Anda di halaman 1dari 1

Pemberian kebutuhan baik uang mauun kebutuhan sehari – hari dalam kehidupan berkeluarga

merupakan sesuatu yang telah diatur bagi pasangan yang secara hokum telah menikah di Negara
Republik Indonesia. Undang – Undang No.1 Tahun 1947 tentang perkawinan memberikan aturan salah
satunya berupa kewajiban baik sang suami dan sang istri.

Pasal 34 ayat 1 berbunyi “Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.”

Dilanjutkan dengan ayat 2 yang berbunyi “Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.”

Dan disambungkan dengan ayat 3 yang menjelaskan bahwa jika salah satu dari kewajiban tersebut tidak
dilakukan baik dari salah satu pihak maupun kedua belah pihak, maka salah satu dari mereka dapat
melakukan gugatan atas melalaikan kewajiban ke pengadilan.

Selain diatur dari UU Perkawinan yang menyingung tentang kebutuhan menafkahi istri, ada pula UU
No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT). Pasal 9 dari UU
tersebut berbunyi

“(1) Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut
hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan,
perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut.”

“(2) Penelantaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi setiap orang yang
mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja
yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.”

Pasal tersebut tidak hanya tentang melantarkan istri saja tetapi juga pelantaran anak – anak dari pihak
suami & istri. Hukuman bagi pelantaran tersebut diatur dalam pasal 49 yakni dipidana dengan pidana
penjara paling lama tiga tahun atau dendan sebesar Rp 15.000.000 (Lima belas juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai