Perencanaan Dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan: June 2015
Perencanaan Dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan: June 2015
net/publication/278243227
CITATIONS READS
0 14,758
1 author:
OJ Sumampouw
Sam Ratulangi University
16 PUBLICATIONS 10 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by OJ Sumampouw on 14 June 2015.
1
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik
kesimpulan-kesimpulan antara lain :
a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan
baik.
b. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari
depan yang lebih baik.
Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu
proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses
perencanaan adalah "rencana" (plan).
1.2 Prinsip-Prinsip Perencanaan
Menurut Reinke (1994), suatu perencanaan harus memiliki prinsip-prinsip
(asas-asas) sebagai berikut :
1. Principle of contribution to objective. Setiap perencanaan dan segala
perubahannya harus ditujukan kepada capaian tujuan.
2. Principle of efficiency of plans. Suatu perencanaan adalah efisien jika
perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan biaya
yang sekecil-kecilnya.
3. Principle of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan).
Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi
lainnya, “organizing, staffing, directing dan controlling”. Seorang pemimpin
tidak akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa
mengetahui tujuan dna pedoman dalam melaksanakan kebijaksanaan.
4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan). Asas
pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat pemimpin
pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab
atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang manajer pun yang tidak
mengerjakan perencanaan.
5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan). Patokan-patokan
perencanaan sangat berguna bagi ramalan-ramaln, sebab premis-pemis
perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian yang akan datang.
6. Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola kerja).
Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja prosedur kerja dan program
tersusun.
7. Principle of timing (asas waktu). Perencanaan waktu yang relative singkat
dan tepat.
8. Principle of planning communication (asas tata hubungan perencanaan).
Peremcanaan dapat disusun dan dikoordinasi dengan baik, jika setiap orang
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang
memadai mengenai bidang yang akan dilaksanakannya.
2
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
3
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya
: Airlangga University Press.
Mulyanto, R. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
5
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Internal - Fisiologis
- Biokimia
- Psikologis
Eksternal - Fisik
- Biologis
- Kimiawi
- Sosekbud
6
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Biologis
Kimiawi Ras
Agent Nutrisi Seks Host
Fisik Gen
Mekanis
Fisik
Environment Biologis
Sosial
1. Faktor Host
Adalah manusia atau mahluk hidup lain sangat kompleks dalam proses
alamiah terjadinya perkembangan penyakit, termasuk burung dan artropoda.
PUSTAKA
7
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
DASAR PERENCANAAN
3 MANAJEMEN PROGRAM
KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSTAKA
9
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PENDEKATAN SISTEM
4
KESEHATAN LINGKUNGAN
3. Pendekatan Interaktif
Menurut Price, dkk (1983), suatu kehidupan harus dilihat dari hubungan-
hubungan interaktif antar komponen penyusun dan merupakan suatu
pendekatan bottom up untuk mengenal ekosistem atau lingkungan hidup
dengan lebih baik.
4. Pendekatan Situsional
Jarvie, Papper, dan Vayda, menganjurkan pendekatan ekologi dengan cara
memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul.
5. Pendekatan Sosiosistem dan Ekosistem
Pendekatan ini berupaya memisahkan lingkungan hidup ke dalam sistem
sosial dan sistem alami serta mempelajarinya berdasarkan aliran materi,
energi dan informasi. Dari keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan
adaptasi.
6. Pendekatan Peranan dan Perilaku Manusia
Pendekatan ini berupaya mempelajari peranan manusia dalam program MAB
(man and biosphere) atau pendekatan pemanfaatan oleh manusia (UNESCO,
1974).
7. Pendekatan Kontektualisasi Progresif
Pendekatan ini bersifat interdisipliner dan dapat ditelusuri secara progresif
sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik.
8. Pendekatan Kualitas Lingkungan
Pendekatan ini merupakan kelanjutan pendekatan kontektualisasi progresif
yang kemudian dikembangkan dengan penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
12
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
13
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
STATUS KESEHATAN
5
LINGKUNGAN
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian
pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.
Hendrik L. Blum dalam Planning for Health, Development and Application
of Social Change Theory secara jelas menyatakan bahwa determinan status
kesehatan masyarakat merupakan hasil interaksi domain lingkungan, perilaku dan
genetika serta bukan hasil pelayanan medis semata-mata.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat, untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan
secara ringkas (lihat gambar Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan di
bawah !)
Keturunan
Perilaku
kimia, biologi dan social, pendekatan lain yang dapat digunakan adalah model
roda dan pendekatan segitiga epidemiologi. Kedua model tersebut menyebutkan
bahwa lingkungan fisik, biologi dan sosial dapat menyebabkan penyakit.
Host
Agent Lingkungan
Lingkungan fisik/
kimia
15
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
16
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
SISTEM KESEHATAN
6
LINGKUNGAN
Pengertian Lingkungan
1. Menurut Encyclopaedia of Science and Technology (1960) disebutkan,
lingkungan adalah sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme.
2. menurut Encyclopaedia Americana (1974), lingkungan adalah pengaruh yang
ada di atas / sekeliling organisme.
3. Lingkungan menurut A. L. Slamet Riyadi (1976) merupakan tempat
pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta
segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga
ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.
18
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Evaluasi
untuk mencapai dampak positif yang lebih besar dalam mengatasi masalah
kesehatan setempat dibandingkan dengan dampak umum yang telah dicapai
walaupun ketersediaan dana yang tidak memadai.
Adapun yang menjadi proses dalam Problem Solving For Better Health
adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama yaitu mendefinisikan masalah secara jelas.
- Tentukan sifat, besar, sebab dan faktor-faktor penunjang timbulnya suatu
masalah kesehatan.
- Masalah yang didapat harus riil berdasarkan data primer yang didapatkan.
- Prioritas masalah merupakan masalah kesehatan yang dapat diatasi sendiri.
- Prinsip utamanya menggunakan sumber daya setempat yang sudah ada
(tenaga, teknis, peralatan, logistik dan dana) untuk mengatasi masalah.
2. Langkah kedua yaitu menentukan bagian realistik dari masalah.
- Prinsipnya mengatasi masalah bagian demi bagian.
- Caranya dengan mengambil bagian yang kecil dari masalah, bagian yang
realistik dan dapat dikelola
3. Langkah ketiga yaitu mendefinisikan suatu solusi.
- 43eJenis-jenis solusi : pendidikan, biomedis, psikologis, ekonomi, usaha
mikro, job training, lingkungan.
- Buatlah pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang relevan, terdefinisi
dengan baik dan dapat dijawab. Sebaiknya pertanyaan harus mencakup
elemen-elemen seperti:
- Dengan apa
- Melakukan (kegiatan apa)
- Dengan (siapa atau untuk siapa)
- Dimana
- Selama (untuk berapa lama)
- Akan mencapai (tujuan yang diinginkan)
4. Langkah keempat yaitu menyusun Plan of Action
- POA merupakan perangkat organisasi, langkah-langkah dan alat
komunikasi
- POA dapat menjabarkan rincian dari solusi yang diambil
- POA harus dapat menjabarkan bagaimana anda akan mengevaluasi
dampak dari upaya anda.
Suatu POA seharusnya memiliki 5 komponen utama, yaitu:
1) Mengapa. Jabaran dari alasan mengapa anda memilih masalah yang akan
anda pecahkan.
2) Apa. Jabaran dari masalah yang anda pilih dan ditulis dalam bentuk
pertanyaan yang baik.
3) Bagaimana. Menjabarkan metodologi (siapa, apa kegiatannya, isi,
frekuensi, lama, dimana) yang akan digunakan untuk mengatasi masalah.
21
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
22
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
MODEL PENDIDIKAN
7 KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Aspek fisik
Aspek fisik mencakup pengaruh demografi, lingkungan, besar komunitas dan
perkembangan industri. Pengaruh demografi dipengaruhi secara langsung
oleh ketinggian, letak dan iklim. Mutu lingkungan berkaitan dengan mutu
kepedulian kita terhadapnya. Besarnya komunitas juga dapat memberikan
dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan komunitas. Kemampuan
komunitas untuk merencanakan, mengorganisasi maupun mendayagunakan
23
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
Amsyari, F. 2003. Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan Dalam
Pembangunan Nasional. Jakarta : Widya Medika.
24
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
IDENTIFIKASI MASALAH
8 KESEHATAN LINGKUNGAN
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian
pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja),
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah),
rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu
usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar
merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia
yang hidup di dalamnya. Masalah kesehatan lingkungan di negara-negara yang
sedang berkembang adalah berkisar pada masalah sanitasi (jamban), penyediaan
air minum, perumahan (housing), pembuangan sampah dan pembuangan air
limbah (air kotor).
Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari
200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat
kompleks terutama di kota-kota besar. Hal tersebut disebabkan, antara lain :
1. Urbanisasi penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke
kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan
terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-
bondong datang ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti
pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan
pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa
dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan seperti munculnya
pemukiman kumuh dimana-mana.
2. Tempat pembuangan sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan
secara dumping tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Sistem pembuangan
semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan
pencemaran pada udara, tanaha dan air selain lahannya juga dapat menjadi
tempat berkembangbiaknya agen dan vektor penyakit menular.
25
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
3. Syarat Kimia : Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu
didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat
kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain
sebagai berikut :
-----------------------------------------------------------------------
Jenis Bahan Kadar yang dibenarkan (mg/L)
-----------------------------------------------------------------------
Fluor (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (As) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat organik 10
Ph (keasaman) 6,5-9,0
CO2 0
-----------------------------------------------------------------------
Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang
berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang
sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh
kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air
atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan
perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber
air ini, sebagai berikut :
1. Air hujan, ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak
mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang
sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan danau sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air
sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai
macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih
dahulu.
3. Mata air. Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh
kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum
yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut
direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur dangkal. Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air
tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal, biasanya
berkisar antara 5 - 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal
ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah
masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus dahulu sebelum diminum.
27
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
5. Air sumur dalam. Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah,
kedalamannya biasanya diatas 15 meter. Air sumur dalam ini sudah cukup
sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses
pengolahan).
Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya
tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi
persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Ada beberapa
cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :
1. Pengolahan secara alamiah (penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh)
2. Pengolahan air dengan menyaring (dengan kerikil, ijuk dan pasir).
3. Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia. Zat kimia yang digunakan
dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan
akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas) dan yang berfungsi
untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air,
misalnya chlor).
4. Pengolahan air dengan mengalirkan udara. Tujuan utamanya adalah untuk
menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang
tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih. Tujuannya untuk
membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini
lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah
tangga.
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air
limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan
kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai
jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya
sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing
industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat
pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang
berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat
umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup
terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan
mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul
karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut
mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah
perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan
antara lain :
1. Pengenceran (Dilution). Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi
yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds). Yaitu adanya pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan
alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat
dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu
diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan
di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
3. Irigasi. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit
tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk
pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan.
29
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan,
sampah (waster) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan
manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda
padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda
alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir,
pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya. Dengan demikian
sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
b. Adanya hubungan langsung / tidak langsung dengan kegiatan manusia.
c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Sampah dapat bersumber dari :
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes), yaitu hasil kegiatan
rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik
yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik,
daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot
rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum (pasar, tempat-tempat
hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya). Sampah ini berupa
kertas, plastik, botol, daun dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran (perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan dan sebagainya). Sampah ini berupa kertas-kertas,
plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering
dan mudah terbakar (rabish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya, yaitu dari pembersihan jalan yang
umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir,
sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik
dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal
dari pembangunan industri dan yang berasal dari proses produksi, misalnya
sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil,
kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan misalnya jerami, sisa sayur-
mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan misalnya batu-batuan, tanah / cadas,
pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan berupa kotoran-kotoran
ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni
sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Tetapi
31
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
seperti telah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan
dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah akan
dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan
polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas.
Sampah padat (selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi
berbagai jenis, yakni :
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi :
a. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,
misalnya logam / besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
b. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,
misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar :
a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain
bekas, dan sebagainya.
b. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas,
besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.
3. Berdasarkan karakteristik sampah :
a. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan,
yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran,
hotel, dan sebagainya.
b. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik
yang mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya maupun
yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas,
dan sebagainya.
c. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar,
termasuk abu rokok.
d. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari
pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah,
daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
e. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-
pabrik.
f. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena
alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.
g. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda,
sepeda motor, dan sebagainya.
h. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses
pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing,
potongan-potongan kayu, besi, beton, bambu, dan sebagainya.
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah-
sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit dan juga
binatang serangga sebagai pemindah / penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu
32
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu
atau mengancam kesehatan masyarakat.
Pengelolaan sampah yang baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi
juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud pengelolaan sampah disini
adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau
pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolaan sampah
antara lain sebagai berikut :
1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah
tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Mekanisme, sistem, atau
cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab
pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah
pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga
tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan
umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah
Pemusnahan dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui
berbagai cara, antara lain:
a. Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang
ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b. Dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan
membakar didalam tungku pembakaran (incenerator).
c. Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk
(kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan,
dan sampah lain yang dapat membusuk. Apabila sampah dipisahkan antara
yang organik dengan anorganik, sampah organik dapat diolah menjadi
pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah
anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan
demikian masalah sampah akan berkurang.
8.5 Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah
atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.
Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang
dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon.
Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat
tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah antara
lain sebagai berikut :
1. Faktor lingkungan
33
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
d. Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.
Bahan-bahan ini tahan lama tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang
bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka
cara memotongnya harus menurut ruas-ruas bambu tersebut. Apabila tidak
pada ruas maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk
kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi seperti untuk menjaga agar aliran
udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2
yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti
kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara
di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan
penyerapan.
Fungsi lainnya adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-
menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi
lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam
kelembaban (humudity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
1) Ventilasi Alamiah
Dimana aliran udara di dalam ruangan melalui jendela, pintu, lubang angin,
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah
ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangga lainnya ke dalam rumah.
2) Ventilasi Buatan
Yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini
tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini
bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau
membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada
jalan masuk dan keluarnya udara.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya terutama cahaya matahari menyebabkan
kurang nyaman penghuninya, juga merupakan media/tempat yang baik untuk
hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat
merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
1) Cahaya alamiah, yakni matahari
35
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
36
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
37
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PENYUSUNAN STRATEGI
9 KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSTAKA
40
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PENDEKATAN SISTEM
10
KESEHATAN LINGKUNGAN
41
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
42
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
43
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
44
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
PUSTAKA
45
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Pengantar
Program aksi adalah pelaksanaan dari serangkaian kegiatan yang
terkoordinasi kan dan saling berhubungan yang dirancang untuk mencapai tujuan
yang spesifik dengan alokasi dana yang jelas dan terinci dalam kurun waktu
tertentu.
Topik ini menjelaskan bagaimana merancang suatu program aksi kesehatan
lingkungan. Terdapat 4 sub topik utama dan 2 sub topik pendukung untuk
merancang program aksi, yaitu:
1. Menyusun Rasional dan Strategi Program
2. Menyusun Tujuan, Keluaran, Kegiatan dan Masukan
3. Menyusun Indikator, Asumsi dan Pra Kondisi
4. Menyusun Rancangan Monitoring dan Evaluasi
5. Menyusun dan Menghitung Biaya Program
6. Memeriksa dan Menilai Rancangan Program Aksi
46
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
48
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Bahan latihan :
Buatlah urutan Logis dari elemen rancangan program menyegarkan Kuda Haus
mulai dari:
- Masalah, Masukan, kegiatan, Output/Keluaran, Tujuan Langsung dan Tujuan
Pengembangan.
Atau sebaliknya mulai dari:
- Tujuan Pengembangan, Tujuan Langsung, Keluaran/Output, Kegiatan, Masukan
untuk mengatasi masalah Kuda Haus
KUDA HAUS
49
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Latihan soal :
Berikut ini merupakan elemen-elemen sebuah rancangan program. Golongkan
pernyataan berikut mana yang termasuk:
M = Masalah
KS = Kelompok Sasaran
KKK = Kerangka Kerja Kelembagaan
TP = Tujuan Pengembangan
TL = Tujuan Langsung
K = Keluaran
Keg = Kegiatan
Msk = Masukan
Dengan memberi tanda diatas kedalam kolom disamping pernyataan berikut:
Pada akhir proyek suatu program uji coba yang terdiri dari pengalihan,
pemulihan dan pemberian ketrampilan hidup bagi anak-anak yang
dilacurkan di Kota Surabaya.
50
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
250 anak- anak laki-laki dan perempuan yang dilacurkan ditarik dari
dunia pelacuran dan mendapatkan pendidikan ketrampilan hidup
Gaji untuk tenaga full time dan tenaga paruh waktu / konsultan
51
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Asumsi
Faktor Ekternal adalah kondisi-kondisi, peristiwa atau keputusan yang
berada diluar kendali program. Faktor ekternal ini dapat mempengaruhi
pelaksanaan, keberhasilan maupun kegagalan program. Faktor ekternal ini dapat
berupa faktor ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan lainnya. Pada tahap
menyusun Rancangan Program faktor ekternal tersebut juga perlu di identifikasi
untuk mengetahui apakah akan mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan
program.
52
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Pra Kondisi
Pra Kondisi merupakan kegiatan persiapan, sebelum program di
implementasikan. Dalam dokumen Rancangan Program. Pra-Kondisi ini bisa
menjadi bagian dari masukan yang disediakan oleh lembaga pelaksana atau dibuat
terpisah, yang merupakan kontribusi dari lembaga pelaksana.
53
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Dinamika Evaluasi
Menurut William A. Reinke (Ed.) (1994) evaluasi memiliki sifat dinamis
dengan cara membedakan input program dengan proses, keluaran, dan indicator-
indikator hasil. Pertama, penting bagi kita untuk mengembangkan personil dengan
keahlian yang sesuai kebutuhan dan untuk menyediakan dukungan mereka. Hal
tersebut menyangkut pencarian dan / atau pelatihan, pengembangan pengawasan
yang mendukung, dan organisasi logistik dan mekanisme pendukung lainnya.
Pengembangan komponen-komponen system individual tidak menjamin
koordinasi fungsi mereka dalam praktek. Aspek proses evaluasi dapat
diikutsertakan sebagai input sumber daya, atau dapat dipandang sebagai potensi
keluaran. Identifikasi secara terpisah dianjurkan, untuk membedakan kapasitas
tindakan dari penggunaan nyata kapasitas tersebut. Keluaran dibedakan dari hasil,
yaitu dalam hal keluaran suatu system perawatan kesehatan adalah pelayanan, yang
dapat member dampak yang berbeda-beda terhadap status kesehatan hasil.
Keluaran umumnya lebih mudah diukur daripada hasil dan seringkali harus
bertindak sebagai wakil dari hasil.
Prinsip-prinsip Evaluasi
Menurut William A. Reinke (Ed.) (1994) prinsip-prinsip evaluasi adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai kunci pengambilan keputusan yang lebih baik, evaluasi harus
melihat ke depan dan berorientasi pada tindakan.
2. Evaluasi bersifat menyeluruh dan dinamis, menaruh perhatian pada
kebijakan pengujian dan alternatif-alternatif rencana, mengawasi kemajuan
dalam proses penerapan dan memberi penilaian sumatif kepada hasil akhir.
3. Evaluasi dilandasi prinsip manajemen berdasar tujuan (MBO) dan mulai
dengan pertanyaan yang jelas mengenai pengaruh-pengaruh yang harus
dicapai pada populasi mana dan dalam jangka waktu kapan.
4. Strategi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan harus diperiksa
ketepatan dan kesesuaiannya.
5. Menyesuaikan diri dengan prinsip manajemen berdasar pengecualian (MBE),
rencana-rencana evaluasi harus menyediakan suatu ruang lingkup informasi
yang luas yang akan memberitahu kita segera masalah-masalah yang timbul.
Walau sistem informasi rutin yang menunjukkan masalah, tidak dapat
diharapkan untuk menyediakan pemecahan yang segera, evaluasi harus dibarengi
dengan analisa khusus dan penelitian sistem kesehatan.
Dalam kaitannya dengan ketepatan waktu dan sangat sedikitnya
pengumpulan data, sorotan evaluasi akan beralih dari input melalui proses menjadi
output dan hasil dalam rangka penerapan program. Ketepatan waktu dan tempat
laporan-laporan evaluatif harus disesuaikan dengan kebutuhan akan keputusan
yang tepat waktu. Sering tidaknya pelaporan sangat banyak bergantung kepada laju
54
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
Namun tidak semua lembaga dana komponen anggarannya sama, begitu juga
jika programnya berbeda kemungkinan komponennya juga berbeda. Untuk
membantu memudahkan dalam menghitung biaya dan memperjelas urutan
pembiayaan dapat dibuat dalam bentuk kolom, bahkan dalam kolom tersebut dapat
juga digambarkan pihak-pihak yang mendanai, jika tidak hanya 1 lembaga
pendukung, bahkan termasuk kontribusi lembaga pelaksana juga dapat
digambarkan dalam kolom tersebut.
B. Administrasi
C. Kegiatan
Program
55
Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah dalam Bidang Kesehatan Lingkungan FKM Unsrat Manado
B. Biaya Invenstasi
C. Biaya Program
Kepustakaan
56