Anda di halaman 1dari 2

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan keluar nanah saat buang air kecil.

Keluhan juga
disertai disuria. Keluhan ini dialami sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluh mengalami frekuensi dalam 3
hari terakhir. Pasien 3 minggu sebelumnya keluar kota melaksanakan tugas dari kantornya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 80 kali/menit, frekuensi
pernapasan 20 kali/menit, suhu 38,0°C, pada penis didapatkan edema di daerah ujung penis dan tampak
discharge. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb 12,2 g/dl, leukosit 13.000/mm³ trombosit 325.000/mm³.
Hasil pemeriksaan urinalisis didapatkan adanya bakteri serta leukosituria.

 Apa yang terjadi pada laki-laki tersebut?


 Apa kemungkinan diagnosisnya?
 Bagaimana penatalaksanaannya?

1. Disuria (adalah perasaan nyeri pada urethra atau kesulitan yang dirasakan saat berkemih. Dapat disebabkan
oleh banyak kelainan atau gangguan mengenai traktus urinarius misalnya infeksi, urolothiasis, tumor,
obstruksi ataupun striktur.
2. Edema (Edema merupakan pembengkakan lokal yang dihasilkan oleh cairan dan beberapa sel yang
berpindah dari aliran darah ke jaringan interstitial (Robbins et al, 2015). Edema adalah salah satu tanda
adanya inflamasi. Inflamasi merupakan reaksi pertahanan organisme dan jaringan terhadap kerusakan,
tujuannya adalah memperbaiki kerusakan atau paling tidak membatasinya serta menghilangkan penyebab
kerusakan, seperti bakteri atau benda asing
3. Discharge (merupakan kondisi dimana terdapat keluarnya cairan selain urine atau air mani yang keluar dari
lobang penis yang mana biasa memiliki karakteristik berbeda beda seperti warna dan konsistensinya
tergantung penyebabnya baik iritasi atau infeksi pada uretra.

1. Mengapa keluar nanah saat pasien BAK?


 N. gonorrhoeae menginvansi host,
 perlekatan (adherence) bakteri pada sel-sel mukosa
 interaksi antara bakteri dan neutrofil, (gonokokus tidak mengandung pili akan mengalami fagositosis
oleh neutrofil sehingga berada di dalam sel) (Sedangkan gonokokus yang mengandung pili melekat
menghindar dari fagositosis).
 Gonokokus yg melekat td invasi ke dalam sel, untuk mengadakan multiplikasi dan pembelahan
intraseluler.
 Selama infeksi, lipopolisakarida (LOS) dan peptidoglikan bakteri dilepaskan melalui autolisis akan
memicu produksi Tumor Necrosis Factor (TNF) yang menyebabkan kerusakan sel.
 Kerusakan sel mukosa yang progresif dan invasi submukosa akan disertai dengan respon leukositik
polimorfonuklear yang banyak, pembentukan mikroabses, dan eksudasi material purulen ke dalam
lumen organ yang terinfeksi.

2. Mengapa pasien mengalami disuria saat BAK?

3. Apa hubungan riwayat perjalanan pasien dengan keluhan yg dialaminya sekarang?

4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium pasien?

 Pasien pria usia 35 tahun (dewasa) pemeriksaan darah didapatkan Hb 12.2 g/dl = ada penurunan, karna
kadar normal HB untuk laki-laki dewasa ialah 13 gr/Dl
 Leukosit 13.000/mm = terdapat kenaikan leukosit, normalnya ialah 4.500-11.000, adanya peningkatan
kadar leukosit mengindikasikan terjadinya proses infeksi karna kita tahu bahwa leukosit atau sel darah
putih memiliki peranan dalam melawan penyakit infeksi dan benda asing
 Trombosit 325.000 = normal, kadar normal berada pada rentang 150.000 - 400.000 sehingga dapat
dikatakan bahwa pada pasian tidak ada gangguan dalam pembekuan darah
 Urinalisis didapatkan bakteri serta leukosituria = adanya leukosit pada urine, dimana hal ini dapat
menjadi pertanda adanya kecurigaan infeksi pada salurang kencing seperti ISK, batu saluran kemih, dan
peradangan pada saluran kemih. Tingginya tingkat keparahan infeksi ditentukan oleh nilai positif yang
tertera pada hasil lab dan nilai sel darah putih yang terlihat dalam pemeriksaan.

5. Apa kemungkinan diagnosis dari keluhan pasien?

6. Jenis bakteri apa yang sering ditemukan pada pemeriksaan urinalisis?

7. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan urinalisis?

Pemeriksaan kimia Pemeriksaan kimia urine mencakup pemeriksaan glukosa, protein (albumin), bilirubin,
urobilinogen, pH, berat jenis, darah (hemoglobin), benda keton (asam asetoasetat dan/atau aseton), nitrit, dan
leukosit esterase (CLSI, 2001). Pemeriksaan kimia urine konvensional dilakukan dengan tabung uji dimana
ditambahkan bahan kimia cair ke dalam urine lalu dipanaskan atau tidak dipanaskan. Hasil ditentukan
berdasarkan endapan atau kekeruhan, atau perubahan warna yang terjadi (Riswanto dan Rizki, 2015)
Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada teknologi pemeriksaan laboratorium. Semua parameter kimia
dapat diperiksa dengan lebih sederhana dan cepat dengan menggunakan strip reagen atau dipstick. Prinsip
pemeriksaan kimia urine metode strip adalah mencelupkan strip kedalam spesimen urine. Dipstick akan
menyerap urine dan terjadi reaksi kimia yang kemudiaan akan mengubah warnanya dengan jenis dan tingkat
tertentu dalam hitungan detik atau menit. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan bagan warna masing-
masing parameter strip untuk menentukan hasil tes. Jenis dan tingkat perubahan warna tiap parameter
memberikan infomasi jenis dan kadar zat-zat kimia tertentu yang ada dalam urine

Anda mungkin juga menyukai