Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Metode Pengembangan Kognitif AUD

Tatap Muka Ke- : 6


Materi : Model perilaku kognitif afektif William dan model
struktur intelektual Guildford
Dosen Pengampu : Robik Anwar Dani, M.Psi

MODEL PERILAKU KOGNITIF AFEKTIF WILLIAMS

A. Pengertian Taksonomi Williams


Model ini berlandaskan pemikiran bahwa kreativitas perlu dipupuk secara
menyeluruh dalam kurikulum dan bahwa peserta didik harus mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan mereka. Keterampilan
kognitif dan afektif dalam pengemabangan kreativitas digabung dengan bidang
materi tradisional yang diajarkan di sekolah.
Model Williams pada perilaku Kognitif dan Afektif didalam kelas Model
Williams menampilkan secara tiga dimensional bagaimana kurikulum, strategi
mengajar, dan perilaku peserta didik berinteraksi dalam meningkatkan pemikiran.
Kreatifitas perlu diterapkan secara menyeluruh dalam kurikulum dan bahwa
peserta didik harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua
bidang kegiatan mereka.
Model ini dapat digunakan juga untuk pengembangan program
perorangan dalam kemampuan berfikir kreatif, serta dapat menjadi patokan
seorang guru yang menginginkan pendekatan yang seimbang dalam
peningkatan berfikir dan bersikap kreatif.
 
B. Model
Model Williams menampilkan secara tiga dimensional bagaimana
kurikulum, strategi mengajar, dan perilaku peserta didik berinteraksi dalam
meningkatkan pemikiran. Satu pangsa dari setiap dimensi dipilh dan digabung
dengan pangsa dari dua dimensi lainnya dalam merancang kegiatan belajar bagi
peserta didik. Dimensi ini ialah kurikulum (konten mata pelajaran), perilaku
belajar (strategi belajar), dan perilaku peserta didik (kognitif dan afektif).
Jika menggunakan model ini, guru memilih salah satu aspek dari setiap
dimensi untuk merancang kegiatan. Misalnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia
(dimensi 1) guru ingin melatih keterampilan menulis kreatif (dimensi 2) dan
memupuk sikap mengambil resiko (dimensi 3). Ia meminta peserta didik untuk
menulis cerita dengan petunjuk sebagai berikut: “kamu adalah satu-satunya
penumpang yang masih hidup dalam suatu kecelakaan dengan kapal. Ketika
sadar, kau menemukan dirimu di dalam sebuah rakit, terapung di laut, dengan
persediaan makanan untuk dua hari. Apa yang kamu lakukan?” Peserta didik
dapat menggunakan keterampilan kreatif dari Dimensi 3 untuk memecahkan
masalah ini.
Model tiga dimensional dari Williams ada tiga macam, yaitu:
1. Dimensi 1, meliputi mata pelajaran yang biasanya terdapat pada kurikulum.
2. Dimensi 2, meliputi 18 strategi guru sebagai cara untuk mencapai perilaku
peserta didik meliputi:
a. Paradoks: Dugaan umum yang belum tentu benar, dugaan atau
pengamatan yang saling bertentangan.
b. Atribut: Ciri-ciri yang mencerminkan identitas atau lambang.
c. Analogi: Situasi serupa, kesamaan antara hal-hal, membandingkan satu
hal dengan yang lainnya.
d. Diskrepansi: Ketidaksesuaian, ketidak cocokan, ada bagian-bagian yang
kurang dalam informasi.
e. Pertanyaan Provokatif: Pertanyaan menyelidiki untuk mencari arti,
mendorong menjajaki pengetahuan atau informasi, terpanggil untuk
menemukan pengetahuan baru.
f. Contoh Perubahan: Menujukkan dinamika dari hal-hal, memberi
kesempatan untuk membuat perubahan, modifikasi atau pergantian.
g. Contoh Kebiasaan: Dampak dari pikiran yang terikat pada kebiasaan,
membentuk kepekaan terhadap kekakuan dalam gagasan dan cara-cara
yang usang yang selalu dipakai.
h. Penelusuran Penjajakan: Menggunakan struktur yang dikenal untuk
menjajaki pembentukan struktur.
i. Keterampilan Meneliti: Menelusuri cara-cara yang pernah dilakukan
(penelusuran historis) menyimak keadaan saat ini (deskriptif) meneliti apa
yang terjadi dalam situasi eksperimen.
j. Tenggang Rasa Terhadap Kedwiartian: Menyelenggarakan situasi yang
menantang untuk berfikir, yang terbuka untuk macam-macam interpretasi.
k. Ungkapan Intuitif (menurut firasat): Perasaan tentang sesuatu melalui
semua indera, peka terhadap sentuhan atau dugaan dari dalam,
keterampilan mengungkapkan perasaan.
l. Penyesuain Terhadap Perkembangan: Belajar dari kesalahan atau
kegagalan, mengembangkan pilihan atau kemungkinan, lebih banyak
mengembangkan sesuatu daripada menyesuaikan terhadap sesuatu.
m. Mempelajari Orang-orang Dan Proses-proses Kreatif: Menganalisis ciri-
ciri dari tokoh-tokoh kreatif yang unggul, mempelajari proses kreatif yang
menuju kepemecahan masalah atau penemuan.
n. Menilai Situasi: Untuk menentukan akibat atau implikasi dari situasi,
menguji gagasan atau dugaan terhadap fakta.
o. Keterampilan Membaca Kreatif: Dapat menggunakan, memanfaatkan apa
yang telah dibaca, belajar keterampilan mencetuskan ide-ide melalui
membaca.
p. Keterampilan Mendengar Kreatif: Belajar keterampilan mengugah ide
dengan mendengarkan, mendengarkan informasiyang merangsang
pemikiran.
q. Keterampilan Menulis Kreatif: Belajar keterampilan mengungkapkan
gagasan-gagasan dalam tulis.
r. Keterampilan Visualisasi: Mengungkapkan gagasan, dalam bentuk visual,
mengambarkan pikiran dan perasaan, menggambarkan pengalaman
dengan ilustrasi.
3. Dimensi 3: Merupakan proses-proses yang diperlukan untuk
mengembangkan bakat kreatif anak.
 
Perilaku Arti
Kognitif-Intelektual
Berfikir lancar  Menghasilkan banyak
gagasan/jawaban yang relevan- Arus
pemikiran lancar.
 Menghasilkan gagasan-gagasan
yang beragam.
Berfikir luwes (Fleksibel)  Mampu mengubah cara atau
pendekatan.
 Arah pemikiran yang berbeda-beda.
Berfikir orisinal  Memberikan jawaban yang tidak
lazim, yang jarang diberikan
Perilaku Arti
kebanyakan orang.
 Mengembangkan, menambah,
memperkaya suatu gagasan
Berfikir terperinci (elaborasi)  Memperinci detil-detil
 Memperluas suatu gagasan
Afektif-Perasaan
Mengambil resiko    Tidak takut gagal atau kritik- Berani
membuat dugaan
 Mempertahankan pendapat
Merasakan tantangan  Mencari banyak kemungkinan
 Melihat kekurangan-kekurangan dan
bagaimana seharusnya
 Melibatkan diri dalam masalah-
masalah atau gagasan-gagasan
yang sulit
Rasa ingin tahu  Mempertanyakan sesuatu
 Bermain dengan suatu gagasan
 Tertarik pada kegaiban (misteri)
 Terbuka terhadap situasi yang
merupakan teka-teki
 Senang menjajaki hal-hal yang baru
Imajinasi atau firasat  Mampu membayangkan, membuat
gambaran mental
 Merasakan firasat
 Mengimpikan hal-hal yang belum
pernah terjadi
 Menjajaki hal-hal diluar kenyataan
indriawi
 
C. Modifikasi Konten, Proses, Produk dan Lingkungan
Model Williams terutama berkaitan dengan proses belajar. Konten,
produk dan lingkungan tidak ditekankan. Daftar dari perilaku peserta didik dapat
dimensi 3 meliputi keterampilan yang paling sering digunakan dalam
pengembangan berpikir dan sikap kreatif.
Untuk modifikasi konten dan produk, Model Williams dapat di gabung
misalnya Model Renzulli, Model Clark, atau Model Treffaingger untuk
menghasilkan program anak berbakat yang lebih menyeluruh. Modifikasi
lingkungan dapat juga dilakukan dengan model ini, karena melandaskan pada
kebutuhan peserta didik, dan dapat diciptakan lingkungan belajar yang berpusat
pada peserta didik. Salah satu dari tujuan dari model ini ialah mengembangkan
kemandirian berpikir bagi peserta didik. Hal ini dapat terlaksana dengan
menggunakan strategi guru yang menunjang belajar dan berpikir mandiri,
dengan berselang-seling antara kegiatan perorangan dan kegiatan kelompok
kecil, seperti pada metode cara belajar peserta didik aktif. Proses kreatif kecuali
memerlukan berselang-seling antara kegiatan perorangan dan kegiatan
kelompok, dan dengan menunjang baik perkembangan pribadi maupun
perkembangan sosial.
 
D. Manfaat dari Model Perilaku Kognitif-Afektif
Manfaat dari Model Williams ialah terutama dalam bidang proses belajar.
Digunakan bersama dengan model lainnya, dapat memberikan sumbangan yang
bermakna terhadap peningkatan berpikir dan sikap kreatif melalui kurikulum.
Model ini dapat juga digunakan pengembangan program perorangan
(individualized) dalam kemampuan berpikir kreatif, dengan memperhatikan profil
kemampuan peserta didik, kekuatan, dan kelemahannya, untuk kemudian
memperbaiki bidang kelemahannya dengan membangun kekuatan. Rencana
pengembangan kurikulum yang digariskan oleh Williams dan digunakan di dalam
kelas untuk peserta didik yang kemampuannya beragam, tidak semata-mata bagi
yang berbakat.
Guru dapat menggunakan model ini tanpa memisahkan peserta didik
berbakat atau mengurangi hak peserta didik lainnya. Peserta didik berbakat
dapat dilibatkan dalam kegiatan yang lebih majemuk atau yang menggabung
penggunaan sejumlah keterampilan yang terdaftar. Kemungkinan kombinasi
banyak sekali, dan ini memberikan keragaman pengalaman. Terakhir, model ini
dapat digunakan sebagai patokan bagi guru yang menginginkan pendekatan
yang seimbang dalam peningkatan berpikir dan sikap kreatif. Dengan membuat
profil dari jenis kegiatan yang mereka gunakan dan jenis pertanyaan yang
mereka ajukan, guru dapat menentukan sejauh mana peserta didik dalam kelas
di beri kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kreatif mereka
sepenuhnya.
MODEL STRUKTUR INTELEKTUAL GUILDFORD

Guilford (1967) telah mengembangkan sebuah teori yang sangat monumental,


yang menjelaskan tentang kemampuan intelek manusia yang disebut Structure
of Intellect (SI). SI adalah sebuah model, hasil penelitian analisis faktor yang
mempunyai implikasi terhadap proses belajar. SI merupakan kerangka acuan
yang bersifat komprehensif, sistematik dan berdasarkan atas pengujian empiris.
Model SI manusia dapat digambarkan sebagai suatu kubus yang terdiri
dari tiga matra (dimensi) intelektual, yaitu operasi (proses), konten (materi) dan
produk. Salah satu manfaat dari model struktur intelek (SI) Guilford menunjukkan
keragaman kemampuan intelek manusia yang perlu dikembangkan melalui
pendidikan.
1. Kategori Operasi
a. Kognisi (Cognition) merujuk kepada pengenalan yang segera,
pengenalan kembali, kesadaran penangkapan informasi proses
terbentuknya pengertian.
b. Ingatan (Memory) ialah memunculkan kembali informasi yang telah
diterima dalam bentuk yang sama seperti semula. Terdiri dari ingatan
jangka pendek dan jangka panjang.
c. Berfikir konvergen (Convergent Production) ialah kemampuan menarik
kesimpulan yang logis dari informasi yang diberikan dengan pencapaian
jawaban tunggal yang benar.
d. Berfikir Divergen (Divergent Production) ialah spontanitas dalam
memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan
informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah
kesesuaian,fleksibilitas, kelancaran dan kualitas jawaban.
e. Evaluasi ialah suatu proes membuat pertimbangan dengan
membandingkan informasi sesuai tolak ukur.

2. Kategori Isi (Content)


a. Figural merupakan representasi bentuk (bermacam-macam objek
konkret).
b. Simbolik ialah kemampuan memahami simbol-simbol seperti huruf,
angka, tanda-tanda musik dan sebagainya.
c. Semantik ialah kemampuan individu memahami kata-kata dan ide-ide
dengan pengertian abstrak berkenaan dengan pengalaman individu yang
bersangkutan yang tersimpan dalam ingatan.
d. Behavioral ialah kemampuan untuk menerima dan menginterprestasikan
pikiran dan perasaan orang lain.

3. Kategori Produk
a. Unit merujuk pada elemen-elemen tunggal.
b. Kelas dapat diartikan sebagai kelompok informasi dikelompokkan
menurut karakteristik umum.
c. Relasi kemampuan menghubungkan antara dua informasi.
d. Sistem sebagai sekumpulan informasi yang terorganisasikan yang
membentuk hubungan yang kompleks.
e. Transformasi ialah kemampuan meredifinisi informasi yang ada
sebelumnya menjadi informasi selanjutnya.
f. Implikasi ialah melakukan prediksi atau antisipasi berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki saat sekarang terhadap
situasi lain.

Anda mungkin juga menyukai