Disusun Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Stase KMB Profesi Ners
DISUSUN OLEH:
ANGGUN KUSUMA DEWI
Mahasiswa
A. Pengertian
Intoleransi aktivitas merupakan ketidakcukupan energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. (Tim Pokja SDKI DPP, 2016). Selain itu intoleransi aktivitas
keperawatan yang muncul pada anak dengan anemia aplastik adalah intoleransi
B. Etiologi
Menurut Tim Pokja SDKI DPP (2016), penyebab intoleransi aktivitas pada
b. Tirah baring.
c. Kelemahan.
d. Imobilitas.
C. Batasan Karakteristik
1. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
- Mengeluh lelah
Objektif
- frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi sehat
2. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
- Dispnea saat/setelah aktivitas
- Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
- Merasa lemah
Objektif
- Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG menunjukan iskemia
- Sianosis
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
6
dapat terjadi karena kekurangan nutrisi, terpapar zat toksik, invasi tumor, atau
kebanyakan idiopatik. Sel darah merah dapat berkurang melalui adanya perdarahan.
jaringan menjadi sedikit. Pada kasus ini dapat terjadi hipoksia jaringan. Hipoksia
jaringan merupakan suatu kondisi kurangnya pasokan oksigen di jaringan tubuh untuk
menjalankan fungsi normalnya. Saat pasokan oksigen ke jaringan sedikit maka akan
(Muttaqin, 2014).
E. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Anoreksia
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
F. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang diberikan pada pasien dengan diagnosis keperawatan intoleransi
aktivitas menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), adalah :
1. MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)
Observasi
a. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
c. Monitor pola dan jam tidur
d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
a. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
b. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
c. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
d. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
c. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
d. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
2. TERAPI AKTIVITAS (I.05186)
Observasi
a. Identifikasi deficit tingkat aktivitas
b. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu
c. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
d. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
e. Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang
f. Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
a. Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
b. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas
c. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan social
d. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
e. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
f. Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
g. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasikan aktivitas yang dipilih
h. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri),
sesuai kebutuhan
i. Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau
gerak
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Identitas klien
Nama : Ny. H
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Desa Susukan Rt 02/06 Susukan, Banjarnegara
No. RM : 306115
Dx Medis : Anemia
Tanggal Masuk : 27 September 2022 14.43 WIB
Tanggal Pengkajian : 27 September 2022 15.30 WIB
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Desa Susukan Rt 02/06 Susukan, Banjarnegara
Hub dgn pasien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama ( Saat Masuk Rumah Sakit )
Klien datang karena BAB berwarna merah
Keterangan :
: Laki-laki : tinggal serumah
: Perempuan : Pasien
4. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
a. Keadaan Umum : cukup
b. Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah: 135/87 mmHg
b) Nadi : 80 x/menit
c) Suhu tubuh : 36,60C
d) Respirasi : 20 x/menit
c. TB/BB : 160cm/42kg
b. Kepala
Bentuk simetris, tidak ada nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada, rambut hitam,
panjang dan tampak kusut.
c. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor (2ml/2ml),
sclera ikterus (-/ -), reflek cahaya (+/+). Tajam penglihatan tidak dapat dievalusai,
mata tampak cowong.
d. Telinga
Pendengaran baik, bentuk telinga simetris, telinga tampak bersih. Tidak ada
penumpukan sekret ditelinga.
e. Hidung
Bentuk simetris, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada,
f.Mulut dan faring
Bentuk simetris, mukosa bibir kering, stomatitis (-), gigi tampak kuning, lidah tampak
putih, kelainan lidah tidak ada.
g. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, vena jugularis tidak ada,. tidak ada benjolan, tidak ada
pembengkakang kelenjar tiroid.
h. Thoraks
Dada
I : Gerakan dada simitris, bentuk simetris, tidak tampak ada jejas, tidak ada
benjolan
Pal : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus normal pada kedua lapang paru
Per : Sonor pada semua lapang paru
A : Vesikuler
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pal : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis tidak teraba
Per : Pekak pada lapang jantung
A : terdengan ritem, tidak ada bunyi mur-mur
i. Abdomen
I : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak tampak jejas atau pembengkakan
A : Bising usus 10x/menit; bunyi bruit sangat jelas
Per : bunyi thympani
Pal : perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-), tidak ada nyeri tekan
j.Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak
ada., tidak ada hemoroid, terpasang kateter
k. Ekstrimitas
Atas : Bawah : Akral hangat, edema -/-, kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari -/-,
atropi -/-, capillary refill < 2 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat.
Bawah : Akral hangat, edema -/-, kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-
, capillary refill < 2 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat.
5. Pemeriksaan Penunjang
- Hasil pemeriksaan laboratorium (27 September 2022) ;
Hematologi
Hemoglobin 4,0 13-16
Jumlah leukosit 7540 5000-10000
Jumlah trombosit 184000 1500000-400000
Hematokrit 12* 37-43
Jumlah eritrosit 1360000 Perempuan
4000000-5000000,
laki-laki 4500000-
5500000
MCV 88,6 76-96
MCH 29,5 27-32
MCHC 33,2 30-35
Eosinofil 1,8 1-4
Basofil 0,1 0-1
Limfosit 11,0 20-40
Monosit 2,5 2-8
Neutrofil 84,6
Creatinin 5,42 0,6-1,1
Ureum 153 10-50
Imunoserologi
HbsAg (ITC) NEGATIF Negatif
6. Terapi
7. Diit
pasien mendapat diit yang rendah garam dan tinggi protein
B. Analisa Data
DO:
- Klien terlihan
pucat
- BB turun 2 kg
selama sakit
- Lidah putih
- Gigi kuning
C. Diagnosa Keperawatan
nasogastrik n terapi
- Monitor
asupan makanan
- Agar
pasien
- Monitor berat memiliki nafsu
badan makan
- Untuk
ketepatan
- Monitor hasil
asupan nutrisi
pemeriksaan pasien
laboratorium - Meningkat
Terapeutik kan nasu
makan
- Lakukan oral
hygiene
- Kecukupan
sebelum makan,
gizi pasien
jika perlu
- Fasilitasi
menentukan - Kecukupan
gizi pasien
pedoman
diet (mis.
- Kecukupan
Piramida gizi pasien
makanan)
- Sajikan - Melatih
oral pasien
makanan secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
- Berikan
makan tinggi
- Agar
serat untuk
pasien bisa
mencegah makan dengan
konstipasi nyaman
- Berikan - Ketepatan
protein
- Berikan - Pasien
suplemen nafsu makan
makanan, jika
perlu
- Hentikan
pemberian
makan melalui
selang nasogast - Ketepatan
terapi
rik jika asupan
oral dapat
ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan
posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda
nyeri,
antiemetik), jika
perlu
- Kolaboraside
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
E. Implementasi Keperawatan
A. Evaluasi
PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian terhadap Ny. H di bangsal Crysan C RS Siaga Medika Banyumas
didaptkan data baha Ny. H menderita anemia grafis karena BAB darah selama 2 hari, sehingga
menyebabkan pasien merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan
menyebabkan pasien mengalami Intoleransi Aktivitas.
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
yang dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Anemia menyebabkan transfer oksigen yang memperlancar
metabolisme sel-sel otak menjadi terhambat. Menurut Putrihantini & Erawati (2013), dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa orang yang mengalami anemia akan mengalami penurunan
kemampuan kognitif sehingga produktifitas akan menurun.
Upaya untuk mencegah terjadinya masalah pada intoleransi aktifitas yaitu dengan
melaksanakan latihan Range Of Motion (ROM) aktif guna mengembalikan kondisi kesehatan
dan memperbaiki reganggan pada otot-otot. Latihan Range Of Motion (ROM) yaitu latihan
yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot. Latihan ROM sebaiknya dilakukan 2x dalam waktu sehari karena dalam durasi 2x
ini merupakan durasi waktu yang paling efektif untuk melenturkan kekuatan otot dan
persendian, persendian bisa fleksibel karena memiliki kemampuan untuk menekuk dan
melakukan gerakan tetapi hal ini diperlukan latihan untuk meningkatkan fleksibilitas
persendian secara rutin dimana frekuensi latihan lebih penting dibandingkan dengan durasi
saat latihan. Dampak yang terjadi bila persendian fleksibel adalah bisa bergerak secara bebas.
Dengan demikian terapi ROM yang dilakukan kepada Ny. H terbukti efektif untuk
mengatasi Intoleransi Aktivitas, dengan hasil klien sudah tidak mengeluh lemas dan kaku.
DAFTAR PUSTAKA