a. Adat yang Sebenar Adat Warisan yang tak putus oleh cencang
Adat yang sebenar adat adalah adat yang Yang menjadi galang lembaga
Yang menjadi ico dengan pakaian
asli dalam bentuk hukum-hukum alam, tidak
Yang digenggam di peselimut
dapat diubah oleh akal pikiran dan hawa nafsu
manusia, dan tidak dapat diganggu gugat, sehingga Adat yang keras tidak tertarik
dikatakan tidak akan layu dianjak tidak akan mati Adat lunak tidak tersudu
diinjak. Adat yang Sebenar Adat bersumber dari
hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya dalam wujud Dibuntal singkat, direntang panjang
syarak. Kalau kendur berdenting-denting
Kalau tegang berjela-jela
Di dalam ungkapan dinyatakan:
Itulah adat sebenar adat
Adat yang diadatkan adalah hukum, Adat yang diadatkan termaktub di dalam
norma atau adat buah pikiran leluhur manusia pepatah petitih, undang-undang adat, dan
yang piawai, yang kemudian berperanan untuk ketetapan lainnya yang disepakati secara bersama.
mengatur lalu lintas pergaulan kehidupan Contoh adat yang diadatkan misalnya dinukilkan
manusia. Adat yang diadatkan bisa mengalami di dalam nyanyian panjang dan bilang undang
perubahan dan perkembangan sesuai dengan tentang syarat dan sifat manusia yang baik dalam
kemajuan zaman. Bisa ditambah dan dikurangi memilih raja, yang menyebutkan, sekurang-
agar tetap dapat menjawab tantangan kehidupan kurangnya di dalam memenuhi empat perkara,
masyarakatnya, dan mempunyai perbedaan antar pertama tua hati betul, kedua bermuka manis,
wilayah budaya. ketiga berlidah fasih, dan keempat bertangan
Di dalam ungkapan, adat yang diadatkan murah.
disebutkan: Penguasa (raja) mengatur hak dan kewajiban
para kawula menurut tingkat sosial mereka. Hak-
Adat yang diadatkan hak istimewa raja dan para pembesar diatur
Adat yang turun dari raja dan diwujudkan dalam bentuk rumah, bentuk
Adat yang datang dari datuk
dan warna pakaian, kedudukan dalam upacara-
Adat yang cucur dari penghulu
upacara, dan larangan bagi rakyat biasa untuk
Adat yang dibuat kemudian
Putus mufakat adat berubah memakai atau mempergunakan jenis yang sama.
Bulat kata adat berganti Dengan demikian tercipta ketentuan-ketentuan
Sepanjang hari ia lekang yang berisi suruhan dan pantangan. Di samping
Beralih musim ia layu itu juga tercipta kelas-kelas dalam masyarakat
Bertuhan angin ia melayang yang pada umumnya terdiri dari raja dan anak
Bersalin baju ia tercampak
raja-raja, orang baik-baik, dan orang kebanyakan.
Adat yang dapat dibuat-buat
Stratifikasi sosial dalam masyarakat Melayu
itu telah menciptakan hak dan kewajiban yang
kerajaan yang sebagian besar berada di daerah yang digunakan untuk bercakap atau menulis
pesisir menganut patrilineal. Wilayah matrilineal pada saat merujuk kepada seorang individu
meliputi Rantau Kuantan dan Singingi, Kampar, atau kelompok ketika berkomunikasi. Pada saat
sebagian Rokan, Petalangan, Talang Mamak, Sakai, komunikasi berlangsung, kata sapaan memiliki
Bonai. Sedangkan patrilineal meliputi bekas-bekas peran yang sangat penting. Menunjukkan
Kerajaan Siak Sri Indrapura, Pelalawan, Indragiri, etika saat ketika berbicara. Kesantunan dalam
Bengkalis, dan lainnya. komunikasi dapat dilihat pada saat menyapa
teman bicara. Karena dalam menyapa orang lain
a. Pola Residensi kita harus memperhatikan kepada siapa berbicara
Pola residensi (pindah rumah setelah di mana berbicara, dalam situasi bagaimana
menikah) pada sistem kekerabatan matrilineal pada saat berbicara. Ketika kita berbicara tanpa
maupun patrilineal, menempatkan laki-laki memperhatikan hal tersebut dan asal saja dalam
mengikuti istri dan tinggal di rumah orang tua menyapa maka akan dianggap sebagai orang yang
istri. Hal ini dilakukan karena keluarga pihak tidak beretika dalam berbicara.
perempuan harus dibantu oleh pihak lelaki. Selain Sistem sapaan kekerabatan adalah suatu
itu, menjaga orang tuanya merupakan tugas anak ungkapan yang digunakan oleh para pelaku bahasa
perempuan walaupun telah bersuami. dalam suatu keperluan yang berupa menyapa,
yang memiliki pertalian darah ataupun karena
b. Sistem Sapaan perkawinan.
Sistem sapaan adalah sistem yang mengikat 1. Sapaan di dalam Kekerabatan
unsur bahasa yang menandai perbedaan status Secara umum, sistem sapaan hampir sama
dan peran partisipan dalam komunikasi. Sapaan di seluruh wilayah budaya Riau, dengan perbedaan
tidak saja pada saat Sistem ini menjadi cara sopan yang berkaitan dengan pelafalan. Misalnya,
1 Ibu kandung Ibu, Umak, Mamak Umak tahun tujuh puluh Tuturan terjadi ketika ego
dapat diwarisi oleh para ahli waris adalah harta
benda dalam keadaan bersih. Ahli waris hanya
ompek nak? menanya-
kan kepada ibu kapan
beliau lahir.
2 Mertua perempuan Mamak, Umak Umak poi tak? Tuturan terjadi ketika ego
mengajak mertuanya untuk berhak terhadap peninggalan pewarisan setelah
ikut pergi ke pasar.
3 Mertua laki-laki Uwak, Apak Io lah, Bia Umak beduo
Apak jago umah?
Tuturan terjadi ketika ego
mengatakan bahwa mertua
dikurangi dengan pembayaran-pembayaran
hutang serta segala sesuatu kewajiban pewaris
laki-laki
dan mertua peremuannya
di rumah
5 Ayah dari ibu Atuk, Ata Iyo nah, boli peci kek Ata
memesan barang.
Tuturan terjadi ketika ego
hidup.
Pada dasarnya terdapat perbedaan antara
satu. mengata-
kan bahwa ia membelikan
peci untuk
6 Adik ibu laki-laki Pak cik, Uwak Pak cik poi ke umah Susi
kakek.
Tuturan terjadi ketika ego
sistem hukum waris adat dan Hukum Waris
yuk? mengajak
paman untuk pergi ke
rumah Susi.
Islam. Di dalam Hukum Waris Islam, anak laki-
laki memperoleh bagian dua kali lipat dari bagian
7 Adik ibu perempuan Ibu, Mak cik, Incik Ku hape Mak Cik. Tuturan terjadi ketika
ego mengatakan bahwa ia
menelpon Tantenya.
8 Kakak ibu laki-laki Pak cik, Uwak Pagi tadi Uwak Adi
ke sikoh
Tuturan terjadi ketika ego
mengatakan bahwa kakak
anak perempuan, sedangkan menurut Hukum
laki-laki dari ibunya itu
9 Kakak ibu perempuan Ibu, Mak cik, Incik Oh...Mak Cik ikut jugo?
datang ke rumah.
Tuturan terjadi ketika ego
Waris Adat, anak laki-laki dan anak perempuan
bertanya
apakah tantenya ikut juga mendapat bagian yang sama, bahkan cenderung
berkebun
harta bersama tidak dibagi, tetapi sepenuhnya tidak memutuskan kedudukanya sebagai ahli waris
diperuntukkan kepada anak-anaknya. dari orang tua kandungnya. Janda/duda berhak
Pelaksanaan pembagian warisan tergantung mendapat ½ dari harta bersama. Dalam hal harta
pada hubungan dan sikap para ahli waris pada saat bersama tidak mencukupi, janda dapat menguasai
pembagian. Pembagian warisan mungkin terjadi harta asal suaminya sampai ia menikah lagi atau
dalam suasana tanpa sengketa atau sebaliknya meninggal. Lazimnya, harta asal dikuasai oleh
dalam suasana persengketaan di antara para keluarga asal apabila tidak ada anak. Sedangkan
ahli waris. Dalam suasana tanpa persengketaan, kalau ada anak harta asal tersebut akan jatuh pada
suasana persaudaraan dengan penuh kesepakatan, anak. Apabila suami membeli sesuatu barang atas
pelaksanaan pembagian waris dilakukan dengan nama si suami, maka barang tersebut akan jatuh
cara musyawarah antara sesama ahli waris/ pada anak, kalau barang tersebut dibeli atas nama
keluarga atau musyawarah antara sesama ahli isteri, maka barang tersebut akan jatuh pada janda.
waris dengan disaksikan oleh seorang ulama. Demikian pula harta asal kembali ke asalnya kalau
Sebaliknya, apabila suasana persengketaan tidak ada anak, sedangkan kalau ada anak harta
mengiringi yang pembagian, maka pelaksanaan asal tersebut akan jatuh kepada anak.
pembagian dilakukan dengan cara musyawarah Para ahli waris bertanggung jawab untuk
sesama ahli waris dengan disaksikan oleh sesepuh melunasi hutang-hutang pewaris. Pada tahap
desa atau musyawarah sesama ahli waris dengan pertama, hutang-hutang pewaris dilunasi dengan
disaksikan penghulu adat, pemuka masyarakat, harta peninggalannya. Oleh karena itu, harta
dan meminta bantuan ulama. peninggalan pewaris baru akan dibagi setelah
Anak angkat tidak dipandang sebagai ahli semua hutang-hutang tersebut dilunasi. Biaya
waris yang mempunyai hak penuh atas warisan penguburan merupakan salah satu hutang yang
orang tua angkatnya. Seorang anak angkat tetap harus diutamakan pelunasannya. Apabila harta
merupakan ahli waris dari orang tua kandungnya. peninggalan pewaris tidak mencukupi untuk
Oleh karena itu, pengangkatan anak sama sekali melunasi hutang-hutangnya, maka hibbah yang
Adapun pengertian yang diberikan kepada biasanya telah ditentukan oleh bidan. Begitu bidan
lambang yang terkandung dalam unsur upacara tang- mengetahuinya, ia akan memberitahukan kepada
gal pusat itu, yaitu: keluarga, agar bersiap untuk melakukan upacara
a) Bubur pusat yang berwarna merah dan putih tanggal pusat. Saat tanggal pusat mempunyai arti
berarti suci dan ikhlas. bahwa bayi benar-benar dalam keadaan sehat dan
b) Bubur yang berasa asin (lemak) supaya dapat sempurna.
menghadapi kehidupan ini dengan tabah Di Bengkalis keluarga yang mengadakan
didalam kesukaan dan kedukaan. Mengajak upacara mengundang tetangga, terutama anak-
anak-anak mengecap dan mencicipi bubur anak diundang untuk menghadiri upacara
pusat itu dan membagikan uang, maksudnya tersebut. Dengan mengajak anak-anak mengecap
supaya kelak si anak menjadi murah hati. atau mencicipi bubur pusat itu dan membagikan
c) Lilin yang dinyakkan ketika menanam uang sen, maksudnya nanti agar disenangi di
tembuni mempunyai maksud untuk dalam masyarakat dan murah hati untuk menolong
menghaku jin yang akan mengganggu orang lain, bila dia diperlukan.
tembuni. Jika tembuni terganggu, si bayi di Hidangan utama yang disajikan di dalam
rumah juga terganggu. upacara itu ialah bubur pusat. Bahannya diambil
d) Tuk (Mak) Bidan yang pulang setelah dari beras yang diletakkan di dalam talam sebagai
menanam tembuni tidak boleh melihat ke alas tempat tidur bayi. Beras tersebut dibersihkan
kanan atau ke kiri, bermaksud supaya mata si lalu dimasak dengan campuran santan kelapa.
anak kelak tidak menjadi juling. Kemudian dibagi menjadi dua bagian, yang
sebagian asin dan yang sebagian lagi dibubuhi gula
b) Tanggal Pusat merah. Bubur pusat itu dihidangkan, yang putih
Tanggal pusat adalah ritual yang dilakukan bagian bawah dan yang merah bagian atas. Bubur
setelah waktunya pusat bayi tanggal. Waktu ritual pusat yang berwana merah dan putih berarti suci
dan kaki anak itu diinai agar berwarna merah. jemputan itu, ia duduk dengan penuh sopan dan
Kadang meletakkan inai tersebut disertai dengan hormat. Apabila ia menyampaikan jemputan
tari yang disebut tari inai. Tari ini diiringi oleh itu dengan kasar, maka orang yang dijemput
seperangkat musik tradisional (gendang, gong, itu tidak akan datang. Dan pada hari yang telah
nafiri). Biasanya yang menarikan tari inai ialah ditetapkan, kedua penjemput itu datang kembali
orang yang sudah lanjut usia. menjemputnya (menyongsong). Ketika datang
Demikianlah malam menggiling, hari menjemput pertama kalinya maka tukang jemput
menggantung-gantung dan menggiling rempah akan menyatakan jemputan itu pakai songsong
berakhir sampai siang hari. atau tidak pakai songsong.
Setelah para jemputan datang diadakanlah
Hari Besar pembacaan surat berzanji dan maulud, hingga
Hari yang kedua disebut hari besar. Pada sore hari. Hidangan makan bersama disuguhkan
hari ini sejak subuhnya tukang masak telah sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari dan sore
sibuk memasak makanan. Ruang pelamin telah hari. Sementara para jemputan maulud, di ruang
dirapikan untuk menanti kedatangan tamu-tamu tengah diadakan upacara berandam (memotong
terhormat. Ruang serambi telah dibentang tikar bulu-bulu rambut pada bagian dahi). Bulu-bulu
serta disemprotkan harum-haruman. Ketika itu rambut tersebut dianggap sial, oleh sebab itu
semua orang berpakaian baru dan rapi. Anak perlu dibuang. Setelah itu dilanjutkan dengan
yang bersunat diganti pakaiannya dengan pakaian upacara menyembah guru mengaji ke rumahnya.
Melayu tradisional Bengkalis. Ketika berangkat ke rumah guru ngaji, anak yang
Para jemputan yang datang telah dijemput bersunat itu diarak dengan bunyi-bunyian dan
dua hari sebelumnya, yang dilakukan oleh dua orang nyanyi-nyanyian sambil anak tersebut didukung
penjemput. Yang menyampaikan jemputan itu (dijulang) atas pundak seseorang. Setelah sampai
adalah secara lisan. Ketika menjemput ia memakai ke rumah gurunya ia akan mencium kaki guru
baju Melayu tradisional. Ketika menyampaikan ngajinya sebagai ucapan terima kasih karena guru
Tepuk Tepung Tawar berandam terdiri dari pisau cukur, beras putih
Tepuk tepung tawar adalah satu rangkaian dalam pinggan, kelapa yang sabutnya telah diukir,
kegiatan acara pesta pernikahan adat Melayu untuk benang putih, lilin putih satu batang, kemudian
mohon doa restu atas berlangsungnya acara pesta lilin lebah, bedak kuning, bedak benang silo atau
pernikahan. Dalam istilah sebagian masyarakat bedak sejuk dan celak. Alat ini dimaksudkan
Bengkalis seperti di Rupat upacara tepuk tepung ke dalam dulang baki yang disebut dendulang.
tawar ini disebut juga dengan upacara berinai Dengan memotong anak rambut (rambut cemo)
lebai. Pada saat ini, mereka mohon do’a dan restu bertujuan untuk pensucian penganten perempuan.
kepada Allah Swt. agar terhindar dari bala dan Saat meletakkan pisau cukur untuk
bencana serta mendapat selamat atau kesuksesan mencukur pertama kalinya, mak andam akan
terutama selama acara berlangsung sampai selesai. membacakan doa pemanis sehingga orang tidak
- Berandam bisa puas melihat si penganten.
Upacara berandam hanya dilakukan oleh Mandi Berhias
penganten perempuan di rumahnya sendiri esok pagi Setelah selesai berandam, calon penganten
setelah ijab kabul. Upacara ini dilaksanakan pada pagi perempuan dibawa mak andam ke tempat
hari setelah penganten perempuan dimandikan den- pemandian di kamar mandi atau di luar rumah
gan tujuh air bunga. Setelah penganten perempuan yang sudah disediakan. Calon mempelai
mandi diberikan persalinan pakaian untuk selanjutnya perempuan dibantu mak andam mandi bersiram
menjalani acara tepuk tepung tawar berandam. Hal ini kumba untuk membersihkan dari bedak-bedak
dilakukan oleh kaum wanita saja yaitu kaum kerabat limau dan sisa-sisa potongan rambut yang melekat
yang patut-patut saja. pada tubuh calon mempelai setelah berandam.
Berandam adalah membersihkan diri, Dimaksudkan untuk membersihkan diri lahir dan
bercukur dan memotong anak rambut cemo dan batin serta menjauhkan diri dari bala.
pelipis. Hal ini dilakukan oleh mak andam. Alat
Sirih kesusum
4.4 Adat dan Makna Upacara Pengobatan,
Kapur tautak balam
Perayaan Sosial, dan Hari Besar Keagamaan Pinang betamis
4.4 1 Upacara Pengobatan Tembakau bejile
a. Bulian (Talang Mamak)
Bulian adalah ritual pengobatan yang Demam nak berunas
terdapat pada masyarakat Talang Mamak Indragiri Pening nak bepopok
Hulu. Pelaksanaan didahului musyawarah Sakit nak berubat
Bulian mika mulekan
kampung yang melibatkan masyarakat, pemimpin
adat, dan kumantan. Setelah disepakati, batin
Pengobatan dimulai dengan membangkah
kemudian menyerahkan pelaksanana kepada
‘anggota’ pengobatan dengan kapur sirih.
kumantan, sambil mengucapkan pepatah petitih,
Kemudian kumantan diasapi, memasuki ‘ruang’
Braginsky. 1998. Yang Indah, Berfaedah, dan Kang, Yonhee. 2005. Untaian Kata Leluhur:
Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam Abad marjinalitas, emosi, dan kuasa kata-kata
7-19. Jakarta: INIS. magi di kalangan orang Petalangan Riau.
Darmawi, Ahmad. 2005. Sastra Lisan Lamut Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan
Indragiri Hilir. Pekanbaru: Disbudsenipar dan Kemasyarakatan Universitas Riau.
Provinsi Riau. Putra, Derichard H. 2013. “Nandong untuk
Diah, Zainudin M. 1986/1987. Sastra Lisan Melayu Anakku”. Tesis. Yogyakarta: UGM
Riau. Pekanbaru: Departemen Pendidikan Porath, N. 2003. When the Bird Flies: Shamanic
dan Kebudayaan. therapy and the Maintenance of Worldly
Diah, Zainudin M, dkk. 1987. Tradisi Lisan Boundaries among an Indigeneous People of
Melayu Riau. Jakarta: Proyek Penelitian dan Riau (Sumatra). Leiden: Leiden University:
Pengkajian Melayu Riau, Depdikbud. Research School CNWS.