Dhifa Haris Mohammad - Prak Kualitas Daya (II)
Dhifa Haris Mohammad - Prak Kualitas Daya (II)
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KUALITAS DASAR KUALITAS DAYA
Oleh :
Dalam pengukuran daya dalam suatu sistem 3 fasa memerlukan dua atau lebih
wattmeter. Kemudian daya total dapat diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan dari
masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata
dapat diukur dangan mengurangi satu elemen wattmeter dari sejumlah kawat-kawat dalam
setiap 3 fasa. Dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat “common” terhadap
semua rangkaian potensial. Gambar 3. Menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk
mengukur kosumsi daya oleh sebuah beban3 fasa yang seimbang yang dihubungkan secara
delta.
Gambar 4. Diagram vasor tegangan dan arus dalam system 3 fasa, 3 kawat
Diagram phasor gambar 4 tegangan fasa Vac, Vab, dan Vba dan arus 3 fasa Iac,
Ibc, dan Ica. Beban yang dihubungkan secara delta dianggap induktif, dan arus fasa
ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut θ. Kumparan arus wattmeter 1 membawa
arus anatara Ia’a yang merupakan penjumlahan vector dari arus-arus fasa Iac dan I AB.
Kumparan potensial wattmeter 1 dihubungkan dengan tegangan VAC. Dengan cara yang
sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antara I B’B yang merupakan
penjumlahan vektor dari arus-arus fasa IBA dan IBC. Sedangkan tegangan pada kumparan
potensial wattmeter 2 dihubungkan dengan tegangan V BC. Karena beban adalah
seimbang, tegangan-tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan.
Vac =Vbc = V dan Iac = Ibc = Iba = I
W1 + W2 = VIcos(30°- θ) + (30°+ θ)
= (cos 30° cosθ + sin 30° sinθ + cos 30° cosθ - sin 30° sinθ) (2.3)
= √ 3VIcosθ
Persamaan (2.3) merupakan pernyatan daya total sebuah rangkaian 3 fasa dan
karena itu
kedua wattmeter pada gambar 3a secara tepat mengukur daya total tersebut.
Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter akan
memberikan daya yang benar untuk setiap: kondisi tidak seimbang, faktor daya atau
bentuk gelombang.
Jika kawat netral dari sistem tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada beban
yang tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat, sesuai dengan teorema Blondel ,
diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan pengukuran daya nyata total.
HASIL PENGUKURAN
Cos P Praktik
Beban VL-L (V) ILine (A) S (VA) Q (VAR) P (Watt) THDi THDv
phi (W)
R+L 380 7,29 0,35 4798,1 775,3 4798 2735,3 0,00066 0,00090
R//C 380 14,2 0,96 9346,1 2616,8 9344,8 6364,1 0,00086 0,00090
(R+L)//C 380 8,16 0,95 5370,7 1676,5 5370 3387,1 0,00088 0,00090
Perhitungan daya nyata (S) :
S = √ 3 x VL-L x ILine
Beban R
S = √ 3 x VL-L x ILine
Beban R+L
S = √ 3 x VL-L x ILine
Beban R//C
S = √ 3 x VL-L x ILine
Beban (R+L)//C
S = √ 3 x VL-L x ILine
Beban R+L
Q = √ 3 x VL-L x ILine x sin phi
Beban (R+L)//C
Q = √ 3 x VL-L x ILine x sin phi
Beban R+L
P = √ 3 x VL-L x ILine x cos phi
Beban R//C
P = √ 3 x VL-L x ILine x cos phi
Beban (R+L)//C
P = √ 3 x VL-L x ILine x cos phi
Beban R//C
Beban (R + L)//C
ANALISA DATA HASIL PERCOBAAN
Untuk komponen yang digunakan pada percobaan kali ini diantaranya adalah;
Beban lampu yang digunakan 60W/220V, sehingga didapatkan nilai R :
2 2
V
R= = 220 = 806,67 ohm, kemudian nilai L = 200 mH ,C = 50 uF. Dengan alat ukur
P 60
meliputi Voltmeter, ammeter dan power factor. Dengan diberikan input tegangan AC
sebesar 220 VAC. Pada rangkaian percobaan yang pertama digunakan beban berupa
resistor terhubung secara delta, pada rangkaian percobaan yang kedua digunakan beban
berupa resistor yang diseri dengan inductor, pada rangkaian percobaan yang ketiga
digunakan beban resistor yang diparalel dengan kapasitor. Sedangkan pada rangkaian
percobaan yang ke empat digunakan beban berupa nilai resistor yang diseri dengan
inductor kemudian diparalel dengan kapasitor.
Pada hasil percobaan pertama dengan beban resistor maka didapatkan nilai
pengukuran tegangan (V) sebesar 380 V, nilai arus (I) sebesar 9,82A, nilai power factor
(pf) sebesar 0,86 dan nilai daya (w) yang digunakan sebesar 6364,1 watt. Kemudian pada
hasil percobaan kedua dengan beban resistor yang diseri dengan inductor maka
didapatkan nilai pengukuran tegangan (V) sebesar 380 V, nilai arus (I) sebesar 7,29 A,
nilai power factor (pf) sebesar 0,35 dan nilai daya (w) yang digunakan sebesar 4798 watt.
Sedangkan pada hasil percobaan ketiga dengan beban resistor yang diparalel dengan
kapasitor maka didapatkan nilai pengukuran tegangan (V) sebesar 380 V, nilai arus (I)
sebesar 14,2 A, nilai power factor (pf) sebesar 0,96 dan nilai daya (w) yang digunakan
sebesar 9344,8 watt. Pada hasil percobaan pertama dengan beban resistor maka
didapatkan nilai pengukuran tegangan (V) sebesar 380 V, nilai arus (I) sebesar 8,16 A,
nilai power factor (pf) sebesar 0,95 dan nilai daya (w) yang digunakan sebesar 3387,1
watt. Dari ke empat percobaan yang dilakukan dengan beban yang berbeda maka dapat
dilihat bahwasanya tegangan yang terukur pada ketiga rangkaian sama yaitu 380 V,
dengan arus paling besar saat rangkaian dibebani dengan beban resistor//kapasitor.
Sedangkan nilai power factor yang terbaca nilai nya paling besar Ketika digunakan beban
resistor yang diparalel dengan kapasitor. Semakin rendah nilai power factor akan
mengakibatkan nilai S(daya semu) akan semakin besar jika dibandingkan dengan daya
yang dikonsumsi (W).
Sedangkan nilai pengukuran THDv dari ke empat rangkaian sama yaitu sebesar
0,0009V dengan pengamatan pada frekuensi yang sama yaitu 50 Hz. Sedangkan nilai
THDi yang diukur nilainya bervariasi dengan nilai terbesarnya Ketika beban yang
digunakan beban berupa resistor.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan serangkaian percobaan maka dapat diambil beberapa garis besar
berupa, nilai power factor yang didapatkan nilainya paling besar Ketika digunakan beban
berupa resistor yang diparalel dengan kapasitor. Nilai cos phi merupakan nilai
perbandingan antara daya semu (S) dengan daya real yang terpakai (W) oleh beban.
dimana semakin besar nilai cos phi maka berdampak pada semakin besarnya nilai daya
real yang terpakai (W) oleh beban. Sehingga dapat diatikan bahwasanya semakin besar
nilai cos phi maka semakin besar pula nilai efisiensi dari rangkaian. Pada perbandingan
nilai cos phi secara teori dengan praktik juga didapatkan nilai yang sangat kecil errornya.