Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOLOGI LAUT

LANDAK LAUT MERAH (Strongylocentrotus franciscanus)

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Syafruddin Nasution, M.Sc

Disusun oleh:
DINDA KLAUDIA FAJARISKA GINTING
(1904113556)

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah Biologi Laut ini dengan judul yang diberi penulis
“Landak Laut Merah (Strongylocentrotus franciscanus)” sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini yakni bapak
Dr. Ir. Syafruddin Nasution, M.Sc yang telah memberikan ajarannya dan juga kepada banyak
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, guna untuk memperbaiki dalam pembuatan makalah atau tugas selanjutnya, agar
tidak terjadi lagi kesalahan yang sama dalam pembuatan tugas. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi penulis sendiri dan rekan-rekan di masa yang akan datang.

Medan, Desember 2020

i
DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3


2.1. Klasifikasi S. franciscanus.................................................................................... 3
2.2. Morfologi dan Anatomi ........................................................................................ 4
2.3. Pola Hidup dan Tingkah Laku .............................................................................. 5
2.4. Sistem Reproduksi ................................................................................................ 6
2.5. Metabolisme ......................................................................................................... 7
2.6. Pola Distribusi dan Habitat ................................................................................... 7
2.7. Pemanfaatan Lanjut .............................................................................................. 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10


3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 10
3.2. Saran .................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11


LAMPIRAN ............................................................................................................................ 12

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Landak laut merah ...................................................................................... 3

Gambar 2. Morfologi landak laut merah .......................................................................... 4

Gambar 3 Anatomi landak laut merah .............................................................................. 4

Gambar 4 Koloni landak laut merah ................................................................................. 5

Gambar 5 Landak laut merah di terumbu karang ............................................................. 8

Gambar 6 Landak laut merah di akuarium Pasifik ........................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Echinodermata merupakan salah satu filum hewan tidak bertlang belakang yang bergerak
dengan lambat dan hidup di dasar laut. Secara etimologi, nama Echinodermata berarti kulit yang
berduri (echin=berduri, derma=lapisan/kulit). Sampai saat ini terdpat sekitar 6300 spesies
echinodermata dan hampir semua spesiesnya tinggal di lingkungan laut.
Filum echinodermata sendiri terbagi dalam lima kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea,
Echinoidea, Crinoidea, dan Holothuroidea. Asteroidea yaitu kelas yang beranggotakan bintang
laut dan aster laut. Ophiuroidea merupakan kelompok brittle star yang memiliki cakram pusat
panjang dan lengannya fleksibel. Echinoidea merupakan kelas yang beranggotakan spesies-
spesies landak laut. Crinoidea merupakan kelas yang beranggotakan lili laut. Holothuroidea
merupakan kelas yang terdiri dari spesies timun laut.
Landak laut merah (Strongylocentrotus franciscanus) atau Red Sea Urchin dengan nama
lainnya bulu babi berwarna merah merupakan salah satu spesies anggota dari kelas Echinoidea,
filum Echinodermata yang sangat unik dan beberapa penelitian menyimpulkan bahwa hewan ini
merupakan spesies tertua di bumi dan telah menempati perairan laut sebanyak 940 spesies di
seluruh dunia, 80 individu spesies lainnya terdapat di Antartika.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah mengenai spesies landak laut merah (Strongylocentrotus
franciscanus) yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
• Bagaimana klasifikasi dari landak laut merah?
• Bagaimana struktur morfologi dan anatomi dari landak laut merah?
• Bagaimana pola tingkah laku landak laut merah?
• Bagaimana sistem reproduksi landak laut merah?
• Bagaimana proses metabolisme landak laut merah?
• Bagaimana habitat dan distribusi landak laut merah?
• Bagaimana pemanfaatan spesies landak laut merah?

1
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah mengenai spesies landak laut merah
(Strongylocentrotus franciscanus) ini adalah :
• Untuk mengetahui klasifikasi spesies landak laut merah.
• Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi landak laut merah.
• Untuk mengetahui pola tingkah laku landak laut merah.
• Untuk mengetahui bagaimana landak laut merah bereproduksi.
• Untuk mengetahui metabolisme landak laut merah.
• Untuk mengetahui habitat dan distribusi landak laut merah.
• Untuk mengetahui bagaimana landak laut merah dapat dimanfaatkan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Strongylocentrotus franciscanus

Gambar 1. Landak Laut Merah/ Red Sea Urchin (Strongylocentrotus franciscanus)

Landak laut merah (S. franciscanus) merupakan salah satu spesies dari filum
Echinodermata, kelas Echinoidea. Berikut merupakan klasifikasi dari landak laut merah.
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Echinoida
Famili : Strongylocentrotidae
Genus : Strongylocentrotus
Spesies : Strongylocentrotus franciscanus

Dengan nama sinonim Mesocentrotus francscanus (Aggariz, 1863), Toxocidaris


franciseana dan Toxocidaris franciscanus serta nama umumnya adalah Red Sea Urchin atau
Landak Laut Merah/Bulu Babi Merah.

3
2.2. Morfologi dan Anatomi

Gambar 2. Morfologi Landak Laut Merah

Landak laut merah (S.franciscanus) merupakan spesies landak laut terbesar dan tertua dari
spesies landak laut lainnya, dengan diameter terpanjang eksoskleton (tes) lebih dari 18 cm dan
panjang duri-durinya mencapai 8 cm. Lapisan luar atau eskoskleton (tes) mereka terdiri dari 10
pelat yang menyatu dan mengelilingi tubuh mereka dan bentuknya seperti irisan jeruk.
Landak laut merah dan spesies landak laut pada umumnya memiliki lapisan kulit luar
yang disebut juga dengan “tes” dan dilapisi dengan jaringan epitel tipis. Landak laut merah
sendiri tidaklah murni berwarna merah. Warna-warna pada tubuhnya berkisar antara merah tua
dan muda hingga ungu tua. Duri-durinya dapat berwarna merah muda, merah keunguan atau
kecokelatan, namun didominasi oleh warna merah.

Gambar 3. Struktur Morfologi dan Anatomi Landak Laut Merah

4
Tes/eksoskleton landak laut ini juga ditutupi oleh duri-duri yang disebut juga dengan
“spine” yang panjangnya mamu mencapai 8 cm (3,1 inci). Duri-duri pada tubuh mereka
digunakan untuk menghalangi predator, mengancam predator, alat gerak, dan reseptor. Meskipun
panjang, duri-duri landak laut merah sangat halus dan diameternya tidak melebihi 1,27 cm (0,5
inci). Pada tubuhnya terdapat lubang-lubang di mana landak laut ini dapat mengulurkan kaki
tubuhnya. Kaki-kaki tabung ini dikendalikan oleh vaskular air. Dengan mengubah jumblah ar di
dalamnya, hewan ini dapat memendekkan dan memanjangkan kaki-kakinya seseuai dengan
kebutuhannya. Pelat eksternal yang terdapat di eksoskleton landak laut ini terkait erat dengan
kaki-kaki tabung dan sistem pembuluh darah. Kaki tabung mereka adalah bagian dari pembuluh
darah, dapat ditarik/diulurkan sesuai dengan keadaan lingkungan.
Struktur internal landak laut merah berfungsi mirip seperti insang, yang lainnya berfungsi
sebagai penggerak, makan dan pertukaran gas. Landak laut ini juga memiliki struktur makan
utama dengan istilah “Aristotle’s Lantern” terletak pada permukaan mulut landak laut, banyak
mengandung lempengan/pelat berkapur dan terdiri dari lima gigi. Struktur ini juga digunakan
untuk membuat lubang agar landak laut dapat bersarang.

2.3. Pola Hidup dan Tingkah Laku

Gambar 4. Koloni landak laut merah di perairan Birish Columbia, Kanada

Landak laut merah merupakan spesies tertua dan dapat hidup sampai rentang waktu 200
tahun, berdasarkan penelitian yang menggunakan unsur radioaktif isotop C14. Landak laut merah
dan landak laut pada umumya dapat ditemukan sebagai individu tunggal, namun pada umumnya
ditemukan dalam agregasi/berkoloni untuk saling melindungi dari ancaman lingkungan sekitar.
5
Koloni landak laut dalam famili Strongylocentrotidae pada umumnya menyesuaikan dengan
warna sepesiesnya. Landak laut merah akan berkelompok dengan sesama landak laut merah,
begitu juga dengan warna landak laut lain yang akan berkoloni dengan spesies sewarna.
Landak laut merah sendiri bukanlah spesies yang mendiami daerah tertentu secara
permanen atau agresif dalam mempertahankan tempat tinggalnya. Landak laut merah juga
memiliki reseptor kimia dan cahaya yang bekerja sangat baik karena landak lauut tidak memiliki
organ penglihatan. Pada kaki tabungnya terdapat kemo-reseptor yang akan membantu mereka
dalam mendeteksi sumber-sumber makanan dan ancaman predator.
Duri-duri landak laut memiliki reseptor cahaya yang mampu mendeteksi cahaya yang cara
kerjanya menyerupai retina mata dalam menangkap cahaya. Jika sel-sel reseptor cahaya pada
retina dapat menyerap cahaya dari segala arah, sel-sel berpigmen pada duri-duri landak laut
bekerja dengan memblok cahaya dari belakang dan samping sehingga landak laut dapat
merasakan dan mendeteksi apa yang ada di depannya. Landak laut merah mengandalkan reseptor
kimia dan cahayanya dalam bertahan hidup.
Landak laut merah dan lainnya juga memiliki strategi pertahanan yang kuat. Mereka dapat
menyengat dan mengeluarkan racun dari duri-durinya. Efek samping sengatannta berpotensi
parah pada kulit dan tulang yang terkena sengatan.
Beberapa predator landak laut merah yaiu berang-berang/sea otter (Astrometis
sertulifera), Leather Starfish (Dermasterias imbricata), Bar Star (Patiria miniata), Sun Star
(Pycnopodia helianthoides), Red Rock Crab (Cancer productus), Horn Shark (Heterodontus
francisci), dan California Sheephead (S. pulcher). Landak laut merah meskipun hidup bersama
dengan koloni lain seperi koloni landak laut ungu, mereka saling bersaing dalam memperebutkan
ruang dan makanan.

2.4. Sistem Reproduksi


Landak laut merah bereproduksi dengan melepaskan sel-sel gamet ke perairan sekitarnya
tempat melakukan fertilisasi. Landak laut jantan melepaskan sel sperma dan landak laut betina
melepaskan sel telur. Denngan cara ini, landak laut melakukan fertilisasi eksternal. Landak laut
merah membutuhkan waktu sekitar 1-2 tahun untuk mencapai kematangan seksualnya setelah
metamorfosis sempurna. Musim pemijahan juga bervariasi bergantung dari daerah laut dan suhu
air, serta ketersediaan makanan. Landak laut di Point Loma, Califprnia dapat bertelur sepanjang

6
tahun, namun di perairan British Columbia selatan, landak laut merah melakukan pemijahan
antara bulan Juni sampai September.
Banyaknya keturunan per musim juga tidak dapat ditentukan secara pasti, namun jumlah
yang lebih tinggi akan dihasilkan ketika banyak sumber daya yang tersedia. Pada
perkembangannya, telur yang sudah dibuahi berkembang menjadi larva planktonik sebelum
menetap di dasar perairan di mana mereka akan menjadi landak laut remaja yang kecil. Saat
mencapai usia pertengahan, landak laut kecil berlindung di balk duri-duri landak laut dewasa
yang eksoskletonnya berdiameter 9 cm atau lebih. Landak laut muda berdiameter 4 cm dapat
bebas mencari makan sendiri di dasar laut yang berbatu. Landak laut merah dikatakan dewasa
ketika diameter tes nya telah mencapai 5-10 cm dalam rentang waktu 4-5 tahun.

2.5. Metabolisme
Dalam kelangsungan hidupnya, landak laut merah biasa mencari makan di hamparan
rumput laut dan menempel menggunakan mulutnya yang terletak di permukaan perut. Landak
laut merah memiliki lima gigi yang digunakan untuk melahap dan mencerna makanan berupa
tanaman laut. Mereka menggunakan kaki tabung untuk berpegangan pada saat makan. Makanan
utama landak laut merah adalah rumput laut besar (Macrocystis pyrifera) dan Nereocystis
leutkeariu.
Saat dalam masa larva planktonik, landak laut pada umumnya memakan zooplankton,
bahkan landak laut merah dewasa juga memakan zooplankton bila makanan utama dan makanan
lain tidak tersedia. Pada keadaan terburuk, mereka bahkan dapat menyerap jaringan tubuhnya
sendiri jika tidak terdapat sumber energi lain. Faktor lingkungan lain seperti suhu perairan juga
berpengaruh dalam konsumsi landak laut merah.

2.6. Pola Distribusi dan Habitat


Landak laut merah banyak ditemukan di perairan Pasifik, di sepanjang garis pantai barat
Amerika Utara, dari perairan laut Baja California Meksiko sampai ke perairan teluk Alaska.
Spesies ini juga ditemukan di perairan utara Jepang.
Landak laut merah merupakan spesies penghuni terumbu karang dari zona intertidal
rendah hingga kedalaman 90 meter. Kealaman rata-rata habitat mereka yaitu pada rentang 10-90
meter. Karena mereka memakan rumput laut, landak laut merah cenderung berkumpul di dekat
tempat hamparan rumput laut dan menghidari area-area berarus ekstrim.

7
Gambar 5. Landak laut merah di terumbu karang

Ketika rumput laut melimpah, landak laut merah sering berkumpul di tempat tersebut
menggunakan kaki tabung mereka untuk menempel ke substrat dasar bebatuan saat mereka
makan. Landak laut muda/remaja berkumpul di bawah duri landak laut dewasa sampai mereka
cukup kuat untuk mencari makanan sendiri di lingkungan bebatuan.

2.7. Pemanfaatan Lanjut


Landak laut merah berperan dalam mengendalikan pertumbuhan spesies dan hamparan
rumput laut tempat mereka makan. Landak laut merah juga berperan dalam mempengaruhi
ekosistem yang terdapat di hamparan rumput laut tersebut. Landak laut merah juga berperan
sebagai “perancang ekosistem”, di mana pola makannya secara langsung maupun tidak langsung
membawa sumber-sumber alga bagi spesies lain yang hidup di sekitarnya. Landak laut merah
juga dapat menjadi mikrohabitat dikarenakan duri-durinya dapat membentuk kanopi , sehingga
membuat mikrohabitat ideal bagi invertebrata laut dan ikan-ikan kecil lainnya. Landak laut
mampu mengeluarkan amonia yang akan menjadi penting dalam skala keci bagi hewan-hewan di
sekitarnya saat nitrogen terbatas.
Meskipun kultur landak laut merah telah berkembang relatif baru sejak tahun 1980-an,
kultur spesies ini mengalami penurunan pemanenan. Di pasaran, landak laut merah memiliki nilai
ekonomis yang sangat tinggi dikarenakan gonadnya yang dapat diolah menjadi hidangan lezat di
restoran maupun di pasar. Telur-telur kualitas tertinggi juga dikumpulkan pada masa produktif
landak laut merah yaitu pada bulan Oktober dan Mei.

8
Gambar 6. Landak laut merah di Akurium Pasifik.

Dalam konservasinya, spesies ini belum dievaluasi oleh lembaga-lembaga manapun


secara khusus dan kelimpahan landak laut merah semakin berkurang sejak tahun 1970-an.
Tekanan penangkapan dan eksploitasi merupakan variabel penting dalam menentukan populasi
dan distribusi landak laut merah. Di samping itu, persaingan antar spesies dalam mendapatkan
ruang dan makanan juga menjadi faktor penurunan jumlah populasi landak laut merah. Meskipun
jumlah tangkapan landak laut merah mulai berkurang pada tahun 1985, upaya peningkatan
jumlah populasi landak laut merah akan tetap berjalan lambat karena proses reproduksi yang
tidak menentu dan perubahan iklim.
Sampai sejauh ini, tidak ada efek merugikan dari landak laut merah pada manusia selain
dari sengatan duri mereka jika tersentuh secara kasar oleh penyelam maupun para nelayan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Landak laut merah (Strongylocentrotus franciscanus ) merupakan salah satu biota laut
dari filum Echinodermata, kelas Echinoidea serta merupakan spesies landak laut tertua yang
masih ada sampai saat ini. Hidup di perairan laut Pasifik Amerika Utara dan Jepang serta masih
belum mengalami kepunahan, namun terancam mengalami penurunan populasi di masa yang
akan datang.

3.2. Saran
Melalui isi dan pembelajaran yang didapat penulis sepanjang pengerjaan makalah ini,
penulis menyarankan agar masyarakat baik kaum akademis seperti mahasiswa maupun pelajar
sampai masyarakat umum agar lebih banyak lagi menggali ilmu dan memerhatikan lingkungan
serta komponen yang ada di dalamnya bahkan termasuk spesies unik ini agar tidak mengalami
kepunahan di masa yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Schories, Dirk dan Gesche Kohlberg. 2016. Marine Wildife King George Island Antartica.
Germany : Bostock.

Bennet-Rogers, Laura. (2007). Chapter 19 The Ecology of Strongylocentrotus franciscanus And


Strongylocentrotus purpuratus. Journal of Development In Aquaculture And Fisheries
Science, 37 : 393-425.

http://www.deepsea.lipi.go.id (2018, Februari 15). Reason To Keep The Sea Urchin Stock In
Their Habitats. Diakses pada 20 Desember 2020 melalui
http://www.deepsea.lipi.go.id/id/2018/02/15/reason-to-keep-the-sea-urchin-stock-in-their-
habitats/

https://www.nationalgeographic.com (2011, Mei 4). Sea Urchin Body Is One Big Eye-National
Geographic. Diakses pada 21 Desember 2020 melalui
https://www.nationalgeographic.com/news/2011/5/110502-sea-urchins-eyes-science-
animals/

https://animaldiversity.org . Strongylocentrotus franciscanus : INFORMATION – ADW. Diakses


pada 21 Desember 2020 melalui
https://animaldiversity.org/accounts/Strogylocentrotus_franciscanus/

11
LAMPIRAN

12
Gambar-gambar di atas merupakan beberapa spesies yang paling terkenal dari keluarga
Strongylocentrotidae, yaitu :

1. Red Sea Urchin (Strongylocentrotus franciscanus)


2. Purple Sea Urchin (Strongylocentrotus purpuratus)
3. Green Sea Urchin (Strongylocentrotus droebachiensis)
4. Strongylocentrotus intermedius
5. Pale Sea Urchin (Strongylocentrotus pallidus)
6. Koloni Red Sea dengan Purple Sea Urchin

13

Anda mungkin juga menyukai