Elis Shofiyatin
karimaelkarim96@gmail.com
Ide-ide yang diciptakan pada tahap ketiga ini, selanjutnya masuk ke tahap
keempat, yaitu memilih ide-ide yang solutif yang memenuhi keriteria
yang ditetapkan untuk pengambilan keputusan. Beberapa proses yang
dilakukan pada tahap ini adalah: (1) mengembangkan kriteria
Secara umum informasi yang masuk itu kadang kala terjadi dalam
berbagai kondisi, seperti: kondisi konflik, kondisi pasti, dan tidak tidak
pasti (Prastyawan & Lestari, 2020). Kondisi konflik terjadi jika terdapat
dua kepentingan atau lebih yang harus diambil oleh pengambil
keputusan. Satu pihak pengambil keputusan tidak hanya memikirkan
pada tindakannya sendiri, tetapi juga tertarik pada tindakan stakeholders
lainnya, yang bisa jadi ditemukan adanya pertentangan. Kondisi
pengambilan keputusan dalam kondisi konflik merupakan kondisi
pengambilan keputusan yang berisiko. Pengambilan keputusan ini bisa
jadi dihadapkan pada masalah dengan situasi yang tidak pasti, sehingga
diperlukan adanya perkiraan terjadinya kondisi tersebut. Kemungkinan
terjadinya suatu kondisi dapat diperoleh karena seringnya suatu peristiwa
Proses pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti lebih sulit atau
lebih komplek, karena keputusan yang dibuat belum diketahui nilai
probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi ini dimungkinkan
terjadi karena minimnya informasi yang diperoleh, baik informasi yang
sifatnya hasil penelitian maupun rekomendasi lisan yang bisa dipercaya.
Karena itu, membangun perangkat suatu sistem informasi manajemen
yang kredibel merupakan suatu keharusan pada saat ini, supaya dapat
melakukan proses pengambilan keputusan secara lebih tepat dan akurat.
Referensi:
Martin, T.N., 2016. Smart Decisions: The Art of Strategic Thinking for the
Decision Making Process. London: Palgrave Macmillan.