi = 605 kkal (31,8%)
Protein = 21,5 gram
Karbohidrat = 114 gram
Lemak = 6 gram
12
2.2.2 Data Objektif
Keadaan umum : sakit sedang, GCS E4M6V5
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/60 mmHg Pernapasan : 20 kali/menit
Nadi : 100 kali/menit Suhu : 36,7 oC
Antropometri :
PB : 164 cm LLA : 19,5 cm
BBI : 57,6 kg BB LLA : 43,7 kg
Hgs : 14 kg
Pemeriksaan fisis :
Kepala :
- Rambut tidak mudah tercabut
- Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
- Nasogastrik Tube tidak terpasang, terpasang oksigen support nasal kanul 4 lpm.
Leher :
Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, massa
tumor tidak ada
Thoraks :
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, terdapat lost of subcutaneous fat minimal. Tampak
WSD terpasang di ICS V garis aksila anterior hemitoraks sinistra. Produksi 5 cc/24
jam, warna jernih.
- Palpasi : tidak teraba massa.
- Perkusi : sonor pada kedua hemitoraks.
- Auskultasi : bronkovesikuler, ronki dan wheezing tidak ada. Bunyi jantung I/II
normal, tidak ada murmur.
Abdomen :
- Inspeksi : abdomen datar, ikut gerak napas.
- Auskultasi : peristaltik ada, kesan normal.
- Palpasi : lien dan hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi : timpani, shifting dullnes tidak ada.
Ekstremitas :
- wasting ada minimal pada seluruh extremitas, edema tidak ada.
13
Pemeriksaan Penunjang
C. Pemeriksaan Laboratorium
JENIS 18/10/2021 16/10/2021 15/10/2021 13/10/2021 NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Hematologi Rutin
Hb 12,8 11,2 10,6 12,0-16,0 gr/dL
MCV 89 90 91 80-100 fL
MCH 29 30 28 27-32 pg
MCHC 33 34 31 32-36 gr/dL
WBC 7100 8000 6600 4,0-10,0.103/uL
NLR 2,59 7,9 17 <5
PLT 211.000 170.000 175.000 150.000-400.000/mm3
TLC 1626 808 350 2,0-4,0.103/uL
Glukosa
GDS 92 106 140 mg/dL
Fungsi Ginjal
Ureum 37 88 10-50 mg/dL
Kreatinin 1 2,3 <1,1 mg/dL
Koagulasi
PT 12,3 12,3 10-14 detik
APTT 27,2 27,2 22-30 detik
INR 1,2 0,2 --
Elektrolit
Natrium 139 139 136-145 mmol/L
Kalium 3,3 4,5 3,5-5,1 mmol/L
Klorida 104 101 97-111 mmol/L
Penanda Jantung
D-dimer 3,09 13 10,7 < 0,5 ug/ mL
Fungsi Hati
Bilirubin Total 0,76 < 1,1 mg/dL
Bilirubin Direk 0,24 < 0,3 mg/dL
SGOT 103 59 59 < 38 U/L
SGPT 140 257 257 < 41 U/L
Albumin 2,8 3,5 – 5,0 gr/dL
Kimia Lain
Laktat darah 1,9 3,5 0,5 – 2,2 mmol/L
Penanda Hepatitis
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Anti HCV Non reaktif Non reaktif
Imunoserologi Lain
14
CRP Kuantitatif 20,5 < 5 mg/L
Prokalsitonin 1,14 < 0,05 ng/ mL
Tabel 2 Pemeriksaan Laboratorium saat Pasien dikonsul
15
Status Gastrointestinal : Fungsional
Status fungsional : ECOG score 3
Diagnosis Medis :
Gizi Klinik : Moderate protein energy malnutrition (SGA Score B)
Pulmonologist : Pneumothoraks spontan sekunder sinistra on WSD hari-8 ec
Tuberkulosis paru relaps on OAT kategori I fase intensif hari 1 +
Acute Kidney Injury + post infeksi Covid 19 terkonfirmasi.
Permasalahan :
Aktual :
1. Malnutrisi
2. Pneumothoraks spontan + TB paru relaps (Infeksi)
3. Penurunan Fungsi Ginjal
4. Peningkatan enzim transaminase
5. Hipoalbuminemia
6. Deplesi sistem imun
7. Peningkatan prokalsitonin dan CRP (Inflamasi)
Potential :
1. Fungsi sistem imun menurun sehingga memperberat infeksi dan inflamasi
2. Status Gizi semakin menurun
3. Masa Rawat memanjang
4. Meningkatkan morbiditas dan mortalitas
Perencanaan
Tujuan penatalaksanaan gizi pada pasien ini adalah:
1. Memberikan terapi nutrisi sesuai dengan kondisi umum pasien serta untuk
menjamin asupan adekuat sesuai kebutuhan pasien
2. Memperbaiki status gizi sehingga sistem imunitas pasien membaik dan dapat
membantu melawan infeksi
3. Melakukan penatalaksanaan nutrisi terhadap kondisi imbalans elektrolit, dan
hipoalbuminemia pada pasien
4. Memberikan suplementasi makro/ mikronutrien yang sesuai dengan kebutuhan
pasien
16
5. Melakukan edukasi terhadap pasien mengenai pentingnya nutrisi terutama pada TB
paru yang disertai komplikasi guna membantu perbaikan kondisi pasien, dan
mencegah perburukan penyakit serta mortalitas.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menentukan rencana
terapi gizi selanjutnya
7. Meningkatkan kualitas hidup pasien
Penatalaksanaan
Kebutuhan Energi menggunakan formula Harris Bennedict:
Kebutuhan Energi Basal (KEB) : 1212,32 kkal
Kebutuhan Energi Total (KET) : 1891 ~ 1900 kkal
Terapi Gizi
Terapi gizi 1900 kcal dengan komposisi makronutrien:
Protein : 1,2 gr/kgBBI/hr = 69,12 gr (14,5%)
Karbohidrat : 50% = 237,5 gr
Lemak : 35,5% = 74,94 gr
Terapi Nutrisi diberikan 50% KET (950 kkal) via oral berupa:
Makanan lunak standar ad libitum
ONS nefrisol 3x135 kkal
Ekstra putih telur 37,5 kkal
Virgin Coconut Oil 240 kkal
Jumlah, jenis dan komposisi diet dapat berubah sesuai kondisi dan toleransi pasien dan
akan ditingkatkan bertahap hingga kebutuhan energi tercapai.
Kebutuhan cairan 1900 ml/ 24 jam
Koreksi hipoalbuminemia dengan asupan protein 1,2 gr/ kgBBI/ hari dan kapsul ekstrak
ikan gabus
Koreksi hipokalemia dengan asupan tinggi kalium
Suplementasi via oral:
Sivit zinc 1 tablet/24 jam
Curcuma 400 mg/8 jam
Onoiwa 2 kapsul/8 jam
Cavit D3 1 tablet/8 jam
Monitoring dan evaluasi:
17
Pemantauan dilakukan setiap hari dan secara berkala. Pemantauan dilakukan terhadap
kondisi klinis dan nilai laboratorium pasien. Kondisi klinis yang dinilai antara lain
tingkat kesadaran, tanda vital, keluhan umum, kemampuan toleransi saluran cerna,
asupan harian serta keseimbangan cairan. Hasil laboratorium dipantau secara berkala.
Untuk darah rutin dan pemantauan kimia darah dilakukan setiap 1 minggu sekali.
Pengukuran lingkar lengan atas dan kekuatan handgrip dilakukan setiap 1 minggu
sekali.
Melakukan evaluasi terhadap fungsi saluran cerna, hipoalbuminemia, gangguan
keseimbangan elektrolit, kemudian menyesuaikan dengan preskripsi yang diberikan
serta memantau keberhasilan terapi melalui gejala klinis dan parameter laboratorium.
Kerjasama dan komunikasi yang baik pada keluarga, dokter penanggung jawab
pasien, perawat, dan dietisen agar preskripsi diet dapat terlaksana.
Edukasi pada keluarga:
- Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
yang diberikan secara bertahap, yang disesuaikan dengan kondisi dan penyakit
pasien.
- Memberikan pengetahuan tentang peranan mikronutrien pada pasien pasien, dan
menganjurkan untuk rutin mengonsumsi suplementasi yang diberikan secara
teratur.
- Memberikan edukasi pada keluarga pasien agar dapat berperan aktif memberikan
motivasi dan dukungan moril kepada pasien.
18
Tabel 3 Asupan Nutrisi Pasien
19
ENERGI
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
PROTEIN
120
100
80
60
40
20
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
20
KARBOHIDRAT
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
LEMAK
140
120
100
80
60
40
20
0
H1 H3 H6 H8 H1
0
H1
3
H1
5
H1
7
H2
0
H2
2
H2
4
H2
7
H2
9
H3
1
H3
4
H3
6
H3
8
H4
1
H4
3
e. Antropometri
21
Monitoring antropometri yang dilakukan adalah Lingkar lengan atas. Selain itu,
dilakukan pula pengukuran handgrip untuk mengetahui kapasitas fungsional dari
pasien.
HAR HG strength
I LLA (cm) (kg)
0 19,5 14,2
7 19,5 14,4
14 19,7 15
21 19,8 15
28 20 16
35 20 16,3
42 20,2 18,2
Tabel 4. Pengukuran Lingkar Lengan Atas dan Handgrip Strength
Chart Title
25
20
15
10
0
0 7 14 21 28 35 42
22
f. Parameter Laboratorium
JENIS 22/10/2 23/10/2 25/10/2 27/10/2 28/10/2 29/10/2 30/10/2 01/11/2 05/11/2 07/11/2 09/11/2 10/11/2 15/11/2 16/11/2 18/11/2 21/11/2 29/11/2 01/12/2 NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021 021
Hb 11.5 11.6 11.9 11.9 11.9 13,9 15,6 15 12,0-16,0gr/dl
MCV 91 90 90 90 89 89 94 91 80-100
MCH 30 30 30 31 30 30 30 30 27-32
MCHC 33 33 33 34 34 34 32 33 32-36
WBC 8.8 8.9 7.5 6 5.9 8.5 14.2? 10.8? 4,0-10,0.103/ul
NLR 2,5 2,6 2,2 1,46 1,83 2,25 6 3,6 <3
PLT 327 348 368 376 353 287 228 457 150.000-400.000
TLC 2296 2296 2100 2124 1834 2414 1874 2138 2,0-4,0.103/ul
GDS 75 80 87 140 mg/dl
SGOT 27 23 32 22 P<32U/I; LK<38
SGPT 44 24 24 14 P<31U/I; LK<41
Albumin 2,9 3 3,1 3,2 3.4 3,5 2,8 3,2 3,5-5,0 g/dl
Globulin 2.6? 1,5-5 g/dl
Protein total 5.5? 6,0-7,8 g/dl
Ureum 12 53 21 13 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.6 0.7 0.5 0.75 <1,1 mg/dl
PT 10.4 10.3 10.5 10.8 10.7 10.5 11.1 10-14 detik
APTT 29.5 30.3 30.2 29.5 29.4 30.1 26.9 22-30 detik
INR 1.00 0.99 1.01 1.04 1.03 1.01 1.07
Natrium 141 141 137 138 139 139 136-145 mmol/l
Kalium 3.9 3.9 4.2 4.0 4.9 3.8 3,5-5,1 mmol/l
Klorida 105 102 100 103 102 104 97-111 mmol/l
D Dimer 0.68 0.63 0.72 0.65 0.25 < 0.5 ug/ml
Bilirubin total 0.52 0.64 0.42 < 1,1
23
Bilirubin direk 0.25 0.18 0.07 < 0.30
CRP 11,2 9,8 13,8 10,5 10,5 <5
Prokalsitonin 0,16 0,045 0,08 0,06 0,06 <0.05
D-dimer 3.09 1,06 0,63 0,25 0,25 < 0,5 ug/ mL
UUN 2 7 9 12-20 gr/24 jam
24
25
1. Hb
Hb
20
15
10
5
0
15-Oct 16-Oct 18-Oct 25-Oct 28-Oct 29-Oct 1-Nov 5-Nov 7-Nov 15-Nov 21-Nov 29-Nov
Grafik 6 Monitoring Hb
2. Kadar Albumin
Albumin
4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
15-Oct 23-Oct 25-Oct 29-Oct 1-Nov 10-Nov 15-Nov 21-Nov 1-Dec
26
3. CRP, Prokalsitonin, dan D Dimer
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
15-Oct 22-Oct 25-Oct 29-Oct 10-Nov 21-Nov
MONITORING PASIEN
27
Gambar 2. Kondisi Pasien setelah dilakukan Operasi Torakotomi Gambar 3 Foto Luka Post Operasi Torakotomi
28
BAB III
RESUME
Ny. S 31 tahun, dikonsulkan ke Departemen Gizi 8 hari lalu oleh teman sejawat
Pulmonologi dengan diagnosis Pneumothoraks spontan sekunder sinistra.
Keluhan utama asupan makan via oral berkurang sejak 1 bulan lalu karena selera
makan menurun akibat sesak, memberat sejak 8 hari lalu karena sesak bertambah berat.
Batuk ada sejak 2 bulan lalu, riwayat batuk lama ada 4 tahun lalu selama 6 bulan. Mual,
muntah dan riwayatnya tidak ada. Nyeri dan gangguan menelan tidak ada. Demam dan
kejang tidak ada. Riwayat penurunan berat badan ada dalam 1 bulan, namun besarnya tidak
diketahui (BB sebelum sakit 48 kg).
Didiagnosa TB paru 4 tahun lalu dan berobat dengan OAT. Didiagnosa
pneumothoraks spontan 8 hari lalu. Didiagnosa covid 19 terkonfirmasi 6 hari lalu. Didiagnosa
TB paru relaps pada hari saat dikonsul ke Gizi Klinik. Hipertensi disangkal. Diabetes
Mellitus disangkal.
Riwayat dipasang WSD saat masuk Rumah Sakit. Riwayat dirawat di Infection Center
selama 5 hari. Riwayat dipindahkan ke Lontara 1 HCU 1 hari lalu. Mengkonsumsi OAT
secara rutin selama 6 bulan di RS Bone sampai tuntas 4 tahun lalu. Pasien seorang Ibu
Rumah Tangga, tidak merokok dan minum alkohol.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital tekanan darah 100/60 mmHg, nadi
100x/menit, pernapasan 24x/menit, suhu 36,7 oC. Pengukuran antropometri; PB: 164 cm,
BBI: 57,6 kg, LLA: 19,5 cm, BB LLA: 43,7 kg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan;
konjungtiva tidak anemi, sklera tidak ikterik, tidak terpasang nasogastric tube, terpasang
oksigen support 4 lpm/nasal kanul. Loss of subcutaneus fat ada minimal, pernapasan
bronkovesikuler, ronki dan wheezing tidak ada, sonor, terpasang WSD pada thoraks kiri di
ICS V garis aksila anterior hemitoraks kiri, produksi 5 cc/24 jam warna jernih. Abdomen
datar, ikut gerak napas, ascites tidak ada. Pada ekstremitas wasting ada minimal dan tidak ada
edema. Status gizi Moderate Protein Energy Malnutrition berdasarkan SGA.
Pada pemeriksaan laboratorium yang ditemukan selama perawatan yaitu anemia,
deplesi sistem imun, peningkatan enzim transaminase, penurunan fungsi ginjal,
hipoalbuminemia, gangguan keseimbangan elektrolit, peningkatan laktat darah, peningkatan
prokalsitonin, peningkatan D-dimer, dan peningkatan CRP.
29
Penatalaksanaan gizi diberikan dengan rumus Harris Benedict sebesar 1900 kkal
dengan komposisi makronutrien protein 1,2 gr/kgBBI/hari atau sebesar 14,5%, karbohidrat
50% dan lemak 35,5%, kemudian ditingkatkan untuk managemen berat badan menjadi 2100
kkal dan pemberian protein ditingkatkan menjadi 2 gr/kgBBI/hari. Pemberian nutrisi via oral
dan dikombinasikan dengan pemberian nutrisi parenteral sesuai kebutuhan pasien yang
dinaikkan secara bertahap sesuai toleransi pasien. Diberikan suplementasi via oral berupa
Vitamin B1, B2, B6, B12, Zinc, Vitamin C, Vitamin E, Asam folat, Curcuma 400 mg/8 jam,
Vitamin D3, dan ekstrak ikan gabus. Pada hari ke-9 perawatan, dilakukan operasi torakotomi.
Selama 43 hari perawatan, gejala klinis dan status metabolik membaik, kemudian pasien
dipulangkan untuk selanjutnya dianjurkan kontrol teratur ke Poliklinik Paru untuk kelanjutan
terapi TB paru, dan Poliklinik Bedah Thoraks Kardiovaskuler untuk kontrol luka post
torakotomi.
30
BAB IV
DISKUSI
31
Gambar 5. Patomekanisme TB paru-pneumothoraks4
32
penurunan kadar hemoglobin. Induksi sintesis hepsidin di hati (terutama oleh interleukin-6
(IL-6), bersama dengan endotoksin). Hepsidin pada gilirannya mengikat ferroportin, yang
memungkinkan keluarnya besi dari makrofag retikuloendotelial dan dari sel epitel usus.
Pengikatan hepsidin menyebabkan internalisasi dan degradasi ferroportin; penyerapan zat
besi di dalam makrofag membatasi ketersediaan besi untuk prekursor eritroid. Penghambatan
pelepasan eritropoietin dari ginjal (terutama oleh interleukin1β (IL-1β) dan tumor necrosis
factor α (TNFα). Proliferasi hematopoietik yang dirangsang oleh eritropoietin pada gilirannya
akan berkurang. Penghambatan langsung proliferasi progenitor eritroid (terutama oleh TNFα,
interferon-γ (IFNγ) dan IL-1β. Augmentasi eritrofagositosis oleh makrofag retikuloendotelial
(oleh TNFα).6
Pemberian terapi nutrisi dengan kebutuhan energi 1900 kkal dan protein 1,2
gr/kgBBI/hari yang ditingkatkan menjadi 2 gr/kgBB/hari serta pemberian mikronutrient
berupa Sivit Zinc, curcuma dan Vitamin D dapat memperbaiki kondisi inflamasi penyebab
anemia pada pasien ini.
C. Hipoalbuminemia
Penyebab hipoalbuminemia dapat dibagi menjadi empat kategori umum: sintesis
albumin menurun, peningkatan kehilangan albumin, redistribusi albumin ke tempat di luar
ruang intravaskuler, dan pengenceran albumin dalam ruang intravaskuler. Beberapa faktor
mempengaruhi sintesis albumin, tetapi penurunan yang relevan secara klinis dalam produksi
biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut: gagal hati, inflamasi, atau malnutrisi kronis.
Sintesis albumin menurun sebanyak 50% setelah 24 jam puasa dan terutama dalam situasi di
33
mana malnutrisi protein mendominasi. Namun, penting untuk diketahui bahwa penurunan
kemampuan sintesis albumin dan penurunan bersamaan kadar serum albumin secara klinis
jelas pada malnutrisi kronis karena kapasitas hepatosit untuk mensintesis albumin dengan
cepat dinormalkan setelah refeeding. Pada beberapa pasien, malabsorpsi nutrisi dan
peningkatan kehilangan protein usus dapat berkontribusi terhadap malnutrisi protein kronis.7
Proses inflamasi meningkatkan produksi IL-l β, IL-6, TNF-α dan malondialdehid
(MDA) yang menyebabkan penurunan massa otot. Proses inflamasi mengaktivasi jalur
proteolisis ATP dependent ubiquitin protease intraselular dan selanjutnya protein
dihancurkan proteasom yang diregulasi TNF-α. Pasien TB menggunakan proporsi yang lebih
besar dari protein yang berasal dari makanan untuk oksidasi sehingga proporsi protein dari
makanan lebih besar digunakan sebagai sumber energi. Kegagalan sintesis protein makanan
menjadi protein endogen disebut "blok anabolik" yang merupakan salah satu mekanisme
untuk terjadinya wasting pada tuberkulosis dan inflamasi lainnya.8
Penyebab hipoalbuminemia pada pasien ini adalah asupan makan yang berkurang,
adanya proses inflamasi dan blok anabolik. Kadar albumin saat dikonsul adalah 2,8 gr/dl dan
pada saat pulang 3,2 gr/dL. Intervensi gizi yang diberikan pada pasien untuk mengatasi
hipoalbuminemia adalah dengan pemberian asupan tinggi protein 1.2-2 gr/kgBBI /hari sesuai
kebutuhan energi terkoreksi (100% KET) dengan target balance nitrogen +4 serta pemberian
kapsul ekstrak ikan gabus 2 kapsul/8 jam/oral. Pada pasien dengan TB, untuk mencegah
terjadinya muscle wasting, kebutuhan protein direkomendasikan adalah 15-20 % kebutuhan
energi atau 1,2-1,5 gr/kgBBI/hari.8
Pemberian ikan gabus merupakan alternatif lain sebagai sumber protein albumin karena
diketahui mengandung senyawa-senyawa penting bagi tubuh manusia diantaranya protein
yang cukup tinggi, lemak, air dan mineral (terutama zink). Zink berfungsi sebagai anti
34
oksidan yang melindungi sel-sel, mempercepat proses penyembuhan luka, mengatur ekspresi
dalam limfosit dan protein, memperbaiki nafsu makan dan stabilisasi berat badan.9
Selain itu penanganan terhadap inflamasi juga diberikan dengan memberikan
suplementasi curcuma sebagai anti inflamasi. Asupan protein pada pasien ini diperoleh dari
makanan lunak dengan lauk hewani dan nabati, susu nefrisol, putih telur dan juga dibantu
dengan pemberian parenteral suplementasi yaitu kalbamin, nutriflex lipid peri, dan gabaxa
secara bergantian.
D. Peningkatan D-dimer, CRP dan Prokalsitonin
Pada penderita TB paru dapat terjadi imunodefisiensi sekunder akibat defisiensi
mikronutrien berupa defisiensi zinc, vitamin A dan selenium. Hal ini menyebabkan
penurunan aktivitas fagositosis dan mengurangi jumlah sel T di sirkulasi. Zinc memiliki
peranan penting dalam kontribusi makrofag terhadap pertahanan tubuh di lokasi infeksi.
Defisiensi vitamin A berpengaruh terhadap fungsi normal dari limfosit B dan T, aktivasi
makrofag, pertahanan mukosa dan epitel serta respon antibodi. Vitamin A dapat menghambat
multiplikasi basil virulen pada kultur makrofag manusia. Selenium memiliki fungsi penting
dalam pertahanan proses imun dan berperan penting dalam pembersihan patogen. Selenium
juga merupakan bagian penting dari enzim antioksidatif seperti glutation peroksidase yang
berfungsi melindungi sel dari kerusakan oksidatif.10
Respons peradangan sistemik, yang terjadi sebagai akibat dari infeksi, dapat
memberikan tuntutan metabolisme tinggi pada pasien dan menyebabkan defisiensi nutrisi
penting. Sitokin pro-inflamasi mengatur respon terhadap infeksi dan sangat penting untuk
respons kekebalan normal. Namun, tingginya tingkat peradangan yang disebabkan oleh
produksi sitokin pro-inflamasi dapat memberikan efek imunosupresif.10
Pada pasien, didapatkan adanya peningkatan kadar D-Dimer, CRP kumulatif dan
prokalsitonin sebagai penanda inflamsi sebagai respon tubuh terhadap reaksi inflamasi dan
penekanan anti oksidan yang terjadi.. Hal ini menunjukkan bahwa proses inflamasi masih
berlangsung. Pemberian mikronutrien seperti vitamin B, C, D dan Zink dapat merangsang
peningkatan sistem imun sehingga dapat memperbaiki reaksi inflamasi yang terjadi.10
35
Gambar 8 Patofisiologi Deplesi Sistem Imun Pada TB Paru10
36
Adanya penurunan berat badan. Pasien mengeluhkan penurunan berat badan kurang
lebih 20 kg (33%).
Pemeriksaan Lingkar Lengan Atas 19,5 cm dimana kriteria Moderate protein energy
malnutrition lingkar lengan atas 19,5 – 21,9 cm.
Adanya kehilangan massa otot. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya minimal
LOSF dan minimal wasting pada ekstremitas.
Adanya penurunan kekuatan genggaman tangan / handgrip strength. Kapasitas
fungsional yang berkurang pada pasien ini diukur dengan handgrip dynamometry dengan
hasil 14 kg (week).
Gizi buruk dapat memperlemah kekebalan tubuh, sehingga mudah terjadi infeksi TB.
Hal ini bisa terjadi melalui beberapa jalur 1) defisiensi zat gizi menyebabkan atrofi jaringan
tymus sehingga menurunkan produksi dan maturasi sel T, 2) defisiensi zat gizi dan protein
menurunkan fungsi sel T dalam menghasilkan IL2 dan IFN-γ yang penting dalam aktivasi
makrofag, dan 3) defisiensi zat gizi terutama protein menyebabkan kompleks makrofag-
monosit cenderung meningkatkan produksi TGF-β yang bersifat immunosupresi, sehingga
meningkatkan kemungkinan TB laten berkembang menjadi penyakit aktif.10,12
Intervensi gizi yang dilakukan pada pasien ini dengan memberikan diet sesuai dengan
kebutuhan energi pasien berdasarkan rumus Harris-Benedict dengan memperhitungkan faktor
aktivitas dan faktor stres. Kebutuhan energi pasien ini 1900 kkal yang mencapai target 100 %
KET pada hari ke-11. Pemberian suplementasi mikronutrien untuk mempertahankan sistem
imun dan anti oksidan, berupa: Zivit Zinc, curcuma dan Vitamin D serta pemberian vitamin B
Comp untuk membantu proses metabolisme makronutrien.
37
Gambar 9. Patomekanisme Malnutrisi Pada Pneumothoraks TB10
38
BAB V
KESIMPULAN
1. Peningkatan kadar sitokin proinflamasi yang diturunkan dari makrofag, terutama IL-6,
selama evolusi kanker payudara, dikaitkan dengan timbulnya gejala sistemik, termasuk
anemia, anoreksia, dan kelelahan, serta gangguan perifer, jantung, dan pengecilan otot
pernapasan
2. Malnutrisi pada pasien ini disebabkan oleh kurangnya asupan, meningkatnya kebutuhan
energi, adanya proses inflamasi, dan adanya infeksi TB Paru dan paparan Covid-19
3. Nutrisi yang adekuat akan memfasilitasi proses penyembuhan serta menghindari
perburukan keadaan malnutrisi. Selain itu usaha perbaikan dan pemeliharaan status nutrisi
yang baik akan mempercepat penyembuhan, mempersingkat lama hari rawat yang berarti
mengurangi biaya rawat secara bermakna.
4. Pemberian Suplementasi mikronutrien vitamin dan mineral untuk meningkatkan sistem
imun pasien dengan pertimbangan kondisi pasien memperbaiki luaran pasien.
5. Edukasi Gizi yang sistematis dan kontinu kepada pasien dan keluarga dapat
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga akan pentingnya asupan gizi yang
optimal untuk penyembuhan luka post operasi, perbaikan kondisi klinis dan peningkatan
system imun pasien untuk melawan reaksi inflamasi yang terjadi.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Follow Up Harian Selama Perawatan
S Asupan Via Oral. Serak Asupan Via Oral. Mual Ada. Asupan Via Oral, Sesak Nafas Ada,
Berkurang. Mual Ada. Muntah Muntah Tidak. Kadang Batuk Nyeri Tempat Pemasangan WSD.
Ada 1x. Kering dan Kadang Sesak.
BAB : Belum
BAB : Kemarin Malam, BAB : Kemarin Sudah, BAK : Via Tampung
Konsistensi Keras Konsistensi Keras.
BAK : Via Tampung, ± 2000ml/ BAK : Via Tampung, ± 1200ml/
24 Jam, Kuning. Kuning Jernih.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 98/70 Mmhg
TD = 160/70 Mmhg TD = 100/60 Mmhg N = 80 X/Menit
N = 90 X/Menit N = 84 X/Menit RR = 25 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit S = 37, ᵒ C
S = 36 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C SPO2 = 98%
SPO2 = 90% Nasal Canula SPO2 = 98% Nasal Canula/ 4
Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral :
Food Recall 24 Jam Via Oral: E : 1425 Kkal (35%)
E : 775,22 Kkal (40,69%) Food Recall 24 Jam Via Oral: P : 36,8 Gr (11,37%)
P : 31,18 Gr (16,12%) E : 1302 Kkal (68.57%) KH : 209,2 Gr (62%)
KH : 123,57 Gr (63,54%) P : 33,8 Gr (10,37%) L : 43 Gr (27,3%)
L : 15,3 Gr (17,8%) KH : 203,72 Gr (67.41%) Lab : -
L : 39 Gr (26.9%)
Lab : - Lab : -
41
A Status Metakolik : Peningkatan Status Metakolik: Status Metakolik :
Fungsi Ginjal (37/1)
(18/10/21) (18/10/21)
(18/10/21) - Peningkatan Enzim - Peningkatan Enzim Transaminase
- Peningkatan Enzim Transaminase (103/140 ( 103/100)
Transaminase (103/140
T9-257) - Peningkatan diamer (3 13)
54/157)
- Peningkatan diamer (3,09 - Peningkatan Hiponatremia
- UUN = 8.8 N=-7
13) (0.16 1,84)
- Peningkatan diamer (3,09 - Hiponatremia Ringan (3,3)
- Peningkatan Hiponatremia
13) - UUN= 8 BN = -7 (Target BN
(0.16 1,84)
- Peningkatan Hiponatremia 9+1)
- Hiponatremia Ringan (3,3)
(0,16 1,84) - UUN= 8 BN = -7 (Target BN
- Hiponatremia Ringan (3,3) 0) (15/10/21)
- Hiponatremia Ringan (3,1)
P KEB (HB) = 1212,32 Kkal KEB (HB) = 1212,32 Kkal KEB (HB) = 1212,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal (1.2/1.3)
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,4 Gr/Kgbbi/Hr =
Protein = 1,3 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,3 Gr/Kgbbi/Hr = 86,25gr (18,11 %)
74,88gr (15,78 %) 74,88gr (17,76 %) KH 50 % = 217,5gr
KH 50 % = 237,5gr KH 50 % = 237,5gr Lemak 31,8 % = 67,24gr
Lemak 34 % = 72,28gr Lemak 34 % = 72,28gr
S Asupan Via oral, Sesak Asupan via oral, sesak Asupan via oral dan parenteral
berkurang, batuk sesekali, nyeri berkurang, Batuk Sesak, lendir sudah dapat OAT. Sesak berkurang.
42
tempat pemasangan WSD. ada. Mual jika malam. Riwayat minum OAT 3 tahun lalu.
BAB : Sudah tadi pagi BAB : via toilet, sudah WSD : Tidak ada
BAK : via tampung, ± 2000ml/ berkurang BAB : Sudah kemarin 1x
24 jam, kuning. BAK : via tampung ± 1800ml/ konsistensi kuning normal
24 jam, bening. BAK : via toilet, 4-5 x sehari lancar
kuning.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 100/90 Mmhg
TD = 98/70 Mmhg TD = 120/90 Mmhg N = 73 X/Menit
N = 80 X/Menit N = 84 X/Menit RR = 20 X/Menit
RR = 25 X/Menit RR = 20 X/Menit S = 36,2 ᵒ C
S = 36,7 ᵒ C S = 36,5 ᵒ C SPO2 = 98% Nasal Canula/ 4 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2
Food Recall 24 Jam Via Oral : Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral dan
E : 485 Kkal (25,52%) PN (Karbo 500ml)
P : 18,71 Gr (15,43%) Food Recall 24 Jam Via Oral : E : 175+182,26 =1939,26 Kkal
KH : 84,5 Gr (69,69%) E : 1881 Kkal (99%) (102%)
L : 7,25 Gr (73,45%) P : 51,35 Gr (10,92%) P : 12,92+45,57 =98,49Gr (17,41%)
Lab : KH : 25,32 Gr (55,14%) KH : 242,04+0 = 242,04 Gr
(22/10/21) L : 66,77 Gr (31,94%) (49,92%)
PT/INR/ADT 10,4/ 1/29.5 Lab : L : 62,45+0=62,45 Gr (31,8%)
diamer 1.05 (23/10/21) Lab :
HB 3,3 (25/10/21)
HB 11.9 WBC 8800 MCV/MCH
/MCHC 91/30/31 THC 206 NCR
PT/INR/NPT 10,8/1,04/36,9 Ur/Or
12/0,6 Bill Tot/Bill Direk 0,52/0,25
OT/AT 27/44, Aln 3,5 diamer 0.60
CRP 9,8 P 9,05 Na/K/Sl
1011/2,0/105 d diamer 68
43
(0,16 1,84) (1,05313) Diagnosis :
malnutrition + Pneumothorax,
spontan sekunder ec suspek TB
paru on WSD H+1 + AKI + TB
Paru relaps +
koaloagution ,Covid-19
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal (1.2/1.3)
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr =
Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = 86,25gr (18,11 %)
86,25gr (18,11 %) 86,25gr (18,11 %) KH 50 % = 237,5gr
KH 50 % = 237,5gr KH 50 % = 237,5gr Lemak 31,8 % = 67,24gr
Lemak 31,8 % = 67,24gr Lemak 31,8 % = 67,24gr
S Asupan via oral Mual kalau Asupan via oral. Sesak berkurang, Asupan via oral dan parental.
langsung makan banyak batuk berkurang Dahak tidak ada Lemas. Sesak berkurang. Batuk
WSD : tidak ada Mual tidak ada, Nyeri pada Insert kadang.
BAB : Via Toilet sudah tadi WSD WSD : Tidak ada
pagi WSD : tidak ada BAB : Via Toilet sudah tadi pagi
BAK : via tamping 5x per hari, BAB : Via Toilet 1x Konsistensi BAK : Via Toilet 5Xper hari
keluar lancar. Normal lancar
BAK : Via Toilet 5x per hari,
Keluar lancar.
44
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis ± 1500ml/24jam TD = 124/88 Mmhg TD = 70/80 Mmhg
TD = 134/90 Mmhg N = 84 X/Menit N = 80 X/Menit
N = 90 X/Menit RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit
RR = 18 X/Menit S = 36,5 ᵒ C S = 36,1 ᵒ C
S = 36,2 ᵒ C SPO2 = 99% Nasal Canula/ 2 SPO2 = 90% Nasal Canula/ 3 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2 Lpm
Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral :
Food Recall 24 Jam Via Oral : E : 1890+182,26= 1891,26 Kkal
Food Recall 24 Jam Via Oral : E : 10+182,26= 1897,25 Kkal (99,45%)
E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%) (99,6%) P : 52,9+45,17=48,47 Gr (20,26%)
P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr P : 50,7+45,57= 96,77 Gr KH : 250,2 Gr (52,3%)
(17,8%) (20,25%) L : 54,23 Gr (27,17%)
KH : 232,14+0= 232,14 Gr KH : 248,76 Gr (52,58%) Lab :
(48,7%) L : 55,04 Gr (26,17%)
L : 58,35 Gr (33.72%) Lab :
(27/10/21)
UUN = 2,58386
45
Covid-19
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada karna terlalu banyak Sesak masih. Batuk sesekali. Sesak berkurang. Batuk sesekali.
minum obat-obatan. Muntah 1x. WSD : Tidak ada Dahak tidak ada. Mual muntah
Sesak ada. Batuk sesekali. BAB : Via Toilet kemarin sudah tidak.
WSD : Tidak ada, Bubble+ada 1x normal. BAB : sudah tadi pagi normal.
BAB : Via Toilet sudah tadi BAK : Via Toilet 5-6x perhari BAK : via tampung 5-6 x perhari,
pagi lancar keluar lancar.
BAK : Via Toilet sudah
lancar,bening
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 110/80 Mmhg
TD = 121/86 Mmhg TD = 100/63 Mmhg N = 84 X/Menit
N = 103 X/Menit N = 90 X/Menit RR = 22 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 22 X/Menit S = 36,1 ᵒ C
S = 36,8 ᵒ C S = 36,6 ᵒ C SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 97% Nasal Canula/4
Lpm Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral :
E : 1725 + 82,26=147,6 Kkal
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral : (109,38%)
dan parenteral : E : 1470 + 36,45 = 1506,45 Kkal P : 52,3+45,57 = 98,47 Gr (29,8%)
E : 1725 + 182,26 = (79,3%) KH : 248,3+0= 248,3, Gr (13.1%)
1907,26Kkal (100,28%) P : 65,57+4,12 = 1506,45 Gr L : 50,1 Gr (26.2%)
P : 52,3+45,57 = 98,47 Gr (79,3%) Lab:
(20,8%) KH : 231,9+0= 231,9 Gr (1/11/21)
46
KH : 248,3+0= 248,3 Gr (61,4%) HB 11.6 WBC 7500 MCV/MCH
(53,1%) L : 27,84 Gr (16,6%) /MCHC 90/30/33 PLT 368000 TLC
L : 50,19 Gr (26,2%) Lab : - 2100 NCR 2,22 GDS 87 Ur/Or
Lab : 5,3/0,7 Bill Tot/Bill Direk 0,42/0,07
(20/10/21) OT/AT 25/19, Alb 3,7 CRP 7,2
HB 11.9 WBC 8900 OT/PT p < 0.05 NA/K/Cl
MCV/MCH /MCHC 91/30/33 137/4,2/100
PLT 348000 TLC 2246 NCR
2,64 QPS 80 Ur/Or 12/0,6 Bill
Tot/Bill Direk 0,52/0,25 OT/AT
27/44, Aln 3,54 CRP 13,8
(20/10/21)
PT/INR/NPT 10,8/1,04/36,9
diamer 0.60 Na/K/Sl
1141/3,9/105
47
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal (1.2/1.3)
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr =
Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = 86,25gr (18,11 %)
86,25gr (18,11 %) 86,25gr (18,11 %) KH 45 % = 213,7gr
KH 50 % = 237,5gr KH 45 % = 213,7gr Lemak 36,68 % = 77,81gr
Lemak 31,8 % = 67,24gr Lemak 36,68 % = 77,81gr
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Sesak berkurang. Batuk sesekali. Mual ada jika makan. Muntah Mual berkurang. Sesak berkurang.
Mual muntah tidak. tidak. Batuk sesekali. Sesak WSD : Berkurang Urolasi 10cm,
BAB : Sudah kemarin, masih tapi berkurang. Bubble 0,85
Konsistensi normal WSD : Bubble minimal BAB : sudah kemarin normal. Via
BAK : via tampung 6x sehari, BAB : sudah kemarin normal toilet normal
lancar Via Toilet BAK : via tampung, ±1800ml/24
BAK : Via tampung ± 2000ml jam, kuning
per hari kuning
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos Mentis
Mentis Mentis TD = 120/80 Mmhg
TD = 100/72 Mmhg TD = 115/70 Mmhg N = 85 X/Menit
N = 92 X/Menit N = 80 X/Menit RR = 23 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 22 X/Menit S = 36,7 ᵒ C
S = 36,3 ᵒ C S = 36,8 ᵒ C SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 Lpm
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 98% Nasal Canula/ 4
Lpm Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral dan
parenteral :
Food Recall 24 Jam Via Oral : Food Recall 24 Jam Via Oral E : 1459 + 182,26 = 1676 Kkal
E : 1725 + 82,26=1902 Kkal dan parenteral : (92,84%)
(109,2%) E : 1415 + 182,25 =1542,26 P : 40,7 + 45,17 = 86,27 Gr
P : 52,3+45,57 = 98,47 Gr Kkal (88,73%) (21,7%)
(29,8%) P : 42,3+45,57 = 87,87 Gr (23%) KH : 2,04,5+0= 204,5 Gr (49,1%)
KH : 248+0= 248, Gr (13%) KH : 232,14+0= 232,14 Gr L : 47,2 Gr (28,8%)
L : 50,1 Gr (26.3%) (50,2%) Lab :
48
Lab : - L : 44,14 Gr (26,3%) (5/11/21)
Lab : - PT/NC/NPT 10,7/6.03/29.4 d
diamer 0.25
paru klinis KRS tambahan status paru klinis KRS tambahan status
HIV non reaktif OAT Kategori 1 HIV non reaktif OAT Kategori 1
P KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) = 1213,32 Kkal KEB (HB) =1131,6
KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1891,2 – 1900kkal KET = 1800 kkal+200 kkal
(1.2/1.3) (1.2/1.3) Protein = 1,1 Gr/Kgbbi/Hr = 81,9gr
Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = Protein = 1,5 Gr/Kgbbi/Hr = (16,2 %)
86,25gr (18,11 %) 86,25gr (18,11 %) KH 45% = 225 kkal
KH 45 % = 213,7gr KH 45 % = 213,7gr Lemak 38,8% = 86,22gr
Lemak 36,68 % = 77,81gr Lemak 36,68 % = 77,81gr
49
07/11/21 (H-19) 08/11/21 (H-21) 10/11/21 (H-22)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada, muntah tidak, sesak Porsi makan berkurang dan Sesak berkurang. Batuk kadang.
berkurang. Batuk sesekali, malas makan. Mual ada. Muntah Mual berkurang
WSD : tidak ada, Bubble : ada tidak. Sesak berkurang, batuk WSD : produksi tidak ada
BAB : sudah tadi pagi normal kadang. Bubble : normal ada
BAK : via tampung ± WSD : produksi tidak ada BAB : sudah kemarin via toilet
1800ml/24 jam, kuning BAB : via toilet kemarin sudah normal
normal BAK : via tampung ±
BAK : via tampung ± 1400ml/24 jam, kuning
1700ml/24 jam
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 120/80 Mmhg TD = 120/77 Mmhg TD = 134/90 Mmhg
N = 85 X/Menit N = 100 X/Menit N = 90 X/Menit
RR = 23 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 18 X/Menit
S = 36,7 ᵒ C S = 36,6 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C
SPO2 = 98% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2 SPO2 = 98% Nasal Canula/ 2
Lpm Lpm Lpm
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
dan parenteral : dan PN ( dan parenteral:
E : 1459 + 182,26 = 1676 Kkal E : 1270 + 182,26 Kkal = E : 1451.5 +182,26 =1633Kkal
(92,84%) 1412,26 kkal (172,6%) (84,68%)
P : 40,7 + 45,17 = 86,27 Gr P : 48,7 +45,17 = 93,17 Gr P : 62,5+45,57 = 108,08 Gr
(21,7%) (21,7%) (26,4%)
KH : 2,04,5+0= 204,5 Gr KH : 235,2+0= 235,2 Gr KH : 246,14+0= 246,14 Gr
(49,1%) (64,6%) (60,22%)
L : 47,2 Gr (28,8%) L : 15,9 Gr (47%) L : 17.35 Gr (9.56%)
Lab : Lab : Lab : -
(5/11/21) (7/11/21)
PT/NC/NPT 10,7/6.03/29.4 d NA/K/Cl 138/4/103
diamer 0.25
50
0,72)
(01/11/21) (01/11/21)
(01/11/21) - Peningkatan CRP (10,5) - Peningkatan CRP (10,5)
- Anemia mn (11,9)
- Peningkatan CRP (0,8 €148,5) - (27/10/21) - (27/10/21)
UUN = 2 BN= +TAK untuk UUN = 2 BN= +TAK untuk
target BN+4 target BN+4
Diagnosis :
Moderate, protein energi Diagnosis : Diagnosis :
malnutrition + Pneumothorax, Moderate, protein energi Moderate, protein energi
spontan sekunder ec suspek TB malnutrition + Pneumothorax, malnutrition + Pneumothorax,
paru on WSD H-23 TB Paru spontan sekunder ec suspek TB spontan sekunder ec suspek TB
Kronis Bronkhialis on oAT paru on WSD H-23 TB Paru paru on WSD H-23 TB Paru
Katergori 1 Pase intensif H-15 Kronis Bronkhialis on oAT Kronis Bronkhialis on oAT
status HIV non reasure + Katergori 1 Pase intensif H-17 Katergori 1 Pase intensif H-13
koaloagution, Covid-19 status HIV non reasure + status HIV non reasure +
koaloagution, Covid-19 koaloagution, Covid-19
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada, muntah ada kemarin Mual adaberkurang. Muntah Mual berkurang. Muntah tidak.
1x. Sesak tidak. Batuk kadang. tidak ada. Batuk sesekali. Sesak Batuk sesekali. Sesak tidak.
WSD :Bubble : ada minimal tidak. WSD : produksi tidak ada
urogulasi WSD : bubble ada minimal Bubble negatif
BAB : sudah kemarin normal urogulasi ±10cm BAB : sudah kemarin
BAK : via tampung ± BAB : sudah kemarin 1x BAK : via tampung ±
1500ml/24 jam, kuning normal 1200ml/24 jam
BAK : via pispot 4x @ 350ml=
51
± 1400ml/24 jam
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 112/82 Mmhg TD = 120/80 Mmhg TD = 111/80 Mmhg
N = 90 X/Menit N = 82 X/Menit N = 100 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit
S = 36,2 ᵒ C S = 36,5 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C
SPO2 = 99% Nasal Canula/ 3 SPO2 = 98% SPO2 = 49% tanpa meclalited
Lpm
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
Food Recall 24 Jam Via Oral dan parenteral : dan parental :
dan parenteral : E : 1261,3 + 97,13 = 1352,43 E : 1231,3 + 97,13 = 1328,43
E : 480 + 362,26 = 1342,26 Kkal (67,7%) Kkal (66,41%)
Kkal ( 67,12%) P : 50,35+22,78 = 73,13 Gr P : 50,7 + 22,78 = 73,48 Gr
P : 48,41+45,57 = 134,48 Gr (21,63%) (24,59%)
(28%) KH : 230,48+0= 230,48 Gr KH : 231,5+0= 231,5 Gr
KH : 156,4+0= 156,4 Gr (52,17%) (53,7%)
(46,6%) L : 17,42 Gr (27,47%) L : 16,9+20=36,9 Gr (24,27%)
L : 36,35 Gr (24,32%) Lab : Lab : -
Lab : Alb = 3,6
UUN = 7
52
Kronis Bronkhialis on oAT
Katergori 1 Pase intensif H-14
status HIV non reasure +
koaloagution, Covid-19
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Mual ada berkurang. Muntah Mual ada bekurang. Batuk Mual tidak ada. Muntah tidak.
tidak. Batuk sesekali. Sesak sesekali. Muntah tidak. Batuk sesak tidak
tidak. WSD : tidak ada produksi WSD : produksi tidak ada
WSD : tidak produksi Bubble : bubble ada minimal Bubble minimal
ada minimal BAB : sudah tadi pagi normal BAB : via toilet kemarin sudah
BAB : sudah kemarin normal BAK : vita tampung 3-4x normal
BAK : via tampung 4x perhari ± perhari BAK : via tampung 3x lancar
1350ml/24 jam.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis ± 1500ml/24jam
TD = 110/90 Mmhg TD = 150/80 Mmhg TD = 114/85 Mmhg
N = 84 X/Menit N = 84 X/Menit N = 100 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 22 X/Menit
S = 36,8 ᵒ C S = 36,4 ᵒ C S = 36 ᵒ C
SPO2 = 98% tanpa medical SPO2 = 98% tanpa medical
53
(15,56%) Lab =
L : 38,1 + 50 = 88,1 Gr (11/11/21)
(33.63%) HB 12,8 PT/INR/NPT
Lab :- 105/1,01/30,1 WBC 8500
MCV/MCH/MCHC 89/30/34
PLT 287000 NCR 2,2 TLC
2414 CDS 33 UR/CR 2,1/0,5
OT/PT 32/24 Alb 4,5 NA/K/Cl
129/4,9/102
54
18/11/21 (H-30) 19/11/21 (H-31) 20/11/21 (H-32)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral.
Muntah tidak. Lemas ada. Batuk Mua muntah tidak. Batuk Mual tidak ada. Muntah tidak.
sesak tidak. Kurang nafsu sesekali. Sesak tidak. Batuk sesak tidak
makan. Perut terasa penuh. WSD : tidak ada produksi WSD : produksi tidak ada
WSD : produksi tidak ada bubble ada minimal Bubble minimal
bubble ada minimal BAB : sudah kemarin via toilet BAB : via toilet kemarin sudah
BAB : sudah kemarin via toilet BAK : vita tampung normal
BAK : via tampung 4x perhari BAK : via tampung 3x lancar
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis ± 1500ml/24jam
TD = 110/90 Mmhg TD = 150/80 Mmhg TD = 114/85 Mmhg
N = 84 X/Menit N = 84 X/Menit N = 100 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 22 X/Menit
S = 36,8 ᵒ C S = 36,4 ᵒ C S = 36 ᵒ C
SPO2 = 98% tanpa medical SPO2 = 98% tanpa medical
55
(07/11/21) (07/11/21) (07/11/21)
- Anemia mn (11,5 11,6) - Anemia mn (11,5 11,6) - Anemia mn (11,5 11,6)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via parenteral
Muntah tidak. Lemas ada. Batuk Mua muntah tidak. Batuk dipuasakan sementara karena
sesak tidak. Kurang nafsu sesekali. Sesak tidak. mau operasi..
makan. Perut terasa penuh. WSD : tidak ada produksi WSD : Bubble ada urgolasi ada
WSD : produksi tidak ada bubble ada minimal BAB : belum 2 hari
bubble ada minimal BAB : sudah kemarin via toilet BAK : via tamping, ±
BAB : sudah kemarin via toilet BAK : vita tampung 1200ml/24jam kateter
BAK : via tampung 4x perhari
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 134/90 Mmhg TD = 134/90 Mmhg TD = 134/90 Mmhg
N = 90 X/Menit N = 90 X/Menit N = 90 X/Menit
56
RR = 18 X/Menit RR = 18 X/Menit RR = 18 X/Menit
S = 36,2 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C S = 36,2 ᵒ C
Food Recall 24 Jam Via Oral : Food Recall 24 Jam Via Oral : Food Recall 24 Jam Via Oral :
E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%) E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%) E : 1786 + 87,6 Kkal (103,1%)
P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr P : 54,97+45,57 = 109,25 Gr
(17,8%) (17,8%) (17,8%)
KH : 232,14+0= 232,14 Gr KH : 232,14+0= 232,14 Gr KH : 232,14+0= 232,14 Gr
(48,7%) (48,7%) (48,7%)
L : 58,35 Gr (33.72%) L : 58,35 Gr (33.72%) L : 58,35 Gr (33.72%)
57
22/11/21 (H-34) 23/11/21 (H-35) 24/11/21 (H-36)
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral sedikit.
Batuk sesekali. Sesak ada. Mual Batuk sesekali. Sesak ada. Mual Parenteral karena mual. Sesak
ada. Muntah tidak. ada. Muntah tidak. Lemas ada sesekali. Mual ada. Muntah
WSD : produksi ±100ml/24 jam WSD : produksi tidak ada tidak.
hemoraji BAB : via diapers belum 4 hari BAB : via diapers belum 5 hari
BAB : via diapers belum 3 hari BAK : via kateter ±1500ml/24 BAK : via kateter ±1400ml/24
BAK : via kateter jam kuning. jam.
1400ml/24jam kuning.
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 113/85 Mmhg TD = 110/80 Mmhg TD = 100/70 Mmhg
N = 100 X/Menit N = 100 X/Menit N = 86 X/Menit
RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit RR = 20 X/Menit
S = 36,7 ᵒ C S = 37,5 ᵒ C S = 36,5 ᵒ C
SPO2 = 99% SPO2 = 99% Nasal Canula/ 2
Lpm Food Recall 24 Jam Via Oral
Food Recall 24 Jam Via Oral dan PN :
dan parenteral : Food Recall 24 Jam Via Oral E : 118,75 + 412 = 530,71 Kkal
E : 101 Kkal (9,5%) dan parenteral: (26,53%)
P : 8 Gr (16,7%) E : 82,5 + 76 ,4 = 861,5Kkal P : 4,8+28 = 32,8 Gr (24,7%)
KH : 16 Gr (33,5%) (42,6%) KH : 23,4+75 = 98,4 Gr (65%)
L : 10 Gr (47,12%) P : 26+32 = 34 Gr (15,47%) L : 0,6+0=0,6 Gr (1,01%)
Lab : KH : 20+64= 84 Gr (74,46%) Lab :-
(21/11/21) L : 0+40=40 Gr (42,27%)
UUN= 9 =1 Lab:-
HB 11,2 WBC 14200
MCV/MCH/MCHV 94/30/32
PLT 208000 TCL 19811 NCR
5,9 PT/NR/NPT 11,1/1,07/28,9
UR/CR 13/0,75 SGOT/PT 22/14
Alb 2,8 NA/K/Cl 139/3,8/104
58
- Anemia mn (11,311,5 - Anemia mn (11,311,5 - Anemia mn (11,311,5
S Asupan via parenteral karena Asupan via oral. Muntah sedikit Asupan via oral dan Parenteral
mual. Nyeri pada luka bekas karena mual. Nyeri pada bekas Mual ada. Muntah ada. Nyeri
operasi. Mual ada. Muntah tidak luka operasi pada tempat bekas operasi
BAB : belum 6 hari BAB : belum 1 minggu BAB : belum 7 hari
BAK : via kateter BAK : via kateter ±1500ml/24 BAK : via kateter ±14500ml/24
1800ml/24jam jam kuning. jam. kuning
59
O KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos KU:Sakit Sedang, Compos
Mentis Mentis Mentis
TD = 115/82 Mmhg TD = 130/80 Mmhg TD = 100/60 Mmhg
N = 77 X/Menit N = 88 X/Menit N = 87 X/Menit
RR = 22 X/Menit RR = 22 X/Menit RR = 20 X/Menit
S = 36,9 ᵒ C S = 36,8 ᵒ C S = 36,8 ᵒ C
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
dan PN : dan PN: dan PN:
E : 2254+452 = 637 Kkal E : 225+492= 717 Kkal E : 225 + 412 = 637 Kkal
(31,01%) (35,85%) (31,85%)
P : 6,8+28 = 34,8 Gr (27,58%) P : 6,8+48 = 54,8 Gr (30,75%) P : 6,8+28 = 34,8 Gr (30,85%)
KH : 12,4+75= 87,4 Gr (64,8%) KH : 12,4+75= 87,4 Gr (60,9%) KH : 12,4+79= 87,4 Gr
L : 0,6+0= 0,6 Gr (0,84%) L : 0+6 = 6Gr (7,53%) (60,88%)
Lab :- Lab : - L : 0,6+0= 0,6 Gr (18,47%)
Lab:-
Diagnosis : Diagnosis :
Moderate, protein energi Moderate, protein energi Diagnosis :
malnutrition + thorax coromi ec malnutrition + PoH 6 Moderate, protein energi
H-3 Pneumothorax anemia Pneumothorax anemia mentor malnutrition + PoH 8
mentor sekunder ec TB paru sekunder ec TB paru clinis Pneumothorax sm sekunder ec
clinis kronis kambuh on OAT on kronis kambuh on OAT TB paru clinis kronis kambuh on
WSD + pistel. Kategarogi 1 pase intensif on OAT Kategarogi 1 pase intensif
WSD + pistel. 29 hari on WSD 43 hari +
60
furomkutosis
S Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan parenteral. Asupan via oral dan Parenteral
Mual ada. Lemas ada. Nyeri Asupan via oral mulai Mual ada berkurang. Muntah
pada luka bejas operasi. Muntah meningkat. tidak (sedikit).
tidak WSD : tidak ada produksi BAB : belum 3 hari
BAB : sudah kemarin normal BAB : belum 2 hari BAK : via diapers pispot.
BAK : via kateter BAK : via kateter ±1500ml/24
1450ml/24jam. kuning jam
Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral Food Recall 24 Jam Via Oral
dan perateral : dan PN : dan PN :
E : 170 + 492 = 662 Kkal E : 558,75 + 592 = 3150 Kkal E : 705 + 492= 1197 Kkal
(33,1%) (57,57%) (59,05%)
P : 2,8 + 48 =50,8 Gr (33,1%) P : 52,6+28 = 90,6 Gr (26,11%) P : 24,8+48 = 70,4 Gr (21,33%)
KH : 37,4+75= 112,4 Gr KH : 74,8+75= 149,8 Gr KH : 126,4 + 75= 204,4 Gr
(67,01%) (52,07%) (66,3%)
L : 0.6+0=0,6 Gr (0,81%) L : 24,2+20 = 44,2Gr (34.56%) L : 12,6+0=12,6 Gr (9,47%)
Lab: - Lab : - Lab :
(29/11/21)
HB 10,6 WBC 10800
61
MCV/MCH/MCHC 91/30/33
PLT 457000 NCR 3,6 TLC
2138
A Status metakolik : Status metakolik : Status metakolik :
(21/11/21) (21/11/21) (29/11/21)
- UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target - UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target - Anemia mn (10,611,3
BN +2 BN +2 11,5)
- Anemia mn (11,311,5 - Anemia mn (11,311,5
11,6) 11,6)
- Peningkatan NCR (5,9) - Peningkatan NCR (5,9)
(21/11/21)
- Hiponatremia sedang (2,8 - Hiponatremia sedang (2,8
- UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target
4,5 3,8) 4,5 3,8)
BN +2
- Hiponatremia sedang (2,8
(01/11/21) (01/11/21) 4,5 3,8)
- Peningkatan CRP (10,5) - Peningkatan CRP (10,5)
(11/11/21)
- Peningkatan CRP (10,9)
Diagnosis : Diagnosis :
Moderate, protein energi Moderate, protein energi Diagnosis :
malnutrition + PoH 10 thorax malnutrition + PoH 11 Moderate, protein energi
coromi ec H-3 Pneumothorax teracoromy + Pneumothorax malnutrition + PoH 12
anemia mentor sekunder ec TB sekunder ec TB paru clinis Pneumothorax sm sekunder ec
paru clinis kronis kambuh HIV kronis kambuh on OAT TB paru clinis kronis kambuh on
non Reactive on OAT Kategori Kategori 1 fase intensif 46 hari OAT Kategarogi 1 pase intensif
1 fase intensif 31 hari + + furokolosis 33 hari on WSD 47 hari +
furokolosis furomkutosis
62
2/12/21 (H-41)
S Asupan via oral dan parenteral. Mual
berkurang. Muntah tidak ada.
BAB : belum 4 hari
BAK : via diapers + via pispet
A Status metakolik :
(1/12/21)
- Hiponatremia (5,5)
- Hiponatremia sedang (2,9 2,8)
(29/11/21)
- Anemia mn (10,611,3 11,5)
- Lakositosis (10800 14200)
- Transkositosis (457000)
(21/11/21)
- UUN= 9 BN= - 11 , 7 Target BN +2
(11/11/21)
- Peningkatan CRP (10,9)
Diagnosis :
Moderate, protein energi malnutrition +
63
PoH 13 thorax coromi ec H-3
Pneumothorax anemia mentor sekunder
ec TB paru clinis kronis kambuh HIV
non Reactive on OAT Kategori 1 fase
intensif 34 hari + furokolosis perbaikan
64