Anda di halaman 1dari 3

1.Pada pemeriksaan panoramic kan terdapat gambaran radiopak, apa saja komposisi dari sialolit tersebut?

Sialolit sendiri komposisi utamanya adalah endapan garam kalsium fosfat tribasik (Ca3(PO4)2) bersama
bahan organik yang terdiri dari deskuamasi sel epitel, bakteri, benda asing ataupun dekomposisi produksi
bakteri, apabila terdapat infeksi dengan kandungan amonium dan magnesium

2. Pada saat anamnesa dan belum melakukan pemeriksaan penunjang, bagaimana membedakan bahwa
yang bermasalah pada pasien adalah kelenjar submandibular?

Duktus submandibula atau Warthon’s duct yang berada di permukaan medial kelenjar berjalan di antara
lateral dari otot milohioid, otot hioglosus dan di atas otot genioglosus membentuk sudut yang tajam di
bagian lateral dari otot milohioid yang merupakan tempat yang sering terjadi pembentukan batu. Duktus
ini bermuara kedalam rongga mulut, di lateral dari frenulum lingualis.

dan bengkak pada  mandibula


Pada saat anamnesa pasien ada keluhan nyeri

kanan bawah sejak 15 hari yang lalu. Lalu pada


pemeriksaan klinis, pembengkakan difus di batas bawah
mandibular sampai ke batas bawah kartilago tiroid dan
juga ada terlihat pembengkakan di dasar mulut, nah
berdasarkan keluhan pasien tersebutlah kita bisa
mensuspek kemunginan yang bermasalah adalah kelenjar
submandibular
3. Apakah ada alas an kenapa sialolit lebih banyak terjadi
pada kelenjar submandibular?
Ada 2 faktor yang menjadi alasan tingginya insiden sialolitiasis kelenjar submandibula. Pertama karena
sifat dari air liur yang dihasilkan banyak mengandung musin, bahan organik, enzim fosfatase, kalsium
fosfat, pH alkali serta karbon dioksida yang rendah. Kedua karena bentuk anatomi warthon’s duct yang
panjang dan berkelok dengan posisi orifisium lebih tinggi dari duktus dan ukuran duktus yang lebih kecil
dari lumennya. Kedua faktor ini saling mendukung terjadinya proses kalsifikasi pada duktus
submandibular sehingga menyebabkan terjadinya sialolitiasis

4. Pasien mengeluhkan rasa nyeri terutama terjadi pada sebelum dan saat makan, apa factor penyebab
nyeri tersebut?

Pada kebanyakan kasus, nyeri dan pembengkakan kelenjar yang bersifat intermitten dan merupakan
keluhan yang paling sering dikeluhkan dan gejala ini muncul berhubungan dengan mealtime syndrome.
Pada saat selera makan muncul berlebihan terjadi sekresi kelenjar liur pun meningkat sedangkan drainase
melalui duktus mengalami obstruksi sehingga terjadi stagnasi yang menimbulkan rasa nyeri dan
pembengkakan kelenjar.

5. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan sialolit yang menyebabkan sialadenitis pada pasien ini?

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dengan palpasi secara bimanual di dasar mulut dari arah posterior
ke arah anterior sering didapatkan batu pada duktus, juga dapat meraba pembesaran duktus dan kelenjar
dalam mengevaluasi fungsi kelenjar air liur

6. Apakah bisa penatalaksanaan kasus pada pasien ini hanya dengan medikasi?

Penanganan sialolitiasis kelenjar liur dengan pendekatan konservatif metode pengobatannya dengan
menggunakan antibiotik dan anti inflamasi dengan harapan batu dapat keluar melalui karunkula secara
spontan. Namun tentu saja pendekatan ini terbatas pada kasus batu kelenjar yang kecil. Kebanyakan
biasanyapenatalaksanaannya memang perlu dilakukan intervensi tindakan, tidak hanya antibiotic & anti
inflamasi

7. Apa gejala khas pada kasus sialolit yg menyebabkan sialadenitis ini?

Manifestasi khasnya yaitu adanya batu pada kelenjar saliva yang muncul timbul pada saat obstruksi
duktus yang akut, yaitu pada waktu makan. Pembengkakan yang timbul tiba-tiba dan cepat dalam
beberapa menit dan terdapat rasa sakit hebat pada saat mulai makan. Kemudian diikuti penurunan
pembengkakan secara bertahap sekitar satu jam setelah selesai makan.

8. Apakah ada sialolit yang gambarannya tidak radiopak pada saat dilakukan pemeriksaan penunjang
radiografi oklusal atau radiografi polos?

Batu kelenjar ludah submandibular kebanyakan radioopak dan mudah diidentifikasi dengan foto polos
panoramik dan oklusal foto. Namun terdapat pula batu kelenjar yang radiolusen sehingga tidak dapat
dideteksi oleh foto polos radiografik. Jadi tergantung tingkat kalsifikasinya yang menentukan akan jadi
seberapa radiopak gambarannya nanti. Sialografi dibutuhkan untuk mendeteksi batu kelenjar jenis yang
tidak terdeteksi dengan radiografi biasa. Namun prosedur diagnostik ini memiliki resiko terdorongnya
batu lebih ke proksimal dari duktus sehingga menyulitkan dalam pengambilannya.

9. Apasaja bakteri-bakteri yang terlobat pada kasus pasien sialadenitis ini?

Sebagian besar infeksi bakteri akut disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Methicillin-resistant S.
aureus (MRSA) merupakan patogen yang sering dalam beberapa kasus neonatal. Bakteri anaerob,
termasuk Peptostreptococcus, Prevotella, dan Fusobacterium, juga sering pada pasien dengan sialadenitis.

10. Mengapa sialolit bisa menyebabkan sialadenitis?

Komplikasi yang disebabkan pada sialolitiasis sendiri disebabkan karena adanya batu pada saluran yang
akan menyebabkan terjadinya retensi saliva. Nah obstruksi kelenjar dan retensi saliva inilah yang pada
akhirnya menyebabkan infeksi pada jaringan parenkim pada kelenjar liur sehingga menyebabkan
sialoadenitis.
11. Pada kasus ini sialolit terjadi unilateral, apakah mungkin ada kasus yang terjadi bilateral di kedua
sisinya?

Bisa, sialolith bisa tunggal atau jamak. Prevalensi sialolith di kelenjar submandibula kira-kira 70-80%
merupakan kasus sialolith soliter, dan hanya sekitar 5% dari kasus yang memiliki tiga atau lebih sialolith
di kelenjar saliva. Sialolith umumnya unilateral tapi ada ja kasus kasus yang dilaporkan terjadi bilateral
ataupun multiple.

12. APakah prosedur penatalaksanaan bedah sialolit ini bisa dilakukan dengan pendekatan ekstraoral?

Bisa saja dilakukan pendekatan secara ekstraoral. Perawatan bedah yang akan dilakukan telah disetujui
pasien dan ditandatangani pada informed consent yang menjelaskan semua tindakan yang akan dilakukan
beserta komplikasi dan prognosa. Tindakan bedah ini dilakukan untuk menghilangkan sialolith pada
kelenjar submandibula melalui pendekatan ekstraoral dengan anestesi umum. Insisi dilakukan pada
daerah submandibula, diikuti elevasi flap dan diseksi jaringan dari kutis dilanjutkan ke subkutis sampai
otot masseter terlihat sehingga dapat dilakukan identifikasi sialolith dan dilanjutkan dengan pengambilan
sialolith.

Anda mungkin juga menyukai