Oleh:
ANINDITA
NPM. 7120800023
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi dan memperoleh
gelar Magister Manajemen Program Pascasarjana
Universitas Pancasakti Tegal
Oleh:
ANINDITA
NPM. 7120800023
ii
PROPOSAL TESIS
Oleh:
ANINDITA
NPM. 7120800023
iii
PROPOSAL TESIS
Oleh:
ANINDITA
NPM. 7120800023
Mengetahui
Prof. Dr. Sitti Hartinah, D.S., M.M. Dr. Mahben Jalil, S.E., M.M.
NIDN. 06164401 NIDN. 0611037202
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi didirikan sebagai wadah untuk pencapaian satu atau lebih tujuan, di
mana wadah tersebut harus dikelola dengan baik, karena mengakomodasi berbagai
kegiatan dalam organisasi adalah sejumlah manusia yang memiliki perilaku yang
persaingan yang semakin ketat. SDM secara khusus memegang peran yang sangat
penting untuk mencapai efektifitas dan efisiensi di suatu perusahaan. Hal ini
sehingga suatu perusahaan membutuhkan SDM dengan kinerja yang tinggi untuk
untuk menjelaskan konsep kinerja dari perspektif yang berbeda. Tetapi, makna yang
terkandung di dalamnya pada dasarnya sama, yaitu bahwa kinerja adalah rekaman hasil
dari fungsi suatu pekerjaan atau aktivitas dan waktu. Bernandine dan Russell (2018)
1
2
misalnya, memaparkan bahwa prestasi atau kinerja adalah catatan hasil yang diperoleh
dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama periode waktu tertentu pula.
kepuasan kerja seseorang juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kepuasan
dipengaruhi oleh lingkungan kerja, baik dari atasan, bawahan, maupun rekan kerja.
Karyawan pada dasarnya dapat bekerja dengan nyaman serta melaksanakan tugas dan
(2019), kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap suatu pekerjaan yang
ditimbulkan oleh usahanya sendiri dan didukung oleh faktor eksternal, kondisi kerja,
Kepuasan kerja pada dasarnya adalah masalah pribadi, dan setiap orang
sendiri dan sistem nilai yang dianut. Semakin banyak aspek pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan dan sistem nilai seseorang, maka semakin tinggi kepuasannya.
Sebaliknya, semakin banyak aspek pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan dan
nilai seseorang, maka semakin sedikit kepuasan yang didapat. Kepuasan kerja adalah
dilihat dari sikapnya terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan kerja.
Karyawan yang puas dalam melaksanakan tugasnya diharapkan memiliki kinerja yang
tinggi.
3
Kinerja yang tinggi dari seorang karyawan tidak terlepas dari hal-hal yang
berkaitan dengan sikap, rasa percaya diri, dan perilaku karyawan yang bersangkutan
dalam bekerja atau yang disebut dengan self-esteem. Self-esteem merupakan suatu
keyakinan nilai diri sendiri, sehingga semakin tinggi self-esteem yang dimiliki oleh
membuat seorang karyawan berusaha bekerja dengan lebih baik, sehingga kinerjanya
akan meningkat. Sebaliknya, jika harga diri (self-esteem) yang dimiliki seorang
Tingginya kinerja yang dicapai seorang karyawan juga didukung oleh faktor
mendorong seseorang untuk lebih antusias untuk mencapai hasil terbaik dalam
kinerjanya. Orang dengan efikasi diri yang tinggi akan mengerahkan segala daya dan
upayanya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ketika dihadapkan pada situasi
yang sulit, orang dengan efikasi diri yang rendah cenderung malas untuk mencoba dan
mental dalam diri seorang karyawan yang dimulai dengan proses kognitif, yaitu
tujuan yang diinginkan. Selanjutnya adalah proses motivasi, yaitu keadaan di mana
karyawan mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan tindakan yang direncanakan dan
emosional, yaitu proses di mana karyawan dapat mengontrol emosi dan ancaman yang
Proses yang terakhir adalah seleksi, yaitu kemampuan karyawan untuk memilih
perilaku dan lingkungan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Sebayang
Kreitner dan Kinicki (2019) memaparkan bahwa titik kendali (locus of control)
seseorang dalam suatu organisasi terdiri atas dua struktur, yaitu internal dan eksternal.
Titik kendali secara internal muncul jika seseorang percaya bahwa hal-hal yang terjadi
selalu di bawah kendalinya, serta selalu berperan dan bertanggung jawab atas setiap
di dalam hidupnya berada di luar kendalinya, termasuk dalam titik kendali eksternal.
peristiwa kehidupan dengan kemampuannya sendiri. Dengan kata lain, locus of control
dapat didefinisikan sebagai gagasan seseorang bahwa kekuatan atau kekuatan di luar
kendalinya sendiri sangat berpengaruh dalam situasi positif atau negatif yang terjadi
Locus of control merupakan salah satu faktor penentu kinerja individu selain
bersedia untuk bekerja keras demi kepentingan organisasi dan bersedia terlibat secara
penuh dalam upaya mencapai tujuan dan kelangsungan hidup organisasi. Hal ini
merupakan salah satu cara agar karyawan tidak mengalami gangguan dalam
dirinya sendiri akan lebih mampu mengendalikan akibat yang terjadi di lingkungannya,
melibatkan semua bagian dalam organisasi. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Suradadi Kabupaten Tegal berdiri pada tahun 2010. Pendiriannya dilandasi oleh Surat
Puskesmas Suradadi Menjadi Rumah Sakit Tipe D Suradadi Kabupaten Tegal dan
rumah sakit yang masuk kerja di atas pukul 08.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Selain itu, pada jam istirahat, terdapat beberapa pegawai beristirahat lebih awal, dan
kembali bekerja di atas pukul 13.00 WIB. Bahkan, dijumpai pula beberapa pegawai
yang telah pulang kerja sebelum waktunya. Lebih jauh lagi, beberapa pegawai sering
mengganggu kinerja individu maupun organisasi secara keseluruhan. Berikut ini adalah
data tingkat keterlambatan pegawai RSUD Suradadi Kabupaten Tegal selama tahun
2021.
6
Gambar 1.1.
Data Keterlambatan Masuk Kerja Pegawai RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
Tahun 2021
pengembangan SDM, sering terdapat pegawai yang menukar jadwal shift tanpa
pemberitahuan kepada atasannya. Selain itu, dijumpai pegawai yang kurang berempati
kepada pasien. Terdapat pula pegawai yang tidak disiplin, susah bekerjasama dengan
tim, kurang komunikatif, dan kurang patuh kepada atasan. Beberapa perawat diketahui
7
tidak disiplin dalam mengikuti sistem, baik sebelum maupun sesudah melaksanakan
dinas, dengan alasan beragam, seperti dikarenakan terlambat atau adanya kepentingan
yang mendesak.
rasa percaya diri yang rendah. Misalnya seorang perawat yang kurang tenang dalam
keperawatan tersebut harus diulang kembali. Ditemukan pula beberapa pegawai yang
merasa bahwa dirinya kurang mampu untuk melakukan beberapa pekerjaan yang
kompleks dalam waktu yang bersamaan, sehingga merasa tidak puas terhadap hasil
pekerjaannya.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnaen (2020) adalah penelitian ini
RSUD Suradadi Kabupaten Tegal Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi”.
8
B. Perumusan Masalah
Tegal adalah naik turunnya tingkat ketidakhadiran pegawai dalam satu tahunnya yang
berimbas pada pasang surutnya kinerja pegawai. Bertitik tolak dari fakta tersebut,
maka berikut ini adalah beberapa pertanyan yang akan dijawab melalui penelitian ini.
kinerja pegawai RSUD Suradadi Kabupaten Tegal dengan kepuasan kerja sebagai
variabel mediasi ?
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Tegal;
9
kinerja pegawai RSUD Suradadi Kabupaten Tegal dengan kepuasan kerja sebagai
variabel mediasi;
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
ilmu manajemen SDM, khususnya yang terkait dengan pembuktian pengaruh self-
esteem, self-efficacy, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Selain itu,
penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada manajemen RSUD
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Pegawai
memiliki SDM yang berperan aktif sebagai anggota perusahaan dalam upaya
mencapai tujuan tersebut. Tujuan dapat tercapai jika anggota perusahaan bekerja
serta memberikan kontribusi positif melalui kinerja yang baik, mengingat kinerja
oleh seorang pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Guritno dan Waridin,
terakhir keberhasilan karyawan dalam bekerja. Kinerja adalah hasil dari kualitas
dan kuantitas kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan suatu tugas
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Mangkunegara (2019) dan Gomes
oleh fungsi pekerjaan atau aktivitas tertentu selama periode waktu tertentu.
merupakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta tata kerja yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Kinerja dianggap optimal jika suatu organisasi
10
11
yang harus dipenuhi dalam pekerjaannya, serta mampu mengatasi hambatan dan
bahwa penilaian kinerja adalah suatu cara untuk menilai prestasi kerja dengan
tolok ukur yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tanggung jawab
seseorang dan dilakukan secara berkala. Terdapat beberapa manfaat berikut ini
buruk menunjukkan perlunya pelatihan dan demikian pula kinerja yang baik
g. Informasi yang tidak akurat dan kinerja pekerjaan yang buruk dapat
h. Kinerja pekerjaan yang buruk dapat menjadi tanda dari desain pekerjaan yang
i. Kesempatan kerja yang adil, yaitu penilaian kinerja pekerjaan yang akurat akan
diskriminatif.
tersebut.
Informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja dapat digunakan oleh penyelia
tujuan.
Kinerja pegawai secara obyektif dan akurat dapat dievaluasi melalui tolak
ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut berarti memberi kesempatan bagi para
orang lain.
Standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan dan dapat
dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja karyawan, sehingga harus dapat diukur
dan dipahami secara jelas. Adapun dimensi dan indikator kinerja menurut Bangun
a. Kuantitas Kerja
yang sesuai. Tidak semua pekerjaan dapat dilakukan oleh satu orang, sehingga
b. Kualitas Kerja
kerangka waktu yang ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan yang efektif akan
standar perusahaan.
2. Self-Esteem
evaluasi diri secara keseluruhan. Seseorang dengan harga diri tinggi akan mencari
pekerjaan dengan status lebih tinggi, lebih percaya pada kemampuannya untuk
mencapai tingkat pekerjaan yang lebih tinggi, dan memperoleh kepuasan batin yang
lebih besar atas pencapaian dalam pekerjaan. Self-esteem juga merupakan bagian dari
karakter seseorang dan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Lestari dan
Koentjoro (2018) mendeskripsikan harga diri sebagai hasil evaluasi individu terhadap
dirinya yang tercermin dari sikapnya terhadap dirinya sendiri. Penilaian ini
seorang individu menganggap dirinya mampu, berarti, sukses, dan berharga sesuai
Maslow memaknai definisi harga diri yang dikutip oleh Alwisol (2018)
sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi atau dipuaskan manusia untuk mencapai
tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan harga diri menurut Maslow dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu harga diri dan penghargaan dari orang lain. Sementara
itu, Hami (2017) mendefinisikan harga diri sebagai evaluasi seseorang terhadap
obyek tertentu, diri sendiri, baik secara positif maupun negatif. Harga diri adalah
dapat menerima dan menghargai dirinya sendiri. Self-esteem adalah suatu penilaian
dan evaluasi yang dilakukan oleh individu terhadap suatu obyek khusus, yaitu dirinya
sendiri, baik secara positif maupun negatif. Self-esteem dapat pula dimaknai sebagai
Harga diri merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia
serta merupakan evaluasi dan pandangan individu terhadap dirinya sendiri. Menurut
Individu merasa dirinya menjadi bagian dari suatu kelompok dan diterima oleh
kegagalan.
Rasa kelayakan individu yang sebagian besar dipengaruhi oleh pengalaman masa
lalu. Perasaan yang dimiliki oleh seorang individu biasanya berasal dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat pribadi, seperti pintar, sopan, dan baik hati.
menarik, dan lain-lain. Menurut Rosenberg (2017), terdapat tiga aspek berikut ini
a. Physical self-esteem.
individu untuk menerima keadaan fisiknya atau terdapat beberapa bagian yang
b. Social self-esteem.
menerima berbagai macam orang sebagai teman. Selain itu, aspek ini juga dapat
17
c. Performance self-esteem
Berhubungan dengan kemampuan dan prestasi individu, yaitu tentang puas atau
tidaknya individu dan juga perasaan percaya diri individu dengan kemampuan
yang dimilikinya.
menurutnya terdiri dari empat aspek berikut ini (Lestari dan Koentjoro, 2018).
a. Keberhasilan diri.
beberapa orang, keberhasilan diwakili oleh penghargaan yang berupa materi dan
popularitas. Terdapat tiga area keberhasilan self-esteem dalam konteks ini, yaitu
Penilaian atau evaluasi diri individu ditentukan oleh keyakinannya mengenai cara
dari identitas diri dan dapat membuat individu merasa berharga, baik secara
c. Pertahanan.
Individu dengan self-esteem yang berbeda hidup dalam dunia yang berbeda. Individu
yang memiliki penilaian yang rendah terhadap dirinya akan terhambat oleh tingkat
3. Self-Efficacy
Self-efficacy berasal dari kata “self” yang diartikan sebagai suatu unsur
kemungkinan untuk mengambil tindakan yang baik atau buruk, benar atau salah,
dan tindakan yang dapat dilakukan (Gufron, 2019). Efikasi diri merupakan salah
yang konsisten dengan kinerja (Bandura, 2016). Menurut Woolfolk (2018), self-
efficacy adalah penilaian seseorang terhadap diri sendiri atau tingkat kepercayaan
seberapa baik seseorang dapat menyelesaikan tugas untuk mencapai hasil tertentu.
kegagalan, kinerja pemecahan masalah, dan upaya tugas (Chrian dan Jolly, 2019).
19
keyakinan individu terhadap kemampuan sendiri untuk melakukan suatu tugas atau
tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Orang-orang dengan efikasi
diri yang tinggi meyakini bahwa mereka dapat melakukan sesuatu untuk mengubah
hal-hal di sekitar mereka. Sementara orang-orang dengan efikasi diri yang rendah
akan berpikir pesimis bahwa mereka tidak dapat melakukan segala sesuatu di
sekitar mereka. Dalam situasi sulit, orang dengan efikasi diri yang rendah akan
mudah menyerah, sedangkan orang dengan efikasi diri yang tinggi akan bekerja lebih
untuk menentukan perilaku, pola pikir, dan respons emosional dari individu. Individu
akan bertindak berdasarkan efikasi diri mereka sendiri. Jika efikasi diri tinggi, maka
seorang individu akan terus meningkatkan upaya untuk memecahkan masalah yang
menyerah. Sedangkan individu yang memiliki keyakinan yang kuat akan bekerja
Individu dengan efikasi diri yang rendah akan selalu merasa tidak mampu untuk
Individu dengan efikasi diri yang tinggi akan memiliki minat dan keterlibatan
yang tinggi dalam lingkungannya, serta tidak akan mudah putus asa dan menyerah
kinerja individu.
Dimensi ini mengacu pada tingkat kesulitan suatu masalah yang dapat
tugas yang pernah dijalaninya. Jadi generality berkaitan dengan tingkah laku di
dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada
dan tantangan.
4. Locus of Control
lain, locus of control dapat didefinisikan sebagai salah satu dari pemikiran
berpengaruh dalam situasi positif atau negatif yang terjadi selama hidupnya
nasib sendiri. Dapat ditarik benang merah bahwa locus of control merupakan suatu
terjadi dalam hidupnya. Hal ini termasuk pada keyakinan bahwa keberhasilan
Menurut Rotter (2018), terdapat dua tipe locus of control, yaitu locus of
control internal dan locus of control eksternal. Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Kreitner dan Kinichi (2018) dengan dua penjelasan berikut ini.
22
untuk melakukan usaya dan kemampuan yang lebih dominan, sehingga apabila
seseorang dengan locus of control internal akan merasa bangga atas pencapaian
5. Kepuasan Kerja
atau gaji, rekan kerja, sikap superior, dan lingkungan kerja. Kepuasan kerja juga
(2018) adalah sikap yang mencerminkan perasaan positif dan negatif seseorang
tentang pekerjaan, rekan kerja, dan lingkungan kerja. Sutrisno (2019) menyajikan
perspektif lain tentang kepuasan kerja dengan menyatakan bahwa kepuasan kerja
adalah masalah yang cukup menarik dan penting, karena telah terbukti bermanfaat
bagi individu, industri, dan masyarakat. Bagi individu, penelitian tentang penyebab
23
dalam hidup. Untuk industri, studi kepuasan kerja bertujuan untuk meningkatkan
output dan memengaruhi biaya dengan meningkatkan sikap dan perilaku karyawan.
semangat kerja, disiplin, dan prestasi kerja karyawan yang mendukung tercapainya
Judge (2018) menunjukkan bahwa orang umumnya lebih puas dengan pekerjaan
mereka secara keseluruhan, dengan pekerjaan itu sendiri, serta dengan rekan kerja
sikap yang positif. Sebaliknya, jika kepuasan kerja karyawan rendah, maka karyawan
akan menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaan. Sikap ini akan terlihat tidak
hanya dalam menghadapi pekerjaannya sendiri, tetapi juga dalam segala hal yang
dihadapinya di lingkungan kerja, seperti tidak peduli dan tidak mau terlibat dalam
rasa percaya diri dan membuat karyawan sangat termotivasi untuk melakukan yang
karyawan.
a. The work it self (pekerjaan itu sendiri), yaitu sejauhmana pekerjaan menyediakan
tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima
b. Pay (gaji), yaitu jumlah remunerasi keuangan dan sejauhmana ini dipandang adil
atau setimpal oleh seorang individu jika dibandingkan dengan remunerasi yang
dan dukungan.
kenyamanan, saran, dan bantuan untuk individu yang menjadi anggota kelompok.
25
f. Working conditions (kondisi kerja), yaitu situasi dan kondisi tempat individu
bekerja.
Kepuasan kerja dalam suatu organisasi akan menghasilkan kinerja yang baik,
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Penelitian Hasil Penelitian
. Peneliti
1. Zulkarnaen Effect of Self-Esteem and Self- Self-esteem dan self-efficacy
(2020) Efficacy on Work Satisfaction berpengaruh terhadap kepuasan
and Its Implication on Teacher kerja.
Performance Kepuasan kerja berpengaruh
terhadap kinerja.
2. Budiyanto Pengaruh Self-Esteem, Self- Self-esteem, self-efficacy,
(2021) Efficacy, Kepuasan Kerja, dan kepuasan kerja, dan
Pengembangan Karier terhadap pengembangan karier
Kinerja Karyawan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
3. Saprudin Pengaruh Harga Diri dan Harga diri dan efikasi diri
(2021) Efikasi Diri terhadap Kepuasan berpengaruh terhadap kepuasan
Kerja serta Implikasinya kerja dan kinerja.
terhadap Kinerja Guru
4. Fadilah The Effect of Self-Efficacy and Self-efficacy dan self-esteem
(2018) Self-Esteem towards the PT berpengaruh terhadap kepuasan
Garuda Food Indonesia kerja.
Employee’s Job Satisfaction
5. Masruroh Pengaruh Self-Efficacy Self-efficacy berpengaruh
(2021) terhadap Kinerja Karyawan terhadap kepuasan dan kinerja
26
No Nama
Judul Penelitian Hasil Penelitian
. Peneliti
melalui karyawan.
Kepuasan Kerja sebagai Kepuasan kerja berpengaruh
Variabel Mediasi positif terhadap kinerja
karyawan dengan kepuasan
kerja sebagai variabel mediasi.
6. Fauzan Ali Pengaruh Self-Efficacy Efikasi diri tidak berpengaruh
(2021) terhadap Kinerja Karyawan terhadap kinerja.
dengan Kepuasan Kerja Efikasi diri berpengaruh
sebagai Variabel Intervening terhadap kepuasan.
(Studi pada PT Ultrajaya Milk Efikasi diri berpengaruh
Industry, Tbk Surabaya Bagian terhadap kinerja melalui
Marketing) kepuasan.
7. Murti (2021) Pengaruh Motivasi Kerja, Self- Motivasi kerja berpengaruh
Efficacy, dan Internal Locus of positif terhadap kinerja
Control terhadap Kinerja karyawan.
Karyawan Badan Kredit Desa Self-efficacy dan internal locus
(BKD) of control tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
8. Setiawan Pengaruh Self-Efficacy dan Self-efficacy dan motivasi
(2020) Motivasi terhadap Kinerja berpengaruh signifikan dan
Karyawan pada PT Adi Sarana positif terhadap kinerja.
Armada Tbk Badung
9. Rafiditya Pengaruh Self-Esteem dan Self- Self-esteem dan self-efficacy
(2020) Efficacy terhadap Kinerja berpengaruh signifikan terhadap
Karyawan PT Dana Tabungan kinerja karyawan.
dan Asuransi Pegawai Negeri
Kantor Cabang Utama
Bandung
10. Feriana Pengaruh Self-Esteem, Self- Self-esteem berpengaruh
(2021) Efficacy, dan Disiplin Kerja terhadap kinerja karyawan.
terhadap Kinerja Karyawan Self- efficacy tidak
pada PT Han Putra Jaya berpengaruh terhadap kinerja.
Disiplin kerja berpengaruh
terhadap kinerja.
11. Hasan (2020) Pengaruh Self-Efficacy dan Self-efficacy tidak
Self-Esteem terhadap Kinerja berpengaruh terhadap kinerja.
Pegawai pada Badan Self-esteem berpengaruh
Penanggulangan Bencana terhadap kinerja.
Daerah (BPBD) Kota Palopo
12. Sembiring Pengaruh Insentif Keuangan, Insentif keuangan berpengaruh
(2021) Komitmen Karyawan, Self- signifikan terhadap kinerja.
Efficacy, dan Self-Esteem Self-efficacy dan self-esteem
terhadap Kinerja dalam tidak berpengaruh terhadap
Kondisi Fairness kinerja.
13. Sebayang Pengaruh Self-Esteem dan Self- Self-esteem dan self-efficacy
27
No Nama
Judul Penelitian Hasil Penelitian
. Peneliti
dan Efficacy terhadap Kinerja secara parsial berpengaruh
Sembiring Karyawan – Studi Kasus di PT signifikan terhadap implementasi
(2017) Finnet Indonesia kinerja karyawan.
14. Darmilisani Pengaruh Locus of Control Locus of control berpengaruh
(2021) Internal dan Locus of Control terhadap kepuasan kerja.
Eksternal terhadap Kepuasan
Kerja pada Kantor Direksi PT
Socfin Indonesia Medan
15. Indriyani Pengaruh Self-Esteem dan Self- Self-esteem dan self-efficacy
(2020) Efficacy terhadap Kepuasan berpengaruh signifikan dan
Kerja Karyawan (Studi Kasus positif terhadap kepuasan kerja.
pada Pegawai RSUD Ciamis)
16. Wardhana Peran Locus of Control Locus of control berpengaruh
(2021) terhadap Kinerja Karyawan terhadap kinerja karyawan.
melalui Kepuasan Kerja pada Locus of control berpengaruh
Karyawan PT Ilham Hasil negatif terhadap kepuasan
Mandiri Kabupaten Sidoarjo kerja karyawan.
Kepuasan kerja berpengaruh
signifikan dan positif terhadap
kinerja karyawan.
Locus of control berpengaruh
signifikan dan positif terhadap
kinerja karyawan melalui
kepuasan kerja.
17. Kurniawati Kepuasan Kerja sebagai Locus of control dan kepuasan
(2021) Mediasi Efek Locus of Control kerja berpengaruh terhadap
terhadap disiplin karyawan.
Kedisiplinan Karyawan Locus of control berpengaruh
terhadap kepuasan kerja
karyawan.
18. Sari (2018) Pengaruh Locus of Control, Locus of control, motivasi, dan
Motivasi, dan Kepuasan Kerja kepuasan kerja berpengaruh pada
terhadap Kinerja Karyawan kinerja karyawan.
Bank Nagari Cabang Simpang
Empat Pasaman Barat
19. Hamzah Pengaruh Locus of Control dan Locus of control berpengaruh
(2021) Budaya Organisasi terhadap signifikan dan positif terhadap
Kepuasan dan Kinerja Guru kepuasan dan kinerja guru.
20. Pulungan Pengaruh Locus of Control dan Locus of control dan efikasi diri
(2021) Efikasi Diri terhadap Kinerja berpengaruh terhadap kinerja
Karyawan dengan Keterikatan karyawan.
Karyawan sebagai Variabel
Intervening pada PT Semen
Padang
28
Peran SDM bagi perusahaan tidak hanya dilihat dari produktivitas kerja, tetapi
juga kualitas kerja. Oleh karenanya, kinerja karyawan merupakan hal yang patut
mendapat perhatian dari perusahaan. SDM yang ada perlu dikelola dan dibina agar
berkontribusi untuk kinerja dan kemajuan perusahaan. Kinerja yang diaktualisasi oleh
Self-esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri
esteem yang tinggi akan melihat dirinya berharga, karena mampu dan dapat diterima.
Sebaliknya, orang dengan self-esteem yang rendah tidak merasa baik dengan dirinya.
Self-esteem yang dimiliki oleh seseorang akan menumbuhkan suatu kekuatan untuk
melakukan kinerja yang terbaik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
perencanaan strategis. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau
tolok ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Self-efficacy akan mendorong seseorang
untuk lebih bersemangat dalam mencapai kinerja yang optimal. Self-efficacy dapat
dikatakan sebagai faktor personal yang membedakan setiap individu. Perubahan self-
29
menyelesaikan tugas. Orang dengan tingkat self-efficacy yang tinggi lebih mampu
perhatian yang serius. Apabila kinerja karyawan di dalam suatu perusahaan tidak ditata
dengan baik, maka dapat menjadi salah satu penghambat bagi perusahaan dalam
seharusnya memiliki locus of control yang baik pula. Locus of control adalah
locus of control lebih banyak berorientasi pada tugas yang dihadapinya, sehingga akan
meningkatkan kinerjanya. Individu ini akan menunjukkan motivasi yang lebih besar,
menyukai hal-hal yang bersifat kompetitif, suka bekerja keras, merasa dikejar waktu,
dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik daripada kondisi sebelumnya, sehingga
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan yang
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi pula kepuasannya
dampak yang tidak sama. Karyawan yang menilai diri mereka sebagai orang yang
kehidupannya dan menjadikan tujuan dan sistem nilai organisasi sebagai bagian dari
kehidupannya.
tindakan tertentu, dan terus berusaha apabila menemui hambatan, adalah efikasi diri.
Efikasi diri melibatkan suatu proses yang didalamnya terdapat kecakapan kognitif dan
berperilaku yang diolah untuk menghasilkan serangkaian tindakan yang menyatu untuk
sikap individu terhadap dirinya dan dapat memotivasi perilakunya dalam organisasi,
selain memengaruhi tindakan, ambisi, serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Apabila seorang karyawan merasa mampu dalam mengerjakan suatu pekerjaan, maka
kepuasan kerja akan muncul, sehingga berdampak terhadap semangat kerja karyawan
tersebut.
kesulitan dalam bertugas. Ketika karyawan tidak merasakan kepuasan dalam bekerja,
maka hal ini akan berdampak terhadap kinerjanya, sehingga produktivitas perusahaan
akan menurun. Peningkatan kinerja pegawai dalam pekerjaan pada dasarnya akan
dipengaruhi oleh kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari luar individu yang
hubungan sosial, lingkungan kerja, serta budaya organisasi. Sedangkan kondisi yang
berasal dari dalam yang disebut dengan faktor individual meliputi jenis kelamin,
31
adalah penentu nasib mereka sendiri. Tujuan dari pengawasan adalah untuk
karyawan juga dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas yang menarik dan
memberikan kesempatan untuk mendapatkan posisi, status, serta keahlian yang lebih
biasanya bekerja lebih keras dan lebih baik dibandingkan karyawan yang mengalami
stres dan tidak puas terhadap pekerjaannya. Karyawan yang merasa nyaman, dihargai,
perhatian dan menunjukkan performa kerja yang baik terhadap pekerjaan yang
dilakukan. Kepuasan dan sikap karyawan merupakan hal yang penting dalam
menentukan perilaku dan respon terhadap pekerjaannya, dan melalui perilaku ini,
organisasi yang efektif dapat tercapai. Kinerja karyawan didasarkan pada kemampuan
kerja pegawai, karena merupakan suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan
32
evaluasi diri secara keseluruhan (Zulkarnaen, 2020). Self-esteem yang tinggi akan
membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri,
dan rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dalam dunia ini. Individu dengan self-
esteem yang rendah cenderung tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam
hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik,
menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, tidak mampu berkomunikasi
nilai diri sendiri, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kinerjanya karena
memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan. Kuatnya
kebanggaan diri karyawan karena ia merupakan bagian dari sebuah organisasi akan
menyebabkan adanya kinerja yang tinggi pula. Karyawan yang sadar akan nilai dirinya
dalam organisasi cenderung memiliki kesadaran yang penuh akan tugas dan tanggung
H8: Self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja
ataupun keberhasilan yang dialami. Self-efficacy juga dapat berpengaruh bagi individu
dalam bertindak dan membuat keputusan untuk mencapai tujuannya (Ary dan Sriathi,
2019). Perilaku yang berasal dari dalam diri merupakan perilaku yang diyakini berada
di bawah kendali pribadi seseorang. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri dan
kerja dan akan berusaha giat dalam bekerja untuk mencapai hasil terbaik. Oleh karena
itu, self-efficacy yang tinggi dapat memberikan kepuasan tersendiri pada karyawan
H9: Self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja
2021). Locus of control menjadi penting, karena kotrol kinerja seseorang bisa
diukur dari kemampuan seseorang dalam menguasai peristiwa yang terjadi pada
dirinya. Mantis dan Roesleer (2017) menyatakan bahwa internal locus of control
merupakan cara pandang bahwa hasil yang baik atau buruk dapat diperoleh dari
tindakan sesuai kapasitas diri (dapat dikontrol) atau faktor dari dalam diri sendiri.
Sedangkan external locus of control adalah cara pandang bahwa keberhasilan atau
kegagalan disebabkan oleh faktor di luar diri sendiri atau di luar kontrol dirinya,
locus of control yang terkelola dengan baik akan membuat kinerja individu dapat
Self-Esteem H1
H4 H7
H5
Self-Efficacy Kepuasan Kinerja
Kerja Pegawai
H6
Locus of H3
Control
H2
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran Konseptual
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
1. Jenis Penelitian
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan
penelitian ini, maka akan dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk
Tengah.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi oleh
karena alasan keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
35
36
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel
yang berjumlah 86 orang pegawai medis RSUD Suradadi Kabupaten Tegal yang
berstatus ASN.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan (Siregar, 2019). Data
primer yang ada dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh
penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi
yang bukan pengolahnya (Siregar, 2019). Dalam penelitian ini, yang menjadi
sumber data sekunder adalah buku-buku, literatur, artikel, jurnal, serta situs di
dengan penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
37
Tabel 3.2.
Skala Likert pada PertanyaanTertutup
Pilihan Jawaban Skor
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Netral 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
1. Definisi Konseptual
pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Guritno dan Waridin, 2017).
b. Self-esteem adalah hasil evaluasi individu terhadap dirinya yang tercermin dari
e. Kepuasan kerja adalah sikap yang mencerminkan perasaan positif dan negatif
seseorang tentang pekerjaan, rekan kerja, dan lingkungan kerja (Uhl-Bien, 2018).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Tabel
penelitian ini.
Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Kinerja Quality of work
Skala Interval
Job Knowledge
Self Esteem Physical self-esteem
Skala Interval
Social self-esteem
Self-efficacy Tingkat kesulitan tugas
Skala Interval
Luas bidang perilaku
Locus of control Locus of control internal
Skala Interval
Locus of control eksternal
Kepuasan kerja The work it self
Skala Interval
Pay
39
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang baik adalah harus valid dan
reliable.
Tabel 3.2.
Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Pernyataan dalam kuesioner
1. Kinerja 1. Quality of work 1. Saya mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan kualitas yang
telah ditetapkan oleh instansi
2. Saya mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan
deadline yang ditetapkan oleh
instansi
2. Job knowledge 3. Saya memiliki pengetahuan
yang luas mengenai pekerjaan
ini.
4. Saya mengembangkan
kreatifitas untuk mempercepat
selesainya pekerjaan
2. Self-esteem 1. Physical self-esteem 5. Saya menerima keadaan diri saya
apa adanya
6. Saya merasa bahwa diri Saya
cukup berharga, setidaknya sama
dengan orang lain
2 Social self-esteem 7. Saya merasa dihargai dan bernilai
sebagai karyawan yang baik di
instansi ini
8. Saya mampu menghargai rekan
atas hasil usaha kerja mereka
selama ini
3 Self-efficacy 1. Tingkat kesulitan 9. Saya memiliki rasa percaya diri
tugas untuk mampu menyelesaikan
pekerjaan yang sulit
10. Pekerjaan yang sulit dan rumit
membuat saya tertantang untuk
mencobanya
2. Luas bidang perilaku 11. Saya memiliki usaha yang keras
dalam menyelesaikan pekerjaan
12. Saya mampu bekerja di bawah
tekanan
40
pearson product moment. Apabila diperoleh nilai rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan
bahwa butir pertanyaan/pernyataan pada kuesioner termasuk dalam katagori valid, dan
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius yang mengarahkan responden
realibilitas di dalam penelitian ini didasarkan pada nilai Cronbach’s Alfa (koefisien
alfa). Suatu item pengukuran dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien alfa
2. Statistik Deskriptif
deskriptif dapat disajikan dalam bentuk mean, median, standar deviasi, range, dan lain
sebagainya.
Penelitian ini menggunakan analisis data Partial Least Square (PLS). PLS
metode Partial Least Square yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
Model struktural (inner model) pada penelitian ini terdiri dari satu variabel
laten eksogen kinerja dan tiga variabel laten endogen (gaya kepemimpinan,
budaya kerja dan TPP). Inner model yang kadang disebut juga dengan inner
Dimana βji dan γjb adalah koefisien jalur yang menghubungkan prediktor
endogen dan variabel laten eksogen ξ dan ε sepanjang range indeks i dan b
menguji hipotesis.
43
η1 = γξ + ζ1
η2 = βη1 + ζ2
e. Estimasi
Pada tahapan ini nilai γ dan λ yang terdapat pada langkah keempat
oleh Geisser & Stone (Ghozali, 2016). Tahap pertama dalam estimasi
estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan
pendekatan partial least square terdiri dari dua jenis, yaitu uji kecocokan
Uji kecocokan model pengukuran (fit test of measurement model) adalah uji
yaitu
1) Indikator validitas: dilihat dari nilai faktor loading dan t-statistic, yaitu
(Ghozali, 2016).
(CR). Kriteria dikatakan reliabel adalah nilai CR lebih besar dari 0,7
Uji kecocokan model struktural (fit test of structural model) adalah uji
Gambar 3.1.
Model Empiris Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Iwan Restu dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2019. Pengaruh Self-Efficacy dan
Locus of Control terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Ramayana Mal
Bali). E-Jurnal Manajemem Unud, Vol. 8, No. 1.
Cherian, Jacob dan Jolly Jacob., 2019. Impact of Self Efficacy on Motivation and
Performance of Employees. International Journal of Business and
Management, Vol. 8, (8) No. 14, Hal. 80-88.
46
47
Dl, Wuryaningsih dan Rini Kuswanti. 2017. Analisis Pengaruh Locus of Control
pada Kinerja Karyawan. https://publikasiilmiah.ums.ac.id.
Fadilah, Mega Fianita. 2018. The Effect of Self-Efficacy and Self-Esteem towards
the PT Garuda Food Indonesia Employee’s Job Satisfaction. The First
International Research Conference on Economics and Business, KnE
Social Sciences, Hal. 79–90.
Felker. 2019. The Development of Self-Esteem. New York: William Morrow &
Company.
Ghozali, Imam dan Hengky Latan. 2018. Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan
SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris. Semarang: UNDIP.
Ghozali, Imam. 2018. Model Persamaan Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 24 Update Bayesian SEM. Semarang: BP UNDIP.
Gurendrawati, Etty. Yunika Murdayanti, and Anindya Gita Putri. 2017. The
Impact of Information Technology, Management Accounting System
Characteristics, and Locus of Control to the Managerial Performance in
the Telecommunication Service Companies. Integrative Business &
Economics Research. Vol. 4, No. 01, Hal. 357-366.
48
Hamzah. 2021. Locus of Control dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan dan
Kinerja Guru. ALIGNMENT: Journal of Administration and Educational
Management, Vol. 4, No. 1 Hal. 43-55.
Hasibuan, Malayu SP. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Khushk, Amir Ali. 2019. Impact of Locus of Control (LOC) and Organizational
Commitment on Employee Performance – Study of Service Sector,
Pakistan. International Journal of Law and Peace Works, Vol. 6, Issue 05,
Hal. 01-06.
Murti, Citra Dhistia. 2021. Pengaruh Motivasi Kerja, Self-Efficacy dan Internal
Locus of Control terhadap Kinerja Karyawan Badan Kredit Desa (BKD).
Reviu Akuntansi dan Bisnis Indonesia, Vol. 5, No. 2, Hal. 197-207.
Pulungan, Putri Intan Suci. 2021. Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri
terhadap Kinerja Karyawan dengan Keterikatan Karyawan sebagai
Variabel Intervening pada PT Semenpadang. Menara Ekonomi, Vol. VII,
No. 1, Hal. 54-65.
Santoso, Singgih. 2019. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Saprudin. 2021. Pengaruh Harga Diri dan Efikasi Diri terhadap Kepuasan Kerja
Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Guru. JIMF (Jurnal Ilmiah
Manajemen Forkamma), Vol.4, No.2, Maret 2021. Hal: 192-204.
Sari, Desi Permata. 2018. Pengaruh Locus of Control, Motivasi dan Kepuasan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank Nagari Cabang Simpang Empat
Pasaman Barat. Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 7, No. 1, Hal
9-18.
Sebayang, Stevani dan Jafar Sembiring. 2017. Pengaruh Self-Esteem dan Self-
Efficacy terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus di PT. Finnet Indonesia.
Jurnal Manajemen, Vol. 4, No. 1, Hal. 335.
Setiawan, Anak Agung Ketut Agung. 2020. Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi
terhadap Kinerja Karyawan pada PT Adi Sarana Armada Tbk Badung.
VALUES, Vol. 1, No. 2, Hal. 31-40.
Sinambela, Lijan Poltak. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
51
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden Penelitian
Di tempat
Dengan hormat,
Melalui kuesioner ini saya mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu
untuk meluangkan waktu memberikan respon terhadap pernyataan yang terlampir.
Kuesioner ini merupakan alat untuk mengumpulkan data untuk keperluan
penelitian tesis. Adapun topik penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah tentang
“Pengaruh Self-Esteem, Self-Efficacy, Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja
Pegawai Rsud Suradadi Kabupaten Tegal Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Mediasi”.
Tujuan dari pengumpulan data ini semata-mata hanya untuk kepentingan
akademis dalam bentuk penyusunan tesis pada program studi Magister
Manajemen, Program Pascasarjana UPS Tegal. Data yang diperoleh dari
kuesioner ini hanya digunakan untuk penelitian ini dan semua jawaban akan
diperlakukan sesuai kode etik ilmiah dan tidak sama sekali dimaksudkan untuk
memberi penilaian yang dapat merugikan karier Bapak/ Ibu.
Atas bantuan dan waktu yang Bapak/Ibu berikan untuk mengisi kuesioner
ini, saya ucapakan terima kasih.
Hormat Saya,
Peneliti
ANINDITA
53
N Pernyataan-Pernyataan SS S N T ST
o S S
1 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
kualitas yang telah ditetapkan oleh instansi
2 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan deadline yang ditetapkan oleh instansi
3 Saya memiliki pengetahuan yang luas mengenai
pekerjaan ini.
4 Saya mengembangkan kreatifitas untuk
mempercepat selesainya pekerjaan
N Pernyataan SS S N T ST
o S S
1 Saya menerima keadaan diri saya apa adanya
2 Saya merasa bahwa diri Saya cukup berharga,
setidaknya sama dengan orang lain
3 Saya merasa dihargai dan bernilai sebagai
karyawan yang baik di instansi ini
4 Saya mampu menghargai rekan atas hasil usaha
kerja mereka selama ini
55
N Pernyataan SS S N T ST
o S S
1 Saya memiliki rasa percaya diri untuk mampu
menyelesaikan pekerjaan yang sulit
2 Pekerjaan yang sulit dan rumit membuat saya
tertantang untuk mencobanya
3 Saya memiliki usaha yang keras dalam
menyelesaikan pekerjaan
4 Saya mampu bekerja di bawah tekanan
N Pernyataan SS S N T ST
o S S
1 Prestasi yang saya raih selama ini, saya
dapatkan dengan kerja keras
2 Pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh orang
lain, saya pasti juga mampu untuk
menyelesaikannya.
3 Untuk memperoleh suatu pekerjaan yang
diharapkan saya memerlukan suatu
keberuntungan (Nasib Baik)
4 Karyawan yang melaksanakan pekerjaan
dengan baik akan mendapatkan imbalan yang
sesuai
56
N Pernyataan SS S N T ST
o S S
1 Saya puas bekerja di instansi ini karena
memiliki keterampilan yang dipersyaratkan
dalam pekerjaan ini
2 Saya puas bekerja di instansi ini karena
pekerjaan ini tidak membosankan dan memiliki
tantangan tersendiri
3 Saya puas bekerja di instansi ini karena
imbalan yang Saya terima sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan
4 Saya merasa puas bekerja di instansi ini karena
ada sistem promosi dan jenjang karir yang jelas