Anda di halaman 1dari 12

IoT FOR SCOUTING

APLIKASI PENGUKUR CURAH HUJAN DENGAN


NODEMCU 8266

BERBASIS INTERNET OF THINGS

DISUSUN OLEH

NAMA KETUA : REGITA CAHYA PERMATA PUTRI

NAMA ANGGOTA 1 : RAYA CAHYA INSAFI

NAMA ANGGOTA 2 : ZWEETA ASY SYIFA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KOTA MAGELANG

2022
DAFTAR ISI

1. LATAR BELAKANG..................................................................................3
2. TUJUAN.......................................................................................................4
3. MANFAAT...................................................................................................4
4. KEUNGGULAN KARYA...........................................................................5
5. ALAT DAN BAHAN...................................................................................5
6. RANCANGAN KARYA DAN LANGKAH PEMBUATAN......................6
7. PENUTUP...................................................................................................12
1. LATAR BELAKANG
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan adalah rain drop.
Curah hujan dapat diukur dalam jam, hari, bulan, bahkan tahunan.
Berkembangnya teknologi berbasis Internet Of Things, diharapkan seorang
pramuka mampu berkontribusi dalam mengembangkan teknologi tepat guna,
diantaranya Alat pengukur curah hujan berbasis IoT. Teknologi ini nantinya
dapat bermanfaat bagi masyarakat umum apalagi Indonesia adalah negara
merupakan daerah khatulistiwa dengan berbagai jenis tanaman yang ada di
Indonesia terutama di daerah pegunungan dan desa-desa tentunya curah hujan
dapat mempengaruhi hasil panen dan bertumbuhnya tanaman tersebut.
Di Indonesia banyak sekali terdapat tanaman yang kurang sehat padahal
terletak dikawasan khatulistiwa, dimana biasanya banyak vegetasi yang
mudah tumbuh. Hal ini disebabkan karna pada waktu penanaman tidaklah
tepat dan juga tidak memperhatikan curah hujan yang ada. Di negara-negara
lain banyak sekali terdapat tanaman yang hasil buahnya sangat bagus dan
terlihat hijau, dikarnakan mereka menanam dengan memperhatikan beberapa
aspek dalam bercocok tanam sehingga hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan.
Seringkali terjadi kesalahan dalam waktu pemberian pupuk dan saat menanam
tanaman. Hal tersebut dikarnakan para petani hanya mengandalkan
pengalaman saja, sehingga dapat menyebabkan banyak kerugian yang dialami
oleh petani.apalagi sekarang ini pergantian musim yang dulu setiap bulan
April - Oktober adalah musim kemarau dan Oktober - April musim hujan
tidak lagi dapat dipedomani, oleh sebab itu diperlukan sebuah alat pengukur
curah hujan untuk dapat membantu para petani dalam mengetahui pola curah
hujan pada suatu tempat dalam hal ini adalah tempat para petani tersebut
menanam tanamannya.
Dengan mengetahui pola curah hujan para petani dapat menentuan jadwal
tanam, pola tanam, musim tanam, panen, pengolahan hasil pertanian sampai
pengangkutan atau pendistribusian hasil pertanian. Dari informasi curah hujan
ini diharapkan dapat membantu para petani dalam menentukan waktu tanam
dan dapat mengatur pola jenis tanaman yang disesuaikan dengan kebutuhan
air bagi tanaman yang akan ditanam.
Peranan air dalam kehidupan sangatlah besar. Mekanisme kompleks
kehidupan tidak mungkin berfungsi tanpa kehadiran cairan yang berupa air.
Bagian besar bumi dan mahluk hidup juga terdiri atas air. Air yang berasal
dari hujan merupakan fenomena alam yang paling penting bagi terjadinya
kehidupan di bumi. Butiran hujan selain membawa molekul air juga banyak
membawa materi yang penting bagi kehidupan, seperti material pupuk yang
lengkap bagi tumbuhan. Dari apa yang tertulis di atas manfaat air hujan
sangatlah penting bagi kehidupan dan pertanian. Oleh sebab itu dengan kita
bisa mengamati curah hujan pada suatu tempat secara otomatis dan tercatat
dalam sebuah database, sehingga data curah hujan dapat kita menfaatkan
secara optimal.
2. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan alat pengukur curah hujan berbasis IoT ini
antara lain:
a. Melatih anggota pramuka untuk mampu berfikir kritis untuk
menciptakan teknologi tepat guna dengan bahan bahan yang murah
dan mudah dicari;
b. Teknologi yang diciptakan dapat dimanfaatkan tidak hanya bagi yang
membuat namun juga fihak fihak lain yang membutuhkan;
c. Dengan mengetahui tingkat curah hujan pada suatu daerah dan masa
pramuka bisa merancang kegiatan yang tepat sehingga tidak gagal
karena kendala hujan;
d. Dengan mengetahui tingkat curah hujan para petani bisa mengetahui
kapan saatnya, menanam, memupuk, menyiangi dan memanen.
3. MANFAAT
Adapun manfaat dari Aplikasi pengukur curah hujan ini adalah:
A. Bagi Pramuka
a. Mengembangkan kemampuan pramuka dalam teknologi digital yang
mulai berkembang saat ini;
b. Mengambil manfaat dari perkembangan teknologi internet;
c. Memupuk jiwa nasionalisme;
d. Memanifestasikan Dasa Dharma Pramuka.
B. Bagi Pengguna
a. Mengetahui tingkat curah hujan di daerah yang ditempati, sehingga
mengurangi resiko dari rencana kerja;
b. Bagi petani bisa memperkirakan kapan dia harus menanam, merabuk,
menyiangi dan memanen;
c. Bagi kontraktor, dapat memperkirakan kapan mulai mengerjakan
proyek;
d. Bagi pedagang, dapat memilih jenis dagangan yang dijual;
e. Bagi pemerintah, dengan mengetahui intensitas hujan bisa mengambil
langkah prefentif untuk menanggulangi bencana.

4. KEUNGGULAN KARYA
Aplikasi pengukur curah hujan berbasis Internet Of Things mempunyai
beberapa keunggulan, diantaranya adalah:
a. Monitoring curah hujan bisa dilakukan secara online dan dilakukan dari
tempat yang jauh sekalipun;
b. Dapat dibuat dengan biaya yang murah;
c. Praktis dan sangat ringkas sehingga tidak memakan tempat yang luas;
d. Pemasangan perangkat bisa diletakkan di tempat yang tersembunyi.
5. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat perangkat pengukur
curah hujan berbasis IoT
Perangkat Keras
a. Micro Controler ESP8266
b. Detektor Hujan
c. LCD dan modul I2C
d. LED
e. Buzzer
f. Solder
g. Tenol (timah)
h. PCB
i. Baterai/Power Bank
j. Kabel Jumper
k. Kabel data
l. Laptop
m. Gadget /smartphone/Android
n. Rol Kabel
o. Power Suplay (PLN 220V)
Perangkat Lunak
a. Software Arduino/Visual Studio Cobe
b. Driver ESP8266
c. Preferrences Arduino
d. Library ESP8266
e. Library Detektor Hujan
f. Library Liquid Cryatal I2C
g. Microsoft Windows
h. Coding
i. Jaringan Internet
j. Blynk
6. RANCANGAN KARYA DAN LANGKAH PEMBUATAN
Tidak dipungkiri dengan adanya perkembangan era teknologi saat ini,
seseorang akan memanfaatkan kecanggihan dan kemudahan tersebut untuk
memudahkan setiap peker-jaan dan juga hal-hal lainya. Dalam
implementasinya saat ini pendeteksi hujan ber-tujuan untuk mengantisipasi
setiap kejadian sangatlah diperlukan. Dengan bantuan teknologi yang ada,
akan memberikan kemudahan atau keringanan dan fungsi yang sangat
bermanfaat. Salah satu informasi yang diperlukanya itu pendeteksi hujan yang
sangat berguna baik dalam mengetahui intensitas hujan pada suatu tempat
sehingga bisa mengurangi atau mengetahui dampak buruk yang akan terjadi
seperti pakaian yang kering menjadi basah dan tanaman menjadi rusak akibat
hujan lebat . Pada pem-buatan sistem ini alat mendapatkan informasi dari
pendeteksi sensor hujan dan NodeMCU ESP8266 serta hasil output berupa
buzzer yang mengeluarkan suara dan ditampilkan pada layar LCD juga dapat
diakses lewat aplikasi Blynk yang berbasis android membuat masyarakat
semakin mudah dalam mendapatkan informasi apa bila telah terjadinya turun
hujan atau tidak hujan. Manfaat yang didapat dari alat ini adalah dapat
membantu mengidentifikasi turunnya hujan yang terjadi sehingga
memudahkan dalam mengantisipasi basahnya benda yang dijemur, dan juga
mengantisipasi kemungkinan bencana yang timbul akibat curah hujan dengan
intensitas tinggi dan durasi yang lama
Mengapa kami menggunankan NodeMCU8266 karena ESP8266 adalah
sebuah komponen chip terintegrasi yang didesain untuk keperluan dunia masa
kini yang serba tersambung melalui wifi yang memiliki output serial TTL dan
GPIO yang dapat digunakan secara standalone maupun dengan mikrokontroler
sebagai sebuah pengendali. ESP menawarkan solusi networking wifi yang
lengkap dan menyatu, yang membedakan esp8266 dengan aplikasi lain adalah
esp8266 memiliki kemampuan on- bord prosesing dan stroge yang
memungkinkan chip tersebut untuk terintegrasikan dengan sensor-sensor. ESP
8266 terintegrasi dan disempurnakan oleh Tensilica’s seri L106 Diamond
dengan prosesor 32-bit. Ada 3 cara menggunakan ESP8266 :
a. Sebagai wifi access menggunakan AT command, dimana biasanya
dimanfaatkan oleh Arduino untuk koneksi wifi;
b. Sebagai sistem yang berdiri sendiri menggunakan NodeMCU dan
menggunakan bahasa LUA,
c. Sebagai sistem yang berdiri sendiri dengan menggunakan Arduino IDE
yang sudah bisa terhubung dengan ESP8266.
ESP 8266 dapat bertindak sebagai client ke suatu wifi router, sehingga saat
konfigurasi dibutuhkan setting nama access pointnya dan juga passwordnya,
selain itu ESP 8266 dapat digunakan sebagai Access Point dimana ESP 8266
dapat menerima akses wifi. Fitur yang dimiliki oleh ESP8266 sebagai berikut :
1. Prosesor 32 - bit MCU
2. Terintegrasi dengan 10 - bit ADC
3. Terintegrasi dengan TCP IP protocol stack
4. Terintegrasi dengan TR switch, LNA , power amplifier dan jaringan
5. Terintegrasi dengan PLL , regulator , dan unit manajemen daya
6. WiFi 2.4 GHz , mendukung WPA WPA2
7. Dukungan STA mode operasi AP STA + AP
8. Dukungan Smart link Fungsi untuk kedua perangkat Android dan iOS
9. Kemampuan mengirim data 2ms
10. Standby konsumsi daya 1.0mW DTIM3
11. Dayakeluaran +20 dBm dalam mode 802.11b
Langkah pembuatan
1. Esp8266 dihubungkan dengan detektor hujan, LCD (12 x 6) dan modul
I2C melalui PCB dan disolder.
2. Rangkaian dihubungkan ke laptop untuk diberikan perintah yang
berupa coding melalui aplikasi arduino atau Visual Studio Code
Code untuk koneksi ke wifi
#include <ESP8266WiFi.h>
//data ssid dan password
const char* ssid = "wongso_dwijo";
const char* password = "12345678";
// membuat variable wifiStatus utk menyimpan data status wifi
int wifiStatus;
void setup() {
Serial.begin(115200);
delay(200);
// Membual label status terkneksi dengan nama Wifi
Serial.println();
Serial.println();
Serial.print("Terkoneksi dengan Wifi : ");
Serial.println(ssid);
WiFi.begin(ssid, password);
//ketika WiFI.status nilainya TDK sama dg WL_CONNECTED
while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {
delay(500);
Serial.print(".");
}
}
void loop() {
wifiStatus = WiFi.status();
if(wifiStatus == WL_CONNECTED){
Serial.println("");
Serial.println("ESP8266 sudah terkonesi dg Wifi!");
Serial.println("IP address esp8266 : ");
Serial.println(WiFi.localIP());
}
else{
Serial.println("");
Serial.println("WiFi tdk terkoneksi");
}
delay(1000); // check for connection every once a second
}

Code untuk sensor hujan dan akses Blynk


#include <ESP8266WiFi.h>
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>
// You should get Auth Token in the Blynk App.
// Go to the Project Settings (nut icon).
char auth[] = "t9r-WWazrLuP5b8Jjsb43nIQAqXsejMvLS4";
// Your WiFi credentials.
// Set password to "" for open networks.
char ssid[] = "wongso_dwijo";
char pass[] = "";
WidgetLED led1(V1);
WidgetLED lampuAlarm(V3);
BlynkTimer timer;
// This function sends Arduino's up time every second to Virtual Pin
(5).
// In the app, Widget's reading frequency should be set to PUSH. This
means
// that you define how often to send data to Blynk App.
void myTimerEvent()
{
// You can send any value at any time.
// Please don't send more that 10 values per second.
Blynk.virtualWrite(V5, millis() / 1000);
}
//BlynkTimer timer;
// V1 LED Widget is Startup
void StartupLedWidget()
{
led1.on();
Serial.println("LED Power on indicator V1: on");
}
void SensorEvent()
{
int adc = analogRead(A0); //PIN ADC di NODEMCU
float tegangan = adc * (3.3 / 1023.0);
Blynk.virtualWrite(V0, adc); //Virtual wire "0" untuk data pembacaan
ADC
Blynk.virtualWrite(V5, tegangan); //Virtual wire "1" untuk data
pembacaan ADC
Serial.println(intensitashujan);
if (adc>intensitashujan) {
Serial.println("Harap hati hati");
lampuAlarm.on();
Blynk.notify("cepat ambil langkah untuk mitigasi bencana");
//Please watering me....
return;
}
else
{
lampuAlarm.off();
Serial.println("Status Normal ...");
//Blynk.notify("Alhamdulillah sudah aman
return;
}
}

//===========MENU
int pinValueV6;
BLYNK_WRITE(V6) {
switch (param.asInt())
{
case 1: // Item 1 – INTENSITAS RENDAH
intensitashujan = 300;
Blynk.virtualWrite(V6, intensitashujan);
break;
case 2: // Item 2 – INTENSITAS SEDANG
intensitashujan = 150;
Blynk.virtualWrite(V6, intensitashujan);
break;
case 3: // INTENSITAS TINGGI
intensitashujan = 200;
Blynk.virtualWrite(V6, intensitashujan);
break;
}
}
void setup()
{
// Debug console
Serial.begin(9600);
Blynk.begin(auth, ssid, pass);
// You can also specify server:
//Blynk.begin(auth, ssid, pass, "blynk-cloud.com", 80);
//Blynk.begin(auth, ssid, pass, IPAddress(192,168,1,100), 8080);
timer.setInterval(1000L, StartupLedWidget);
// Setup a function to be called every second
timer.setInterval(1000L, SensorEvent);
Blynk.notify("Hi bro... your {DEVICE_NAME} Sudah On");
delay(2000);
}
void loop()
{
Blynk.run();
timer.run();
}
3. Instalasi Blynk di smartphone
7. PENUTUP
Demikian proposal rancang bangun alat deteksi hujan yang bisa kami
sampaikan yang tentunya jauh dari sempurna, sehingga kami sangat berharap
ada saran yang konstruktif, namun demikian kami berharap teknologi yang
kami sampaikan bisa bermanfaat bagi umat manusia, dan bisa dikembangkan
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai