Muhamad Marsel J
Muhammad Raihan N
Mochamad Tedi K
Azmiddawam
Kelas : X Mia 1
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi nikmat, salah satunya kesehatan dan kesempatan hidup
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya tentang makanan, minuman dan obat
sehat kesukaan saya.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru PPKn. Kak
Narpin atas bimbingannya, saya tidak hanya mendapat ilmu yang luas tetapi juga menerima
berbagai ajaran yang membentuk karakter saya menjadi lebih baik. Tanpa beliau, mungkin
makalah ini tidak akan terwujud.
Saya menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran dari semuanya demi kemajuan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat menjadi pengembangan ilmu yang bermanfaat dalam dunia
pendidikan khususnya.
Tangerang, 27 Jul. 22
Penulis :
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Contents
MAKALAH..............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................9
BAB 3...................................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................18
BIBLIOGRAFI........................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
Dilain sisi, John Locke menyatakan bahwa cara untuk mencegah terjadinya
kekuasaan yang melebihi batas harus dilakukan pembagian serta pembedaan
pemengang kekuasaan dalam negara.3 Hanya saja selain Eksekutif dan
Legislatif, John Locke menambahkan kekuasaan federatif untuk melakukan
hubungan diplomatik dengan negara-negara lain. Untuk itu, apabila dicermati,
pemikiran Montesquieu memiliki dasar yang sama dengan pemikiran John
Locke, yaitu pembatasan kekuasaan untuk menghindari terjadinya pemusatan
kekuasaan pemerintahan yang berpotensi besar menghasilkan kesewenang-
wenangan.
B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintahan Non-Kementrian
Kementerian Negara adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Kementerian
berkedudukan di ibu kota negara yaitu Jakarta dan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada presiden. Sebagian besar kementerian yang ada
sekarang telah mengalami berbagai perubahan, meliputi penggabungan,
pemisahan, pergantian nama, dan pembubaran (baik sementara atau
permanen). Jumlah kementerian sendiri hampir selalu berbeda-beda dalam
setiap kabinet, dimulai dari yang hanya berjumlah belasan hingga pernah
mencapai ratusan, sebelum akhirnya ditentukan di dalam Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008, yaitu sejumlah maksimal 34 kementerian.
1.3 Tujuan
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
1. Mengetahui Konsep Pembagian Kekuasaan yang dianut Indonesia
2. Mengetahui Pembagian kekuasaan secara horizontal
3. Mengetahui Pembagian kekuasaan secara vertikal
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Dasar
Pasal 17 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap
menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.” Dengan kata lain,
setiap kementerian negara masing-masing mempunyai tugas sendiri. Adapun
urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian negara
adalah sebagai berikut.
1. Pengakuan adanya causa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga
bersifat universal.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti
yang dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang
tidak pasif. Perlu pelurusan dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi
penyimpangan, karena keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Nasionalisme
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrassi dalam arti umum, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
berkelanjutan.
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tidak menganut
sistem pemisahan kekuasaan, tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan.
Sistem pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas tiga lembaga, yaitu
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga lembaga di Indonesia ini tidak
dipisahkan secara mutlak, tetapi antarlembaga satu dan lainnya terdapat
hubungan kekuasaan dan keterkaitan.
2.3 Kekurangan
d. Pasal 6 ayat 2 “presiden dan wapres dipilih oleh MPR dengan suara
terbanyak, sementara dalam penjelasan disebutkan”presiden diangkat oleh
majelis, bertindak dan bertanggung jawab kepada majelis”. Pengisian suatu
jabatan melalui pemilihan tentu beda dengan pengangkatan menurut kajian
hukum tata negara dan administrasi negara. Lazimnya suatu jabatan publik
yang menghendaki pertanggung jawaban politik akan diisi oleh pemilihan,
sebaliknya jabatan yang masuk dalam lingkup AN dapat diisi dengan
pengangkatan
e. Pasal 7 “presiden dan wapres memegang jabatan selama 5 tahun dan dapat
dipilih kembali, hal ini memberikan peluang untuk memegang jabatan seumur
hidup
BAB 3
PENUTUP
3.1Kesimpulan
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
3.2 Saran
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Jimly. 2004. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran
Kekuasaan dalam UUD 1945. Yogyakarta. FH-UII Press.
Astawa, I Gde Pantja & Suprin Na’a. 2012. Memahami Ilmu Negara dan
Teori Negara. Bandung: PT. Refika Aditama.
Busroh, Abu Daud. 2009. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Erwin, Muhammad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Ismatullah, Deddy. 2007. Ilmu Negara dalam Multi Perspektif Masyarakat,
Hukum, dan Agama. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Kansil, C.S.T. & Christine S.T. Kansil. 2008. Hukum Tata Negara Republik
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Koesoemahatmadja, Djenal Hoesan. 1983. Pokok-Pokok Hukum Tata
Usaha Negara. Bandung: Alumni.
Kusnardi, Moh. & Bintan R. Saragih. 2008. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya
Media Pratama.
Asshiddiqie, Jimly. 2004. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran
Kekuasaan dalam UUD 1945. Yogyakarta. FH-UII Press.
Astawa, I Gde Pantja & Suprin Na’a. 2012. Memahami Ilmu Negara dan
Teori Negara. Bandung: PT. Refika Aditama.
Kansil, C.S.T. & Christine S.T. Kansil. 2008. Hukum Tata Negara Republik
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.