Anda di halaman 1dari 3

Almadela Alifa Putri 185040099

Pernikahan Antar Agama

Perkawinan  ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang
Maha Esa. Perkawinan beda agama adalah Perkawinan antara pria dan wanita yang keduanya
memiliki perbedaan agama atau kepercayaan satu sama lain

1. Perkawinan Beda Agama dalam Hukum Positif Indonesia


 Ketentuan Hukum Positif
1) Pasal 40: Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang
wanita karena keadaan; a. Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu
perkawinan dengan pria lain, b. Seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah
dengan pria lain; c. seorang wanita yang tidak beragama Islam.
2) Pasal 44: “Seorang wanita islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan
seorang pria yang tidak beragama islam”;
3) Pasal 61: “Tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan, kecuali tidak
sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilaf al-dien”
 Lembaga Pencatat Perkawinan
1) Kantor Urusan Agama (KUA), terhadap masyarakat yang beragama Islam
2) Seorang Kantor Catatan Sipil (KCS), terhadap masyarakat yang beragama non
Islam
2. Hukum Pernikahan Antar Agama Dalam Islam dan Sunnah
 Pernikahan laki-laki Muslim dengan perempuan musyrik
Dalam QS Al-Baqarah ayat 221 Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang keras
pernikahan laki-laki muslim dengan perempuan musyrik. Yang menjelaskan dan
janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan musyrik sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik walaupun
dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menimahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita- wanita mukmin) sebelum mereka beriman
 Pernikahan laki-laki Muslim dengan perempuan kitabiyah Dalam QS. Al-
Maidah ayat 5 Mayoritas ulama yang membolehkan pernikahan jenis ini.
Menjelaskan pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan)
orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula)
bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu
 Pernikahan antara perempuan Muslimah dengan laki-laki non-Muslim. Telah
terjadi ijma’ di kalangan para ulama fiqih bahwa pernikahan dengan kategori
ini hukumnya haram, baik pria non-Muslim itu tergolong kitabi atau tidak.
Dalilnya adalah QS. Al-Mumtahanah ayat 10, menjelaskan Wahai orang-orang
yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah
kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih
mengetahui tentang keimanan mereka; jika kamu telah mengetahui bahwa
mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka
kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka).
Pernikahan Antar Negara
1. Memaknai Hukum Perdata Internasional dan Hukum Kewarganegaraan
Aturan perdata internasional di Indonesia di atur dalam Algemene Bepalingen.
Dan terdapat 2 macam aliran yaitu :
 Interrnasionalitas, mengharuskan agar ada hukum perdata yang berlaku di
seluruh dunia atau antar beberapa negara.
 Nasionalitas, di setiap negara mempunyai hukum perdata internasional masing-
masing.
2. Prosedur Pernikahan Antar Bangsa Menurut Hukum Perdata Internasional
Indonesia
Pasal 57 UU tentang perkawinan menyatakan bahwa hukum perkawinan campur
perkawinan antar dua orang yang berbeda kewarganegaraan.
a. Perkawinan anatara seorang pria dan seorang wanita. menunjukan kepada
asas monogamy (sistem yang hanya memperbolehkan seorang laki-laki
mempunyai satu istri pada jangka waktu tertentu.) dalam perkawinan.
b. Di Indonesia tunduk pada aturan yang berbeda. Menunjukan kepada
perbedaan hukum yang berlaku bagi pria dan wanita yang kawin itu, tetapi
perbedaan itu bukan karena perbedaan agama, suku bangsa, golongan di
Indonesia melainkan karena unsur ketiga karena perbedaan
kewarganegaraan.
c. Karena perbedaan kewarganegaraan
d. Salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. Salah satu dari pihak
mempelai ialah WNI.
3. Perkawinan Campuran yang Dilangsungkan di Indonesia dilakukan
menurut Undang-undang perkawinan dan harus memenuhi syarat-syarat
perkawinan.
a. Ada persetujuan kedua calon mempelai.
b. Izin dari kedua orangtua/wali bagi yang belum 21 Tahun.
c. Bila semua syarat telah terpenuhi, anda dapat meminta pegawai pencatat
perkawinan untuk memberikan surat keterangan dari pegawai pencatat
perkawinan masing-masing pihak.
d. Surat keterangan ini berisi bahwa benar syarat telah terpenuhi dan tidak ada
rintangan untuk melangsungkan pernikahan.
4. Dinamika dalam proses pernikahan antar negara beda kewarganegaraan di
Indonesia Asas-asas perkawinan yang harus di taati Menurut KUH Perdata
a. Asas monogami, asas ini bersifat absolut /mutlak tidak dapat dilanggar
b. Perkawinan adalah perkawinan perdata sehingga harus dilakukan di depan
pegawai catatan sipil.
c. Perkawinan merupakan persetujuan antara seorang laki-laki dans eorang
perempuan di bidang hukum keluarga.
d. Supaya perkawinan sah maka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
undang-undang.
e. Perkawinan mempunyai akibat terhadap hak dan kewajiban suami dan istri.

Asas-asas Perkawinan Menurut UU Perkawinan

1. Asas kesepakatan (bab II pasa 6 ayat 1 UU perkawinan), yaitu ada kata sepakat
antara calon suami dan isri.
2. Asas monogami (pasal 3 ayat 2 UU perkawinan) dengan syarat yang diatur dalam
pasa 4-5.
3. Perkawinan bukan semata ikatan lahiriah juga batiniah
4. Perkawinan sah harus memenuhi syarat yang ditentukan undang-undang (pasal 2
UU perkawinan)
5. Perkawinan mempunyai akibat terhadap pribadi suami-istri, anak/keturunan

Anda mungkin juga menyukai