FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S PA S U N D A N
Surveyor : ……………………………………………………………………
Lokasi : ……………………………………………………………………
Identitas Pribadi
Usia : 48 Tahun
1. Menurut Bapak/Ibu Potensi dan Masalah terkait aspek sosial dan kependudukan di
Kecamatan Waled yang dalam mengembangkan Kecamatan Waled apa saja? Apa
yang menjadi potensi dan masalah utama yang ada di Kecamatan tersebut?
Jawaban:
A. Potensi di Kecamatan Waled
1) Potensi Ekonomi
a. Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan UMKM
(1) Produksi Pindang dan Produk Olahan (Desa Mekarsari dan Gunungsari)
(2) Produksi Sirup Daun Sirih (Desa Waleddesa)
(3) Pabrik Tahu (Desa Cibogo)
(4) Produksi Pareredan dan Opak Angin (Desa Ambit dan Ciuyah)
(5) Kerajinan Kain Tenun Tradisional (Desa Ciuyah)
(6) Kerajinan Tangan Seni Buroq dan Wayang Golek (Desa Cibogo dan Ciuyah)
(7) Produksi bata merah (Desa Karangsari, dan Cikulak)
Seiring berkembangnya kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah/industri
rumah tangga dan kerajinan tangan di Kecamatan Waled, maka perlu dilakukan
pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya yang
dilakukan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan
usahahanya melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, bantuan
perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan serta daya saing
UMKM di Kecamatan Waled.
b. Sektor Pertanian dan Peternakan
(1) Kawasan Peruntukan Hortikultura; Saat ini tercatat peruntukan seluas
Tanaman Hortikultura seluas + 250 ha se-Kecamatan Waled.
> Produksi Bawang Sumenep dan Produk Olahan (Desa Ambit dan Ciuyah).
(2) Kawasan Peruntukan Perkebunan; Saat ini tercatat peruntukan Tanaman
Perkebunan seluas + 175 ha se-Kecamatan Waled.
(3) Kawasan Peruntukan Pertanian; Kecamatan Waled memiliki sumber daya
alam berupa hamparan areal pertanian yang tersebar di 12 (dua belas) desa
dengan total luas + 1.200 ha dan telah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian
pangan Berkelanjutan (LP2B), Dengan produk unggulan berupa Produksi
Padi Organik (Desa Cikulak, Cikulakkidul, dan Waleddesa).
(3) Kawasan Peruntukan Peternakan; Sudah direncanakan untuk Kawasan
Peruntukan Peternakan untuk Terank Hewan Besar/Kecil, dan Ternak
Unggas.
> Peternakan Hewan Besar (Sapi dan Kerbau) Desa Karangsari, Ambit,
Waled Asem, Ciuyah, dan Cibogo;
> Peternakan Hewan Kecil (Domba) di Desa Waleddesa, Karangsari dan
Cibogo.
> Ternak Unggas (Ayam Pedaging) di Desa Cisaat dan Gunungsari
(4) Budidaya Ikan Nila dan Lele (Desa Waledkota, dan Waleddesa)
Untuk lebih jelasnya, Potensi Pertanian dapat dilihat dalam Materi
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KECAMATAN
WALED (Berdasarkan RPJMD Kab. Cirebon Tahun 2019-2024 dan Perda
No. 7 Tahun 2018 tentang RTRW Kabupaten Cirebon Tahun 2018-2038).
c. Sektor Kehutanan
(1) Kecamatan Waled telah ditetapkan sebagai Kawasan Peruntukan Hutan
Produksi; Kawasan peruntukan hutan produksi ini dikelola oleh Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan yang ada Desa Ciuyah dan sudah
diserahkan pengelolaannya kepada Pemdes Ciuyah seluas 20 Ha melalui
skema kerjasama desa.
(2) Kawasan Hutan Rakyat; terdapat di Desa Waled Asem dan Ambit.
2) Potensi Wisata
a. Potensi Wisata Religi
(1) Sumur Cikamalayan (Desa Waledkota)
(2) Makam Panjang (Desa Waledkota)
(3) Makam Buyut Derpawangsa (Desa Cibogo)
(4) Buyut Syura Desa Ambit)
(5) Buyut Sanglo (Desa Ciuyah)
(6) Pohon Lamaran (Desa Cisaat)
(7) Makam Etnis Tionghoa (Desa Waled Asem).
Adanya potensi pariwisata alam di Desa Waled Asem yaitu Kawasan Wisata
Maneungteung (KWM) yang saat ini dikelola oleh BUMDes dengan melibatkan
Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Waled Asem. Pokdarwis ini
merupakan kelompok swadaya masyarakat yang memiliki kepengurusan dan
merupakan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang tetapkan denga
keputusan Kuwu. Sejak tahun 2020 kawasan tersebut sudah diusulkan kedalam
draf RIPPARDA Kabupaten Cirebon dengan menetapkan Kecamatan Waled
sebagai Kawasan Destinasi Wisata Alam Terpadu.
Kawasan Wisata Maneungteung (KWM) perlu didukung dengan penataan kios-
kios suvenir (shelter), Pusat Informasi Pariwisata, penyediaan lokasi parkir dan
pasar cinderamata yang mendukung obyek wisata sehingga akan menjadikan
Kawasan Wisata Maneungteung menjadi semakin menarik untuk dikunjungi.
(Untuk lebih jelasnya potensi pariwisata di Kecamatan Waled dapat dilihat
dalam Simposium ”SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DI KECAMATAN WALED
DENGAN ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN
CIREBON TAHUN 2021”).
b. Potensi Wisata Sejarah
(1) Tugu Proklamasi (Desa Waledkota)
(2) Monumen Perjuangan Maneungteung (Desa Waled Asem)
c. Potensi Wisata Alam
(1) Rintisan Kawasan Wisata Maneungteung/Ajimut (Desa Waled Asem)
B. Permasalahan di Kecamatan Waled
1) Kemiskinan
Kabupaten Cirebon tercatat masuk ke dalam lima besar daerah dengan jumlah
penduduk miskin terbanyak di Jawa Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), Kabupaten Cirebon berada dalam urutan kedua daerah dengan penduduk
miskin terbanyak di bawah Kabupaten Garut. Sementara, urutan selanjutnya ada
Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Indramayu. Data BPS menunjukkan bahwa
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Cirebon per Agustus 2023 sebanyak
266.110 atau 12,01 persen. Sementara, jumlah warga di daerah tersebut menembus
angka 2.315.417 jiwa. (Dikutip dari artikel Bisnis.com dengan judul "Kabupaten
Cirebon Masuk 5 Besar Daerah Termiskin").
2) Banjir
Banjir di Kecamatan Waled merupakan banjir tahunan yang disebabkan oleh
berbagai faktor, baik faktor alam maupun non alam. Intensitas curah hujan yang
cukup tinggi dipenghujung tahun 2020 menyebabkan Sungai Ciberes tidak dapat
menampung air sehingga meluap dan masuk ke pemukiman warga. Selain itu,
pendangkalan Sungai Ciberes juga merupakan salah satu faktor penyebab terjangan
banjir di sejumlah desa yang dilaluinya. Hulu Sungai Ciberes berada di Kabupaten
Kuningan yang melewati 22 desa dari empat kecamatan di Kabupaten Cirebon, dan
secara administratif pengelolaannya merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah
Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, sehingga penanganannya diperlukan
koordinasi antara pemerintah daerah dan provinsi dalam pengendalian Daerah
Aliran Sungai (DAS).
Banjir yang melanda pemukiman penduduk di 4 (empat) desa, yaitu: ciuyah, ambit,
mekarsari, dan gunungsari sangat memprihatinkan dan menyebabkan mobilitas
manusia, barang dan jasa menjadi terhambat, sehingga aktivitas perekonomian
terganggu yang berdampak kepada kerugian material yang tidak sedikit. Dengan
kejadian tersebut, tentunya kita tidak bisa menyalahkan pihak tertentu, dan bukan
waktunya untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, tetapi yang harus
kita cari adalah solusi untuk mengatasi kejadian tersebut. Masing-masing pihak bisa
mengambil peran sesuai kapasitas dan profesi masingmasing, termasuk masyarakat
desa untuk turut serta dalam menangani bencana banjir yang berdampak
kemanusiaan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak Kecamatan Waled selain berkoordinasi
dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, juga
melakukan fasilitasi dan pembinaan kepada Pemerintah Desa dengan mendorong
para Kuwu (khususnya di empat desa) untuk melakukan kerja sama antar desa
dengan membentuk Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD) sebagaimana
diamanahkan dalam Permendagri No. 96 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kerja Sama
Desa di Bidang Pemerintahan Desa. Selain itu, pihak kecamatan memfasilitasi
dalam hal penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes), khususnya
bidang pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dengan
memprioritaskan pelaksanaan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) yang diarahkan
untuk mendukung sistem pengendalian banjir sesuai dengan kewenangan desa..
12. Apa saja upaya untuk mengurangi permasalahan penggunaan lahan di Kecamatan
ini?
Jawaban:
Salah satu upaya untuk mengurangi permasalahan penggunaan lahan di Kecamatan Waled
adalah melalui program konservasi lahan dengan mengimplementasikan praktik-praktik
pengendalian erosi tanah, seperti terasering, penanaman tumbuhan penutup tanah, dan
pengelolaan air yang baik. Selain itu, program rehabilitasi lahan pertanian juga dapat
dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan petani dan masyarakat
setempat.
Solusi yang efektif dalam mengatasi permasalahan tanah di Kecamatan Waled meliputi:
(1) Penataan dan penyelesaian konflik kepemilikan tanah, (2) pengelolaan lahan yang
berkelanjutan (LP2B), serta (3) konservasi dan rehabilitasi tanah. Solusi-solusi ini
melibatkan pemetaan dan penilaian potensi lahan, pengembangan lahan terintegrasi,
pengendalian erosi tanah, restorasi dan reklamasi lahan, serta pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan tanah.
Dengan menerapkan solusi yang efektif ini, maka perencanaan pembangunan daerah dapat
mengoptimalkan potensi tanah sebagai sumber daya alam yang berharga, menjaga
keberlanjutan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Event Budaya Tahunan di Kecamatan Waled yang masih dilestarikan adalah ”Pentas Seni
Mapag Sri” yang dilaksanakan di bulan Juni/Juli dengan tujuan untuk: a}. Aktualisasi
kreasi seni dan budaya lokal, dan b). Melestarikan budaya lokal. Adapun penerima manfaat
dari kegiatan ini adalah para Pelaku Seni Lokal yang tersebar di 12 (dua belas) desa se-
Kecamatan Waled.
19. Apakah terdapat arahan kebijakan dalam upaya melestarikan budaya tersebut?
Kebiasaan atau adat apa yang menjadi figur utama atau simbol kecamatan tersebut?
Dan yang menjadikannya simbol atau kebiasaan turun temurun?
Jawaban:
---- Ya, ada ----
ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH KAB. CIREBON TAHUN 2019-2024
1. VISI DAN MISI KABUPATEN CIREBON
VISI Kabupaten Cirebon, yaitu: Terwujudnya Kabupaten Cirebon yang Berbudaya,
Sejahtera, Agamis, Maju dan Aman (BERSAMA). Untuk mewujudkan masyarakat
Kabupaten Cirebon yang menjunjung tinggi dan melestarikan budaya, tradisi dan adat
istiadat, maka dirumuskan kedalam MISI, yaitu: “Kabupaten Cirebon Berbudaya”.
Untuk mencapai Misi tersebut, disusunlah Strategi dan Arah Kebijakan Pemerintah
Daerah Kab.Cirebon tercantum dalam RPJMD Kab. Cirebon tahun 2019-2024
khususnya dalam bidang BUDAYA yaitu :
Strategi 1: Optimalisasi, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan dan
keragaman budaya; Arah Kebijakan: Meningkatkan pengembangan dan
pelestarian kekayaan dan keragaman budaya lokal yang strategis untuk
direvitalisasi.
Strategi 2: Pengembangan fasilitasi aktifitas-aktifitas masyarakat yang berorientasi
pengembangan budaya. Arah Kebijakan: (1) Meningkatkan pelestarian Tata
Nilai Budaya, (2) Meningkatkan pelestarian Tata Nilai Budaya, (3)
mengembangan potensi budaya yang dimiliki oleh masyarakat, dan (4)
Internalisasi nilai-nilai budaya dalam dunia pendidikan.
Strategi 3: Penguatan institusi-institusi budaya yang berakar pada nilai-nilai lokal;
Arah Kebijakan: (1) Pendataan institusi budaya yang masih aktif dan yang
pernah ada, dan (2) Pembinaan, revitalisasi dan kerjasama institusi budaya
lokal
Strategi 4: Pengarusutamaan pengembangan budaya dalam perencanaan daerah dan
desa; Arah Kebijakan: (1) Mengoptimalkan pembentukan rintisan
desa/kampung budaya, dan (2) sinkronisasi dan sinergitas program
kabupaten dan desa di bidang kebudayaan
Strategi 5: Pengembangan sektor wisata berbasis budaya melalui Pengembangan
Promosi kegiatan wisata dengan memanfaatkan budaya lokal; Arah
Kebijakan: (1) mengembangan paket-paket wisata budaya dan kerjasama
dalam promosi wisata, dan (2) menyelenggaraan event-event budaya yang
dapat bermanfaat bagi pengembangan wisata
Strategi 6: Pengembangan SDM pelaku wisata budaya Arah Kebijakan: (1)
meningkatkan Tata kelola keragaman budaya dan kesenian, dan (2)
meningkatkan kapasitas, pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha wisata
budaya
Bidang kebudayaan ini merupakan Misi yang Pertama dan merupakan Prioritas Daerah
dengan TUJUAN: Utuk melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya masyarakat,
dengan SASARAN: (1) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya
masyarakat, dan (2) Berkembangnya sektor wisata berbasis budaya, dll.
Saat ini, Kecamatan Waled sedang mengupayakan suatu event tahunan yang dapat
dijadikan sebagai ikon/simbol adat/budaya, yaitu: ”FESTIVAL PURWA
SANGGARUNG”. Festival ini memiliki akar budaya yang kuat, yaitu adanya cerita
rakyat tentang ”Sasakala Nonoman Sangkuriang” yang melegenda. Berikut ulasan
tentang sinopsisnya:
PASIR WALED
Pasir waled kajojo tibareto,..
Pasir waled geus katelah tibaheula,..
Wawatesan Cirebon jeung Kuningan,..
Sasakala nonoman Sangkuriang.
Lain Sangkuriang nu di Citarum,..
Tapi Sangkuriang nu di Cisanggarung,..
Pasir waled urut bendungan talaga,..
Talaga karempan Dayang Sumbi.
Pagunungan Jawa Tengah nembongan,..
Siga ngagupayan hayang dianjangan,..
Asa-asa kasasar lalampahan,..
Asa-asa dijero pangimpian.
Pagunungan rentul padataran ngaplak,..
Laut kaler ebreh, Cirebon geh tembong,..
Cilosari nganti Cisanggarung nyambung,..
Ngumpul di muara rek mulang.
***
#Ajimut_alias_Maneungteung_alias_Cadas_Gantung_alias_Purwa_Sanggarung.
21. Apakah dalam mewujudkan kondisi budaya di kecamatan tersebut menjadikan daya
tarik wisata? Bila iya, kesenian, adat, kegiatan apa yang menjadikan daya tarik?
Jawaban:
---- BELUM -----
22. Sejauh mana peran pemerintah dalam mendukung atau melestarikan kebudayaan
tersebut?
Jawaban:
Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tetap konsisten
menyelenggarakan event budaya sebagai prioritas daerah guna mendukung
”Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Sektor Pariwisata yang Berbasis Inovasi” sebagai
upaya “Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Cirebon yang menjunjung tinggi dan
melestarikan budaya, tradisi dan adat istiadat masyarakat setempat” sebagai penjabaran
Visi (pertama) Bupati Cirebon Tahun 2019-2024.
Event Budaya Tahunan di Kecamatan Waled yang masih dilestarikan adalah ”Pentas Seni
Mapag Sri” yang dilaksanakan di bulan Juni/Juli dengan tujuan untuk: a}. Aktualisasi
kreasi seni dan budaya lokal, dan b). Melestarikan budaya lokal. Adapun penerima manfaat
dari kegiatan ini adalah para Pelaku Seni Lokal yang tersebar di 12 (dua belas) desa se-
Kecamatan Waled.
Kegiatan tersebut didanai dari dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Cirebon
melalui mekanisme penganggaran Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) yang diusulkan
melalui Musrenbang tingkat kecamatan.
26. Apakah ada pengaruh negatif dari kegaitan industri di Kabupaten Cirebon terhadap
daerah sekitar ini? Terutama karena banyaknya terjadi migrasi yang berkunjung ke
daerah ini karena mencari lapangan pekerjaan?
Jawaban:
.....Mohon maaf, bukan kapasitas pihak kecamatan untuk menjawab pertanyaan ini .....
27. Menurut Bapak/Ibu Potensi dan Masalah terkait aspek sosial dan kependudukan di
Kabupaten Cirebon yang dalam mengembangkan Kabupaten Cirebon apa saja?
Jawaban:
.....Mohon maaf, bukan kapasitas pihak kecamatan untuk menjawab pertanyaan ini .....
Maka sangatlah tepat jika Kecamatan Waled ditetapkan sebagai Kawasan Peruntukan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon Tahun 2018-2038.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila Kecamatan Waled dipandang sebagai salah
satu daerah penghasil padi di Kabupaten Cirebon yang mampu menggerakan roda
perokonomian masyarakat sekitar dan dapat mensejahterakan warganya. Ada beberapa
faktor yang dapat dijadikan sebagai dasar penetapan Sektor Pertanian di Kecamatan
Waled sebagai sumber perekonomian unggulan, antara lain:
1. Perkembangan produksi yang terus-menerus sepanjang tahun;
2. Memiliki nilai produksi yang mampu bersaing dengan hasil pertanian dari
kecamatan/daerah lain;
3. Menyerap tenaga kerja lebih banyak;
4. Adanya dukungan pasar yang terbuka luas;
6. Merupakan komoditas yang telah diusahakan oleh masyarakat setempat secara
turun temurun;
7. Adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon yang telah
menetapkan sektor pertanian sebagai prioritas utama dalam pembangunan daerah
(dapat dilihat dalam RPJMD Kab. Cirebon Tahun 2019-2024).
b. Sektor pertanian di Kecamatan Waled mempunyai peranan atau pengaruh yang
signifkan dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja sektor
pertanian ini tidak memerlukan kualifikasi keterampilan khusus dan level pendidikan
formal tertentu.
Selain itu, sektor pertanian di Kecamatan Waled memiliki peranan yang sangat penting
selain sebagai sumber pendapatan utama masyarakat pedesaan, juga merupakan salah
satu faktor pendorong dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah dan
perekonomian daerah.
LAIN-LAIN
31. Bagaimana Pengangkutan dan pengumpulan sampah di Kecamatan?
Jawaban:
Pengumpulan Sampah
Pengumpulan Sampah merupakan proses penanganan sampah dengan cara
mengumpulkan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat
penampungan sementara (TPS) sampah berbasis desa. Artinya setiap desa di
Kecamatan Waled telah memiliki TPS masing-masing yang dikelola oleh desa masing-
masing, dimana sistem pengelolaannya menggunakan pola swadaya dengan
melibatkan warga masyarakat setempat secara partisipatif.
Pengangkutan Sampah
Dalam hal pengangkutan sampah dari masing-masing Pemerintah Desa melakukan
kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon sesuai dengan
kesepakan bersama. Pemerintah Desa mempunyai kewajiban untuk menyediakan TPS,
bak sampah (Amrol), dan membayar retribusi sesuai dengan jadwal pengangkutan
yang telah disepakati bersama.
Pengangkutan sampah ini merupakan kegiatan membawa sampah dari sumber
dan/atau dari Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) menuju tempat
pengolahan sampah terpadu atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan
menggunakan Truk Amrol, (kendaraan untuk mengangkut sampai dari bak sampah
yang berbentuk kontainer).
Rute Pengangkutan Sampah
Pemilihan rute merupakan hal yang terpenting dalam sistem pengangkutan sampah.
Tujuan dari rute pengangkutan sampah adalah untuk meminimumkan biaya
pengangkutan sampah, sehingga petugas dan sarana yang disediakan dapat digunakan
secara efektif
Moda Pengangkutan Sampah
Kinerja moda pengangkutan sampah di Kecamatan Waled didasarkan atas Standar
Operasional Prosedur yang telah ditetapkan oleh DLH, dengan kriteria diantaranya
cepat, berkapasitas besar, mudah dalam pengoperasian, membutuhkan seminim
mungkin jumlah petugas, kompatibel dengan desain bak sampah dan jalan, dilengkapi
dengan smart teknologi dan sistem informasi, mudah dikenali oleh masyarakat, dan
rapi/bersih selama proses pengangkutan berlangsung.
Jadwal Pengangkutan Sampah
Pada prinsipnya, sampah yang telah dikumpulkan di TPS tidak boleh lebih dari 24 jam.
Oleh karena itu, jadwal pengangkutan sampah yang baik adalah diangkut setiap hari,
walaupun pada kenyataannya pengangkutan sampah di Kecamatan Waled rata-rata
berlangsung 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan..
32. Apakah terdapat sarana olahraga? Jika ada berapa jumlah sarana tersebut dan
berjenis apa saja (misal: Lapangan volley, Lapangan basket, lapangan bola dll)
Jawaban:
---- Ya, ada ----
Berikut adalah jenis sarana olah raga yang ada di Kecamatan Waled:
1. Lapangan Voli; Ada 6 (enam) desa yang memiliki Lapangan Voli, yaitu: Desa Cikulak,
Cikulakkidul, Cibogo, Karangsari, Cisaat, dan Waled Asem.
2. Lapangan Bulu Tangkis; Ada 4 (empat) desa yang memiliki Bulu Tangkis, yaitu: Desa
Cikulak, Mekarsari, Cibogo, dan Ciuyah.
3. Lapangan Bola; Ada 7 (tujuh) desa yang memiliki Lapangan Sepak Bola, yaitu: Desa
Waledkota, Gunungsari, Cikulak, Cisaat, Karangsari, Ambit, dan Waleddesa.
4. Lapangan Lapangan Futsal; Ada 2 (dua) desa yang memiliki Lapangan Futsal, yaitu:
Desa Cikulak, dan Cikulakkidul.
5. Gedung Olah Raga; Ada 8 (delapan) desa yang memiliki GOR, yaitu: Desa Ciuyah,
Ambit, Waledkota, Cikulak, Cikulakkidul, Karangsari, Cibogo, dan Gunungsari.
33. Apakah prasarana listrik sudah terlayani? Berapa jumlah rumah tangga (kepala
keluarga) dan non rumah tangga (pabrik dll) yang sudah terlayani?
Jawaban:
---- Ya, sudah ----
a. Setiap desa di Kecamatan Waled (12 Desa, 49 Dusun, 77 RW, dan 262 RT) sudah
terpasang jaringan instalasi listrik yang dikelola oleh PT. Perusahaan Listrik Negara
Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cirebon yang beralamat di Jl. Tuparev,
No.71, Cirebon, Jawa Barat; (0231) 236560.
b. ...- Belum ada data ----
34. Apa kendala dalam penanganan permasalahan dan bagaimana solusi pihak
kecamatan dalam menangani hal tersebut?
Jawaban:
---- Kami tidak paham mengenai keterkaitan pertanyaan dimaksud, apakah pertanyaan no.
34 ini berkaitan dengan permasalahan prasarana listrik, atau permasalahan sarana olah
raga? ----
***