Anda di halaman 1dari 16

MATRIKS TATA CARA PEMBENTUKAN DAERAH

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2007
TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DAERAH

No. SUBYEK/MATERI UU NO. 23 TAHUN 2014 PP NO. 78 TAHUN 2007

I. KETENTUAN UMUM
1 Penataan Daerah Penataan Daerah adalah proses Pembentukan Daerah TIDAK ADA
dan Penyesuaian Daerah dan dapat dilakukan
berdasarkan pertimbangan kepentingan strategis
nasional
2 Pembentukan Pembentukan Daerah adalah penetapan status Pembentukan daerah adalah pemberian status pada wilayah
Daerah Daerah pada wilayah tertentu dan ditetapkan tertentu sebagai daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota
dengan Undang-Undang (statuta)
Pemberian status pada wilayah tertentu ditetapkan
Pembentukan Daerah diawali dengan dengan Undang-Undang TANPA melalui proses
Pembentukan Daerah Persiapan dan ditetapkan Pembentukan Daerah Persiapan terlebih dahulu
dengan Peraturan Pemerintah
3 Pemekaran Daerah Pemekaran Daerah adalah Pemecahan Daerah Pemekaran Daerah adalah Pemecahan Daerah
provinsi atau Daerah kabupaten/kota untuk provinsi atau Daerah kabupaten/kota untuk menjadi
menjadi dua atau lebih Daerah baru; atau dua atau lebih Daerah baru; atau Penggabungan
Penggabungan Bagian Daerah dari Daerah yang Bagian Daerah dari Daerah yang bersanding dalam 1
bersanding dalam 1 (satu) Daerah provinsi (satu) Daerah provinsi menjadi satu Daerah baru
menjadi satu Daerah baru
Pemekaran Daerah dilakukan TANPA melalui tahapan Daerah
Pemekaran Daerah dilakukan melalui tahapan Persiapan, baik untuk provinsi atau Daerah Persiapan kab/kota.
Daerah Persiapan provinsi atau Daerah Persiapan
kabupaten/kota
4 Kajian daerah Belum diatur secara rinci, dengan prediksi akan diatur Kajian daerah adalah kajian provinsi & kab/kota disusun oleh
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah tentang Tim yang dibentuk oleh kepala daerah untuk menilai

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
“Desain Besar Penataan Daerah” kelayakan pembentukan daerah secara obyektif yang memuat
penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor teknis yang
dilengkapi dengan penilaian kualitatif terhadap faktor lainnya
yang memiliki karakteristik tersendiri

II. TATA CARA PEMBENTUKAN DAERAH PERSIAPAN KABUPATEN/KOTA


1 Persyaratan  Daerah Persiapan adalah bagian dari satu TIDAK ADA
Pembentukan atau lebih Daerah yang bersanding yang
Daerah Persiapan dipersiapkan untuk dibentuk menjadi Daerah
Kab/Kota baru
 Daerah Persiapan ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah
 Persyaratan Pembentukan Daerah Persiapan, yaitu:
Persyaratan Dasar dan Persyaratan Administratif
I. Persyaratan Dasar:
1. Persyaratan Dasar Kewilayahan, meliputi:
a. luas wilayah minimal;
b. jumlah penduduk minimal;
c. batas wilayah, dibuktikan dg titik koordinat
pada peta dasar;
d. cakupan wilayah, (paling sedikit lima
kecamatan untuk pembentukan daerah
kabupaten);
e. batas usia minimal daerah provinsi (10 tahun),
daerah kab/kota (7 tahun), dan kecamatan (5
tahun) terhitung sejak pembentukan
2. Persyaratan Dasar Kapasitas Daerah, adalah
kemampuan Daerah untuk berkembang dalam
mewujudkan kesejah-teraan masyarakat dg
memperhatikan 7 (tujuh) para-meter, yaitu:

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
a. Parameter Geografi, meliputi: (1) lokasi ibu
kota; (2) hidrografi; dan (3) kerawanan
bencana.
b. Parameter Demografi, meliputi: (1) kualitas
sumber daya manusia; dan (2) distribusi
penduduk.
c. Parameter Keamanan, meliputi: (1) tindakan
kriminal umum; dan (2) konflik sosial.
d. Parameter Sosial Politik, Adat, dan Tradisi,
meliputi: (1) partisipasi masyarakat dalam
pemilihan umum; (2) kohesivitas sosial; dan
(3) organisasi kemasyarakatan.
e. Parameter Potensi Ekonomi, meliputi: (1)
partum-buhan ekonomi; dan (2) potensi
unggulan daerah.
f. Parameter Keuangan Daerah, meliputi: (1)
kapasitas pendapatan asli daerah induk; (2)
potensi pendapatan asli calon daerah persiapan;
dan (3) pengelolaan keuangan dan aset daerah.
g. Parameter Kemampuan Penyelenggaraan
Pemerintahan, meliputi: (1) aksesibilitas
pelayanan dasar pendidikan; (2) aksesibilitas
pelayanan dasar kesehatan; (3) aksesibilitas
pelayanan dasar infrastruktur; (4) jumlah
pegawai aparatur sipil negara di daerah induk;
dan (5) rancangan rencana tata ruang wilayah
Daerah Persiapan.
 Persyaratan Administratif
1. Keputusan musyawarah Desa yang akan
menjadi Cakupan Wilayah Daerah
kab/kota;
2. Persetujuan bersama DPRD kab/kota induk

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
dengan bupati/wali kota Daerah induk; dan
3. Persetujuan bersama DPRD provinsi
dengan gubernur dari Daerah provinsi yang
mencakupi Daerah Persiapan kab/kota
yang akan dibentuk.
Catatan: Apabila pemekaran daerah tersebut dibentuk
melalui Usulan Daerah (bottom up), maka
jangka waktu Daerah Persiapannya adalah
selama 3 tahun, sedangkan apabila peme-karan
daerah tsb dibentuk dengan pertimbangan
Kepentingan Strategis Nasional (top down),
maka jangka waktu Daerah Persiapannya adalah
selama 5 tahun
2 Tata Cara Tata cara pembentukan daerah kab/kota dilaksanakan
Pembentukan sebagai berikut:
Daerah Persiapan 1. Keputusan musyawarah Desa yang akan
Kab/Kota menjadi Cakupan Wilayah Daerah kab/kota;
2. Persetujuan bersama DPRD kab/kota induk
dengan bupati/wali kota Daerah induk; dan
3. Persetujuan bersama DPRD provinsi dengan
gubernur dari Daerah provinsi yang
mencakupi Daerah Persiapan kab/kota yang
akan dibentuk.
Tata Cara Pembentukan Daerah Kab/Kota sebagai-
mana tercantum dalam point 1 s.d 3 belum diatur
secara rinci, dengan prediksi akan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah tentang “Desain Besar
Penataan Daerah”
Pembentukan Daerah Persiapan diusulkan
oleh gubernur kepada Pemerintah Pusat, DPR
RI, DPD RI setelah memenuhi persyaratan
Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
dasar kewilayahan dan persyaratan
administratif.
Berdasarkan usulan tersebut, Pemerintah Pusat
melakukan penilaian terhadap pemenuhan
persyaratan dasar kewilayahan dan
persyaratan administratif. Hasil penilaian
disampaikan kepada DPR RI, DPD RI.
Dalam hal usulan pembentukan Daerah
Persiapan dinyatakan memenuhi persyaratan
dasar kewilayahan dan persyaratan
administratif, dengan persetujuan DPR RI,
DPD RI, Pemerintah Pusat membentuk Tim
Kajian Independen.
3 Tim Kajian Tim kajian independen bertugas melakukan
Independen kajian terhadap persyaratan dasar kapasitas
Daerah. Hasil kajian disampaikan oleh tim
kajian independen kepada Pemerintah Pusat
untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada
DPR RI, DPD RI.
Hasil konsultasi tersebut menjadi pertimbang-
an Pemerintah Pusat dalam menetapkan
kelayakan pembentukan Daerah Persiapan.
Daerah Persiapan ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. Jangka waktu Daerah Persiapan
adalah selama 3 (tiga) tahun.
4 Kepala Daerah Persiapan dipimpin oleh kepala daerah
Daerah persiapan. Kepala daerah persiapan
Persiapan kabupaten/kota diisi dari PNS yang memenuhi
persyaratan dan diangkat atau diberhentikan
oleh Menteri atas usul gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat. Ketentuan mengenai
Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
persyaratan kepala daerah persiapan diatur
dalam peraturan pemerintah
5 Pendanaan Pendanaan penyelenggaraan pemerintahan
Penyelenggaraan pada Daerah Persiapan berasal dari:
Pemerintahan a. bantuan pengembangan Daerah Persiapan
yang bersumber dari APBN;
b. bagian pendapatan dari PAD yang berasal
dari Daerah Persiapan;
c. penerimaan dari bagian dana
perimbangan Daerah induk; dan
d. sumber pendapatan lain yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pendanaan penyelenggaraan pemerintahan pada
Daerah Persiapan ditetapkan dalam A PB D Induk
6 Kewajiban Kewajiban Daerah Induk terhadap Daerah
Daerah Persiapan meliputi:
Induk a. membantu penyiapan sarana dan
prasarana pemerintahan;
b. melakukan pendataan personel,
pembiayaan, peralatan, dan dokumentasi;
c. membuat pernyataan kesediaan untuk
menyerahkan personel, pembiayaan,
peralatan, dan dokumentasi apabila
Daerah Persiapan ditetapkan menjadi
Daerah baru; dan
d. menyiapkan dukungan dana.
7 Kewajiban Kewajiban Daerah Persiapan meliputi:
Daerah a. menyiapkan sarana dan prasarana
Persiapan pemerintahan;
b. mengelola personel, peralatan, dan

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
dokumentasi;
c. membentuk perangkat Daerah Persiapan;
d. melaksanakan pengisian jabatan aparatur
sipil negara pada perangkat Daerah
Persiapan;
e. mengelola anggaran belanja Daerah
Persiapan; dan menangani pengaduan
masyarakat.
8 Pengawasan Masyarakat di Daerah Persiapan melakukan
partisipasi dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
dan kemasyarakatan yang dilakukan oleh
Daerah Persiapan.
Pemerintah Pusat melakukan pembinaan,
pengawasan, dan evaluasi terhadap Daerah
Persiapan selama masa Daerah Persiapan.
DPR RI dan DPD RI melakukan pengawasan
terhadap Daerah Persiapan.
Pemerintah Pusat menyampaikan perkembangan
pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
Daerah Persiapan kepada DPR RI dan DPD RI
9 Evaluasi Pemerintah Pusat melakukan evaluasi akhir
masa Daerah Persiapan. Evaluasi akhir masa
Daerah Persiapan dimaksudkan untuk menilai
kemampuan Daerah Persiapan dalam
melaksanakan kewajibannya.
Hasil evaluasi akhir masa Daerah Persiapan
dikonsultasikan kepada DPR RI dan DPD RI
10 Penetapan Daerah Persiapan yang berdasarkan hasil
Daerah evaluasi akhir dinyatakan layak ditingkatkan
Persiapan

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
sebagai statusnya menjadi Daerah baru dan ditetapkan
Daerah dengan undang-undang.
Otonom Baru Daerah Persiapan yang berdasarkan hasil
evaluasi akhir dinyatakan tidak layak dicabut
statusnya sebagai Daerah Persiapan dengan
peraturan pemerintah dan dikembalikan ke
Daerah induk.
Undang-undang yang menetapkan
Pembentukan Daerah yang wilayahnya terdiri
atas pulau-pulau, selain memuat Cakupan
Wilayah, harus memuat perincian nama pulau
yang berada dalam wilayahnya.
Daerah baru harus menyelenggarakan pemilihan
kepala daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan ***
III. TATA CARA PEMBENTUKAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 Persyaratan Daerah Persiapan yang berdasarkan hasil Pembentukan daerah kab/kota harus memenuhi syarat
Pembentukan evaluasi akhir dinyatakan layak ditingkatkan administratif, teknis, & fisik kewilayahan.
Daerah Kab/Kota statusnya menjadi Daerah baru dan ditetapkan
Syarat administratif pembentukan daerah kab/kota, meliputi:
dengan undang-undang.
a.Keputusan DPRD kab/kota induk ttg persetujuan pembentukan
Ketentuan lebih lanjut belum diatur secara rinci, dengan calon kab/kota;
prediksi akan diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang b. Keputusan bupati/walikota induk ttg persetujuan pembentukan
“Desain Besar Penataan Daerah” calon kab/kota;
c. Keputusan DPRD provinsi ttg persetujuan pembentukan calon
kab/kota;
d.Keputusan gubernur ttg persetujuan pembentukan calon
kab/kota; dan
e. Rekomendasi Menteri.

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
Syarat teknis meliputi faktor kemampuan ekonomi, potensi
daerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah,
pertahanan, keamanan, kemampuan keuangan, tingkat kesejah-
teraan masyarakat, dan rentang kendali penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Faktor-faktor sebagaimana tercantum
dalam Persyaratan Teknis dinilai berdasarkan hasil kajian
daerah terhadap indikator sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini.
Syarat fisik kewilayahan meliputi:
a. Cakupan Wilayah, digambarkan dalam peta wilayah calon
kabupaten /kota yang dilengkapi dengan daftar nama
kecamatan dan desa/ kelurahan yang menjadi cakupan calon
kab/kota serta garis batas wilayah calon kab/kota
Peta wilayah dibuat berdasarkan kaidah pemetaan yg difa-
silitasi oleh lembaga teknis & dikoordinasikan oleh gubernur
b. Lokasi Calon Ibukota, Lokasi calon ibukota kabupaten
ditetapkan dg keputusan bupati dan keputusan DPRD
Penetapan lokasi ibukota dilakukan setelah adanya Kajian
Daerah terhadap aspek tata ruang, ketersediaan fasilitas,
aksesibilitas, kondisi dan letak geografis, kependudukan, sosial
ekonomi, sosial politik, dan sosial budaya
c. Sarana dan Prasarana Pemerintahan, meliputi bangunan dan
lahan untuk kantor kepala daerah, kantor DPRD, dan kantor
perangkat daerah yang dapat digunakan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Lahan tersebut wajib dimiliki pemerintah daerah dengan bukti
kepemilikan yg sah

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
2 Tata Cara Belum diatur secara rinci, dengan prediksi akan diatur Tata cara pembentukan daerah kab/kota dilaksanakan sebagai
Pembentukan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah tentang berikut:
Daerah Kab/Kota “Desain Besar Penataan Daerah” a. Aspirasi sebagian besar masyarakat setempat dalam bentuk
Keputusan BPD untuk Desa dan Forum Komunikasi Ke-
lurahan / nama lain untuk Kelurahan di wilayah yang menjadi
calon cakupan wilayah kab/kota yang akan dimekarkan.
b. DPRD kab/kota dapat memutuskan untuk menyetujui atau
menolak aspirasi dalam bentuk Keputusan DPRD
c. Bupati/walikota memutus-kan untuk menyetujui atau menolak
aspirasi berdasarkan hasil kajian daerah;
d. Bupati/walikota mengusulkan pembentukan kab/kota kepada
gubernur untuk mendapatkan persetujuan dg melampirkan:
1) dokumen aspirasi masyarakat di calon kab/kota;
2) hasil kajian daerah;
3) peta wilayah calon kab/kota; dan
4) Keputusan DPRD kab/kota dan keputusan bupati/ walikota
e. Gubernur memutuskan untuk menyetujui atau menolak usulan
pembentukan kab/kota berdasarkan evaluasi terhadap kajian
daerah
f. Gubernur menyampaikan usulan pembentukan calon kab/kota
kepada DPRD provinsi
g. DPRD provinsi memutuskan untuk menyetujui atau menolak
usulan pembentukan kab/kota; dan
h. Dalam hal gubernur menyetujui usulan pembentukan kab/kota,
gubernur mengusulkan pembentukan kab/kota kepada Presiden
melalui Menteri dengan melampirkan:
1) Dokumen aspirasi masyarakat di calon kab/kota;
2) Hasil kajian daerah;
3) Peta wilayah calon kab/kota;
4) Keputusan DPRD kab/kota & keputusan bupati/walikota,
dan
5) Keputusan DPRD provinsi dan keputusan gubernur

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
Menteri membentuk Tim untuk melakukan penelitian terhadap
usulan pembentukan kab/kota.Berdasarkan hasil penelitian tsb,
Menteri menyampaikan rekomendasi usulan pembentukan
daerah kepada DPOD.
Berdasarkan rekomendasi usulan pembentukan daerah, Menteri
meminta tanggapan tertulis para Anggota DPOD pada sidang
DPOD. Dalam hal DPOD memandang perlu dilakukan klari-
fikasi dan penelitian kembali terhadap usulan pembentukan
daerah, DPOD menugaskan Tim Teknis DPOD untuk melakukan
klarifikasi dan penelitian.
Berdasarkan hasil klarifikasi dan penelitian tsb, DPOD bersidang
untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden
mengenai usulan pembentukan daerah.
Kemudian, Menteri menyampaikan usulan pembentukan suatu
daerah kepada Presiden berdasarkan saran dan pertimbangan
DPOD. Dalam hal Presiden menyetujui usulan pembentukan
daerah, Menteri menyiapkan rancangan undang-undang tentang
pembentukan daerah. (STATUTA)
Setelah undang-undang pembentukan daerah diundangkan,
Pemerintah melaksanakan peresmian daerah dan melantik
penjabat kepala daerah. Peresmian daerah dilaksanakan paling
lama 6 (enam) bulan sejak diundangkannya undang-undang
tentang pembentukan daerah.
3 Keputusan Badan Aspirasi sebagian besar masyarakat setempat adalah aspirasi
Permusyawaratan yang disampaikan secara tertulis yg dituangkan ke dalam
Desa Keputusan BPD di wilayah yang menjadi calon cakupan wilayah
kab/kota yang akan dimekarkan. Keputusan tsb ditandatangani
oleh Ketua BPD.

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
Jumlah keputusan BPD tsb harus mencapai lebih 2/3 (duapertiga)
dari jumlah BPD yang ada di masing-masing wilayah yang akan
menjadi cakupan wilayah calon kab/kota.
Keputusan BPD adalah sbg lampiran yang merupakan satu
kesatuan dari keputusan DPRD kab/kota yang akan menjadi
cakupan wilayah calon kab/kota.
4 Keputusan DPRD Keputusan DPRD kab/kota induk yg ditetapkan berdasarkan
Kab/kota Induk rapat paripurna ttg persetujuan pembentukan calon kab/kota yg
memuat:
1.Persetujuan nama calon kab/kota;
2.Persetujuan lokasi calon ibukota;
3.Persetujuan pelepasan kecamatan menjadi cakupan wilayah
calon kab/kota;
4.Persetujuan pemberian hibah untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan calon kab/kota untuk jangka
waktu paling kurang 2 (dua) tahun berturut-turut terhitung
sejak peresmian sebagai daerah otonom;
5.Persetujuan pemberian dukungan dana dalam rangka
membiayai penyelenggaraan pemilihan kepala daerah untuk
pertama kali di daerah otonom baru;
6.Persetujuan penyerahan kekayaan daerah yg dimiliki atau
dikuasai berupa barang bergerak dan tidak bergerak, personil,
dokumen & hutang piutang kab /kota, yg akan dimanfaatkan
oleh calon kab/kota.
7. Persetujuan penyerahan sarana prasarana perkantoran yg akan
dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik yg berada dlm cakupan wilayah calon
kab/kota; dan
8. Penetapan lokasi ibukota kabupaten induk yang baru apabila
lokasi ibukota kabupaten induk menjadi cakupan wilayah kota
yang akan dibentuk. Pembentukan kab/kota yang daerah

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
induknya lebih dari satu, keputusan DPRD kab/kota dibuat
oleh masing-masing DPRD kab/kota induk.
5 Keputusan ” Keputusan bupati/walikota induk tentang persetujuan
Bupati/Walikota pembentukan calon kab/kota yang memuat:
Induk tentang 1.Persetujuan nama calon kab/kota;
Persetujuan 2.Persetujuan lokasi calon ibukota;
Pembentukan Calon 3.Persetujuan pelepasan kecamatan menjadi cakupan wilayah
Kab/kota calon kab/kota;
4.Persetujuan pemberian hibah untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan calon kab/kota untuk jangka
waktu paling kurang 2 (dua) tahun berturut-turut terhitung
sejak peresmian sebagai daerah otonom;
5.Persetujuan pemberian dukungan dana dalam rangka
membiayai penyelengga-raan pemilihan kepala daerah untuk
pertama kali di daerah otonom baru;
6.Persetujuan penyerahan kekayaan daerah yg dimiliki atau
dikuasai berupa barang bergerak & tidak bergerak, personil,
dokumen dan hutang piutang kab/kota, yg akan dimanfaatkan
oleh calon kab/kota.
Aset kab/kota berupa barang yg tidak bergerak dan lokasinya
berada dlm cakupan wilayah calon kab/kota wajib diserahkan
seluruhnya kepada calon kab/kota, sedangkan aset yang
bergerak disesuaikan dengan kebutuhan calon kab/kota.
Dokumen adalah bukti kepemilikan aset kab/kota induk yang
bergerak dan tidak bergerak yang akan diserahkan kepada
calon kab/kota. Hutang & piu-tang yg berhubungan dg
penyerahan kekayaan kab/kota induk yg akan dimanfaatkan
oleh calon kab/kota menjadi tanggung jawab calon kab/kota..
6 Keputusan DPRD Keputusan DPRD Provinsi yang ditetapkan berdasarkan rapat
Provinsi paripurna ttg persetujuan pembentukan calon kab/kota yg
memuat:

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
1. Persetujuan pemberian bantuan dana untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan calon kab/kota untuk jangka
waktu paling kurang 2 (dua) tahun berturut-turut terhitung
sejak peresmian sbg kab/kota;
2. Persetujuan pemberian dukungan dana dalam rangka
membiayai penyelenggaraan pemilihan kepala daerah untuk
pertama kali di kab/kota;
3. Persetujuan nama calon kab/kota, cakupan wilayah calon
kab/kota dan calon ibukota kabupaten; dan
7 Keputusan Keputusan gubernur tentang persetujuan pembentukan calon
Gubernur tentang kab/kota yg memuat:
Persetujuan 1.Persetujuan pemberian bantuan dana untuk mendukung
Pembentukan penyelenggaraan pemerintahan calon kab/kota untuk jangka
Calon Kab/Kota waktu paling kurang 2 (dua) tahun berturut-turut terhitung
sejak peresmian sebagai kab/kota;
2.Persetujuan pemberian dukungan dana dalam rangka mem-
biayai penyelenggaraan pemilihan kepala daerah untuk
pertama kali di kab/kota;
3.Persetujuan nama calon kab/kota, cakupan wilayah calon
kab/kota dan calon ibukota kabupaten; dan
4.Persetujuan memindahkan personil dari provinsi dan berkoor-
dinasi dengan pemerintah, gubernur dan bupati/walikota thd
personil di wilayah kerjanya yang akan dipindahkan ke
kab/kota yang baru dibentuk
8 Rekomendasi Rekomendasi Menteri ditetapkan berdasarkan hasil penelitian
Menteri Dalam terhadap usulan pembentukan kab/kota yang dilakukan oleh Tim
Negeri yang dibentuk Menteri. Tim dimaksud dapat bekerja sama
dengan lembaga independen atau perguruan tinggi.
9 Pendanaan Dana yang diperlukan dalam rangka pembentukan kab/kota
dibebankan pada APBD kab/kota induk dan APBD provinsi.
Dana perimbangan bagi daerah otonom baru diperhitungkan
setelah undang-undang pembentukannya ditetapkan. Perhitungan
Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
dana perimbangan dilakukan setelah data kebutuhan fiskal dan
kapasitas fiskal daerah otonom baru tersedia secara lengkap
sesuai dg peraturan perundang-undangan.
Apabila data belum tersedia, besaran dana perimbangan
diperhitungkan secara proporsional berdasarkan jumlah
penduduk, luas wilayah, dan belanja pegawai dari daerah induk.
Bagi kab/kota baru yang undang-undang pembentukannya
ditetapkan setelah APBN disahkan, dana yang diperlukan dlm
rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pemilihan kepala
daerah untuk pertama kali bersumber dari hibah kab/kota induk
dan bantuan provinsi.
Besaran hibah kab/kota induk harus dicantumkan dalam APBD
kab/kota induk, sesuai kemampuan keuangan kab/kota induk &
ditetapkan dalam undang-undang pembentukan kab/kota baru.
Hibah tsb diberikan oleh kab/kota induk sampai terbentuknya
APBD kab/kota baru.
APBD kab/kota induk tetap dilaksanakan, termasuk untuk
cakupan wilayah kab/kota baru sebelum kab/kota baru mem-
punyai APBD sendiri. Bantuan provinsi berasal dari APBD
provinsi yang besarnya ditetapkan dalam undang-undang
pembentukan kab/kota baru.
10 Ketentuan Lain- Belum diatur secara rinci, dengan prediksi akan diatur Pembentukan perangkat kab/kota baru, dilaksanakan oleh
Lain lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah tentang penjabat bupati/walikota dan difasilitasi oleh gubernur bersama
“Desain Besar Penataan Daerah”” dengan bupati induk
Pengisian personil pada perangkat daerah baru diprioritaskan dari
pegawai negeri sipil daerah induk yg mempunyai kompetensi
sesuai peraturan perundang-undangan.
Dalam hal aset daerah kab/kota induk yang bergerak & tidak
bergerak serta utang piutang yg akan diserahkan kepada kab/kota
yang baru dibentuk, dapat diserahkan secara bertahap dan paling
Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]
lama 5 (lima) tahun terhitung sejak ditetapkannya ibukota
kabupaten induk yang baru
Pelaksanaan penyerahan aset daerah induk kpd kab/kota baru
difasilitasi oleh gubernur dan bupati/walikota kabu/kota induk.
Tata cara pelaksanaan penyerahan aset daerah induk dilakukan
sesuai peraturan perundang-undangan
Penegasan batas wilayah kab/kota baru dilakukan bersama-sama
oleh kab/kota induk dan kab/kota yang bersandingan lainnya.
Penegasan batas wilayah diselesaikan paling lama 5 (lima) tahun
sejak dibentuknya kab/kota yang bersangkutan. ***
IV. PENETAPAN CALON DAERAH OTONOM BARU
1 Penetapan Calon Penetapan Calon Daerah Otonom Baru didasarkan atas Suatu calon daerah otonom direkomendasikan menjadi daerah
Daerah Otonom hasil evaluasi akhir yang dilakukan oleh Tim Kajian otonom baru apabila calon daerah otonom dan daerah induknya
Baru (Pemberian Independen yang dibentuk oleh Pemerintah. mempunyai total nilai seluruh indikator dan perolehan nilai
STATUTA) indikator faktor kependudukan, faktor kemampuan ekonomi,
Apabila hasil evaluasi akhir terhadap Daerah Persiapan
dinyatakan LAYAK, maka status daerah persiapan akan faktor potensi daerah dan faktor kemampuan keuangan dengan
kategori SANGAT MAMPU ATAU MAMPU.
ditingkatkan menjadi Daerah Otonom Baru.
Pembentukan DOB di-tetapkan dalam Undang-Undang
atau dikenal dengan istilah STATUTA. Sedangkan
apabila hasil evaluasi terhadap Daerah Persiapan
dimaksud dinya-takan TIDAK LAYAK, maka status sbg
daerah persiapan akan dicabut dg peraturan pemerintah
dan dikembalikan ke daerah induknya

Dok. Yudi_Permadi_2022_Mahasiswa_Program_Magister_Ilmu_Hukum
[Bidang Kajian Utama: Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah]

Anda mungkin juga menyukai