Anda di halaman 1dari 7

Konsep dan Proses Pengambilan Keputusan

Elis Shofiyatin
karimaelkarim96@gmail.com

Definisi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Setiap hari, manusia mengambil keputusan. Keputusan ini biasanya


mendahului setiap tindakan. Namun keputusan juga bisa mengikuti
tindakan dan dampak dari sebuah tindakan (Mukherjee, 2022). Keputusan
adalah pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan
yang berkaitan dengan proses, yaitu keadaan akhir dari proses yang lebih
dinamis (Syaekhu & Suprianto, 2020). Fahmi (Prastyawan & Lestari, 2020)
menyebutkan bahwa keputusan adalah proses penelusuran masalah yang
berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada
terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Proses yang dinamis dan
rekomendasi tersebut selanjutnya yang disebut dengan pengambilan
keputusan.

Pengambilan keputusan merupakan pemikiran yang menghasilkan


pilihan dari beberapa alternatif bertindak, di mana pilihan itu terjadi
dalam proses penyelesaian masalah karena dalam menyelesaikan suatu
masalah, setiap langkah yang ditempuh mencakup aspek pengambilan
keputusan (Syaekhu & Suprianto, 2020). Secara umum pengambilan
keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternatif
pilihan yang ada, dengan berdasar dan tepat sasaran yang sesuai dengan
harapan pembuat keputusan. Atau lebih jelasnya pengambilan keputusan
merupakan pilihan alternatif penyelesaian permasalahan, dengan terlebih
dahulu memahami permasalahnnya dengan cara mengurai masalah
sehingga didapatkan pokok permasalahan atau bukan permasalahan,
selanjutnya dengan keilmuan dapat merumuskan berbagai alternatif
penyelesaian permasalahan yang berdasar dan di dukung data dan fakta
yang akurat (Aspizain, 2017). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
pengambilan keputusan adalah proses pemilihan dari beberapa alternatif
untuk mendapatkan alternatif terbaik agar suatu permasalahan dapat
terpecahkan melalui metode dan teknik tertentu.

Pengambilan keputusan diperlukan oleh organisasi, baik skala kecil


maupun besar, untuk menyediakan arah strategik yang teridentifikasi,

Doc Num: 013/STRAT-ES/Gen-1-2023


Date issued: 20 Jumadil Akhirah 1444 H [January 13 rd, 2023]
Konsep dan Proses Pengambilan Keputusan E.Shofiyatin

struktur dan disiplin organisasi, manajemen yang kompeten, talenta yang


dibutuhkan dalam semua disiplin, dan kombinasi kompetensi untuk
mengeksekusinya (Gaynor, 2015), karena pengambilan keputusan
merupakan inti dari manajemen dan merupakan komponen kritis dalam
manajemen stratejik, di mana di dalamnya akan terdapat aspek-aspek
dalam hal penetapan tujuan dan prioritas, mengikuti roadmap untuk
mencapai tujuan dan mengalokasikan sumber daya untuk berbagai
pekerjaan atau tindakan yang harus diambil (Mukherjee, 2022).
Keputusan yang baik membutuhkan rumusan dan dukungan data yang
akurat, karena keputusan yang dibuat akan mempengaruhi seluruh
stakeholders yang berkaitan dengan keputusan tersebut, baik saat ini
maupun ke masa-masa yang akan datang.

Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan yang baik adalah keputusan yang kreatif, empatik, dan


berjangka panjang serta menyediakan solusi yang bertujuan untuk
menciptaan posisi yang terbaik dan paling mungkin bagi setiap orang
yang terlibat. Karena itu, keputusan yang baik harus mempertimbangkan
aspek-aspek yang berhubungan dengan peristiwa apa yang terjadi
sehingga menciptakan keadaan saat ini, menguji pola dan lingkungan
yang telah dilalui, dan mengidentifikasi bias-bias personal dan stakeholders
(Sommervold, 2021). Keputusan yang baik tidak hanya tergantung pada
fakta-fakta, tetapi juga tergantung pada verifikasi atas fakta-fakta tersebut
dengan pengalaman dan justifikasi dari masing-masing pihak yang terkait
(Gaynor, 2015).

Keputusan yang baik dapat diperoleh melalui proses pengembilan


keputusan yang tepat. Morgan & Ceullo (Syaekhu & Suprianto, 2020)
menjelaskan bahwa keputusan sebagai kesimpulan yang dicapai sesudah
dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih,
sementara yang lain dikesampingkan. Martin Starr (Aspizain, 2017)
mengelompokkan empat komponen pengambilan keputusan guna
mendukung keputusan yang representatif, yaitu penetapan tujuan,
alternatif-alternatif, uncontrolable events, dan pengukur hasil. Sementara
itu, Martin (2016) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan
melibatkan beberapa tahap dan komponen berpikir (Lihat Gambar 1).

Doc Num: 013/STRAT-ES/Gen-1-2023 2


Date issued: 20 Jumadil Akhirah 1444 H [January 13 rd, 2022]
Konsep dan Proses Pengambilan Keputusan E.Shofiyatin

Sumber : Martin (2016)


Gambar 1. Komponen dan Tahapan dalam Proses Pengambilan
Keputusan

Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat tiga lingkup komponen dalam


proses pengambilan keputusan, yaitu: (1) komponen tiga pernyataan
situasional; (2) komponen lima tahap proses pengambilan keputusan; dan
(3) komponen kerangka kerja tujuh elemen berpikir. Komponen
pernyataan situasional yang diperhatikan meliputi berpikir mengenai
keadaan saat ini, berpikir mengenai keadaan yang akan datang, dan
proses transisi. Pemikiran mengenai keaadaan saat ini mencerminkan
adanya kebutuhan untuk mengatasi kondisi situasional yang terjadi pada
saat ini. Pemikiran mengenai keadaan di masa yang akan datang
mencerminkan adanya kebutuhan untuk melakukan pengembangan

Doc Num: 013/STRAT-ES/Gen-1-2023 3


Date issued: 20 Jumadil Akhirah 1444 H [January 13 rd, 2022]
Konsep dan Proses Pengambilan Keputusan E.Shofiyatin

kondisi baru yang bersifat inkremental (tambahan/bertahap), evolusioner


(ekspansi), mengubah/memperbaiki, atau peniruan. Proses transisi
mencerminkan proses untuk mencapai kondisi baru yang bisa bersifat
radikal, revolusioner, brand new, atau inovatif.

Komponen lima tahap proses pengambilan keputusan yang dilakukan


secara berurutan da membutuhan data/informasi yang memadai pada
masing-masing tahapan. Tahapan proses pengambilan keputusan ini
diawali dengan proses identifikasi kebutuhan atas adanya perubahan
meliputi identifikasi, klarifikasi, dan membuat prioritas atas situasi saat
ini yang membutuhkan perubahan. Perubahan ini dilakukan karena
kondisi saat ini masih belum sesuai dengan harapan para pihak yang
terkait, misalnya berkaitan dengan timeline, penanganan
ketidaknyamanan, ketidakpuasan stakeholders, penurunan kinerja, adanya
kesenjangan dengan aspek hukum dan regulasi, aspek keuangan, dan
sebagainya.

Tahap kedua adalah membuat framing atas setiap tantangan yang


dihadapi dan melakukan analisis sebab akibat atas setiap tantangan yang
dihadapi. Beberapa aktivitas pada tahap ini adalah: (1) melakukan
kategori pada setiap tantangan; (2) menyusun format framing tantangan
dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan; (3) menyusun daftar tantangan
yang serupa; (4) manganalisa konsekuensi dan umpan balik dalam bentuk
loop; (5) menganalisa sebab akibat.

Pada tahap ketiga dilakukan penciptaan ide-ide yang merupakan solusi


atas setiap tantangan yang dihadapi. Beberapa proses yang dilakukan
pada tahap ini adalah: (1) menyusun daftar opsi ide awal yang berbeda-
beda; (2) menentukan alat atau teknik penciptaan daftar opsi ide awal
yang berbeda-beda; (3) mengevaluasi kriteria atas elemen-elemen untuk
menemukan solusi potensial; (4) menganalisa konsekuensi dari setiap
elemen-elemen yang sudah disusun tersebut untuk menemukan solusi
potensial; (5) umpan balik atas looping effects atas solusi potensial; (6)
melakukan evaluasi awal untuk melakukan pra-eliminasi; (7)
menghasilkan ide-ide yang solutif.

Ide-ide yang diciptakan pada tahap ketiga ini, selanjutnya masuk ke tahap
keempat, yaitu memilih ide-ide yang solutif yang memenuhi keriteria
yang ditetapkan untuk pengambilan keputusan. Beberapa proses yang
dilakukan pada tahap ini adalah: (1) mengembangkan kriteria

Doc Num: 013/STRAT-ES/Gen-1-2023 4


Date issued: 20 Jumadil Akhirah 1444 H [January 13 rd, 2022]
Konsep dan Proses Pengambilan Keputusan E.Shofiyatin

keberhasilan solusi; (2) teknik atau alat untuk mengembangkan kriteria


keberhasilan solusi; (3) memilih serangkaian solusi; (4) teknik atau alat
untuk memilih serangkaian solusi; (5) membuat perencanaan untuk
pengendalian berbasis solusi; (6) teknik atau alat untuk merencanakan
pengendalian berbasis solusi; (7) menenukan transisi final dan
menyimpulkan tiga aktivitas untuk memilih satu rangkaian solusi.

Tahap kelima merupakan tahap imlementasi dari hasil proses tahap


keempat. Tahap ini meliputi langkah-langkah: (1) menciptakan tahapan
tindakan; (2) menentukan sumber daya agregat; (3) menyelaraskan
sumber daya; (4) menentukan outcome yang diinginkan; (5) membuat
kesimpulan dari keempat langkah yang sudah dilakukan dan membuat
simulasi atas perencanaan implementasi; (6) teknik dan alat perencanaan
implementasi; (7) mengembangkan sistem pengendalian implementasi.

Proses Pengambilan Keputusan dan Kondisi

Kondisi merupakan suatu bentuk keadaan yang disebabkan oleh berbagai


latar belakang yang ada. Latar belakang tersebut pada prinsipnya
memiliki berbagai dimensi yang turut serta telah mempengaruhi
pembentukan lahirnya berbagai keputusan. Perubahan kondisi dar A ke B
dapat juga disebabkan oleh masuk dan berkembangnya suatu informasi,
sehingga informasi tersebut telah mempengaruhi tatanan kondisi yang
ada. Penerimaan informasi dari berbagai sumber menjadi catatan bagi
pihak manajemen untuk menindak-lanjutinya (Prastyawan & Lestari,
2020).

Secara umum informasi yang masuk itu kadang kala terjadi dalam
berbagai kondisi, seperti: kondisi konflik, kondisi pasti, dan tidak tidak
pasti (Prastyawan & Lestari, 2020). Kondisi konflik terjadi jika terdapat
dua kepentingan atau lebih yang harus diambil oleh pengambil
keputusan. Satu pihak pengambil keputusan tidak hanya memikirkan
pada tindakannya sendiri, tetapi juga tertarik pada tindakan stakeholders
lainnya, yang bisa jadi ditemukan adanya pertentangan. Kondisi
pengambilan keputusan dalam kondisi konflik merupakan kondisi
pengambilan keputusan yang berisiko. Pengambilan keputusan ini bisa
jadi dihadapkan pada masalah dengan situasi yang tidak pasti, sehingga
diperlukan adanya perkiraan terjadinya kondisi tersebut. Kemungkinan
terjadinya suatu kondisi dapat diperoleh karena seringnya suatu peristiwa

Doc Num: 013/STRAT-ES/Gen-1-2023 5


Date issued: 20 Jumadil Akhirah 1444 H [January 13 rd, 2022]
Konsep dan Proses Pengambilan Keputusan E.Shofiyatin

tersebut terjadi atau bisa jadi pengambilan keputusan mempunyai


pengalaman terhadap masalah yang dihadapi secara berulang-ulang.

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan dalam kondisi pasti


berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah
jelas pada fokus yang dituju. Beberapa teknik pengambilan keputusan
pada kondisi pasti di antaranya adalah menggunakan linier programming,
analisis jaringan kerja dengan menggunakan critical path method (CPM)
dan project evaluation and review technique (PERT).

Proses pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti lebih sulit atau
lebih komplek, karena keputusan yang dibuat belum diketahui nilai
probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi ini dimungkinkan
terjadi karena minimnya informasi yang diperoleh, baik informasi yang
sifatnya hasil penelitian maupun rekomendasi lisan yang bisa dipercaya.
Karena itu, membangun perangkat suatu sistem informasi manajemen
yang kredibel merupakan suatu keharusan pada saat ini, supaya dapat
melakukan proses pengambilan keputusan secara lebih tepat dan akurat.

Beberapa metode yang bisa diterapkan dalam kondisi tidak pasti di


antaranya adalah metode laplace, metode maximax, metode maximin,
metode regret, dan metode realism. Metode laplace adalah proses
pengambilan keputusan dengan asumsi bahwa probabilitas terjadinya
berbagai kondisi adalah sama. Metode maximax adalah proses
pengambilan keputusan dengan hanya mengutamakan hasil yang paling
optimistik dan mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi. Metode
maximin adalah proses pengambilan keputusan dengan memilih alternatif
yang paling minimalnya paling besar. Metode regret adalah proses
pengambilan keputusan dengan di dasari pada hasil keputusan yang
maksimal berdasarkan data pada masa lalui sebagai bahan
perbandingannya. Metode realism adalah (proses pengambilan keputusan
dengan menggabungkan metode maximax dan maximin.

Referensi:

Aspizain, C., 2017. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Lentera Ilmu


Cendekia.

Gaynor, G.H., 2015. Decisions: An Engineering and Management Perspective.


New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Doc Num: 013/STRAT-ES/Gen-1-2023 6


Date issued: 20 Jumadil Akhirah 1444 H [January 13 rd, 2022]
Konsep dan Proses Pengambilan Keputusan E.Shofiyatin

Martin, T.N., 2016. Smart Decisions: The Art of Strategic Thinking for the
Decision Making Process. London: Palgrave Macmillan.

Mukherjee, S.P., 2022. Decision-making: Concepts, Methods and Techniques.


London, New Delhi, California: SAGE Publications Inc.

Prastyawan, A. & Lestari, Y., 2020. Pengambilan Keputusan. Surabaya:


Unesa University Press.

Sommervold, C.L., 2021. Moral Imagination: A Decision-Making Process for


Individuals and Organizations. Maryland: Rowman & Littlefield.

Syaekhu, A. & Suprianto, 2020. Teori Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:


Zahir Publishing.

Doc Num: 013/STRAT-ES/Gen-1-2023 7


Date issued: 20 Jumadil Akhirah 1444 H [January 13 rd, 2022]

Anda mungkin juga menyukai