Anda di halaman 1dari 2

Teks dan Foto

9+ 23
Belajarlah, karena Belajar adalah... - SMA Islam Al-Maziyyah Cianjur | Facebook

SMA Islam Al-Maziyyah Cianjur


20 Januari 2013 pukul 22.42 ·

Belajarlah, karena Belajar adalah Ibadah

Read more: Belajarlah, karena Belajar adalah Ibadah | Pondok Pesantren Daar el-
Qolam http://www.daarelqolam.ac.id/2010/06/12/belajarlah-karena-belajar-
adalah-ibadah/#ixzz2IWjFAGjg
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike
‫ﺎﻫ ٌﻞ‬
ِ ‫ َو ﻟَ ْﻴ َﺲ ا ُﺧ ْﻮ ِﻋ ْﻠ ٍﻢ ﻛ َ َﻤ ْﻦ ُﻫ َﻮ َﺟ‬،‫ِﻤﺎ‬ َ ‫ َﻓﻠَ ْﻴ َﺲ ْا‬،‫ﻠـﻢ‬
ً ‫ﻟﻤ ْﺮ ُء ﻳُ ْﻮﻟَﺪُ ﻋَ ﺎﻟ‬ ْ َ‫َﺗﻌ‬
Belajarlah kamu, karena tidak ada seorang pun yang terlahir dalam keadaan
pandai. Dan, orang yang memiliki ilmu, tidak akan seperti orang yang bodoh… (al-
hattsu `alâ-t-ta`allumi, pelajaran mahfuzhât kelas 2, di Pondok Pesantren Daar el-
Qolam).
Belajar dan ibadah merupakan hal penting yang menjadi bekal utama bagi
kehidupan dunia dan akhirat. Dengan belajar, manusia mendapatkan ilmu
pengetahuan yang diperlukan dalam hidup. Terutama di zaman globalisasi
sekarang ini. Ilmu pengetahuan bergerak sangat cepat. Kalau kita tidak
mengikutinya maka keberadaan kita akan tetinggal.
Tanpa beribadah, tidak mungkin sesorang dapat mendekatkan dirinya dengan
Allah. Orang yang tidak beribadah tidak mungkin meraih karunia Allah.
Sedemikian banyak manfaat yang diraih dengan ibadah, terutama bagi kesehatan
mental dan juga terutama jiwa. Oleh sebab itu, belajar harus disandarkan ibadah
kepada Allah Subhânahû wa Ta`âlâ.
Islam berdasarkan ajarannya pada wahyu dan akal, tentu tidak bisa dipisahkan
dengan ilmu pengetahuan. Sesorang menurut Islam mendapatkan dua amanat,
yakni amanat ubudiyah dan khilâfah. Kedua amanat tersebut tentu tidak mungkin
terlaksana tanpa ada ilmu. Maka, mengemban amanat itu harus dibarengi dengan
ilmu.
Awal kerasulan Rasulullah Shalla-l-llâhu `alayhi wa sallama (SAW), dimulai dengan
perintah membaca dan menyebut nama Tuhan yang menciptakan.
‫ﺎﺳ ِﻢ َرﺑ َﻚ ْاﻟـﺬِ ْي َﺧﻠَ َﻖ‬ ْ
ْ ‫اﻗ َﺮا ِﺑ‬
Artinya:
Bacalah (wahai Muhammad), dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan…
(Al-`Alaq: 1)
Maka, ilmu pengetahuan merupakan merupakan kebutuhan dan mencarinya
adalah sebuah kewajiban. Pencari ilmu dan yang berilmu, dan tentu saja yang
beriman, Allah sangat mengistimewakan mereka, seperti termaktub dalam al-
Quran,
… ‫ـﺎت‬
ٍ ‫ﻠﻢ دَ َر َﺟ‬ ْ ‫آﻣﻨ ُْﻮا ِﻣﻨﻜُﻢ َو اﻟﺬِ ﻳْ َﻦ او ُﺗ‬
َ ِ‫ﻮا اﻟﻌ‬ َ ‫ﻳﻦ‬ َ َ‫…ﻳ‬
َ ِ‫ﺮﻓ ِﻊ ا اﻟﺬ‬
Artinya:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (al-Mujadalah: 11)
Ilmu pengetahuan tidak datang begitu saja, tanpa digali, dicari, dan dipelajari,
karena tak seorang pun terlahir dalam keadaan berilmu. Sebagaimana sebuah
sya`ir yang saya tuliskan di atas.
Ibnu Ruslan, dalam kitab Zubayd mengatakan lewat sya’ir bahwa, seseorang yang
melakukan sesuatu amal tanpa ilmunya, maka itu adalah sia-sia belaka.
Pernah terjadi pada masa Rasulullah, saat Rasul hendak masuk ke dalam masjid,
Nabi melihat iblis berada di luar pintu majid, sementara di dalam masjid ada
seseorang yang sedang beribadah dan seorang lagi sedang tidur di dekat pintu.
Pendek cerita, iblis takut kepada orang yang sedang tidur ketimbang orang yang
sedang shalat. Rasul bertanya atas tindakan iblis tersebut, dan iblis pun
menjawab: “sebab orang yang sedang shalat itu bodoh, mengganggu dan
merusakkan ibadah yang dilakukannya pun sangat mudah. Adapun orang yang
sedang tidur terlelap adalah orang alim. Jadi saya takut masuk ke dalam masjid,
karena kalau saa sudah berhasil menggangu orang yang shalat itu, pasti orang
alim itu aakan mampu mengusir saya dengan doa yang dibacanya sebelum tidur.”
Nabi pun mengangguk-anggukan kepala mendengar keterangan iblis itu. Beliau
makin sadar bahwa ilmu merupakan senjata dan modal bagi manusia untuk
mencapai kesejahteraan dan kesalamatan dunia dan akhirat (dikutip dari 30 Kisah
Teladan, Halaman 41-44).
Belajar aau melakukan kegiatan belajar identik dengan membaca. Tanpa
membaca, mustahil ilmu dapat diterima dengan baik. Banyak membaca,
membawa kita ke arah bepikir yang objektif dan relistis serta mengetahi apa yang
terjadi dalam diri kita sendiri.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Semesta Alam, kita diwajibkan menuntut ilmu
dan harus dapat mengimplementasikannya bahwa belajar merupakan rangkaian
ibadah kepada Dzat Pencipta, Allah Subhanahu wa ta`ala.
Dengan demikian, terbentuklah sumber daya manusia yang berkepribadian dan
bermutu. Berbeicara soal sumber daya manusia, Profesor Dr. Didi Atmadilaga
mengatakan bahwa manusia yang bermutu adalah manusia yang sadar akan
eksistensinya sebagai makhluk sosial, serta beriman dan bertakwa kepada Tuah
Yang Maha Esa, sebagai insan berbudaya yang peduli terhadap nilai-nilai etika,
estetika, moral, dan prikehidupan. Sebagai makhluk berakalbudi yang sadar akan
pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diridhai oleh Sang Pemberi Ilmu.
Di sinilah santri dituntut dengan segala kemampuannya untuk berbekal ilmu dan
pendidikan yang disandarkan dengan niat karena Allah Subhânahû wa Ta`âlâ, atau
dengan kata lain, dengan niat ibadah kepadaNya. Karena dengan ilmu dan
pendidikan baik yang dibaca, dipelajari adalah landasan utama bagi kehidupan,
maka marilah kita jadikan lingkungan Pondok Pesantren kita sebagai tempat
belajar dan beribadah dibarengi dengan niat dan motivasi.
Lihat Terjemahan

DAARELQOLAM.AC.ID
http://www.daarelqolam.ac.id/2010/06/12/belajarlah-karena-belajar-adalah-
ibadah/#ixzz2IWjFAGjg

Suka Komentari Bagikan

Tulis komentar... Posting

Anda mungkin juga menyukai