Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KELOMPOK TAHU TEK

BENCHMARKING TO THE BEST PRACTICE


PT. PAL INDONESIA (Persero)
dan
DINAS KEBERSIHAN & RUANG TERBUKA HIJAU
(DKRTH) PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Disusun Oleh

1. Azahar, S.Sos., M.Si Universitas Andalas


2. Dian Kusumawati, SE, M.Si Universitas Sultan Ageng
3. Eko Feri Kurniawan, S.Si., M.Si Institut
TirtayasaTeknologi Sumatera
4. Ferdy Fristyansjah, ST, M.Si Inspektorat Jenderal
5. Juldin Bahriansyah, ST, M.Si. Ditjen Penguatan Riset dan
6. Munari, ST, SH, MM Universitas
PengembanganTadulako
7. Nuri Susilawati, S.KM, M.PSDM. Universitas Negeri Surabaya
8. Petrus Damianus Oetpah, S.Fil Universitas Timor
9. Rizka, SH, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta
10. Roberth D Pesiwarissa, SE Universitas Pattimura

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN


TINGKAT III ANGKATAN I
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................3
B. TUJUAN DAN MANFAAT BENCHMARKING..................................................5
1. Tujuan.......................................................................................................................5
2. Manfaat.....................................................................................................................5
B. WAKTU DAN TEMPAT.........................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................7
LOKUS KUNJUNGAN.............................................................................................................7
A. PT. PAL INDONESIA (PERSERO).......................................................................7
B. DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SURABAYA
12
BAB III......................................................................................................................................13
ANALISIS BEST PRACTICE..................................................................................................13
A. PT. PAL INDONESIA (PERSERO)......................................................................13
1. VISI DAN MISI.......................................................................................................13
2. PRODUK UNGGULAN..........................................................................................13
3. INOVASI YANG DIKEMBANGKAN....................................................................14
4. CARA MELAKSANAKAN INOVASI.....................................................................16
5. BUDAYA KERJA INOVATIF................................................................................17
6. SISTEM REWARD BAGI INOVATOR.................................................................18
B. DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SURABAYA
18
1. VISI DAN MISI.......................................................................................................18
BAB IV......................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................19

Kelompok Tahu Tek


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Dokumentasi Benchmarking Peserta Diklatpim III Angkatan 1 Kemenristekdikti ke


PT. PAL INDONESIA (PERSERO) dipimpin oleh Direktur SDM dan Umum, Ibu Etty
Soewardani...................................................................................................................................6
Gambar 2. Ilustrasi Lokus............................................................................................................7
Gambar 3. Road Map Inovasi Kapal Perang Atas Air................................................................15
Gambar 4. Road Map Inovasi Kapal Support.............................................................................15
Gambar 5. Road Map Inovasi Kapal Perang Bawah Air............................................................16
Gambar 6. Transformasi Budaya................................................................................................18

Kelompok Tahu Tek


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Benchmarking merupakan sebuah pengukuran dari kualitas kebijakan
organisasi, produk, program, strategi, dan lainnya, untuk memberikan wawasan
yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan
produknya baik dengan cara membandingkannya dengan industri serupa ataupun
yang berbeda.
Mengutip dari Shopify (30/4/2019), bencmarking juga bisa dijelaskan
sebagai proses mengukur kinerja produk, layanan, atau proses perusahaan terhadap
orang-orang dari bisnis lain yang dianggap sebagai yang terbaik di industri, alias
yang terbaik dikelasnya. Istilah tersebut digunakan sebagai peluang internal untuk
perbaikan. Sedangkan menurut Robert C. Camp (1989), Gregory H. Watson (1993)
dan American Productivity & Quality Centre, (1998) mendefinisikan benchmarking
sebagai suatu proses pencarian berbagai ide secara terus-menerus. Proses ini juga
merupakan suatu alat untuk menekankan bahwa perbaikan dapat menyediakan
pengetahuan yang berharga untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi
secara signifikan melalui pembelajaran dari organisasi lain.
Menurut para cendekiawan yang mendalami tentang benchmarking biasanya
sepakat bahwa paling tidak ada empat pentahapan yang harus dipenuhi dalam
melakukan benchmarking.
Pertama, memahami secara rinci proses produksi atau produk saat ini.
Artinya pelaku benchmarking harus sudah mengetahui dengan baik berbagai inputs
(masukan) yang digunakan oleh organisasi sektor publiknya dalam menghasilkan
layanan, barang, dan jasa publik tertentu. Pada saat yang sama harus sudah memahami
dengan baik, cara, metode, dan pendekatan yang dilakukan oleh organisasinya dalam
menghasilkan produk tertentu. Pada saat yang sama ia pun harus sudah memahami
dengan baik, cara, metode, dan pendekatan yang dilakukan oleh organisasinya dalam
menghasilkan produk tertentu.
Kedua, menganalisis proses produksi atau produk lainnya yang berkinerja
baik. Tentunya hal ini didapat dari unit atau organisasi lainnya, baik pada sektor publik,
swasta, maupun sektor nirlaba.
Ketiga, membandingkan proses produksi atau produk sendiri dengan proses
produksi atau produk yang berkinerja baik. Pada pentahapan ini, pelaku benchmarking
mengkonfrontasikan atau menghadap-hadapkan secara langsung proses dan produk di
tempat kerjanya dengan proses dan produk di tempal lain, yang telah melakukan praktek
terbaik dalam proses maupun produknya. Semua data dan informasi kinerja yang
diperbandingkan haruslah yang handal dan valid. Pembandingan ini harus dilakukan
secara objektif sehingga realitas keunggulan dari tempat lain dapat dipahami secara
tepat dan lengkap untuk digunakan dalam memperbaiki kinerja unit kerja tertentu.
Keempat, setelah menjalankan tahap ketiga dengan baik, maka telah terbuka
jalan untuk menerapkan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk mendekati
proses produksi, ataupun produk yang berkinerja baik tersebut. Tahapan ini perlu
dilakukan secara realistis, artinya mungkin tidak bisa juga dilakukan perubahan secara
drastis dalam memperbaiki proses dan produk, tetapi dijalankan secara bertahap namun
terus meningkat.
Dari empat pentahapan di atas terlihat jelas bahwa upaya mencari
rujukan/patokan dan upaya perbaikan hanya berada pada area, input, proses, dan output.
Padahal setiap organisasi sektor publik di Indonesia, hal pencapaian kinerjanya sudah
sampai pada level outcome (hasil), baik pada immediate outcome, intermediate
outcome, dan final outcome. Hal ini sejalan dengan konsep outcome oriented
government yang telah dibakukan dalam Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang SAKIP,
dan Permen Pan RB. No. 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian
Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Artinya dukungan regulatif untuk
menerapkan konsep pemerintah yang berorientasi pada hasil adalah kuat. Oleh karena
itu, pada saat melakukan benchmarking perlu pula didiskusikan secara mendalam
kesuksesan organisasi sektor publik rujukan dalam mencapai indikator berbagai kinerja
outcome-nya.
Dengan demikian, pemerintah secara sengaja perlu mendorong seluruh
kementerian, SKPD, Satker dan unit kerja mandiri, untuk melakukan benchmarking
dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sampai pada level final
outcome.
Oleh karena itu, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam
melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Angkatan
1 Tahun 2019 mengharuskan setiap pejabat eselon IV hingga eselon I untuk melakukan
benchmarking pada saat melakukan diklat kepemimpinan. Sehingga pada saat proses
kediklatan, para peserta secara sengaja dapat menerobos kebuntuan/kemandekan
instansinya dalam mencapai indikator kinerja outcome. Melalui benchmarking dapat
diterima dan didukung semua pihak terkait, sehingga memberikan kebermanfaatan bagi
peningkatan kinerja instansinya, dan berhasil menciptakan social values.

B. TUJUAN DAN MANFAAT BENCHMARKING


1. Tujuan
Tujuan hasil benchmarking peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III
angkatan 1 tahun 2019 adalah:
a. Menemukan inspirasi untuk inovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan
sesuai dengan standar yang tinggi;
b. Peserta melakukan pengamatan, membandingkan dan mempelajari best
practice di tempat pengamatan untuk mendapatkan proses operasi yang
efektif dan efisien; dan
c. Peserta melakukan identifikasi best practice yang dilakukan di organisasi
yang menjadi lokus best practice, untuk mengadopsi dan mengadaptasi
keunggulan organisasi yang selanjutnya akan dipakai dalam pengelolaan
kegiatan pada Proyek Perubahan organisasi masing-masing peserta di masa
mendatang.
2. Manfaat
Manfaat hasil benchmarking di lokus oleh peserta Diklat Kepemimpinan
Tingkat III angkatan 1 tahun 2019 sebagai berikut :
a. Membantu peserta mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja dan
untuk memilih proses yang akan diperbaiki.
b. Menambah pengetahuan bagi peserta sebagai pertimbangan terjadinya
perubahan budaya organisasi yang lebih baik;
c. Terjadinya terobosan peningkatan dalam organisasi untuk perbaikan kinerja;
dan
d. Meningkatnya pendapatan organisasi.
B. WAKTU DAN TEMPAT
1. Pada hari Selasa tanggal 10 September 2019 di Gedung PIP lantai 4 PT. PAL
INDONESIA (PERSERO)

Gambar 1.

Dokumentasi Benchmarking Peserta Diklatpim III Angkatan 1 Kemenristekdikti ke PT. PAL


INDONESIA (PERSERO) dipimpin oleh Direktur SDM dan Umum, Ibu Etty Soewardani

2. Hari Rabu tanggal 11 September 2019 di ...................

Gambar 2 : Dokumentasi Bencmarking Peserta Diklatpim III Angkatan 1


Kemenristekdikti kelompok Tahu Tek ke Dinas Kebersihan dan Ruang
Terbuka Hijau Kota Surabaya
BAB II LOKUS KUNJUNGAN

A. PROFIL PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Hamparan


wilayahnya mencapai Dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan. Dengan
demikian, Indonesia termasuk salah satu negara dengan garis pantai terpanjang
di dunia.

Gambar 2. Ilustrasi Lokus

Kondisi dan luas wilayah yang dimiliki Indonesia ini tentu menyimpan
potensi ekonomi yang tinggi. Sekaligus membutuhkan strategi pertahanan yang
solid dan integral. Sebagai negara maritim, posisi geografis Indonesia yang
berada di daerah tropis, berada di posisi silang antar dua benua (Asia dan
Australia), dan dua samudera (Hindia dan Pasifik), tentu memiliki potensi dan
peluang pengembangan industri kelautan yang bila dieksplorasi dapat menjadi
kekuatan ekonomi nasional.
Setidaknya sektor kelautan ini dapat memberikan dampak positif yang
luas terhadap pengembangan industri berikut ini :
1. Industri transportasi
2. Industri maritim dan perkapalan
3. Industri lepas pantai
4. Industri perikanan
5. Industri pariwisata
6. Industri pertambangan minyak lepas pantai, gas bumi serta sumber daya mineral
lainnya.
Komitmen pemerintah di dalam pengembangan sektor kelautan yang
diwujudkan dalam program Indonesia sebagai poros maritim dunia dan
program tol laut, berdampak langsung pada optimalisasi industri kelautan
nasional, yang pada gilirannya akan memberikan harapan baru sebagai sektor
yang memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
nasional.
PT. PAL INDONESIA (PERSERO) sebagai salah satu industri strategis
yang memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia khususnya untuk
matra laut, keberadaannya tentu memiliki peran penting dan strategis dalam
mendukung pengembangan industri kelautan nasional.
Pendirian PT. PAL INDONESIA (PERSERO) bermula dari sebuah
galangan kapal yang bernama MARINE ESTABLISHMENT (ME) dan
diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan
Jepang, perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124.
Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan
ini dan mengubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).
Kemudian pada tanggal 15 April 1980, berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 4 Tahun 1980, status perusahaan PT. PAL INDONESIA (PERSERO)
berubah dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas.
Peran PT. PAL INDONESIA (PERSERO) semakin kuat setelah
dikeluarkannya UU No. 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan di mana
BUMN strategis diberi ruang yang lebih luas. Berdasarkan UU tersebut PT.
PAL INDONESIA (PERSERO) secara profesional mengemban amanah
sekaligus kewajiban untuk berperan aktif dalam mendukung pemenuhan
kebutuhan alutista matra laut dan berperan sebagai pemandu utama (lead
integrator) matra laut
Sesuai tujuan awal pendiriannya sebagai pusat keunggulan industria
maritim nasional, PT. PAL INDONESIA (PERSERO) telah membuktikan
reputasinya sebagai kekuatan utama di dalam pengembangan industria maritim
nasional. Di dalam upaya memperkuat pondasi bagi pengembangan industri
maritim, PT. PAL INDONESIA (PERSERO) senantiasa bekerja keras untuk
menyampaikan dan menyebarluaskan pengetahuan, teknologi, serta
keterampilan kepada masyarakat luas terkait industri maritim nasional tersebut.
Usaha PT. PAL INDONESIA (PERSERO) ini merupakan langkah
besar Indonesia untuk memasuki industri global bidang pertahanan. Dengan
posisinya sebagai pemandu utama alutista matra laut, maka pada masa
mendatang PT. PAL INDONESIA (PERSERO) akan terus meningkatkan
kemampuannya untuk dapat berperan dalam Driving Synergy to Global
Maritime Access. Peran penting dari PT. PAL INDONESIA (PERSERO) ini
akan membawa industri maritim Indonesia kepada pemenuhan pasar maritim
secara global.
PT. PAL INDONESIA (PERSERO) berlokasi di Ujung, Surabaya.
Dengan kegiatan bisnis utamanya meliputi :
1. Memproduksi kapal perang dan kapal niaga
2. Memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal
3. Rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien
Saat ini kemampuan dan kualitas rancang bangun dari PT. PAL INDONESIA
(PERSERO) telah diakui pasar internasional. Kapal-kapal produksi PT. PAL
INDONESIA (PERSERO) telah melayari perairan internasional di seluruh dunia.
Sebagai perusahaan galangan kapal dengan pengalaman lebih dari tiga dasawarsa, PT.
PAL INDONESIA (PERSERO) bersama karyawan sejumlah 1.300 personil, telah
menguasai pembangunan beragam produk-produk berkualitas sebagai berikut :

1) PRODUK KAPAL NIAGA


Pengembangan produk kapal niaga yang diarahkan pada pasar di dalam
negeri maupun luar negeri. Saat ini, fokus pengembangan adalah untuk
mendukung model-model industri pelayaran nasional dan pelayaran perintis
bagi penumpang dan barang (cargo), serta mengembangkan kemampuan untuk
pembangunan kapal LPG/ LNG Carrier. Kapasitas produksi saat ini mencapai
1.600 ton/bulan atau setara 3 unit kapal/tahun, 2 kapal Tanker 30.000 DWT
dan 1 kapal Tanker 17.500 DWT.
Saat ini PT. PAL INDONESIA (PERSERO) telah menguasai teknologi
produksi yang canggih, hingga mampu dan berpengalaman memproduksi kapal
Bulk Carrier (Bulker) sampai dengan bobot 50.000 DWT, kapal kontainer
sampai dengan 1.600 TEUS, kapal tanker sampai dengan 30,000 DWT, kapal
AHTS sampai dengan 5.400 BHP, Kapal Ikan Tuna Long Line 60 GT, kapal
penumpang sampai dengan 500 PAX. Sementara itu produk yang telah
dikembangkan antara lain kapal kontainer sampai dengan 2.600 TEUS, serta
kapal Chemical Tanker sampai dengan 24,000 LTDW.

2) PRODUK KAPAL CEPAT & KAPAL KHUSUS


Saat ini PT. PAL INDONESIA (PERSERO) tengah mengembangkan
produk-produk yang akan dipasarkan di dalam negeri maupun luar negeri,
terutama untuk memenuhi kebutuhan kapal perang dan kapal negara sesuai
pesanan antara lain dari Kementerian Pertahanan, Kepolisian Rl, Kementerian
Kelautan & Perikanan, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan/Direktorat
Jenderal Bea & Cukai serta Otonomi Daerah maupun swasta, serta pesanan luar
negeri. Produk yang telah dikuasai antara lain :
- Kapal Landing Platform Dock 125 meter
- Kapal Cepat Rudal klas 60 meter /
- Kapal Patroli Cepat Lambung Baja klas 57 meter
- Kapal Peneliti 1200 GT
- Kapal Patroli Cepat/ Kapal Khusus Lambung Aluminium klas sampai dengan 38
meter
- Kapal Tugboat dan Anchor Handling Tug/Supply sampai dengan klas 6.000 BHP
- Kapal Ikan sampai dengan 60 GRT
- Kapal Ferry dan Penumpang sampai dengan 500 pax

3) PRODUK JASA HARKAN


Produk Jasa harkan kapal maupun non kapal meliputi jasa pemeliharaan
dan perbaikan kapal sampai tingkat depo dengan kapasitas docking 894.000
DWT per tahun.
Selain itu jasa yang disediakan adalah annual/ special survey dan
overhaul bagi kapal niaga dan kapal perang, pemeliharaan dan perbaikan
elektronika dan senjata, serta overhaul kapal selam. Peluang pasar jasa
perbaikan dan pemeliharaan antara lain berasal dari TNI - AL, swasta,
pemerintah, serta kapal-kapal lainnya yang singgah dan berlabuh di Surabaya,
dengan jumlah yang mencapai 6.800 kapal per tahun.

4) REKAYASA UMUM
Pada saat ini PT. PAL INDONESIA (PERSERO) telah menguasai
teknologi produksi komponen pendukung industri pembangkit tenaga listrik
dan konstruksi lepas pantai. Kemampuan ini akan terus ditingkatkan sampai
pada taraf kemampuan modular dan EPCIC.
Produk-produk yang pernah dikerjakan, antara lain : Steam Turbine
Assembly sampai dengan 600 MW, Komponen Balance of Plant dan Boiler
sampai dengan 600 MW, Compressor Module 40 MW, Barge Mounted Power
Plant 30 MW, Pressure Vessels dan Heat Exchangers, Generator Stator Frame
s/d 600 MW, dan Wellhead Platform sampai dengan 3000 ton.

5) PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


Sejarah telah membuktikan kemampuan insan Indonesia sebagai pelaut
yang tersohor, namun untuk dapat bersaing di arena internasional yang semakin
keras, PT. PAL INDONESIA (PERSERO) menyadari bahwa sejarah dan
tradisi dapat menjadi pendorong, namun pendidikan dan training bagi para
karyawannya adalah mutlak untuk menghasilkan Sumber Daya manusia yang
tangguh dan memiliki kemampuan tinggi. Sebagai tulang punggung
perusahaan, bidang Sumber Daya Manusia mendapat perhatian yang khusus
dengan beragam kegiatan yang bertujuan meningkatkan basis kompetensi dari
para karyawan PT. PAL INDONESIA (PERSERO).
Dengan jumlah karyawan mencapai 1300 personil, PT. PAL
INDONESIA (PERSERO) menerapkan langkah-langkah strategis pengelolaan
Sumber Daya Manusia yang meliputi :
- Pemangkasan bisnis proses dengan membangun sistim informasi SDM dengan
penggunaan sofware SDM yang disebut ASP
- Penataan fungsi organisasi, dengan memisahkan fungsi-fungsi Non-core/
pendukung tidak lagi dikelola oleh perusahaan tetapi dengan cara outsourcing
- Peningkatan kompetensi, dengan membangun standard kompetensi baik fungsional
maupun structural sebagai bahan assessment
- Restrukturisasi personil yang kompetensinya tidak bisa dikembangkan secara
optimal
- Penggunaan outsourcing
- Mendukung peningkatan produksi disertai dengan pelatihan peningkatan keahlian
seperti misalnya pengelasan
Selama kurun waktu 5 tahun terakhir ini, PT. PAL INDONESIA (PERSERO) telah
berhasil menerapkan sistem yang dapat meningkatkan kompetensi, keahlian dan
manajemen Sumber Daya manusia serta pemagangan (apprenticeship). Kesemuanya ini
menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dari PT PAL INDONESIA (Persero) untuk
meningkatkan kemampuan inti (core competence) dari para karyawannya.

6) PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN


PT. PAL INDONESIA (PERSERO) menyadari posisinya sebagai
sebuah perusahaan besar di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk
dan tugasnya dalam melestarikan alam sekitarnya. Keperdulian PT. PAL
INDONESIA (PERSERO) terhadap masyarakat dan lingkungannya tersebut
diwujudkan dalam berbagai kegiatan amal dan gerakan pelestarian lingkungan.
Perusahaan menerapkan standar manajemen lingkungan ISO dan
memberikan bantuan untuk korban bencana alam, pendidikan (beasiswa) dan
fasilitas sekolah, sarana ibadah (mushola, mesjid dan gereja), pembangunan
prasarana umum, peningkatan kesehatan masyarakat dan peningkatan prestasi
olahraga masyarakat.
Bentuk-bentuk kemitraan yang telah dikembangkan oleh perusahaan
meliputi pemberian pinjaman lunak untuk modal kerja dan investasi kepada
para pengusaha berskala kecil di wilayah Jawa Timur dan program pelatihan
untuk mitra binaan. Saat ini jumlah mitra binaan mencapai 880 usaha kecil.

B. DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA


SURABAYA
..................................
BAB III ANALISIS BEST PRACTICE

A. PT. PAL INDONESIA (PERSERO)


1. VISI DAN MISI
Visi
Perusahaan kontruksidi bidang industri maritime dan energi berkelas dunia
Misi
1. Kami adalah pembangun, pemelihara, dan penyedia jasa rekayasa untuk
kapal atas dan bawah permukaan serta engineering, procurement dan
construction di bidang energi
2. Kami adalah penyedia layanan terpadu yang ramah lingkungan, untuk
kepuasan pelanggan
3. Kami berkomitmen membangun kemandirian indsutri pertahanan dan
keamanan matra laut, maritime dan energi kebanggaan nasional
Untuk manajemen sumber daya manusia, maka misinya adalah
Menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi dan kualifikasi global guna
peningkatan bisnis pembangunan dan harkan kapal komersial,
pertahanan dan keamanan matra laut, serta engineering, procurement
dan construction di bidang energi yang berkelas dunia melalui budaya
learning organization dan manajemen SDM yang berbasis teknologi
informasi
2. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. PAL INDONESIA (PERSERO)


3. PRODUK UNGGULAN
PT. PAL INDONESIA (PERSERO) berlokasi di Ujung, Surabaya.
Dengan kegiatan bisnis utamanya meliputi :
1. Memproduksi kapal perang dan kapal niaga
2. Memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal
3. Rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien
Pada saat ini, portofolio bisnis yang PT. PAL INDONESIA (PERSERO) terdiri dari:
New Ship General Repair & Submarine: New Technology &
Building Engineering Maintenance Building & Development
Naval Ships: Offshore Mid Life MRO Basic Design &
• Kcr / Opv 60 M Structures: Modernization: Strategic Alliance Engineering:
• Opv 80-90 M Various Fixed Malahayati Class With Dsme • Naval Ship
• Lpd 125 M Platform Up To Repair & (Daewoo • Commercial
• Ssv 123 M 3,000 Tons Maintenance: Shipbuilding Ship
Commercial Power • Various KRI Marine • Mid Life
Ships: Plant/Balance Of • Various Engineering): Modernization
• Bulk Carrier Plant Commercial Ships Overhaul : • Overhaul
50k Dwt/Star 50 • Main Condenser • Non Vessel: Submarine 209 Submarine
• Tanker 30k • Heat Exchanger Single Point Class Research And
LTDW • Hp Heater Mooring (Spm) • KRI Cakra 401 Development
• Tanker 17,500 • Oil Cooler (1994-1996) • Improve Own
LTDW • Deaerator & • KRI Ngl 402 Design
• Research Storage Tank (1997-1999) • Development
Vessels, Etc • Pressure Vessel New Building New Product
Barge Mounted • Submarine 209 It System
Power Plant Class (1,500 Software Design
Mitsubishi: Steam Tons) Engineering
& Gas Turbine; • Cadmatic
General Electric: • Napa
Stator Frame; Software
Floating Power Management
Plant • Erp Ifs 9
Software Planning
• Primavera

4. INOVASI YANG DIKEMBANGKAN


PT. PAL INDONESIA (PERSERO) kembali akan penuhi kebutuhan
Armada perang TNI Angkatan Laut (TNI AL) untuk kapal kombatan / Alat
Utama Sistem Senjata (Alutsista), melalui kontrak pegadaan  4 (empat) unit
KCR-60 oleh Kementerian Pertahanan pada tanggal 28 Desember 2018. 2 (dua)
unit KCR -60 dengan paket platform yang dilengkapi  sewaco  dan 2 (dua) unit
KCR-60 dengan paket sewaco.
Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter merupakan Produk Inovasi
Teknologi Kapal Perang buatan Insan PAL Indonesia yang di desain untuk
menjaga wilayah perbatasan maritim Indonesia. Setelah sebelumnya pada 2014
telah menyerahkan 3 Kapal yaitu KRI Sampari – 628, KRI Tombak – 629 dan
KRI Halasan – 630, dan saat ini sedang dilaksanakan proses pemasangan sewaco
KCR 60 Kerambit. mengawali tahun 2019 ini, kontrak pemenuhan kebutuhan
alutsista ini sebagai bentuk implementasi Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012
tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan Surat keputusan
KKIP Nomor KEP/12/KKIP/XII/2013 perihal Lead Integrator Alutsista Matra
Laut.

Gambar 4. Road Map Inovasi Kapal Perang Atas Air


Gambar 5. Road Map Inovasi Kapal Support

Gambar 6. Road Map Inovasi Kapal Perang Bawah Air

5. CARA MELAKSANAKAN INOVASI


Kesuksesan PT. PAL INDONESIA (PERSERO) adalah hasil dari
perencanaan yang matang dan komitment untuk selalu memberi yang terbaik.
Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan
berpengalaman, sistem managemen modern dan teknologi canggih, 
Transformasi usaha dari penyedia produk menjadi satu penyedia solusi
dengan melaksakan pemasaran dengan pro-aktif. Dukungan kinerja para ahli
dari Pusat teknis yang memiliki pengetahuan mendalam tentang solusi yang
paling inovatif sesuai persyaratan yang paling ketat dari standar militer teknis
dan spesifikasi.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka PT. PAL INDONESIA
(PERSERO) melakukan strategi:
- Meningkatkan tingkat pemenuhan waktu kontrak
- mengupayakan paket layanan pendanaan yang menyeluruh dan dukungan
teknis seperti pinjaman lunak skema pembayaran jangka panjang, charter
kerja sama operasional dan leasing dan skema join operasi.
Kemudian untuk meningkatkan kemampuan perusahaan, PT. PAL INDONESIA
(PERSERO) melakukan ekspansi penguasaan teknologi dengan beberapa cara,
antara lain:
- Membangun sinergi antara dua atau lebih perusahaan dengan kebutuhan
yang spesifik dan kebutuhannya (strategic alliance) seperti dengan
- On the Job Training (OJT), dengan mengirimkan tenaga-tenaga ahli yang
tidak hanya menguasai teknis namun juga memiliki wawasan manajerial.

6. BUDAYA KERJA INOVATIF


Menjadi sebuah perusahaan besar yang bertanggung jawab dan
transparan, PT. PAL INDONESIA (PERSERO) menerapkan sistim Tata Kelola
Perusahaan (Good Corporate Governance) sesuai dengan ketentuan Tatakelola
Perusahaan Pemerintah.
Kepatuhan pada peraturan yang ditetapkan dan disiplin tinggi telah
menjadi acuan bagi penerapan Tata Kelola Perusahaan. Sebagai tauladan bagi
para staff, Dewan Komisaris dan Direksi selalu menghadiri rapat-rapat yang
dilakukan dengan prosentase partisipasi yang tinggi yaitu sebanyak 16 kali
dalam setahun.
Sesuai dengan nilai-nilai budaya perusahaan yang menjunjung
transparensi dan integrasi, PT PAL INDONESIA (PERSERO) selalu berada di
garis depan dalam melakukan pengawasan kerja. Sudah menjadi bagian dari
komitmen dari PT PAL INDONESIA (PERSERO) untuk menerapkan disiplin
kerja yang tinggi dan penuh tanggung jawab bagi seluruh karyawannya. Upaya
untuk meningkatkan kualitas kerja dan pengawasan, telah dibuktikan dengan
kerjasama yang optimal antara Satuan Pengawas Internal dan Komite Audit.
Untuk mendapatkan gambaran kondisi budaya kerja, PT. PAL
INDONESIA (PERSERO) melakukan pengukuran menggunakan
Organizational Culture Health Index (OCHI) sehingga didapatkan aspek lemah
dan kuat yang telah ada. Kemudian untuk meningkatkan budaya kerja, maka
disusunkan nilai-nilai perusahaan dengan akronim SHIP, yaitu Synergy, Heart
centered, Innovative, dan Performance;
Synergy: menciptakan dan meningkatkan kerja sama, mengedepankan
kepercayaan dan memberi nilai tambah
Heart centered: menjunjung tinggi kejujuran dan berintegritas untuk
kepentingan perusahaan
Innovative: perubahan berkesinambungan untuk menghasilkan produk
terbaik
Performance: mengedepankan pencapaian dan peningkatan kinerja yang
berkualitas tinggi
Untuk implementasinya, telah dibuat suatu tahapan transformasi.

Gambar 7. Transformasi Budaya

7. SISTEM REWARD BAGI INOVATOR


Pegawai diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam melahirkan
inovasi-inovasi dan membangun budaya kerja. Beberapa antara lain:
- Membuat program yang melibatkan pegawai seperti tim-tim perumus
berdasarkan jenis intelektual, yaitu golongan perencana, pembicara, dll.
- reward individual berupa cuti tambahan, mempertemukan dengan pimpinan
- penyediaan pelatihan manajerial dan leadership
- adanya jenjang karier bagi pegawai.
Pada saat terjadi penolakan dalam organisasi yang data dari individu, maka
mekanisma hukuman akan berjalan secara komunal, dimana yang bersangkutan
akan terkucilkan dengan sendirinya. Kemudian yang bersangkutan akan
mengubah diri sehingga dapat diterima kembali oleh komunitas.

B. DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA


SURABAYA
1. VISI DAN MISI
Visi Kota Surabaya tahun 2016-2021
“SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA
SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI”
Terdapat 4 pokok-pokok dalam visi tersebut yaitu Sentosa, Berkarakter,
Berdaya Saing Global dan Berbasis Ekologi. Pokok visi yang terkait dengan
kebersihan dan keteduhan, pengendalian pencemaran udara dan pengendalian
pencemaran air adalah berbasis ekologi. Dalam penjabarannya, pokok visi
berbasis ekologi adalah prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan
pembangunan sehingga dapat mewujudkan Kota Surabaya yang
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan, diantaranya adalah penataan
ruangnya dapat mengintegrasikan fungs i kawasan perdagangan/jasa dan kawasan
permukiman dengan sistem jaringan jalan dan transportasi, mengantisipasi
resiko bencana serta melestarikan kawasan pesisir dengan tetap memperhatikan
daya dukung kota melalui pemantapan sarana dan prasarana lingkungan dan
permukiman yang ramah lingkungan.
Upaya mewujudkan visi tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam 10
misi. Misi tersebut memiliki tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Terdapat 2
misi yang merupakan penjabaran dari pokok visi berbasis ekologi yaitu (a) Misi
4. Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung
kota; dan (b) Misi 5. Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan
permukiman yang ramah lingkungan. Adapun keterkaitan misi, tujuan dan
sasaran Kota Surabaya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran Kota Surabaya

Misi Tujuan Sasaran


Meningkatkan sinkronisasi dan
integrasi rencana rinci dan rencana
induk sektoral dengan rencana
tata ruang wilayah (RTRW)
Mewujudkan sinkronisasi sistemMewujudkan penyediaan lahan
penataan ruang dan sistem
untuk pembangunan bagi kepentingan
pertanahan umum
Meningkatnya pengamanan dan
pengelolaan aset tanah dan/atau
bangunan
Meningkatkan manajemen
pengelolaan dan kualitas Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Misi 4 : Mewujudkan Optimalisasi sistem pengelolaan
penataan ruang kebersihan dan persampahan
yang terintegrasiMeningkatkan kualitas secara terpadu yang berbasis
dan memperhatikan lingkungan hidup kota masyarakat dengan
daya dukung kota yang bersih dan hijau penerapan teknologi tepat
guna dan ramah
lingkungan
Meningkatkan kualitas udara dan air
Mewujudkan sistem Pengembangan sistem
ketahanan yang handal terhadappenanggulangan bencana yang
bencana antisipatif dan tanggap
Memantapkan sarana Meningkatkan penyediaan serta
prasaran pada kawasan pengelolaan lingkungan
perumahan dan perumahan dan kawasan
permukiman untuk permukiman layak huni
Misi 5 : Memantapkan mewujudkan
sarana dan lingkungan yang berkualitas
prasarana Meningkatkan upaya Meningkatkan upaya penerapan
lingkungan dan pengembangan dan teknologi dan peran serta
permukiman yang pemanfaatan energi alternatif masyarakat dalam pengembangan dan
ramah lingkungan yang ramah lingkungan pemanfaatan energi alternatif
Meningkatkan upaya Meningkatkan upaya penerapan
konservasi energi konservasi energi

Berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan diatas kemudian dirumuskan


strategi dan arah kebijakan yang sesuai. Strategi dan arah kebijakan tersebut
merupakan upaya untuk mencapai sasaran. Mengacu pada strategi dan arah
kebijakan, maka disusunlah program (dalam hal ini program yang memuat
tentang kebersihan dan keteduhan; pengendalian pencemaran udara dan
pengendalian pencemaran air) yang dilengkapi dengan indikator program.
Program merupakan pedoman bagi OPD untuk merumuskan kegiatan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing OPD.
Adapun strategi, arah kebijakan dan program yang memuat tentang
kebersihan dan keteduhan; pengendalian pencemaran udara dan pengendalian
pencemaran air dalam RPJMD Kota Surabaya tahun 2016-2021 adalah :
1. Strategi mengoptimalkan pengelolaan RTH yang sudah dikuasai Pemerintah
Kota Surabaya.
Strategi mengoptimalkan pengelolaan RTH yang sudah dikuasai Pemerintah Kota
Surabaya dilaksanakan melalui beberapa arah kebijakan, antara lain:
a) Optimalisasi UPTD dan/atau rayon yang secara khusus
menangani pengelolaan RTH.
b) Penyediaan kecukupan anggaran pembangunan, operasional dan
pemeliharaan dalam rangka peningkatan penyediaan RTH.
Pada tahun 2017-2021, arah kebijakan tersebut didukung oleh Program
Pengelolaan dan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau, dengan indikator
antara lain:
a) Persentase pertumbuhan luas RTH yang dipelihara dan diawasi
b) Persentase luas RTH yang dibangun dan ditingkatkan fungsinya
2. Strategi mengoptimalkan fungsi fasilitas pengelolaan sampah.
Strategi Mengoptimalkan fungsi fasilitas pengelolaan sampah dilaksanakan melalui
arah kebijakan peningkatan pemanfataan fasilitas pengelolaan sampah
berteknologi tepat guna dan ramah lingkungan.
Pada tahun 2017-2021, arah kebijakan tersebut didukung oleh
Program Pengelolaan Kebersihan, dengan indikator antara lain:
a) Persentase pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan
teknologi 3R
b) Tingkat pertumbuhan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
kebersihan
c) Persentase pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang ≤ 1 hari
3. Strategi Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
kebersihan. Strategi Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan kebersihan dilaksanakan melalui beberapa arah kebijakan,
antara lain :
a) Peningkatan peran serta sekolah dan kantor swasta dalam
pengendalian sampah
b) Peningkatan pengelolaan sampah berbasis 3R di tingkat
RT/RW dan Kelurahan secara berkala
Pada tahun 2017-2021, arah kebijakan tersebut didukung oleh Program
Pengelolaan Kebersihan, dengan indikator antara lain:
a) Persentase pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang
menerapkan teknologi 3R
b) Tingkat pertumbuhan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
kebersihan
c) Persentase pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang ≤ 1 hari
4. Strategi Pengendalian pencemaran air dan udara skala kota.
Strategi Pengendalian pencemaran air dan udara skala kota dilaksanakan melalui
beberapa arah kebijakan, antara lain :
a) Pemantauan dan penegakan aturan tentang pengendalian pencemaran
air dan udara terutama pada sektor industri dan komersial
b) Optimalisasi pemanfaatan stasiun monitoring udara ambient
c) Pemantauan pengendalian pencemaran limbah domestik di perumahan
dan kawasan permukiman
Peningkatan kualitas air permukaan untuk mendukung ketersediaan air baku Pada
tahun 2017-2021, arah kebijakan tersebut didukung oleh
Program Pengendalian dan Pengawasan Dampak Lingkungan dengan
indikator Persentase ketaatan/kepatuhan terhadap aspek lingkungan.
BAB IV PENUTUP

Pelaksanaan benchmarking to the best practice sangat bermanfaat bagi peserta


Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Pimpinan III Angkatan 1 tahun 2019, untuk
memberikan tambahan pengetahuan mengenai berbagai inovasi sehingga dapat
diterapkan pada unit kerja masing-masing peserta diklat. Meskipun demikian,
diperlukan penyesuaian dalam proses adopsi dari inovasi-inovasi tersebut. Hal ini
dikarenakan perbedaan karakteristik antara unit kerja dan organisasi yang dikunjungi
dengan unit kerja asal peserta. Perbedaan tersebut mencakup perbedaan tugas pokok
dan fungsi, sumber daya yang tersedia, dan perbedaan struktur. Maka, peserta
Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan Tingkat III Angkatan 1 harus melakukan
berbagai penyesuaian agar inovasi yang diperoleh dari hasil benchmarking ini dapat
implementable.

Anda mungkin juga menyukai