Anda di halaman 1dari 29

SITUASI TBC DI JAKARTA PUSAT

Dalam rangka Hari TBC Sedunia


Jumat, 18 Maret 2022
Gambaran Umum Penyakit TBC
• Apa itu TBC? • Bagaimana cara pencegahanya?
• Penyakit menular yang disebabkan oleh Menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang seperti,
dapat menyerang paru dan organ 1. Menerapkan etika batuk yang baik dan benar
lainnya 2. Tidak merokok
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
• Gejala TBC? 4. Dan melaksanakan imuniasasi BCG untuk bayi baru lahir
• Gejala utama pasien TB paru adalah
batuk berdahak selama 2 minggu atau • Bagaimana Pengobatannya?
lebih, sesak nafas, badan lemas, nafsu • Orang yang sakit TBC atau disebut pasien TBC
makan berkurang, berat badan mendapatkan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) secara
menurun, berkeringat di malam hari gratis di fasilitas kesehatan (tidak dapat dibeli di
tanpa kegiatan fisik, demam merian apotek).
lebih dari 1 bulan. • Secara umum, pengobatan TB dibagi menjadi fase
• Orang yang bergejala TBC disebut awal selama 2 bulan dan fase lanjutan selama 4
suspek TBC atau terduga TBC bulan
• Petugas yang memberikan OAT kepada pasien harus
• Apa pemeriksaan yang tepat untuk menetapkan pemberian OAT yang sesuai dengan
TBC? riwayat pengobatan TB, berat badan pasien, hasil
• Pemeriksaan dahak dengan alat Tes TCM (apabila terjadi resistensi) dan penyakit
penyerta yang dimiliki pasien
Cepat Molekular (TCM)
Kegiatan Penanggulangan Tuberkulosis
Promosi Kesehatan Dilakukan oleh
semua sektor di
Surveilans TBC daerah, baik
sektor kesehatan
Pengendalian Faktor Resiko maupun sektor
lainnya yang
Penemuan dan Penanganan Kasus TBC terlibat ( Walikota
dan Jajarannya,
Peningkatan Kekebalan Tubuh Pendidikan,
masyaraka/kader
Pemberian Obat Pencegahan dll)
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota DKI Jakarta nomor
28 tahun 2018
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta
Nomor 28 Tahun 2018 Tentang Penaggulangan Tuberkulosis

• Terdiri dari 12 Bab dan 22 Pasal


• Maksud dan Tujuan
• Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk memberikan panduan bagi lintas sektor dalam penanggulangan
Tuberkulosis secara efektif, efisien, komperhensif dan berkesinambungan menuju eliminasi Tuberkulosis 2030
yang terdiri atas promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu,
keluarga dan masyarakat
• Pergub DKI No.28 tahun 2018 bertujuan untuk
• Melindungi masyarakat dari penularan Tuberkulosis
• Menjamin hak-hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan terkait dengan penaggulangan Tuberkulosis menuju
Jakarta Kota Bebas TB
• Memastikan koordinasi lintas program dan lintas sector untuk efektifitas dan efisiensi program penanggulangan
Tuberkulosis menuju Jakarta Kota Bebas TB dan pencapaian Jakarta Kota Bebas TB
• Mengurangi dampak social, budaya, dan ekonomi akibat penyakit Tuberkulosis pada individu, keluarga dan
masyarakat
STRATEGI
UTAMA

Pemerintah Daerah dapat


melakukan
1. Penguatan kepemimpinan koordinasi/kerjasama dengan
program TB instansi pemerintah maupun
instansi non pemerintah dalam
2. Peningkatan akses layanan
Strategi penanggulangan TB yang dapat
TB yang bermutu berupa dana, logistik, tenaga
penanggulangan 3. Pengendalian faktor risiko TB atau data dan informasi
TB tertuang dalam 4. Peningkatan kemitraan TB
Rencana Aksi melalui Forum Koordinasi TB
Daerah yang 5. Peningkatan kemadirian Sanksi administrasi juga menjadi
masyarakat dalam salah satu strategi yang
meliputi tercantum dalam PerGub DKI
penanggulangan TB
dalam mendisiplinkan Fasyankes
6. Penguatan manajemen yang tidak melaksanakan
program TB program penanggulangan TB
PERAN MASYARAKAT
• Menyelenggarakan kegiatan • Mitigasidampak sosial ekonomi harus
penanggulangan TB yg bersifiat promotif,
preventif, dan rehabilitative dihadapi bersama-sama antara
pemerintah daerah, swasta,
• Mengupayakan tidak terjadinya stigma
dan diskriminasi TB masyarakat dengan memusatkan
• Bersedia dilakukan pemeriksaan dan pelaksanaan layanan kesehatan
dirujuk serta diobati sesuai standar terpusat pada pasien khususnya pasien
operasional yg berlaku
TB RO
• Memberikan masukan dalam penyusunan
kebijakan derah terkait penanggulangan
TB
• Pemerintah daerah bertanggung jawab
memberdayakan dan mendorong peran
aktif masyarakat
Situasi TBC di Indonesia

91% Kasus
TBC Paru

9% Kasus TBC
Ekstraparu

Sumber : WHO Global TB Report, 2021


Situasi TBC di Indonesia

Angka Keberhasilan Pengobatan


(Kesembuhan dan Lengkap Pengobatan) Angka Kematian Pasien TBC tahun 2020
pasien TBC tahun 2020

84% Pasien TBC yang 93.000 pasien TBC


Berobat menyelesaikan Yang berobat meninggal
pengobatannya dunia
INDONESIA 43%
BANTEN 65%
JABAR 63%
GORONTALO 57%
DKI JAKARTA 54%
SULUT 53%
SULBAR 48%
JATENG 46%
SULSEL 45%
PAPUA 44%
JATIM 40%
SULTRA 37%
SUMSEL 37%
MALUT 37%
KALBAR 36%
SULTENG 36%
MALUKU 36%
KEPRI 35%
LAMPUNG 35%
KALTARA 33%
KALTIM 32%
SUMBAR 32%
ACEH 31%
SUMUT 31%
NTB 31%
RIAU 31%
Peringkat Penemuan Kasus TBC di Indonesia
Situasi TBC di Indonesia

DIY 30%
PAPUA BARAT 28%
KALTENG 26%
JAMBI 25%
NTT 24%
Sumber : Presentasi Koordinator Subdit TBC Kemenkes RI pada Monev Investigasi Kontak, Februari 2022

KALSEL 24%
23%
Belum ada satupun Provinsi di Indonesia yang mencapai target penemuan kasus

BALI
BABEL 23%
BENGKULU 17%
Target 2021: 85%
SITUASI TBC DI JAKARTA PUSAT TAHUN
2021
1. INDIKATOR SPM (Terduga TBC dilayani sesuai standart) Tahun 2021
Trend SPM Program TBC di Jakarta Pusat tahun CAPAIAN TERDUGA dan SPM SE-JAKARTA PUSAT
2019-2021 TAHUN 2021
40000 46% 40000 51%

34398 34398 34398 50% 50%


35000 45% 35000
44%
30000 43% 49%
30000

GAP= 50%
42%
25000 48%
25000
20000 40% 47%
20000
14956 15486
15000 46%

GAP= 9%
13081 34398
38% 15000 45%
38% 45%
10000
36% 10000
17094 44%
5000 15486
5000 43%
0 34%
2019 2020 2021
0 42%
Target Capaian % Capaian TARGET CAPAIAN TERDUGA CAPAIAN SPM

Sumber : Sitb.id per 28 Februari 2022


Grafik Pemeriksaan TCM pada Terduga TBC di Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2021
18000 120%

16000
96% 100%
93%
14000

12000 74% 80%


68%
10000 62%
56% 60%
50%
8000
35% 24% 38%
6000 40%

4000
20%
2000

0 0%
Total
Cempaka Johar Kemayor Sawah Tanah Rumah
Gambir Menteng Senen Jakarta
Putih Baru an Besar Abang Sakit
Pusat
Terduga TBC 845 292 939 1667 782 1083 680 919 9887 17094
Terduga di periksa TCM 783 102 474 396 753 610 500 349 6703 10670
% Pemeriksaan TCM 93% 35% 50% 24% 96% 56% 74% 38% 68% 62%
% Target Pemeriksaan TCM 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65% 65%
Sumber : Sitb.id per 28 Februari 2022
FAKTA SUSPEK TBC DI LAPANGAN WILAYAH JAKARTA
PUSAT TAHUN 2021

Dari 17.094 Hanya 62% Sebanyak Sebagian


suspek TBC (10.670) 32% suspek besar (90%)
yang dari semua TBC yang di suspek TBC
ditemukan suspek TBC tes TCM dengan hasil
diperiksa
dengan dinyatakan positif
pemeriksaan “Positif (+) melanjutkan
yang tepat TBC” pengobatan
(TCM)

Sumber : Sitb.id per 28 Februari 2022


2. INDIKATOR PENEMUAN KASUS TBC TAHUN 2021
KASUS TBC DI JAKARTA PUSAT BERDASARKAN USIA
Trend Penemuan Kasus TBC di Jakarta Pusat
Tahun 2019-2021
8000 120%

7000 108% 9% (467) 91% (4691)


100%
6709 Kasus TBC di Kasus TBC di
6000 6370 6370
6187 Jakarta Pusat Jakarta Pusat
81% 80%
5000 76% adalah anak- adalah orang
5158 anak dewasa
4847
4000 60%

3000 KASUS TBC DI JAKARTA PUSAT BERDASARKAN LOKASI


40% ANATOMI
2000

1000
20% 13% (656) 87% (4503)
Kasus TBC di Kasus TBC di
0 0% Jakarta Pusat Jakarta Pusat
2019 2020 2021 adalah kasus adalah kasus
Target Kasus Capaian Kasus % Capaian TBC Ekstraparu TBC Paru
Sumber : Sitb.id per 28 Februari 2022
CAPAIAN PENEMUAN KASUS DI WILAYAH JAKARTA PUSAT TAHUN 2021
7000 120%
100%
Setiap wilayah 6000 100%
memiliki
target untuk 5000 87% 86%
79% 81% 80%
menemukan 74%
73% 73%
kasus TBC 4000 66%
dalam periode 58% 60%
1 tahun 3000 51%
40%
2000

1000 20%

0 0%
Total
Cempaka Johar Kemayora Sawah Tanah Rumah
Gambir Menteng Senen Jakarta
Putih Baru n Besar Abang Sakit
Pusat
TARGET 2021 170 130 310 400 130 260 270 290 4410 6370
CAPAIAN KASUS 2021 148 86 180 314 95 192 138 213 3792 5158
% Target Capaian Kasus 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
% CAPAIAN 2021 87% 66% 58% 79% 73% 74% 51% 73% 86% 81%
Sumber : Sitb.id per 28 Februari 2022
Bagaimana Cara Penemuan Kasus TBC?

Aktif Pasif
Pemeriksaan Pasien
Investigasi Kontak yang datang
langsung ke
puskesmas

Kontak serumah
Skrining Massal datang langsung ke
pada kelompok puskesmas (saat
rentan dan berisiko pendampingan
pasien)
Konsep Investigasi Kontak (IK)
Why (Mengapa?) :
• Satu penderita terkonfirmasi bakteriologi akan menularkan kepada 10-15 orang kontak erat
• 3,5%-10% kontak akan menderita TBC dan 30 % menjadi infeksi laten TB
• Dilakukan untuk menemukan kasus lain yang tertular atau yang menjadi sumber penularan (pasien TB anak)
What (Apa?) :
• Adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan penemuan kasus TBC dengan cara mendeteksi secara dini
dan sistematis terhadap orang yang kontak dengan pasien TBC. Dalam IK pasien TBC disebut dengan kasus indeks
Who (Siapa?) :
• Dilaksanakan terhadap semua pasien TBC khususnya pasien TBC anak yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan
bersama dengan kader TBC
Where (Dimana?):
• Wilayah kantung TBC (RT/RW/daerah yang memiliki pasien TBC dengan jumlah yang banyak), Di lingkungan
rumah tangga, tempat kerja, asrama, sekolah, lapas, pondok pesantren dll.
When (Kapan?) :
• Selama Pasien TBC masih berobat

How (Bagaimana?) : Penjelasan Pada Slide berikutnya


MEKANISME DAN ALUR INVESTIGASI KONTAK
Koordinasi Nakes dan Kader ke Tokoh Masyarakat
untuk konfirmasi alamat pasien

Hasil Skrining wajib dicatat pada formulir TB16K


(saat ini bisa diinput dari SOBAT TBC) oleh Kader
dan SITB oleh Petugas

Saat merujuk terduga ke faskes diharapkan kader


dapat mendampingi untuk memastikan
kedatangan terduga tsb,
bersama dengan surat pengantarnya

Pencegahan Pengendalian TBC untuk kontak


serumah/erat pasien dalam bentuk Terapi
Pencegahan Tuberkulosis (TPT) *akan dilanjutkan
pada sesi berikutnya
Lindungi Anak dari TBC melalui kegiatan Investigasi Kontak

Prioritas IK adalah kelompok usia anak, dengan alasan :


a. Apabila kontak erat dengan penderita TBC paru yang infeksius, anak lebih berisiko untuk terinfeksi; dan setelah terinfeksi,
anak berisiko tinggi untuk menjadi sakit TBC.

b. Jika sakit TBC, anak berisiko lebih tinggi untuk menderita TBC berat seperti meningitis TBC dan TBC milier dengan risiko
kematian yang tinggi.

c. Anak balita yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah
sehingga lebih lama kontak dengan kasus indeks dibandingkan dengan kelompok umur yang lebih tua yang mempunyai
aktivitas di luar rumah lebih banyak.

d. Jika tidak diobati dengan benar, anak-anak dengan infeksi laten TBC yang teridentifikasi melalui IK dapat berkembang menjadi
kasus TBC di masa dewasanya, yang merupakan sumber penularan baru di masa mendatang.
3. INDIKATOR INVESTIGASI KONTAK TAHUN 2021
Kaskade Investigasi Kontak dan TPT Pada Kontak Serumah Semua Usia di Kota Jakarta Pusat (Januari – Desember 2021)

12000 100%
94%
90%
10000 82% 80%
78%
70%
8000
60%
6000 50%
40%
4000
30%

20% 19% 20%


2000 16%
11% 10%
0 0%
Pasien TBC Kontak Kontak Kontak
Estimasi Kontak Kontak Kontak
yang di Serumah Serumah Serumah
Pasien TBC Kontak Serumah Serumah yang Serumah Sakit
Investigasi Bergejala dan Memenuhi Mendapatkan
Serumah terindentifikasi diperiksa TBC
Kontak Berisiko Syarat TPT TPT
Series1 5158 580 10034 1958 367 300 48 282 219
Series2 11% 20% 19% 82% 16% 94% 78%
Sumber : Sitb.id per 28 Februari 2022
4. INDIKATOR HASIL PENGOBATAN PASIEN TBC
(Dianalisis Dari Data 1 Tahun Sebelumnya)

Ditemukan sebanyak 4847


pasien TBC berobat pada
tahun 2020
Peran
investigasi
kontak yg
dilakukan
kader
sangat
penting

1517 (67%)
83 (1,7%)
Pasien TBC 355 (7,3%) 24 (0,5%)
1126 (23%) Pasien TBC
menyelesaikan Pasien TBC Pasien TBC
Pasien TBC pindah dan
pengobatan meninggal gagal dalam
putus berobat tidak
(sembuh dan dunia pengobatan
terevaluasi
lengkap)
Tantangan dan Kendala Pelaksanaan Investigasi Kontak
Masalah Solusi

1. Pelaksana Investigasi Kontak belum maksimal 1. Mengadakan pelatihan konseling TPT dan
secara kualitas masih banyak GAP diantara tahapan pemanfaatan medsos puskesmas utk edukasi awam
investigasi kontak terutama TPT terkait TPT
2. Capaian Investigasi Kontak masih jauh dari target 2. Melakukan supervisi dan sosialisasi untuk inisiasi di
3. Pencatatan dan pelaporan yang beragam (SITK, faskes yg belum mulai TPT (terdekat Lapas/Rutan)
SOBAT TBC, dan SITB) 3. Mengadakan validasi data di tingkat puskesmas
4. Banyak yang tidak mengaku bergejala karena takut 4. Meningkatkan kemampuan komunikasi kader
dicurigai covid dalam melakukan skrining
5. Pelaksanaan terhambat karena PPKM 5. Petugas melaksanakan IK pasif (Pasien membawa
6. Alamat pasien tidak sesuai keluarga utk di tes)
7. Belum eratnya komitmen tokoh masyarakat 6. Kader dibantu oleh Tokoh Masyarakat dalam
(Camat, Lurah, RT, RW dan lain sebagainya) dalam menemukan alamat
penanganan TBC 7. Mengadakan pertemuan bersama untuk
mengeratkan kerjasaman (seperti
Tantangan dan Kendala Pelaksanaan TPT

Masalah Solusi

1. Beberapa petugas TB masih merasa sulit 1. Peningkatan edukasi oleh nakes dan kader kepada
melakukan edukasi dalam mendukung calon calon penerima TPT
penerima TPT utk segera memulai TPT 2. Melakukan kegiatan skrining untuk dapat menilai
2. Pemberian TPT di Jakpus belum terlaksana di kelompok eligible TPT
layanan Lapas/Rutan 3. Meningkatkan investigasi kontak dan pemeriksaan
3. Capaian TPT belum maksimal di fasyankes ILTB
4. Beberapa calon penerima TPT tdk melanjutkan 4. Melakukan konseling dan memberikan dukungan
TPT kepada calon penerima TPT
5. Efek samping TPT 5. Mengedukasi efek samping sebelum diberikan TPT
6. Masyarakat Belum familiar dengan TPT dan memantau efek samping serta melaporkan
kepada klinisi jika terjadi
6. Meningkatkan pemanfaatan KIE di Fasyankes dan
memanfaatkan media sosial untuk mengiformasikan
TPT
Tema Global
Invest to End TB, Save HARI TBC SEDUNIA (HTBS)
Lives diperingati setiap tanggal 24 Maret
Tema Nasional • Sub-tema 1: Periksa TBC Sekarang Demi
Masa Depan Lebih Sehat
Investasi untuk Eliminasi TBC,
Selamatkan Bangsa
• Sub-tema 2: Cegah TBC dengan
Pemberian Terapi Pencegahan
diharapkan hati setiap orang tergerak
untuk menyadari pentingnya investasi
upaya sekecil apapun yang bahkan • Sub-tema 3: Satukan Tekad, Perkuat
seorang individu lakukan untuk Inovasi, untuk Eliminasi TBC
menanggulangi TBC akan sangat
bermakna demi pencapaian eliminasi
TBC dan menyadari bahwa upaya
eliminasi TBC bukan hanya tanggung
jawab sektor kesehatan saja tetapi
tanggung jawab semua sektor dan setiap
individu yang ada.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai