Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN BUDAYA 5S (SENYUM , SALAM, SAPA, SOPAN, DAN SANTUN ) DALAM UPAYA

MEWUJUDKAN VISI

01 Jul @Best Practice

A. Latar Belakang
Nilai-nilai budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat akhir-akhir ini mengalami
penurunan dan mulai dilupakan dalam kehidupan bermasyarakat seiring dengan
perkembangan zaman. Oleh karena itu penting adanya penerapan pada seseorang untuk
dapat berkomunikasi yang baik sejak usia dini, peran sekolah dasar sangatlah yang paling
mudah untuk menerapkan kebudayaan. Dengan itu menerapkan budaya 5S (Senyum, Salam,
Sapa, Sopan dan Santun) kepada peserta didik sejak usia dini dalam pendidikan Sekolah
Dasar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang membangun karakteristik peserta didik
dengan baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mempertahankan pentingnya nilai budaya 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dalam pendidikan Sekolah Dasar, membangun
karakteristik yang baik dari lingkungan sekolah akan memberikan dampak baik untuk
lingkungan masyarakat.
Sebuah bentuk etika maupun budaya yang sudah dibiasakan sejak lahir dan menjadi suatu
akivitas penting dalam bermasyarakat, menjadikan pendidikan wadah untuk
mengimplementasikannya. Kegiatan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) hadir
pastinya karena masih adanya perilaku anak di jenjang pendidikan sekolah dasar masih
minim, mengingat kita sedang berjuang di era globalisasi dimana peran orangtua, keluarga,
lingkungan dan sekolah harus dapat menanamkan bagaimana nilai-nilai kepatuhan dapat
tertanam dengan baik sehingga nilai-nilai yang ada dapat menjadi modal awal dan menjadi
pegangan bagi anakanak untuk tetap taat, patuh dan menjadi cerminan masa depan yang
lebih baik. Dasar dari 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) sebenarnya bagaimana
sebuah proses alam yang tidak ingin ditinggalkan dalam aktivitas sosial antar individu. Tidak
banyak dari mereka akan melupakan tatanan ini dan tidak sedikit pula yang
mengimplementasikan dalam setiap aspek kehidupannya. Budaya 5S seiring dengan
perkembangan zaman dan modernisasi maka orang mulai acuh dan meninggalkan budaya
tersebut sehingga berdampak pada generasi penerus bangsa, misalnya: tidak sopan
terhadap orang yang lebih tua seperti orangtua dan guru, dan mereka sudah mulai tampak
individu (memikirkan diri sendiri) sehingga kurang peduli dengan orang lain
SD Al Hikmah Surabaya sebagai sebuah institusi pendidikan memiliki visi dan misi sekolah
yang berusaha dengan sepenuh hati untuk mewujudkannya. Visi SD Al Hikmah adalah
meluluskan siswa-siswi yang berakhlaq karimah dan berprestasi optimal, sedangkan salah
satu misinya adalah membimbing siswanya untuk selalu memiliki akhlaq yang baik.
Kemudian dari misi ini kami spesifikkan lagi menjadi penerapan Budaya 5S. Banyak sekali
program yang ditemukan untuk meningkatkan nilai karakter diri para peserta didik, salah
satu program yang bisa diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter para peserta
didik adalah membiasakan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Konsep 5S
yang terdiri atas Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun merupakan praktek yang
sederhana dan mudah dilakukan serta merupakan anjuran dari nabi kami Rasulullah. Jadi
konsep 5S sudah sangat akrab di tengah-tengah kami. Tetapi dalam pelaksanaannya sehari-
hari membutuhkan keikhlasan dan kesabaran dan juga merupakan sebuah seni untuk
membina hubungan dengan sesama manusia agar selalu berjalan dengan baik. Program ini
merupakan kegiatan yang sederhana, namun memiliki peranan yang penting dalam
mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama manusia.

B. TUJUAN AKSI NYATA

Tujuan dari kegiatan ini sebagai berikut :

1. Siswa dapat menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dengan guru dan
teman-temannya.

2. Dengan senyum siswa merasa lebih damai, senang, dan gembira berada di lingkungan
sekolah

3. Dengan sapa dan salam mempererat tali persaudaraan dan mencairkan suasana

4. Dengan pembiasaan sopan dan santun akan terbentuk pribadi yang baik sehingga
tercipta harmonisasi antar semua warga sekolah

C. DESKRIPSI AKSI NYATA

Pembiasaan budaya 5S diawali dengan mengadakan kesepakatan kelas. Kelas yang penulis
pakai sebagai 32 subyek adalah kelas VIE karena penulis merupakan guru di kelas tersebut.
Adapun runtutan kegiatan aksi nyata Budaya 5S mewujudkan konsep manusia beradab
ketika masa pandemi Covid-19 di semester genap tahun pelajaran 2020/2021 sebagai
berikut.
1. Mengadakan diskusi bersama peserta didik kelas VIE melalui aplikasi Zoom untuk
membentuk kesepakatan kelas terkait budaya positif yang akan diterapkan di kelas VIE

2. Pendapat-pendapat peserta didik diketikkan di dokumen melalui aplikasi Google Doc.

3. Setelah terdapat kesepakatan kelas dimana salah satunya adalah penerapan budaya 5S,
guru dan peserta didik menandatangani kesepakatan kelas tersebut.

4. Guru memantau aktivitas peserta didik ketika mengumpulkan tugas melalui LCMS
sekolahku Al Hikmah, ketika berdiskusi di grup kelas melalui WA atau Zoom Meeting.

5. Hasil pemantauan disampaikan kepada wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan guru
lain sebagai bahan refleksi.
Tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut:

1. Siswa terbiasa memberi salam ketika berkomunikasi dengan teman, guru dan pegawai
termasuk kepada tamu yang datang.
2. Siswa terbiasa memberikan senyum dan sapaan hangat ketika bertemu dengan teman,
guru atau pegawai termasuk kepada tamu yang datang

3. Siswa berperilaku sopan dan santun dalam kesehariannya di sekolah.

D. HASIL AKSI NYATA

Penerapan budaya 5S di masa pandemi diupayakan tetap dilaksanakan. Adapun hasilnya,


yaitu sebagai berikut:

1. Pembiasaan mengadakan kesepakatan kelas dalam membentuk budaya positif awalnya


memang belum biasa dilakukan oleh peserta didik karena mereka belum terbiasa
memberikan pendapatnya. Setelah dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan membentuk
kebiasaan baik di sekolah. Beberapa peserta didik mulai memberikan pendapatnya. Aplikasi
virtual yang digunakan adalah Zoom Meeting. Komentar peserta didik dituliskan di kolom
chat. Dari beberapa pendapat disepakati Budaya Positif yang akan dilakukan, yaitu: a)
membuka video ketika hadir di ‘online class’ b) budaya 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, dan
santun), c) mengumpulkan tugas tepat waktu melalui LCMS Al Hikmah Sekolahku, d)
menjaga iman dan imun agar aman.

2. Poster kesepakatan kelas digital yang dibuat ditandatangani dan dishare di grup WA
kelas VIE.

3. Perilaku siswa ketika mengumpulkan tugas mulai diamati ketika pembelajaran online
berlangsung. Ketika bertemu dengan guru meskipun secara online peserta didik tetap
tersenyum, memberikan salam mencakupkan tangan dan menyapa guru yang ditemuinya.

4. Pada awalnya ketika murid bertanya kepada guru lewat WA, banyak yang memulai
percakapan dengan mengetik hurup "TC" yang artinya "Test Contact" untuk mengetahui apa
gurunya sedang online atau tidak. Perlahan dengan adanya kesepakatan kelas untuk berlaku
sopan dan santun, peserta didik mulai terbiasa mengucapkan salam dengan nada yang
sopan dan bertemu guru di kelas online berperilaku santun juga.

5. Kegiatan pembentukan budaya positif di sekolah mendapatkan apresiasi yang baik dari
ketua Yayasan Al Hikmah dan guru lain. Para guru juga memulai untuk mengadakan
kesepakatan kelas pada murid walinya untuk membentuk budaya positif. Hal tersebut
menjadi langkah awal mewujudkan hubungan yang harmonis dengan peserta didik dan
warga sekolah (konsep manusia yang beradab).

E. REFLEKSI

Kebaikan yang diperoleh dari aksi nyata ini adalah pembiasaan membangun kesepakatan
kelas bersama peserta didik dengan mendengarkan keinginan peserta didik, mewujudkan
hubungan yang harmonis dengan warga sekolah melalui budaya 5S, dan perubahan sikap ke
arah yang positif pada peserta didik, terutama dalam hal berkomunikasi dengan guru melalui
aplikasi WA pada masa belajar dari rumah (BDR) atau kelas online.
Tantangannya pada pelaksanaannya adalah tidak dapat membiasakan secara nyata di kelas
secara tatap muka karena masih pandemi.

F. PERBAIKAN YANG DILAKUKAN

Jika nanti pembelajaran dapat berjalan normal, poster kesepakatan kelas akan dipasang di
depan kelas supaya dapat dilihat untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Hal ini juga
dilakukan oleh wali kelas yang lain guna membentuk budaya positif sekolah.

Anda mungkin juga menyukai