Anda di halaman 1dari 92

BAB IV

ADAT DAN ADAB MELAYU RIAU

4.1 Takrif dan Jenis Adat Melayu


4.1.1 Takrif Adat Masyarakat
Melayu Riau
Adat adalah kebiasaan yang sudah
menjadi identitas komunitas
suatu suku dalam menuruti
aturan dari hasil kesepakatan
Penganugerahan Gelar. LAMR Memberikan Gelar Kehormatan bersama suatu komunitas untuk
Adat kepada Tuan H. Abdul Somad sebagai Datuk Seri Ulama Setia
Negara di Lembaga Adat Melayu Riau. [Foto: LAM Riau] mengatur aktivitas anggotanya
dalam hubungan dengan
pencipta, sesama manusia, dan lingkungan. Adat harus dipatuhi, mengandung sanksi
atas pelanggaran, dan diwariskan secara turun-temurun.
Secara umum, adat mengandung beberapa arti yaitu: 1) kebiasaan dalam
arti luas, 2) aturan-aturan di dalam masyarakat yang menentukan kepatutan dan
ketidakpatutan, 3) pemberlakuan aturan-aturan alamiah, 4) aturan-aturan yang
mengatur permainan atau olahraga, 5) aturan dalam perang, 6) denda yang ditetapkan
oleh kebiasaan, 7) hukum secara umum, 8) hukum kesultanan aristokratik.
Kedatangan Islam di alam Melayu membawa konsep adat ke dalam makna yang
lebih luas dan mendalam. Mencakup keseluruhan cara hidup, yang sekarang ditakrif
sebagai “kebudayaan”, yakni yang berhubungan dengan undang-undang; sistem
masyarakat, upacara, dan segala bentuk kebiasaan masyarakat.
Adat sebagai kelakuan dan kebiasaan yang dianggap benar, misalnya
menghormati orang yang lebih tua. Adat Adat terconteng di lawang
sebagai prinsip asal-usul alam, misalnya ‘adat Adat tak lekang oleh panas
api membakar’, ‘adat air membasah’, dan ‘hidup Adat tak lapuk oleh hujan
Adat dianjak layu diumbut mati
dikandung adat, mati dikandung tanah’. Adat
Adat ditanam tumbuh dikubur hidup
sebagai hukum dan undang-undang dalam negara
dan masyarakat umum, misalnya hukuman yang Kalau tinggi dipanjatnya
dikenakan terhadap kesalahan dalam masyarakat, Bila rendah dijalarnya
atau undang-undang adat dalam masyarakat Riaknya sampai ke tebing
adat perpatih, serta berbagai hukum kanon lama Umbutnya sampai ke pangkal
dari zaman Melaka hingga sekarang. Adat dalam Resamnya sampai ke laut luas

arti upacara seringkali disebut adat-istiadat.


Sampai ke pulau karam-karaman
Dalam bentuk ini, adat berada dalam lingkup Sampai ke tebing lembak-lembakan
kepercayaan, agama, dan magis. Sampai ke arus yang berdengung

4.1.2 Jenis-Jenis Adat


Di dalam adat istiadat Melayu Riau, masing- Kalau tali boleh diseret
masing wilayah budaya mempunyai konsep yang Kalau rupa boleh dilihat
Kalau rasa boleh dimakan
beragam. Namun, secara umum konsep adat
Itulah adat sebenar adat
dikenal dengan empat, yaitu adat yang sebenar Adat turun dari syarak
adat, adat yang diadatkan, adat yang teradatkan, Dilihat dengan hukum syariat
dan adat istiadat. Itulah pusaka turun-temurun

a. Adat yang Sebenar Adat Warisan yang tak putus oleh cencang
Adat yang sebenar adat adalah adat yang Yang menjadi galang lembaga
Yang menjadi ico dengan pakaian
asli dalam bentuk hukum-hukum alam, tidak
Yang digenggam di peselimut
dapat diubah oleh akal pikiran dan hawa nafsu
manusia, dan tidak dapat diganggu gugat, sehingga Adat yang keras tidak tertarik
dikatakan tidak akan layu dianjak tidak akan mati Adat lunak tidak tersudu
diinjak. Adat yang Sebenar Adat bersumber dari
hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya dalam wujud Dibuntal singkat, direntang panjang
syarak. Kalau kendur berdenting-denting
Kalau tegang berjela-jela
Di dalam ungkapan dinyatakan:
Itulah adat sebenar adat

Adat berwaris kepada Nabi


Adat berkhalifah kepada Adam Ungkapan di atas menggambarkan
Adat berinduk ke ulama persebatian adat Melayu dengan ajaran Islam.
Adat bersurat dalam kertas Dasar adat Melayu menghendaki Sunnah Nabi
Adat tersirat dalam sunah dan al-Qur’an sebagai pedomannya. Prinsip itu
Adat dikungkung kitabullah
tidak dapat diubah, tidak dapat dibuang, apalagi
dihilangkan.
Itulah adat yang tahan banding
Itulah adat yang tahan asak b. Adat yang Diadatkan

202 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


LAMR Siak Sri Indrapura. [Foto: LAMR]

Adat yang diadatkan adalah hukum, Adat yang diadatkan termaktub di dalam
norma atau adat buah pikiran leluhur manusia pepatah petitih, undang-undang adat, dan
yang piawai, yang kemudian berperanan untuk ketetapan lainnya yang disepakati secara bersama.
mengatur lalu lintas pergaulan kehidupan Contoh adat yang diadatkan misalnya dinukilkan
manusia. Adat yang diadatkan bisa mengalami di dalam nyanyian panjang dan bilang undang
perubahan dan perkembangan sesuai dengan tentang syarat dan sifat manusia yang baik dalam
kemajuan zaman. Bisa ditambah dan dikurangi memilih raja, yang menyebutkan, sekurang-
agar tetap dapat menjawab tantangan kehidupan kurangnya di dalam memenuhi empat perkara,
masyarakatnya, dan mempunyai perbedaan antar pertama tua hati betul, kedua bermuka manis,
wilayah budaya. ketiga berlidah fasih, dan keempat bertangan
Di dalam ungkapan, adat yang diadatkan murah.
disebutkan: Penguasa (raja) mengatur hak dan kewajiban
para kawula menurut tingkat sosial mereka. Hak-
Adat yang diadatkan hak istimewa raja dan para pembesar diatur
Adat yang turun dari raja dan diwujudkan dalam bentuk rumah, bentuk
Adat yang datang dari datuk
dan warna pakaian, kedudukan dalam upacara-
Adat yang cucur dari penghulu
upacara, dan larangan bagi rakyat biasa untuk
Adat yang dibuat kemudian
Putus mufakat adat berubah memakai atau mempergunakan jenis yang sama.
Bulat kata adat berganti Dengan demikian tercipta ketentuan-ketentuan
Sepanjang hari ia lekang yang berisi suruhan dan pantangan. Di samping
Beralih musim ia layu itu juga tercipta kelas-kelas dalam masyarakat
Bertuhan angin ia melayang yang pada umumnya terdiri dari raja dan anak
Bersalin baju ia tercampak
raja-raja, orang baik-baik, dan orang kebanyakan.
Adat yang dapat dibuat-buat
Stratifikasi sosial dalam masyarakat Melayu
itu telah menciptakan hak dan kewajiban yang

Adat dan Adab Melayu Riau 203


berbeda bagi tiap-tiap tingkatan, sebagaimana Pasal empat
kutipan berikut: Kuasa melarang orang yang hendak menghadap Sri
Pasal menyatakan, adat Raja-raja Melayu Paduka Sultan jikalau orang itu naik sahaja tidak mem-
yang tidak boleh dipakai oleh orang luar yaitu beri tahu kepada Penghulu Balai waktu Sri Paduka Sul-
rumah yang bersayap layang atau jamban dan tan bersemayam.
pagar kampung yang di atasnya tertutup; rumah
beranak keluang dan rumah yang tengahnya Pasal lima
berpintu sama; geta yang bersulur bayung lima, Kuasa melarang dengan keras kepada sekalian orang
tilam berulas kuning, dan memakai bantal yang besar- besar, datuk-datuk, pegawai-pegawai, jurutulis-
bersibar kuning; tikar berhuma kuning dan baju jurutulis yang bekerja datang ke balai tiada memakai
pkpun, yaitu baju lepas kuning; tilam pk dan baju kot, seluar pentalon, sepatu, dan kupiah.
tudung hidangan kuning; sapu tangan tuala kuning;
memakai kain yang tipis berbayang-bayang; tidak Pasal tujuh
boleh memakai payung di depan istana raja dan Jikalau hamba rakyat atau siapa juga tiada dikecualikan
tidak boleh berhasut pada majelis balai raja; tiada orangnya hendak menghadap atau datang ke balai tia-
boleh membuang sapu tangan kepala di hadapan da boleh berkain gumbang seperti yang tersebut dalam
raja; tidak boleh duduk bertelekan di hadapan raja; “Ingat Jabatan” bahagian yang kesebelas pada pasal
tiada boleh melintangkan keris ketika menghadap lima, maka jika berkain gumbang kuasa Penghulu Balai
raja; tidak boleh memakai hulu keris panjang yang menghalaunya dikecuali jikalau orang terkejut di ten-
tutupnya berkunam; tidak boleh membawa senjata gah jalan karena hendak meminta pertolongan kepada
yang tidak bersarung ke hadapan raja besar; di polisi apa-apa kesusahannya.
hadapan raja jangan banyak tertawa-tawa dan
berkipas-kipas; jangan menyangkutkan kain, baju, c. Adat yang Teradatkan
atau sapu tangan di atas bahu di hadapan raja; Adat yang teradat merupakan aturan budi
tatkala duduk pada majelis, jangan menentang pekerti sehingga membuat penampilan manusia yang
kepada raja; jika raja menyorongkan sesuatu berbudi bahasa. Dipelihara dari zuriat (generasi)
(makanan atau piala minuman), hendaknya segera kepada zuriat berikutnya, sehingga menjadi resam
disambut dan diletakkan ke bawah, kemudian (tradisi) budi pekerti orang Melayu. Adat ini merupakan
disembah kewah duli seraya duduk undur pada konsensus bersama yang dirasakan baik, sebagai
tempat kita sambil memberi hormat. Baru kita pedoman dalam menentuhan sikap dan tindakan
minum atau makan. Sebenarnya tidak seperti itu dalam menghadapi setiap peristiwa dan masalah-
adabnya, melainkan makanlah dengan laku yang masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Konsensus
sederhana. Jika menerima pakaian dari baginda dijadikan pegangan bersama, sehingga merupakan
sendiri atau dibawa oleh pegawainya, hendaknya kebiasaan turun-temurun. Oleh karena itu, “adat yang
pakailah pakaian itu di hadapan majelis baginda, teradat” dapat berubah sesuai dengan nilai-nilai baru
serta memberi hormat kepada raja. Jika tidak kita yang berkembang.
pakai pun boleh, akan tetapi menurut Melayu Adat yang teradat misalnya aturan panggilan
disebut kurang adab. dalam keluarga, masyarakat dan kerajaan, seperti
Contoh lain adat yang diadatkan misalnya misalnya panggilan ayah, bapak, abah, ibu, emak,
di dalam kitab “Babul Qawaa‘id” (1901) Kerajaan abang, kakak, puan, tuan, encik, tuan guru, engku,
Siak Sri Indrapura, yaitu: paduka, datuk, nenek, dan nenek moyang.

204 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Adat di dalam hubungan komunikasi merangkup Adat berkelindan tidak bersimpul
4 panduan, yaitu: Adat berjarum tidak berbenang
a) Kata mendaki, yakni adab bertutur terhadap
Yang terbawa burung lalu
orang tua-tua yang harus dihormati dan
Yang tumbuh tidak ditanam
disegani. Orang tua-tua dalam hal ini tidak
Yang kembang tidak berkuntum
saja terbatas tua dalam artian umur, tetapi Yang bertunas tidak berpucuk
juga kepada guru, pimpinan, ataupun rasi
yang lebih tinggi, yaitu saudara yang secara Adat yang datang kemudian
umur lebih mudah tetapi secara garis Yang diseret jalan panjang
keturunan lebih tinggi, misalnya adik ibu Yang betenggek di sampan lalu
Yang berlabuh tidak bersauh
yang usianya lebih muda. Di dalam interaksi
Yang berakar berurat tunggang
sehari-hari, penggunaan kata pada kata
mendaki hendaklah terkesan meninggikan Itulah adat sementara
martabat atau dengan gaya menghormati. Adat yang dapat dialih-alih
b) Kata melereng yakni adab berbicara dengan Adat yang dapat ditukar salin
orang semenda. Caranya tidak boleh langsung
begitu saja. Terhadap orang semenda dalam Pelanggaran terhadap adat mengandung
masyarakat adat, di samping dipanggil sanksi seberat kedua tingkat adat yang disebutkan
dengan gelar juga dipakai gaya berkias atau di atas. Jika terjadi pelanggaran, maka orang yang
kata perlambangan. Gunanya untuk menjaga melanggar hanya ditegur atau dinasihati oleh
perasaan dalam rangka menghormati orang pemangku adat atau orang-orang yang dituakan
semenda tersebut. dalam masyarakat. Namun, si pelanggar tetap
c) Kata mendatar, yakni cara berkomunikasi dianggap sebagai orang yang kurang adab atau tidak
terhadap teman sebaya. Dalam keadaan ini tahu adat. Ketentuan adat seperti ini biasanya tidak
kita boleh bebas memakai kata-kata dan tertulis, sehingga pengukuhannya dilestarikan
gaya. Mulai dari gaya terus terang, jenaka, dalam ungkapan yang disebut “pepatah adat”
kiasan bahkan juga saran dan sindiran atau atau “undang adat”. Apabila terjadi suatu kasus,
kritik, sesuai dengan ruang, waktu, dan maka diadakan musyawarah yang menggunakan
medan berkomunikasi. “ungkapan adat” yang disebut “bilang undang”.
d) Kata menurun, yakni cara berkomunikasi Hal ini dijelaskan dalam ungkapan berikut:
dengan kanak-kanak atau pada orang yang
usianya lebih muda. dibawah oarang yang Rumah ada adatnya
usianya kepada seseroang yang seseterhadap Tepian ada bahasanya
Tebing ditingkat dengan undang
Negeri dihuni dengan lembaga
Di dalam ungkapan, adat yang teradatkan
Kampung dikungkung dengan adat
disebutkan:
Kayu besar berkayu kecil
Adat yang teradat Kayu kecil beranak laras
Datang tidak bercerita
Pergi tidak berkabar Laut seperintah raja
Adat disarung tidak berjahit Rantau seperintah datuk

Adat dan Adab Melayu Riau 205


Luhak seperintah penghulu segala ragam kerenah pelaksanaan serta
Ulayat seperintah batin peralatannya. Adat istiadat ini lebih kepada tradisi
Anak rumah tangga rumah yang ada dalam persukuan dan pelaksanaannya
diserahkan kepada suku-suku masing-masing,
Berselaras tangga turun
Bertelaga tangga naik
sedangkan bagi raja dilaksanakan oleh anggota
kerapatan adat di bawah Sutan Mahmud dan
Pusaka banyak pusaka Datuk Bondoaro.
Pusaka di atas tumbuh Pengertian lain yang dikenal misalnya
adat-adat, yaitu adat baru yang dimasukkan ke
Hilang adat karena dibuat dalam adat asli, yaitu adat baru yang ditambah-
Hilang lembaga karena diikat
tambahkan bisa berupa adat istiadat orang lain
atau yang ada di tempat lain kemudian dibawa
Selanjutnya “bilang undang” mempunyai
masuk ke dalam adat asli dengan bentuk yang
sifat-sifat petunjuk, seperti yang tersirat dalam
tidak biasa, misal; jamuan makan ala Prancis,
ungkapan berikut:
menyorongkan tepak dengan bentuk tepak bulat
ketika beradat, memakai pakaian adat daerah lain
Hukum sipalu palu ular
Ular dipalu tidak mati
dalam kegiatan beradat dll., maka adat seperti itu
adalah adat yang asing bagi masyarakat namun
Kayu pemalu tidak patah adakalanya memang beredar dan dibuat orang
Rumput dipalu tidak layu juga, maka disebut oranglah dengan istilah adat-
adat yang artinya bukan yang sebenarnya adat
Tanah terpalu tidak lembang yang berlaku dan asli tempatan.
Hukum jatuh benar terletak
Tata aturan dalam kehidupan sosial
Gelak berderai timbal balik
masyarakat Melayu yang dipegang kuat serta
Undang menarik rambut dalam tepung dipertahankan. Tata aturan yang sudah menjadi
pegang pakai, selalu dilakukan dan dipraktekkan
Rambut ditarik tidak putus dalam kehidupan sehari-hari dan telah menjadi
Tepung tertarik tidak berserak kebiasaan serta mentradisi, tersebutlah di
dalam pepatahnya ‘hidup dikandung adat, mati
Minta wasiat kepada yang tua
dikandung bumi,’ bermakna bahwasanya manusia
Minta petuah kepada yang alim
Minta akal kepada yang cerdik
yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat
Minta daulat kepada raja haruslah ia memakai dan menggunakan adat yang
Minta suara kepada enggang berlaku dalam masyarakat tersebut, keharusan itu
Minta kuat kepada gajah diibaratkan sebagaimana manusia mati haruslah
dikebumikan. ‘Biar mati anak asal jangan mati
Yang hesat diampelas adat’ bermakna betapa pentingnya kedudukan
Yang berbongkol ditarah
dan peranan adat dalam kehidupan orang Melayu.
Yang keruh dijernihkan
Yang kusut diuraikan
Karenanya, sebutan “tak beradat ” atau “tak tahu
adat” amatlah memalukan, menjadi aib dan
d. Adat istiadat dipantangkan dalam pergaulan.
Adat istiadat adalah adat tradisi dengan ‘Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang

206 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


betung’.; pepatah; menyebutkan bahwasanya ketika mendapat kebahagiaan suka cita, upacara-
adat yang disusun dan dipakai telah menjadi upacara, dan memecahkan masalah. Cikal bakal
sendi-sendi kehidupan sehari-hari yang selalu adat tersebut terbentuk dikarenakan adanya
dilaksanakan dan diperlukan setiap saat, sistem kepemimpinan dalam suatu kelompok
sedangkan hukum serta tata aturan yang berlaku masyarakat yang menginginkan keteraturan dalam
tidak boleh dilanggar sebagaimana dikiaskan kelompoknya, pada awalnya tata aturan yang
sebagai cupak (alat penyukat biji-bijian dari masih dalam tataran kelompok kecil sebenarnya
bambu) yang telah ditetapkan dimensi ukurannya belumlah bisa sepenuhnya disebut dengan adat,
dengan kesepakatan dan tidak bisa diubah-ubah setelah kelompok tersebut berkembang maka
sesuka hati untuk mengambil keuntungan dan permasalahan di dalamnya menjadi berkembang
merugikan orang lain. dan sang pemimpin membuat tata aturan untuk
Adat muda yang dipakai, adat tua kemaslahatan kelompoknya, kemudian di samping
ditinggalkan.’) sindiran bagi orang-orang tua yang kelompok tersebut ternyata ada lagi kelompok
masih bersifat dan berperilaku kurang baik dan yang lain sehingga tata aturan hubungan antara
tidak menyadari bahwa dirinya harus mempunyai kelompok yang menyentuh langsung dengan
sifat yang lebih terhormat, bagi orang Melayu usia urusan mereka haruslah dibuat sedemikian rupa,
tua tersebut harus penuh diisi dengan kebajikan maka dalam tingkatan ini adat sudah mulai
dan kebijaksanaan, menghindari pekerjaan- terlihat yang berfungsi sebagai identitas yang
pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh orang membedakan antar kelompok.
muda-muda. Adat menjadi berkembang ketika suatu
‘Adat sama diisi, lembaga sama dituang,’ komunitas masyarakat mempunyai kedaulatan
mempunyaimakna bahwa peraturan dan adat atas wilayah dan mempunyai tata aturan dalam
istiadat yang ada dan telah disepakati bersama kepemimpinannya, maka adat disusun lalu
hendaklah dipatuhi atau dilaksanakan sepenuhnya, dijadikan peraturan baku untuk mendukung
bisa juga diartikan sebagai segala persyaratan yang pemerintahan serta wilayah kekuasaan mereka,
telah disepakati bersama antara niniek mamak adat berkembang pula sehingga menjadi sangat
kedua belah pihak dalam acara pernikahan maka kompleks dalam tataran pemerintahan kerajaan.
hendaklah sama-sama dipenuhi dan dilaksanakan. Adat barulah akan bisa terbentuk dengan baik
‘Menurut sepanjang adat,’ istilah adat; bila komunitas dalam suatu kelompok masyarakat
menyebutkan bahwa hal tersebut telah menjadi sudah mapan dan telah sanggup mengusahakan
tradisi yang terus-menerus dilakukan, sehingga penyusunan tata aturan hukum serta mengatur
apabila ditinggalkan atau tidak dibuat maka tatanan hierarkis sosial masyarakatnya. Bila sebuah
akan terasa timpang atau tidak lengkap, bisa komunitas tidak memiliki aspek kepemimpinan
juga bermakna bahwa hal tersebut (perihal adat) maka tata aturan dan sistim sosial yang dipakai
merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kelompok tersebut tidak bisa disebut
menurut tata cara dan aturan adat yang telah dengan adat mungkin hanya disebut sebagai
disepakati bersama. sebuah tradisi atau kebiasaan saja.
Pertama kali orang mulai menggunakan Adat yang dipegang dan dipakai oleh bangsa
adat adalah ketika mereka telah mengenal Melayu dianggap sebagai sebuah pusaka turun-
pentingnya tata aturan, penghormatan, pemujaan temurun yang sudah tidak diketahui dengan pasti
pada sang penguasa alam, perayaan-perayaan kapan adat tersebut bermula, namun demikian

Adat dan Adab Melayu Riau 207


tetap terjadi perubahan-perubahan yang memang membangun negeri tersebut, dan menghormati
dilakukan sesuai dengan perkembang yang terjadi adat istiadat yang berlaku di daerah itu, sehingga
pada zamannya masing-masing. Adat tumbuh tidak seperti yang disebutkan dalam pepatah
dari kebutuhan dasar manusia akan keteraturan, ‘Hidup bagai bayam bertabur.’ Maksudnya hidup
namun yang memberikan pengaruh besar dan ruh sesuka hati saja tanpa menghormati orang lain,
dalam adat tersebut adalah agama dan kepercayaan dan menjadi pantangan pada suatu negeri untuk
yang dianut dalam masyarakat. Manusia Melayu ‘membuat rumah dalam rumah.’ Maksudnya
sejati senantiasa telah diadatkan semenjak ia lahir adalah mendirikan adat yang dibawa dari luar
sebagai bayi hingga ia meninggal dunia, adat ke dalam adat yang berlaku di suatu daerah
dimulai dalam hubungan antar manusia, salah atau tempat, sehingga berkesan berbangga diri
satu contoh adalah di Rokan ketika adat cakap- terhadap kebesaran adatnya dan bersaing dengan
cakap di ayie (percakapan di sungai) pembicaraan adat masyarakat setempat.
antara ibu-ibu di sungai tentang hubungan anak
lelaki dan anak perempuannya, apakah telah 4.2 Kepelbagaian Entitas Masyarakat Adat
sesuai atau patut untuk dijodohkan, kemudian Melayu Di Riau
dilakukan pekerjaan morisiek (merisik) yaitu 4.2.1 Kekerabatan Matrilineal dan Patrilineal
mencari tahu perihal keberadaan si perempuan Kekerabatan Melayu berdasarkan kepada
kepada siap saja yang dianggap mengetahui unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga
dengan pasti, kemudian adat suluh-suluh ayie yang memiliki hubungan darah atau hubungan
menanyakan kepada pihak perempuan dilakukan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah,
oleh orang-orang dekat kedua belah pihak tentang ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi,
hubungan perjodohan anak mereka, setelah kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian ilmu-
itu ada adat móminang (melamar), dilanjutkan sosiologi-antropologi, terdapat beberapa macam
dengan adat nikah kawin (pernikahan). Tidak kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif
hanya sampai di situ adatpun masih diteruskan kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan,
dalam kehidupan rumah tangga. Ada adat antara fatri, dan paroh masyarakat. Di dalam masyarakat
suami istri, adat ketika mengandung (hamil), Melayu Riau, dikenal kelompok kekerabatan yang
begitu pula ketika menjemput bidan, adat ketika dikenal dengan sebutan keluarga inti, keluarga
akan melahirkan, adat membesarkan anak, adat luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
ketika mengebumikan, adat mendoa, adat ta’ziah Setiap keluarga inti berdiam di rumah
pada ahli warisnya. sendiri kecuali pasangan baru yang biasanya tinggal
Adat menjadi tata aturan yang harus dipakai di rumah pihak perempuan sampai mempunyai
di sepanjang kehidupan manusia. Mengatur anak pertama, atau telah memiliki rumah sendiri.
seluruh lapisan masyarakat yang ada di suatu Keluarga inti umumnya mendirikan rumah di
kampung, negeri atau daerah, termasuk orang- lingkungan tempat tinggal pihak isteri. Prinsip
orang pendatang mestilah menyesuaikan diri garis keturunan atau kekerabatan lebih cenderung
dengan adat setempat sebagaiman bunyi pepatah parental atau bilateral.
‘Di mana ranting dipatah, di situ air diciduk, di Sebagian Melayu Riau terutama pada
mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung.’ masyarakat adat yang umumnya bermukim di
Maksudnya bila seseorang mencari penghidupan Riau Daratan menganut sistem kekerabatan
dan bekerja di negeri orang hendaklah ia ikut matrilineal, sedangkan pada bekas-bekas

208 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Silat. [Foto: LAMR]

kerajaan yang sebagian besar berada di daerah yang digunakan untuk bercakap atau menulis
pesisir menganut patrilineal. Wilayah matrilineal pada saat merujuk kepada seorang individu
meliputi Rantau Kuantan dan Singingi, Kampar, atau kelompok ketika berkomunikasi. Pada saat
sebagian Rokan, Petalangan, Talang Mamak, Sakai, komunikasi berlangsung, kata sapaan memiliki
Bonai. Sedangkan patrilineal meliputi bekas-bekas peran yang sangat penting. Menunjukkan
Kerajaan Siak Sri Indrapura, Pelalawan, Indragiri, etika saat ketika berbicara. Kesantunan dalam
Bengkalis, dan lainnya. komunikasi dapat dilihat pada saat menyapa
teman bicara. Karena dalam menyapa orang lain
a. Pola Residensi kita harus memperhatikan kepada siapa berbicara
Pola residensi (pindah rumah setelah di mana berbicara, dalam situasi bagaimana
menikah) pada sistem kekerabatan matrilineal pada saat berbicara. Ketika kita berbicara tanpa
maupun patrilineal, menempatkan laki-laki memperhatikan hal tersebut dan asal saja dalam
mengikuti istri dan tinggal di rumah orang tua menyapa maka akan dianggap sebagai orang yang
istri. Hal ini dilakukan karena keluarga pihak tidak beretika dalam berbicara.
perempuan harus dibantu oleh pihak lelaki. Selain Sistem sapaan kekerabatan adalah suatu
itu, menjaga orang tuanya merupakan tugas anak ungkapan yang digunakan oleh para pelaku bahasa
perempuan walaupun telah bersuami. dalam suatu keperluan yang berupa menyapa,
yang memiliki pertalian darah ataupun karena
b. Sistem Sapaan perkawinan.
Sistem sapaan adalah sistem yang mengikat 1. Sapaan di dalam Kekerabatan
unsur bahasa yang menandai perbedaan status Secara umum, sistem sapaan hampir sama
dan peran partisipan dalam komunikasi. Sapaan di seluruh wilayah budaya Riau, dengan perbedaan
tidak saja pada saat Sistem ini menjadi cara sopan yang berkaitan dengan pelafalan. Misalnya,

Adat dan Adab Melayu Riau 209


anak pertama dipanggil  long atau sulung, anak agar lebih mempermudahkan membedakan mana
kedua  ngah/ongah, anak ketiga udo, anak kakek dan nenek sebelah ayah dan mana kakek
keempat cik, dan yang bungsu dipanggil cu/ucu/ dan nenek sebelah ibu.
onsu. Setiap panggilan biasanya ditambah dengan
penyebutan ciri-ciri fisik orang yang bersangkutan, Contoh di dalam kalimat.
misalnya  cik itam  jika  cik  itu ‘berkulit hitam’, Ke mano andung, Tan?
ngah utih/putiah  jika  ngah  tersebut ‹berkulit› Ke mana nenek, Kek?
putih,  cu andak/pandak  jika  ucu  orangnya
pendek, cik unggal jika si buyung itu anak tunggal Sapaan terhadap Nenek
dan sebagainya. Jika menyapa orang yang tidak Sapaan terhadap nenek yaitu andong/ino. Sa-
dikenal atau yang baru dikenal, dipanggil dengan paan ini digunakan untuk menyapa nenek atau ibu dari
sapaan abang, kakak, dek, atau nak. apak dan omak (ayah dan ibu). Selain digunakan dalam
Berikut contoh sapaan di dalam masyarakat bentuk utuh ada juga yang menggunakan dalam ben-
Rokan: tuk singkatan seperti ndung/no. Sapaan ini digunakan
untuk cucu, atau anak dari anaknya. Selain itu perlu
Sapaan terhadap Orang Tua Kakek atau Nenek diperhatikan apabila kata Atan digunakan untuk men-
Sapaan terhadap orang tua kakek/nenek yapa kakek maka pasangan untuk menyapa nenek ada-
yaitu unyang atau niniak. Sapaan ini digunakan lah kata Andong, dan apabila kata Ita digunakan untuk
oleh cicik/cicit untuk orang tua kakek dan nenek menyapa kakek maka untuk menyapa nenek adalah
baik laki maupun perempuan. kata Ino. Apabila dari keluarga Ayah menggunakan sa-
paan Atan untuk kakek dan Andung untuk nenek maka
Contoh di dalam dialek Rokan Hilir. sapaan dari keluarga sebelah ibu menggunakan sapaan
Unyang, di mano lotak pisau tadi? Ita untuk kakek dan Ino untuk nenek. Tujuan dibeda-
Nenek, di mana letak pisau tadi? kan sapaan ini dari agar lebih mempermudahkan mem-
bedakan mana kakek dan nenek sebelah ayah dan mana
Sapaan terhadap Kakek kakek dan nenek sebelah ibu.
Sapaan terhadap kakek menggunakan atan/
ita. Sapaan ini digunakan untuk menyapa kakek Contoh di dalam kalimat
atau ayah dari apak dan emak (ayah dan ibu). Andong tinggal mah kami jolah!
Selain digunakan dalam bentuk utuh, sapaan Nenek tinggal tempat kami sajalah
atan juga digunakan dalam bentuk singkatan
yakni tan. Sapaan ini digunakan oleh cucu, atau Sapaan terhadap Orang Tua Laki-laki
anak dari anaknya. Apabila kata atan digunakan Apak, sapaan ini digunakan untuk menyapa
untuk menyapa kakek maka untuk menyapa ayah atau orang tua yang laki-laki kandung.
nenek adalah kata andong, dan apabila kata tantan Abah, sapaan ini digunakan untuk menyapa
digunakan untuk menyapa kakek maka untuk ayah atau orang tua yang laki-laki tiri, atau suami
menyapa nenek adalah kata ino. Apabila sebelah ibu yang ke dua, ketiga dan seterusnya.
ayah menggunakan sapaan atan untuk kakek dan Ayah, sapaan ini digunakan untuk menyapa
andung untuk nenek maka sapaan untuk sebelah ayah atau orang tua yang laki-laki. Sapaan ini
ibu menggunakan sapaan ita untuk kakek dan ino biasanya digunakan oleh orang-orang yang
untuk nenek. Tujuan dari pembedaan sapaan ini hidupnya banyak bercampur dengan suku-suku

210 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


lain atau anak yang tinggal di luar Kubu, misalnya Sapaan terhadap cicik tetap Cicit, tetapi ada
sang anak pergi menuntut ilmu di sebuah juga yang menyebut nama. Sapaan ini digunakan
perguruan tinggi di kota Pekanbaru, begitu pulang untuk menyapa cicit laki- laki maupun perempuan.
ia Menyapa orang tua yang laki-laki dengan sapaan Sapaan ini digunakan oleh uyang untuk cicitnya.
Ayah. Sapaan ini digunakan oleh anak kepada
orang tuanya. Contoh di dalam kalimat
Usah buwek macam to leh Cicik
Contoh di dalam kalimat Jangan bertingkah seperti itu Cicit
Apak nak ke mano?
Ayah mau pergi ke mana? Sapaan terhadap Buyut/ Piyut
Sapaan terhadap buyut tetap Buyut/Piyut .
Sapaan terhadap Orang Tua Perempuan (Ibu) Apabila buyut baru satu, tetapi ketika buyut lebih dari
Sapaan terhadap orang tua perempuan yaitu satu cukup menyebut nama. Sapaan ini digunakan un-
Omak. Sapaan ini digunakan untuk menyapa ibu tuk menyapa buyut atau piyut laki-laki maupun perem-
atau orang tua yang perempuan. Tetapi tidak jarang puan.
juga ada yang menyapa orang tua perempuan
dengan sebutan Ibu. Sapaan ini biasanya Contoh di dalam kalimat
digunakan oleh orang-orang yang hidupnya Buyut aku kolah mengawana aku di umah
banyak bercampur dengan suku-suku lain atau Buyut saya inilah teman saya di rumah
anak yang tinggal di luar Kubu, misalnya sang anak
pergi menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi di Sapaan terhadap Paman atau Bibi
kota Pekanbaru, begitu pulang ia menyapa orang Sapaan yang digunakan untuk menyapa
tua yang perempuan dengan sapaan Ibu. Sapaan paman/bibi yaitu Uwak/Wak, untuk paman/bibi
ini digunakan oleh anak kepada orangtuanya. yang kelahirannya pertama. Abah/Bah, untuk
paman/bibi yang kelahirannya kedua. Pak Lang/
Contoh di dalam kalimat Mak Lang, untuk paman/bibi yang kelahirannya
Omak, jadi kito poi ke pasar ke tiga. Ayah Udo/ Mak Udo, untuk paman/
Ibu, jadi kita pergi ke pasar bibi yang kelahirannya ke empat. Mamak, untuk
paman/bibi yang kelahirannya ke lima. Pak Ndak,
Sapaan terhadap Cucu untuk paman/bibi yang kelahirannya ke enam.
Sapaan terhadap cucu tetap cucu. Sapaan Pak Cik, untuk paman/bibi yang kelahirannya
ini digunakan untuk menyapa cucu laki- laki tidak diduga. Ucu/ Cu, untuk paman/bibi yang
maupun perempuan. Tetapi tidak jarang yang kelahirannya paling terakhir/paling kecil. Imbung,
hanya menyebut nama saja. Sapaan ini digunakan sapaan paman/bibi yang perempuan. Uteh,
oleh kakek/nenek untuk anak dari anaknya, dan sapaan paman/bibi yang laki-laki. Apabila mitra
anak dari adik beradik kakek/nenek. bicara tidak mengetahui orang yang ada dalam
Contoh di dalam kalimat pembicaraan maka pembicara perlu menyertakan
Kawanan andong ke kobon Cu nama orang yang dibicarakan, tetapi apabila
Temani nenek ke kebun Cu mira bicara sudah mengenal keluarga tersebut
cukup lama maka nama orang yang ada dalam
Sapaan terhadap Cicit pembicaraan tidak perlu disertakan.

Adat dan Adab Melayu Riau 211


Contoh di dalam kalimat Sapaan terhadap Suami Istri
Uwak ado dapek ikan? Sapaan terhadap suami yaitu Abang
Uwak ada dapat ikan sedangkan sapaan untuk menyapa istri yaitu
Adik. Biasanya sapaan ini digunakan pada saat
Sapaan terhadap Mertua mereka masih berdua (belum memiliki anak) atau
Sapaan terhadap mertua yaitu ibu. Sapaan ketika berbicara berdua saja tetapi apabila sudah
ini digunakan untuk menyapa mertua, baik mertua memiliki anak, biasanya suami akan menyapa
laki-laki maupun perempuan. Selain sapaan ibu istrinya dengan menyebut nama.
ada juga yang menyapanya dengan sapaan Apak
untuk mertua yang laki-laki dan Omak untuk Contoh di dalam kalimat
mertua yang perempuan. Sapaan apak dan omak Abang kang anta Adik ke tompek kojo yak!
digunakan karena ia mengikuti suami/istrinya saat Abang nanti antar Adik ke tempat kerja ya!
menyapa orang tuanya. Sapaan Apak dan Omak
biasanya digunakan oleh anak yang tinggalnya di Sapaan terhadap Sepupu
kota atau anak yang sudah berbaur antar suku atau Sapaan terhadap sepupu yang lebih tua
dikarenakan mengikuti sapaan yang digunakan menggunakan sapaan yang digunakan didalam
oleh anaknya. Tetapi apabila anak menantu kekerabatan. Misalnya: sepupu tersebut dalam
tersebut membicarakan mertuanya kepada orang keluarganya disapa Ulung, maka penyapa akan
lain (orang yang tidak ada hubungan darah dengan menyapanya dengan sapaan Ulung. Sedangkan
penyapa) maka ia menyapanya dengan sapaan untuk dirinya pesapa menggunakan ’aku’.
Apak Mentuo/Omak Mentuo. Sementara sapaan untuk sepupu yang sebaya dan
lebih muda dengan menyebut nama. Sedangkan
Contoh di dalam kalimat untuk dirinya pesapa menggunakan sapaan
Ibu ke mano abang? kekerabatan.
Ibu ke mana abang?
Sapaan terhadap Ipar
Sapaan terhadap Saudara Kandung Sapaan terhadap ipar yang lebih tua dengan
Sapaan yang digunakan untuk menyapa menggunakan kekerabatan yang sudah ada dalam
saudara kandung yaitu: Ulung/ Lung, untuk keluarga tersebut, sementara untuk ipar yang
abang/kakak yang lahir pertama. Ongah/ Ngah, sebaya dan lebih muda pesapa akan menyebut
untuk abang/kakak yang lahir ke dua. Alang/ nama.
Lang, untuk abang/kakak yang lahir ke tiga.Udo/
Do, untuk abang/kakak yang lahir ke empat. Utih, 2. Sapaan Berdasarkan Usia
untuk abang/kakak yang lahir ke lima. Andak, Andong/ Atuk, sapaan digunakan untuk
untuk abang/kakak yang lahir ke enam. Ocik, menyapa orang yang usianya sebaya dengan
untuk abang/kakak yang lahir tidak diduga. Ucu/ nenek/kakek penyapa.
Cu, untuk abang/kakak yang lahir paling terakhir. Uwak/Ibu, sapaan ibu digunakan untuk
menyapa orang yang usianya sebaya dengan
Contoh di dalam kalimat orang tua penyapa.
Ke mano Ulung kau Li? Abang/ Bang, Kakak/ Akak, sapaan yang
Ke mana Ulung kamu Li? digunakan untuk menyapa orang yang usianya

212 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


lebih tua dan belum berkeluarga atau orang yang Sapaan Berdasarkan Gelar Agama
sebaya dengan abang atau kakak penyapa. Lobay, sapaan yang digunakan untuk
Nama Diri, digunakan apabila penyapa menyapa orang yang sudah masuk suluk atau
sebaya usianya dengan pesapa. orang yang mempelajari ilmu agama dalam sebuah
Budak, digunakan untuk menyapa orang tempat, yang letaknya berdekatan dengan sebuah
yang usianya lebih muda dari pada penyapa. masjid tua.
Beliau, digunakan untuk menyapa orang Fokih, sapaan yang digunakan untuk
yang sudah akrab dengan penyapa. Sapaan ini menyapa orang yang banyak mengetahui agama,
biasanya digunakan untuk orang yang lebih tua pengetahuan agamanya lebih tinggi dari pada
dari penyapa. Tetapi tidak jarang sapaan ini juga ustadz. Dan biasanya sering menggunakan kopiah
digunakan kepada orang yang sebaya dengan yang berwarna putih dan berbentuk bulat.
penyapa. Ustadz, sapaan ini digunakan untuk
Sedao, sapaan sedao digunakan untuk menyapa orang yang biasanya bekerja sebagai
orang yang sangat akrab dengan penyapa. Sapaan penceramah atau orang yang memiliki
ini digunakan kepada orang yang usianya sebaya pengetahuan agama lebih dari pada orang biasa
dengan penyapa. Sapaan ini sebagai tanda dan berjenis kelamin laki-laki.
keakraban yang terjalin diantara keduanya. Ustadzah, sapaan ini digunakan
untuk menyapa orang yang biasanya bekerja
3. Sapaan di Luar Sistem Kekerabatan sebagai penceramah atau orang yang memiliki
Selain sapaan di dalam kekerabatan, juga ter- pengetahuan agama lebih dari pada orang biasa
dapat sapaan diluar kekerabatan yang dikelompokkan dan berjenis kelamin perempuan.
menjadi tiga, yaitu: Khalifah, sapaan ini digunakan untuk
orang yang mengajarkan ilmu agama di
Kata sapaan bidang agama persulukan, artinya khalifah adalah sapaan untuk
Sapaan bidang agama ialah kata sapaan yang guru dari lobay. Orang yang disapa khalifah
digunakan untuk menyapa orang yang mendalami ini memiliki pemahaman agama yang sangat
dan bekerja dibidang agama. Penggunaan sapaan tinggi dibandingkan dengan yang lainnya dan
ini bergantung pada pendalaman seseorang menggunakan sorban di kepalanya.
terhadap agama Islam. Buya, sapaan ini digunakan untuk menyapa
orang yang dihormati dan disegani yang laki-laki
Kata sapaan bidang adat dan orang yang mengetahui tentang agama Islam.
Sapaan bidang adat ialah kata sapaan yang
digunakan untuk menyapa orang yang memangku 4. Sapaan Berdasarkan Garis Keturunan
jabatan dalam adat. Penggunaan kata sapaan ini Tengku, sapaan ini digunakan untuk
bergantung kepada jabatannya dalam adat. menyapa orang dari keturunan raja. Biasanya gelar
4. Kata sapaan umum ini disertakan nama diri pemiliknya. Misalnya:
Sapaan umum ialah kata sapaan yang digu- Tengku Usman dan Tengku Ali.
nakan untuk menyapa orang lain. Kata sapaan seperti Wan, sapaan ini digunakan apabila yang
ini digunakan hampir diseluruh wilayah budaya. Peng- perempuan dari suku Melayu sedangkan yang
gunaan kata sapaan ini bergatung pada usia, pekerjaan, laki-laki berasal dari Timur Tengah, misalnya
dan status sosial. Arab. Maka keturunannya menggunakan Wan.

Adat dan Adab Melayu Riau 213


Keterunan pertama baik laki-laki maupun untuk menyebut diri sendiri ketika berbicara
perempuan tetap menggunakan gelar Wan di dengan teman sebaya dan tidak boleh digunakan
depan namanya. Apabila terjadi pernikahan kepada orang yang lebih tua karena dianggap
perempuan dengan garis keterunan Wan menikah kasar, dengan orang yang lebih tua biasanya
dengan laki-laki tanpa garis keturunan maka gelar menggunakan nama diri.
Wan hanya jatuh kepada anak laki-laki. Namun Awak, sapaan awak sepadan dengan kata
saya dalam bahasa Indonesia. Penggunaan sapaan
apabila laki-laki dari keturunan Wan menikah
awak untuk orang yang lebih tua usianya dari
dengan perempuan tanpa garis keturunan maka
penyapa. Hal tersebut dikarenakan sapaan awak
gelar Wan jauh pada setiap anaknya. Biasanya gelar
terlihat lebih santun atau sopan bila dibandingkan
ini disertakan nama diri pemiliknya. Misalnya:
dengan kata aku.
Wan Safar, Wan Ery, dan Wan Khoiriah. Pada mayarakat Kubu sapaan awak dapat
Said, sapaan ini digunakan apabila menjadi persona pertama jamak, dalam bahasa
keturunan tengku menikah dengan keturunan Indonesia sepadan dengan kata kita. Sapaan awak
Wan, maka keturunan dari mereka menjadi Said. digunakan untuk menyatakan dirinya dengan
Biasanya gelar ini disertakan nama diri pemiliknya. mitra bicaranya. Penggunaan sapaan awak dirasa
Misalnya: Said Eko, dan Said Salman. lebih sopan.

5. Sapaan Berdasarkan Profesi/ Gelar b. Kata Ganti Persona Kedua


Pak/Buk, sapaan ini adalah sapaan untuk Kami, sapaan kami sepadan dengan kata
orang yang mengajar di sekolah atau perguruan kami dalam bahasa Indonesia yaitu kata ganti
tinggi. biasanya sapaan ini digunakan oleh anak- persona kedua tunggal. Sapaan kami digunakan
untuk menyatakan diri sebagai orang pertama
anak sekolah untuk menyapa guru-guru mereka
jamak dalam sebuah percakapan.
di sekolah maupun di luar sekolah. Selain murid-
Kito, sapaan kito sepadan dengan kata kita
murid tempat guru itu mengajar, masyarakat yang
dalam bahasa Indonesia yaitu kata ganti persona
mengetahui seseorang itu adalah guru juga akan
kedua tunggal.
menyapanya dengan sebutan Pak atau Buk. Kau, sapaan kau sepadan dengan kata kamu
Bidan, sapaan bidan adalah sapaan yang dalam bahasa Indonesia yaitu kata ganti persona
digunakan untuk menyapa seorang bidan, kedua tunggal. Sapaan kau biasanya digunakan
biasanya ketika menyapa diikuti oleh nama bidan untuk orang yang sebaya dengan penyapa atau
tersebut. Misalnya Bidan Ita, Bidan Tanti. untuk orang yang lebih muda. Kepada orang tua
tidak diperbolehkan menggunakan sapaan ini
6. Sapaan Berdasarkan Penggolongan Kata karena dianggap tidak sopan atau kasar.
Sapa menyapa pada masyakat Kubu Tuan-tuan, sapaan tuan-tuan sepadan
Kabupaten Rokan Hilir juga menggunakan kata dengan kata kamu dalam bahasa Indonesia yaitu
ganti. Kata ganti yang digunakan adalah kata ganti kata ganti persona kedua jamak. Sapaan tuan-tuan
persona pertama, dan kedua. biasanya digunakan untuk menyapa orang sebaya
atau yang usianya lebih muda dari pada pesapa.
Jika digunakan untuk orang tua maka dianggap
a. Kata Ganti Persona Pertama
tidak sopan atau tidak memiliki etika dalam
Aku, sapaan sepadan dengan kata aku/saya
berbicara.
dalam bahasa Indonesia yaitu kata ganti persona
Kalian, sapaan kalian sepadan dengan kata
pertama. Sapaan aku digunakan oleh seseorang

214 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


kamu dalam bahasa Indonesia yaitu kata ganti 8 Adik laki-laki Panggil nama Aku kato ku Tuturan terjadi
Ali balik ke ketika ego menan-
persona kedua jamak. Sapaan tuan-tuan biasanya Padang. yakan kabar
digunakan untuk menyapa orang yang sebaya adiknya.
9 Adik perem- Panggil nama Satu ton diam- Tuturan terjadi
atau usianya lebih muda dari pada pesapa. Jika puan bik Ida. ketika ego bahwa
digunakan untuk orang tua maka dianggap tidak satu ton papan
diambil oleh adik
sopan atau tidak memiliki etika dalam berbicara. perempuannya.
10 Anak Panggil nama A...Lombek kau Tuturan terja-
balik An? di ketika ego
Tabel 4.1 menanyakan
mengapa Aan
Bentuk dan Pemakaian Kata Sapaan terlambat pulang
Kekerabatan Berdasarkan Garis Keturunan ke rumah.
11 Cucu Panggil nama Iyo botulah An? Tuturan terja-
di ketika ego
No Penggunaan Bentuk Kata Contoh Tu- Keterangan menanyakan
Kata sapaan Sapaan turan kepada Aan apa
betul alasan Aan
1 Ayah kand- Ayah, Abah, Tahun Lahir Tuturan terja- terlmbat pulang
ung Apak Ayah Bapo yah? di ketika ego karena tadarus di
menanyakan sekolah.
kepada ayah ka-
12 Ayah dari ayah Atuk, ata Atuk apo Tuturan terjadi
pan tanggal lahir
kobanyo? ketika ego menan-
beliau.
yakan kabar
2 Kakak laki-laki Uwak, Pak cik, Kalo samo Tuturan terjadi kakek.
ayah Om Uwak Iye ketika ego menan-
13 Ayah dari kakek Unyang Bolum, Umah Tuturan terjadi
berapo? yakan berapa
Unyang bolum ketika ego men-
harga dagangan
leh? gatakan bahwa
yang dijual Paman
rumah buyut
Iye.
belum lagi.
3 Adik laki-laki Uwak, Pak cik, Uwak samo Tuturan terjadi
14 Kakak perem- Ino,Andung Sapo nolong Tuturan terjadi
ayah Om sapo Wak? ketika ego menan-
puan Ndung ke ketika ego menan-
yakan dengan
kakek ladang? yakan kepada
siapa Paman
Neneknya siapa
mengambil ba-
yang menolo-
rang dagangan.
ngnya pergi ke
4 Kakak Ibu Ingga nak balik Tuturan terjadi ladang.
perempuan ayah koh Bu. ketika ego men-
gatakan bahwa ia
15 Adik peremp- Ino,Andung Udah tu Ndung Tuturan terjadi
mau pergi.
uan kakek Usah masak- ketika ego menga-
5 Adik perem- Ibu Di mano buang Tuturan terjadi masak leh! takan pada nenek
puan koh Bu? ketika ego menan- jangan terlalu
ayah yakan di mana lama memasak
buang sampah. wajiknya.
6 Kakak laki-laki Andak, Ulung Oh Ulung Tuturan terjadi 16 Kakak laki-laki Atuk, ata Atuk Majid apo Tuturan terjadi
masuk jo? ketika ego menan- kakek kobanyo ? ketika ego menan-
yakan apakah yakan kabar
sulung ikut masuk Kakek Majid.
juga.
17 Adik laki-laki Atuk, ata Atuk ngapo Tuturan terja-
7 Kakak perem- Udo, Utih, Sohai koh ado Tuturan terjadi kakek duduk suang di ketika ego
puan Kakak tampak Utih ketika ego menan- situ menung menanyakan
Santi tak? yakan apakah siang ai? mengapa kakek
ada yang melihat duduk termenung
Santi. di teras.

Adat dan Adab Melayu Riau 215


Bentuk dan Pemakaian Kata Sapaan Kekerabatan
Berdasarkan Garis perkawinan menurut Hukum Adat maupun Hukum Islam
bahwa harta benda peninggalan pewaris yang
No Penggunaan Kata sapaan Bentuk Kata Sapaan Contoh Tuturan Keterangan

1 Ibu kandung Ibu, Umak, Mamak Umak tahun tujuh puluh Tuturan terjadi ketika ego
dapat diwarisi oleh para ahli waris adalah harta
benda dalam keadaan bersih. Ahli waris hanya
ompek nak? menanya-
kan kepada ibu kapan
beliau lahir.
2 Mertua perempuan Mamak, Umak Umak poi tak? Tuturan terjadi ketika ego
mengajak mertuanya untuk berhak terhadap peninggalan pewarisan setelah
ikut pergi ke pasar.
3 Mertua laki-laki Uwak, Apak Io lah, Bia Umak beduo
Apak jago umah?
Tuturan terjadi ketika ego
mengatakan bahwa mertua
dikurangi dengan pembayaran-pembayaran
hutang serta segala sesuatu kewajiban pewaris
laki-laki
dan mertua peremuannya
di rumah

4 Ibu dari ibu Ino, Andung Tadi Andung nitip itu.


saja.
Tuturan terjadi ketika ego
yang belum sempat dilakukannya semasa pewaris
mengatakan bahwa Neneknya

5 Ayah dari ibu Atuk, Ata Iyo nah, boli peci kek Ata
memesan barang.
Tuturan terjadi ketika ego
hidup.
Pada dasarnya terdapat perbedaan antara
satu. mengata-
kan bahwa ia membelikan
peci untuk

6 Adik ibu laki-laki Pak cik, Uwak Pak cik poi ke umah Susi
kakek.
Tuturan terjadi ketika ego
sistem hukum waris adat dan Hukum Waris
yuk? mengajak
paman untuk pergi ke
rumah Susi.
Islam. Di dalam Hukum Waris Islam, anak laki-
laki memperoleh bagian dua kali lipat dari bagian
7 Adik ibu perempuan Ibu, Mak cik, Incik Ku hape Mak Cik. Tuturan terjadi ketika
ego mengatakan bahwa ia
menelpon Tantenya.
8 Kakak ibu laki-laki Pak cik, Uwak Pagi tadi Uwak Adi
ke sikoh
Tuturan terjadi ketika ego
mengatakan bahwa kakak
anak perempuan, sedangkan menurut Hukum
laki-laki dari ibunya itu

9 Kakak ibu perempuan Ibu, Mak cik, Incik Oh...Mak Cik ikut jugo?
datang ke rumah.
Tuturan terjadi ketika ego
Waris Adat, anak laki-laki dan anak perempuan
bertanya
apakah tantenya ikut juga mendapat bagian yang sama, bahkan cenderung
berkebun

10 Suami dari adik ibu Uwak


sawit.
Cakap Uwak Zen nio poi ke Tuturan terjadi ketika ego
dihibahkan kepada anak perempuan khususnya
teluk pulau cai baang tu. menyuruh
Susi adiknya menyampai-
kan pesan
kepada yang bungsu.
dari Om Zen.
11 Istri adik ibu Ibu, Mak cik Aku jo jumpo mo Ibu Anis Tuturan terjadi ketika
di jalan tadi. ego mengatakan bahwa ia
bertemu dengan ibu Anis
di jalan.
a) Penyatuan Kewarisan Adat dan Islam
12 Suami dari kakak ibu Uwak Uwak boli pupuk? Tuturan terjadi ketika ego
menanyakan bahwa paman
membeli pupuk.
Integrasi hukum kewarisan adat dengan
13 Istri kakak ibu Ibu, Mak cik Oh...alah e Banyaklah duit
Mak Cik Ina yoh?
Tuturan terjadi ketika ego
mengatakan uang tantenya itu hukum kewarisan Islam dalam menetapkan ahli
banyak karena baru beli tanah

14 Istri kakak Andak, Ongah Ngapo tu Ndak?


untuk dijadikan kebun sawit.
Tuturan terjadi ketika ego
waris terjadi dalam bentuk aliansi dan legitimasi.
menanyakan kepada istri
kakaknya itu tentang apa
yang terjadi.
Hukum kewarisan adat menyerap unsur-unsur
15 Istri adik Panggil nama Kelas duo SD bau Rin. Tuturan terjadi ketika ego
menanyakan pada kakak yang terdapat dalam hukum kewarisan Islam dan
iparnya kelas berapa Ober
di sekolah.
di pihak lain keberlakuan hukum kewarisan Islam
4.2.2 Sistem Pewarisan sebagai hukum positif karena disandarkan pada
Hukum waris yang berlaku di dalam penunjukan peraturan dan perundang-undangan.
masyarakat Melayu Riau menggabungkan Hukum Integrasi dalam bentuk aliansi antara hukum
Waris Adat dan Hukum Waris Islam. Hukum kewarisan Islam dengan kewarisan adat terlihat
ini ditegakkan secara bersama-sama dengan pada penetapan orang-orang yang menjadi ahli
mengutamakan prinsip kekeluargaan, terutama waris dan halangan-halangan yang menyebabkan
terhadap penetapan ahli waris maupun dalam hal ahli waris tidak mendapat harta warisan atau
penetapan bagian harta peninggalan yang akan berkurangnya hak yang semestinya diterima oleh
diwarisi. ahli waris karena adanya ahli waris yang lebih
Pada dasarnya, baik menurut sistem Hukum dekat.
Waris Adat dan sistem Hukum Waris Islam, proses Integrasi dalam bentuk aliansi juga dapat
pewarisan dilakukan apabila seseorang sebagai dilihat pada kedudukan anak angkat dengan orang
pemilih harta telah meninggal dunia. Pembagian tua angkat. Pengangkatan anak bagi masyarakat
hak waris tidak dibedakan antara barang bergerak Melayu tidak menjadikan status anak tersebut
dengan barang tidak bergerak. Selain itu, baik berubah. Anak angkat hanya akan berakibat

216 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


adanya ikatan moral antara anak angkat dengan Meskipun hukum kewarisan Islam tidak
orang tua angkat dan tidak mengubah status menganut kategorisasi harta sebagaimana
hukum anak tersebut. Pengangkatan anak tidak dipahami dalam adat Melayu, praktiknya
mengakibatkan putusnya hubungan keluarga masih dapat ditolerir. Sebab, praktik seperti ini
antara anak tersebut dengan orangtua kandungnya. didasarkan atas prinsip kemaslahatan untuk
Ia masih tetap menjadi ahli waris dari orang tua menjaga keseimbangan dalam rumah tangga.
kandung, sedangkan dengan orang tua angkat Suami-isteri yang diikat oleh suatu perkawinan
tidak ditetapkan sebagai ahli waris yang berhak dalam adat Melayu dipandang sebagai dua pihak
menerima warisan, tetapi berhak menerima hibah yang mempunyai hak yang sama yang harus
atau wasiat. Hak mewarisi dibatasi kepada faktor dipikul bersama secara seimbang oleh kedua pihak
hubungan darah dan hubungan perkawinan. Anak (suami-isteri). Harta benda yang diperoleh selama
angkat dan orang tua angkat tidak memenuhi perkawinan akan dimiliki secara bersama dan
kriteria tersebut, sehingga dalam menetapkan keduanya mempunyai hak yang sama terhadap
tirkah pusaka yang menjadi hak ahli waris, harta benda tersebut. Oleh karena itu, ketika
integrasi antara kedua sistem hukum tersebut terjadi pembubaran ikatan pernikahan, kedua
terjadi dalam bentuk adopsi. pihak juga mendapatkan hak yang sama terhadap
Integrasi hukum kewarisan Islam yang harta tersebut.
dipraktikkan tidak seluruhnya berasal dari al- Hukum Islam mengenal bentuk kerjasama
Qur’an dan hadis, akan tetapi juga ada yang (syirkāt), tetapi pembahasannya bukan berkaitan
berasal dari adat setempat. Hal ini terlihat pada dengan perkawinan (bāb nikah), tetapi dibagian
pembatasan tirkah pusaka hanya kepada harta bab perdagangan (bāb al-buyū’). Meskipun
perkawinan. Sebagaimana terlihat dalam setiap kerjasama (syirkāt) dalam perdagangan bersifat
pembagian warisan, ternyata masyarakat Melayu business oriented, akan tetapi terdapat persamaan
terutama pada masyarakat Siak tidak menjadikan dengan pengertian harta bersama yang terjadi pada
semua harta sebagai tirkah pusaka, tetapi masyarakat Melayu. Kerjasama dalam kepemilikan
membatasinya hanya kepada harta perkawinan/ harta dalam adat Melayu dan (syirkāt) dalam bāb
harta bersama dan itu setelah dikeluarkan al-buyū’ sama-sama berorientasi kepada nilai-
separuhnya untuk mantan suami atau mantan nilai yang bersifat ekonomi, meskipun harta
isteri yang masih hidup. bersama dalam pengertian adat Melayu-Siak tidak
Sedangkan jenis-jenis harta yang lain, dapat dipisahkan dari perkawinan.
seperti harta tepatan, dan harta bawaan dari Hukum kewarisan yang dipraktikkan
suami atau isteri tidak menjadi tirkah pusaka. masyarakat Melayu di samping berasal dari
Pembatasan tirkah pusaka dengan model ini Alquran dan Hadis, juga ada yang berasal dari
bukan berasal dari hukum kewarisan Islam. Istilah adat setempat, misalnya penetapan bagian ahli
harta bersama merupakan aturan yang dijumpai waris dengan cara musyawarah dan pemberian
dalam lapangan hukum perdata, yakni pada bagian harta-harta tertentu kepada ahli waris tertentu,
“perjanjian kawin”. Di sini ditetapkan, bahwa semisal rumah, perabot-perabot rumah tangga,
harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi dan alat-alat dapur diperuntukkan kepada anak
harta bersama atau percampuran harta kekayaan, perempuan. Sedangkan alat-alat yang tampak
sementara harta bawaan masing-masing menjadi “lebih berat” seperti perahu, peralatan pertanian,
hak milik masing-masing pula. dan alat-alat pertukangan diserahkan kepada anak
laki-laki.
Adat dan Adab Melayu Riau 217
b) Harta Warisan suami dan isteri berbeda dengan perkongsian
Secara umum, harta di dalam adat Melayu di masyarakat pada umumnya karena biasanya
dikelompokan kepada tiga bagian, yaitu harta bersifat kekal terkait dengan tujuan perkawinan itu
soko, harta bawaan (bujang atau tepatan), dan sendiri. Perkongsian antara suami dan isteri tidak
harta bersama. Harta soko adalah harta harta hanya berkenaan dengan masalah kebendaan,
yang diwarisi secara turun-temurun dari beberapa tetapi juga berkenaan dengan jiwa dan keturunan.
generasi. Harta bujang merupakan harta suami Suami isteri berpikir bagaimana mendapatkan
yang didapat sebelum menikah, sedangkan harta penghasilan untuk kebutuhan kehidupan rumah
tepatan merupakan harga pihak perempuan yang tangga. Apa yang diperoleh tidak lain untuk
didapat sebelum menikah. Kedua jenis harta kepentingan rumah tangga termasuk untuk
ini didapat sebelum pernikahan atau ataupun kepentingan dan masa depan keturunan.
pemberian dari orang tua sebelum menikah. Di dalam hukum adat, harta bersama
Harta bujang tetap akan menjadi pemiliknya merupakan bagian dari harta perkawinan. Harta
apabila terjadi perceraian, sedangkan apabila perkawinan adalah harta benda yang dapat
terjadi kematian, maka harta akan dipusakakan digunakan oleh suami-isteri untuk membiayai biaya
oleh keluarga asal yang berhubungan nasab hidup mereka sehari-hari beserta anakanaknya.
terdekat dengan yang meninggal. Sedangkan harta Suami dan isteri sebagai suatu kesatuan bersama
bersama merupakan harta yang didapat secara anak-anaknya dalam masyarakat adat disebut
bersama-sama setelah menikah. serumah. Harta perkawinan pada umumnya
Harta soko diwariskan melalui garis diperuntukkan bagi keperluan serumah.
keturunan ibu berdasarkan pepatah adat pusaka Harta perkawinan dalam hukum adat, dapat
itu dari nenek turun ke mamak, dari mamak turun dipisah menjadi empat macam sebagai berikut:
ke kemenakan. Pusaka yang turun bisa mengenai 1. Harta yang diperoleh suami atau isteri sebagai
gelar pusaka ataupun mengenai harta soko warisan atau hibah dari kerabat masing-
misalnya gelar datuk. Apabila ia meninggal dunia, masing dan dibawa ke dalam perkawinan.
gelar tersebut akan turun kepada kemenakannya 2. Harta yang diperoleh suami atau isteri untuk
dan tidak sah jika gelar itu dipakai oleh anaknya diri sendiri serta atas jasa diri sendiri sebelum
sendiri. Demikian pula yang berupa sebidang perkawinan atau dalam masa perkawinan.
tanah atau sebuah rumah yang diwarisi secara 3. Harta yang dalam masa perkawinan diperoleh
turun temurun dari dahulu sampai sekarang. suami dan isteri sebagai milik bersama.
Harta ini hanya boleh diambil manfaatnya dan 4. Harta yang dihadiahkan kepada suami dan
tidak boleh diperjualbelikan. Harta ini hanya istri bersama pada waktu pernikahan.
diwarisi oleh anggota persukuan dan sebahagian
persukuan mempunyai harta soko. Hukum adat juga mengatur pembagian
Harta bersama adalah harta kekayaan yang harta bersama ketika perkawinan berakhir akibat
dihasilkan oleh suami isteri selama mereka diikat kematian salah satu pihak atau akibat perceraian.
oleh tali perkawinan, atau dengan kata lain harta Namun yang menjadi arus utama dalam pembagian
bersama itu adalah harta yang dihasilkan dengan harta bersama adalah bahwa jika perceraian terjasi
jalan syarikat antara suami isteri sehingga terjadi sebelum mempunyai anak, maka suami atau
percampuran harta yang satu dengan yang lain dan isteri mendapat separuh dari harta bersama. Jika
tidak dapat dibedakan lagi. Perkongsian antara perceraian terjadi setelah mempunyai anak, maka

218 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Batin Talang Mamak. [Foto: InKalam]

harta bersama tidak dibagi, tetapi sepenuhnya tidak memutuskan kedudukanya sebagai ahli waris
diperuntukkan kepada anak-anaknya. dari orang tua kandungnya. Janda/duda berhak
Pelaksanaan pembagian warisan tergantung mendapat ½ dari harta bersama. Dalam hal harta
pada hubungan dan sikap para ahli waris pada saat bersama tidak mencukupi, janda dapat menguasai
pembagian. Pembagian warisan mungkin terjadi harta asal suaminya sampai ia menikah lagi atau
dalam suasana tanpa sengketa atau sebaliknya meninggal. Lazimnya, harta asal dikuasai oleh
dalam suasana persengketaan di antara para keluarga asal apabila tidak ada anak. Sedangkan
ahli waris. Dalam suasana tanpa persengketaan, kalau ada anak harta asal tersebut akan jatuh pada
suasana persaudaraan dengan penuh kesepakatan, anak. Apabila suami membeli sesuatu barang atas
pelaksanaan pembagian waris dilakukan dengan nama si suami, maka barang tersebut akan jatuh
cara musyawarah antara sesama ahli waris/ pada anak, kalau barang tersebut dibeli atas nama
keluarga atau musyawarah antara sesama ahli isteri, maka barang tersebut akan jatuh pada janda.
waris dengan disaksikan oleh seorang ulama. Demikian pula harta asal kembali ke asalnya kalau
Sebaliknya, apabila suasana persengketaan tidak ada anak, sedangkan kalau ada anak harta
mengiringi yang pembagian, maka pelaksanaan asal tersebut akan jatuh kepada anak.
pembagian dilakukan dengan cara musyawarah Para ahli waris bertanggung jawab untuk
sesama ahli waris dengan disaksikan oleh sesepuh melunasi hutang-hutang pewaris. Pada tahap
desa atau musyawarah sesama ahli waris dengan pertama, hutang-hutang pewaris dilunasi dengan
disaksikan penghulu adat, pemuka masyarakat, harta peninggalannya. Oleh karena itu, harta
dan meminta bantuan ulama. peninggalan pewaris baru akan dibagi setelah
Anak angkat tidak dipandang sebagai ahli semua hutang-hutang tersebut dilunasi. Biaya
waris yang mempunyai hak penuh atas warisan penguburan merupakan salah satu hutang yang
orang tua angkatnya. Seorang anak angkat tetap harus diutamakan pelunasannya. Apabila harta
merupakan ahli waris dari orang tua kandungnya. peninggalan pewaris tidak mencukupi untuk
Oleh karena itu, pengangkatan anak sama sekali melunasi hutang-hutangnya, maka hibbah yang

Adat dan Adab Melayu Riau 219


telah diberikan ketika pewaris masih hidup dapat dibuka atau yang ditanami dengan palawija adalah
ditarik kembali untuk melunasi hutang-hutang milik keluarga. Akan tetapi, ketika orang yang
tersebut. berkedudukan sebagai orang tua dalam sebuah
keluarga meninggal, maka ladang tersebut, baik
c) Harta Warisan dalam Talang Mamak yang telah ada tanaman kerasnya maupun palawija,
Harta-waris dalam masyarakat Talang menjadi milik (diwariskan) anak perempuan.
Mamak dapat dikategorikan menjadi dua, yakni Jika anak perempuannya lebih dari seorang,
harta yang diperoleh secara bersama-sama sejak maka akan dibagi sama rata oleh saudara laki-
terjadi pernikahan dan harta yang diperoleh secara laki ibu (paman). Jika ternyata sebuah keluarga
turun termurun atau harta warisan dari orang tua. tidak mempunyai anak perempuan, maka ladang
Sehingga, di dalam keluarga terdapat dua harta tersebut akan diwariskan kepada anak perempuan
yaitu harta-waris yang berasal dari usaha bersama paman dengan cara yang sama (sama rata).
(suami-isteri) dan harta-waris yang diperoleh Harta waris yang berupa rumah juga akan
isteri dari orang tuanya. Harta-waris meliputi diwariskan kepada anak perempuan. Jika sebuah
tanah-kebun, rumah, benda pusaka (lembing, keluarga tidak mempunyai anak perempuan, maka
keris, parang), pakaian, pinggan atau piring, tikar, sebagaimana harta-waris yang berupa ladang,
dan alat-alat dapur lainnya. akan jatuh ke tangan anak perempuan saudara
Di dalam masyarakat Talang Mamak harta- laki-laki ibu.
waris dan pewarisannya dapat digambarkan dalam Harta waris yang berupa benda pusaka,
ungkapan: Mati laki kerayat tinggal di bini, mati seperti lembing, keris,  sekin  (parang), dan
bini kerayat tinggal di laki; Harta di hutan dikuak pinggan, juga diwariskan kepada anak perempuan.
diagi, harta di rumah tembilang ditempa, harta Meskipun demikian, urusan penyimpanannya
pembawa dibawa pulang diserahkan kepada anak laki-laki. Sebagai catatan,
Artinya, barang apa yang dibawa sebelum benda-benda yang termasuk dalam benda pusaka
kawin boleh dibawa, sedangkan pencaharian ini tidak boleh dibawa ke luar. Untuk itu, jika yang
berdua harus ditinggal. Untuk laki-laki yang diserahi untuk menyimpannya pindah tempat (ke
ditinggal mati isterinya tanpa anak, maka hasil kampung lainnya), maka benda tersebut harus
pencahariannya dikembalikan kepada pihak dititipkan kepada saudara laki-lakinya. Harta-
perempuan. Bila dia mempunyai anak, maka harta waris yang berupa pakaian, piring, tikar, dan
pencahariannya akan jatuh kepada anak. Apabila alat-alat dapur lainnya juga jatuh ke tangan anak
anak masih kecil, dan atau  tinggal serumah dengan perempuan dengan cara yang sama seperti harta-
bapaknya, maka harta dari pencahariannya boleh waris lainnya.
dikelola oleh bapaknya, sebaliknya kalau si anak Sistem pewarisan yang mengarah
tinggal di tempat paman, harta tersebut dikelola ke perempuan ini diperkuat dengan sistem
oleh pamannya. Namun setelah besar, harta itu perkawinannya yang menggunakan adat semenda,
diserahkan kepada si anak. yaitu adat yang sangat erat kaitannya dengan pola
Tanah-kebun atau ladang yang menjadi menetap setelah menikah. Dalam hal ini laki-laki
harta-waris adalah yang sudah ditanami dengan akan tinggal di kerabat isteri. Jadi, jika harta-
tanam-tanaman keras, seperti: karet, kopi, kelapa, waris jatuh ke tangan anak laki-laki, maka ketika
sawit, nangka, durian, rambutan, pinang, dan laki-laki itu kawin harta waris akan dibawa ke
langsat. Sedangkan, ladang yang masih baru pihak isteri. Ungkapan yang berkaitan dengan ini

220 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


adalah: Anak jantan disemendakan anak betina Ibrahim dan berlanjut hingga saat ini. Tokoh
ditelikurkan   (anak laki-laki akan berpindah ke yang menjadi khalifah tetap bertumpu kepada
pihak lain (atau juga merantau) sedangkan anak ketokohan tradisional Sakai, yaitu batin. Sehingga,
perempuan tidak kemana-mana).  saat ini dikenal dua batin, yaitu batin yang juga
Di dalam sistem hukum waris masyarakat kholifah dan batin biasa yang hanya tokoh adat
Talang Mamak, anak laki-laki, dengan demikian, saja. Batin yang juga menjadi kholifah memiliki
tidak mendapat apa-apa (warisan dari orang pengaruh lebih besar jika dibandingkan batin
tuanya). Namun bukan berarti anak laki-laki biasa.
lepas begitu saja dari harta waris yang diberikan Kepala Desa kebanyakan adalah batin
kepada anak perempuan. Anak laki-laki boleh itu sendiri. Jika Kepala Desa berasal di luar
mengerjakan ladang yang diwariskan kepada dari batin, maka pengaruhnya terbatas pada
saudara perempuannya untuk beberapa periode administratif dengan pihak luar yang bersifat
penanaman. Tentunya dengan seizin saudara formal administratif. Sehingga, saat ini dikenal
perempuan. paling 4 tokoh masyarakat Sakai, yaitu kholifah,
Sebagai catatan, tanah warisan boleh batin, bomo atau dukun dan kepala desa.
diperjualbelikan, tetapi diusahakan pembelinya Kholifah mengambil dimensi pimpinan
adalah yang masih sekerabat, dengan syarat minta meliputi kepentingan dunia dan akhirat,
izin terlebih dahulu kepada saudara laki-laki. menempati wibawa dan pengaruh jauh lebih tinggi
Jika itu terjadi, biasanya saudara laki-laki yang daripada tokoh masyarakat lainnya. Kholifah
bertanggung jawab mengenai urusan jual beli. dengan mudah merangkap sebagai batin, kepala
Namun demikian, saudara laki-laki tidak bisa desa dan juga mampu memainkan peranan sebagai
menentukan berapa bagian yang harus diperoleh. dukun. Batin telah menumpukan fungsinya
Hal itu bergantung pada saudara perempuannya. sebagai pengemudi hidup dalam hubungan sosial
antar warga suku dengan memakai sistem nilai
4.2.2 Perlembagaan Adat di Riau adat. Kepala desa mengambil bagian dalam urusan
4.2.2.1 Pebatinan administratif desa, yang berhubungan dengan
a. Sakai seluk-beluk program pemerintah serta urusan
Batin Sakai menjadi pemimpin formal yang keluar pesukuan. Sementara dukun atau bomo
mengatur dan mengemudikan masyarakat dengan mengambil bagian dalam tradisi, pembaca tanda-
asas adat. Batin menjadi pusat kehidupan dan tanda alam atau penghubung dengan makhluk
mitos suku, sekaligus merangkap sebagai bomo. halus. Mengambil bagian yang khas dalam
Pada sisi lain, bomo merupakan tokoh yang khas pengobatan dan berbagai upacara tradisional.
dalam kehidupan masyarakat, yang memainkan
Tabel 3.2
peranan penting dalam hubungan dengan
Lapisan Sosial Masyarakat Sakai
makhluk gaib. Pada bomo bertumpu alam pikiran
Kholifah Batin Kepala Desa Dukun
animisme sehingga memainkan peranan yang - Tongkat
- Antan-antan
besar dalam berbagai tradisi yang bersangkutan - Monti

dengan alam atau makhluk halus.


Komunitas Sakai diislamkan oleh tokoh
Masyarakat Sakai
tarekat Naksyahbandiyah Tuan Guru Syekh Abdul
Berladang Berburu Nelayan Meramu Buruh dsb
Wahab Rokan, dengan khalifahnya yang bernama

Adat dan Adab Melayu Riau 221


Suku Sakai terbagi di dalam Perbatian Lima Pada awal abad ke-20, kelompok orang asli
dan Perbatian Salapan (delapan). Kisah Perbatian menjalani proses Islamisasi yang digerakkan oleh
Lima bermula dari Kerajaan Gasib, perpindahan kerajaan. Para batin diminta untuk menerima
mereka disebabkan karena Gasib diserang oleh keyakinan Islam. Sultan Siak juga mencoba
Aceh. Sedangkan Sakai Perbatian Delapan mentransformasikan praktik-praktik perkawinan
diriwayatkan berasal dari Semenanjung Malaka. dan pewarisan di wilayahnya. Banyak orang di
Kedatangan mereka dalam jumlah sekitar 100 kerajaannya, termasuk orang wilayah Mandau
orang lelaki dan perempuan mendarat di Kunto hulu menganggap pewarisan dalam satu bentuk
Darussalam, Kampar dan membuat kampung atau yang lain melalui garis perempuan (adat
Bonai. Sebagian dari mereka pindah lagi ke kemenakan). Selain itu, adat perkawinan di
Mandau. Di Mandau mereka mendiami aliran wilayah Mandau hulu jauh dari apa yang dianggap
Sungai Sakai, yang kemudian menjadi istilah sebagai perkawinan bagi orang Melayu muslim.
penyebutan Suku Sakai. Kebijakan-kebijakan sultan mendorong pewarisan
Pada saat Kerajaan Siak berdiri pada 1723, melalui garis keturunan laki-laki, pembayaran
komunitas ini menjadi bagian dari rakyat dan mas kawin untuk perkawinan, dan peran ayah
kerajaan Siak. Walaupun berada dalam kekuasaan sebagai wali perkawinan puterinya. Prinsip-
Kerajaan Siak, persoalan tanah ulayat dan adat prinsip ini lebih mengacu pada praktik-praktik
istiadat tidak dicampuri oleh Sultan Siak. di semenanjung Malaya dibandingkan dengan
Sedangkan pebatinan salapan, mengalihkan praktik-praktik yang dijalankan di Sumatera
kesetiaan kepada “ajo Siak” karena raja Rokan tengah.
menuntut begitu banyak anak gadis untuk dikirim Di masa lalu, orang Sakai membangun
ke istana. Meski bergabung dengan Sultan Siak, rumah-rumah mereka dengan jarak tertentu satu
sultan tidak dapat membujuk kelompok batin sama lain, seperti manik-manik yang tersebar
selapan untuk keluar dari hutan-hutan. Para di hamparan ladang. Sekarang, mereka seperti
batin dari pebatinan-pebatinan ini berunding manik-manik yang dirangkai dengan tali, rumah-
dengan pejabat kerajaan agar mereka dibiarkan rumah Sakai berjajar di sepanjang jalan-jalan
tak terusik di dalam hutan. Namun demikian, yang ada. Di sekeliling deretan rumah-rumah ini
dengan mengalihkan kesetiaan, pebatinan- terdapat hamparan rig-rig minyak, perkebunan
pebatinan ini juga membawa serta wilayah mereka dan pemukiman-pemukiman pendatang.
ke dalam kerajaan Siak dan memecahnya dari Kepenghuluan-kepenghuluan orang Sakai
Rokan. Pada tahun 1907, pemerintah kolonial yang tergolong dalam Perbatinan Lima meliputi
Belanda menandatangani sebuah perjanjian yang Kampung Minas, Kampung Penaso, Kampung
mengakui wilayah ini sebagai milik Siak. Beringin Sakai, dan Kampung Tengganau.
Sumbangan orang Sakai kepada ekonomi Sedangkan perbatinan salapan bermukim
kerajaan adalah melalui perdagangan serahan. Hal tempat-tempat pemukiman baru, yaitu Kampung
ini merupakan sebuah jaringan perdagangan yang Petani, Sebanga/Duri Km.13, Air Jamban Duri,
memberikan orang-orang di wilayah-wilayah hulu Pinggir, Semunai, Syam-syam, Kandis, dan
dan pedalaman basis komoditas seperti garam, Balaimakam. Perbatinan Delapan dibagi menjadi
parang, dan besi, sarung dan kain serta barang- dua kelompok, yaitu: (1) Perbatinan Induk-Pucuk;
barang konsumsi lainnya untuk dipertukarkan yang meliputiperbatinan-perbatinan Petani, Air
dengan hasil hutan. Jamban Duri, Pinggir, dan Semunai; (2) Perbatinan

222 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Anak; yang meliputi Sembanga/Duri Km.13, Perbatinan Delapan diserahkan melalui tangan
Balaimakam, Kandis, dan Syam-syam. Perbatinan Penghulu Petani. Adapun gadis-gadis orang
Induk-Pucuk memperoleh kedudukan tersebut Sakai diserahkan di Balai Pungut, tempat para
karena masing-masing mempunyai barang-barang bangsawan beristirahat (Balai = rumah/tempat,
pusaka yang dianggap sakti. Perinciannya adalah dan Pungut = memungut/memilih untuk diambil).
sebagai berikut: Seorang Batin memperoleh bagian kira-kira 10
1. Perbatinan Petani mempunyai tombak yang % dari pajak-pajak yang telah dikumpulkan dan
dapat terbang, bernama bintang berayun. diserahkan kepada raja tersebut. Semula Balai
Memberi isyarat bila ada malapetaka akan Pungut hanya berupa sebuah tempat dengan
menimpa kehidupan masyarakat. beberapa rumah yang dihuni oleh Orang Melayu
2. Perbatinan Air Jamban Duri mempunyai yang menjadi pegawai Kerajaan Siak. Tempat
rotan bercabang yang dinamakan tanah ini digunakan sebagai tempat peristirahatan
sikupang. Membawa kesaktian dan warga keluarga Raja Siak. Pada mulanya daerah ini
masyarakat terbatas dari malapetaka. termasuk dalam wilayah Perbatinan Tengganau.
3. Perbatinan Pinggir mempunyai rambut Melalui hubungan mengangkat saudara
panjang yang sakti. Rambut ini dulunya (hubungan adik beradik) yang dikukuhkan antara
adalah rambut seorang hulubalang yang sakti pegawai istana kerajaan tersebut yang menjadi
yang bernama Jemperi. Rambut tersebut juga kepala pemukiman Balai Pungut dengan Batin
melindungi warga masyarakat ini dari segala Tengganau maka Balai Pungut dapat dijadikan dan
malapetaka. dinaikkan kedudukannya sama dengan sebuah
4. Perbatinan Semunai mempunyai batu Kepenghuluan (desa) yang setaraf kedudukannya
berpayung. Batu ini bertuah dalam dengan Tengganau. Menurut para informan,
membawa rezeki dan kemakmuran warga Kepala Desa Pungut pada waktu itu berfungsi
masyarakatnya. sebagai mata-mata dalam sistem keamanan
wilayah kehidupan Orang Sakai.
Perbatinan pada Zaman Pemerintahan Kerajaan Pengangkatan seorang Batin dalam zaman
Siak Kerajaan Siak selalu dilakukan dengan melalui
Para Batin Orang Sakai (baik Perbatinan suatu upacara penobatan yang diikuti dengan pesta
Lima maupun Perbatinan Delapan) memperoleh makan minum selama tujuh hari tujuh malam. Di
surat pengangkatan menjadi Batin dari Raja samping Batin, Raja Siak juga mengangkat seorang
(Sultan) Siak. Dua buah kelompok perbatinan wakil Batin yang diberi nama Tongkek. Upacara
tersebut masing-masing diperlakukan sebagai penobatan Tongkek lebih sederhana daripada
sebuah satuan administrasi kekuasaan yang jelas upacara penobatan Batin. Tugas seorang Tongkek
wilayah kekuasaan masing-masing. Pemerintahan adalah membantu pekerjaan-pekerjaan Batin,
Kerajaan Siak menarik pajak dan upeti dari khususunya dalam kegiatan pengumpulan pajak,
perbatinan-perbatinan tersebut. Pajak dan upeti dan dalam keadaan Batin berhalangan mewakili
yang ditarik berupa berbagai hasil hutan dan Batin dalam tugas-tugasnya. Tugas seorang Batin
juga anak-anak gadis. Pajak-pajak tersebut dalam dalam zaman Kerajaan Siak, yang kemudian
wilayah Perbatinan Lima diserahkan kepada juga dilanjutkan dalam masa pemerintah
Raja Siak melalui tangan Penghulu (Kepala jajahan Belanda. Di samping mengumpulkan
Desa) Mandau; sedangkan pajak-pajak dari pajak juga menjaga ketertibab kehidupan di

Adat dan Adab Melayu Riau 223


pemukiman (menjaga jangan sampai terjadi merasakan kekuasaan dan kewibawaan Kerajaan
pencurian, perbuatan maksiat, dan perkelahian), Siak, dan ini pun dilakukan melalui para Batin
dan menyelesaikan atau mendamaikan konflik- orang Sakai. Dalam hal-hal khusus, yaitu bila
konflik yang terjadi karena penipuan, pencurian, terjadi peristiwa pembunuhan, barulah opas atau
dan perbuatan-perbuatan maksiat (perzinahan). polisi, yang merupakan alat kekuasaan pemerintah
Seorang Batin dapat menjatuhkan hukuman Belanda menangani masalah ini sampai ke daerah-
denda kepada warga masyarakat yang dipimpinya daerah pedalaman tempat tinggal orang Sakai.
yang kedapatan bersalah karena merugikan Selama zaman pendudukan Jepang kehidupan
sesama warga masyarakatnya. Sedangkan orang Sakai tidak dipedulikan oleh orang Jepang.
hukuman badan ataupun pengadilan karena yang Mereka dibiarkan menjalani cara hidup mereka
bersangkutan melakukan pembunuhan tidak sebagaimana sebelumnya, dan bahkan mereka
dapat diputuskan oleh seorang Batin. Dalam terbebes dari kewajiban membayar pajak ataupun
hal terjadinya pembunuhan maka si pembunuh kerja wajib, walaupun wilayah tempat kehidupan
diserahkan kepada punggawa kerajaan di Balai mereka dijadikan tempat kegiatan-kegiatan
Pungut, dan dalam zaman Belanda diserahkan pembangunan jalan dan kegiatan-kegiatan
kepada Opas atau Polisi. pembangunan lainnya. Mereka melihat kekejaman
tentara Jepang terhadap para pekerja wajib
Perbatinan Zaman Penjajahan Belanda dan Jepang (romusha) yang didatangkan dari Jawa. Sebagian
Masyarakat Sakai tinggal di tempat-tempat kecil dari romusha ini dapat melarikan diroi dari
pemukiman yang terletak di daerah pedalaman rombongan romusha tersebut. Mereka ditolong
dan selalu menjauhkan diri dari kehidupan dan diberi makan dan disembunyikan oleh orang-
bermasyarakat yang lebih luas, maka mereka orang Sakai yang ada setempat. Diantara mereka
tidak pernah atau jarang mempunyai hubungan yang ditolong ini kemudian hidup bersama
langsung dengan orang belanda atau kekuasaan dengan dan menjadi warga masyarakat orang
pemerintah jajahan Belanda yang ada di riau. Sakai yang menolongnya dan kawin dengan
Walaupun kegiatan pencaharian dan pengeboran wanita orang Sakai setempat. Di Muara Busung
minyak telah dilakukan di wilayah Kecamatan ada dua orang Sakai yang menyatakan bahwa ayah
Mandau sejak sebelum Perang Dunia II tetapi mereka adalah romusha yang melarikan diri dan
kontak-kontak langsung dengan orang-orang kawin dengan ibu mereka orang Sakai. Di PKMT
asing (Belanda khususnya) hampir tidak pernah Sialang Rimbun juga ada dua orang warganya yang
terjadi. Menurut keterangan beberapa orang Sakai berayahkan seorang pelarian romusha.
yang telah lanjut usia, mereka selalu menghindari Perbatinan pada zaman Kemerdekaan Republik
orang asing baik orang Belanda maupun orang Indonesia
Melayu karena takut dan malu. Pada zaman pemerintah Belanda dan Jepang
Kekuasaan pemerintah penjajahan Belanda nasib orang Sakai tidak pernah diperhatikan,
di Riau, sama halnya dengan di daerah-daerah maka dalam zaman pemerintahan Republik
lainnya di Indonesia, dimantapkan dengan Indonesia kehidupan dan nasib orang Sakai, sama
menggunakan kekuasaan dari penguasa-penguasa dengan nasib kelompok-kelompok masyarakat
traditional setempat. Di Mandau dan sekitarnya terasing lainnya, diperhatikan oleh pemerintah
adalah dengan melelui kekuasaan Raja Siak. Indonesia dan diusahakan untuk diperbaiki
Sehingga, orang Sakai hanya mengetahui dan dan ditingkatkan taraf dan nasib kehidupannya.

224 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh bertanam padi di ladang, dan bibit-bibit lainnya
pemerintah Indonesia di Riau sejak sekarang ini yang diperlukan. Pemerintah juga menyediakan
terhadap orang Sakai adalah menjadikan mereka pelayanan kesehatan secara cuma-cuma, dan juga
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, dengan sebuah pesawat televisi (dengan tenaga beterei)
cara memasyarakatkan mereka dan membebaskan yang dapat dinikmati bersama pada petang
mereka dari keterasingan atau isolasi. hari. Mereka diberi tambahan pendidikan dan
Usaha-usaha tersebut dimulai pada tahun pengetahuan keterampilan dalam pertanian, dan
1954, yang dilakukan melalui sebuah wadah dalam hidup bermasyarakat secara bergotong
kegiatan yang dinamakan “Civilisatie Masyarakat royong dan saling menghormati (antara lain
Terasing” dengan kegiatan-kegiatan melakukan diajari berpakaian yang benar di muka umum).
inventarisasi jumlah penduduk dengan cara-cara Tetapi yang terpenting diantara semua ini
hidup mereka. Pada tahun 1963, sebagai hasil adalah pendidikan sekolah yang diselenggarakan
lebih lanjut dari Civilisatie tersebut, didirikan Pos oleh Departemen Sosial dan kemudian oleh
PMT (Pemukiman Masyarakat Terasing) di Muara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Basung didirikan di hutan yang telah dibersihkan. Sejak tahun 1963 di Muara Busung telah
Bangunan yang pertama dibangun adalah kantor didirikan sebuah sekolah, namanya persiapan
dan dua buah rumah untuk petugas lapangan. Pada Sekolah Dasar, yang terdiri atas sebuah ruang
tahun 1964 mulai dibangun perumahan untuk kelas dan seorang guru dengan jumlah muridnya
penduduk orang Sakai yang akan dimukimkan. 16 orang. Sebenarnya sekolah inilah yang telah
Rumah yang dibangun sebanyak 70 buah rumah, menjadi sumber utama daya tarik orang Sakai
dan bersamaan dengan itu para petugas lapangan untuk bermukim di Pos PMT Muara basung, yaitu
mulai mendatangi rumah-rumah penduduk karena mereka menginginkan anak-anak mereka
yang tinggal di ladang-ladang mereka, dalam dapat bersekolah dan maju. Mereka mau tinggal
kelompok-kelompok kecil 2 atau 3 rumah, di tepi- di PMT Muara Basung untuk dapat berdekatan
tepi sungai sekitar Muara Basung dalam radius 17 dengan tempat bersekolah anak-anak mereka.
kilometer. Ketika pada tahun 1965 perumahan Pada tahun 1967 ruang kelas yang hanya
untuk pemukiman tersebut selesai dibangun, dan sebuah itu roboh. Robohnya ruang kelas ini
penduduk di sekitar Muara Basung secara mental berkebetulan dengan keinginan Departemen Sosial
sudah siap untuk masuk ke pemukiman, mereka dan para warga setempat untuk memperbesar dan
memasuki pemukiman dan tinggal di pemukiman memperbanyak ruang kelas karena jumlah murid
tersebut sampai dengan permulaan tahun 1970. bertambah banyak., yaitu ada 65 orang yang secara
Jumlah yang tercatat masuk dan tinggal di PMT berpadatan duduk di ruang kelas secara bergiliran
tersebut pada tahun 1965 ada 68 keluarga. Masing- pagi dan sore. Segera dibangun sekolah darurat
masing keluarga tersebut menerima tanah garapan baru yang selesai dibangun pada tahun 1968,
seluass 32 (80 meter persegi). ruang kelasnya ada 4 buah. Baru pada tahun 1982
Selama satu tahun mereka diberi bekal sekolah ini menjadi SD 6 tahun yang dikelola oleh
hidup secara cuma-cuma oleh pemerintah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jumlah
berupa bahan-bahan makanan pokok, pakaian, murid pada tahun 1968 ada 94 orang, dan 5 orang
dan peralatan dapur. Mereka juga diberi alat- diantaranya dinyatakan tamat sekolah. Pada tahun
alat pertanian sederhana (pacul dan parang oleh 1969 jumlah ada 114 orang, dan pada tahun 1970
pemerintah), diberi pinjaman bibit padi untuk jumlah murid ini menurun menjadi hanya 48

Adat dan Adab Melayu Riau 225


orang karena sebagian murid-murid tersebut ikut Dalam kegiatan-kegiatan para kepala desa
orang tuanya kembali ke hutan. Murid-murid yang dalam wilayahnya terdapat orang Sakai,
yang tinggal adalah anak-anak dari keturunan tercakup juga kegiatan-kegiatan penerangan
orang Melayu, para pendatang asal Minagkabau, politik dan pemilihan umum yang ditujukan pada
Batak, Jawa, dan anak-anak dari keluarga orang kelompok-kelompok orang Sakai yang semula buta
Sakai yang tetap tinggal di Muara basung. politik nasional. Dalam pemilihan umum yang
Nama Pemukiman Masyarakat Terasing telah dilakukan orang sakai selalu memilih Golkar.
(PMT) pada tahun 1976 diganti namanya menjadi Secara Ideologi dengan demikian pada masa
Pembinaan Kesejahteraan Masyarakat Terasing sekarang ini orang sakai tidak lagi terisolasi dari
(PKMT). Kelompok-kelompok masyarakat masyarakat luas Indonesia, tetapi secra sosial dan
terasing orang Sakai yang telah dimukimkan dan ekonomi masih berada dalam keadaan terbelakang
dibina adalah di PKMT Buluh Kasap (1977), atau terasing. Pembinaan kesejahteraan hidup yang
PKMT Sialang Rimbun (1979), PKMT Kandis diusahakan oleh pemerintah Indonesia melalui
(1980). Dalam zaman pemerintahan Republik PKMT tidak selamanya berhasil. Taraf hidup
Indonesia, kelompok-kelompok masyarakat mereka sebagian terbesar masih terbelakang.
orang Sakai yang tidak mau dimukimkan dan
dibina ditempat-tempat pemukiman dibiarkan b. Talang Mamak
tinggal di tempat-tempat pilihan mereka masing- Pada masa awal, masyarakat Talang Mamak
masing. Tetapi oleh pemerintah mereka ini secara dipimpin oleh seorang patih yang dipandang
administratif diatur dan ditata kehidupannya sebagai keturunan Datuk Pertapih Nan Sebatang
sehingga mereka merasakan adanya kekuasaan yang dianggap sebagai perancang adat orang
dan kewibawaan pemerintah dan secara langsung Talang Mamak. Tetapi saat ini, patih kehilangan
atau tidak langsung mereka menyadari bahwa kedudukan dan yang memainkan peranan
mereka adalah warga masyarakat yang lebih adalah batin yang berkedudukan di setiap talang
luas yaitu warga masyarakat dan warga negara (yang diperlakukan sebagai desa) karena diberi
Indonesia. kedudukan sebagai kepala desa.
Pembangunan ynag dilaksanakan secara Batin berkuasa dan memimpin sehari-
besar-besaran oleh pemerintah dalam zaman hari ialah batin dengan segala pembantunya.
Orde Baru ini telah juga ikut dinikmati oleh orang Sementara patih hanya dipandang sebagai
Sakai, baik yang telah dimukimkan dan dibina lambang pimpinan lembaga adat yang tertinggi.
di PKMT maupun yang hidup mengelompok Hal ini (Inilah akibat menyamaratakan struktur
dalam satuan-satuan kelompok masyarakat negeri atau desa di mana-mana di Indonesia,
kecil, yaitu berupa fasilitas-fasilitas jalan raya, sehingga struktur suatu negeri, talang atau
pengangkutan umum kendaraan bermotor yang dusun, yang kemudian dijadikan sebagai desa,
relatif murah dan mudah, hasil-hasil industri, bisa kehilangan kemampuannya yang tradisional.
dan berbagai komoditas lainya yang dapat mereka Padahal peranan patih sebenarnya jauh lebih besar
beli di warung-warung dan pasar-pasar setempat, dalam kekuasaan adat serta kepemimpinan sosial
pelayanan kesehatan, dan pelayanan sosial yang dalam masyarakat Talang Mamak. Tidak mustahil,
diperlukan. Kegiatan-kegiatan pemerintahan posisi batin yang kemudian lebih dominan dari
setempat di Riau telah menyebabkan oarng sakai patih akan menyebabkan patih tersingkir dari
juga menjadi terbuka pikirannya mengenai politik. kepemimpinan masyarakat, sehingga pemegang

226 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


tali teraju adat yang pernah sebagai tokoh sentral Monti merupakan tangan kanan yang
itu, akan terkikis oleh perjalanan sejarah). mengawasi terlaksananya hukum adat dan hukum
Hanya bomo atau dukun yang tetap yang berlaku dan merupakan penghubung dengan
bertahan dalam bidangnya. Tokoh ini walaupun orang banyak. Hal ini berarti, bahwa Munti
tidak kelihatan kekuasaannya secara formal, merupakan mata rantai antara orang banyak
namun tetap memegang peranan yang khas, seperti dengan pihak atasan.
dalam upacara turun ke ladang, menyemah tanah Penghulu muda, adalah kepala kaum dari
peladangan, tanah perumahan dan pengobatan. kampung yang menetap di suatu perkampungan,
Selama dukun masih diterima oleh masyarakat yang lama-lama kemudian jumlahnya bertambah
Talang Mamak, niscaya kepercayaan terhadap besar. Dan orang-orang tua, adalah penasehat dan
kekuatan gaib dan roh-roh masih akan tetap merupakan orang kepercayaan dari Batin yang
bertahan, sebab tokoh inilah yang mengamalkan dapat menentukan keputusan dari suatu sidang
kepercayaan serupa itu. pengadilan.
Masyarakat Talang Mamak pernah tersusun
Kekuasaan Batin masyarakat sebagai berikut :
Tiap perkampungan suku Talang Mamak, a) Sultan Kerajaan Inderagiri, mengatur dan
mempunyai perangkat (pemerintahan), yang memelihara hukum dalam kerajaannya,
terdiri dari Batin (Penghulu), Mangku atau sesuai dengan undang-undang yang telah
Pemangku, Munti, Penghulu Muda dan orang dibuatnya.
tua-tua. Kekuasaan Batin selain berfungsi sebagai b) Patih, merupakan menteri khusus yang
penjabat menjalankan pemerintahan, juga sebagi mengatur Suku Talang Mamak. Patih
hakim yang memutuskan sesuatu perkara yang mengatur masyarakat Talang Mamak dengan
terjadi di lingkungan perkampungannya. Namun ketentuan adatnya. Pihak kerajaan tidak
perkara yang dapat diadilinya, terbatas pada mencam-puri kekuasaan patih itu. Tiap
perkara kecil, yang dapat dijatuhi denda dengan talang atau kesatuan masyarakat Talang
seekor kambing atau ayam dua ekor, beras atau Mamak dipimpin lagi oleh batin.
emas tiga tahil yang dapat dibayarkan dengan c) Batin merupakan pelaksana pemerintahan
seperduanya. adat dalam tiap talang atau negeri. Untuk
Setiap keputusan perkara yang diambil oleh melaksanakan adat, batin dibantu oleh :
sidang, harus atas kesepakatan antara Batin, Munti, d) Monti, yang mengatur dan menyelesaikan
Mangku dan orang-orang tua sebagai penasehat. berbagai masalah adat dalam masyarakat
Namun perkara yang lebih tinggi yang tidak dapat serta memimpin upacara adat.
diputuskan oleh Batin, disampaikan kepada Tuk e) Dubalang membantu batin dalam
Patih atau Datuk Perpatih. Di kalangan suku menjalankan sanksi atau denda adat, bagaikan
Talang Mamak, terkenal pula “mahkamah kecil semacam kepolisian dan kebijaksanaan.
dan mahkamah besar”. Mahkamah kecil adalah f) Pengulu merupakan jabatan adat yang
mahkamah yang diadili oleh Batin sementara terendah, yang langsung bersentuhan
mahkamah besar oleh Tuk Patih atau Datuk dengan warga Talang Mamak. Dia menerima
Perpatih. Bila ada sidang mahkamah besar, harus pengaduan dan menjalankan keputusan adat
pula dihadiri oleh Batin yang berada dibawah yang ditetapkan oleh batin dan monti.
kekuasaan Tuk Patih/ Datuk Perpatih. g) Dukun atau bomo yang khusus mengambil

Adat dan Adab Melayu Riau 227


bagian dalam pengobatan dan beberapa bertugas membantu raja dalam menyelesaikan
upacara yang berhubungan dengan makhluk masalah-masalah tertentu. Misalnya, Khalifah
halus. Kuntu yang bergelar Datuk Bandaro mempunyai
h) Rakyat Talang Mamak yang terdiri dari tugas dan kewajiban menyelesaikan perkara Adat.
petani, nelayan, berburu dan meramu Apabila Khalifah Kuntu ditugaskan menyelesaikan
(mengambil hasil hutan). masalah Adat dalam musyawarah Majelis Dewan
Menteri Kerajaan Kampar Kiri, maka bendera
Perkampungan Talang Mamak mempunyai (tonggou) yang berdiri adalah bendera Khalifah
7 talang. Pada mulanya, talang hanya terdiri dari Kuntu. Begitu pula dengan tugas datuk-datuk
1 talang yaitu Durian Cacar, kemudian menjadi 3 lainnya. Datuk Godang Khalifah Batu Sanggan
talang (balai) setelah 3 orang anak Datuk Perpatih berkewajiban menyelesaikan perkara keamanan,
menjadi patih pula. Semua talang itu diperlakukan Datuk Marajo Besar Khalifah Ludai menyelesaikan
sebagai desa, sehingga tiap batin juga telah masalah Hukum, dan Datuk Bendahara Khalifah
memainkan peranan sebagai kepala desa. Adapun Ujung Bukit menangani urusan syarak (agama).
ke 7 talang tersebut adalah Talang Durian Cacar, Kekhalifahan Kuntu dipimpin oleh seorang
Talang Perigi, Talang Sungai Parit, Talang Gedabu, Khalifah yang berasal dari Kenegerian Kuntu.
Talang Sungai Limau, Talang Selantai, Talang Tujuh Disetiap negeri terdapat pucuk negeri dan pucuk
Buah, dan Tangga. Patih Talang Mamak hingga rantau yang disebut Andiko Besar Duo Sekato,
saat ini berjumlah 28 (?) patih, Datuk Perpatih yang berarti memimpin daratan dan air disetiap
Nan Sebatang, Patih Bunga, Patih Cangkudin, negeri. Kenegerian yang di bawah Kekhalifahan
Patih Tagih, Patih Muntah, Patih Tatap, Patih Said, Kuntu yaitu Kenegerian Kuntu, Kenegerian
Patih Gamuk, Patih Besar, Patih Singkat Langan, Padangsawah dan Kenegerian Domo. Setiap
Patih Hitam, Patih Tinggi, Patih Nan Catu, Patih Kenegerian terdapat berbagai suku atau kelompok
Kuning, Patih Man-gunang, Patih Aman, Patih keturunan dan setiap suku memiliki perangkat
Tinggi, Patih Mak Capa, PatihMak Nyusun, Patih adat yang disebut Ninik Mamak.
Mak Mangumum, Patih Tanang, Patih Kacik, Patih Empat kekhalifahan yang bertanggung
Kelulit, Patih Intan, Patih Singkup, Patih Mak Ijin, jawab dalam menjalankan harmonisasi kehidupan
Patih Muhammadiman dan Patih Sutan Pangeran. di serantau kampar kiri, yaitu Kekhalifahan Ludai
yang berpusat di Kanagarian Ludai dengan Gelar
4.2.2.2 Kekhalifahan Dt. Maharajo Besar, Kekhalifah Batu Songgan di
Khalifah merupakan pimpinan dari kenegerian Batu Songgan dengan gelarnya Dt.
satu Kekhalifahan, yang tetap berada di bawah Godang, Kekhalifahan Ujung Bukit di Tanjung
kekuasaan raja. Misalnya khalifah di Kerajaan Belit dengan Gelarnya Dt. Bendaharo dan
Gunung Sahilan tidak lain adalah wakil raja Kekhalifahan Kuntu di Kanegarian Kuntu degan
di daerah. Khalifah tidak berhak mencampuri Gelarnya Dt. Bandaro.
urusan dalam negeri yang berada di bawah Sejarah keberadaan Masyarakat Adat
pengawasannya secara langsung tanpa persetujuan Kuntu dilalui dengan beberapa fase yaitu fase
Dewan Menteri. Raja dan Urang Godang Khalifah awal dan kesultanan Kuntu, Kerajaan gunung
tidak lain hanya sebagai badan pengawas, Sailan, masa pra kemerdekaan dan kemerdekaan.
pengatur, atau koordinator terhadap daerah Tidak sampai seabad setelah wafatnya Rasulullah
yang ada di bawah kekuasaannya. Khalifah juga SAW, agama Islam telah menjejakkan kakinya

228 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


di nusantara, yakni melalui hubungan dagang Bani Fatimiyah menempatkan satu pasukan
antara Ke-Khalifahan Bani Ummayah (661– tentara di bawah komando Panglima Zulfikar
750) di Damaskus dengan Kerajaan Sriwijaya Al-Kamil. Setelah 23 tahun kekhalifaahn Bani
Jambi (sebelum Sriwijaya Palembang). Melalui Fatimiyah diruntuhkan oleh Salahuddin al-
hubungan itu pada tahun 718 M, Sri Maharaja Ayubi di Mesir(1168), kesyahbandaran Daya
Sirindrawarman masuk Islam. Sehingga wilayah Pasai yang dipimpin oleh Laksamana Kafrawi al-
sentral produksi merica Nusantara yang telah Kamil, berada dalam kevakuman pemerintahan
terkenal sejak tahun 500-an, seperti daerah induk. Akibatnya, pada tahun 1191 pasukan
Batang hari Jambi, Kuntu Kampar, Minangkabau Zulfikar alKamil di muara sungai Kampar Kiri ini
dan Aceh Barat, secara defacto berada dalam dipukul mundur oleh tentara Darmasraya Jambi.
kekuasaan Kerajaan Islam yang tunduk kepada (Tahun 1191 merupakan tahun wafatnya Syekh
Khalifah Bani Umayyah. Burhanuddin yang di makamkan di Kuntu, apakah
Namun 4 tahun setelah kejadian itu, dia Zulfikar al-Kamil atau hanya kebetulan?
Kerajaan dinasty Tang Cina, merebut semua wallahu a’lam).
wilayah penghasil merica nusantara. Kerajaan Pada tahun 1204, Kondisi Laksamana
Sriwijaya Jambi yang telah Islam dibumi Kafrawy al-Kamil yang sudah tua, ditambah
hanguskan, diganti dengan munculnya Kerajaan hilangnya pusat pemerintahan Bany Fatimiyah
Sriwijaya Palembang yang beragama Budha di Mesir, dimanfaatkan oleh kapten Johan Jani,
Mahayana dibawah kekuasaan Dinasty Saylendra. panglima kapal perang kesyahbandaraan Daya
Sedangkan di Jambi sendiri saat itu berdiri Pasai untuk memberontak. Hingga Laksamana
Kerajaan Darmasraya yang juga beragama Budha. Kafrawy al-Kamil terbunuh, dan Johan Jani
Akibatnya, hampir selama 400 tahun kemudian mengangkat dirinya sebagai Laksamana Daya
(730-1128) perkembangan Islam, khususnya di Pasai, sekaligus merubah status Daya Pasai dari
Kepulauan Sumatera nyaris terhenti. (dimasa kesyahbandaran menjadi Kerajaan utuh. Ia
inilah dalam ungkapan masyarakat Kuntu dikenal menjadi Raja Daya Pasai pertama dengan gelar
istilah “Apik Tupai Panggang Kaluang”. “Tuanku Sri Sultan Djohan Djani Alam Sjah.”
Untunglah sesudah itu di Mesir berdiri Meskipun Daya Pasai adalah Kerajaan Islam,
Ke-Khalifahan Bani Fatimiyah (976-1168) tetapi bukan Kerajaan nasional Indonesia, sebab
melanjutkan usaha monopoli perdagangan di Laksamana Johan Jani atau “Tuanku Sri Sultan
wilayah Sumatera yang secara berturut-turut Djohan Djani Alam Sjah” dan para penerusnya
berhasil merebut kembali sentral penghasil adalah orang-orang Gujarat (India). Mungkin
merica di muara sungai Pasai dan di hulu sungai inilah sebabnya Daya Pasai tidak disebut sebagai
kampar kiri. Di wilayah ini kemudian dibentuk Kerajaan Islam Pertama di Nusantara, melainkan
kesyahbandaran Daya Pasai (1128 – 1204) yang Samudera Pasai sebagaimana yang dipelajari
tunduk dibawah kekuasaan Bani Fatimiyah bangku-bangku sekolah.
di Mesir, sebagai pelabuhan Islam pertama di Samudera Pasai sendiri berdiri pada tahun
kepulauan nusantara. 1285, yakni setelah Kerajaan Daya Pasai hancur
Khusus untuk wilayah di sekitar lebur dihantam gempuran dari dua arah, yakni
muara sungai kampar kiri yang merupakan dari darat oleh pasukan Marah Silu alias Iskandar
centra penghasil rempah terbesar, melalui Malik yang memimpin kelompok muslim pribumi
kesyahbandaraan Daya Pasai, Ke-Khalifahan dari Batak Aceh Gayo, dan dari laut diserang

Adat dan Adab Melayu Riau 229


oleh armada dari Ke-Khalifahan Bani Mamaluk ekspansi besar-besaran dalam mengambil alih
yang dipimpin oleh Laksamana Ismail As Siddik. kendali perdagangan rempah2 sumatera melalui
Pada saat yang sama, armada Tamiang pimpinan sebuah gerakan yang dikenal dengan istilah
Laksamana Yusuf Kayamudin yang bekerjasama “Pamalayu Expedition”. Gerakan ini berhasil
dengan pasukan perang Dinasty Yuang berusaha mengambil alih wilayah pusat produksi rempah
menyerang pasukan Iskandar Malik namun di Kuntu Kampar, meskipun tidak berhasil
keduanya berhasil dihancurkan oleh armada menjatuhkan Kerajaan Samudera Pasai dan Aru
perlak di bawah komando Laksamana Muhammad Barumun.
Amin. Muhammad Amin sendiri adalah Ayah Pada tahun 1292, Kerajaan Singosari di
tiri dari Marah Silu, sehingga berdasarkan Jawa timur ditumbangkan oleh Kerajaan Kediri
persetujuan Muhammad Amin, Marah Silu atau yang kemudian juga musnah oleh Kerajaan
Iskandar Malik dinobatkan oleh Laksana Ismail Majapahit. Akibatnya, sisa balatentara Singosari
menjadi Raja di Pasai yang berganti nama menjadi dalam “Pamalayu Expedition” yang berada di
Kerajaan Samudera Pasai dengan gelar “Sultan Kuntu Kampar, menjadi terisolasi dari Induknya
Malikus us Saleh.” yang telah musnah, sehingga Sultan Malik ul
Sultan Malikul Saleh, memiliki dua orang Mansur, Raja Aru Barumun dengan mudah
putra, yakni Pangeran Malik Tahir dan Pangeran merebut kembali wilayah Kuntu Kampar nyaris
Malik ul Mansur. Sepeninggal Malikul Saleh, tanpa perlawanan dan dibiarkan pula oleh pihak
pangeran Malik ut Tahir naik tahta (1296 – 1327) samudera Pasai yang sejak tahun 1279 Kerajaan
Memimpin Samudera Pasai. Sedangkan pangeran Perlak sebagai induknya telah berada di bawah
Malik ul Mansur yang menikahi salah seorang kekuasaan Majapahit.
cucu dari Sultan Bahaudin Kamil, yakni Putri Atas dasar itulah kemudian, Sultan Malikul
Nur Alam Kumalasari, memilih untuk tinggal dan Mansur, Raja Aru Barumun mendeklarasikan
memimpin di wilayah muara sungai Barumun berdirinya kesultanan Kuntu Kampar sebagai
sejak tahun 1295 (setahun sebelum pengangkatan Kerajaan kecil (semacam propinsi) dibawah
Malik ut Tahir menjadi Raja Samudera Pasai kesultanan Aru Barumun. Sultan Malikul Mansur
II). Entah karena pengaruh faham Sunny yang mengangkat putranya, Sultan Said Amanullah
dianut oleh isterinya, Pangeran Malik ul Mansur Perkasa Alam sebagai Sultan Kuntu yang pertama.
akhirnya membangkang pada Kerajaan Samudera Menurut buku Tuanku Rao, Sultan Anmanullah
Pasai yang saat itu dipimpin oleh saudaranya yang Perkasa Alam, berwatak buruk, Sombong dan
berfaham syi’ah. Sehingga pada tahun 1299 Malik suka menindas penduduk setempat. Karena
ul Mansur mendirikan kesultanan Aru Barumun. kesombongannya itu pula dia tidak mau mengakui
Guna menghindari perang saudara, serta bahwa kakeknya, Sultan Malikus Saleh (Raja
khawatir dengan sabotase dari orang-orang Samudera Pasai) adalah orang Sumatera, melainkan
Gujarat (India) bekas Kerajaan Daya Pasai yang katanya keturunan Iskandar Zulkarnain. Mitos
mengincar menjadi Raja Daya Pasai ke-7, akhirnya inilah yang kemudian berkembang di wilayah
Kerajaan dibagi dua, menjadi Kerajaan Samudera Kesultanan Kuntu Kampar.
Pasai dan Kerajaan Aru Barumun yang wilayahnya Kesultanan Kuntu Kampar terletak di
dibatasi oleh sungai Tamiang Aceh. Minangkabau Timur, daerah hulu dari aliran
Pada masa yang sama, yakni sekitar 1275- Kampar Kiri dan Kanan. Kesultanan Kuntu
1289, Kerajaan Singosari di Jawa melakukan atau juga disebut dengan Kuntu Darussalam di

230 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


masa lalu adalah daerah yang kaya penghasil Kuntu juga adalah wilayah yang strategis sebab
lada dan menjadi rebutan Kerajaan lain, hingga terletak terbuka ke Selat Melaka, tanpa dirintangi
akhirnya Kesultanan Kuntu dikuasai oleh pegunungan. Kuntu juga adalah tanah tua yang
Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Kini mulamula dimasuki Islam yang dibawa oleh para
wilayah Kesultanan Kuntu hanya menjadi sebuah pedagang dan di masa itu baru dianut di kalangan
cerita tanpa meninggalkan sedikitpun sisa masa terbatas (pedagang) karena masih kuatnya
kejayaan, Kesultanan Kuntu kini berada di wilayah pengaruh agama Budha yang menjadi agama
Kecamatan Kampar Kiri (Lipat Kain) Kabupaten resmi Sriwijaya di masa itu. Ketika Cina merebut
kampar. pasaran dagang yang menyebabkan para pedagang
Kuntu di masa dahulu adalah sebuah daerah Islam Arab-Persia terdesak, maka penyebaran
yang sangat strategis baik dalam perjalanan sungai Islam sempat terhenti.
maupun darat. Di bagian barat daya Kuntu, di Para pedagang Arab-Persia-Maroko mulai
seberangnya ada hutan besar yang disebut Kebun kembali berdagang di Kuntu dalam abad ke XII
Raja. Di dalam hutan yang bertanah tinggi itu, Masehi di masa kekuasaan Kesultanan Mesir era
selain batang getah, juga ada ratusan kuburan Fatimiyah, dinasti yang mendirikan Universitas
tua. Satu petunjuk bahwa Kuntu dulu merupakan Al Azhar di Kairo. Kuntu juga memiliki hubungan
daerah yang cukup ramai adalah ditemukannya erat dengan Kerajaan Islam Dayah di Aceh di
empat buah pandam perkuburan yang tua sekali bawah Sultan Johan Syah dalam hal perniagaan.
sehingga hampir seluruh batu nisan yang umumnya Setelah Kerajaan Pasai berdiri, mereka bahkan
terbuat dari kayu sungkai sudah membatu berhasil memonopoli perdagangan rempah-
(litifikasi). Salah satu di antara makam makam tua rempah di Kuntu. Pada waktu itu dihulu sungai
itu makam Syekh Burhanuddin, penyiar agama Siantan sudah ada suatu Kerajaan yang bernama
Islam dan guru besar Tarekat Naqsabandiyah yang Kerajaan Putri Lindung Bulan yang Rajanya
terdapat di Kuntu. Makam itu berada dekat Batang berasal dari Hindustan yang mana Kerajaan ini
Sebayang. Syekh Burhanuddin diperkirakan lahir pernah diserang oleh Raja kedatangan Hindustan
530 H atau 1111 M di Makkah Almukarramah juga, karena beliau tidak bisa memerangi Raja/
dan meninggal pada 610 H atau 1191 M. Menurut Ratu Putri Lindung Bulan Aditiawarman terus
buku Sejarah Riau yang disusun oleh tim penulis lari arah ke barat setelah beberapa lama dalam
dari Universitas Riau terbitan tahun 1998/1999, perjalanan mereka sampai ke Luhak Tanah
Kuntu adalah daerah yang pertama-tama di Riau
Datar, karena ia lengkap membawa senjata
yang berhubungan dengan pedagang-pedagang
Aditiawarman disambut dengan baik oleh
asing dari Cina, India, dan negeri Arab Persia.
penduduk Tanah Datar karena takut dengan
Kuntu juga daerah pertama yang memainkan
kelengkapan senjatanya, setelah beberapa lamanya
peranan dalam sejarah Riau, karena daerah lembah
dan akhirnya Aditiawarman menjadi penguasa
Sungai Kampar Kiri adalah daerah penghasil lada
dan menobatkan dirinya sebagai Raja Minang
terpenting di seluruh dunia dalam periode antara
Kabau di Pagaruyuang dengan menaklukkan
5001400 masehi.
tiga jurai Aditiawarman berkuasa 1339 sampai
Zaman dahulu, Kuntu dikenal sebagai
1376 dan anaknya Anggawarman 1377 sampai
daerah yang subur dan berperan sebagai gudang
penyedia bahan baku lada, rempah-rempah 1400 an, yaitu Sultan Bakilap Alam, adalah raja
dan hasil hutan. Pelabuhan ekspornya adalah pertama yang diakui, Sultan persembahan, Sultan
Samudra Pasai, dengan pasar besarnya di Gujarat. Alif, Sultan Banandangan, Sultan Bawang (Sultan

Adat dan Adab Melayu Riau 231


Muning l), Sultan Patah (Sultan Muning ll), Sultan pengaturan kelautan, dan Panglima untuk
Muning lll, Sultan Sembahyang, Putri Gadih Reno mengatur wilayah daratan. 
Sumpur, Sultan Ibrahim, dan Sultan Usman. Pemerintahan yang berada di daerah-
Aditiawarman tidak tercatat sebagai daerah diatur dan dipimpin oleh para Kepala Suku
Raja Minang Kabau tetapi berkuasa di Minang yang mempunyai gelar Penghulu, Orang Kaya,
Kabau Pagaruyung, bersama anak keturunannya dan Batin. Ketiga jabatan tersebut tingkatannya
yaitu Anggawarman sampai Raja pertama yang sama, hanya saja bagi Penghulu mereka tidak
dinobatkan. Dan selanjutnya kembali kepada memiliki hutan tanah (tanah ulayat). Penghulu
pengikut Parpatih Nan Sabatang, yang turun juga memiliki pembantu, yaitu: Sangko Penghulu
dari Luhak Lima Puluh, adalah 5 (lima) datuk ke (wakil penghulu), Malim Penghulu (pembantu
Lima Kota (Kuok, Bangkinang, Salo, Air Tiris, urusan agama), dan Lelo Penghulu (pembantu
dan Rumbio) di sungai Kampar Kanan, dan tiga urusan adat).
datuk ke Gunung Lelo Malintang, dan Muaro Sedangkan Batin dan Orang Kaya adalah
Takui (Muara Takus). Di Kampar Kiri diantaranya orang yang mengepalai suku asli misalnya
Dt.Raja Godang yang di Kuntu. Dengan telah Perbatinan Sakai, yang diwariskan secara turun-
hilangnya Kerajaan Putri Lindungan Bulan di temurun. Batin memiliki hutan tanah (tanah
sungai Siantan, yang disebut Kerajaan Minang ulayat). Di dalam bertugas, batin dibantu
Kabau Timur, atau Kerajaan Minang Tauwan/ oleh: Tongkat (pembantu dalam urusan yang
Kuntu Kampar. Pada abad 14 sampai abad 17, menyangkut kewajiban-kewajiban terhadap
Kuntu dikuasai oleh Kerajaan Pagaruyung, Minang sultan), Monti (pembantu urusan adat), dan
Kabau, dan diri sinilah cikal bakal Kerajaan Antan-antan (pembantu yang dapat mewakilkan
Gunung Sahilan yang berada di sungai Kampar. seorang Tongkat atau Monti jika keduanya sedang
berhalangan) 
4.2.2.3 Kerajaan Sistem pemerintahan yang dirancang oleh
a. Kerajaan Siak Sri Indrapura Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah bertahan  hingga
Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah merupakan masa pemerintahan Sultan Syarif Hasim Abdul
sultan yang merumuskan awal landasan sistem Jalil Syarifuddin. Pada masa Sultan Syarif Hasim
pemerintahan di Kesultanan Siak. Sistem Abdul Jalil Syarifuddin, ia mengubah sistem
pemerintahan di Kesultanan Siak mengatur pemerintahan dan merumuskan landasan sistem
bahwa Sultan memiliki Dewan Kesultanan sebagai pemerintahan Monarchy Konstitusional. Sistem
pembantu Sultan dan fungsinya sebagai Pelaksana pemerintahan ini diawali dengan disusunnya dan
dan Penasihat Sultan. Dewan Kesultanan terdiri diberlakukannya Al Qawa’id atau Babul Qawa’id
dari Datuk Tanah Datar dengan gelar Sri Paduka (Konstitusi Tertulis Kesultanan Siak). Perubahan
Raja Datuk Lima Puluh dengan gelar Sri Bejuangsa, sistem pemerintahan juga terjadi di dalam
Datuk Pesisir dengan gelar Sri Dewa Raja Datuk lembaga Kesultanan. Sultan di dalam menjalankan
Kampar dengan gelar Maharaja Sri Wangsa. Selain pemerintahannya dibantu oleh pejabat kesultanan
keempat datuk, terdapat Datuk Bintara kanan dan yang memimpin lembaga kesultanan yang berada
Bintara Kiri yang bertugas dalam pengaturan di pusat maupun yang berada di daerah, terdiri
tata pemerintahan, hukum dan undang-undang dari:
kesultanan, Datuk Laksmana bertugas dalam 1. Dewan Menteri. Bertugas dalam memilih dan
mengangkat seorang sultan dan membantu

232 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


sultan dalam merumuskan hukum peraturan 4. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Shah (1766–
dan undang-undang 1780)
2. Hakim Kerapatan Tinggi. Bertugas dalam 5. Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam
setiap pengadilan umum dalam kasus-kasus Shah (1780–1782)
yang melibatkan masyarakat Siak. 6. Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Shah
3. Hakim Polisi. Kepala pemerintahan dalam (17821784)
tingkat Provinsi sebagai wakil sultan. 7. Sultan al-Sayyid al-Sharif Ali Abdul Jalil
4. Hakim Syariah. Hakim Syariah ada dua, Syaifuddin Ba’alawi (1784–1810)
yaitu Kadi Siak dan Imam Jajahan. Kadi 8. Sultan al-Sayyid al-Sharif Ibrahim Abdul Jalil
Siak bertugas dalam menangani pengadilan Khaliluddin (1810–1815)
tentang harta pusaka dan warisan serta dalam 9. Sultan al-Sayyid al-Sharif Ismail Abdul Jalil
masalah hukum adat. Imam Jajahan bertugas Jalaluddin (1815–1854)
sebagai pembantu Kadi Siak. 10. Sultan al-Sayyid al-Sharif Qasim Abdul Jalil
5. Hakim Kepala Suku. Tingkatan pemerintahan Syaifuddin I (Syarif Qasim I, 1864–1889)
yang terendah dan tugasnya adalah sebagai 11. Sultan al-Sayyid al-Sharif Hashim Abdul Jalil
pemimpin pemerintahan dan pengatur Muzaffar Shah (1889–1908)
kehidupan bermasyarakat, beragama, dan 12. Sultan al-Sayyid al-Sharif Qasim Abdul Jalil
bernegara di dalam suku-sukunya masing- Syaifudin II (Syarif Qasim II), (1915–1949)
masing. Hakim Kepala Suku berada dibawah
naungan Hakim Polisi  Wilayah Kesultanan Siak
Pada masa awal, wilayah Kerajaan Siak
Sistem pemerintahan ini sempat diubah oleh merupakan daerah yang berada di bawah
belanda. Sultan memerintah tanpa didampingi oleh Kesultanan Melaka. Siak pada masa itu merupakan
Dewan Menteri karena kedudukan pemerintahan sebuah pusat penyebaran dakwah dan syiar Islam
telah dihapuskan dan wilayah Kesultanan Siak dan merupakan wilayah dengan Islam yang kental,
dipersempit yang awalnya memiliki 10 provinsi sehingga berdampak pada peradaban, kebudayaan
menjadi hanya 5 distrik. Sistem pemerintahan ini dan adat. Hingga dikatakan bahwa orang yang
bertahan hingga pemerintahan Sultan Syarif Kasim pandai dalam pengetahuan Islam dikenal dengan
Sani Abdul Jalil Syarifuddin atau yang dikenal juga sebutan Orang Siak.  
sebagai Sultan Kasim II Mendeklarasikan bahwa Wilayah kekuasaan Kesultanan Siak
Kesultanan Siak Sri Indrapura menjadi bagian dari setidaknya mengalami 3 fase perubahan dari saat
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun awal didirikannya Kesultanan Siak Oleh Sultan
1946.  Abdul Jalil Rakhmat Syah pada tahun 1723 sampai
Berikut Sultan Siak Sri Indrapura yang saat masa sultan terakhir Sultan Syarif Kasim II.
pernah berkuasa: Pada saat masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil
1. Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah I (1725– Syah, daerah kekuasaannya meliputi Perbatinan
1746) Senapelan, Perbatinan Gasib, Perbatinan
2. Sultan Abdul Jalil Rahmad Shah II (1746– Sejaleh, Perbatinan Perawang, Perbatinan Sakai,
1765) Perbatinan Petalang, Perbatinan Tebing Tinggi,
3. Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Shah (1765– Perbatinan Senggoro, Perbatinan Merbau,
1766) Perbatinan Rangsang, Kepenghuluan Siak Kecil,

Adat dan Adab Melayu Riau 233


Kepenghuluan Siak Besar, Kepenghuluan Rempah, selama masa kehamilan tidak mengalami masalah-
dan Kepenghuluan Betung.  masalah kehamilan terutama pada saat hamil
Pemerintahannya berpusat di daerah sulung (hamil anak pertama). Calon ibu berserta
Buantan. Seiring berjalannya waktu, Raja Kecik sang suami dan keluarga diharuskan berpatang
memperluas daerah kekuasaannya dan merebut larang selama masa kehamilan. Segala tingkah laku
Rokan Tanah Putih, Bangka dan Kubu. Pada tahun yang diperbuat akan mempengaruhi kelak bagi
1724 dan 1726 Siak menyerang orang-orang Bugis perkembangan dan kehidupan sang jabang bayi.
di Kedah, tetapi Kedah tidak berhasil ditaklukan.   Pantang larang ini tidak hanya diperuntukkan
Wilayah kekuasaan Kesultanan Siak mencapai bagi sang ibu tapi juga untuk suami dan keluarga
titik puncak perluasan wilayahnya pada saat masa yang lain.
pemerintahan Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi.  Seorang perempuan yang hamil dilarang
Pada saat pemerintahan Sultan Syarif Ali bekerja keras. Segala geraknya dibatasi, tidak boleh
Abdul Jalil Baalawi, Kesultanan Siak mengalami menewati tempat-tempat berpenunggu, harus
perluasan wilayah hingga melingkupi 12 wilayah berpakain bersih dan berdandan yang rapi, dan
jajahan yang terdiri dari Kotapinang Pagarawan, juga selalu memakai harum-haruman. Sang caon
Batubara Bedagai, Kualuh, Panai, Bilah, Asahan, ibu juga harus meminum ramuan-ramuan yang
Serdang, Deli, Langkat, dan Temiang yang tertentu, melakukan amalan tertentu, misalnya
berbatasan dengan Aceh dan wilayah taklukan membaca surat Yusup di awal-awal kehamilan
Sambas di Kalimantan.  hingga akan melahirkan, hal ini sangat dipercaya
Luas wilayah kekuasaan Kesultanan Siak kelak akan mendapatkan anak yang baik dan
mengalami penyusutan wilayah yang cukup tampan seperti nabi Yusup. Pembacaan surat
signifikan pada tahun 1858 yang diakibatkan Yusup ini dilakukan tiap-tiap selesai shalat lima
ditandatanganinya Traktat Siak. Perjanjian itu waktu dan shalat-shalat sunat lainnya. Semakin
sendiri  diwakili oleh dua orang yaitu Residen Riau sering mambaca surat Yusup maka akan semakin
J.F. Niewenhuyzen dan Sultan Syarif Ismail Abdul baik untuk jabang bayi. Selain itu juga calon ibu
Jalil Syarifuddin. Isi perjanjian tersebut adalah diharapkan berjalan pagi mengarungi embun
Belanda mengakui hak otonomi Siak atas daerah melekat di rumput-rumput, meminum air kelapa
Siak asli dan Siak menyerahkan daerah jajahannya muda, meminum air ujung rambut sesudah dan
yaitu Deli, Serdang, Langkat, dan Asahan kepada sebagainya. Maksud petunjuk dan semua larangan
pemerintah kolonial Belanda.  itu, memudahkan dan selamat melahirkan
Traktat Siak juga menjadikan Kesultanan serta anak yang dilahirkan menjadi anak yang
Siak berada di bawah naungan pemerintah sempurna. Semua keluarga diminta untuk
kolonial Belanda. menjaga perasaannya supaya tidak kecewa, tidak
cemas dan khawatir. Semua perasaan tersebut
4.3 Adat dalam Upacara Daur Hidup (Rite de akan mempengaruhi watak dan perkembangan
Passage) anak di dalam kandungan.
4.3.1 Adat-Istiadat Kehamilan Sang calon ayah, sejak istrinya hamil
Adat kehamilan merupakan ritual dan haruslah berhati-hati ketika melakukan pekerjaan
upacara yang dilakukan pada masa kehamilan. dan tindakkan. Misalnya tidak boleh membunuh
Tradisi ini dimaksudkan agar kelak mendapatkan binatang, memaku sesuatu, mengikat sesuatu
anak ataupun zuriah yang baik, dan sang ibu dengan tali atau rotan, menyacak kayu pagar

234 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


yang runcing dan sebagainya. Semua pantang perbuatan mengikat-ngikat tali dengan
larang tersebut jika dilanggar dikhawatirkan simpul mati dikhawatirkan akan sukar bagi
bisa menyebabkan terjadinya sesuatu yang tidak istrinya ketika melahirkan;
diinginkan terhadap sang jabang bayi. b) Tida melakukan pekerjaan yang jarang
Beberapa pantang larang di dalam diperbuat, umpamanya pergi berburu atau
kehamilan sebagai berikut: kerja memancing (kecuali memang pekerjaan
tetap, dikhawatirkan si anak akan cacat;
Pantang Larang untuk Sang Ibu c) Tidak diperkenankan membunuh
a) Tidak diperkenankan untuk melalui atau sembarangan kepada hewan tertentu, karena
melewati tempat jemuran kain. Hal ini akan mendatangkan petaka kepada si anak
dikhawatirkan anaknya akan dalam keadaan ketika lahir nanti, atau malah menyebabkan
melintang; kematian;
b) Tidak diperkenankan untuk membelah ikan d) Tidak diperkenankan mencacak pagar atau
dibagian kepak, terutama jika ikan itu besar, tiang rumah yang sifatnya menetap, bersebab
takut kelak anak yang dilahirkan menjadi akan mendatangkan kesukaran ketika
cacat atau sumbing bibirnya; istrinya melahirkan
c) Tidak diperbolehkan membelah puntung e) Pada saat sang istri memasuki kehamilan
kayu, dikhawatirkan anaknya akan kelak tiga bulan, tidak dibenarkan lagi berjalan
cacat; keluar rumah sewaktu magrib, jika hal ini
d) Tidak boleh mencacak pagar, ditakutkan dilakukan dikwatirkan sang anak nantinya
akan susah ketika melahirkan; akan menangis di waktu malam.
e) Tidak boleh mengikat tali, rotan atau akar,
sukar ketika melahirkan Upacara yang dilakukan pada masa
f) Tidak dibenarkan seseorang itu melewati kehamilan adalah sebagai berikut:
atau melintas dibelakang kepada perempuan
hamil yang sedang duduk, takut menyerupai a. Meniga Bulan
orang yang duduk di belakang. Jika hendak Meniga bulan adalah rangkaian upacara
lewat di belakang hendaklah diberitahu kehamilan yang dilaksanakan pada usia kandungan
dahulu; tiga bulan, menurut perhitungan bidan. Tujuan
g) Tidak boleh melilit kain atau sesuatu di leher, upacara dimaksudkan sebagai permohonan
ditakutkan kaki si anak akan terlilit tali pusat kepada Allah Swt agar bayi dalam kandungan
ketika lahir; sehat dan selamat, melihat kesehatan sang calon
i) Tidak boleh dilakukan sang calon ibu ibu, dan memberitahukan kepada semua keluarga
adalah membicarakan (menggunjingkan) agar calon ibu yang sedang hamil dapat dijaga
keburukan orang lain, hal ini nantinya bersama-sama.
dikhawatirkan sang anak akan menyerupai Sebelum upacara dilaksanakan, keluarga
kepada orang yang dicacinya. pihak suami menemui keluarga isteri untuk
berunding. Keluarga pihak suami yang berkunjung
Pantang Larang untuk Sang Ayah membawa sesisir pisang dan segantang beras
a) Tidak diperbolehkan seorang suami ketika lengkap dengan lauk-pauknya.
istrinya sedang hamil untuk melakukan Kedatangan kunjungan dari pihak suami

Adat dan Adab Melayu Riau 235


diterima oleh pihak keluarga istri dengan gembira Jika seandainya melalui ramalannya ternyata pada
karena dari bawaannya, mereka sudah dapat perempuan yang hamil itu ditemui penyakit atau
menebak, bahwa mereka harus bersiap-siap untuk urat-urat yang salah, ketika itu juga diobat dan
menerima anggota baru bagi keluarga mereka. dibetulkan oleh bidan (dukun beranak) dengan
Oleh karena keluarga kedua belah pihak bertemu membaca mantera-mantera tertentu sambil
mereka bermusyawarah mencari dan menentukan mengurut-urut perut perempuan yang hamil
saat yang baik untuk melakukan upacara meniga tiga bulan tersebut. Tetapi seandainya menurut
bulan. Dalam musyawarah ini harus diputuskan ramalannya perempuanyang hamil itu sehat tidak
tempat mengadakan upacara meniga bulan ada kelainan-kelainan, maka dukun beranak
(biasanya yang paling baik di rumah perempuan hanya memberikan kepada perempuan hamil itu
yang hamil itu). berupa obat, agar anak yang di dalam kandungan
Setelah musyawarah itu dapat mengambil itu bertambah kuat.
suatu keputusan, pertemuan diakhiri dengan Setelah itu mayang yang terurai itu
makan bersama segala pembawaan dari pihak direndam ke dalam pasu yang berisi air bersih.
keluarga suami tadi. Ketika itu perempuan yang Pasu yang berisi rendaman mayang itu disebut
hamil itu tidak lagi dalam keadaan mengidam. pasu nan bagewang. Air bersih rendaman mayang
Selanjutnya dukun beranak pun diberitahukan tersebut digunakan untuk mandi perempuan
tempat dan hari untuk melaksanakan upacara hamil itu, dengan cara mengambil sedikit-
meniga bulan. Sebelum upacara meniga bulan sedikit air rendaman mayang itu lalu dicampur
dimulai, dukun beranak menyuruh siapkan dengan air bersih biasa baru digunakan untuk
peralatan yang masih terbungkus, sepasu air mandi (membersihkan badan). Mandi dengan
bersih dan tempat tidur dengan perlengkapannya. air rendaman mayang dilakukan selama tiga atau
Apabila semua keperluan itu telah siap, dukun tujuh hari.
beranak pun dipanggil dan beberapa orang Lambang-lambang yang terkandung dalam
keluarga terdekat diundang. Selama upacara unsur-unsur upacara, sebagai berikut:
meniga bulan itu berjalan semua yang hadir tidak a) Pisang, mengandung makna agar anak
boleh berisik dan harus mengikuti upacara itu berbudi pekerti yang manis, bertingkah laku
dengan hidmat. Perempuan yang hamil tiga bulan yang baik sehingga ia disenangi orang seperti
itu berbaring di tempat tidur yang telah disiapkan. orang menyenangi pisang.
Dukun beranak mengambil mayang b) Beras berarti menyatakan rasa syukur
pinang dan kemudian membersihkannya. Setelah atas rahmat yang diberikan Tuhan.karena
dianggap cukup bersih, mayang pinang itu telah mengabulkan permintaan untuk
dimantrai, kemudian dipecahkan dengan cara mendapatkan anak.
memukulnya ke lantai sehingga seludangnya c) Mayang pinang diibaratkan sebagai cermin
(pembungkus mayang) terpecah dan mayangnya yang dapat menunjukkan keadaan urat-urat
terurai ke luar. Kemudian dukun beranak itu dan anak yang terdapat dalam perut wanita
mempelajari dari pecahan mayang yang terurai yang sedang hamil itu.
itu. Dengan itu dukun beranak dapat meramalkan d) Pasu merupakan tempat air yang dapat
keadaan perempuan yang hamil tiga bulan itu, menghindarkan dari gangguan roh-roh halus
apakah ada penyakit atau urat-urat yang salah dan syetan, terutama gangguan dari hantu
yang diderita oleh perempuan yang hamil itu. air.

236 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Menurut keyakinan, mandi air rendaman diundang ke rumah untuk melihat dan memerikasa
mayang di dalam pasunan bagewang itu akan kehamilan terlebih dahulu. Disaat pemeriksaan
menghindarkan penyakit yang datang dari luar itulah nantinya pihak keluarga meminta kepada
rumah, maupun yang dibawa oleh angin lalu. dukun untuk membantu melahirkan nantinya.
Karena angin lalu selalu diikuti oleh hantu-hantu Pada umumnya bidan yang diminta melakukan
dan syetan-syetan. Selama itu wanita hamil itu tugas tersebut tidak menolak kecuali karena
dilarang mandi ke sumur, agar terhindar dari sebab-sebab tertentu. Sejak saat itu sang suami
gangguan hantu air. dan keluarga dari kedua belah pihak disibukkan
b. Menempah Bidan persiapan dengan upacara menempah bidan.
Menempak bidan atau menentukan bidan Menempah bidan dianggap sangat penting
adalah persiapan yang akan membantu dalam karena berhubungan dengan keselamatan dan
melahirkan kelak. Menempah bidan biasanya kesehatan sang bayi dan sang calon ibu. Bidan
dilakukan sebelum kandungan memasuki usia yang ditempah itu biasanya dua orang yaitu bidan
tujuh bulan. atas dan bidan bawah. Bidan atas nantinya bekerja
Menempah bidan dilakukan oleh sang mengurus sang calon ibu, sedangkan bidan bawah
suami atau orang tua pihak perempuan. Namun mengurus sang bayi yang baru lahir. Agar upacara
sebelum bidan yang akan ditetapkan membantu berjalan dengan lancar dan baik, pihak keluarga
melahirkan nantinya, biasanya bidan yang dipilih dari kedua belah pihak akan mempersiapkan
segala keperluan upacara dengan sebaik-baiknya.
Tempat upacara biasanya dilakukan di rumah
keluarga pihak perempuan namun adakalanya
juga di lakukan di rumah sang bidan. Ketentuan
tempat upacara ini tidaklah teramat penting,
tergantung dari kesepakatan antara keluarga
dengan sang bidan.
Tujuan yang terkandung dalam upacara
menempah bidan ialah untuk membuat ikatan
dengan bidan yang akan membantu secara
penuh proses melahirkan. Dilaksanakannya
upacara menempah bidan menyiratkan secara
tegas keinginan pihak keluaraga benar-benar
mengharapkan sang bidan untuk merawat dan
membantu melahirkan, dengan adanya upacara
ini sang bidan akan memperlihatkan keikhlasan
hatinya untuk merawat sang calon ibu sejak dari
mulai hamil sampai selesai melahirkan.
Beberapa hari sebelum upacara
dilaksanakan, di rumah tempat dilangsungkan
upacara terlihat sangat sibuk mempersiapkan
alat-alat dan segala sesuatunya keperluan untuk
Badundung Talang Mamak. [Foto: InKalam] dibawa ke rumah bidan. Keluarga dari pihak baik

Adat dan Adab Melayu Riau 237


istri maupun suami berkumpul di rumah tersebut. dari beras giling dan jeruk nipis, sedangkan
Seluruh rumah dan halaman dibersihkan. anak batu giling adalah sebuah penggiling yang
Tikar dibentangkan di tengah rumah. Sehari berbentuk bulat panjang dibuat dari batu dan
sebelumnya handai tolan telah diundang datang dipegang dikiri kanannya apabila menggiling.
ke rumah untuk membacakan doa tolak bala yang Setelah upacara membaca doa selesai, maka
dipimpin oleh seorang alim ulama. Kaum laki- utusan itu pun berangkat sambil dilepaskan oleh
laki biasanya berada diruangan depan rumah dan kedua belah pihak, untuk menuju ke rumah bidan
kaum perempuan berada di ruangan belakang. dengan membawa segala kelengkapan upacara
Selesai membaca doa, dihidangkan makanan yang serta ditemani beberapa orang anak laki-laki.
telah dimasak sebelumnya secara bersama-sama. Lambang yang terdapat dalam unsur
Makanan yang dihidangkan berupa pulut kuning upacara mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
lengkap dengan lauk-pauknya, juga disertakan Tepak sirih, sebagai lambang penghormatan,
makanan pendamping berupa kue atau juadah rasa keikhlasan, ketulusan serta persahabatan.
lainnya. Mandi dengan sari limau yang sudah dimantrai,
Di tengah kaum kerambat dan handai maksudnya untuk membersihkan badan dari
tolan menyantap hidangan, dua orang perempuan gangguan setan-setan. Mandi memakai kain
setengah baya yang menjadi utusan bersiap- basahan, agar tidak disapa atau ditegur oleh
siap untuk pergi menempah bidan, mereka roh-roh jahat. Kulit limau bekas parahan yang
mengenakan pakaian yang bersih dan dandanan ditempatkan kebelakang supaya penyakit, semua
yang rapi. Alat-alat yang diperlukan telah pula setan terlepas dari badan mengikuti sinar matahari
dipersiapkan dalam suatu tempat dengan susunan yang lepas ke belakang atau kearah matahari
yang yang telah ditentukan. Alat-alat tersebut ialah terbenam. Mandi bedak, berlangir, maksudnya
sebuah tepak sirih lengkap dengan segala isinya, untuk membuang sial di badan, supaya anak yang
yaitu sirih, kapur, pinang dan gambir dan 3 buah dikandung pertama kalinya itu mendapatkan tuah
limau nipis yang serangkai (3 buah limau nipis itu yang baik. Mandi air mantera bidan sekali lalu,
terletak pada satu tangkai yang sama). berarti menghalaukan setan-setan dari badan dan
Jika upacara menempah itu dilakukan memudahkan ketika melahirkan. Batu giling yang
untuk pertama kalinya (hamil sulung), maka alat- diletakkan di samping, diibaratkan seperti seorang
alat yang telah disebutkan di atas dilengkapi pula anak yang sangat diharapkan. Minum air tetesan
dengan sepinggan besar pulut kuning lengkap dari ujung rambut, supaya mudah melahirkan atau
dengan lauk-pauknya yang dihidangkan di atas sebagai selusuh. Limau tiga serangkai merupakan
sebuah pahar berhias. Pahar adalah sejenis lambing kesaktian yang mempunyai kekuatan-
talam berkaki dan berukir dipinggirnya, biasanya kekuatan tertentu, apabila
terbuat dari tembaga. Pahar tersebut ditutupi
dengan kain tudung hidang disertai dengan c. Lenggang Perut atau Melenggang Perut
bedak langir untuk mandi dan sebuah anak batu Lenggang perut adalah upacara kehamilan
giling. Tudung hidang adalah penutup sajian yang yang dilakukan pada bulan ketujuh untuk
dibuat dari perca (potongan kain) yang beraneka perempuan yang mengandung anak pertama.
ragam warna, dibagian tengahnya disulam dengan Tujuan upacara ini adalah agar perempuan yang
benang emas atau perak. Bedak lengir adalah alat mengandung tersebut tidak mengalami kesulitan
yang dipakai dalam upacara mandi yang terbuat ketika melahirkan anak nantinya. Selain itu,

238 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


upacara ini juga merupakan sebuah perkenalan dari gangguan hantu setan. Setelah selesai, doa
kepada masyarakat bahwa suami-isteri yang selamat pun dibacakan.
bersangkutan telah memasuki lingkungan orang Kelapa yang ditolak dengan kaki oleh
dewasa karena akan memperoleh anak, sekaligus perempuan yang mengandung itu lalu ditebuk.
mengingatkan mereka supaya bertanggung jawab Menurut kepercayaan, jika sewaktu bidan
kepada keluarga. Upacara melenggang perut menebuk kelapa itu airnya keluar memancut maka
biasanya dilakukan selepas waktu zuhu yaitu anak yang bakal dilahirkan nanti ialah lelaki. Jika
ketika matahari condong ke barat. airnya keluar meleleh, anak yang bakal dilahirkan
Perlengkapan untuk upacara melenggang nanti ialah perempuan. Upacara melenggang perut
perut cukup banyak. Bidan akan menyediakan diakhiri dengan memandikan perempuan hamil
daun kelapa untuk dibuat pelepas, tepung tawar itu di atas kursi yang berhias dengan daun kelapa
untuk direnjis sebagai tolak bala, air beluru, air yang dibuat khas. Setelah selesai upacara mandi,
kelapa, benang mentah yang berpintal halus, sebiji perempuan itu kemudian dipakaikan dengan
kelapa yang berkupas licin, serta bedak untuk pakaian yang indah dan didudukkan di atas tilam.
dilumur pada perempuan yang mengandung Setelah itu, dilakukan upacara memakan
selepas dimandikan. Selain itu, segantang nasi nasi semangat seperti upacara menyuap nasi
kunyit atau nasi semangat, ayam goreng atau semangat kepada pengantin. Namun, upacara
kerutup, gulai otak lembu atau kambing, dan telur makan nasi semangat dalam upacara melenggang
semangat yang ditusuk pada nasi kunyit. perut dilakukan sendiri oleh perempuan itu.
Prosesi upacara dimulai dengan perempuan Upacara melenggang perut memiliki
yang mengandung dibaringkan atas benang beragam variasi. Di sebagian tempat lainnya,
mentah kemudian bidan menyapu-nyapukan perempuan yang mengandung dibaringkan di
perutnya sambil membaca mantera, dan jampi atas tujuh lapis kain yang terdiri dari enam helai
serapah untuk menghalau hantu setan. Benang kain batik lepas dan sehelai kain putih. Sambil
mentah yang berpintal itu diikat rapi pada perut memegang kedua ujung kain pertama itu, bidan
perempuan tersebut. Kemudian kelapa yang licin akan mengelus-elus perut wanita yang hamil itu
digulingkan pada perutnya. Upacara itu kemudian atau mengusap perut dengan gerakan melingkar
diikuti dengan melumur tepung tawar pada tubuh tiga kali arah ke kanan dan tiga kali arah ke kiri.
perempuan itu untuk menghalau segala penyakit Pada kali ketiga arah ke kiri, bidan menarik kain
yang mungkin membahayakan. pertama yang mengalas tubuh perempuan itu.
Setelah selesai dilumur tepung tawar, Tindakan ini dilakukan sebanyak tujuh kali.
perempuan itu disuruh menolak kelapa yang d. Menujuh Bulan
diletakkan pada tapak kaki kanannya dengan Menujuh bulan adalah upacara yang
sekuat-kuatnya. Selepas itu, ia disuruh berlunjur dimaksudkan untuk melihat apakah usia kehamilan
menghadap matahari naik seraya bidan menarik calon ibu sudah memasuki usia kandungan tujuh
pelepas sehingga terurai menjadi dua sambil bulan atau belum. Upacara ini dilakukan setelah
membaca mantera dan jampi serapah mengiringi selesai upacara menempah bidan yang dilakukan
pelepas yang sudah terurai itu. Setelah pelepas sebelum usia kehamilan tujuh bulan. Upacara
sudah terurai, bidan pun mencalit tepung tawar dalam menujuh bulan ini adalah lenggang perut.
pada dahi perempuan itu serta dahi sekalian para Maksud upacara ini adalah suatu adat yang
hadirin yang berada di situ untuk menjauhkan dijalankan kepada seseorang istri yang telah genap

Adat dan Adab Melayu Riau 239


tujuh bulan atau tujuh purnama masa kehamilan. dilakukan dengan menggunakan sebilah rotan
Saat itulah dipanggil bidan untuk memeriksa dan atau kulit bambu yang ditajamkan. Alat ini
menentukan apakah calon ibu yang hamil tersebut sebelum digunakan dibersihkan supaya tidak
telah genap tujuh bulan atau tidak. terjadi infeksi pada pusat bayi. Sedangkan ari-
Alat-alat yang dibutuhkan dalam upacara ari dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam
ini adalah tujuh helai kain (kalau dapat tujuh periuk tanah disertai dengan asam dan garam, lalu
warna yang berlainan satu dengan lannya), disimpan dan dijaga dengan baik. Konon, setelah
segantang beras, sabutik (sebiji) nyiur atau kelapa, tanggal pusat barulah ari-ari itu ditanam. Inilah
beberap urat benag mentah, sebatang damar (lilin yang dikatakan:
lebah), sedikit minyak kelapa atau minyak urat,
sedikit lilin, satu tempat sirih atau tepak yang darah emak menyimbah bumi
cukup lengkap isinya, pengkeras uang sebanyak tembuni merabuk tanah pusaka
anak watan mendapat gelaran
lima suku di dalam tepak itu.
kelak besar menjadi pahlawan

4.3.2 Adat Istiadat Kelahiran


Ari-ari atau disebut juga dengan kakak
Orang Melayu meyakini, anak adalah
sibayi untuk menanamnya (baca: menguburkan)
amanah dari Tuhannya, serta dilahirkan dalam
mempunyai syarat tertentu. Kakak si bayi yang
keadaan suci. Orang Melayu merasa berkewajiban
hendak ditanam dimasukan ke dalam lubang yang
untuk menjaga, memelihara, melaksanakan
digali di tanah, kemudiannya setelah ditimbun
serta menyempurnakan tanggungjawab mereka
di atasnya di lingkupi oleh tempurung yang
pada anaknya, baik lahiriah maupun batiniah
berlubang, kemudian dimasukan sepotong bambu
sampai anak menjadi orang, yakni manusia yang
yang kononnya sebagai rongga ataupun lubang
sempurna lahiriah dan batiniahnya. Bahkan,
untuk udara.
kewajiban dan tanggung jawab itu terus berlanjut
Di atas tanah diberikan dua batang lilin
sampai ke akhir hayatnya. Untuk mewujudkan
yang menyala atau lampu cangkok. Maksudnya
agar anaknya jadi orang, orang Melayu sejak
adalah untuk mengusir atau mencegah hantu
dini sudah mulai menanamkan nilai luhur yang
setan. Sebelum Tuk (Mak) Bidan kembali ke
bersumber dari ajaran agama, adat dan tradisi
rumah, telah membacakan doa atau mantera pada
serta norma sosial yang ada di dalam masyarakat
kakak si bayi yang di tanam itu.
yang digali dari ungkapan dan pantun. Berhasil
Ketika si bidan dalam perjalanan, ia
atau tidaknya seseorang anak menjadi orang
tidak boleh memalingkan muka ke kiri atau ke
sangatlah tergantung kepada orang tua, keluarga
kanan, apalagi kalau ditegur ataupun disapa. Ini
serta anggota masyarakatnya. Anak yang berbudi
dikhawatirkan kelak si bayi akan menjadi juling
pekerti di lingkungan masyarakat yakni anak
atau mata picing. Apabila bidan telah selesai
yang sempurna, baik lahir maupun bathinnya
melakukan upacara penanaman kakak si bayi,
dengan dijiwai oleh nilai luhur yang terdapat di
maka selesaikah acara tersebut. Bubur pusat yang
dalam Pakaian Nan Delapan belas atau Sifat Nan
telah diperbuat itu boleh dimakan oleh semua
Delapanbelas pada diri pribadi anak.
yang hadir. Terkadang diakhiri pula dengan
makan bersama yang disertai dengan pembacaan
a. Menanam Ari-Ari (kakak bayi)
do’a selamat.
Pada masa awal, pemotongan tali pusat

240 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Cukur Rambut. [Foto: InKalam]

Adapun pengertian yang diberikan kepada biasanya telah ditentukan oleh bidan. Begitu bidan
lambang yang terkandung dalam unsur upacara tang- mengetahuinya, ia akan memberitahukan kepada
gal pusat itu, yaitu: keluarga, agar bersiap untuk melakukan upacara
a) Bubur pusat yang berwarna merah dan putih tanggal pusat. Saat tanggal pusat mempunyai arti
berarti suci dan ikhlas. bahwa bayi benar-benar dalam keadaan sehat dan
b) Bubur yang berasa asin (lemak) supaya dapat sempurna.
menghadapi kehidupan ini dengan tabah Di Bengkalis keluarga yang mengadakan
didalam kesukaan dan kedukaan. Mengajak upacara mengundang tetangga, terutama anak-
anak-anak mengecap dan mencicipi bubur anak diundang untuk menghadiri upacara
pusat itu dan membagikan uang, maksudnya tersebut. Dengan mengajak anak-anak mengecap
supaya kelak si anak menjadi murah hati. atau mencicipi bubur pusat itu dan membagikan
c) Lilin yang dinyakkan ketika menanam uang sen, maksudnya nanti agar disenangi di
tembuni mempunyai maksud untuk dalam masyarakat dan murah hati untuk menolong
menghaku jin yang akan mengganggu orang lain, bila dia diperlukan.
tembuni. Jika tembuni terganggu, si bayi di Hidangan utama yang disajikan di dalam
rumah juga terganggu. upacara itu ialah bubur pusat. Bahannya diambil
d) Tuk (Mak) Bidan yang pulang setelah dari beras yang diletakkan di dalam talam sebagai
menanam tembuni tidak boleh melihat ke alas tempat tidur bayi. Beras tersebut dibersihkan
kanan atau ke kiri, bermaksud supaya mata si lalu dimasak dengan campuran santan kelapa.
anak kelak tidak menjadi juling. Kemudian dibagi menjadi dua bagian, yang
sebagian asin dan yang sebagian lagi dibubuhi gula
b) Tanggal Pusat merah. Bubur pusat itu dihidangkan, yang putih
Tanggal pusat adalah ritual yang dilakukan bagian bawah dan yang merah bagian atas. Bubur
setelah waktunya pusat bayi tanggal. Waktu ritual pusat yang berwana merah dan putih berarti suci

Adat dan Adab Melayu Riau 241


dan ikhlas. Bubur asin (lemak) dan manis, agar Biasanya hidangan utama yang disajikan
dapat menghadapi hidup dengan tabah, baik duka dalam upacara tanggal pusat ini, bahannya
maupun suka. diambil dari betas (kacang hijau) yang diletakkan
Setelah beberapa hari melahirkan, kedua di dalam talam sebagai bekas tempat tidur bayi.
bidan itu secara teratur datang ke rumah Beras tersebut dibersihkan lalu dimasak dengan
perempuan yang bersalin untuk merawat si campuran santan. Kemudiannya dibagi menjadi
emak dan bayinya. Tok (Mak) Bidan sebelah dua bagian, yang sebagian dibuat dengan berasa
atas kerjanya memandikan, dan menggantikan agak asin dan yang sebagian lagi dibubuhi gula
pakaian. Sebelum si emak didandan, kedudukan merah. Bubur itu dihidangkan, yang putih bagian
perutnya diurut yang disebut dengan disengkak, bawah dan yang merah bagian atas. Sedangkan
yang bermaksud supaya keadaan urat-urat kalau menggunakan kacang hijau, kacang tersebut
perut tetap teratur. Sedangkan Tuk (Mak) Bidan juga dimasak untuk dijadikan bubur yang disantap
sebelah bawah memandikan bayi, merawat pusat bersama-sama.
dan menjaga supaya perut si bayi tetap hangat
untuk menghindarkan sakit perut. Sesudah bayi c) Naik Buaian
dimandikan, pusatnya diobati, di bedung dan Naik buaian merupakan rangkain upacara
disusukan kepada emaknya. Kemudian si emak yang dilakukan untuk adalah istilah merupakan
disuruh makan obat yang sudah diramu khusus tradisi yang ada di masyarakat Langgam Pelalawan.
oleh Tuk (Mak) Bidan. Naik buaian dilalui dengan beberapa prosesi yaitu
Memandikan bayi pada saat baru lahir menjojak aie (menjejak air), menjojak tanah
sampai menjelang tanggal pusat. Dilakukan (menjejak tanah), membayar hutang bidan, dan
sekali sehari. Tetapi setelah tanggal pusat, si bayi bertindik bagi anak perempuan.
dimandikan dua kali sehari yaitu pada pagi dan Tradisi ini dilaksanakan 10 hari, 15 hari, atau
sore hari. 25 hari setelah melahirkan dan seterusnya. Jika
Pada upacara tanggal pusat tidak boleh belum melaksanakan naik buaian, ibu dan anak
terlepas daripada (Mak) Bidan. Karena dikira dari yang dilahirkan belum boleh mandi ke sungai.
mulai akhir sampai tanggal pusat boleh dikatakan Naik buaian dilaksanakan dan dipimpin oleh
masih menjadi kewajiban kepada (Mak) Bidan. seorang bidan dengan beberapa pembantunya,
Biasanya, pusat bayi tanggal sekitar lima sampai dan dihadiri oleh kaum pedusi (perempuan) saja.
tujuh hari, konon apabila tali pusat itu belum Tata cara pelaksanaan naik buaian sebagai
tanggal juga sepuluh hari, diramalkan si anak berikut:
kelak akan mempunyai tabiat keras kepala atau Menyiapkan ramuan (bahan-bahan) antara
suka membangkang. lain terdiri dari kulit pinang, tujuh jenis daun yang
Beberapa hari sebelum mengadakan sudah mati, jantung pisang kapok, tiga putung api,
upacara tanggal pusat, telah dipersiapkan ampas kelapa, dan penampi.
beberapa kelengkapan yang akan dipergunakan Ramuan diletakan dalam penampi, ampas
yaitu dua batang lilin, sebuah talam kecil, sebuah kelapa ditabur di atas ramuan tadi. Penampi
tempurung jantan, sebuah bambu kecil. Setelah tersebut di bawa ke depan pintu. Anak dimasukkan
pusat si bayi tanggal diadakan upacara tanggal dalam penampi lalu diayun tiga kali. Setelah itu
pusat dengan sederhana saja, dengan mengundang anak dijejakkan ke tanah yang ditaruh dalam
jiran terdekat dan keluarga. talam (tanah yang diambil biasanya dari tanah

242 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


perkarangan masjid. Lalu anak menjojak aie dan sebiji telur ayam, sirih pinang selengkapnya,
kemudian dinaikkan ke atas buaian yang terbuat tujuh biji ketupat, tujuh biji lepat, sebuah timba
dari kain hitam. upih (dijadikan limas) dan jantung pisang. Bahan
tersebut disediakan sebagai persembahan kepada
1) Manjojak Aie ‘orang halus’ di air.
Manjojak aie (menjejak air) adalah upacara Upacara pijak tanah ini dilakukan pada
ketika anak yang baru lahir pertama kali dibawa waktu pagi yaitu pada masa bayang-bayang 10
mandi ke air. Sebelum di bawa mandi diadakan langkah panjangnya. Jika upacara itu dilakukan
doa selamat dan bacaan mantera-mantera agar secara besar-besaran, bayi akan diarak ke tepi
anak jauh dari pengaruh roh halus dan selamat sungai atau ke tanah lapang di hadapan rumah.
hidup di dunia. Dahulu untuk manjojak aie ini Bomoh dan bidan bertindak sebagai ketua
anak dibawa mandi ke sungai tetapi sekarang melakukan upacara. Api dihidupkan untuk
sudah dilakukan di dalam rumah. membakar rumput pahit atau daun perawas kering
atau benda lain yang berbau apabila dibakar dan
2) Tindik Dobung asapnya naik ke udara untuk keselamatan bayi itu.
Pelaksanaan tindik dobung dilakukan oleh Bahan kelengkapan tadi diletakkan di
dukun beranak dan sekarang bisa dilakukan oleh tempat upacara. Tepung tawar dipercikkan ke
bidan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat badan si bayi dengan tujuan menghalau segala
tindik dobung berguna untuk menghilangkan setan-setan yang mengganggu. Beras kunyit
pengaruh roh gaib pada anak. Jika anak perempuan dan bahan lain ditaburkan di atas air atau tanah.
tidak ditindik dabung ada kemungkinan anak Jantung pisang dimasukkan ke dalam timba upih,
tersebut akan menjadi teman makhluk halus atau dihanyutkan ke dalam sungai mengikut arus.
menjadi bodoh. Ayam dan kelapa dimasukkan ke dalam sungai
atau diletakkan di atas tanah. Setelah itu, sebelah
3) Membayar Utang ke Bidan kaki si bayi diletakkan pada kelapa dan yang
Setelah proses itu selesai, maka acara sebelah lagi diletakkan di atas belakang ayam.
dilanjutkan membayar utang ke bidan atau di Kemudian barulah kedua-dua tapak kaki si bayi
kemudian hari (tidak ada syarat umur). Yang dipijakkan ke tanah.
dibayar ke bidan (sebanyak bidan yang membantu Selain upacara sedemikian, ada juga yang
proses kelahiran. membawa bayi dan dipijakkan kakinya ke dalam
tujuh buah ceper yang berisi rumput pahit, padi,
4) Pijak Tanah beras, beras ceruh yang akan dibuat bedak,
Pihak tanah memijakkan kaki bayi yang beras kunyit, tanah kubur dan pasir laut. Setelah
baru lahir dan kaki ibunya ke tanah pada hari dilakukan upacara tersebut, barulah kaki si bayi
yang ke-45 selepas bersalin. Upacara ini disebut itu dipijakkan ke bumi. Bagi anak-anak raja,
juga adat turun tanah. Adat ini dilakukan oleh ceper emas digunakan untuk diisi bahan upacara.
hampir seluruh masyarakat Bengkalis, hanya Tempat persiraman setinggi tujuh tingkat dibina
tatacara dan ketentuannya saja yang berbeda untuk upacara tersebut. Biasanya bagi bayi putera
satu daerah dengan daerah lainnya. Bahan yang raja yang memerintah, upacara ini merupakan
disediakan untuk upacara ini ialah beras kunyit, suatu istiadat diraja. Kadangkala, di samping
bertih, tepung tawar, dua biji kelapa, seekor ayam, upacara pijak tanah, dilakukan juga upacara

Adat dan Adab Melayu Riau 243


pengguntingan kuku. Bagi bayi perempuan, 6) Bertindik
dilakukan upacara berkhatan. Bertindik dilakukan khusus pada anak
Bagi sang emak, dipantangkan memijak perempuan. Biasanya dilakukan saat usia anak
tanah selama 44 hari. Pada hari ke-45, sang emak sebelum 40 hari. Ini dimaksudkan karena pada
tersebut dimandikan dengan air sintuk limau serta usia tersebut telinga si anak masih lembut dan
dilangir sebagai tanda lepas daripada berpantang. lebih cepat sembuh jika dibandingkan setelah
Lazimnya diadakan kenduri doa selamat. Pada umur tersebut.
hari itulah ibu dibolehkan memijak tanah seperti Namun tradisi tersebut saat ini hampir
biasa. hilang. Saat ini tradisi tindik tidak lagi tergantung
Tujuan upacara memijak tanah, supaya dari waktu dan umur si anak. Di beberapa remaja
sang bayi tidak diganggu oleh jembalang tanah. putri, ada sebagian dari mereka belum ditindik,
Sebab tanah selalu ada jembalang tanah yang suka dan biasanya tindik dilakukan tergantung dari
mengganggu anak-anak. Jika upacara ini sudah keinginan sang anak atau ketika telah memiliki
dilakukan, atas izin Allah, maka jembalang tidak anting. Tradisi bertindik awalnya dilakukan oleh
akan lagi bisa mengganggu sang anak. dukun yang membantu persalinan, alat-alat yang
digunakan biasanya berupa jarum tindik, benang,
5) Turun Mandi dan Timbang Utang dan minyak kunyit. Jarum digunakan untuk
Turun mandi dan timbang utang menindik telinga si anak, setelahnya dimasukan
merupakan upacara turun mandi dapat dilakukan benang agar telinga yang telah ditindik tidak
setelah anak berumur seminggu. Anak yang baru menyatu lagi. Sedangkan minyak kunyit berfungsi
lahir ini ada yang menyebutnya bayi, tapi juga agar telinga si anak tidak infeksi.
ada yang menyebutnya upiang. Dalam upacara Saat ini bertindik dilakukan oleh bidan
turun mandi ibu dan bayi dibawa ke sungai atau atau mantri. Prosesinya pun tidak serumit yang
perigi. Di situ ibu dan bayi dimandikan oleh dilakukan dukun, sembuhnyapun lebih cepat dan
bidan, Ada berbagai bahan dan peralatan yang telinga si anak tidak mengalami kudisan.
dipakai bidan dalam upacara itu. Di antaranya
ada juga yang memandikan ayam setelah ibu dan 7) Mengasuh dan Membesarkan Anak
bayi dimandikan. Ada pula yang menghanyutkan Mengasuh anak dilakukan oleh ibu, kakak
puntung, memasukkan lading ke dalam air, perempuan, ataupun anggota sanak saudara
menanam keladi| pada tepian dsb. perempuan lainnya dari pihak ibu. Sambil
Upacara turun mandi di tepian kira-kira mengasuh biasanya didendangkan “buai anak”
berlangsung satu jam. Setelah itu anak diambil atau “timang anak” sebagai nyanyian-nyanyian
oleh bidan, lalu kembali ke rumah bersama pengantar tidur. Nyanyian ini memiliki Irama yang
dengan ibunya. Di rumah anak itu ditidurkan di syahdu dan melenakan, sehingga membuat anak-
atas buaian. Sementara itu dihidangkan minum- anak kecil tertidur. Syair-syair (lirik; senikata)-nya
makan kepada hadirin, sebagai tanda suka cita. pada umumnya bersajak, berisikan nasehat dan
Dalam hidangan ini sering dihidangkan ketupat. tunjuk ajar, serta kerinduan dan kasih sayang.
Seusai minum-makan itu dibacakanlah doa Lirik-lirik tidak hanya berisi harapan dan doa
sebagai tanda| bersyukur kepada Allah serta untuk untuk anak yang ditimang tetapi juga bermanfaat
mendapatkan keselamatan selanjutnya. bagi orang lain yang mendengarkannya.

244 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Di setiap daerah penyebutan nyanyain ini benda keperluan sunat seperti lilin, gunting kecil,
memiliki berbeda-beda, misalnya bedundung kapas, tujuh macam bunga-bunga.
(Talang Mamak), nandong (Kuantan), nandung Setelah tukang sunat datang, anak
(Indragiri), onduo (Rokan), bagandu (Kampar) perempuan yang akan disunat dimandikan oleh
yang berisi nasihat-nasihat kepada bayi atau tukang sunat dengan air dari tujuh macam bunga-
kerinduan-kerinduan yang tidak terkira. bungaan tadi. Setelah siap, dipakaikan dengan
Berikut contoh teks bedundang Talang pakaian baru lengkap dengan perhiasannya.
Mamak. Setelah itu ia dibawa masuk ke dalam kamar yang
telah dipersiapkan. Ketika itu orang laki-laki tidak
Sapu tangan inai geminai siku kaluang boleh memasuki kamar tersebut. Mula-mula
Kalau baru bersahabat handai makan siruh sekapur surang tukang sunat itu menyalakan lilin. Setelah lilin
Berangkup tiang tanah bersarang di ujung bumi
dinyalakan mulailah dilakukan upacara bersunat,
Sepantun kita berdua, siapa nan kasih menjunjungi
yang disaksikan oleh ibunya. Pekerjaan tersebut
Kalau iya tikaikan kali mumbung jangan patahi hanya dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.
Kalau kita semua baek adat jangan dilangkahi Setelah itu diikuti dengan doa selamat yang
Kalau iya tikalkan kalik mumbung jangan dipatahi diakhiri dengan makan bersama.
Kalau budi bahasa baek semua adat dijunjungi.
Sunat Rasul Anak Laki-laki
8) Sunat Rasul Sunat rasul merupakan syariat Islam yang
Sunat Rasul Anak Perempuan telah dijadikan bagian dari tradisi Melayu. Sunat
Upacara bersunat rasul dilakukan juga rasul merupakan kewajiban yang harus dilakukan
terhadap anak perempuan. Tujuan upacara ini oleh anak-anak Islam, baik laki-laki maupun
ialah untuk memenuhi sunnah rasul sebagai perempuan. Oleh sebab itu bersunat merupakan
seorang muslimah. Akan tetapi pelaksanaan suatu keharusan yang tidak dapat ditolak atau
bersunat rasul anak perempuan tidak pernah ditunda apabila telah sampai waktunya. Terlebih-
dilakukan perayaan besar seperti pada anak laki- lebih mereka yang telah cukup usia menjelang
laki. Perbedaan perayaan tersebut disebabkan dewasa.
anak laki-laki akan mengalami perasaan sakit dan Besar kecilnya upacara yang akan diadakan
pederitaan yang lebih besar jika dibandingkan itu tergantung kepada hajat orang tuanya atau
dengan anak perempuan. Berdasarkan kenyataan pun keadaan status sosial ekonomi keluarga.
ini, maka menurut pandangan orang Melayu Pelaksanaan upacara bersunat dapat dilaksanakan
Bengkalis, upacara sunat rasul untuk anak laki- tanpa gabungan upacara lain. Namun, ada pula
laki harus dirayakan lebih besar daripada anak yang digabungkan dengan upacara berkhatam
perempuan. Alquran atau dengan upacara perkawinan dari
Apabila orang tua akan melaksanakan salah seorang keluarga terdekat, kakak atau abang
upacara bersunat untuk anak perempuannya, atau saudara sepupu dari kedua belah pihak orang
maka ia akan mengundang beberapa orang tuanya.
tetangganya yang terdekat dan seorang perempuan Upacara sunat rasul ada kalanya dilakukan
tukang sunat. bersama-sama dengan anak-anak saudara atau
Sebelum upacara tersebut dilakukan, keluarga terdekat. Walaupun perayaan bersunat
terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat dan benda- rasul dapat dilakukan dalam berbagai cara

Adat dan Adab Melayu Riau 245


pelaksanaannya, namun inti dari tujuan upacara menyertai perasaan gembira sambil meringankan
bersunat rasul adalah untuk memenuhi sunnah beban saudara yang melakukan hajat tersebut.
rasul sebagai seorang yang menganut agama Islam.
Di samping itu tujuan bersunat rasul adalah untuk Hari Menggantung-gantung
mensucikan anak untuk memasuki masa remaja. Suatu perayaan upacara bersunat disebut
Apabila anak telah bersunat rasul, orang tuanya besar, apabila dilakukan tiga hari tiga malam.
merasa lega dan merasa salah satu tanggung Hari pertama disebut hari menggantung-gantung,
jawabnya yang penting sebagai seorang Muslim karena pada hari itu rumah dihiasi dengan
telah dijalankannya. menggantungkan langit-langit dan memasang
Pada umumnya pelaksanaan bersunat tabir, memasang permadani, memasang pelamin,
dengan berkhatam Alquran dilaksanakan secara membuat nasi besar dan telur berkat. Hari itu juga
bersamaan. Sebab sebagai seorang Islam, anak bangsal tempat memasak dan tempat menggiling
harus khatam membaca Alquran di bawah rempah dibangun. Ayam dan kambing disembelih,
bimbingan seorang guru mengaji. Oleh sebab itulah alat-alat masak dikeluarkan dan sebagainya.
seorang anak melalui upacara bersunat rasul pada Jemputan yang datang pada hari ini sebagian besar
usia yang agak lanjut, karena menunggu khatam sanak keluarga terdekat dan kaum kerabat yang
Alquran. Orang tua merasa megah dan merasa dapat melakukan pekerjaan tersebut. Sebagian
kehormatannya tinggi apabila ia melaksanakan besar pekerjaan pada menggantung-gantung itu
upacara bersunat rasul anaknya bersamaan dengan adalah jenis pekerjaan kasar yang memerlukan
berkhatam Alquran. Biasanya perayaan bersunat tenaga, namun diperlukan juga keterampilan.
rasul yang disertai berkhatam Alquran dipandang Hidangan dipersiapkan dengan lauk pauk yang
lebih besar dan tinggi tingkatnya daripada upacara lengkap untuk dicicipi bersama. Setelah makan
bersunat saja. Saat itu guru mengaji juga merasa beristirahat sebentar, kemudian diteruskan sampai
megah sebab ia telah dapat menghasilkan seorang malam hari. Setelah malam dimulai pula dengan
murid yang berani diuji membaca Alquran hasil kegiatan menggiling rempah yang pada umumnya
didikannya di tengah majelis ramai. dilakukan oleh kaum lelaki. Alat yang dipakai ialah
Besar kecilnya perayaan upacara bersunat seperangkat batu giling. Hidangan yang diedarkan
tersebut sangat tergantung pada niat atau hajat ketika itu adalah bubur kacang hijau bersantan
dari orang tua yang mengadakannya. Apabila kelapa yang dikenal dengan nama bubur kacang
hajatnya besar, maka ia akan mempersiapkan beceruh. Pada malam hari itu orang bekerja
upacara tersebut dengan sebaik-baiknya. Biasanya sambil tertawa, bergurau, berkelakar, bernyanyi
setahun atau dua tahun sebelumnya kegiatan itu dan sebagainya. Kadang-kadang disertai pula
dilaksanakan, pihak keluarga telah mempersiapkan dengan pertunjukan seni daerah seperti: zapin,
alat-alat dan benda-benda yang dipergunakan joget, hadrah (rodat) dan sebagainya tergantung
dalam upacara tersebut. kepada hajat tuan rumah.
Seminggu sebelumnya sanak saudara Sementara itu anak yang akan disunat
terdekat telah datang berkumpul sambil membawa dihiasi dengan seperangkat pakaian yang baru
bahan-bahan yang disebut solok, seperti: beras, dan mahal. Ia memakai gelang kaki dan tangan.
ayam, gula, kayu api dan sebagainya. Benda-benda Pecinya ditatah dengan emas murni. Pada malam
bawaan (solok) tersebut sebagai pernyataan ikut harinya ketika orang menggiling rempah, tangan

246 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Bersunat. [Foto: InKalam]

dan kaki anak itu diinai agar berwarna merah. jemputan itu, ia duduk dengan penuh sopan dan
Kadang meletakkan inai tersebut disertai dengan hormat. Apabila ia menyampaikan jemputan
tari yang disebut tari inai. Tari ini diiringi oleh itu dengan kasar, maka orang yang dijemput
seperangkat musik tradisional (gendang, gong, itu tidak akan datang. Dan pada hari yang telah
nafiri). Biasanya yang menarikan tari inai ialah ditetapkan, kedua penjemput itu datang kembali
orang yang sudah lanjut usia. menjemputnya (menyongsong). Ketika datang
Demikianlah malam menggiling, hari menjemput pertama kalinya maka tukang jemput
menggantung-gantung dan menggiling rempah akan menyatakan jemputan itu pakai songsong
berakhir sampai siang hari. atau tidak pakai songsong.
Setelah para jemputan datang diadakanlah
Hari Besar pembacaan surat berzanji dan maulud, hingga
Hari yang kedua disebut hari besar. Pada sore hari. Hidangan makan bersama disuguhkan
hari ini sejak subuhnya tukang masak telah sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari dan sore
sibuk memasak makanan. Ruang pelamin telah hari. Sementara para jemputan maulud, di ruang
dirapikan untuk menanti kedatangan tamu-tamu tengah diadakan upacara berandam (memotong
terhormat. Ruang serambi telah dibentang tikar bulu-bulu rambut pada bagian dahi). Bulu-bulu
serta disemprotkan harum-haruman. Ketika itu rambut tersebut dianggap sial, oleh sebab itu
semua orang berpakaian baru dan rapi. Anak perlu dibuang. Setelah itu dilanjutkan dengan
yang bersunat diganti pakaiannya dengan pakaian upacara menyembah guru mengaji ke rumahnya.
Melayu tradisional Bengkalis. Ketika berangkat ke rumah guru ngaji, anak yang
Para jemputan yang datang telah dijemput bersunat itu diarak dengan bunyi-bunyian dan
dua hari sebelumnya, yang dilakukan oleh dua orang nyanyi-nyanyian sambil anak tersebut didukung
penjemput. Yang menyampaikan jemputan itu (dijulang) atas pundak seseorang. Setelah sampai
adalah secara lisan. Ketika menjemput ia memakai ke rumah gurunya ia akan mencium kaki guru
baju Melayu tradisional. Ketika menyampaikan ngajinya sebagai ucapan terima kasih karena guru

Adat dan Adab Melayu Riau 247


ngaji tersebut telah berjasa mengajarkan ngaji yang disediakan. Ketika upacara sedang berlangsung,
amat penting sebagai bekal untuk akhirat kelak. perempuan dilarang memasuki tempat tersebut.
Guru ngaji dipandang sangat tinggi Kepala dan tangan dipegang oleh pembantu-
kedudukannya karena dialah yang membantu pembantu dukun sunat atau mantri. Kepalanya
menerangi kehidupan untuk dunia akhirat. Setelah ditegakkan ke atas agar ia tidak dapat melihat apa
selesai menyembah, ia menyerahkan pula sebuah yang dikerjakan oleh pak mudim. Pelaksanaan
kitab suci Al Alquran, beserta seperangkat pakaian bersunat hanya berlangsung dalam waktu yang
dan hidangan-hidangan lainnya. Setelah itu ia amat singkat. Bersamaan dengan saat bersunat itu,
diarak kembali ke rumahnya dengan mengelilingi diluar tempat upacara tersebut dipotong seekor
mesjid tiga kali. ayam jantan. Ayam tersebut dijadikan lauk ketika
anak yang bersunat itu makan. Setelah selesai
Hari Bersunat diobati dan dibungkus bagian yang disunat itu,
Hari yang ketiga disebut hari bersunat. Pada anak itu diangkat dan dibaringkan di tempat tidur
hari ini orang terpenting yang akan melakukan yang telah pula disiapkan.
pekerjaan menyunat anak tersebut ialah seorang Setelah tiga hari bersunat, barulah diganti
mudim (tukang sunat). Beberapa hari sebelum dengan obat baru yang dilakukan dengan cara
upacara tersebut, mudim telah diundang. Biasanya berendam dalam pasu besar yang berisi air. Sambil
pagi-pagi ia telah datang. Upacara bersunat yang berendam ia membersihkan lukanya dengan
paling baik dilakukan ialah pagi hari. bulu ayam yang telah dibersihkan. Demikianlah
Alat-alat dan benda-benda yang perlu upacara berendam itu terus dilakukan sampai ia
disediakan untuk melakukan upacara bersunat sembuh. Selama luka bersunatnya belum sembuh,
itu ialah: sebuah pasu besar, batang pisang yang kedua pahanya dimasukkan alat sengkang rotan
sudah dibersihkan, sebilah pisau lipat, obat-obat agar tidak banyak bergerak, anak yang bersunat
tradisional, bulu ayam, sehelai kain panjang, itu tidak dibenarkan minum air banyak-banyak,
penjepit dan pembalut. agar lukanya jangan sampai gelembung (disebut
Sebelum disunat, pagi-pagi anak disuruh bertembolok).
berendam dalam sebuah pasu besar sampai ia Pantangan yang kedua, ia harus berjalan
benar-benar merasa dingin. Tujuan dari berendam dengan hati-hati, agar ibu jari kakinya jangan
itu agar anak itu tidak merasa sakit, ketika disunat. sampai tersandung. Apabila tersandung akan
Sementara dukun sunat atau mantri menyiapkan menyebabkan pendarahan. Selain itu ada lagi
segala peralatannya, berupa gunting, pisau, pantangan-pantangan lain yang mesti dilakukan,
penjepit, pembalut, obat dan sebagainya. Batang yaitu:
pisang diletakkan di tempat berlangsungnya a) Tidak boleh tidur pada siang hari, ketika hari
upacara sebagai tempat duduk. Tempat upacara upacara, takut mimpi buruk;
itu biasanya di tengah rumah. Ketika itu semua b) Tidak boleh mandi selama tiga hari berturut-
orang dilarang membuat kegaduhan dan bising. turut, karena lukanya masih belum kering;
Beberapa orang pembantu dukun sunat atau c) Tidak boleh berdiri dan berjalan selama tiga
mantra telah bersiap untuk membantu memegang hari, selama masih sakit;
anak yang akan disunat. Setelah selesai berendam d) Tidak boleh makan yang pedas-pedas dan
anak tersebut diangkat dengan penuh kasih sayang, pakai kelapa, supaya tidak sakit;
lalu didudukkan di atas batang pisang yang telah

248 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


e) Tidak boleh menginjak kotoran ayam, jangan disepit di antara kedua lutut dukun supaya kepala
tergelincir; orang yang giginya diasah itu tidak bergerak ketika
f) Tidak boleh pergi ke tempat pembuangan diasah.
sekam padi, takut dihinggapi tungau. Mula-mula, batu pengasah direndam dalam
air bunga yang terdiri dari tujuh jenis. Setelah itu
4.3.3 Adat Istiadat Balig mulut dibuka lebar. Supaya mulut selalu terbuka,
a) Mengasah Gigi diganjallah gerahamnya kiri dan kanannya dengan
Pada masa remaja menjadi suatu kelaziman buah kemiri. Setelah itu mak dukun membaca
apabila bahwa seorang anak laki-laki atau anak doa tertentu, lalu ia mengambil batu pengasah
perempuan mengikuti suatu proses upacara masa dan mengetuk gigi tersebut sebanyak tujuh kali.
dewasa yaitu upacara mengasah gigi. Mengasah Maksudnya supaya gigi itu lebih kuat seperti batu.
gigi dapat diikuti oleh anak dara atau anak Setelah itu gigi yang paling panjang mulai di gosok
bujang. Namun, kebanyakan yang melakukan perlahan-lahan ke kiri ke kanan sampai rata. Mula-
acara tersebut adalah anak dara dan tidak mula gigi diasah dengan batu yang paling kasar,
pula diharuskan. Ada juga pendapat lain yang kemudiannya barulah diasah dengan dengan
menyebutkan mengasah gigi boleh dilakukan batu pengasah yang agak halus. Setelah beberapa
oleh perempuan yang sudah kawin saja atas seizin lama diasah pula dengan batu yang paling halus.
suami, sedangkan anak dara belum dibenarkan. Terakhir diasah dengan bunga, yang bermaksud
Tujuan mengasah gigi untuk kecantikan. supaya gigi berseri seperti bunga.
Dengan mengasah gigi diharapkan gigi tersebut Pengasahan gigi hanya boleh dilakukan
yang tidak beraturan dapat beraturan dan yang dalam bilangan yang ganjil, misalnya satu kali,
tidak rata dan dibetulkan sebaik mungkin. Wajah tiga kali, tujuh kali. Jika kedua orang tua anak dara
lebih mempesona karena didukung oleh gigi yang masih hidup, hanya diperkenankan mengasah
indah dan cantik berseri. gigi yang sebelah atas saja. Akan tetapi jika
Mula-mula seorang anak dara memohon kedua orang tuanya telah tiada, diperkenankan
kepada emaknya supaya diasah. Si emak pun mengasah gigi di sebelah bawah. Setelah mengasah
segera menghubungi seorang dukun pengasah gigi dukun membaca doa selamat dan diakhiri
gigi. Acara mengasah gigi dilaksanakan di dengan mencicipi hidangan yang telah disediakan.
rumah dukun atau di rumah anak dara tersebut. Sebagai balas jasa atas segala bantuan yang telah
Setelah ditetapkan tempat pelaksanaannya, maka diberikan oleh dukun diserahkan pula uang dan
dipersiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu tiga bahan-bahan makanan ala kadarnya.
buah pengasah gigi, sebuah batu penindih, tujuh
jenis bunga, setiap jenis bertangkai, dua buah Pingitan
kemiri (buah keras). Perempuan remaja atau anak dara yang
Prosesi berikutnya ibu anak dara itu memasuki usia dewasa lebih banyak tinggal di
menyampaikan maksudnya kepada dukun rumah atau istilahnya pingit. Anak dara hanya
pengasah gigi dengan bahasa yang halus dan sekali-sekali saja keluar rumah ataupun pergi
sopan. Setelah dukun menerima permintaan berjalan, yaitu pada hari raya atau pergi ke rumah
yang disampaikan itu, anak dara atau anak bujang saudara dari pihak ibu dan bapaknya, atau saudara
yang akan diasah giginya itu disuruh berbaring, mara lainnya, yang ditemani oleh emak atau adik
Kemudian dengan perlahan-lahan kepalanya atau paling tidak teman anak dara tersebut. Anak

Adat dan Adab Melayu Riau 249


dara yang tidak suka di rumah, yang kerjanya oleh kematian atau perceraian), melainkan
hanya bertandang ke rumah-rumah orang, peristiwa perkawinan melibatkan dimensi
dipandang sebagai anak dara yang kurang baik. supranatural atau kepercayaan.
Anak dara lebih fokus pada pekerjaan membantu Perkawinan adalah perjanjian yang bersifat
ibunya dan mempelajari segala pekerjaan rumah. ikatan antara pria dengan seorang wanita yang
Kalau berjalan selalu berselendang atau nantinya menjadi suami isteri yang nantinya
berkerudung, sehingga tidak semua wajahnya melahirkan generasi selanjutnya. Perjanjian
terdedah. Jika ia berbicara, suaranya hampir tidak tersebut dilakukan oleh dua buah keluarga,
kedengaran. Bila bertemu dengan orang bujang sehingga dengan adanya perkawinan diharapkan
tidak boleh menegur atau menyapa, terkecuali kedua keluarga tersebut akan semakin bertambah
ianya ditegur dahulu, itupun tiada pula serta merta erat hubungan keluarga serta kerabat kedua belah
menjawab dengan leluasa. Menurut pandangan pihak.
orang Melayu anak dara yang bertingkah laku Adat perkawinan adalah aturan-aturan,
seperti itulah yang dianggap cantik untuk ide-ide serta tata cara dan tradisi masyarakat yang
dijadikan seorang isteri. wajib dipenuhi dan dijalani dalam menghadapi,
Bagi anak laki-laki pula yang memasuki akil melaksanakan dan mewujudkan suatu perkawinan
baligh atau remaja atau anak bujang bekerja dan (pernikahan).
membantu pekerjaan ayahnya dan mempelajari
segala seluk beluk pekerjaan laki-laki untuk a. Tujuan Perkawinan
masa depan keluarganya kelak. Baik anak Menurut adat istiadat Melayu, dalam
bujang maupun anak dara dibekali pula dengan ungkapan disebutkan, “di dalam nikah banyak
pengetahuan agama, adat istiadat, dan kesenian faedah, di dalam kawin banyak diingin”, hal ini
lainnya. Di beberapa tempat di Bengkalis anak menunjukkan beragamnya tujuan, keinginan dan
pada masa memasuki usia remaja bahkan dilepas faedah yang diharapkan dari suatu perkawinan.
pula kepada guru mengajinya Ada beberapa tujuan dari perkawinan yaitu:

4.3.4 Perkawinan Menyambung tali darah


Perkawinan bagi orang Melayu dianggap Menyambung tali darah ialah melanjutkan
amat penting dan sakral. Hal ini ditandai dengan keturunan. Di dalam ungkapan lain dijelaskan
tata cara dan sistem perkawinan yang berkembang lagi: “tuah hidup beranak pinak, tuah kaum
dipenuhi dengan upacara dan ritual tertentu. berturunan keluarga itu akan terus berlanjut,
Perkawinan dianggap cerminan dari nilai-nilai berkembang biak, sesuai dengan ungkapan adat
luhur agama dan budaya dan dipandang tidak yang mengatakan, “kayu besar berkayu kecil, kayu
hanya sebagai suatu bentuk penyaluran biologis kecil beranak laras”, “tuah bersalin, muda berganti”.
semata melainkan mempunyai dimensi yang
lebih sakral, serta memiliki tujuan yang hendak Mendekatkan yang jauh, merapatkan yang
diwujudkan bersama. renggang
Kesakralan suatu perkawinan bukan Maksudnya, melalui perkawinan ini,
disebabkan karena hanya berlangsung sekali hubungan kekerabatan dan kekeluargaan
seumur hidup (sebagian kasus juga ditemukan semakin dekat dan akrab. Di dalam ungkapan
perkawinan lebih dari satu kali, biasanya disebab adat disebutkan, “nikah berdua kawin beramai”,

250 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Berinai. [Foto: InKalam]

bersambung hendak panjang, bertampun hendak Nikah Menembus Budi


lebar. Ungkapan ini mencerminkan tujuan Ungkapan adat Melayu disebutkan,
perkawinan selain mendekatkan kerabat dan “Termakan amanah, binasa, termakan budi
keluarga, sekaligus memperluas kaum kerabat mati”. Dalam adat perkawinan tersebut juga
kedua belah pihak. dengan ungkapan “Nikah menebus budi” atau
“Kawin membayar budi”, yakni perkawinan yang
Menjunjung Sunnah dilakukan untuk membalas budi seseorang yang
Maksudnya, mengikuti sunnah nabi diterimanya atau diterima keluarga.
Muhammad s.a.w. Yang menganjurkan
perkawinan bagi umatnya yang patut dan mampu. Nikah negeri
Di dalam ungkapan disebut, “tegak nikah menurut Perkawinan ini dapat bertujuan politis,
sunnah, tegak adat menurut syarak. karena dilakukan lazimnya oleh raja-raja zaman
dahulu antar kerajaan. Melalui perkawinan itu
Nikah Sekandang hubungan kedua kerajaan menjadi baik, dan
Nikah sekandang adalah perkawinan antar terhindar dari permusuhan.
sesama anggota keluarga sepanjang dibenarkan
oleh syarak dan adat. Pada perkawinan ini b. Bentuk Perkawinan
terkandung tujuan untuk menjaga agar harta Bentuk perkawinan dapat dikelompokan
keluarga tidak “jatuh keluar”. menjadi dua bagian yaitu Bentuk Perkawinan
Berdasarkan Asal Istri/Suami dan Bentuk
Nikah Berkat Perkawinan Berdasarkan Jumlah Istri/Suami.
Nikah berkat ialah perkawinan yang Bentuk Perkawinan Berdasarkan Asal Istri/Suami
mengandung maksud untuk memperoleh “berkat”, Bentuk perkawinan ini dibagi lagi menjadi
“tuah” atau meningkatkan status sosial keluarga. 2 bagian yaitu endogami dan eksogami. Endogami
adalah suatu perkawinan antara etnis, klan,
suku, kekerabatan dalam lingkungan yang sama.
Eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis,

Adat dan Adab Melayu Riau 251


klan, suku, kekerabatan dalam lingkungan yang terbagi lagi menjadi dua yaitu poliandri fraternal
berbeda yaitu jika si suami beradik kakak dan non-fraternal
Secara umum, perkawinan di Riau bila suami-suami tersebut tidak ada hubungan
Kepulauan membolehkan perkawinan satu etnis, kakak adik kandung.
sesuku atau antara keluarga terdekat, sistem Poligami atau banyak istri sering dijumpai
perkawinan seperti ini disebut dengan endogami. di tengah-tengah masyarakat, hal ini disebabkan
Hal ini tentu berbeda dengan Riau Daratan pada
masyarakat umum bisa menerima keadaan dan
umumnya yang menganut sistem eksogami, yang
perilaku tersebut, karena hal ini tidak bertentangan
melarang perkawinan sesuku.
dengan adat dan Islam.
Bentuk Perkawinan Menurut Jumlah Istri/Suami
Namun berbeda dengan poliandri (seorang
perempuan menikah dengan banyak laki-laki),
Monogami
selain bertentangan dengan agama juga tidak
Monogami adalah suatu bentuk
sejalan adat dan kebiasaan yang ada, setakat ini
perkawinan/pernikahan di mana si suami tidak
belum dijumpai kasus dengan sistem perkawinan
menikah dengan perempuan lain dan si isteri
tersebut.
tidak menikah dengan lelaki lain. Jadi singkatnya
Dalam masyarat juga dikenal dengan istilah
monogami merupakan nikah antara seorang laki
salin tikar, yaitu seorang istri yang meninggal lalu
dengan seorang wanita tanpa ada ikatan penikahan
sang suami menikahi saudara kandung sang istri
lain.
tersebut. hal ini biasanya dilakukan demi menjaga
Sistem perkawinan monogami adalah
hubungan baik dua keluarga tersebut (keluarga
sistem perkawinan yang banyak dijumpai di
suami dan keluarga istri yang telah meninggal) di
tengah Masyarakat Bengkalis. Namun sistem
samping hal-hal lainnya seperti perawatan anak,
perkawinan , umum yang ini yang dianut dan
harta, dll.
diterapkan oleh masyarakat di tengah-tengah
masyarakat Bengkalis.
c. Jenis-jenis Perkawinan
Adat dan tradisi masyarakat Melayu mengenal
Poligami
pula beberapa jenis perkawinan. Jenis-jenis perkawinan
Poligami adalah bentuk perkawinan,
tersebut ada yang buruk atau tidak diinginkan dan ada
seorang pria menikahi beberapa wanita atau
pula yang baik. Jenis-jenis perkawinannya tersebut ada-
seorang wanita menikah dengan beberapa laki-
lah:
laki. Poligami dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
poligini dan poliandri. Poligini yaitu satu orang
Kawin Biasa
laki-laki memiliki 2 atau lebih isteri. Sedangkan
Kawin biasa, ialah perkawinan yang
poliandri adalah satu orang perempuan memiliki
dilakukan secara normal, dilaksanakan melalui
banyak suami. Poligini dapat lagi dibagi menjadi
ketentuan adat istiadatnya, serta menuruti
dua bagian yaitu poligini sororat dan poligini non-
berbagai urutan yang lazim. Di dalam pepatah
sororot. Poligini Sororat adalah dua atau lebih istri
adat disebut “nikahnya menurut syarak, kawinnya
yang dinikahi adalah kakak beradik kandung,
menurut adat, sesuai alur dengan patutnya, sesuai
sedangkan poligini non-sororot adalah jika dua
langkah dengan niatnya”.
atau lebih istri yang dinikahi tidak ada hubungan
Orang tua-tua, pemuka dan pemangku
darah (bukan kakak adik kandung). Poliandri juga
adat mengatakan, bahwa lazimnya kawin biasa

252 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


ini adalah perkawinan antara bujang dan gadis sederhana, dan dalam suasana penuh dukacita.
yang dilaksanakan menurut tata cara adat. Itulah Biasanya perkawinan ini terjadi atas
sebabnya, perkawinan ini disebut juga “nikah amanah si istri yang telah meninggal yang
kawin penuh”, karena pelaksanaannya dari awal memberi amanat kepada sang suami atau kepada
sampai akhir memang dilakukan secara wajar keluarga, bila ia mati maka ia menginginkan
sesuai menurut adat istiadatnya. suaminya menikah dengan saudara kandungnya.
Perkawinan memenuhi amanah ini disebut “Ganti
Kawin Gantung Tikar Amanah”.
Perkawinan ini disebut nikah gantung Berbeda dengan si istri yang meninggal,
yakni dilakukan dengan jarak waktu relatif lama namun jika si suami yang meninggal maka secara
antara akad nikah menurut agama dan akad adat tidak diperbolehkan si istri menikah dengan
nikah menurut hukum. Perkawinan ini dilakukan saudara kandung suaminya. Hal ini dimaksudkan
bila keadaan anak perempuan masih di bawah untuk menjaga perasaan si istri dan keluarganya.
umur sehingga belum dapat memenuhi semua
persyaratan untuk berumah tangga secara hukum. 4.3.5 Prosesi Pernikahan
Walau mereka telah melangsungkan pernikahan Mencari jodoh/Mengintip
(akad nikah) namun mereka belum boleh serumah Bagi masyarakat Melayu Bengkalis beban
(bersatu), setelah anak perempuan cukup umur dan tanggung jawab orang tua terhadap anak hingga
dan diresmikan secara hukum barulah mereka anaknya sudah sampai berumah tangga. Orang tua
boleh untuk serumah. dapat dikatakan terlepas beban jika anaknya sudah
kawin. Orang tua yang masih mempunyai anak
Kawin Janda/Kawin Duda yang belum kawin jika meninggal dunia dikatakan
Perkawinan ini ialah perkawinan antara masih mempunyai beban. Oleh karena itu, orang
lelaki bujang dengan wanita janda, atau lelaki tua berupaya menyegerakan anaknya agar dapat
duda dengan anak gadis. Perkawinan ini walaupun jodoh. Orang Melayu Bengkalis pada masa
dilakukan menurut adat dan tradisi, lazimnya dahulu akan merasa malu, jika anaknya lambat
tidak lagi melalui proses seperti perkawinan biasa. mendapatkan jodoh, baik bujang maupun dara. Si
Di dalamnya pelaksanaannya banyak bagian- Bujang yang terlambat mendapatkan jodoh, akan
bagian yang ditiadakan. disebut sebagai bujang terlajak atau bujang lapok.
Lebih dari jika orang tua mempunyai anak dara
Kawin Salin Tikar yang terlambat menikah akan diperkata orang
Apabila seorang suami ditinggal oleh sebagai anak dara tua atau perawan tua. Itulah
istrinya karena meninggal, kemudian kawin sebab orang tua selalu berusaha untuk mencarikan
dengan saudara kandung istrinya (saudara ipar), jodoh anak-anaknya.
disebut kawin salin tikar atau disebut juga kawin Orang tua yang mempunyai anak lelaki
ganti tikar. Perkawinan ini lazim terjadi antar lebih leluasa mencarikan jodoh, daripada orang
keluarga demi untuk melanjutkan hubungan tua yang mempunyai anak perempuan. Kaum
kekeluargaan, atau untuk kepentingan anak- lelaki lebih cenderung ’mencari’ jodoh atau
anak (kalau mereka memiliki anak). Pelaksanaan pasangannya, sedangkan anak perempuan lebih
perkawinan ini tidaklah seperti perkawinan bersifat ’menunggu’. Sangat tabu jika ada pihak
anak bujang dan dara, prosesi dilakukan sangat yang berlebih-lebihan mencari jodoh buat anak

Adat dan Adab Melayu Riau 253


daranya maka selalu digunjingkan orang dengan mempunyai hajat atau tujuan tertentu. Adapun
istilah perigi mencari timba. tujuan utamanya adalah untuk mencari keterangan
Perihal mencari jodoh bagi masyarakat si anak dara yang dikehendaki untuk dipersunting.
Melayu Bengkalis tidak datang begitu tiba-tiba. Ada Wanita atau gadis yang diinginkan tidak
beberapa proses yang dilakukan. Biasanya anak diperkenankan untuk mendengarkan atau keluar
bujang yang telah mempunyai niat dan keinginan bilik menemui pihak yang datang merisik.
untuk berumah tangga menyampaikannya Pertanyan yang disampaikan biasanya dalam
kepada orang tuanya, atau kepada saudara mara bentuk kiasan atau pantun. Kedatangan utusan
anak bujang itu. Jika sudah diketahui keinginan untuk merisik ini tidak boleh diketahui oleh orang
anaknya maka orang tua mereka mencari anak luar tetangga sebelah karena bersifat rahasia.
yang ingin dijodohkan. Terutama mengetahui asal Merisik dilaksanakan oleh utusan pihak
usul calon pasangan anaknya. Terutama anak siapa laki-laki. Orangnya hendaklah yang amanah dan
dan bagaimana keadaan anak yang ingin dilamar, bijak bicara. Makna atau tujuan yang terkandung
apakah sesuai dengan norma-norma agama. di dalam kegiatan merisik ini adalah untuk
Kriteria anak dara yang rajin membantu ibunya, mencari keterangan tentang keadaan si gadis
rajin pergi ke surau, pandai mengaji, dan bersopan yang diinginkan. Dari kegiatan ini akan diperoleh
santun dengan orang tua dan teman sebaya keterangan apakah sang gadis sudah dipinang
menjadi prioritas pilihan anaknya. Jika kriteria orang lain atau belum. Hal-hal yang dapat
itu dipenuhi maka langkah selanjutnya dilakukan menimbulkan perselisihan dapat dihindari dengan
usaha ’mendengar-dengar’ dan ’melihat-lihat’ pihak lain yang mungkin juga berkeinginan atau
oleh orang yang ditunjuk oleh pihak keluarga, sudah merisiknya terlebih dahulu.
orang itu selalu disebut dengan tali barut. Orang Merisik dilakukan oleh pihak laki laki yang
yang bertindak sebagai tali barut ini biasanya berhajat. Biasanya dilakukan oleh orang laki laki
melakukan kegiatan dengan ’risik-risik cari kutu’. atau perempuan sebanyak dua orang. Orang yang
Di beberapa belahan Kabupaten Bengkalis acara dikirim ini hendaklah orang yang dapat dipercaya
ini disebut dengan ’bual-bual di air’. Jika usaha hasil dan pandai berbicara, serta hendaklah orang yang
yang diperoleh positif, maka usaha berikutnya pandai pula menyimpan rahasia yang diberikan
’mendengar’ lebih dekat, yaitu semacam kegiatan kepadanya.
’sulur-sulur air’ (istilah yang digunakan di wilayah Kegiatan merisik perlu dilakukan, karena
budaya Rokan), yaitu pihak laki-laki mencari tali sekaligus dapat menyelidik, pendirian pihak orang
barut yang lebih dekat hubungan kekeluargaannya tua perempuan. Keputusan yang diperoleh dalam
mencari informasi tentang anak dara yang akan merisik dapat di rundingkan oleh ahli waris yaitu
dipinang. abang dari ibunya dan ayahnya sendiri. Cara ini
adalah sebagai perintis jalan agar kelak tidak ada
Merisik halangan dan rintangan dalam meneruskan acara
Merisik adalah suatu kegiatan yang selanjutnya.
dilakukan oleh pihak calon mempelai laki-laki. Merisik dilakukan agar kedua keluarga puas
Merisik dimulai dengan mengirimkan utusan yang dengan pilihan masing-masing dan di kemudian
ditunjuk oleh pihak laki-laki untuk berkujung hari tidak ada lagi cela dan penyesalan. Karena
ke rumah perempuan. Tradisi ini hampir sama orang Melayu dahulu selalu memegang kepada
dengan berkunjung atau bertamu biasa, namun

254 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


bidal Melayu yaitu, “Jika hendak meminang anak, ditunjuk itu diiringi oleh beberapa orang tua-tua,
pinang ibu bapaknya dahulu”. baik laki-laki maupun perempuan yang masih ada
Adat merisik ini biasanya termasuk melihat hubungan keluarga untuk meminang anak dara.
tubuh atau badan si anak dara dengan menelusuri Meminang adalah kegiatan yang dilakukan
melalui sahabat yang karib dan ibu-bapa anak oleh pihak laki-laki, dengan cara mengirimkan
dara yang hendak dipinang. Ada kalanya ketika utusan dua atau tiga orang atau boleh Iebih.
hendak datang melihat itu diberitahu terlebih Utusan ini terdiri dari laki-laki dan perempuan,
dahulu kepada pihak si gadis, tetapi ada juga yang ditunjuk oleh pihak laki-laki ia adalah orang
yang datang melihat itu dengan tiba-tiba. pilihan yang bijak alim serta amanah dalam
Menurut keyakinan masyarakat Melayu Bengkalis menyampaikan hajat dari pihak laki-laki untuk
dahulunya, reaksi pihak perempuan ketika mempersunting gadis yang di inginkan dengan
kedatangan pihak laki-laki secara tiba-tiba bisa cara tertentu. Tujuan yang terkandung dalam
menjadi pertanda di masa depan. Misalnya, jika kegiatan ini membuat perjanjian antara pihak
saat kedatangan pihak laki-laki anak dara sedang laki-laki dan perempuan. Perjanjian antara kedua
mandi atau membasuh, maka akan membawa belah pihak dibuat secara lisan.
kepada perkara yang baik, yaitu menunjukkan Meminang adalah kegiatan yang dilakukan
jodoh pertemuan itu sejuk. Maksudnya kalau oleh pihak laki-laki, dengan cara mengirimkan
jadi ikatan jodoh itu, kehidupan suami istri itu utusan dua atau tiga orang atau boleh Iebih.
kelak akan senang, tenang, dan senantiasa rukun Utusan ini terdiri dari laki-laki dan perempuan,
dalam rumah tangga. Akan tetapi jika orang yang yang ditunjuk oleh pihak laki-laki ia adalah orang
datang merisik itu didapatinya si anak dara sedang pilihan yang bijak alim serta amanah dalam
memasak, maka kurang baik padahnya karena menyampaikan hajat dari pihak laki-laki untuk
konon rumah tangga akan senantiasa panas dan mempersunting gadis yang di inginkan dengan
kurang rukun sehingga sering bertengkar. Begitu cara tertentu.
juga jika dalam perjalanan menuju rumah si gadis Tujuan yang terkandung dalam kegiatan
ada musibah kecil seperti kaki yang terkait ranting ini membuat perjanjian antara pihak laki-laki
atau akar kayu yang menyebabkan jatuh maka dan perempuan. Perjanjian antara kedua belah
yang demikian itu tiadalah baik dan akan buruk pihak di buat secara lisan. Beberapa perjanjian
padahnya. yang diputuskan itu biasanya meliputi bila waktu
memberi tanda serta menentukan berapa pula
Meminang besarnya antar belanja. Perjanjian yang disepakati
Setelah dilaksanakan merisik, dan sekaligus sebagai patokan waktu bagi pihak laki-
pihak laki-laki sudah mendapat jawaban dari laki dan perempuan untuk memberi kabar sanak
pihak perempuan, maka pihak keluarga laki- famili. Demikian juga bahwa anak gadisnya sudah
laki mengadakan musyawarah dengan kerabat dipinang orang.
terdekatnya. Di dalam musyawarah pembicaraan Setelah semuanya dipersiapkan maka
yang dilakukan berkenaan dengan maksud berangkatlah utusan pihak lelaki menuju rumah
keluarga untuk menyunting si anak dara. Setelah si anak dara untuk meminang. Biasanya waktu
memperoleh kata mufakat, maka ditunjuklah meminang setelah sholat Isya dikarenakan
seorang orang tua yang sudah berpengalaman waktunya agak panjang. Kedua orang tua dari
dalam hal pinang-meminang. Orang tua yang pihak laki laki tidak menyertai utusan itu. Ini

Adat dan Adab Melayu Riau 255


dikarenakan, kepercayaan telah diberikan Pada saat upacara meminang, penyampaian
sepenuhnya kepada pihak yang mewakili keluarga. niat dan maksud kedatangan pihak laki-laki
Hal lain yang menyebabkan kedua orang tua disampaikan dengan mengucap pantun, demikian
pihak laki-laki tidak ikut meminang adalah juga dengan pihak perempuan atau tuan rumah
menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, juga menjawab dengan pantun sehingga terjadi
misalnya kekuatiran pinangan ditolak. Itulah balas-balasan pantun seperti tergambar berikut:
sebabnya kedua orang tua dari pihak laki-laki Tuan Rumah:
tidak ikut serta. Susun Kajang dua tiga
Mari letakkan dalam Perahu
Saat menanti kehadiran pihak laki-laki,
Dalam lautan boleh diduga
pihak perempuan pula mempersiapkan segala
Dalam hati siapa tahu
sesuatunya. Rumah ditata rapi supaya kelihatan
molek dan berseri. Kemudian, rumah pihak Isap rokok tembakau cina
perempuan pintunya dibuka. Hal ini pertanda Mari diisap sambil menari
kehadiran dari pihak laki-laki dinantikan dengan Minta maaf kami bertanya
senang hati. Sementara itu, dari pihak perempuan Apa hajatnya datang kemari

pun telah mewakilkan kepada orang tua yang


Pihak laki-laki:
dipercayai menjadi wakil tuan rumah. Dalam
Memang begitu kayu tembaga
acara peminangan ini, kedua orang tua pihak Takkan sama kayu cendana
perempuan biasanya tidak tampil di hadapan Memang begitu adat lembaga
wakil pihak laki-laki. Dulu sapa baru bertanya
Upacara meminang membutuhkan
beberapa peralatan atau kelengkapan meminang. Tanam Pauh tengah pematang
Lomba-lomba timang gelombang
Peralatan utama dalam upacara meminang adalah
Hanyut serantau ke indragiri
sirih beserta perlengkapan-perlengkapan lainnya.
Dari jauh kami datang
Menurut ketentuan adat, tepak sirih tersebut Hendak mencoba menanam mumbang
terdiri dari tiga jenis: Tepak Perisik, Tepak Sirih Kalau tumbuh tuah negeri
Peminang, Tepak Sirih Pengikat Janjl.
Tepak Sirih lengkap dengan isinya, Tuan rumah:
kemudian buah-buahan dan kue-mue. Setelah Lomba-lomba timang gelombang
Hanyut seekor ketepian mandi
semua pihak datang berkumpul maka upacara
Usahlah coba menanam mumbang
peminangan itupun dimulai dengan elu-eluan
Tampang layu tumbuh tak jadi
dari pihak keluarga laki-laki sambil menyerahkan
tepak sirih lengkap dengan isinya yaitu sesusun Laki-laki:
daun sirih yang diatur telungkup, kapur, gambir, Kura-kura dalam perahu
dan pinang sebagai tanda permulaan pertemuan. Sudah gaharu cendana pula
Sirih yang dibawa disuguhkan pada tetua Pura-pura tidak tahu
Sudah tahu bertanya pula
dan pihak yang mewakili pihak perempuan.
Patah tumbuh hilang berganti
Sedangkan bawaan berupa buah-buahan dan kue-
Tak Melayu hilang di bumi
mue dipersembahkan kepada pihak perempuan. Besarlah hajat kami kemari
Pemberian dilakukan sebagai tanda terjalinnya Untuk menyampaikan sekalung hati
hubungan persaudaraan di kedua belah pihak.

256 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Sudah lama kami ke tasik ada lagi laki-laki yang mengganggu si gadis.
Airnya jernih hutannya rawa Orang pun tahu bahwa gadis itu sudah ada yang
Dah lama kami merisik punya atau sudah bertunangan. Waktu yang sering
Baru sekarang bersua muka
dilakukan adalah waktu malam, ba’da shalat isya.
Jika bunga belum dipagar
Setelah hantar tanda dilaksanakan
Kami menyimpan sikumbang jati dilanjutkan dengan hukum atau mengkaji kembali
Kumbang belum hidup berkawan tentang sanksi pelanggaran dari salah satu pihak
Hajat menyunting bunga sekaki antara lain:
Itulah hajat kami serombongan kemari a) Seandainya dari pihak laki-laki yang mungkir
Menjumpai tuan dan puan yang ada di rumah ini janji maka cincin emas belah rotan sebagai
tanda menjadi hak bagi si gadis.
Perempuan:
Sirih ada di dalam puan
b) Seandainya si gadis pula yang mungkir
Pinang berukir berlapis-lapis janji maka cincin emas belah rotan harus
Sirih tuan dan kami makan dikembalikan sejumlah dua kali lipat.
Pinangnya lemak sirihnya manis c) Sekiranya salah satu di antaranya mendapat
musibah, maka masalah tanda akan
Tepak tuan kayu cendana dirundingkan secara kekeluargaan antara
Tepak kami kayu meranti
pihak laki-laki dengan pihak perempuan,
Tepak tuan dah kami periksa
Cuba pulak tengok tepak kami
karena itu bukanlah kehendak dari salah satu
pihak.
Laki-laki: Mengantar tanda ini hakikatnya adalah
Minyak kapak buatan Cina sebagai pernyataan kesungguhan dari pihak
Minyak pengobat sakit gigi keluarga laki-laki untuk mempersunting si
Tepak tuan dah kami periksa anak dara dari keluarga perempuan. Selain
Sayangnya kami tak punya gigi
itu mengantar tanda berarti bujang dan gadis
Perempuan:
sudah terikat menjadi calon suami-isteri. Dalam
Nyirih berbuah dimuka tingkap pengertian yang lain, mengantar tanda juga
Panjat rotan dimuka pintu dikenal sebagai acara pertunangan karena dalam
Sirih tua sudah sama ditangkap acara mengantar tanda biasanya yang dibawa
Hajat tuan belumlah tahu adalah sebentuk cincin yang diberikan kepada
anak dara sebagai tanda bahwa ia telah ada yang
Antar Tanda Pertunangan punya.
Upacara antar tanda dilakukan setelah Lazimnya mengantar tanda dilakukan
pinangan diterima oleh pihak perempuan. Waktu apabila kedua belah pihak sudah sepakat mengenai
pelaksanaannya berdasarkan kepada kesepakatan kelengkapan apa yang akan dibawa dan kapan
kedua belah pihak. Tanda ini hakekatnya menjadi waktu yang tepat untuk mengantarnya. Pekerjaan
wujud dari persetujuan penerima pinangan, dan mengantar tanda ini biasanya dilakukan pada
sebagai pengikat bagi kedua belah pihak. Apalagi malam hari, sebaik-baiknya setelah sholat Isya,
sekarang ini tidak berlaku lagi adanya pingitan dan dilakukan oleh wakil yang telah dipercayai
untuk si gadis sehingga cinicn tanda pertunangan oleh keluarga laki-laki.
sudah harus dipakai oleh si gadis sehingga tidak Kelengkapan dari mengantar tanda ini

Adat dan Adab Melayu Riau 257


dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Pihak Perempuan:
a) Antaran Pokok, terdiri dari tepak sirih Ikan dun, si ikan Selar
lengkap dengan sirih, pinang, kapur, dan dalam sampan berangkai-rangkai
gambir, sebilah keris, bunga rampai, cincin Kalau janji sudah diikrar
belah rotan yang terbuat dari emas. Tolong katakan, tolong disampai.
b) Antaran Pengiring, yaitu terdiri dari Pihak Lelaki:
sepersalinan (pakaian lengkap), alat-alat rias, Pagi-pagi membeli kurme
dan handuk. untuk santapan kale berbuke
c) Antaran Pelengkap, yaitu terdiri dari kue- Pinangan sudah kami terime
mue halua (manisan buah-buahan), dan hari ini mengantar tande
buah-buahan.
Semua antaran disusun pada suatu tempat Kalau makan sipulut jande
yang disebut poho/pahar atau talam berkaki, ada jangan lupe bilas penganan
pula yang menyebutnya dengan semberit yang Kami ade membawe tande
ditutup dengan tudung saji. Poho ini dikemas yang lainnye menjadi iringan
ataupun disusun sesuai urutan yang sudah
ditentukan. Indah tarikan lemah gemuki
Pada hari yang telah ditentukan, setelah senyum dikulum dipilis-pilis
salat Isya maka rombongan dari pihak laki-laki Kami dulukan si bunge rampai
sampai di rumah pihak perempuan. Rombongan untuk pengharum dakwa majelis
itu disambut dengan baik oleh pihak yang menanti
atau wakil dari pihak perempuan. Hinggap di dahan burung bektuk
Setelah semua pihak yang terlibat dalam jangan dikerat buah bidare
proses meminang ini berkumpul, maka kedua Kami serahkan cincin sebentuk
pihak saling berbalas pantun. Secara sederhana, sebagai pengikat si anak dare
gambaran pelaksanaan berbalas pantun
dalam prosesi antar tanda pertunangan dapat Hari petang berkarang lokan
digambarkan sebagai berikut: umpan penabur ikan pekte
Prosesi antar tanda pertunangan ini dimulai Persalinan pakaian diserahkan
dengan pembacaan salam (assalamualaikum) hanye sekedar tande mate
dari pihak laki-laki yang disambut dengan
ucapan “waalaikum salam w.w.” oleh wakil pihak Membawe jale pergi menjaring
perempuan. Maka acarapun dimulai dengan masuk ke rage ikan gulame
berpantun-pantun. Buah dan kue sebagai pengiring
untuk keluarge manjamu selere
Pihak Lelaki: ‘
Bukan kentang sebarang kentang Pujangge bermadah irame jiwe
kentang diletak tepi perigi mengalun irame pengobat jiwe
Bukan datang sebarang datang Habislah sudah antaran dibawe
datang hendak memenuhi janji mohon diterime harap ditelid

258 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Pihak Perempuan: terlebih-lebih menjelang hari pernikahan. Saat itu
Pergi ke Medan memakai kopiah anak dara sebaiknya tidak diizinkan keluar rumah
sambil berjalan membawe minyak yang biasa disebut dikurung artinya si dara dalam
Mengape tuan bersusah payah pingitan.
membawe antaran terlalu banyak Pada waktu rombongan pihak laki-laki
akan meminta diri, maka wakil dari tuan rumah
Daun selasih di tengah laman menyerahkan bingkisan, berupa tepak sirih
terbang sekawan si rame-rame dengan susunan daun sirih telentang sebagai
Terimekasih kami ucapkan tanda bahwa antaran yang dibawa oleh pihak laki-
barang antaran kami terime laki sudah diterima.
Pada saat itu terjadi pula berbalasan pantun
Pantun-pantun yang diungkapkan itu antara kedua belah pihak sebagaimana tergambar
disampaikan sebagai pembuka acara, selanjutnya berikut ini:
semua kelengkapan antaran itu dimasukkan ke
dalam bilik si dara dengan pembacaan doa selamat. Pihak Perempuan:
Kemudian barulah dilakukan pembicaraan terkait Kasau bengkawan menimpe itik
penetapan bulan dan hari pernikahan. Juga Itik berkandang tepi sempadan
berkaitan dengan mas kawin atau mahar yang Kalaulah tuan berangsur balik
harus dibawa oleh pihak laki-laki yang menjadi kami numpang barang dan pesan
syarat mutlak dalam akad nikah.
Mas kawin yang dipersiapkan untuk Pihak Lelaki:
akad nikah ini bermacam-macam tergantung Naik sampan ke Tanjung Jati
kemampuan pihak laki-laki. Pada kaum bangsawan patah haluan ribut selatan
dahulu terdapat istilah mas kawin berupa rantai Kalau tuan percayakan kami
atau kalung emas setinggi tegak, maksudnya amanah tuan kami sampaikan
adalah rantai emas yang ukurannya setinggi atau Musim selatan memancing ikan
sepanjang tubuh badan si dara dengan berat yang dikait umpan mengail tenggiri
tidak ditentukan. Antaran baksan kami kirimkan
Dalam penentuan antar belanja kadang- tandanya tuan sampai ke mari
kadang pihak perempuan bisa menetapkan
antaran tanpa persetujuan pihak laki-laki asalkan Kalau tuan hendak menyemah
sesuai dengan kemapuan pihak laki-laki. Tetapi jangan pulut letak di papan
jika permintaan itu melebihi kemampuan pihak Kalau tuan sampai ke rumah
laki-laki, maka akan menimbulkan rasa malu bagi sampaikan salam ke bakal besan
pihak laki-laki. Maka disinilah peran tukang risik
dari kedua belah pihak yaitu untuk mengetahui Antar Belanja
kira-kira seberapa besar yang dikehendaki oleh Selepas upacara meminang, tradisi
pihak perempuan, supaya tidak terjadi kesalahan selanjutnya adalah antar belanja. Upacara
kepada penetapan jumlah yang dimaksud. ini ditandai kedatangan pihak keluarga laki-
Setelah selesai mengantar tanda, maka sejak laki kepada keluarga pihak perempuan dan
saat itu si dara harus dijaga dengan sebaik-baiknya, menyerahkan sejumlah uang dan jenis barang-

Adat dan Adab Melayu Riau 259


barang lainnya kepada keluarga calon penganten perempuan berapa jumlah rombongan yang
perempuan. Pelaksanaan antar belanja ditentukan melakukan antar belanja, ini dimaksudkan agar
ketika pelaksanaan meminang, dalam upacara pihak perempuan bisa melakukan penyambutan
antar belanja ini selain menyerahkan uang dan dan pelayanan dengan baik.
keperluan-keperluan lainnya, juga dibicarakan Demikian juga yang menerima antar
waktu pelaksanaan perkawinan. belanja, pihak perempuan akan menunjuk wakil
Maksud dari upacara ini adalah yang dipercaya untuk menerima antaran belanja
kegotongroyongan membantu pihak keluarga tersebut. Biasanya yang menerima adalah orang
perempuan ketika pelaksanaan hari langsung, terpandang atau disegani dari keluarga penganten
karena pada umumnya upacara hari langsung perempuan.
dilaksanakan oleh pihak keluarga perempuan dan Sama seperti pihak laki-laki, orang tua pihak
di rumah penganten perempuan. Dengan adanya perempuan dan calon penganten perempuan tidak
antar belanja, biaya hari langsung yang ditanggung diperkenankan menerima secara langsung antaran
pihak perempuan bisa sedikit berkurang. tersebut, dan apabila hal ini dilakukan maka
Uang hantaran belanja disebut juga dengan sangat dipandang tabu atau kurang etis menurut
uang hangus, karena uang tersebut akan menjadi adat kebiasaan.
hak pihak perempuan dalam melakukan upacara Dalam menyampaikan bahasan
perkawinan nantinya. Upacara hantar belanja perundingan para wakil-wakil tersebut atau
tidak jauh berbeda dengan upacara antar tanda orang-orang yang ditunjuk mewakili kedua
atau meminang, pihak laki-laki dan perempuan belah pihak menyampaikan maksud dengan
masing-masing menunjuk perwakilan dalam tujuan dengan cara berpantun. Setelah berbalas-
melakukan perundingan, kegiatan tersebut balasan pantun kedua utusan menyorong tepak
dilangsungkan di rumah penganten perempuan. sirih ke bagian belakang untuk selanjutnya
Pelaksanaan kegiatan ini biasanya dimulai dijamah oleh rombongan dari pihak laki-laki
dari berkumpulnya sanak saudara atau perwakilan maupun perempuan. Pertukaran tepak sirih tidak
yang telah ditunjuk untuk berkumpul di rumah boleh dilakukan secara sembarangan. Apabila
pihak laki-laki. Perwakilan pihak laki-laki tersebut ditutupnya dibuka akan jelas dapat dilihat, mana
selanjutnya secara bersama-sama berkunjung ke kepala dan mana sebelah ekor dari tepak sirih
rumah pihak perempaun. tersebut haruslah diketahui. Kepala tepak sirih
Agar tidak terjadi kekacauan dalam ialah pada arah susunan sirih sebelah tampuk atau
rombongan antar belanja, orang tua pihak laki-laki ganggangnya dan itu hendaklah diketahui terlebih
akan menunjuk wakil sebagai ketua rombongan, ia dahulu secara pasti, sebab mesti dihadapkan atau
adalah orang yang pasih dan bijak berbicara. Orang didahulukan ialah sebelah kepala tepak sirih.
tua penganten laki-laki dan calon penganten Tersalah sorong berarti tersalah adat.
tidak diperkenankan ikut hadir bersama. Jumlah Dalam acara ini pihak perempuan
rombongan yang mengantarkan belanja tidak mengadakan jamuan makan atau kenduri ala
ditentukan berapa banyaknya, tergantung dari kadarnya dan mengadakan doa selamat agar calon
keinginan pihak keluarga laki-laki. Namun penganten selamat sampai ke jenjang pelamin
begitu, biasanya ada utusan khusus dari pihak dan dihindarkan dari segala halangan yang dapat
keluarga laki-laki yang datang terlebih dahulu menghambat acara selanjutnya di kemudian hari.
untuk memberitahukan kepada pihak keluarga Pelaksanaaan upacara hantar belanja

260 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


masing-masing pihak menunjuk seorang wakil yang sudah ditunjuk untuk mewakili keluarga
atau utusan. Wakil atau utusan yang bijak yang melakukan hajat.
bercakap tentang hantaran tersebut. Dalam acara Acara mengajak atau menjemput adalah
ini kedua mempelai membacakan beberapa bagian dari persiapan yang dilakukan untuk
pantun dan tidaklah berlebihan. Pantun-pantun melaksanakan pekerjaan dalam majelis nikah-
yang dibacakan oleh kedua perwakilan dari pihak kawin. Pelaksanaan dalam pekerjaan ini di
perempuan dan laki-laki. dalamnya mengandung nilai-nilai kebersamaan
Setelah berbalas-balasan pantun kedua antara sesama. Sebelum diadakan acara
utusan menyorong tepak sirih ke bagian belakang mengajak atau menjemput terlebih dahulu
untuk selanjutnya dijamah oleh rombongan dari diadakan musyawarah di rumah calon penganten
pihak laki-laki maupun perempuan. Pertukaran perempuan untuk menentukan siapa yang akan
tepak sirih tidak boleh dilakukan secara diajak dan dijemput. Pekerjaan menjemput ini
sembarangan. Apabila tutupnya dibuka akan hendaklah dilakukan secara seksama supaya
jelas terlihat, mana kepala dan mana sebelah ekor orang-orang yang pantas diajak tidak terlupakan,
dari tepak sirih tersebut. Kepala tepak sirih ialah sebab menjemput ini menyangkut penghargaan
pada arah susunan sirih sebelah tampuk atau dan kedudukan seseorang di dalam masyarakat.
ganggangnya dan itu hendaklah diketahui terlebih Sehingga tampaklah pada pekerjaan mengajak
dahulu secara pasti, sebab mesti dihadapkan atau dan menjemput ini mempunyai nilai etika dan
didahulukan ialah sebelah kepala tepak sirih. Jika moral yang tinggi.
sampai salah sorong berarti tersalah adat. Untuk mengajak dan menjemput ini
Alat-alat atau perlengkapan yang biasanya dilakukan oleh beberapa pasang suami isteri yang
digunakan dalam hantaran belanja terdiri dari: sudah mempunyai pengalaman. Dan selalunya
tepak sirih, kain sarung tenunan, seperangkat pula membawa tepak sirih yang lengkap dengan
peralatan shalat, uang hantaran sesuai dengan isinya. Yang menjemput mendatangi rumah
jumlah yang telah disepakati, kasut, alat berhias, saudara yang akan dijemput dengan membawa
handuk, kue hasidah (dodol), haluah, buah limau, tepak sirih, dan sebelum menyampaikan maksud
pisang raja, payung yang behias, sirih, buah terlebih dahulu tepak sirih disorongkan kepada
mentimun, buhan nanas, daun-daun (ulam), saudara yang dijemput. Upacara menjemput ini
buah mengkuang atau sejenisnya, gula-gula, daun dilaksanakan tiga (3) hari sebelum menggantung
pisang dilipat, dan bunga rampai. dan tiga (3) hari menjelang pernikahan.
Saat ini, bahan-bahan pengiring hantaran
belanja disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Menggiling rempah
Dipenghujung upacara hantar belanja diadakan Biasanya sehari sebelum upacara
doa bersama yang dipimpin oleh seorang alim akad nikah dan rangkaian adat pernikahan
ulama. lainnya dilaksanakan, di rumah keluarga
mempelai perempuan berbagai aktivitas sudah
Menjemput dilangsungkan. Di dapur, ibu-ibu dan kaum
Menjemput sama halnya dengan undangan. perempuan dari keluarga pihak perempuan
Dahulu tidak ada yang disebut dengan undangan, mulai sibuk mempersiapkan rempah-rempah dan
sehingga pihak keluarga yang melangsungkan bumbu untuk bahan kelengkapan memasak aneka
pernikahan diwakili oleh ahli waris atau orang masakan dan kue-mue.

Adat dan Adab Melayu Riau 261


Jika para bapak-bapak dan remaja putra yang dilakukan oleh orang yang dituakan. Untuk
disibukkan dengan mendirikan tenda, maka kaum mendirikan tenda, warga bergotong royong
wanita, khususnya ibu-ibu dan remaja putri sibuk mendirikannya. Saat itulah bisa dilihat apakah
menyiapkan segala sesuatu keperluan seperti yang menyelenggarakan pesta dekat dengan
bahan sayuran, daging dan berbagai bumbu- tetangga dan warga. Jika kurang bersosial, maka
bumbu untuk dimasak pada acara perkawinan. warga juga enggan untuk membantu.
Biaya untuk membeli segala keperluan disediakan
oleh tuan rumah yang dibantu oleh pihak keluarga Menggantung
laki-laki. Setelah bangsal selesai dirikan sekitar tiga
Di dapur ada juga ritual tertentu, ritual ini atau empat hari sebelum hari langsung, selanjutnya
ialah ritual tungku dapur untuk memasak. Hal adalah upacara menggantung atau sekarang lazim
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal disebut dekorasi. Menggantung adalah suatu
yang tidak diinginkan, seperti memasak hangus, upacara di mana sanak keluarga berkumpul untuk
kurang matang masakannya, masakan tidak melakukan persiapan serta menghias tempat
berbau tengik. Oleh karena itu, ritual yang harus berkumpul untuk melakukan persiapan serta
dilakukan adalah di bawah pusat kuali atau kawah menghias tempat atau ruang tengah yang akan
baranya, diletakkan kerungkung kelapa muda dipergunakan upacara perhelatan perkawinan
atau sepotong batang pisang, dan tungku tempat dilangsungkan. Menggantung dilakukan pada
memasak ditepungtawari oleh orang yang dituakan gerai atau pelaminan tempat tidur, tempat akad
dan doa serta mantra. Jika hal ini diabaikan dan nikah, tempat bersanding, seperti memasang tabir
makanan tidak sempurna, maka keluarga yang jatuh, tabir gulung, langit-langit atau loteng dan
melangsungkan pesta akan mendapatkan aib. sebagainya.
Alat dalam dekorasi sekarang adalah
Menegak Bangsal kertas warna yang dipotong dalam berbagai
Aktivitas menegak bangsal ini dilaksanakan pola, kemudian digantung pada bangsal. Khusus
di luar rumah yang berfungsi untuk tempat untuk pelaminan dan bilik penganten, yang
hidangan dan tempat memasak. Dalam upacara menghias adalah andam. Alat yang dibutuhkan
perkawinan, sudah lazimnya mengundang kerabat, dalam menggantung-gantung pelaminan dan
saudara, tetangga dan warga sekitar kampung. bilik adalah tabir. Tabir dibuat dari dari kain yang
Untuk mengantisipasi agar semua undangan bisa ditampun memanjang menurut alur-alur warna
mendapatkan tempat disaat hari berlangsung, sesuai menurut adat yaitu kuning, merah, hijau,
maka keluarga yang menyelenggarakan upacara dan warna kuning keemasan biasanya digunakan
perkawinan harus menyediakan tempat. Tempat oleh kaum raja atau bangsawan. Sekeliling tabir
yang biasa digunakan dalam upacara seperti ini dipasang kain polos menurut kedudukan sosial
dinamakan bangsal. Sekarang bangsal didirikan atau status sosial pemakainya, disebut dengan
bukan hasil dari gotong-royong warga, tetapi tibo/sibar. Untuk raja digunakan sibo kuning,
sekarang sudah banyak pemilik penyewaan tenda sedangkan untuk wan datuk digunakan sibo hijau,
menyewakan tendanya. Warga hanya membantu dan untuk umum digunakan sibo warna merah.
seperlunya saja jika diperlukan. Dahulu dalam Sebelum melakukan kegiatan menggantung
mendirikan tenda harus ditepuk tepung tawar, ini orang tua biasanya tukang andam (Mak
yang dinamakan tepuk tepung tawar bangsal, Andam) melaksanakan tepuk tepung tawar. Yang

262 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


ditepuk adalah setiap sudut ruang yang akan dihias, Berinai/Berinai Curi
terutama tempat tidur dan tempat bersanding. Hal Berinai atau dalam istilah lain disebut
ini dilakukan untuk mengharapkan rahmat dari dengan berinai curi adalah upacara memberi tanda,
Allah dan menjauhkan dari bala. bahwa orang yang diberi inai akan melangsungkan
Untuk memasang gerai atau pentas upacara pernikahan. Tanda tersebut diberikan
ditentukan menurut kelas kedudukan masyarakat pada jari tangan, jari-jari kaki, telapak tangan,
pada masa itu. Misalnya raja pentas gerainya telapak kaki dan tumit dan inai yang diberikan
bertingkat 9, kaum bangsawan bertingkat 7, boleh penuh boleh tidak. Jari yang pertama diberi
datuk-datuk bertingkat 5, sedangkan orang biasa inai adalah jari manis, kemudian jari kelingking,
atau orang kebanyakan bertingkat 3. Demikian jari tengah, jari telunjuk dan terakhir ibu jari.
juga pemasangan tabir gulung, tabir lepas, atau Dan bahagian tubuh yang pertama kali dilekatkan
tabir jatuh, termasuk warna sibo tabir dan warna inai adalah tangan yang sebelah kanan.
kain lepas lainnya, disesuaikan dengan ketentuan Berinai biasanya dilakukan pada malam
yang berlaku. hari setelah shalat Isya sehari sebelum ijab kabul
Warna kuning untuk kedudukan raja-raja, di masing-masing kedua mempelai. Biasanya
warna hijau untuk bangsawan dan sebagainya. kuku dilapisi dengan lilin madu lebah, supaya
Oleh karena pergeseran zaman hal ini sudah tidak merah kena inai tersebut. Pekerjaan inai ini
mulai ditinggalkan, sehinga pemasangan pentas dilakukan oleh orang tua penganten perempuan
gerai dan tabir tergantung kepada kemauan pihak saja. Untuk pihak penganten laki-laki diantarkan
keluarga yang mengadakan perhelatan tersebut. oleh pihak penganten perempuan beserta sedikit
Seperti hal yang telah dijelaskan, mengenai makanan kue juadah seperti srikaya, otak naga,
warna pelaminan ditentukan pemakaiannya dan kue bolu dan pulut apit. Pada waktu yang sama
oleh adat. Orang kebanyakan tidak boleh di rumah penganten laki-lakipun dilakukan acara
memakai warna kuning, karena warna tersebut berinai merah. Acara ini sebenarnya dilaksanakan
diperuntukkan dipakai oleh raja/sultan. Warna di rumah penganten perempuan.
hijau ialah kepunyaan datuk-datuk, suku wan dan Penganten perempuan diberikan pakaian
suku encik. Warna merah dan warna genggang itu yang bagus dan dibaringkan di atas tilam yang
untuk umum. di alas dengan tikar berlambak. Di sekelilingnya
Dahulu tempat tepung tawar diletakkan di dipasang lilin. Sedangkan lilin lebah digunakan
atas semerit (dulang tembaga ukuran kecil berkaki) untuk mendompol kuku yang akan diberi inai.
dan di dalamnya ada cepu-cepu tempat beras Setelah dipasang dempol barulah jari-jari dipasang
putih (beras basuh), beras kuning, bertih, bunga inai. Setelah dua atau tiga jam inai yang melekat
rampai dan tempat nasi kunyit untuk khatam pada jari bolehlah ditanggalkan, dan jari kelihatan
Al-Alquran. Pentas pelaminan terdiri dari dua merah. Biasa juga penganten laki-laki berinai
macam yaitu pentas besar dan pentas kecil (pentas merah di rumah keluarga perempuan, sehingga
jatuh). Pentas besar tempat mempelai bersanding inai tidak perlu lagi di antar ke rumah mempelai
dan tepuk tawar. Sedangkan pentas kecil tempat laki-laki. Namun jika hal ini dilakukan pihak laki-
penganten beristirahat dan tempat makan. Semua laki harus membayar denda kepada penganten
peralatan tersebut terbuat dari perak. perempuan.
Sebelum upacara berinai dilakukan, sanak
keluarga, famili dan teman sepermainan sang

Adat dan Adab Melayu Riau 263


calon penganten perempuan berkumpul di rumah kerbau, karena malam sebelumnya telah dilakukan
pihak perempuan. Tempat berkumpul biasanya acara menggiling rempah. Acara berinai ini
di depan rumah atau diberanda depan rumah. diselenggarakan banyak kegiatan, selain acara
Pemilihan tempat biasanya berdasarkan keluasan menggiling rempah dan mengukus nasi kunyit,
dan keleluasaan ketika sedang mempersiakan pada subuh harinya juga memasak ikan terubuk
upacara malam berinai. Anak-anak gadis dan ibu- yang didapat dari penjaringan, dimasak untuk
ibu memetik daun inai dari ranting-ranting inai dimakan bersama-sama.
yang sebelumnya telah dikumpulkan kaum laki-
laki. Sedangkan kaum laki-laki disibukan dengan Ijab Kabul/Akad Nikah
mengukir buah kelapa dan mempersiapkan Upacara ini disebut juga dengan upacara
peralatan-peralatan lainnya yang dibutuhkan saat akad nikah yang dipersiapkan di rumah penganten
hari langsung nantinya. Acara penumbukkan inai perempuan. Biasanya upacara akad nikah ini
ini berlangsung penuh kekerabatan dan keriangan. dilaksanakan pada malam hari setelah shalat
Ketika malam harinya, di saat inai telah magrib.
dipersiapkan dan diletakkan di dalam piring Sebelum penganten laki-laki beserta
kecil atau mangkok, calon penganten perempuan rombongan berangkat menuju ke rumah
diberikan pakaian yang bagus dan dibaringkan penganten perempuan untuk melaksanakan
di atas tilam yang di alas dengan tikar berlambak akad nikah, terlebih dahulu penganten laki-laki
di balai puan atau bilik tempat tidur sang tersebut duduk bersimpuh kepada kedua orang
perempuan. Syarat bagi pemasang inai adalah tua, dan sanak famili handai tolan yang terdekat.
perempuan yang telah berumah tangga atau Maksudnya meminta maaf dan mendapat doa
yang telah menikah sebab malam berinai intinya restu sehingga selamat menghadapi kehidupan
adalah membangkitkan kasih, membangkitkan baru yang akan dijalani.
seri keseluruh badan, membawa tuah dan untung Akad nikah dilakukan menurut ajaran
dalam mendirikan rumah tangga. Selain itu, agama Islam, acara ini dipimpin oleh seorang Tuan
makna yang terkandung dalam malam berinai Kadhi. Tempat duduk penganten laki-laki sewaktu
ini adalah mempercantik atau menaikkan seri ijab kabul disediakan secara khusus, tilam kecil
atau cahaya serta wibawa penganten, namun ada yang disampul kain tenunan dan di bawahnya
juga yang menganggap tujuan berinai adalah beralaskan tikar berlambak (tikar yang tempat
menolak bala melindungi kedua calon penganten sudutnya dilapis tekad benang mas).
dari segala kejahatan dan memberikan kekuatan Sebelum dilaksanakan ijab kabul terlebih
kepada bujang dan dara dalam menjalani bahtera dahulu dua orang saksi yang ditemani orang
rumah tangga. tua mempelai perempuan menemui penganten
Waktu pelaksanaan malam berinai, di perempuan di bilik peraduan. Maksudnya ialah
rumah penganten perempuan diselenggarakan untuk menanyakan penganten perempuan
berbagai kesenian tradisional seperti zapin dan tersebut apakah ia setuju atau izin dinikahkan
marhaban, hal ini dimaksudkan untuk mengenang dengan seorang laki-laki yang dimaksud. Setelah
dan memuji kebesaran nabi Muhammad Saw., dan mendapat anggukan tanda setuju dari pengentin
juga sekaligus untuk menghibur dan memeriah perempuan, barulah dilaksanakan ijab kabul,
acara malam berinai tersebut. penganten laki-laki membacakan sighat taklik
Pagi harinya dilaksanakan acara memotong seterusnya dibacakan doa selamat.

264 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Hari Langsung. Rebana Dikir Berdah saat mengiring pengantin [Foto: InKalam].

Tepuk Tepung Tawar berandam terdiri dari pisau cukur, beras putih
Tepuk tepung tawar adalah satu rangkaian dalam pinggan, kelapa yang sabutnya telah diukir,
kegiatan acara pesta pernikahan adat Melayu untuk benang putih, lilin putih satu batang, kemudian
mohon doa restu atas berlangsungnya acara pesta lilin lebah, bedak kuning, bedak benang silo atau
pernikahan. Dalam istilah sebagian masyarakat bedak sejuk dan celak. Alat ini dimaksudkan
Bengkalis seperti di Rupat upacara tepuk tepung ke dalam dulang baki yang disebut dendulang.
tawar ini disebut juga dengan upacara berinai Dengan memotong anak rambut (rambut cemo)
lebai. Pada saat ini, mereka mohon do’a dan restu bertujuan untuk pensucian penganten perempuan.
kepada Allah Swt. agar terhindar dari bala dan Saat meletakkan pisau cukur untuk
bencana serta mendapat selamat atau kesuksesan mencukur pertama kalinya, mak andam akan
terutama selama acara berlangsung sampai selesai. membacakan doa pemanis sehingga orang tidak
- Berandam bisa puas melihat si penganten.
Upacara berandam hanya dilakukan oleh Mandi Berhias
penganten perempuan di rumahnya sendiri esok pagi Setelah selesai berandam, calon penganten
setelah ijab kabul. Upacara ini dilaksanakan pada pagi perempuan dibawa mak andam ke tempat
hari setelah penganten perempuan dimandikan den- pemandian di kamar mandi atau di luar rumah
gan tujuh air bunga. Setelah penganten perempuan yang sudah disediakan. Calon mempelai
mandi diberikan persalinan pakaian untuk selanjutnya perempuan dibantu mak andam mandi bersiram
menjalani acara tepuk tepung tawar berandam. Hal ini kumba untuk membersihkan dari bedak-bedak
dilakukan oleh kaum wanita saja yaitu kaum kerabat limau dan sisa-sisa potongan rambut yang melekat
yang patut-patut saja. pada tubuh calon mempelai setelah berandam.
Berandam adalah membersihkan diri, Dimaksudkan untuk membersihkan diri lahir dan
bercukur dan memotong anak rambut cemo dan batin serta menjauhkan diri dari bala.
pelipis. Hal ini dilakukan oleh mak andam. Alat

Adat dan Adab Melayu Riau 265


Alat untuk mandi berhias antara lain: 1) perempuan menghampiri kedua orang tua untuk
rantai bunga melur disebut tali kasih, 2) dukuh menyembah dan mohon restu padanya. Setelah
bunga melur disebutkan juga dukuh penutup itu ia menghampiri guru mengajinya dilanjutkan
malu, penolak bala, 3) pending bunga melur dengan berkeliling menyalami dan berterima
disebut pending penangkal bala, 3) sekempang kasih kepada sanak saudara dan undangan yang
atau tetampan bunga melur, 4) gelang tangan hadir atas kesediaan mereka secara langsung atau
bunga melur, disebut gelang penangkal sial atau tidak langsung memberikan dorongan terhadap
gelang pengasih, 5) gelang kaki bunga melur penganten perempuan dalam menimba ilmu
disebut gelang pengikat kasih atau gelang pemanis agama.
atau gelang penuntun langkah, 6) subang atau
anting-anting disebut penutup hasutan jahat, 7) 2. Berarak
penutup dada atau ella disebut penutup aib dan Berarak pada saat hari langsung
malu, pelindung diri dari kejahatan. dilaksanakan siang hari setelah khatam Alquran.
Arak-arakan penganten laki-laki dilakukan setelah
Hari langsung mendapat kabar bahwa penganten perempuan
1. Khatam al- Qur’an sudah selesai melakukan khatam Alquran. Selain
Acara khatam al-Qur’an dilakukan setelah itu bahwa pihak perempuan sudah siap dalam
akad nikah. Atau keesokan hari sesudah akad menunggu kedatangan pihak penganten laki-laki.
nikah. Bisa juga dilakukan beberapa jam sebelum Setelah semua kabar shahih didengar barulah
bersanding. Khatam Alquran hanya dilakukan pihak laki-laki bersiap untuk melaksanakan arak-
oleh penganten perempuan. Pelaksanaan upacara arakan. Arak-arakan dilakukan oleh penganten
khatam Alquran bermakna bahwa penganten laki-laki dengan diiringi oleh kompang.
perempuan sudah siap berumah tangga dan Pada acara berarak penganten laki-laki,
menjadi istri yang shaleh dan berbakti terhadap dilakukan dari rumah penganten laki-laki ke
suaminya. rumah penganten perempuan. Kalau jaraknya
Dalam acara khatam al-Qur’an penganten tidak jauh bisa dilakukan dengan berjalan kaki,
perempuan didampingi oleh guru mengaji, dan tetapi bila jaraknya jauh biasanya menggunakan
sanak saudaranya. Selain mengaji juga dilakukan mobil (zaman dahulu menggunakan kereta kuda
marhaban dan berzanji. Biasanya bagi penganten atau sejenisnya) kemudian berhenti di suatu
perempuan yang bagus bacaan ayat al-Qur’an- tempat yang telah disiapkan tidak jauh dari rumah
nya dan bagus tajwidnya serta mengerti banyak mempelai perempuan dan dari tempat itu baru
sedikitnya tentang ilmu agama akan menjadi nilai dimulai acara berarak tersebut.
tambah untuk penganten. Penganten laki-laki berpakaian penganten
Usai berkhatam, dilanjutkan dengan terbuat dari tenunan benang mas dengan songkok
pembacaan doa selamat oleh guru mengaji bertanjak, berkain samping pucuk rebung dan
penganten perempuan. Sedangkan tamu-tamu siku keluang. Di pinggang terkebat pending
dan sanak keluarga yang ikut menyaksikan berkepala burung serta terselip keris berukir, di
upacara khatam Alquran ini ikut mendoakan dan dada tergantung dokoh bersusun tiga. Pakaian ini
mengaminkan doa yang dibacakan oleh lebai atau apabila penganten laki-laki memakai dastar.
guru mengaji. Penganten laki-laki dalam acara ini
Setelah khatam Alquran selesai, penganten menuju ke rumah penganten perempuan diiringi

266 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


rombongan pengantar beserta dua orang gading- silat pihak penganten perempuan. Sejenak
gading. Dahulunya bila anak dara yang ikut dilaksanakan acara silat pencak, saling berganti
mengantarkan bersama rombongan, mereka antara pesilat dari kedua belah pihak yang diiiringi
memakai kain tutup kerangka yaitu berkocong oleh gendang bernobat yang ada. Tujuannya adalah
kain sarung tenunan, sedangkan yang nampak ucapan selamat kepada calon penganten tersebut.
hanyalah kaki dan tumit yang bagaikan telur Setelah itu si pemencak silat dari pihak
dikupas layaknya. Dahulu untuk mengenal anak perempuan dan laki-laki melakukan antraksi
dara mudah saja karena ada kode khusus yang telah pertunjukan silat yang diikuti oleh gong. Makna
diatur oleh adat. Bila di kepala kain diletakkan yang terdapat dalam pertunjukan ini bahwa pihak
didepan, itu tanda anak dara, bila kepala kain di laki-laki memang perkasa dan sanggup menjaga
sebelah kain itu tanda sudah janda, bila kepala dan membela pihak perempuan. Atraksi silat
kain di belakang itu tanda sudah berkeluarga. inilah yang disebut dengan merubuhkan kumba
Bila tanda kain disamping kanan itu tanda orang taman.
kenamaan, misalnya datuk, encik dan wan atau Untuk selanjutnya adalah menukar tepak,
orang besar daerah. yang dilakukan setelah pertunjukan antraksi silat.
Iring-iringan didahului oleh wanita Pada acara menukar tepak ini pihak laki-laki
baya yang mengepit tepak. Penganten laki-laki memberikan tepak mereka kepada perempuan
memegang sirih genggam, anak-anak muda dan pihak perempuan memberikan tepak kepada
membawa bendera, bunga manggar, di belakang pihak laki-laki. Sirih di dalam tepak pihak laki-
mempelai laki-laki ada seorang yang membawa laki disusun telungkup menandakan kerendahan
kopor pakaian penganten laki-laki. Tokoh-tokoh hati dan sirih dalam tepak perempuan disusun
masyarakat di tengah rombongan, dan di belakang telentang menandakan keterbukaan.
rombongan menabuh rebana beserta melantunkan Pada masyarakat Sakai di Kecamatan
lagu berzanji dan maulid nabi. Beberapa anak Mandau, dikenal istilah mamutuih obek. Acara
masing-masing dibekali segenggam beras kunyit ini dilaksanakan setelah upacara akad nikah
dan beras putih untuk nanti ditabur pada acara menjelang kedua penganten duduk bersanding
perang-perangan di pintu masuk rumah mempelai di pelaminan. Mamutuih obek merupakan tradisi
perempuan. adat yang harus dilaksanakan yaitu memutuskan
Setibanya penganten laki-laki di halaman tali pembatas atau penghalang antara kedua
rumah perempuan maka tabur kunyit pun penganten untuk dipersandingkan yang terbentang
dilakukan. Ini menandakan bahwa kedatangan di halaman rumah penganten. Dalam upacara
penganten laki-laki membawa berkah terhadap ini pihak mempelai harus bisa memutuskan tali
pihak perempuan dan dijauhi dari segala macam penghalang tersebut agar mereka bisa bersanding.
bala. Tali tersebut adalah tali rafia atau tali plastik yang
dibentangkan di tengah halaman dihiasi dengan
3. Merubuhkan Kumba kertas krep, pada saat ini diadakan pencak silat
Di halaman rumah penganten perempuan, yang dipersembahkan oleh kedua belah pihak
rombongan penganten laki-laki didudukkan di dari masing-masing penganten dengan memakai
kursi yang telah disediakan menghadap pintu baju hitam dan ikat kepala berwarna merah yang
masuk rumah penganten perempuan. Rombongan merupakan pakaian adat dalam persilatan Sakai.
begitu masuk disambut dengan gendang dan Selain itu dalam acara pencak silat ini juga

Adat dan Adab Melayu Riau 267


menggunakan pisau. Pisau tersebut sebelumnya penganten laki-laki segera didudukkan di atas
ditancapkan ke tanah dan kemudian diambil pentas pelaminan yang dipersiapkan. Posisi
oleh pihak mempelai sehingga terjadilah adu duduk penganten laki-laki adalah di sebelah
kemampuan dalam pencak silat. Pesilat dari pihak kanan penganten perempuan. Hal ini bermakna
laki-laki akan berusaha memutuskan tali tersebut, bahwa penganten laki-laki siap membimbing dan
dan jika tali tersebut berhasil diputuskan maka mengayomi calon istrinya.
sahlah kedua penganten untuk dipersandingkan.
Selama acara mamutuih obek ini selalu diiringi 7. Makan Nasi Adap-adap
dengan musik tradisional Sakai yang mereka Setelah beberapa saat kedua penganten
namakan talempong. duduk di atas pelaminan, kemudian kedua
mempelai dibawa turun oleh mak andam menuju
4. Membuka Pintu tempat yang telah disediakan guna melaksanakan
Setelah selesai silat, penganten laki-laki acara makan nasi adap-adap. Di depan pentas
dihadang sehelai kain di depan rumah pintu pelaminan telah disiapkan makanan yang penuh
perempuan. Untuk membukakan ini didahului dengan lauk beserta penganannya, yang turut
dengan berbalas pantun. Berbalas pantun pihak makan selain penganten adalah keluarga terdekat
perempuan diwakili oleh seorang pemantun dan atau orang-orang yang patut.
pihak laki-laki diwakili oleh seorang pemantun Acara ini lazimnya diawali dengan
pula. penganten perempuan membasuh tangan
Di sela-sela pantun pihak laki-laki penganten laki-laki. Hal ini melambangkan suatu
menyerahkan bungkusan berisi uang. Hal pengabdian isteri kepada suaminya dan selanjutnya
ini menandakan bahwa untuk mendapatkan suap-suapan. Nasi yang ada dalam mangkok
penganten memerlukan pengorbanan dan juga nasi diserahkan kepada penganten perempuan
ucapan terima kasih dari pihak laki-laki kepada lalu penganten perempuan memasukkan nasi
pihak perempuan. dan sambal ke dalam piring yan dipegang oleh
penganten laki-laki. Hal ini bermakna bahwa
5. Membuka Kipas penganten laki-laki dan perempuan kelak setelah
Sebelum duduk bersanding dengan berumah tangga harus bisa saling menyesuaikan
penganten perempuan, pihak laki-laki terlebih termasuk dengan cara dan adab saat makan.
dahulu berusaha membuka kipas atau tabir yang Makan adap-adapan ini disebut makan beradab.
dipasangkan mak andam di dimuka penganten Setelah piring masing-masing penganten terisi
perempuan. Untuk membuka kipas atau tabir nasi dan lauk secara bersamaan pihak laki-laki dan
kembali ada berbalas pantun. Setelah membuka perempuan memakan nasi tersebut bersamaan
kipas atau tabir maka pihak penganten laki-laki sambil saling suap-suapan, artinya penganten
dan perempuan diperbolehkan duduk bersama perempuan makan dari sendok penganten laki-
atau disebut dengan bersanding. laki dan sebaliknya. Usai makan, kemudian
penganten permepuan menuangkan minum ke
6. Bersanding dalam cangkir diawali dengan mengisi cangkir
Ketika penganten laki-laki sudah bisa penganten laki-laki kemudian cangkirnya sendiri,
melihat wajah penganten perempuan seutuhnya lalu saling memberi minum.
atau sudah selesai membuka kipas, maka

268 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Upacara makan berhadap ini adalah acara selama proses perkawinan. Mandi kumba taman/
istimewa. Makanan yang disajikan dipersiapkan mandi damai lazimnya dilaksanakan sehari setelah
begitu rupa misalnya membuat halua (manisan) hari langsung.
yang sudah dipersiapkan satu bulan sebelumnya. Sebelum melaksanakan mandi damai,
Ada halua betik, halua cermai, halua kulit jeruk, kedua penganten terlebih dahulu ditepuk tepung
dan sebagainya. Begitupun makanan dan kue tawari oleh orang tua kedua penganten. Acara ini
juadahnya adalah kue khas adat yaitu kue bolu dilaksanakan di rumah penganten perempuan.
dam, kue bolu tar, bolu penganten. Kemudian dilanjutkan dengan saudara mara
mereka. Ini sebagai ungkapan mengikhlaskan dan
Menyembah Mertua memberi selamat kepada penganten oleh orang
Acara menyembah mertua dilaksanakan tua dan saudara mara.
pada malam hari setelah acara bersanding sorenya, Pada saat tepung tawar semua bahan-
yaitu penganten perempuan dan penganten laki- bahan tepuk tawar ditepukkan ke kedua tangan
laki, beserta orang-orang tertentu sekitar 10 orang mempelai. Setelah itu kuning telur disuapkan ke
pergi ke rumah orang tua penganten laki-laki. kedua penganten didahului oleh penganten laki-
Penganten perempuan berkerudung kain sarung laki diikuti dengan penganten perempuan. Setelah
tenun benang mas. Setibanya di rumah orang tua itu kedua mempelai menyembah kepada kedua
penganten laki-laki, kedua mempelai didudukkan orang tua mereka.
di tempat yang telah disiapkan. Selanjutnya Setelah kedua penganten di tepuk tawari
dilaksanakan acara menyembah. Penganten kemudian kedua penganten beranjak dan
perempuan menyembah kedua mertuanya dan berkeliling ruangan seraya meminta maaf kepada
famili keluarga yang di rumah terebut, begitu pula oran tua, saudara mara dan semua undangan yang
penganten laki-laki bersama menyembah kedua hadir dalam acara itu. Setelah upacara tepuk tawar
orang tuanya. selesai kedua penganten berganti pakaian dan
Pada saat bersalaman baik kedua mertua bersiap-siap ke halaman rumah tempat mandi
serta semua famili yang ada memberikan buah taman atau mandi damai berlangsung.
tangan sebagai hadiah dan ucapan selamat kepada Pada upacara ini tamu yang dijemput tidak
kedua mempelai. Selepas upacara menyembah terlalu banyak, segala macam peralatan telah
acara diakhiri dengan doa selamat. Setelah itu, dipersiapkan terlebih dahulu seperti beberapa
penganten berserta rombongan kembali ke rumah buah pasu untuk dibuat kumbo taman. Pasu
penganten perempuan. yang dihiasi dengan mayang pinang dan daun
kelapa muda yang dibuat jari lipatan serta bunga-
Mandi Kumba Taman/Mandi Damai/Mandi Adat bungaan. Begitu pula pakaian kedua penganten
Mandi kumba taman yang lazim juga disebut telah disediakan berbentuk handuk serta sabun
mandi damai atau mandi adat dilangsungkan di mandi. Kain putih sepanjang 2,5 meter untuk
depan rumah penganten perempuan. Upacara penapis air mandi penganten. Dua buah kelapa
mandi kumba taman/mandi adat/mandi gading muda yang diukir, dua untai mayang
damai ini mencerminkan rasa syukur terhadap pinang, dua buah kelapa muda yang sudah dikupas
berlangsungnya perkawinan. Juga merupakan kulitnya untuk tempat berlaga. Selanjutnya tepak
perwujudan ucapan terima kasih terhadap sirih, dedulang, dan cermin muka, cincin yang
keluarga dan sanak saudara yang telah membantu

Adat dan Adab Melayu Riau 269


diikat dengan benang putih cerek seember, sisir, dibasahi terlebih dahulu kepala, muka dan badan
kain panjang dan padi dalam dulang. dengan air. Semua hiasan daun kelapa yang ada
Untuk melaksanakan mandi dipimpin di dalam pasu yang berisi air diletakkan di dalam
sepenuhnya oleh nak andam, sementara yang lain kain tapisan, baru kemudian disiram dengan air
hanyalah sebagai pembantu saja. Tempat mandi satu persatu. Kemudian berlaga kelapa muda
berhias memiliki tempat khusus, berupa pentas dan berlaga selodang mayang, air percung dan
yang diberi papan dan atap yang dihiasi dengan terakhir baru air tolak bala. Selanjutnya setelah
daun kelapa muda dan mayang di samping rumah itu diteruskan acara melangkah benang cincin
penganten perempuan. dan semburan dilepaskan mak andam kepada
Untuk melakukan upacara mandi taman ini mempelai sebanyak tiga kali.
kedua mempelai terlebih dahulu ditepuk tepung Setelah itu kedua mempelai disalin
tawari dan berantuk telur, yaitu batu asahan, telur pakaiannya dengan pakaian yang kering yang telah
ayam dan batu cincin pelan-pelan diantukkan disediakan tadi. Selanjutnya dibimbing oleh mak
ke dagu kedua mempelai. Penganten laki-laki andam menuju ke bilik peraduan dengan memijak
berpakaian kain putih lengan panjang dan padi dalam dulang yang diletakkan pada pintu
berkain pulikat, penganten perempuan berkain masuk kamar. Kemudian penganten diselubungi
sarung, berbaju kebaya pendek berwarna putih, dengan sehelai kain panjang, pertama awal dari
berkerudung dan berselendang. hubungan kedua suami istri. Sepanjang jalan
Setelah kedua penganten didudukkan di menuju ke bilik kedua penganten ditaburi bunga
atas kursi yang telah diadakan pendopo rumah rampai bercampur dengan uang logam, anak-anak
acara dimulai dengan berarak mengelilingi kecil berebut mengutip uang logam tersebut.
kedua mempelai sebanyak tiga, lima atau tujuh Upacara mandi taman biasanya
kali keliling diawali dari kanan dengan masing- dilaksanakan secara meriah, orang ramai yang
masing membawa semua kelengkapan mandi ikut upacara ini juga ada yang basah kuyup
yang ada dengan didahului oleh pembawa tepak disiram air. Kalau dijemput pada acara ini, maka
sirih. Yang membawa kelengkapan ini adalah bersiap-siaplah untuk basah. Upacara ini sebagai
keluarga penganten perempuan. Pada setiap tanda memberi tahu kepada masyarakat bahwa
putaran, seorang pembawa cermin harus berjalan kedua penganten sudah bersatu sebagai suami
dan berkeliling mendekati kedua penganten yang istri. Mandi taman melambangkan kesetiaan dan
melambangkan bahwa kedua penganten harus kebersamaan dalam segala hal.
pandai mengukur diri yaitu bercermin terhadap Makna dalam prosesi upacara ini adalah,
diri sendiri. Selama berkeliling, para pembawa melangkah benang cincin melambangkan agar
tepak melafazkan basmalah dan hamdalah. Setelah kedua sumai istri itu tetap hidup dalam suatu
cukup jumlah putarannya semua perlengkapan ikatan perkawinan yang kukuh hidup dalam
mandi diletakkan di hadapan kedua penganten. berkecukupan. Baik cincin maupun langkah tetap
Mandi dimulai dengan mengusapkan pada hitungan ganjil. Memijak dulang berisi padi
bedak limau ke seluruh muka, tangan dan kaki dan lilin yang dipasang melukiskan agar nantinya
penganten yang dimulai dari ubun-ubun. Kain pasangan ini hidup dalam kemakmuran dan jalan
putih tipis dibentangkan ke atas kepala kedua hidup yang terang.
penganten dan setiap sudut kain dipegang oleh Tempat pelaksanaan upacara ini biasanya di
seorang pembantu yang hadir. Kedua penganten lakukan di rumah mempelai perempuan, tepatnya

270 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


di depan pelaminan. Mempelai laki-laki duduk di Sirih penjemput
alas kuda-kuda dengan posisi duduk menyamping. Gambir penjemput
Mempelai laki-laki duduk berada di sebelah kanan Kapan penjemput
Tembakau penjemput
dan mempelai perempuan duduk di sebelah
kiri, dan sebelah kiri mempelai laki-laki adalah Manggang nak masak
pelamin. Apabila keadaan rumah atau pelamin Menjemput harus terbawah
tidak memungkinkan maka pelaksanaanya dapat Membunuh harus mati
di pindahkan di ruangan Iain atau di luar rumah. Sila dibuka, ditating
Kita berjalan kerumah bukan
Silaturahim Disitu kita dapat keputusan Bulian

Silaturahim ini merupakan rangkaian


terakhir dari adat pernikahan di Bengkalis. Secara bergotong royong masyarakat
Kegiatan ini biasanya dilaksanakan sehari, dan kampung mempersiapkan berbagai perlengkapan.
paling lama seminggu setelah pesta dilangsungkan Ibu-ibu melayur daun, menumbuk damar,
dan bertujuan untuk mempererat hubungan menyediakan makanan dan minuman. Kaum laki-
kekeluargaan antara kedua keluarga penganten laki menyediakan perlengkapan-perlengkapan
perempuan dan penganten laki-laki. berupa ketaya damar (digunakan sebagai
Pada saat melakukan silaturahmi, penganten penerangan), lambai (janur) dari daun kelapa
perempuan bersama keluarganya membawa buah atau daun muda enau, kemenyan, perasapan,
tangan atau hantaran untuk diserahkan kepada ancak, ayam pasambah, ayam enap-enap, lilin
keluarga penganten laki-laki. Hantaran ini tidak lebah, bertih, bubur 7 macam, sirih kapur lengkap,
mengikat tergantung kemampuan dari keluarga tekalang, kapur, bara api, guci, beras pulut, mayang
perempuan, bisa berbentuk barang dan makanan. pinang, nasi kuning, perokokan, tikar 7 lapis,
Tetapi yang banyak dibuat adalah dalam bentuk kapur ayam panggang, limau purut, setawar, limau
makanan juadah dan kue-mue. mentimun.
Setelah kegiatan ini maka penganten Berbagai perlengkapan yang telah
perempuan sudah resmi menjadi bagian dari disediakan diserahkan oleh batin kepada
keluarga penganten laki-laki. kumantan, dengan pepatah petitih:

Sirih kesusum
4.4 Adat dan Makna Upacara Pengobatan,
Kapur tautak balam
Perayaan Sosial, dan Hari Besar Keagamaan Pinang betamis
4.4 1 Upacara Pengobatan Tembakau bejile
a. Bulian (Talang Mamak)
Bulian adalah ritual pengobatan yang Demam nak berunas
terdapat pada masyarakat Talang Mamak Indragiri Pening nak bepopok
Hulu. Pelaksanaan didahului musyawarah Sakit nak berubat
Bulian mika mulekan
kampung yang melibatkan masyarakat, pemimpin
adat, dan kumantan. Setelah disepakati, batin
Pengobatan dimulai dengan membangkah
kemudian menyerahkan pelaksanana kepada
‘anggota’ pengobatan dengan kapur sirih.
kumantan, sambil mengucapkan pepatah petitih,
Kemudian kumantan diasapi, memasuki ‘ruang’

Adat dan Adab Melayu Riau 271


belupa (kerasukan) dan memanggil roh-roh halus, keberhasilan setiap tahapannya. Jika lancar, ritual
jin, jambalang, pengulu di udara, di tanah, di air, cukup dilaksanakan selama tiga kali berturut-turut
dan guru di padang, segala malaikat. Meramu obat- setiap malam Jumat, setelah waktu sholat Isya. Jika
obatan yang dikerjakan oleh para pembantu yang tahap awal tidak berhasil harus diulang dari mula
terdiri dari bujang dan gadis. Selama pengobatan, lagi dengan menunggu masa idah (langkau) 3-7
musik ketabung dengan para penabuh (biduan) hari. Ritual dilaksanakan pada malam hari dalam
tidak boleh dihentikan. suasana yang tenang, sehingga roh-roh yang
Pengobatan dilaksanakan melalui 33 dipanggil tidak terganggu. Tempat pelaksanaannya
tahapan yang berlangsung satu malam. Pakaian di rumah ‘pasien’ dan di Sungai Kuantan. Ritual
kumantan adalah jubah khusus dengan kaki dan di rumah ‘pasien’ dilaksanakan di ruang depan
tangan memakai gelang giring-giring, dan tongkat rumah yang disebut balai, sedangkan ‘pasien’ yang
sidema. akan diobati dibaringkan di ruang dalam atau
tengah. Ritual yang dilakukan di Sungai Kuantan
b. Babalian (Kuantan) adalah ritual penutup (memoti ubek).
Ritual pengobatan yang dikenal di Sentajo, Setelah semua perlengkapan disiapkan dan
Rantau Kuantan. Ritual ini biasa dilakukan untuk disusun di tempatnya masing-masing, di tengah
mengobati orang yang sakit parah, dan cara- balai dibentangkan sehelai tikar daun rumbia.
cara pengobatan lain tidak berhasil mengobati Pada keempat sudut dinding balai digantungkan
penyakitnya. Tujuan ritual ini ialah untuk mayang pinang. Batang pisang yang sudah
mengetahui jenis penyakit, penyebabnya, cara dibersihkan ditegakkan. Di atasnya dipancangkan
pengobatannya, cara mendapatkan ramuan hiasan dari janur yang mempunyai nama sesuai
obatnya, dan petunjuk lainnya melalui bantuan motifnya misalnya: kipar-kipar (kupu-kupu),
roh-roh gaib yang dengan sengaja dipanggil potai-potai (petai-petai), batang pinang, kori-
melalui ritual itu. kori (keris-keris) dan padi-padi. Di tengah batang
Ritual ini dipimpin oleh seorang dukun pisang ditancapkan sebatang tebu gagak. Di atas
yang disebut gumantan. Ia dibantu oleh bujang tebu diletakkan aneka warna dan jenis bunga
bayu dan dendi. Karena ritual ini bersifat komunal, seperti: bunga putih, merah, kuning, bunga raya
maka keseluruhan persiapan dan penyelenggaraan dsb. Batang pisang beserta seperangkat alat-alat
juga melibatkan warga kampung setempat (lihat itu disebut rimbo sakalupuak (rimba setumpuk)
juga, belian). diletakkan di ujung balai. Alat-alat yang sudah
Babalian berasal dari kata babalikan yang diletakkan di atas dulang beralas kain putih
berarti ‘dibalikkan’. Selama ritual ini berlangsung ditempatkan di pangkal balai.
semua perkataan dan ucapan gumantan kepada Tahapan ritual babalian adalah sebagai
bujang bayu dibalikkan pengertiannya. Misalnya, berikut:
gumantan berkata, “pergilah engkau”, maka bujang Tahap mencari penyakit. Setelah semua
bayu menafsirnya sebagai: “masuklah engkau”. Jika perlengkapan ritual disiapkan, bujang bayu
gumantan berkata, “penyakitnya ringan”, maka itu menghidupkan lilin dan parasopan untuk
berarti penyakitnya parah. Dari pengertian ucapan membakar kemenyan dan gaharu. Lalu, ia
yang dibalikkan inilah asal kata babalian. mengiris limau nipis tiga buah dan memasukkan
Ritual ini terdiri dari beberapa tahapan. tepung tawar ke dalam air putih yang telah
Waktu penyelenggaraannya tergantung pada tersedia di dalam mangkok. Kemudian bujang

272 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


bayu memberitahu pihak keluarga agar jangan ada pembicaraan gumantan dengan roh-roh halus
lagi orang-orang yang keluar-masuk rumah, yang itu disampaikan oleh bujang bayu kepada pihak
di luar rumah disuruh masuk, dan semua yang keluarga. Bila telah selesai berhubungan dengan
menyaksikan ritual diminta diam. Hanya bujang roh-roh itu, bujang bayu menyuruh gumantan
bayu dan gumantan yang berbicara. Gumantan kembali ke alam lebar atau alam nyata. Setibanya
masuk ke balai, duduk bersila menghadap ke di balai yang digambarkan sebagai alam nyata,
pangkal rumah atau ke pangkal balai. Bujang bayu bujang bayu menyerahkan persembahan untuk
menyerahkan kain panjang kepada gumantan. para roh kepada gumantan. Biasanya yang diminta
Gumantan membuka kain panjang itu lalu oleh roh halus adalah bertih, beras kunyit, dan
menyelimutkan ke badannya, serta mengambil telur ayam. Kemudian gumantan kembali lagi ke
bertih sedikit dan dibuhulkan di salah satu alam roh dengan membawa persembahan kepada
sudutnya. para roh dengan cara ditaburkan dan gumantan
Rebab mulai dibunyikan oleh dendi, pert mendapat petunjuk mengenai penyakit ‘pasien’
saatnya gumantan masuk ke alam gaib. Bujang dan pengobatannya.
bayu mengikatkan bunga pn ke batang pisang yang Tahap Mencari Obat. Tahap ini biasanya
berada di sudut balai. Kemudian ia mengasapi dilaksanakan pada malam yang sama dengan
sekeliling badan dan kepala gumantan tiga kali, tahap pertama, seinya ritual tahap pertama
pertama dengan kemenyan dan gaharu kemudian berjalan dengan lancar. Ada kalanya ritual pada
dengan lilin yang diletakkan di atas tempurung tahap pertama untuk melihat penyakit menemui
kelapa. Setelah itu, gumantan membuka silanya jalan buntu, sehingga nama dan sebab-sebab
dan pelan-pelan berdiri, memijak parasopan yang penyakit tidak diketahui. Jika demikian, ritual
berisi api sampai padam. diulang lagi dari tahap awal, setelah melalui masa
Bujang bayu memberi isyarat kepada dendi idah (langkau) tiga sampai tujuh hari. Apabila
untuk mengganti irama rebab yang mengantarkan ritual berjalan lancar dan penyakit diketahui,
gumantan ke alam gaib. Bujang bayu memberikan maka ritual dilanjutkan ke tahap kedua, yaitu
setangkai mayang pinang yang berfungsi sebagai mencari obat.
‘alat’ untuk menerangi jalan dan sebagai senjata Dalam tahap mencari obat, gumantan
dalam perjalan ke alam roh. Bujang bayu memberi tidak dibangunkan dari selapnya. Sambil berdiri
lilin sebagai penerang. Sebelum memulai gumantan menunggu aba-aba bujang bayu
perjalanan, gumantan berdiri sejenak untuk ke arah mana ia pergi mencari obat. Dengan
membaca mantera, lalu bujang bayu meniup membawa mayang pinang dan sebatang lilin di
ubun-ubunnya tiga kali. Kemudian bujang bayu atas tempurung kelapa hijau, gumantan berjalan
menyuruh gumantan berjalan sesuai dengan kembali dengan gerak maju-mundur setengah
arah yang hendak dituju untuk melihat penyakit lingkaran. Setelah bertemu dengan para roh dan
‘pasien’. Gumantan berjalan di tengah balai dengan mendapatkan petunjuk jenis obatnya, gumantan
cara melangkah ke depan dan ke belakang tiga- memberitahukan kepada bujang bayu. Informasi
empat langkah, membentuk setengah lingkaran. ini diberitahukan bujang bayu kepada orang
Selama dalam perjalan, rebab memainkan yang akan mencari obat, biasanya pihak keluarga
irama yang diisyaratkan bujang bayu. Setelah ‘pasien’.
gumantan sampai di alam gaib, ia menyeru kepada Selanjutnya, bujang bayu memerintahkan
roh-roh halus dengan banandong. Seluruh hasil gumantan kembali ke alam nyata. Gumantan

Adat dan Adab Melayu Riau 273


duduk bersila kembali dan menghadap ke pangkal tugasnya, kemantan dibantu oleh beberapa dibalak
balai. Bujang bayu kembali mengasapinya dengan (pembantu laki-laki) dan didayak (pembantu
lilin tiga kali, dilanjutkan dengan gaharu dan perempuan), serta seorang penabuh gendang
kemenyan tiga kali, serta membuka buhul bertih (bidu, dari istilah Melayu ‘bidu’; ‘bujang nobat’
di sudut kain panjang. Kemudian bujang bayu dalam kelongkap).
meniup ubun-ubun gumantan tiga kali. Bunyi Sementara khalayak dikei, yaitu orang-
rebab dihentikan oleh dendi dan gumantan orang yang hadir dalam dikei pada saat ritual
dibangunkan dari selapnya oleh bujang bayu. disebut sebagai anak inang untuk laki-laki dan
Maka selesailah ritual tahap pertama dan kedua. anak asuh untuk perempuan. Sebutan umum
Tahap mengenakan obat. Pada tahap ini, bagi mereka yaitu inang-asuh. Istilah dikei ini
gumantan langsung melihat ‘pasien’ dari alam mengidentifikasi khalayak sebagai bangsawan
gaib, dan memberi pengobatan dengan ramuan anak buah yang membutuhkan perlindungan,
yang telah disiapkan. Prosesi ritual tahap ini sama seperti yang tersirat dalam syair lagu berikut:
dengan tahap pertama. Setelah sampai di alam
roh, gumantan menghampiri ‘pasien’ tiga kali Minto tolok, minto bantu (Saya) minta tolong, (saya)
untuk merenjiskan tepung tawar, dan mengenakan minta bantuan
Pelia’olah inang asuh (Tolong) jaga inang asuh
ramuannya. Lalu gumantan kembali ke tempatnya
Dalam tangan kami Yang ada di tangan kami
semula dan bujang bayu memerintahkannya
kembali ke alam nyata.
Pada saat kemantan menjalankan aktivitas
Ritual menutup obat (memoti obat). Pada
disebut “bilo bedikei” atau “waktu bedikei”. Orang-
tahap ini, lancang yang telah disiapkan dibawa
orang yang menghadiri dikei, mengatakan bahwa
oleh bujang bayu dan gumantan ke Sungai
mereka datang untuk “nengot dikei” (melihat
Kuantan. Setelah gumantan membakar kemenyan,
dikei). Dikei adalah perjalanan batin (melalui
menghidupkan lilin, dan membaca mantera,
selap) kemantan ke alam roh untuk mencari obat.
lancang dihanyutkan. Selesailah sudah seluruh
Di alam roh, kemantan mencari roh penjaganya
rangkaian ritual babalian.
atau roh lain (roh de’o) yang dapat membantunya
mengobati pasien. Perjalanan ini terlihat oleh mata
c. Bedikei (Sakai)
biasa dengan selapnya kemantan yang memainkan
Kata “dikei” berasal dari tradisi mistis Islam
skenario berdasarkan lagu roh yang dimainkan.
“zikir” atau “berzikir”, mistis ini berupaya untuk
Misalnya, jika ia memanggil roh (roh de’o) Ajo
mencapai kesatuan dengan Tuhan. Orang Sakai
Buayo Gilo (raja Buaya Gila) maka ia akan menari
memakai kata “dikei” untuk ritual pengobatan
menirukan gerak seekor buaya.
di mana seseorang masuk dan ke luar alam roh,
Ritual dikei ada dua macam, dikei biasa
serta kembali dengan kehendaknya sendiri. Dikei
dan kelongkap (biasa disebut kelongkap saja).
adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk satu
Dikei biasa, atau ritual pengobatan biasa hanya
tujuan yaitu membuat obat oleh seorang shaman
berlangsung sekitar dua jam, dan biasanya hanya
yang disebut kemantan dengan memanggil
melibatkan satu orang kemantan. Tujuan ritual ini
roh-roh agar memberikan bantuan pengobatan
adalah untuk mengobati orang sakit.
dan mengubah orang yang sakit menjadi sehat.
Prosesi ritual dikei biasanya dibuka
Kata ini menyiratkan perpaduan pertunjukan
setelah jam tujuh malam di rumah kemantan
selap, tarian, dan nyanyian. Dalam menjalankan

274 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


atau di rumah pasien. Tamu laki-laki duduk di menjadi lirik-lirik lagu yang dikenal dalam irama
bagian depan ruang dikei. Tamu perempuan, pukulan gendang. Alam roh (alap lain) “masuk”
duduk berhadapan dengan tamu laki-laki di sisi dalam kesadarannya dan semangatnya akan segera
yang dekat dengan ruang dapur. Mereka semua “masuk” ke alap lain dan melakukan aktivitas-
menghadap kemantan. Seorang dibalak duduk aktivitas yang diperlukan untuk mengembalikan
di belakang kemantan untuk melindunginya jika semangat pasien.
ia menghempas badannya ke belakang. Penabuh Pada sat menyanyi ia menegakkan
gendang (bidu) duduk di tidak jauh dari kemantan. punggungnya pelan-pelan. Dari bawah kain ia
Pasien berada di depan kemantan, terbaring atau mengangkat tangannya sampai ke wajah, membuat
duduk. Gendang dipukul dengan cepat, kemantan gerakan sembah dan hormat (menyombah). Setelah
pun mulai bersiap-siap memasuki ruang selap. Ia beberapa saat, ia merendahkan tangannya sedikit,
mengenakan kain kesum’onya (lihat kemantan). kemudian memutarnya ke atas, membawanya
Pisau kayunya diletakkan di nampan bersama- ke depan wajahnya lagi dalam bentuk segitiga,
sama perlengkapan lain. Biasanya di dalamnya mengulangi gerakan ini tiga kali. Sembah ini
juga terdapat boneka burung dari anyaman daun ditujukan kepada roh-roh yang dilihat kemantan
kelapa. Boneka burung mewakili semangat pasien. dengan mata batinnya. Kemantan kemudian
Model persembahan diletakkan berhadapan mengambil sejumput bertih di tangannya.
dengan kemantan, di tengahnya terdapat air bunga Lagu selanjutnya adalah lagu untuk
(ai bungo) dan kaleng berisi bertih. Sebuah lilin memanggil roh de’o agar turun mengobati
dengan panjang sekitar 30 sentimeter dinyalakan pasien. Judul lagu roh ini mengambil nama roh
dan diletakkan di dekatnya. Kemantan kemudian yang dipanggil, seperti Olak Kesumbo, Bu’uk
mencelupkan tangannya ke dalam air bunga dan Kocik Timbo Tasik, Budak Kocik, Anak Mu’ai,
membasahi wajahnya. Puto’i Mambak Gilo, Balam Angin, Bo’uk Kocik,
Gendang mulai dibunyikan dengan pukulan Pelanduk Puti’, Gaja’ Puti’, Ajo Buayo Gilo, Kudo
cepat. Kemantan mengambil sejumput bertih di Sembilat Mayo, Nenek Mayo Sembilat, Anak
tangan kanannya kemudian mengusap bertih Alun Si Kumpai Alun, dan Mamak Gilo. Namun,
ke bagian kiri dadanya (muanto asok). Biasanya ada beberapa lagu roh yang hanya dipanggil
kemudian kemantan mendadak melonjak ke untuk ritual kelongkap dan bukan untuk dikei
belakang seperti tersengat. Ia mengulang tindakan pengobatan, seperti: Ajo Batak, Ajo Cino, Ajo
ini dengan tangan kirinya ke dada sebelah kanan. Belando Gilo, Didayak Soi Ja’o dan Ajo Jopun.
Lalu kemantan perlahan-lahan melakukan Lagu-lagu roh ini meskipun judulnya sama, tetapi
gerakan sembah di depan model persembahan, bila liriknya dapat berbeda-beda antara satu kemantan
ada. Kain merahnya menutup seluruh kepalanya dengan kemantan lainnya. Bahkan, seorang
ketika wajahnya menyentuh lantai. Ketika berada kemantan yang sama dapat menyanyikan lagu
di bawah kain inilah kemantan memasuki selap roh yang sama dengan lirik yang berbeda dalam
shamanis. Dengan latar suara gendang, kemantan dikei yang berbeda. Oleh karena itu, setiap lagu
merapalkan mantera (monto). Seorang didayak roh, meskipun judulnya sama dan dinyanyikan
mendorong tempat pedupaan ke bawah kain agar satu orang kemantan, dianggap sebagai bentuk
kemantan dapat menghisap asap manis kemoyan ekstemporisasi yang berbeda. Bagaimanapun,
(kemenyan). Setelah sekitar dua-tiga menit, perbedaan itu hanya pada lirik penggambaran
komat-kamit mantera yang tak terpahami berganti roh yang dimaksud, meskipun intinya tetap sama.

Adat dan Adab Melayu Riau 275


Di antara roh-roh tersebut sebagian diwujudkan memberi kesan bahwa ia sedang mengisi kepala
dalam bentuk boneka dari anyaman daun kelapa. pasien dengan bertih itu. Kemantan meregangkan
Sambil menyanyikan lagu roh, jari-jarinya di atas kepala pasien, menekan
kemantan menghimbau roh untuk tidak bertih sambil terus menyanyikan lagu roh yang
mempermalukannya karena permintaan obatnya. dipanggilnya.
Sesekali ia menebarkan bertih dengan sikap yang Lagu ini diulang beberapa kali sambil
menunjukkan seseorang yang sedang menebarkan mengelilingi model persembahan, mengangkat
bunga pada orang yang dihormatinya. Kemantan tangannya dalam gerakan menyombah dan
pun bangkit mengambil lilin. Seorang didayak, mengambil lilin serta menghadap model
berlutut di depannya, mengambil bertih dengan persembahan. Ia kemudian melangkah ke
kedua tangannya, meletakkan tangannya di atas belakang, ke depan, dan kemudian ke belakang
tempat pedupaan (puaso) untuk menyucikan dan ke depan lagi sebanyak tujuh kali sementara
tangannya, dan mengusap pinggang shaman, sisi- ia menggoyang pinggulnya seiring irama gendang.
sisi kedua kakinya, sampai ke telapak kaki, diakhiri Ia membalikkan punggung membelakangi model
dengan menepuk bagian atas telapak kakinya. persembahan dan mengulanginya sebanyak tiga
Kemantan menyombah lagi dengan lilin masih kali. Kemudian juga mengulangi gerakannya empat
di tangannya. Ia sekarang siap bergerak cepat di kali dengan menghadap pintu dan akhirnya arah
depan hadirin dan lebih penting lagi, di alam roh. yang berlawanan. Gerak tariannya ini memetakan
Ia meletakkan wadah bertih dan tempat empat titik utama dengan titik kelimanya di pusat.
pedupaan, lalu berjalan menuju pasien yang Titik pusat utama ini secara simbolis berhubungan
kemudian duduk bersila. Dengan memegang lilin dengan posisi kemantan yang dipusatkan dalam
di satu tangan dan bertih serta tempat pedupaan kosmos.
di tangan lain, kemantan memutarkannya di Kemantan kemudian mulai menari
atas kepala pasien beberapa kali. Ia mengakhiri mengelilingi titik pusat namun cepat mengubah
putaran terakhir dengan mengangkat dan lingkaran menjadi angka delapan dengan
menurunkan tangannya tepat di atas ubun-ubun menggerakkan kaki ke samping ketika kakinya
pasien. Ketika ia melakukan ini, ia mengucapkan mencapai tengah lingkarannya. Setiap kali
mantera (mantera-mantera ini bervariasi antara ia membalik, ia membungkuk ke depan dan
satu kemantan dengan kemantan lain). Salah satu mengarahkan cahaya lilin di tangannya ke arah
contoh manteranya: sudut kurvanya beberapa saat sebelum ia benar-
benar berbalik. Ia meluruskan punggungnya dan
Tuju timbak, Tujuh timbang bergerak ke depan di arah sebaliknya. Ia menari
Bule ku timbak Dapat kutimbang dalam bentuk angka delapan ini selama beberapa
Tuju ganti, Tujuh ganti
menit dengan menyanyikan lagu roh yang tadi
Bule ku ganti Dapat kuganti
dinyanyikannya. dan kemudian berhenti. Ia

mengangkat tangannya di depan wajahnya dan
Kemantan memberikan tempat pedupaan
menyombah roh itu sekali lagi.
kepada didayak. Ia mengambil sejumput bertih
Kemantan berjalan menuju pasien.
dari kantongnya, memegang bertih itu dalam
Seorang didayak memberikan mangkuk air
genggapannya di atas kepala pasiennya dan ia
bunga. Ia membasuh wajahnya dengan air itu
melepaskannya di atas ubun-ubun pasiennya,
dan memberi isyarat kepada penabuh gendang

276 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


untuk menghentikan gendangnya. Dengan kemantan yang kemudian melanjutkan tariannya
menghadap pasiennya, kemantan menekankan di belakang pasien dalam bentuk angka delapan
ibu jarinya pada dahi pasien. Ia mencelupkan ibu dengan burung-burungan, lilin, dan bungkusan
jarinya ke dalam air, meletakkan ibu jarinya di kain di tangannya.
atas lilin untuk menyucikannya, dan kemudian Ketika menyanyikan lagu roh ini, penabuh
sekali lagi meletakkan ibu jarinya di atas dahi gendang bisa menimpalinya dengan melanjutkan
pasien, merentangkan jari-jarinya ke atas ketika ia syair yang dinyanyikan kemantan.
menekan titik semangat di tubuh pasien ini. Dalam tahap ini bisa saja kemantan tiba-
Selanjutnya, kemantan menyanyikan tiba menyanyikan lagi roh yang baru. Penabuh
lagu roh baru dan melanjutkan menangani gendang pun dapat turut menyanyikan lagu roh.
pasien sambil. Ia menyucikan tangannya dengan Ketika menari kemantan sesekali menyombah
cahaya lilin dan menyentuh dada pasien sebentar. kepada roh yang lagunya dinyanyikan dan
Kemudian ia memegang pergelangan tangan menebar bertih ke arah model persembahan.
kanan pasien dan merasakan denyutannya, dan Kadang-kadang kemantan berada di tahap
mengulanginya di pergelangan tangan kirinya ini sangat lama dengan menyanyikan berbagai
untuk memeriksa semangan pasien. Ia mengambil lagu roh dan memainkan skenarionya. Jika hal
bertih, mengusapnya ke pergelangan tangan pasien, ini terjadi, biasanya didayak akan berteriak
dan kemudian mengusap keringat di keningnya mengingatkannya agar segera menyelesaikan
di pergelangan tangan kanan pasien. Shaman S tugasnya. Tindakan kemantan tersebut diyakini
bangkit dan memberi isyarat kepada pasien untuk sebagai kelalaiannya karena melupakan tugas dan
duduk di depan “altar” model persembahan. malah bermain-main di alam roh.
Seorang didayak menutupi kepala pasien dengan Kemudian didayak akan memberikan
kain batik bersih, agar ia tidak melihat tahap-tahap boneka burung kepada kemantan, yang segera
prosedur pengobatan berikutnya. Dalam posisi digunakannya untuk menggambarkan burung
duduk seperti ini, dengan kepala tertutup, pasien semangat pasien. Kemantan akan memegang
seperti kemantan dalam permbukaan dikei, dan, boneka burung itu seakan-akan burung itu sangat
seperti pengobat ia secara simbolis ditempatkan di berat. Kemantan sedang memainkan skenario
pusat kosmos. menangkap burung semangat pasien. Biasanya
Kemantan menarikan skenario ia melakukan gerak berpusing (bu’pusik), lalu
berdasarkan lagu roh yang dinyanyikan. Bila beberapa dibalak bangkit dan mengelilinginya
ia menyanyikan lagu roh Anak Mua’ai (anak untuk menjaga kalau-kalau ia tumbang ke belakang
murai) misalnya, maka ia akan menirukan atau jatuh. Skenario menangkap burung semangat
gerakan burung. Kadang-kadang kemantan itu dimainkan dengan gerakan mengejar burung
memanfaatkan kain merahnya dalam tarian untuk dan menangkapnya dan membungkusnya dengan
menjadi sayap burung, dan memakai ujung kain kain merahnya. Setelah itu, kemantan mengambil
untuk membungkus bertih. Bersamaan dengan lilin sambil mendekap burung itu ke dadanya.
gerakannya, kemantan mungkin memegang Irama gendang semakin cepat untuk
boneka burung murai jika ada di tangan kirinya, menggambarkan skenario gerak cepat kemantan
dan tangan kanannya memegang lilin yang untuk mengembalikan burung semangat ke dalam
menyala. tubuh pasien. Kemantan menari membentuk
Pukulan gendang mengiringi tarian angka delapan dan sedikit demi sedikit langkah

Adat dan Adab Melayu Riau 277


tariannya mendekati sebuah lingkaran sampai ia potongan semangat di dahi pasien, mengerakkan
berpusing di satu titik dengan bungkusan sambil tangannya ke belakang dan ke depan seperti
mendekap burung itu di dadanya. Seorang dibalak membidikkan sebuah panah pada sasaran. Ia
berjaga-jaga di belakangnya, karena kadang- merentangkan lengannya pada dahi pasien
kadang kemantan mendadak jatuh ke belakang, setelah ditunjuknya. Ia memasukkan semangat
dan tugasnya adalah membantu kemantan berdiri yang digenggamnya ke tengah dahi. Ia celupkan
lagi. Kemantan kemudian kemudian menyembah tangannya di air bunga, menyucikan jari-jarinya
tiga kali. dengan api lilin dan meletakkan ibu jarinya pada
Pada saat ini kemantan sedang bergerak dahi pasien lagi, membiarkannya selama beberapa
keluar dari alam roh. Seorang didayak akan saat. Kemudian ia kembali menyucikan jari-
melemparkan bertih ke wajahnya untuk jarinya dengan api dan mengusap dahi pasien.
mengembalikannya pada keadaan sebelumnya Setelah mengembalikan dan mengikat
dan mereka menuntunnya duduk di dekat pasien. semangat pasien, kemantan menyusupkan
Setelah membasuh wajahnya dengan air tangannya kembali ke dalam bungkusan kain
bunga, kemantan mengambil lilin kembali dan merah dan menarik “potongan semangat” di
mencari-cari roh jahat di sekeliling(dengan mata dalamnya. Kali ini kemantan mengarahkan ke
tertutup). Ia meletakkan lilin, mengambil bertih, perut pasien. Ketika semangat dimasukkan ke
menyucikan tangannya dalam api dan menebarkan tempatnya, ia mengusapkan ibu jarinya di titik ini.
bertih serta menyembah ke arah yang sama. Irama Kemudian ia mencelupkan jari-jarinya ke dalam
gendang berhenti. Untuk membantunya sadar air bunga, menyucikannya di api dan kembali
kembali kemantan membasuh wajahnya dengan mengusap dengan lembut perut bagian atas
air bunga, meletakkan tangannya ke api lilin dan pasien. Kemudian, kemantan memegang tangan
dengan tangannya yang bebas ia menarik rambut pasien dan melipat jari-jarinya. Ia menjajarkan
di atas keningnya untuk mengendalikan tingkat jarinya dan mengusapkan bertih di ujungnya.
selapnya. Para pembantunya juga memberinya Ia juga mengusap dahinya yang berkeringat
air bercampur dengan limau dan bertih (a’i dengan ujung jarinya. Sekali lagi ia menyusupkan
asasa), untuk melemahkan selapnya. Pemulihan tangannya ke dalam bungkusan, menarik
semanget pasien adalah saat yang paling rawan. “potongan semangat” yang lain dengan jari dan
Sedikit saja ada kesalahan gerak atau kekeliruan ibu jari, dan mengarahkan ke jari-jari pasien.
burung semangat akan lepas lagi. Kemantan kemudian mencelupkan jari-jarinya
Setelah kemantan sadar kembali, ia ke dalam air bunga, menyucikan jari-jarinya
mempersiapkan dirinya untuk mengembalikan di api dan memegang jari-jari pasien beberapa
semangat pasien. Dengan duduk bersila di depan saat untuk mengamankan semangat yang telah
pasien, ia menyusupkan tangannya yang bebas dipulihkan. Pasien kemudian meletakkan kakinya
ke dalam bungkusan dan menariknya keluar bersama-sama dengan dengan suara cicitan
sesuatu seperti ada isi di dalam bungkusan itu. burung shaman menarik potongan semangat
Ketika memindahkan tangannya, tangannya tetap lainnya dari bungkusan diarahkan pada ibu jari
menggenggam erat seakan-akan ia memegang pasien, dan kemudian membawa jarinya untuk
sesuatu yang sangat kecil di dalamnya. Ia menyentuhnya. Ia mencelupkan jari-jarinya ke
menyuarakan suara ocehan burung. Jemarinya air bunga, mengambil bertih, meletakkannya di
mengusap keringat di dahinya dan ditujukan pada

278 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


atas api, dan kemudian mengusap ibu jari pasien ketika ia memulai dikei dan menutup kepalanya
dengan bertih. dengan kain. Ia mengangkat dua tangannya
Sekarang setelah semangat pasien kembali setinggi mata dan menyembah roh. Ia meminta
lagi ke dalam tubuhnya, kemantan menjauh dari lilin dengan gerakan tangannya dan didayak
pasien. Ia mengangkat bungkusan kain ke telinga memberikannya. Ia melanjutkan menyanyikan
kanannya dan mengguncangnya, memeriksanya lagu sambil menggerak-gerakkan lututnya ke atas
apakah masih ada yang tertinggal. Jika diyakininya dan ke bawah mengikuti irama gendang. Setelah
tidak ada yang tertinggal lagi, kemantan akan menyanyi sementara waktu ia meletakkan lilin
bangkit dan memutar membalutkan kain di atas dan menyembah lagi. Kemudian ia mengangkat
kepala pasien. Di putaran terakhir ia mengangkat kain merah yang ada di atas kepalanya dengan
dan menurunkan bungkusan tepat di atas memegang ujungnya dan merentangkannya di atas
ubun-ubun pasien. Setelah ia mengamankan kepalanya. Ia menjatuhkan badan ke depan sampai
dan menenangkan seluruh semangat di tubuh wajahnya menyentuh lantai, menutup kepalanya
pasien, biasanya ibu dan atau ibu-ibu klasifikatori dan tubuhnya dengan kain. Ketika ia membungkuk
pasien yang melakukannya untuk menenangkan kata wa’salam terdengar, namun mantera yang
(burung) semangat yang baru kembali ke dalam mengikutinya lambat-laun terdengar seperti
tubuh dengan suara cicitan induk burung. gumaman. Semenit kemudian, ia menegakkan
Setelah memutar bungkusan di atas kepala punggungnya seperti terpaku. Ia menarik rambut
pasien (muinak inak), kemantan membawa di atas kepalanya, membasuh wajahnya dengan
bungkusan ke bawah, mengikuti bentuk tubuh air bunga dan membungkus pisau kayunya,
pasien: pertama di sisi kanan, kemudian yang tidak digunakannya, dan boneka burung di
kiri. Kemantan bangkit, mengambil model kainnya. Ia bangkit, berjalan menuju pasien dan
persembahan dan memutarnya di atas kepala memutarkan bungkusan kain untuk kali terakhir
pasien, kembali pembantu kemantan menirukan di atas kepalanya. Ia kemudian berjalan ke
suara burung. penabuh gendang yang telah memukul gendang
Pengobatan juga dilakukan dengan selama acara ini, dan memutarkan bungkusan ini
memakai model. Kemantan membawa model ke di atas kepalanya, untuk mengamankan semangat
pintu dan meminta obat kepada roh. Ia menunggu di tubuhnya juga setelah kerja kerasnya. Akhirnya,
sambil memegang model di depannya. Seorang kemantan duduk, namun biasanya masih terlihat
dibalak berdiri di belakangnya. Setelah itu dengan seperti terpaku. Seorang didayak mungkin akan
membawa model yang telah mengandung obat, mengambil sedikit bertih dan menaburkannya
kemantan memutarkan model itu di atas kepala padanya. Setelah itu, biasanya kemantan akan
pasien lagi. Lalu seperti prosesi di atas, kemantan melompat dan meyakinkan setiap orang bahwa ia
melanjutkannya dengan bungkusan kain. telah kembali (olah balik).
Selanjutnya, kemantan melakukan proses Dikei pun selesai. Kopi dan teh pun
pengobatan paga di’i, untuk memagari agar dihidangkan kepada seluruh tetamu. Para laki-
semangat tidak lepas lagi. laki dan perempuan duduk melingkar dan dengan
Usai mengobati pasien, kemantan menari santai berbicara.
lagi. Jika dibalak mengatakan kepada kemantan
sudah waktunya untuk “balik” (kembali), kemantan d. Bedewo (Bonai)
segera bersila di depan model bersembahan seperti Badewo Bonai adalah ritual pengobatan

Adat dan Adab Melayu Riau 279


yang terdapat pada masyarakat Bonai, Melayu tubuhnya dengan kain putih. Kemenyan dibakar
Rokan-Riau. Dipimpin oleh seorang kumantan di perasapan. Dukun kemudian membaca
dan dibantu oleh dua orang bujang ketobung, mentera yang dinyanyikan kemudian mengambil
seorang tukang ketawak, empat orang pebayu dan telur dan diletakkan pada telapak tangannya. Lalu
didukung warga komunal dalam mengumpulkan telur dipecahkan dengan menggunakan pisau.
kelongkap ritual. Dilakukan untuk mengobobati Putih telur dikeluarkan dan diletakkan di dalam
penyakit yang diyakini bersumber dari dari roh- piring kecil. Kuning telurnya diletakkan terpisah.
roh halus. Kumantan berperan sebagai perantara Melalui kuning telur inilah, dukun melihat
antara si sakit dengan yang “mendatangkan” penyakit. Setelah penyakit diketahui, maka
penyakit. Membujuk dan melakukan dialog agar disiapkan segala keperluan untuk mengobati
menyerahkan obat untuk kesembuhan si sakit. penyakit. Hari pengonbatannya pun ditentukan,
Penyebutan badewo memiliki kedekatan biasanya berlangkau ganjil dengan kedatangan
makna dengan berdewa. Namun dewa di dalam pertama. Hitungannya satu, tiga, lima, tujuh
ritual berbeda dengan dewa di dalam ajaran dan sembilan. Jika sakitnya sulit disembuhkan,
Hindu-Budha. Dewa merujuk kepada mahluk biasanya pengobatan dilakukan beberapa kali.
gaib semisal peri, mambang, hantu dan jin, yang Jumlah pengobatan ditunjukkan dengan jumlah
dapat dipanggil untuk memberikan pengobatan. pasu yang dipakai. Paling banyak empat kali, atau
Badewo merupakan ritual komunal yang empat buah pasu.
melibatkan masyarakat umum, yang menyiapkan Pengobatan dilakukan pada hari ketiga
berbagai kelongkap ritual. Kelongkap tersebut setelah mendapatkan jenis penyakit dengan semah.
meliputi damar, anyaman ucuk, jeruk nipis, daun Semah dilakukan di samping rumah atau di bawah
pohon ibung, Perlengkapan yang harus disiapkan pohon yang teduh. Dalam semah dipergunakan
untuk melaksanakan upacara ini antara lain: puan tepung tawar. Setelah dilakukan tepung tawar
(daun kepau yang dianyam) pisau (sekin), tepak dengan melepas ayam, pasien kemudian dibawa
sirih, perasapan untuk membakar kemenyan, kain ke dalam rumah atau ruang tempat berobat.
putih, tepak bunga, pasu (minimal 1-4 buah), Jika penyakitnya tidak parah, cukup dilakukan
jerangau, limau purut, limau nipis, bunga rampai, dengan menggunakan satu pasu, dan dilakukan
keladi hitam, mayang pinang, serai, air bersih dengan dua tahap pelaksanaan. Bila pasien dapat
(bening), pulut kuning, seekor ayam, kunyit bolai, disembuhkan, kemudian dilanjutkan tahapan
daun sirih dan bertih. Bahan-bahan tersebut menutup penyakit yang disebut upah-upah. Acara
diletakkan di ruangan yang telah disiapkan. upah-upah dilakukan di ruang pengobatan yang
Prosesi Badewo Bonai dilaksanakan pada telah disiapkan. Pasien yang telah sembuh diupah-
malam hari yang dilakukan dalam beberapa upah dengan peralatan yang telah disiapkan,
tahap. Pertama, disebut melihat penyakit. Kedua, dengan memanjangkannya ke atas kepala di
mengobati penyakit atau semah. Ketiga, memutus putar selingkar badan. Itu dilakukan berkali-kali
penyakit, yang dilakukan dengan upah-upah. oleh beberapa orang. Upah-upah ditutup dengan
Upacara dibuka dengan dialog antara dukun membaca mantera yang dinyanyikan
dukun Badewo dengan wakil si sakit, dapat dengan tubuh diselimut kain putih.
orang tua, saudara atau sahabatnya. Setelah itu, Setelah kegiatan upah-upah dilaksanakan,
dukun membuka perlengkapan dan menyelimuti dilakukan makan pulut kuning dengan lauk-pauk

280 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


yang telah disediakan. Upacara ditutup dengan dalam dirinya, yang lazim dikatakan sebagai
doa bersama, sebagai terima kasih kepada Tuhan memasukkan jin. Setelah dirinya kerasukan jin
yang telah menyembuhkan pasien. barulah dia dapat memimpin pengobatan. Dalam
Selain yang dikemukakan di atas, terdapat prakteknya sang dukun dibantu beberapa orang
variasi pengobatan Badewo lainnya. Dalam versi yaitu lima sampai tujuh orang. Saat memasukkan
ini perlengkapan yang diperlukan antara lain: puan jin, dukun dalam posisi berdiri dan membaca
(anyaman daun kepau), titi oban, kemenyan dan sendiri mantra-mantranya.
kipas, tepak sirih dan isinya, daun setawar, daun Tahap pertama dimulai dengan analisa
sedinginan, bunga tiga jenis, dian (lilin lebah), penyakit oleh dukun. Dukun atau bomoh
capa putih (bejana), limau mentimun, kasai tiga menanyakan si sakit tentang gejala-gejala penyakit
warna, bertih dan keris. yang dideritanya. Pengobatan dilakukan pada
Prosesi pengobatannya dimulai dengan malam hari.
kemantan mengiris limau mentimun. Irisan limau Dalam ritual ini juga ada kelengkapan-
tersebut kemudian dimanterai oleh kemantan kelengkapannya seperti, daun sirih, pinang,
dengan menutup muka memakai kain. Kemantan gambit, kapur sirih, bahan-bahan untuk tepung
kemudian menyeru memanggil roh. Ketika tawar, kemenyan, bara api, bertih, mayang pinang
kemantan telah kemasukan roh, ia pun menari terbungkus, mayang pinang terbuka, upih pinang
dengan iringan musik ketobung dan tetawak, serta muda, kue-kue, ayam, bahan-bahan masakan
bunyi genta yang dipegang di tangannya. Kepala mentah, dan nasi pulut serta lauk-pauknya. Alat
kemantan memakai sorban khusus. kelengkapan lainnya, setanggi, ancak, limas,
Kemantan kemudian meminta semangat buyung, kain putih, lilin secukupnya, tempat bulu
kepada dian dan memanggil akuan untuk ayam (terbuat dari upih pinang).
menentukan obat penawar penyakit. Setelah Pengobatan dipimpin oleh dukun atau
itu, kemantan menangkap cahaya lilin dan bomoh. Ritualnya sang dukun berjalan paling
mengusapkannya ke wajah si sakit. Pengobatan depan. Sang dukun mengenakan hiasan kepala
pun selesai. berupa beberapa helai daun kelapa diberi warna
sehingga berbentuk seperti bulu-bulu bung kuang
e. Buwung Kuayang atau kuayang (sebangsa merak). Daun-daun
Buwung kuayang adalah ritual pengobatan kelapa itu diikatkan di kepala sang dukun dengan
yang terdapat di Rokan. Tujuan pengobatan ikat kepala terbuat dari kain. Sang dukun juga
memohon kepada Yang Maha Kuasa. Penggunaan mengenakan selempang di dadanya yang juga
kekuatan mantra dalam pengobatan ini sangat terbuat dari daun kelapa.
menonjol. Pengobatan terutama diarahkan kepada Si sakit dalam keadaan terbaring atau
pengusiran roh jahat yang dianalisa mengganggu duduk di tengah ruangan pengobatan. Sang dukun
seseorang. diiringi para pembantunya berjalan sambil menari-
Pengobatan Buwung Kuayang ini kurang nari mengelilingi si sakit serta menyanyikan
dikenal di tempat-tempat lain. Ritual Buwung mantra-mantra. Menari-nari sambil menyanyi-
Kuayang dipimpin oleh seorang dukun atau nyanyi diiringi bunyi-bunyian yang terbuat
bomoh. Sebelum melaksanakan tugasnya sebagai dari dua tempurung ‘kelapa jantan’ yakni yang
dukun, yang bersangkutan membaca mantra- ada lubangnya. Dua tempurung kelapa tersebut
mantra untuk memasukkan kekuatan magis ke dihubungkan dengan seutas tali dan digantungkan

Adat dan Adab Melayu Riau 281


di leher para pembantu dukun. Mereka menari- Ritual ini diikuti oleh batin yang bertindak sebagai
nari dan menyanyi-nyanyi sambil mengikuti sang penanggung jawab, dukun (laki-laki, satu atau
dukun sambil memukul-mukulkan dua tempurung dua orang) sebagai pemimpin pelaksana, kebayu
kelapa tersebut, berirama sesuai langkah kaki (laki-laki 2 orang) sebagai pembantu dukun dalam
mereka. Langkah-langkah kaki mereka tidak linier kegiatan pengobatan dan permainan, penginang
(biasa), melainkan ada rentaknya tertentu. (perempuan 2 orang) sebagai pembantu dukun
Selain tempurung kelapa itu, bunyi-bunyian dalam menyiapkan ramuan, asapan, memakaikan
dilengkapi pula dengan bebano (sejenis gendang). pakaian yang akan digunakan dukun, dan bertugas
Pemain bebano tidak ikut menari. la duduk sebagai penandung (penyanyi).
di suatu sudut ruangan upacara pengobatan. Sebelum pelaksaan balai panjang, dukun
Pemain tempurung kelapa pun tidak ikut menari meninjau pembuatan peralatan, menyapu obat,
melainkan duduk bersama pemain bebano. Tetapi dan menghadap sanggaran tujuh (memohon
acap kali pemain tempurung kelapa ikut menari kepada putri tujuh). Ritual bertujuan sebagai
bersama pembantu dukukan lainnya, mengikuti media pengobatan dan tolak bala.
gerakan-gerakan sang dukun. Balai panjang dilaksanakan pada pukul
Gerakan menari-nari sambil menyanyi- 20.00 dan berakhir sekitar 04.00 pagi tergantung
nyanyi diiringi bunyi-bunyian dengan irama pada jumlah masyarakat yang berobat dan
tertentu itu seraya mengelilingi si pasien, permainan kesenian yang ‘diturunkan’ dukun.
berlangsung cukup lama. Kadang-kadang sampai Pada pagi hari, masyarakat yang berobat diberikan
lebih dari dua jam. Mantra-mantra yang dibaca berbagai jenis obat sesuai dengan jenis penyakit.
diulang-ulang beberapa kali. Di dalam pelaksanaan, tidak diperbolehkan
Selesai menyanyi-nyanyi dan menari itu, memanggil nama dukun, membuat kericuhan, atau
dilanjutkan mengupah-upah si sakit. Kemudian perbuatan sumbang. Peralatan yang digunakan
sang dukun, pembantunya, pasien dan tamu-tamu berupa sanggaran tujuh bahan bambu, berbagai
yang ada di ruangan itu makan-makan bersama. jenis ancak yang dibuat dari pelepah, daun, dan
Yang dimakan bersama adalah pulut dengan lauk- pucuk enau, berbagai jenis pesilih, lancang dari
pauknya itu. Si pasien ikut makan. Tetapi si pasien pelepah, daun, dan pucuk enau, daun-daunan
tidak diperkenankan menyuruh orang lain untuk berupa daun pisang, pucuk enau, daun beringin,
makan-makan bersamanya. Bila tamu-tamu upih pinang bambu dan daun bambu.
hendak ikut makan bersama, maka mereka harus
berinisiatif mengambil sendiri, tanpa menunggu f. Tolak Bala
disuruh pasien. Tolak bala adalah ritual yang dilaksanakan
Setelah itu, berbagai acara terakhir, dengan tujuan menghindar dari kejadian buruk,
dilakukan pembuangan atau buang sial. Sang sial, nasib tidak baik, atau apa saja yang tidak
dukun menyuruh dua orang pembantunya diinginkan terjadi pada diri dan komunitas sesuatu
membuang ancak dan limas di tempat-tempat masyarakat. Dari segi individu, perlakuan itu
yang sudah ditentukan oleh dukun tersebut. mungkin tidak merupakan ritual, tetapi perlakuan
menjaga, menghindar, dan menyisih. Bala tidak
e. Balai Panjang saja bencana yang didatangkan oleh sesuatu tenaga
Balai panjang adalah ritual pengobatan yang luar seperti hantu atau jembalang atau jembarang,
dimaksukan untuk mengobati penyakit berat. tetapi oleh nasib atau untung diri sendiri.

282 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


Perlakuan menolak bala bagi individu yang lazim dilakukan oleh komunitas nelayan
mungkin merupakan menjaga, seperti memakai adalah jaminan supaya bala dalam berbagai
tangkal atau jimat pada badan. Tangkal atau jimat bentuk dapat dihindar dari menimpa nelayan di
tersebut, yang dibuat dengan berbagai cara, dari laut. Penyatuan unsur-unsur kepercayaan lama
ayat Alquran hingga kepada logam, dipercayai dengan tuntutan Islam kerap dilihat apabila kedua-
mempunyai tenaga untuk menangkis dari bala dua unsur ini bercampur aduk. Doa dan ayat Al-
yang dapat menimpa. Perlakuan menghindar Qur’an dibaca sewaktu kenduri yang diadakan, di
dan menyisih adalah menghindar dari sesuatu samping mengenakan larangan (tabu) serta sajian
yang menyentuh benda atau melakukan sesuatu. untuk penunggu dan menabur garam di setiap
Tangkal dan jimat yang dipakai merupakan penjuru kampung. Tujuan mengadakan upacara
pelindung dari kuasa atau tenaga yang dapat men- tersebut ialah menolak bala supaya bencana tidak
datangkan bala. singgah pada penduduk dan harta benda mereka.
Contoh perlakuan individu untuk menolak
bala ialah menjamah hidangan yang tidak sempat f. Upah-upah atau Upah-upah
dimakan, memberi tabik sebelum membuang Upah-upah (Tambusai) atau pupah
air kecil di tepi jalan, menyelit rumput di (Rambah) merupakan ritual pengobotan yang
belakang telinga apabila berjalan dalam hujan yang dilakukan untuk mengobati orang sakit,
panas, mengetahui firasat tentang ‘ketika’ dapat untuk memanggil dan mengembalikan semangat
menghindar dari bala yang dapat menimpa pada seseorang karena sakit keras, setelah mendapat
masa tertentu yang sudah ditentukan. Kenduri di musibah, atau untuk penutup suatu pekerjaan
mana doa tolak bala dibaca merupakan ciri agama besar. Tidak jarang pupah dilaksanakan dalam
yang telah meresap dalam masyarakat Melayu. beberapa acara adat, meskipun tidak menjadi
Kenduri diadakan ketika terjadi wabah atau bagian dari adat. Pengobatan ini yang dikenal
bencana alam, dan juga ketika kemalangan terjadi. pada masyarakat Rokan.
Pada tarap ini konsep tolak bala bertumpang Upacara ini dipimpin oleh orang yang disebut
tindih dengan konsep syukuran. Kadangkala tukang pupah, dan dilaksanakan di rumah pasien.
bubur putih (santan) dan merah (gula Melaka) Tukang pupah adalah sebutan untuk seseorang
merupakan hidangan bagi kenduri tolak bala yang menguasai ilmu memanggil atau menyeru
tadi. Kemungkinan warna yang berlawanan semangat. Siapa saja dapat menjadi tukang pupah
melambangkan pembagian dua bala (sial) atau selama ia dapat menyeru semangat dengan doa-
untung baik. doa, misalnya seorang bidan, bundo adat, atau
Dalam kepercayaan lama, konsep tolak orang tua pasien sendiri. Setelah pengaruh Islam
bala untuk menghindar sial atau kecelakaan lebih semakin merasuk dalam kehidupan sehari-hari,
diinstitusikan kelanjutan beberapa ritual seperti tukang pupah seringkali adalah imam masjid,
bela kampung, menyemah laut atau pantai atau namun tidak lagi dengan memanggil semangat
puja pantai. Ketika terjadi sesuatu malapetaka, melainkan dengan membaca doa selamat.
ia lebih merupakan cadendrical rite atau upacara Dalam pelaksanaan upacara pupah
yang dilakukan berkala. Upacara bela kampung tradisional perlengkapan yang harus disiapkan
bertujuan menjaga kesejahteraan dan keselamatan yaitu: nasi kunyit bopangkat (nasi kunyit yang
penduduk kampung dari ditimpa malapetaka yang dibuat bertingkat), ada yang bopangkat satu,
tidak diinginkan, sementara menyemah pantai pangkat dua sampai pangkat tiga; panggang ayam

Adat dan Adab Melayu Riau 283


yang diletakkan di atas nasi kunyit; kemenyan Kepala Kerapatan Adat, Datuk Bondoaro,
untuk dibakar di perasapan; beras kunyit dan Raja, dll.
botieh (bertih) untuk diasap dengan kemenyan. c) Pupah jopuik somangek (pupah menjemput
Prosesinya diawali dengan membakar semangat), yaitu pupah yang dibuatkan
kemenyan di perasapan dan diletakkan di depan untuk orang yang kehilangan semangat.
pasien. Tukang pupah mengambil posisi di Perlengkapannya: nasi kunyit satu tingkat,
belakang pasien, dan mengambil botieh dan panggang ayam, satu butir telur ayam, lampu
beras kunyit. Tukang pupah kemudian membaca lilin dan papanji. Pupah dilakukan di atas
sholawat dan surat Al Fatihah sambil menaburkan tikar satu helai, kemudian pasien tidur di atas
beras kunyit ke sekeliling pasien. Nasi kunyit dan tikar tersebut. Esok harinya perlengkapan
panggang ayam kemudian diangkat ke atas bahu yang diletakkan di atas tikar dibuang.
pasien dengan mengucapakan doa, kemudian d) Pupah niat, yaitu pupah yang dibuatkan
diangkat ke atas kepala dengan ucapan, seruan untuk orang yang ingin membayar niatnya.
kepada semangat pasien agar kembali ke tubuhnya. Perlengkapannya: nasi kunyit tiga tingkat,
Setelah acara pupah selesai, nasi kunyit dibagi- bagian-bagian kambing yang sudah dimasak
bagikan dan dimakan oleh hadirin. (sedikit-sedikit satu jenis organ kambing
Beberapa jenis upah-upah yang dikenal yang telah dipotong tersebut), bunga merah
adalah: dan bunga kuning, lampu lilin dan papanji.
a) Pupah bosa Pupah, yaitu upah-upah yang e) Pupah sudah, yaitu pupah yang dilakukan
dibuat untuk pasien yang menderita sakit pada kedua pengantin, setelah semua acara
parah. Perlengkapan yang harus disiapkan: adat kenduri pernikahan selesai, setelah
nasi kunyit tiga tingkat, panggang ayam, acara pupah selesai dilakukan maka selesai
bunga merah dan bunga kuning, lampu lilin pula acara kenduri pada hari itu.
dan papanji. Pupah dilaksanakan di atas satu
helai tikar, kemudian pasien tidur di atas g. Tepuk Tepung Tawar
tikar tersebut. Esok harinya barulah alat-alat Sejumlah perlengkapan atau salah satu
yang terserak di atas tikar dibuang. peristiwa yang merupakan ritual dan upacara
b) Pupah kobosaran adat (pupah kebesaran yang bertujuan untuk tolak-bala atau memohon
adat), yaitu upah-upah yang dibuat dari keselamatan. Biasanya dilakukan sebelum upacara
nasi kunyit, pangang ayam, botieh yang utama.
diserakkan di sekeliling nasi kunyit, nasi Dalam masyarakat Sakai misalnya, ritual
putih dan telur ayam yang telah direbus kehamilan terdiri dari tiga rangkaian ritual yang
diletakkan di sekelilingnya, dipasang emoat dilakukan bersamaan. Diawali dengan upacara
buah lilin, tujuh buah papanji, ditancapkan melenggang perut, tepuk tepung tawar, dan
bungu sirah dengan bungu kuniang di atas menempah bidan. Sementara upacara melenggang
nasi kunyit, diletakkan di atas talam, diangkat perut dilakukan, beberapa orang perempuan yang
oleh empat orang yang mewakili empat suku, mempersiapkan tempat upacara dan alat-alat serta
dipupahkan oleh datuk dari suku Bonuo, benda-benda yang akan dipergunakan dalam
kalau tidak ada dari suku Muniliang. pupah upacara menepuk tepung tawar itu. Maksud
ini dilakukan untuk orang besar-besar, untuk dari upacara itu ialah untuk membuang dan
orang yang tinggi kedudukannya semisal menghindarkan dari penyakit serta memohon

284 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


keselamatan kepada Tuhan agar perempuan h. Begawai
yang hamil itu selalu selamat dan mudah ketika Begawai adalah upacara adat perkawinan
melahirkan. yang terdapat pada masyarakat Talang Mamak.
Alat-alat dan benda-benda yang perlu Begawai terbagi menjadi 2 yaitu begawai kecil
dipersiapkan untuk pelaksanaan upacara dan begawai besar. Selain dua gawai tersebut,
menepuk tepung tawar itu ialah, sebuah mangkok juga dikenal begawai baikutan, yaitu gawai yang
tempat daun-daun tepung tawar, beberapa helai dilaksanakan oleh keluarga waris laki-laki atau
daun setawar, daun sedingin, beras dan kunyit. waris perempuan, disebabkan perayaan adat belum
Beras dan kunyit digiling halus-halus diberi air dilaksanakan, tetapi laki-laki atau perempuan
sedikit, lalu dimasukkan kedalam mangkok. Daun sudah dinikahkan.
setawar dan daun sedingin diikat menjadi satu dan
diletakkan bersama dengan air kunyit dan beras. Gawai Kecil
Setelah alat-alat dan benda-benda tersebut Gawai kecil merupakan gawai yang dilak-
dipersiapkan dan diatur baik di tempat upacara sanakan di rumah batin yang berlangsung selama 3
yang akan berlangsung. Perempuan hamil dibawa hari. Gawai kecil meliputi rangkain tegak Tiang Ge-
oleh bidan ke muka pintu lalu ia didudukkan langgang, pauh-pauh, ngukus, adu ayam dan judi adat,
di atas anak tangga. Di atas anak tangga itulah arak-arakan silat dan minum air pekasih.
upacara menepuk tepung tawar akan dilakukan.
Sebelum duduk diatas anak tangga, perempuan Gawai Besar
hamil itu berdiri lurus dimuka pintu menghadap Gawai besar merupakan gawai yang
ke depan, kemudian ia didudukan diatas anak dilaksanakan selama 7 hari. Prosesi gawai besar
tangga yang dipakai untuk naik ke rumah. meliputi seluruh prosesi gawai kecil di tambah
Mula-mula bidan membaca beberapa dengan Pancung Telutuk (sunat), Tindik Dabung
mantra sambil menyembur dan menghembus (memasang anting-anting di telinga anak
ke kiri ke kanan pintu rumah. Kemudian ia perempuan), bersilat, dan Gendang Serama.
memegang ikatan daun tepung tawar yang Proses perkawinan pada Suku Talang
berlumuran dengan campuran air beras kunyit itu Mamak melalui beberapa proses secara bertahap
lalu ditepuk-tepukkannya mula-mula ke bagian sebagai berikut:
dahi perempuan tersebut, sudah itu ke bahu
kanan, bahu kiri, setelah itu berpindah ke tangan Masa Main Mata
kanan dan kiri, selanjutnya ditepuk-tepukkan pada Pada tahap ini laki-laki dan perempuan
ujung kaki kanan dan kiri. Tiap bagian badan yang yang masih muda, saling mengenal hanya pada
tersebut di atas ditepuk dengan daun tepung tawar png memng satu sama lainnya. Hal ini terjadi pada
sebanyak sekali saja. Setelah selesai menepuk daun saat upacara suku, pertemuan sehari-hani, gotong
tepung tawar tersebut, maka selesailah upacara royong dan lain-lain.
tersebut. Perempuan hamil itu dibimbing kembali
naik ke rumah dan disuruh berganti pakaian, Bertandang
dan siap melanjutkan ritual berikutnya yaitu Pada tahap ini laki-laki bertandang ke
menempah bidan. rumah perempuan pada malam hari.

Adat dan Adab Melayu Riau 285


Membibit Tahap Peminangan.
Pada tahap ini, perkenalan bujang dan gadis Kedua belah pihak sudah saling musyawarah
sudah matang. Kesesuaian diantara muda mudi dan kedua belah pihak saling bertemu,
ini membawa mereka saling bercinta, laki-laki menentukan pelaksanaan pesta kawin hari, tanggal
membibit si gadis. Pernyataan cinta si laki-laki dan bulannya. Masing-masing kedua belah pihak
dinyatakan dengan memberi salah satu barangnya memperlihatkan kesediaan dan kemampuan
kepada si gadis. Umpamanya ikat kepala, sarung, masing-masing. Saat ini juga menentukkan besar
baju dan lain sebagainya. kecilnya gawe dengan menekad janji.

Menyuluh Pelaksanaan Gawai


Pihak waris si gadis berkumpul dan Gawai dilaksanakan berdasarkan
mengutus salah seorang ke rumah orang tua jejaka. kesepakatan antara waris laki-laki dan waris
pada saat itu utusan meminta kesediaan dari waris perempuan.
jejaka untuk menenima waris perempuan datang
menjemput jejaka. 4.4.2 Perayaan Sosial
Waris jejaka memerlukan waktu persiapan a. Pacu Jalur
untuk menerima kedatangan waris si gadis. Pacu Jalur adalah perlombaan pacuan
Biasanya waris jejaka menjanjikan 2 hari ketiga sampan di Batang Kuantan panjang yang menjadi
atau empat hari ke lima (2 hari ketiga = lewat 2 tradisi pada masyarakat Rantau Kuantan yang
hari, langsung hari 3). diselenggarakan di Batang Kuantan. Perahu yang
dibuat dari sebatang pohon ini dibentuk dengan
Jemputan artistik yang berukuran panjang sekitar 25-40
Waris jejaka mempersiapkan makanan dan meter dan dapat memuat 40-60 orang (anak pacu).
minuman menyambut kedatangan waris si gadis. Sampai sekarang, masyarakat setempat masih
Sementara waris si gadis datang beramai-ramai mempertahankan cara-cara tradisional dalam
dengan si gadis menjemput jejaka ke rumahnya pembutannya.
(kecuali untuk Talang Sungai Limau, jemputan si Langkah-langkah yang diambil dalam
gadis tidak ikut serta, dia menunggu di rumah). membuat jalur adalah: masyarakat kampung
Acara ini dimulai saat waris si gadis melakukan musyawarah dan dibuatlah panitia
menyorongkan persirihan kepada waris jejaka, pelaksana pembuatan jalur. Kayu yang akan
bahwa kedatangan mereka adalah untuk dijadikan sebuah jalur ada beberapa hal yang perlu
menjemput si jejaka, kerena telah membibit diperhatikan. Panjang kayu lebih kurang 35 meter
gadisnya. Biasanya waris jejaka bertanya, “Apa betul di bawah dahan pertama dan besar kayu lebih
anak saya telah datang ke rumah si gadis”. Waris si kurang berdiameter tiga meter atau lebih kurang
gadis menyunuh waris jejaka makan sirih terlebih 125 cm garis tengah dan jenis kayu yang dipilih
dahulu, baru ditunjukkan bukti membibit berupa biasanya kayu meranti, tidak berlobang, kuyung,
sarung, baju dan lain-lain sebagainya. Sesudah tonam atau kayu yang tahan air. Juga diperhatikan
bukti pembibitan ditunjukkan, maka waris jejaka tempat-tempat letak pohon tersebut, misalnya
menyerahkan keris kepada waris si gadis, t syah dikelilingi oleh arus atau di puncak bukit karena
perkawinan dan siap untuk pelaksanaan gawe. dipercaya berpengaruh kepada kesaktiannya.
Setelah panitia terbentuk, maka panitia

286 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


akan menentukan kapan akan mencari kayu panggar atau tempat duduk. Tiap-tiap panggar
untuk jalur tersebut dan menunjuk orang yang tali itu diikat sampai kehaluan jalur sehingga
akan pergi mencari kayu tersebut. Setelah kayu dari haluan jalur sampai ke ujung tali mencapai
tersebut didapati, maka akan dilaksanakan panjangnya lebih kurang 100 meter atau lebih.
lagi rapat masyarakat guna menentukan siapa Disaat menarik jalur tersebut, sering terjadi tali
tukang, pawang (dukun jalur) dan kapan akan yang digunakan terputus. Maka para penarik
diadakan penebangan kayu jalur tersebut. Proses jalur akan jatuh berhimpitan diringi tawa ria yang
berikutnya adalah penebangan kayu, sebelum sangat gembira. Disinilah letaknya seni menarik
kayu jalur ditebang maka dukun/pawang jalur yang sampai saat sekarang tak terlupakan oleh
terlebuh dahulu memotong ayam hitam untuk masyarakat Kuantan. Setelah sampai waktunya
diambil darahnya, memotong limau, mayang istirahat tengah hari, panitia memerintahkan
pinang, limau purut 7 buah, bunga-bungaan agar semua penarik jalur untuk beristirahat guna
7 macam, membakar kemenyan dan lain-lain. makan bersama, sholat, dan sebagainya selama 1,5
Saat itu sang dukun/pawang membacakan jam.
mantra-mantra (jampi-jampi), akhimya setelah Setelah jalur yang ditarik tadi sampai
dipasangkan obat sekeliling kayu, maka sang dikampung, maka dilanjutkan lagi pekerjaannya
dukun memberitahukan kepada tukang tebang hingga selesai. Apabila sudah selesai dilakukan
kayu untuk memulai menebang, dan dahan kayu lagi acara mendiang jalur yang dilaksanakan pada
yang pertama jatuh ke tanah langsung diambil malam hari. Pendiangan jalur ini dimeriahkan
sang dukun untuk disimpan, yang disebut dengan oleh acara gondang beroguang, ri, saluang atau
istilah orang kuantan bahan tuo., Gunanya bagi kayat. Sesudah jalur tersebut di diang, maka
dukun tersebut adalah untuk melihat apakah kayu dilakukanlah pengecatan jalur sesuai dengan
jalur itu kayu yang bisa laju bila di perlombakan/di seni yang diinginkan agar jalur tersebut kelihatan
pacukan. Setelah kayu tumbang maka diambillah indah. Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah
ukuran jalur sesuai dengan kehendak masyarakat. jalur adalah nilai gotong royong dan perjuangan
Tukang yang membuat jalur tersebut terdiri dari
5-7 orang dan bermalam didalam hutan tersebut b. Perahu Begandung
selama lebih kurang 10 hari atau pembuatan jalur Perahu baganduang (perahu bergandung)
sudah selesai 40% (terbengkalai/telakar). adalah perahu kebesaran (semacam kereta
Tahap selanjutnya adalah meelo jaluar kencana) yang digunakan di dalam tradisi
(menarik jalur) ke kampung untuk dapat manjopuik limau. Dibuat dari perahu (jalur
disempurnakan pekerjaannya. Dalam pelaksanaan mini) yang digandung dengan 2 perahu (jalur
menarik jalur ini dilakukan oleh para generasi mini) lainnya, ditegakkan dengan gulang-gulang
muda (bujang gadis), dan orang tua-tua. Bagi (tunggul adat) dan simbol-simbol, serta dihiasi
yang tua-tua (ibu-ibu) membawa nasi bungkus janur dan kain panjang. Ia merupakan lambang
dan minuman.Menarik jalur (maelo jalur) oleh dari kemegahan, perjuangan, batobo, jalinan
masyarakat Rantau Kuantan adalah salah satu adat kasih, dan bentuk sanjungan seorang bujang
tradisi yang telah membudaya sejak dahulu kala. kepada seorang gadis.
Jalur ditarik dengan rotan manau yang diikatkan Perahu baganduang memiliki tiga bagian
ditengah-tengah jalur yang disebut dengan timbo utama dan beberapa bagian pendukung. Ketiga
ruang, lalu tali itu ditarik arah keluan di bawah bagian utama tersebut adalah ber, perlambangan,

Adat dan Adab Melayu Riau 287


dan lantai yang dipagari janur. Ber merupakan penggunaan dibedakan dari simbol-simbol yang
simbol balai adat yang di dalamnya terdapat terpasang pada perahu baganduang.
bangku panjang dan gapura yang terbuat dari Saat tobo bujang gadih semakin banyak
janur. Ber berfungsi sebagai ruang berdiam si dilakukan, perahu baganduang kemudian
bujang saat manjopuik limau. Perlambangan digunakan dalam manjopuik limau, yaitu tradisi
merupakan layar perahu baganduang sekaligus menjemput air racikan limau oleh seorang bujang
penyatu ketiga perahu, berfungsi sebagai rumah yang dibuat oleh seorang gadis. Bujang dan gadis
dari penempatan simbol-simbol. Simbol-simbol merupakan anak tobo yang sama. Pada saat itu,
tersebut adalah bulan bintang, lima buah payung, perahu baganduang mulai dilengkapi dengan
tanduk kerbau, labu-labu, padi baranggik, dan berbagai simbol-simbol yang berkaitan dengan
dua buah merawagh. Sedangkan lantai yang batobo.
dipagari janur merupakan simbol dari laman silat, Tobo bujang gadih merupakan tobo yang
berbentuk persegi empat yang setiap sudutnya beranggotakan para bujang dan gadis. Tobo ini
ditegakkan gulang-gulang dan kain panjang. tidak saja sebagai batobo dalam mengerjakan
Simbol-simbol yang terdapat pada perahu lahan pertanian, tetapi juga sarana pertemuan
baganduang merupakan simbol-simbol yang antara bujang dan gadis untuk mengenal lebih
berkaitan dengan adat dan batobo. Semua simbol jauh. Pada akhir masa batobo, bujang yang
dibuat dari bambu yang dibungkus atau dibentuk memiliki ketertarikan dengan salah seorang gadis
dengan kain. Makna dari simbol-simbol tersebut anak tobo, akan meminta si gadis untuk membuat
adalah bulan bintang dan kubah masjid simbol racikan limau yang nantinya akan digunakan
ketuhanan; lima buah payung simbol rukun untuk mandi balimau ketika menyambut Idul
Islam; cermin polos simbol dari urang malin nan Fitri. Permintaan tersebut dilakukan melalui
barompek yang bergelar suluah bendang dalam titian sosok (orang ketiga yang berfungsi sebagai
nagori; padi baranggik dan dua buah merawagh perantara). Titian sosok pula yang mengatur anak
simbol kemakmuran; kain panjang warna warni tobo lain untuk bersama-sama membuat perahu
simbol masyarakat yang bersuku-suku; cerano baganduang.
simbol persembahan kepada ninik mamak; Kepastikan apakah bujang akan meminang
sopan santun dan pembuka kata dalam sebuah si gadis ditentukan 2 bulan kemuduian, atau pada
acara tradisi; payung kuning simbol kemakmuran; saat lebaran hari raya haji. Pada saat itu, mangkuk
tanduk kerbau simbol keadilan; ani-ani simbol yang dijadikan sebagai tempat racikan air limau
masyarakat petani; dan, labu-labu simbol dari akan diisi dengan minuman yang diantar oleh si
persatuan dan kesatuan. bujang bersama dengan anak tobo yang lain. Jika
Pada awalnya, perahu baganduang sang bujang berkeinginan memperistri si gadis,
digunakan sebagai kendaraan raja yang hanya maka ia akan melanjutkan pertemuan berikutnya
dinaiki oleh para pembesar kerajaan. Namun dengan mengantar kain panjang, kain baju, dan
dalam perjalanannya, perahu baganduang sebuah cincin atau gelang. Namun jika si bujang
digunakan oleh para kemenakan ketika manjalang tidak berkeinginan meminang si gadis, ia cukup
(mengunjungi) ninik mamak untuk menunjukan mengatarkan mangkuk racikan limau saja yang
kebanggaan kepada suku lain. Selanjutnya, telah diisi minuman tersebut.
perahu baganduang digunakan pada panen raya Pada akhir 80-an, perahu baganduang
untuk menganggkut hasil pertanian. Setiap fase juga digunakan sebagai perahu untuk membawa

288 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


tamu dalam setiap pelaksanaan pacu jalur di memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. juga
Telukkuantan. Sejak 1996, perahu baganduang dilakukan untuk acara syukuran atas panen padi,
mulai dilombakan dalam festival perahu membayar niat, dll.
baganduang yang dilaksanakan di Kampung Koto Ratik Soman, yaitu ratib amalan tarikat
Kenegerian Lubuk Jambi. Festival dilaksanakan saman (ajaran Abd. Karim al-Saman). Cara
pada minggu pertama setelah Hari Raya Idul Fitri membawakannya sama dengan ratik bosa, ratib ini
atau pada 8 Syawal. dilakukan dengan duduk bersama-sama dengan
Peserta festival perahu baganduang berasal jama’ah ratik, dipimpin oleh seorang imam, kotik
dari setiap kampung yang berada dalam Kenegerian dan bilal, ratik ini memiliki hikmah yang lebih
Lubuh Jambi. Setiap perahu baganduang akan besar dari ratik bosa dan dikerjakan dalam waktu
menjemput limau dari salah seorang gadis yang yang relatif singkat. Apabila seseorang mempunyai
telah ditenukna. Dewan juri festival ini terdiri dari niat akan melakukan acara ratik bosa, akan tetapi
tokoh adat dan   niniak mamak yang akan menilai yang dilaksanakan adalah ratik soman, maka
keindahan dan kelengkapan adat yang ada pada niat tersebut dianggap lunas dan telah terwakili
perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki oleh ratik soman, akan tetapi tidak demikian
kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan sebaliknya.
ditetapkan sebagai pemenang. Ratip Fatimah, yaitu sastra lisan non
cerita, disampaikan kepada khalayak dengan
c. Ratib gaya dinyanyikan dalam bahasa Melayu logat
Ratib merupakan zikir, puji-pujian zikiruji- Langgam. Ratip Fatimah ini biasanya dinyanyikan
pujian atau doa kepada tuhan yang diucapkan pada acara petama kali anak kecil dibuaikan.
berulang-ulang, spt lailahaillallah, Allahu akbar. Status teks murni lisan. Kegiatan ini dilaksanakan
Dikenal beberapa ratib yaitu: di rumah orang yang punya hajat. Di Langgam
Ratib tegak atau ratif berjalan. Ratib ini acara ini lebih dikenal dengan acara naik buai.
yang diucapkan berulang-ulang kalimah La Pelaksanaan acara ini biasanya pada anak yang
Illahaillallah, biasa dilakukan setelah sholat fardhu pertama. Pelaku sastra lisan lainnya yang dapat
ditelusuri ialah Tajuk, perempuan ini bertempat
atau dilakukan sendirian, baik dengan jahar atau
tinggal di Langgam, Kampar, beragama Islam.
dengan sir. Prosesi dilaksanan di rumah dan di
Ia berasal dari Telayap Kecamatan Bunut, Rokan
jalan secara bersama-sama.
Hulu. Pendidikan formal yang pernah diikutinya
Ratik bosa (ratib besar). Zikir yang
pendidikan Sekolah Rakyat. Bahasa yang
dilakukan bersama-sama dengan penduduk
dikuasainya bahasa Melayu logat Langgam, logat
kampung, sebelumnya ratik bosa dimulai dengan
Petalangan dan bahasa Indonesia. Mempunyai
membaca ayat-ayat Al-Quran, membacakan
seorang suami yaitu Sitam dan seorang anak.
silsilah (menghadiahkan Al-Fatihah), kemudian
Sastra lisan yang dikuasai oleh Tajuk ialah Nyanyi
membaca sholawat, membaca tahlil 12 alian
Panjang Sutan Peminggei dan Ratip Fatimah.
(tahlil dengan 12 jenis atau cara membacanya). Ratik Bejalan, sebagian orang menyebutnya
Menyebutkan nama-nama Allah Swt. yang dengan Ratib Kuambai atau Ratib Kelambai, Ratib
terdapat dalam asma ul husna. Ratik bosa dipimpin Berjalan adalah sebuah ratib yang dilaksanakan
oleh seorang imam, kotik, dan bilal, anggota ratik dengan berjalan kaki mengelilingi kampung atau
bosa berdiri dan melenggok ke kiri dan ke kanan dengan perahu menghilir sepanjang kampung.
sewaktu melaksanakan tahlil. Dilakukan untuk Dilaksanakan setelah lebaran, di pimpin oleh

Adat dan Adab Melayu Riau 289


kepala kampung atau imam. Di Rokan Hilir disebut dalam bulan Safar. Pada hari Rabu minggu kedua,
dengan Atik Atuk Rambai adalah suatu acara tamasya diadakan di Pulau Besar. Di samping
tradisi yang kegiatannya dilakukan oleh seluruh mandi Safar, mereka membayar nazar di beberapa
masyarakat laki-laki yang dewasa harus menghilir kuburan keramat di pulau itu. Pada hari Rabu
Sungai Kubu dengan sampan. Setelah sampai di minggu ketiga, mereka mengadakan perayaan
ujung kampung dilakukan acara berdoa. Selama di Keramat Macap, Alor Gajah, Melaka. Puncak
rombongan ratib ini menghiliri sungai dengan tamasya mandi Safar ialah pada hari Rabu yang
meratib, penduduk dilarang melihat langsung, terakhir dan diadakan di Tanjung Keling. Pada
dan boleh mengintip. Masyarakat dianjurkan petang hari Selasa, rombongan kereta lembu
membakar kemenyan guna menolak bala. yang dihias indah bergerak menuju ke Tanjung
Keling. Dalam perjalanan, mereka memainkan
d. Mandi Syafar alat bunyi-bunyian seperti gendang, gong, rebana
Mandi syafar adalah tradisi mandi yang dan biola sambil menyanyi dan berpantun.
diadakan pada hari Rabu terakhir dalam bulan Ketika sampai di kawasan tamasya itu, pemimpin
Safar dengan tujuan menolak bala. Tamasya ini rombongan mengambil tempat masing-masing.
dilakukan pada pagi hari. Pada saat ini orang-orang Kereta-kereta lembu dijadikan pagar gelanggang
bersama-sama mandi di pantai atau sekurang- tempat menari dan berpesta dengan berjoget
kurangnya minum air yang telah direndam “kertas dan berdondang sayang pada malam harinya.
safar” atau “papan kecil” yang bertulis dengan Gadis-gadis menari sesama mereka dan ada
kalimat suci. Air ini dikenal sebagai “air safar”. yang berpakaian laki-laki menari berpasangan
Mandi Syafar adalah kegiatan mensucikan dengan teman-temannya. Para laki-laki hanya
diri yang dilakukan masyarakat Melayu di Riau. menjadi penonton atau memainkan alat-alat
Di Sungai Bengkalis selain mandi Safar juga musik. Tamasya ini berlangsung dari petang hari
pergi ke laut untuk membuang semua kotoran sampai subuh. Pada siang hari Rabu, tamasya kian
memasuki bulan Syafar. Kegiatan ini dilakukan meriah dan reda menjelang petang. Satu demi satu
dengan mandi memakai campuran air limau dan kelompo-kelompok berkereta lembu berkemas
kembang. Disebut juga dengan mandi kembang. lalu berangkat pulang.
Pada kepercayaan masyarakat tertentu Bulan dan hari mandi Safar juga dianggap
khususnya yang berada di pesisir Selat Bengkalis musim memilih jodoh, karena pada tamasya itulah,
mandi syafar dilakukan di Laut Bengkalis. Di para pemuda dan pemudi berpeluang berkenalan.
sana masyarakat berkumpul di suatu tempat yang Sejak awal 1950-an, bentuk dan corak tamasya
disepakati kemudian, mereka secara bersama- telah jauh berubah. Rombongan berkereta lembu
sama mandi di laut. Kelengkapan mandi syafar semakin berkurang, diganti dengan rombongan
selain, bunga tujuh rupa juga dengan memasukkan yang menaiki bus yang datang bukan saja dari
potongan ayat Al Quran ke dalam laut, dengan sekitar negeri Melaka bahkan juga dari beberapa
tujuan untuk menolak bala. tempat di seluruh Semenanjung Malaysia.
Di Semenanjung Malaysia, pantai Tanjung Kini, baik di Riau maupun di Malaysia,
Keling di Melaka adalah tempat utama dan tradisi mandi Safar itu tidak lagi begitu diamalkan,
masyhur untuk tamasya mandi safar. Di Sabah karena dianggap bertentangan dengan ajaran
dan Sarawak, tamasya ini juga diadakan. Di Islam. Namun demikian, sekarang kebiasaan
Melaka, tamasya ini diadakan pada tiga hari Rabu

290 Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau


mandi syafar ini lebih marak di Pulau Rupat dan jenis limau tersebut kemudian dibacakan doa
dijadikan objek wisata di Pulau itu. oleh seorang dukun. Setelah itu, limau diiris-iris
dan dimasukkan ke dalam wadah lalu di bawa ke
f. Berlimau sungai. Pasien kemudian disuruh mandi dengan
Berlimau merupakan mandi mandi atau menyelam. Setelah menyelam pertama kali, irisan
membasuh tubuh dengan irisan limau. Bolimau limau diusapkan ke kepala. Kemudian ia harus
dilakukan untuk tujuan menyucikan diri yang menyelam lagi dan menahan nafasnya di dalam
berkaitan dengan upacara atau peristiwa penting, air. Sisa irisan limau dihanyutkan ke sungai.
misalnya menyambut Bulan Ramadhan; dan untuk Di daerah rokan, mandi berlimau dikenal
pengobatan yang diyakini berasal dari gangguan dengan balimau como. Tradisi ini dilaksanaan saat
makhluk gaib. Limau dianggap memiliki kaitan menyambut bulan Ramadhan di tepian Sungai
kuat dengan alam gaib, karena keasaman limau Rokan, Ujung Batu, Rokan Hulu. Disebut dengan
membuat roh-roh gaib merasa muak dan tidak upacara turun berlimau, yang dilaksanakan di
akan mendekat. Masjid Raya Ujungbatu. Upacara ini biasanya
Berlimau untuk pengobatan dilakukan disertai dengan hiburan. Berlimau Como
dengan menyiapkan tiga jenis limau, yaitu limau dilaksanakan setiap tahun sebelum memasuki
mungkur, limau kosiek dan limau lelang. Ketiga bulan Ramadhan.

Adat dan Adab Melayu Riau 291


Daftar Pustaka

Braginsky. 1998. Yang Indah, Berfaedah, dan Kang, Yonhee. 2005. Untaian Kata Leluhur:
Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam Abad marjinalitas, emosi, dan kuasa kata-kata
7-19. Jakarta: INIS. magi di kalangan orang Petalangan Riau.
Darmawi, Ahmad. 2005. Sastra Lisan Lamut Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan
Indragiri Hilir. Pekanbaru: Disbudsenipar dan Kemasyarakatan Universitas Riau.
Provinsi Riau. Putra, Derichard H. 2013. “Nandong untuk
Diah, Zainudin M. 1986/1987. Sastra Lisan Melayu Anakku”. Tesis. Yogyakarta: UGM
Riau. Pekanbaru: Departemen Pendidikan Porath, N. 2003. When the Bird Flies: Shamanic
dan Kebudayaan. therapy and the Maintenance of Worldly
Diah, Zainudin M, dkk. 1987. Tradisi Lisan Boundaries among an Indigeneous People of
Melayu Riau. Jakarta: Proyek Penelitian dan Riau (Sumatra). Leiden: Leiden University:
Pengkajian Melayu Riau, Depdikbud. Research School CNWS.

Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Melayu.


1999. Selagor: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Hamidy, UU. 2000. Masyarakat Adat Kuantan
Singingi. Pekanbaru: UIR Press.
Intan, Taslim F. Datuk Mogek dan Junaidi Syam.
2007. Trombo Rokan. Pasir Pengarayan:
Yayasan Garasibumy.
Rahman, Elmustian, 1999. Haji Ibrahim Datuk
Kaya Muda Riau Pengarang Melayu Abad
ke-19. Pekanbaru, Riau: Unri Press.
Rahman, Elmustian dan Abdul Jalil. 2001. Puisi
Mantra. Pekanbaru: Unri Press.
Rahman, Elmustian. 2008. Penyusunan Profil dan
Deskripsi Adat Istiadat Daerah (Reidentifikasi
Tradisi Lisan Melayu Kabupaten Bengkalis.
Pekanbaru: Tenas Effendy Foundation.
Rahman, Elmustian. 2012. Ensiklopedia
Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat
Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan
Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai