Pengaruh KDRT tersebut meliputi Tindak Pidana Kekerasan
kekerasan fisik, psikis, Seksual (UU TPKS), dan
Terhadap Psikis seksual, eksploitasi, penerapan sanksi pidana penelantaran, tindak penjara maksimal pidana penelantaran orang Perlu kiranya (TPRO), dan kekerasan memperkuat peran lainnya. masyarakat agar aktif Menurut UU Nomor 35 melakukan perlindungan tahun 2014, kekerasan anak, terutama peran terhadap anak adalah orang tua dan keluarga setiap perbuatan kepada dengan memberikan anak yang berakibat bimbingan baik rohani timbulnya kesengsaraan maupun penguatan diri atau penderitaan secara agar dapat mencegah Anak fisik, psikis, seksual, dirinya sebagai korban dan/atau penelantaran. dan pelaku, selain itu perlunya membangun Namun, dalam Oleh: Fhern Chintya sinergi multi pihak dalam permasalahan kasus ini Sukma Jayana perlindungan anak, sangat berpengaruh pada khususnya penanganan Pada 2022 sama fase perkembangan anak kasus dan pendampingan. dengan 2021 sebanyak 21 ternyata banyak dari kasus kekerasan seksual mereka terluka secara pada anak di Kabupaten fisik dan mental akibat Tana Toraja, Sulawesi kekerasan yang dilakukan Selatan kini masih oleh orang terdekatnya. ditangani Polres Tana Nahasnya, kekerasan itu Toraja. Kasat Reskrim dilakukan oleh orang tua Polres Tana Toraja mereka sendiri tanpa mengatakan bahwa disadari yang berkedok peningkatan 1 kasus, ingin mendidik anak agar tahun lalu berjumlah 20 menjadi lebih disiplin kasus dan kini menjadi 21 melalui cara kekerasan kasus yang termasuk fisik. Mereka kategori tinggi dan menganggap dengan darurat kekerasan anak di dipukul, dicubit, atau bawah umur. ditampar, akan membuat anak menjadi jera dan Pada kenyataannya tidak akan melakukan hal dalam kasus UU negatif lagi perlindungan anak di tahun 2022 ini sudah Penanganan kasus mencapai 21 kasus, harus optimal semua kasus tersebut menerapkan peraturan merupakan kasus yang ada, khususnya persetubuhan anak di Undang-Undang Nomor bawah umur. Kekerasan 12 Tahun 2022 tentang