Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya yang tak
terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “PERANCANGAN
DAN PROSEDUR PENGGUNAAN PETUNJUK KELUAR (OUTGUIDE) UNTUK PENYIMPANAN REKAM
MEDIS RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KARANGANYAR”.
Berbagai hambatan dan kesulitan yang ditemui oleh penulis dalam proses penyusunan
karya tulis ilmiah ini, namun berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak pada akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan gelar
D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Politeknik Piksi Ganesha di Kebumen.
Penulis menyadari tanpa bantuan dan arahan dari berbagai pihak, karya tulis ilmiah ini
tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat, yaitu :
PERANCANGAN DAN PROSEDUR PENGGUNAAN PETUNJUK KELUAR
(OUTGUIDE) UNTUK PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI
PUSKESMAS KARANGANYAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terciptanya keseragaman dalam persepsi dalam pelaksanaan rekam medis disetiap instansi
pelayanan kesehatan, dalam hal tata cara penyelenggaraan, pemilikan dan pemanfaatan isi,
pengorganisasian dan sanksi jika terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan. Pimpinan sarana
pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh
Rekam medis yang baik adalah memiliki data yang continue (berkesinambungan) mulai
sejak awal hingga akhir perawatan diberikan ataupun sejak pasien mendaftar pertama kali hingga
pasien menjadi pasien inaktif (Huffman 1994). Kesinambungan data rekam medis merupakan satu
hal yang mutlak dipenuhi dalam menjaga nilai rekam medis yang baik untuk mendukung kesehatan
maksimal. Ketersediaan berkas rekam medis secara cepat dan tepat pada saat dibutuhkan akan
sangat membantu mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Maka dari itu, masalah
penyimpanan berkas rekam medis merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Jika sistem
penyimpanan rekam medis yang dipakai kurang baik maka akan timbul masalah-masalah yang
dapat mengganggu ketersediaan berkas rekam medis secara cepat dan tepat.
Salah satu penyebab terganggunya ketersediaan rekam medis secara cepat dan tepat yaitu
tidak ditemukan rekam medis diruang penyimpanan dikarenakan rekam medis tersebut dipinjam
dan tidak diketahui keberadaannya. Maka dari itu, dibutuhkannya suatu alat untuk mengetahui
keberadaan rekam medis yang tidak berada di rak penyimpanan. Adapun alat yang digunakan
diruang penyimpanan untuk memudahkan dalam menemukan rekam medis yang dipinjam yaitu,
Salah satu ketentuan pokok yang harus ditaati ditempat penyimpanan yaitu tidak satupun
rekam medis boleh keluar dari ruang rekam medis tanpa tanda keluar/kartu peminjam (Depkes RI ,
1997). Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang diluar ruang rekam medis, tetapi juga
bagi petugas-petugas rekam medis sendiri. Dari ketentuan diatas kita sudah dapat mengetahui
betapa pentingnya adanya petunjuk keluar (outguide) diruang penyimpanan Tracer (outguide)
adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan rekam medis. Dalam penggunaannya
“Petunjuk Keluar” ini diletakkan sebagai pengganti pada tempat berkas rekam medis yang di
keluarkan dari rak penyimpanan. Sampai berkas rekam medis yang dipinjam kembali ketempat
Dampak yang akan ditimbulkan apabila instansi kesehatan tidak menggunakan petunjuk
keluar rekam medis di ruang penyimpanan yaitu dapat berdampak pada kesalahan letak
penyimpanan atau misfile, dan mempersulit pengembalian rekam medis sesuai urutannya.
penyimpanan rekam medis berkasnya terlalu penuh serta ruangan yang kurang luas. Melihat dari
beberapa dampak yang ditimbulkan, penggunaan petunjuk keluar tracer atau outguide ternyata
sangat penting, tetapi masih banyak instansi pelayanan kesehatan yang belum menggunakannya,
salah satunya di RSIA. Oleh karena itu peneliti mengharapkan perancangan tracer atau outguide
pada unit penyimpanan rekam medis sangat diperlukan, agar dapat meminimalisir terjadinya
Berkas rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka setiap lembar
formulir berkas rekam medis harus dilindungi dengan cara dimasukkan ke dalam map kemudian
disimpan di filing. Filing berfungsi sebagai tempat pengaturan dan penyimpanan dokumen atas
dasar sistem penataan tertentu melalui prosedur yang sistematis sehingga sewaktu-waktu
dibutuhkan dapat menyajikan secara cepat dan tepat. Sistem penataan tersebut disebut sebagai
sistem penjajaran yang mengatur cara menata berkas rekam medis dalam lemari penyimpanan.
Penjajaran ini penting karena jika berkas rekam medis hanya begitu saja dimasukkan ke dalam
lemari maka akan timbul kesulitan besar pada saat nanti akan mencarinya kembali.
Salah satu permasalahan dalam kegiatan penjajaran berkas rekam medis adalah penataan
lembar lepas (loose sheet). Loose sheet merupakan bagian dari berkas rekam medis yang terpisah
dari map rekam medis. Lembar-lembar ini misalnya hasil laboratorium, laporan tindakan, hasil
korespondensi dan sebagainya yang sering datang menyusul untuk disatukan kembali dengan
berkas rekam medis lain ke dalam map rekam medis yang tepat apabila loose sheet rekam medis di
antaranya laporan penunjang (hasil laboratorium), laporan tindakan dan hasil korespondensi
tersebut tidak diletakkan di out guide, maka akan berdampak pada hilangnya loose sheet rekam
medis, kesalahan penempatan loose sheet rekam medis tersebut ke dalam map yang keliru dan
membutuhkan waktu yang lama menelusuri lebih lanjut jika loose sheet rekam medis tidak
(nama pasien dan nomor rekam medisnya) serta dapat mempengaruhi pada keabsahan penagihan
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam Literature review ini
adalah Bagaimana penggunaan tracer (Outguide) pada unit penyimpanan rekam medis? rawat
jalan di PUSKESMAS?
C. Pertanyaan Penelitiaan
1. Bagaimana perencanaan penggunaan Tracer pada unit penyimpanan rekam medis di
PUSKESMAS?
2. Faktor – faktor apa yang menghambat dan mendukung perencanaan penggunaan tracer
pada tempat penyimpanan di PUSKESMAS?
3. Masalah – masalah apa saja yang terjadi pada tempat penyimpanan rekam medis di
PUSKESMAS?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menghasilkan rancangan petunjuk keluar(outguide) dan prosedur penggunaan petunjuk
keluar (outguide) di penyimpananrekam medis rawat jalan di PUSKESMAS
KARANGANYAR.
2. Tujuan Khusus
1. Membuat rancangan petunjuk keluar (Outguide) Pada penyimpanan rekam medis rawat
jalan di PUSKESMAS
2. Diidentifikasinya tracer atau outguide pad unit penyimpanan rekam medis.
3. Diketahuinya SOP (standar operasional prosedur) perancangan tracer atau outguide
rekam medis pada unit penyimpanan rekam medis.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan terkait perancangan tracer (outguide) pad unit penyimpanan
rekam medis.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan bagi peneliti, pengalaman tentang
perancangan tracer (outguide) pada unit penyimpanan rekam medis.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi perpustakaan dan sebagai bahan bacaan untuk menambah
wawasan bagi mahasiswa.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Rekam Medis
Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Menurut Gemala Hatta (2008) tujuan rekam medis dibagi dalam dua kelompok
besar yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder :
a. Tujuan Primer
Tujuan primer ditunjukan kepada hal yang paling berhubungan langsung dengan
pelayanan pasien. Tujuan primer terbagi dalam beberapa kepentingan yaitu:
1) Untuk kepentingan pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu
membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah mendapatkan
berbagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan dengan
segala hasil serta konsekuensi biasanya.
2) Untuk kepentingan pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasi pelayanan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang
bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Untuk kepentingan manejemen pelayanan, rekam medis yang lengkap memuat
segala aktivitas yang terjadi dalam manejemen pelayanan 9 sehingga digunakan
dalam menganalisa berbagai penyakit, meyusun pedoman praktik, serta untuk
mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan.
4) Untuk kepentingan menunjang pelayanan,rekam medis yang rinci akan mampu
menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-sumber.
b. Tujuan sekunder
Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan
lingkungan pasien namun tidak berhubungan secara spesifik, yaitu untuk kepentingan
edukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan. Tata kerja rekam medis bertujuan
untuk terlaksananya pengaturan kegiatan rekam medis dengan cepat dan benar (Depkes
RI, 1991). Untuk terlaksananya tujuan tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.) Setiap pasien yang datang berobat baik rawat jalan maupun rawat inap, harus
mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat.
2.) Pada tiap unit pelayanan harus tersedia buku register yang diisi setiap saat
kunjungan diterimanya seorang pasien.
3.) Setiap petugas pelayanan kesehatan yang melayani/melakukan tindakan yang
diberikan kepada pasien ke dalam lembaran-lembaran rekam medis, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab.
4.) Setiap rekam medis jika diperlukan harus dapat ditemukan dengan cepat dan
tepat.
Menurut Gemala Hatta (2008) rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek antaralain:
a. Aspek Administrasi
Suatu rekam medis yang berisi tentang tindakan berdasarkan wewenang dan
tanggungjawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
b. Aspek Legal
Suatu rekam medis yang berisi tentang adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan pelayanan kesehatan, sebagai usaha menegakkan hukum serta penyediaan tanda
bukti untuk menegakkan keadilan.
c. Aspek Finansial
Suatu rekam medis yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk menetapkan
biaya pembayaran jasa pelayanan kesehatan Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau
pelayanan maka pembayaran tidak dapat di pertanggung jawabkan.
d. Aspek Penelitian
Suatu rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut data atau
informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
e. Aspek Pendidikan
Suatu rekam medis yang berisi data-data yang dapat digunakan untuk mengetahui
kronologis suatu tindakan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien dan mengetahui
system pengelolaan rekam medis.
f. Aspek Dokumentasi
Suatu rekam medis yang digunakan sebagai sumber ingatan yang harus di
dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan sarana
kesehatan.
2. Tugas Pokok
a. Menyimpan BRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan BRM
b. Mengambil kembali (retriev) BRM untuk berbagai keperluan
c. Menyusutkan (meretensi) BRM sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana
pelayanan kesehatan
d. Memisahkan penyimpanan in-aktif dari BRM aktif
e. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis
f. Menyimpan BRM yang dilestarikan (diabadikan), dan
g. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis.
a. Tidak satu pun rekam medis boleh keluar dari ruang rekam medis, tanpa tanda atau
kartu peminjaman. Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang diluar ruang
rekam medis, tetapi juga bagi petugas- petugas rekam medis sendiri.
b. raknya pada setiap akhir hari kerja, sehingga dalam keadaan darurat staf pelayanan
kesehatan dapat mencari informasi yang diperlukan.
c. Rekam medis tidak dibenarkan diambil dari rumah sakit, kecuali atas perintah
pengadilan.
d. Dokter-dokter atau pegawai pelayanan kesehatan yang berkepentingan dapat
meminjam rekam medis, untuk dibawa ke ruang kerjanya selama jam kerja, tetapi
semua rekam medis harus harus dikembalikan ke ruang rekam medis pada akhir jam
kerja.
e. Jika beberapa rekam medis akan digunakan selama beberapa hari, rekam medis
tersebut disimpan dalam tempat sementara diruang rekam medis. Kemungkinan
rekam medis dipergunakan oleh beberapa orang perpindahan dari orang satu ke lain
orang, harus dilakukan dengan mengisi “kartu pindah tangan”, karena dengan cara ini
rekam medis tidak perlu bolak balik dikirim ke bagian rekam medis. Untuk diletakkan
sebagai petunjuk keluarnya rekam medis. Kartu pindah tangan tersebut berisi : tanggal,
pindah tangan dari siapa, kepada siapa, untuk keperluan apa dan digunakan oleh
dokter siapa.
7. Pengambilan Kembali Rekam Medis (Retrival) dan Penyimpanan Rekam Medis
Permintaan-permintaan rutin terhadap rekam medis yang datang dari poliklinik, dari
dokter yang melakukan riset, harus diajukan ke bagian rekam medis, setiap hari pada
jam yang telah ditentukan. Poliklinik yang meminta rekam medis untuk melayani
pasien perjanjian yang datang pada hari tertentu bertugas membuat (mengisi) “kartu
permintaan”. Petugas harus menulis dengan benar dan jelas nama penderita dan
nomor rekam medisnya. Untuk permintaan-permintaan langsung dari dokter dan
bagian administrasi, suatu permintaan dapat berisi langsung oleh petugas bagian
rekam medis sendiri. Permintaan-permintaan rekam medis yang tidak rutin, seperti
untuk pertolongan gawat darurat, harus dipenuhi segera mungkin. Permintaan lewat
telpon dapat juga dilayani dan petugas bagian rekam medis harus mengisi surat
permintaan. Petugas dari bagian dapat diambil dari laporan, penelitian atau sumber
catatan medis (Hatta, 2009). Petugas dari bagian lain yang meminta, harus datang
sendiri untuk mengambil berbentuk satu formulir yang berisi nama penderita dan
nomor rekam medisnya, nama poliklinik atau nama orang yang meminta, tanggal
rekam medis itu diperlukan (Depkes RI, 1997).
a. Sentralisasi
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral yaitu suatu sistem penyimpanan
dengan cara menyatukan berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat
kedalam suatu folder tempat penyimpanan. Kelebihan dan kekurangan penyimpanan berkas
rekam medis secara sentralisasi menurut (Depkes RI, 2006) sebagai berikut :
Kelebihan :
1.) Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan
penyimpanan rekam medis.
2.) Mengurangi jumlah biaya yang diperlukan untuk peralatan dan
ruangan.
3.) Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencacatan medis
mudah distandarisasikan.
4.) Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan.
Kekurangan :
1.) Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat
jalan, dan rawat inap.
2.) Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.
b. Desentralisasi
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara desentralisasi
yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara memisahkan berkas rekam medis pasien rawat
jalan, rawat darurat, dan rawat inap pada folder tersendiri dan atau tempat tersendiri. Biasanya
rekam medis pasien rawat jalan dan rawat darurat disimpan pada rak penyimpanan rekam medis
di unit rekam medis atau ditempat pendaftaran rawat jalan. Sedangkan rekam medis rawat inap
disimpan diruang penyimpanan lain, seperti dibangsal atau di unit rekam yang terpisah dari
tempat penyimpanan rekam medis rawat jalannya. Kelebihan dan kekurangan penyimpanan
rekam medis secara desentralisasi (Depkes RI, 2006 ) sebagai berikut :
Kelebihan :
1.) Efisiensiwaktu.
2.) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Kekurangan :
1.) Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis.
2.) Biaya yang dikeluarkan banyak untuk untuk peralatan dan ruang.
Secara teori cara sentralisasi lebih baik daripada desentralisasi, tetapi pada pelaksanaannya
tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing pelayanan kesehatan. Hal-hal yang
mempengaruhi situasi dan kondisi tersebut :
a.) Terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang mengenai pengelolaan rekam medis.
b.) Dana masing-masing pelayanan kesehatan.