Anda di halaman 1dari 5

Nama: Agus Panangaran Siregar Mata Kuliah: Hadis Tasawuf

NIM: 11160380000023

A. Teks Hadis Tentang Iman,Islam, dan Ihsan.

‫ع‬%%‫ اذ طل‬،‫وم‬%%‫ "بينما نحن جلوس عند رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ذات ي‬:‫عن عمر رضي هللا عنه أيضا قال‬
‫ حتى جلس إلى‬.‫ وال يعرفه منا أحد‬،‫ ال يرى عليه ٱثر السفر‬،‫ شديد سواد السعر‬،‫علينا رجل شديد بياض الثياب‬
‫ال‬%%‫ فق‬.‫ يا محمد أخبرني عن اإلسالم‬:‫ وقال‬،‫ كفيه على فخذ يه‬%‫ ووضع‬،‫ فأسند ركبتيه‬.‫النبي صلى هللا عليه وسلم‬
‫ و‬،‫الة‬%%‫ وتقيم الص‬،‫ هللا‬%‫ول‬%%‫دا رس‬%%‫ه إال هللا وأن محم‬%%‫هد أن ال إل‬%%‫الم أن تش‬%%‫لم اإلس‬%%‫رسول هللا صلى هللا عليه و س‬
!‫دقه‬%%‫أله و يص‬%%‫ه يس‬%%‫ ل‬%‫ صدقت فعجبنا‬:‫ قال‬.‫ وتحج البيت إن استطعت إليه سبيال‬،‫ رمضان‬%‫ وتصوم‬،‫تؤتي الزكاة‬
‫يره‬%%‫در خ‬%%‫ؤمن بالق‬%%‫ وت‬،‫ر‬%%‫ االخ‬%‫وم‬%%‫له والي‬%%‫ه ورس‬%%‫ه وكتب‬%%‫ؤمن باهلل ومالئكت‬%%‫ أن ت‬:‫ قال‬.‫ فأخبرني عن اإليمان‬:‫قال‬
‫إن لم تكن‬%‫ ف‬،‫راه‬%‫إن لم تكن ت‬%‫ ف‬،‫راه‬%‫ك ت‬%‫د هللا كأن‬%‫ أن تعب‬:‫ قال‬.‫ فأخبرني عن االحسان‬:‫ قال‬.‫ صدقت‬:‫ قال‬.‫وشره‬
‫أخبرني عن‬%‫ ف‬:‫ال‬%‫ ق‬.‫ائل‬%‫أعلم من الس‬%%‫ا ب‬%%‫ عنه‬%‫ئول‬%‫ا المس‬%%‫ م‬:‫ال‬%%‫ ق‬.‫اعة‬%%‫ عن الس‬%‫أخبرني‬%%‫ ف‬:‫ال‬%%‫ ق‬.‫راك‬%%‫ه ي‬%%‫تراه فإن‬
‫اكم‬%%‫ل أت‬%%‫ه جبري‬%%‫ فإن‬:‫ال‬%%‫ ق‬.‫ هللا ورسوله أعلم‬:‫ با عمر أتدري من السائل؟ قلت‬،‫ أن تلد األمة ربتها‬:‫أماراتها؟ قال‬
)٨ :‫ رواه مسلم (رقم‬."‫يعلمكم دينكم‬

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu pula dia berkata; pada suatu hari ketika kami sedang duduk-
duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki
berpakaian sangat putih, dan rambutnya sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas
perjalanan, dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya, kemudian ia duduk di hadapan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendekatkan lututnya lalu meletakkan kedua tangannya
di atas pahanya, seraya berkata: ‘Wahai Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam?’ Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ”Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-
Nya, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah Al
Haram jika engkau mampu mengadakan perjalanan ke sana.” Laki-laki tersebut berkata:
‘Engkau benar.’ Maka kami pun terheran-heran padanya, dia yang bertanya dan dia sendiri yang
membenarkan jawabannya. Dia berkata lagi: “Jelaskan kepadaku tentang iman?” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Iman itu adalah) Engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta engkau beriman
kepada takdir baik dan buruk.” Ia berkata: ‘Engkau benar.’ Kemudian laki-laki tersebut bertanya
lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “(Ihsan
adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau
tidak bisa melihat-Nya, sungguh Diamelihatmu.” Dia berkata: “Beritahu kepadaku kapan
terjadinya kiamat?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidaklah orang yang
ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya.” Ia berkata: “Jelaskan kepadaku tanda-tandanya!”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Jika seorang budak wanita melahirkan tuannya
dan jika engkau mendapati penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan tidak pakaian
saling berlomba dalam meninggikan bangunan.”

Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Kemudian laki-laki itu pergi, aku pun terdiam sejenak.’
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadaku: “Wahai ‘Umar, tahukah
engkau siapa orang tadi?” Aku pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”  Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan
agama ini kepada kalian.” (HR.Muslim)

‫ه و‬%%‫لى هللا علي‬%%‫عن أبي حمزة أنس بن مالك رضي هللا عنه خادم رسول هللا صلى هللا عليه و سلم عن النبي ص‬
)٤٥ :‫) مسلم (رقم‬١٣ :‫ رواه البخاري (رقم‬.‫ ال يؤمن أحدكم حتى يحب ألخيه ما يحب لنفسه‬:‫سلم قال‬

Dari Anas bin Malik Nabi saw. bersabda, “Salah satu dari kalian tidak beriman sampai
ia mencintai sudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

B. Penjelasan

Hadis ini membicarakan kesempurnaan agama Islam dengan menyebutkan tiga


komponen yang menjadi asas utama agama. Prinsip ini mencakupi seluruh aspek kehidupan
manusia yang terkandung di dalamnya ibadah yang menjadi tujuan hidup manusia. Tiga prinsip
agama iaitu iman, Islam dan ihsan yang menjadi kewajipan fardu ain untuk dipelajari, difahami
dan dilaksanakan. Iman merupakan pegangan dan keyakinan dan memahaminya adalah dengan
mempelajari ilmu akidah. Perkataan 'akidah' dari segi bahasa bermaksud 'simpulan atau ikatan
yang kuat dan teguh. Dari segi istilah didefinisikan sebagai "pembenaran dalam hati terhadap
sesuatu yang turut dipercayainya secara pasti (putus) tanpa perasaan syak atau ragu sedikitpun.
Iman berarti pengucapan oleh lida dan pembenaran di dalam hati, akan tetapi perlu di garis
bawahi bahwa tidak hanya sebatas itu saja tapi di iringi oleh pengamalan oleh aggota tubuh.
Bahkan tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mecinta dirinya sendiri, ini sebuah anjuran untuk menghargai, mecintai, menghormati sesama
manusia tanpa memandang ras dan suku serta bangsa karna dalam tasawuf kita semua adalah
tajalli dari Allah yang memiliki satu-satunya Wujud.

Islam adalah kedamain tersusun dari syadahat , kemudian sholat, puasa di bulan
Ramadhan, menunaikan zakat serta melaksanakan haji bagi yang mampu. Lima perintah ini
adalah bentuk dari pokok-pokok ajaran islam mulai dari bersaksi tiada Tuhan selain Allah,
bentuk ibadah dan penyerahan diri kepada Tuhan, baik secara badiniyah maupun secara
rohaniyah, karna beribadah tanpa ruh tidak akan berarti sebagaimana manusia tanpa ruh hanya
tinggal jasad bagaikan orang mati, begitu pula sebaliknya jika ibadah tanpa jasad tidak akan
sempurna tidak akan bisa, maka untuk mencapai kesempurnaan dalam ibadah adalah hadirnya
ruh dalam badaniyah saat melakukan ibadah. Ruh dalam artian hadirnya rasa cinta kepada Tuhan
dan kerinduan akan hadirnyaTuhan di dalam hati.

Ihsan adalah terpuji, baik dan disenangi. Ihsan adalah puncak kebaikan dana mal shaleh,
leburnya manusia dalam samudra Ilahiyah, sehingga pada tahap ini beribadah seolah-olah
seorang hambah melihat Allah dan menganggap Tuhan seolah-olah melihatnya dalam sebuah
ibadah, bagaikan seorang kekasih yang saling memperhatikan, saling berduan dimanapun. Dalam
Islam sendiri ihsan identik dengan tasawuf, karena puncak tertinggi dalam spiritual islam yakni
hadirnya Allah dalam hati seorang hambah hingga melebur seorang hamba dan hanya berharap
kepada Tuhan yang memiliki Wujud yang hakiki.
C. Hubungan Ahli Hadis dengan para Sufi.

Hasan al-Basri (w. 110 H.), Ibn al-Mubarak (w. 181 H), al-Fudail bin ‘Iyad (w. 187 H),
Sufyan bin ‘Uyainah (107-198 H.), Ma’ruf al-Karkhi (w. 200 H.), Habib al-‘Ajami (w. 119 H),
Syaqiq al-Balkhi (w.153 H.), Malik bin Dinar (w. 130), dan Ibrahim bin Adham (w. 162 H)
adalah contoh dari beberapa kaum sufi yang tercatat dalam kitab rijal al-hadis dan meriwayatkan
hadis dari dan kepada perawi lainnya. Riwayat Ibrahim bin Adham (w. 162 H), misalnya,
diriwayatkan oleh al-Bukhari (w. 256 H) dalam Adab al-Mufradnya. Ia juga pernah menegaskan
bahwa ia mendukung proses kodifikasi hadis dengan menyatakan bahwa Tuhan telah menolak
cobaan untuk umat ini dengan perjalanan para muhaddisdalam mengumpulkan hadis.28 Mustafa
al-‘Azami setidaknya mencatat ada beberapa perawi hadis yang juga dikenal sebagai sufi yang
memiliki beberapa karya atau risalah riwayat hadis, di antaranya adalah: Hasan al-Basri (w. 110)
yang pernah memiliki sahifah hadis, meski setelah itu dibakar olehnya sendiri sebelum ia
meninggal; Sufyan al-S|auri (w. 161 H); Syaqiq al-Balkhi (w. 153 H) dan Ibn al-Mubarak (w.
181 H) yang memiliki kitab hadis tentang zuhud, serta Ibrahim al-Nakha’I (w. 96 H).29 Penulis
juga melakukan kajian terhadap kitab tazkirat al-huffaz karya al-Zahabi (w. 1347 M) dan
menemukan beberapa perawi yang mendapatkan julukan dan kebiasaan yang biasa disematkan
kepada kaum sufi. Julukan tersebut seperti: al-‘Abid; al-Nussak; al-Zahid, al-Wara’, dan al-‘Arif.
Sedangkan kebiasaan-kebiasaan yang tercatat adalah seperti banyak menangis (al-Bakka’),
banyak melakukan puasa sunnah, banyak melakukan ibadah malam, dan memiliki keramat serta
do’a yang mustajab. Meski atribut-atribut tersebut bisa dikatakan masih bersifat umum, namun
satu hal yang jelas bahwa atribut dan karakter tersebut merupakan ekspresi lahir dari
kesufiannya. William Graham menyatakan pula bahwa kaum sufi juga memiliki kontribusi yang
signifikan dalam penyebaran hadis qudsi. Menurut mereka, hadis qudsi merupakan wahyu Tuhan
di luar al- Quran (extra-Quranic revelation) yang banyak berbicara perihal spiritualitas yang
nantinya menjadi basis utama dalam pembentukan ajaran-ajaran tasawuf. Namun, sayangnya,
mereka hanya menfokuskan diripada materi atau matan dari hadis qudsi tersebut, dan tidak
terlalumementingkan jaringan sanadnya. Meski demikian, riwayat mereka masih dapat dilacak
dalam koleksi kitab-kitab hadis yang ada. Karena kecenderungan matan oriented tersebut,
banyak ditemukan kualitas hadis qudsi yang hanya sampai pada posisi hadis mursal,
sebagaimana diungkapkan oleh Massignon.

Anda mungkin juga menyukai